Anda di halaman 1dari 6

Nama : Meylina Eka Saputri

NIM : 3101418072
Rombel : Pendidikan Sejarah 5B

SEJARAH PUBLIK BENTENG PENDEM CILACAP SEBAGAI SARANA


PEMBANGUNAN MEMORI KOLEKTIF MASYARAKAT

PENDAHULUAN
Sejarah merupakan salah satu identitas masyarakat yang kini mulai di hadirkan kembali
kepada masyarakat dengan upaya-upaya pemanfaatan sejarah yang mulai nampak untuk menggali
memori-memori yang sudah lama terpendam bahkan akan hilang. Kesadaran sejarah di bangun
dalam memori-memori yang ada pada individu dan masyarakat. Memori adalah pengetahuan yang
tersimpan dalam pikiran manusia. Memori berkaitan dengan cara kerja otak dan berperan sebagai
pembentuk pengetahuan dasar untuk belajar sehingga memori kolektif merupakan rangkaian
memori individual yang kemudian menjadi ingatan masyarakat. Memori kolektif dapat
menjangkau zaman yang lebih tua dibandingkan dengan sejarah lisan, dan hasil sejarah lisan itu
sendiri bisa menjadi memori kolektif (Wasino & Endah Sri dalam Amboro, 2020: 32).

Dengan upaya penyelamatan dan penggalian memori-memori sejarah tersebut maka mulai
banyak di jumpai kelompok-kelompok masyarakat yang peduli akan sejarah untuk
melestarikannya. Banyak aktivitas-aktivitas yang dapat di lakukan oleh kelompok-kelompok
tersebut seperti diskusi hal-hal kesejarahan dan lainnya. Sejarah publik dapat di artikan sebagai
komunikasi ke khalayak publik atau perlibatan publik terhadap produksi kesejarahan. (Amboro,
2020 : 30-31)

Menurut Irmalasari (2014), Sejarah publik memberikan peran besar pada masyarakat untuk
membangun kembali identitas mereka. Melalui dokumen, foto dan gambar, serta lainnya, sejarah
publik bertujuan untuk membangun memori kolektif bersama masyarakat. Berdasarkan hal
tersebut dapat diambil pengertian bahwa sejarah publik usaha melibatkan masyarakat atau publik
dalam rangka merekonstruksi peristiwa masa lalu dan mengkomunikasikannya kembali kepada
publik, atau sejarah dari, oleh-, dan ke- publik. Sejarah publik mempunyai peranan penting di
masyarakat terutama dalam membentuk sikap masyarakat akan sesuatu di masa depan. Karena itu,
sejarah publik sangat rentan terhadap pengaruh dari berbagai kepentingan yang teerjadi pada saat
peristiwa sejarah itu terjadi, terutama pada narasi penceritaannya.

Sejarah Publik akarnya berada pada bidang-bidang pelestarian benda-benda, situs atau
gedung-gedung bersejarah, kemudian yang berkenaan dengan arsip sebagai dokumen sejarah,
sejarah lisan dan para kurator di museum yang amat erat dengan bidang kesejarahan. Di kalangan
sejarawan publik mereka sepakat bahwa sejarah berkaitan dengan bagaimana memperkenalkan
hubungan antara publik sebagai audiens, praktek kesejarahan dan konteks sosial yang
berhubungan. Pelestarian sejarah juga di selenggarakan oleh pemerintah seperti pembangunan
museum-museum, pelestarian lokasi bekas peperangan, mendirikan taman-taman kesejarahan.
Dengan adanya pelestarian sejarah semacam itu maka pengetahuan-pengetahuan kesejarahan lebih
mudah di tangkap oleh memori masyarakat daripada membaca materi kesejarahan.

PEMBAHASAN

Pemanfaatan dan pelestarian situs bangunan kesejarahan sebagai tempat wisata


kesejarahan merupakan salah satu cara untuk membangkitkan dan menguatkan memori kolektif
masyarakat. Bangunan Kesejarahan Benteng Pendem Cilacap merupakan salah satu bangunan
sejarah yang di jadikan tempat wisata agar menjadi populer karena akan menarik perhatian publik
dan dapat menjadikan sejarah menjadi lebih ringan diterima dan dimengerti oleh masyarakat.

Benteng Pendem (Kustbatterij op de Landtong te Cilacap) terletak di Kecamatan Cilacap


Selatan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah (53211). Benteng peninggalan zaman
Pemerintahan Belanda yang dibangun pada tahun 1861. Disebut benteng pendem karena sempat
terkubur puluhan tahun dan baru digali pada tahun 1986. (Suswandari, 2017:32). Sejarah pendirian
benteng pendem pada saat itu yaitu berawal dari kota Cilacap yang letak nya sangat strategis
dengan berada di perbatasan Jawa Barat dan Samudra Hindia. Hal tersebut menjadikan kota
Cilacap cocok untuk di jadikan kota pelabuhan. Kota Cilacap yang strategis dan berpotensi sebagai
sebuah kota pelabuhan dapat menjadikannya sebagai kota yang besar dan maju. Dari hal tersebut
maka dapat memancing banyak pihak untuk menguasai kota Cilacap. Mendaratnya kapal Inggris
yang bernama Royal George di Pulau Nusakambangan membuat Belanda takut mengenai ancaman
serangan kepada wilayahnya untuk mengambil alih kekuasaan walaupun ternyata kapal Inggris
tersebut hanya singgah untuk mengambil air. Melihat hal tersebut menjadikan Pemerintahan
Hindia Belanda membulatkan tekat untuk membangun markas bangunan pertahanan yaitu sebuah
benteng yang terletak di pinggir pantai Cilacap. Benteng tersebut bernama Kusbatterij op de
Lantong te Tjilacap yang berarti tempat pertahanan pantai di atas tanah yang menjorok ke laut
menyerupai bentuk lidah atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem Cilacap.
(Widharta, 2018:130).

Di sebut Benteng Pendem karena letaknya tertimbun dalam tanah atau terpendam. Benteng
pendem melalui berbagai peralihan kekuasaan. Awal pendirian benteng pendem yaitu pada masa
pendudukan Hindia Belanda lalu berpindah kekuasaan kepada pendudukan Jepang hingga pada
masa kemerdekaan sehingga Benteng Pendem memiliki pemanfaatan yang berbeda-beda
tergantung dari pihak yang menguasainya. Pembangunan Benteng Pendem dilakukan selama 18
tahun berawal pada tahun 1861 dan selesai pada tahun 1879 pada lahan seluas 10,5 ha. Benteng
Pendem di bangun oleh tenaga rakyat pribumi dengan material pembangunan benteng berupa batu
bata merah dari gunung berapi, batu kapur, dan semen serta pasir yang dicuci terlebih dahulu agar
bangunan dapat berdiri dengan kokoh. Setelah bangunan benteng selesai lalu bangunan tersebut di
timbun dengan tahan setinggi 3,5 meter. Hal ini di buat agar dapat mengelabuhi musuh sehingga
tidak akan mengira bahwa di Cilacap terdapat benteng pertahanan yang kokoh. Setelah bangunan
selesai di bangun, rakyat pribumi yang dipekerjakan tidak di perkenankan pulang oleh pemerintah
Hindia Belanda namun rakyat pribumi di jadikan pembantu dalam markas pertahanan tersebut.
(Widharta, 2018:131-132).

Benteng Pendem terdapat 60 ruangan yaitu barak atau ruang istirahat, markas, terowongan,
ruang rapat, gudang senjata, benteng pengintai yang terletak di atas benteng, benteng pertahanan,
ruang perwira, penjara, ruang mesiu, 13 tempat meriam, ruang logistik, dan lain-lain. Selain itu
juga terdapat parit yang mengeilingi Benteng Pendem seluas 18 meter dengan kedalaman 3 meter.
Parit ini di buat untuk Tentara Hindia berpatroli air menggunakan sebuah perahu dan parit ini
digunakan untuk pembuangan air dari terowongan. Di dalam benteng juga terdapat 10 sumur
sebagai sumber air dan di puncak atas benteng terdapat 13 pucuk meriam yang menghadap ke laut
hinda dan pulau Nusakambangan. Pada tahun 1861-1942 Benteng Pendem Cilacap di gunakan
sebagai benteng pertahanan pemerintah Hindia Belanda dari serangan militer yang bisa datang
secara tiba-tiba. (Widharta, 2018:132).

Menyerahnya Hindia Belanda kepada Jepang pada tahun 1942, Benteng Pendem
mengalami peralihan kekuasaan sehingga tidak lagi di kuasai oleh Pemerintah Hindia Belanda
melainkan menjadi milik Pemerintahan Jepang. Pada masa pemerintahan Jepang, Benteng Pendem
tetap berfungsi sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh. Terdapat sedikit perubahan
Benteng Pendem yaitu dengan adanya penambahan 4 buah bunker yang berada di atas benteng
yang berfungsi untuk berlindung, bersembunyi dan menyelamatkan diri dari serangan musuh.
Setelah Indonesia Merdeka, Benteng Pendem di tinggal oleh tentara-tentara Jepang. Hal ini
membuat Benteng Pendem terbengkalai selama 2 tahun. Pada tahun 1952 Benteng Pendem di
ambil oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Banteng Loreng atau Resimen Para Komando
Angkatan Darat (RPKAD) Kesatuan Jawa Tengah untuk dijadikan tempat berlatih pertempuran
dan pendaratan laut sampai dengan tahun 1965. Setelah di gunakan untuk tempat berlatih, Benteng
Pendem terbengkalai kembali sehingga terlihat angker dan tak terurus. (Widharta, 2018:135)

Pada tanggal 26 November 1986 Pemerintah Kabupaten Cilacap dengan CV. Wardoyo
kembali menggali benteng pendem dengan tujuan untuk menjadikan Benteng Pendem sebagai
objek wisata. Objek wisata Benteng Pendem resmi dibuka pada tanggal 28 April 1987. Pembukaan
objek wisata ini bertujuan agar bangunan bersejarah ini tetap terawat hingga generasi-generasi
selanjutnya masih dapat menikmati Benteng Pendem. Awal pembukaan objek wisata Benteng
Pendem mendapatkan apresiasi yang cukup baik oleh masyarakat dengan banyaknya orang yang
berkunjung maka dilakukannya penggalian benteng kembali untuk yang kedua kalinya. (Widharta,
2018:136-137)

Hingga saat ini Benteng Pendem masih ramai di kunjungi baik wisatawan domestik
maupun wisatawan lokal. Tiket masuk untuk berkunjung ke objek wisata benteng pendem ini yaitu
Rp. 7.500,- . Dengan membayar tiket tersebut maka pengunjung sudah dapat menikmati keindahan
bangunan bersejarah Benteng Pendem Cilacap. Seluruh Bangunan Benteng Pendem di
pertahankan bentuk keasliannya agar tetap terjaga nilai historisnya sama seperti jaman dahulu.
(Lusiana, 2020:1662). Pengunjung dapat melihat ruangan-ruangan yang di gunakan oleh
pemerintah Hindia Belanda dulu seperti ruang senjata, penjara, ruang rapat, ruang eksekusi dan
lainnya. di dalam Benteng Pendem, pengunjung dapat masuk ke dalam terowongan yang konon
katanya terdapat lorong yang ujungnya berada di Pulau Nusakambangan. Untuk masuk ke
terowongan tersebut pengunjung harus di dampingi oleh seorang tour guide yang memandu
pengunjung untuk memasuki terowongan karena di dalam terowongan tergenang air yang cukup
tinggi. Saat pengunjung memasuki lorong maka pemandu wisata sembari menjelaskan mengenai
sejarah Benteng Pendem dan kisah-kisah mengenai terowongan tersebut seperti mengenai ruang
yang di gunakan untuk rapat perundingan di dalam terowongan dan lain sebagainya. Dalam hal ini
maka dapat membangun memori kolektif pengunjung mengenai sejarah Benteng Pendem dengan
melihat langsung tempat peristiwa sejarah di tambah dengan penjelasan dari pemandu wisata.

PENUTUP

Dengan adanya bangunan Benteng Pendem yang digunakan untuk objek wisata historis
maka dapat meningkatkan pengetahuan sejarah pada pengunjungnya. Pada di setiap bangunannya
di beri keterangan yang terkait, seperti ruang penjara, ruang barak, dan lainnya sehingga
masyarakat mendapat gambaran mengenai yang ada di masa lalu, bagaimana perstiwa yang terjadi
pada benteng pendem. Wisata Benteng Pendem ini juga banyak di kunjungi oleh para siswa study
tour. Tempatnya yang srategis yaitu dekat dengan objek wisata Pantai Teluk Penyu membuat
Benteng Pendem semakin banyak di kunjungi wisatawan. Wisata edukasi ini memberi nilai positif
terhadap pengunjung yang datang, mereka berwisata sembari belajar sejarah. Memori kolektif
yang di dapat dengan berkunjung ke Benteng Pendem akan lebih bertahan lama dari pada membaca
sejarah benteng pendem melalui buku karena para pengunjung dapat secara visual melihat
bangunan dan membayangkan peristiwa yang terjadi pada masa itu.
DAFTAR PUSTAKA

Amboro, Kian. 2020. Sejarah Publik Dan Pendidikan Sejarah Bagi Masyarakat. Jurnal Kajian
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol. 5, No. 1, Hal. 29-40.

Irmalasari, Fitri Ratna dan Sugih Biantoro. 2014. Sejarah Publik Sebagai Model Transmisi
Pengetahuan: Museum, Identitas, Dan Konstruksi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Kebudayaan Vol 9. No 1. Hal 37-45.
Lusiana, Eka dan Sylvie Wirawati. 2020. Evaluasi Penerapan Rencana Tata Bangunan Dan
Lingkungan (Rtbl) Kawasan Wisata Pantai Teluk Penyu Dan Benteng Pendem. Jurnal
Stupa Vol. 2, No. 1. hlm: 1153-1166.

Suswandari dan Laely Armiyati,. 2017. Cagar Budaya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Dan
Potensi Wisata Edukatif Di Kabupaten Cilacap. Laporan Penelitian Kolaborasi Dosen
Dan Mahasiswa. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Widhartam, Adhiningtyas Putu., dkk. 2018. Peralihan Fungsi Benteng Pendem Cilacap Dari Masa
Ke Masa. Jurnal Pendidikan Vol. 12, No. 2. Hlm 135-143.

Anda mungkin juga menyukai