Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riesa Defina Ramadhani

Kelas : X IPS 4
No. Absen : 23

SUMBER SEJARAH
di sekitar Kota Tegal

PENGERTIAN SUMBER SEJARAH


Setiap sejarah pasti memiliki peninggalan, dan peninggalan tersebut yang
disebut sumber sejarah. Peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat diungkap
apabila adanya sumber sumber sejarah.
Sumber sejarah merupakan bahan utama atau pokok yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan subjek sejarah.
Menurut Moh. Ali, yang dimaksud sumber sejarah adalah segala sesuatu
yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah
sejak zaman purba sampai sekarang.
Sementara Muh. Yamin mengatakan bahwa sumber sejarah adalah kumpulan
benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Sumber Sejarah Benda
Sumber sejarah berdasarkan benda adalah sumber sejarah yang diperoleh
dari peninggalan benda- benda kebudayaan. Sumber benda disebut juga sebagai
data sejarah. Data sejarah atau sumber sejarah juga mempunyai pengertian seluruh
informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk merekonstruksi dan menyusun
kembali peristiwa masa lalu.
Contoh Sumber Sejarah Benda di Tegal :
A. Dansional Tegal. Terletak di Jalan Proklamasi, dibangun tahun 1914.
Bangunan ini dulunya adalah Nederlandsch-Indisch Handelsbank yang
sekarang digunakan oleh TNI sebagai markas besar di Tegal. Pada awal
kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Tegal menjadi lokasi didirikannya
Badan Keamanan Rakyat – Laut (BKR Laut) yang merupakan cikal bakal
dari pembentukan TNI Angkatan Laut saat ini

B. Pasar Pagi Tegal berdiri dibekas Benteng Kaloran. Bentuk benteng yang
terbuat dari batu bata tebal dengan pilar-pilar berbentuk benteng
berdiameter panjang 6 meter lebar 6 meter dan tinggi 3,5 meter. Meskipun
telah banyak perubahan dikarenakan renovasi sana-sini, Pasar Pagi Tegal
tidak menghilangkan jejak sejarahnya sebagai sebuah benteng.

C. Pada jaman Belanda di tahun 1917, Tower Woterleideng Bedrif of Province


Maden Java (Watertoren) dibangun guna untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di Kota Tegal. Pada era tahun 60-an, sirine bagian atas menara
difungsikan sebagai sirine tanda buka puasa dan tanda imsak. Bangunan ini
sekarang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

D. Gedung DPRD. Bangunan peninggalan Belanda yang dibangun tahun


1750an oleh Mathijs Willem de Man (1720-1763) semula menjadi rumah
pribadi Residen Tegal. Fungsi bangunan ini berubah menjadi Balai Kota
Tegal, pada tahun 1987. Dan gedung ini resmi menjadi kantor DPR Tegal
setelah Balaikota Tegal pindah dari Jl. Pemuda ke Jl. Kigede Sebayu.

E. Diperkirakan Kantor Pos Besar Tegal dibangun sekitar tahun 1930an yang
digunakan untuk Markas Angkatan Laut. Kemudian diserahkan kepada PTT
(Posts Telegraafend Telefoon Diensts) pada tahun 1954 dan pada tahun
1961 PTT berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan
Telekomunikasi.

F. Stasiun tegal. Perusahaan trem Belanda JSM (Java Spoorweg Maatschappij)


membangun Stasiun Kereta Api Tegal apda tahun 1885. Kemudian pada
tahun 1897 Stasiun Kereta Api Tegal dibeli oleh maskapai perkeretaapian
SCS (Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij. Sebagian bangunannya
pada tahun 1918 direnovasi dengan karya arsitek Henri Maclaine Pont.

G. Pendopo Balaikota Tegal (Pendopo Ki Gede Sabayu) berdiri tahun 1825,


yang sebelumnya berada di Kompleks Kaloran. Pada masa awal
Kemerdekaan Gedung ini digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Tegal.

2
Pada Masa pimpinan Sjamsuri Mastur Gedung ini di tempati Pemerintah
Kota Tegal.

H. Berdasarkan cerita, pembangunan Masjid Agung Kota Tegal berbarengan


dengan pembangunan Pendopo Balaikota pada tahun 1825. Meskipun pada
akhirnya pembangunan Masjid Agung Kota Tegal dilakukan secara
bertahap. Berdiri di atas tanah wakaf pemberian seorang Penghulu I di
Tegal bernama Kiai Abdul Aziz yang dikenal juga sebagai seorang
mubaligh.

I. Kelenteng Tek Hay Kiong didirikan pada tahun tahun ke 17 pemerintahan


Kaisar Dao Guang dari Dinasti QING (1837 M) oleh Kapiten Tan Koen
Hway (Chen Kun Huai) bersama rekan-rekannya serta masyarakat Tegal.
Berdasarkan prasasti yang ada, pembangunan Kelenteng Tek Hay Kiong ini
dianggap sebagai restorasi yang pertama. Yang kemudian disusul oleh
restorasi kedua pada dilaksanakan pada tahun 1897, ketiga tahun 1957 dan
restorasi keempat dilaksanakan pada tahun 1982.

Sumber Sejarah Lisan


Sejarah lisan adalah suatu usaha pengumpulan data informasi dan
keterangan tentang masa lampau dari seorang tokoh atau pelaku sejarah yang
diperoleh melalui wawancara.
Sejarah dimulai dari cerita-cerita rakyat atau legenda yang mampu
mengungkapkan peristiwa pada masa lampau, walaupun penuh dengan berbagai
mitos yang harus diteliti lebih lanjut agar dapat digunakan sebagai sumber sejarah.
Melalui mitos, legenda ataupun cerita rakyat, data sejarah dapat
ditransmisikan, yaitu tradisi lisan melalui dari mulut ke mulut, melalui gambar, dan
melalui tulisan. Tradisi lisan yang berisi kejadian yang dianggap penting dan telah
berlangsung lama sekali di masa yang telah lalu.
Contoh Sumber Sejarah Lisan di Tegal :
A. Tegal berasal dari nama Tetegal , artinya tanah subur yang bisa
menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud kabupaten Tegal , 1984) .
Sumber lain menyatakan , nama Tegal berasal dari kata Teteguali .
Sebutan yang diberikan seorang pedagang Portugisa bernama Tome
Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 – an (Suputro ,

3
1995). Dalam sejarah dijelaskan bahwa Ki Gede Sebayu memiliki peran
besar terhadap eksistensi Kota Tegal. Ki Gede Sebayu merupakan
seorang bangsawan keturunan Majapahit yang pergi ke arah barat dan
sampai di tepian sungai Gung.

B. Bermula dari perang antara kerajaan Jipang melawan kerajaan pajang


yang dipimpin oleh Aryo Pagiri, Ki Gede Sebayu bergabung dengan
prajurit Mataram bersama dengan Pangeran Benowo untuk
Menyingkirkan Aryo Pagiri. Setelah Aryo Pagiri menyerah dan diusir
dari Keraton Pajang, kemudian Keraton Pajang diserahkan kepada
Pangeran Benowo. Setelah perang usai, Ki Gede Sebayu berniat untuk
melakukan pengembaraan meninggalkan Tanah Mataram menuju arah
barat .
Ki Gede Sebayu berjalan ke arah barat bersama dengan para
pengikutnya. Sebelum Tanah Tegal, beliau kemudian menyempatkan
diri singgah di Desa Taji, wilayah Bagelan untuk beristirahat .Lalu
keesokan harinya berangkat menuju Purbalingga untuk berziarah ke
makam ayahnya yang merupakan mantan Adipati Purbalingga dan
melanjutkan perjalanan hingga sampai menuju tepi sungai Gung.
Sesampainya di tepi Sungai Gung, rombongan bertemu dengan warga
pesisir dan rombongan menemui Ki Gede Wonokusuma yang menjadi
tokoh di daerah tersebut. Ki Gede Sebayu kemudian menceritakan
sejarah keluarga yang merupakan keturunan bangsawan dari Syech
Sekar Delima.
Beliau sejak kecil diasuh oleh Ki Ageng Wunut yang selama masa
hidupnya diabdikan untuk memperdalam agama islam .Setelah dewasa
Beliau dimasukkan ke dalam Kraton Pajang Sebagai Prajurit Tamtama.
Ki Gede Sebayu memperoleh ilmu peperangan dan ilmu kanuragan .
Ternyata Ki Gede Wonokusuma merupakan keturunan yang sama
dengan Ki Gede Sebayu, dengan ijin Ki Gede Wonokusuma, Ki Gede
Sebayu mulai membangun daerah tersebut.
Dimulai dari menempatkan para pengikutnya sesuai keahlian masing-
masing, Kehadiran Ki Gede Sebayu mulai menunjukkan kemajuan
beberapa tahun kemudian dampaknya mulai dirasakan penduduk sekitar.
Peningkatan taraf hidup penduduk mulai dirasakan, pembangunan
masjid dan pondok pesantren, semua itu diprakarsai oleh Ki Gede
Sebayu.

4
Meletusnya perang saudara di Kerajaan Pajang membuat kakek Ki Gede
Sebayu yaitu Ki Ageng Ngunut mendesaknya agar menyelamatkan
Kerajaan Pajang. Ki Gede Sebayu menolak, karena tidak tega melihat
penderitaan manusia yang diakibatkan perebutan kekuasaan antar
keluarga yang tak kunjung berakhir. Ki Ageng melepas gelar
kebangsawanannya dan memilih diam cegah dhahar lawan guling atau
mencari arti hidup.
Banyak pembangunan di daerah tepi sungai Gung yang dilakukan oleh
Ki Gede Sebayu, mulai dari perluasan lahan untuk bercocok tanam dan
pembangunan saluran irigasi. Daerah yang sebagian besar merupakan
sawah tersebut kemudian dinamakan Tegal.

Anda mungkin juga menyukai