Cara Menghitung Nilai Resistor Pada LED1
Cara Menghitung Nilai Resistor Pada LED1
LED atau Light Emitting Diode, adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki dua
kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik
mengalir dari anoda menuju katoda.
Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka
LED tersebut tidak akan menyala. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut
warna yang dihasilkan.
Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan adalah
10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V dan tergantung karakter warna yang
dihasilkan.
Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga
agar LED tidak terbakar, maka perlu kita gunakan resistor yang berguna sebagai
penghambat arus.
Tegangan kerja atau volt atau voltage yang jatuh pada sebuah LED berbeda-beda,
menurut warna yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Infra merah : 1,6 V
Merah : 1,8 V – 2,1 V
Oranye : 2,2 V
Kuning : 2,4 V
Hijau : 2,6 V
Biru : 3,0 V – 3,5 V
Putih : 3,0 – 3,6 V
Ultraviolet : 3,5 V
Mengacu data di atas, maka Apabila kita ingin mencari nilai resistor pada LED dapat
anda gunakan rumus berikut:
R =(Vs-Vd) / I
Keterangan rumus:
R = Resistor
I = Arus LED
Vs = Tegangan sumber( bisa battery 12V, atau sumber tegangan lainnya).
Vd = Tegangan kerja LED
Contoh 2. Dengan cara yang sama jika LED yang digunakan berwarna biru dan sumber
catu daya 12 Volt, maka:
R biru untuk 12 volt:
= (Vs-Vd) / I
= (12 volt – 3 volt) / 0,02
= 9 / 0.02
= 450 ohm