PEMBAHASAN
• Overhanging
• Penggunaan protesa yang tidak pas
• Drifting dan ekstrusi ke arah blank space
• Penggunaan piranti ortodontik
• Penurunan ketinggian tulang dengan periodonsium normal peridontitis marginal
b. Predisposisi
• Faktor intrinsik : morfologi akar processus alveolar orientasi permukaan oklusal dan akar
terhadap tekanan (bagian yang terekspos)
• Faktor ekstrinsik : konsistensi plak, aktivitas parafungsional, kehilangan tulang, maloklusi
iatrogenically
ekstrinsik:
- Plak
-Bad habit
-Hilangnya tulang pendukung: Periodontitis
-Hilangnya gigi
-Iatrogenically
-Kegagalan restorasi
Hadiyanti, A. 2017. Kerusakan Jaringan Periodonsium Pada Molar Yang Disebabkan Oleh
Oklusi Traumatik; Jakarta: FKG UI.
2.3 Patogenesis Trauma Oklusi
Adanya yang Gigi hilang menyebabkan gigi sekitarnya drifting, tilting & ekstrusi yang
Kemudian bergeser untuk mencari titik kontak yang baru dan ditambah lagi adanya retensi
plak dan makanan sampai mencapai posisi stabilitas baru. Stabilitas yang baru ini tidak
sesuai dengan fisiologi normal yang akan menyebabkan stress besar yang berlangsung terus
menerus sehingga menyebabkan trauma saat oklusi. Setiap kali mandibula bergerak keposisi
oklusi sentrik secara tidak disadari, pasien merubah lintasan buka tutup mandibula atau
menarik mandibula bergeser dari sentrik, dan keseimbangan otot berubah menjadi ada yang
aktif dan ada yang kurang aktif. Secara fisiologis otot akan timbul kelelehan dan
menimbulkan rasa nyeri apabila otot difungsikan.
Pada umumnya trauma oklusi itu ada 2 jenisnya secara molekuler :
1. Jika ringan, ada 3 fase injury, repair, dan adaptasi dari jaringan periodonsium itu sendiri
2. Berat, ada 2 jalur : melalui mediator inflamasi dan vaskularisasi.
Saat oklusi antara rahang atas dan rahang bawah mempunyai gaya yang berbeda.
Khususnya rahang bawah yang kehilangan molar 1. Tentu akan menyebabkan suatu
ketimpangan gaya yang menyebabkan gangguan kepada kekuatan ligamen periodontal
penyangga gigi. Melalui mediator inflamasi, gaya trauma itu akan menyebabkan PDL CELLS
mngaktifkan sinyal COX-2 yang akan memicu PGE2 untuk mengaktifkan RANKL yang
diperlukan untuk membuat osteoklast aktif meresorbsi tulang. Selain melalui mediator
inflamasi, melalui vaskularisasi akan memaksa jaringan beradaptasi sehingga sirkulasi PDL
Cells akan berubah yang membuat agregasi platelet untuk bersama memproses rilisya
prostaglandin yang kelak memproduksi preosteoklas untuk jadi osteoklas. Secara fisiologis
pada Bone remodeling terdapat kesetimbangan osteoblas dan osteoklas. Tetapi pada kasus
skenario ini kehilangan gigi molar 1 rahang bawah, trauma yang tak di rehabilitasi membuat
osteoklast lebih dominan daripada osteoblast
Nirola, et al.: Occlusion as a risk factor in periodontal health 2020 Journal of
the International Clinical Dental Research Organization
Garg N, Garg A. 2015. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi: Jaypee Brothers
Publisher.
(Carranza, Fermin A. and Takei, Henry H. The Treatment Plan : in Carranza’s Clinical
Periodontology 10th Ed. St.Louis; WB. Saunders. 2006,p.467-474,628