Anda di halaman 1dari 3

PRETEST EKSTRAKSI

1. Mekanisme ultrasonik
proses ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonik dapat meningkatkan permeabilitas
dinding sel, menimbulkan gelembung spontan (kavitasi) dalam fase cair dibawah titi didihnya
dan meningkatkan kerusakan pada sel (List dan Schmidt, 1989).
Andriani, M., Permana, I. D. G. M., & Widarta, I. W. R. (2019). Pengaruh Suhu dan Waktu
Ekstraksi Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Aktivitas Antioksidan
dengan Metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE). Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pangan (ITEPA), 8(3), 330-340.

2. Pengertian dan rumus total solid


Total padatan terlarut merupakan jumlah padatan yang terdapat dalam ekstrak atau sisa
ekstrak setelah air dan pelarutnya diuapkan.
Total solid = 𝞺 kandungan terlarut X volume ekstrak
Hernani, T. M., & Winarti, C. (2007). Pemilihan pelarut pada pemurnian ekstrak lengkuas
(Alpinia galanga) secara ekstraksi. J. Pascapanen, 4(1), 1-8.
Buku petunujk praktikum fitofarmasi 2020
3. Metode menghitung total solid
a. menggunakan nilai brix yang didapatkan dari pengukuran menggunakan refraktometer.
Nilai brix dapat menunjukkan jumlah total solid yang terlarut atau terekstraksi.
b. pengukuran berat jenis menggunakan piknometer, dimana diperlukan data berat
piknometer kosong, berat piknometer dan solven, serta berat piknometer dan ekstrak.
Kemudian dihitung dengan rumus 𝞺 kandungan terlarut = 𝞺 Ekstrak cair - 𝞺 solvent
untuk diketahui berat jenis kandugan terlarut, yang selanjutnya dihitung nilai total
solidnya dengan rumus Total solid = 𝞺 kandungan terlarut X volume ekstrak.
c. perhitungan “dry matter” setelah pemanasan menggunakan Moisture Content Analyzer.

Buku Petunjuk Praktikum Fitofarmasi 2020

4. arti dan rumus rendemen ekstrak


Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal.
bobot ekstrak
Rendemen = x 100 %
bobot simplisia kering
Depkes, R. I. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 10
Maulida, R., & Guntarti, A. (2015). Pengaruh Ukuran Partikel Beras Hitam (Oryza Sativa
L.) Terhadap Rendemen Ekstrak Dan Kandungan Total Antosianin.[Influence of
black rice particle size (Oryza Sativa L.) against rendement extract and total
content of antosianin]. J Pharm, 5(1), 9-16.
5. Metode menghitung rendemen ekstrak
a. Dengan menggunakan perhitungan total solid
% rendemen = Total solid/berat simplisia X 100
b. Dengan menggunakan perbandingan ekstrak yang didapat dengan berat simplisia awal
bobot ekstrak
Rendemen = x 100 %
bobot simplisia kering
Buku Petunjuk Praktikum Fitofarmasi 2020
Maulida, R., & Guntarti, A. (2015). Pengaruh Ukuran Partikel Beras Hitam (Oryza Sativa
L.) Terhadap Rendemen Ekstrak Dan Kandungan Total Antosianin.[Influence of
black rice particle size (Oryza Sativa L.) against rendement extract and total
content of antosianin]. J Pharm, 5(1), 9-16.

6. Mengapa proses ekstraksi tidak dilakukan sampai habis


Karena jika menunggu proses selesai sampai habis maka diperlukan jumlah pelarut yang
besar dan waktu yang lama, ini menyebabkan tidak efisien pada proses industri.
7. Parameter menghentikan ekstraksi
Yang dapat digunakan adalah melihat nilai brix pada pengukuran dengan refraktometer. Nilai
brix menunjukkan jumlah total solid yang terekstraksi. Apabila nilai brix tidak mengalami
kenaikan yang signifikan(dikatakan konstan) maka proses ekstraksi dapat dihentikan.

POSTEST EKSTRAKSI

1. Pelarut diukur berat jenisnya setelah disaring agar valid, karena jika menunggu pemekatan
maka akan banyak pelarut yang menguap shg hasilnya kurang valid
2. Berat piknometer+alkohol 70% perlu dihitung karena alkohol 70% merupakan solven terpilih
dalam ekstraaksi ini, sehingga untuk perhitunga total solid diperlukan data berat jenis solven,
dimana berat jenis solven ditentukan dari berat dan volume.
3. Di kertas ya
4. Di kertas
5. Di kertas
6. Dari data brix diketahui pada pengukuran 2 terakhir nilainya sudah konstan, maka benar
ekstraksi ini dapat dihentikan
7. Pada FHI II, disebutkan nilai rendemen temulawak tidak kurang dari 18,0%, dan hasil
rendemen diperoleh 15% sehingga tidak mmenuhi persyaaratan FHI
 Sebelum dipakai, Refraktometer dibersihkan dengan tisu mengarah ke bawah
 Pada bagian prisma Refraktometer ditetesi dengan tetes cairan, semisal aquadest atau
larutan NaCl 5%. Cairan dituangkan hingga melapisi seluruh permukaan prisma. Gunakan pipet
untuk mengambil cairan yang ingin diukur.
 Tutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke posisi awal. Prisma
jangan dipaksakan masuk jika sedikit tertahan.
 Untuk mendapat hasil salinitas, tengok ke dalam ujung bulat refraktometer. Bakal terlihat
satu angka skala atau lebih. Skala salinitas biasanya bertanda 0/00 yang berarti "bagian per
seribu", dari 0 di dasar skala hingga 50 di ujungnya. Ukuran salinitas terlihat pada garis
pertemuan bagian putih dan biru..
 Setelah dipakai, Refraktometer wajib dibersihkan hingga kering menggunakan tisu atau
kain lembut.
 Refraktometer sebaiknya disimpan di tempat kering. 
 Jangan sekali-kali menyentuh lensa (bagian optik) dengan tangan, apabila lensa kotor
segera bersihkan dengan kertas lensa.
 Jangan meninggalkan prisma masih dalam keadaan basah oleh sampel, bila
Refraktometer tidak digunakan lagi.
 Apabila alat tidak digunakan harus ditutup

Anda mungkin juga menyukai