Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN BENGKEL

Disusun Oleh :
ASIL ASWAN 19.02.11.050

PROGRAM STUDI PERMESINAN KAPAL


TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipersembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


Pengasih lagi Maha Pemurah, berkat kasihNya kami diberi kesehatan dan
keselamatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
makalah iniyang berjudul “Manajemen Bengkel”.
Penyusunan laporan ini telah diusahakan semaksimal mungkin
guna menyajikan laporan yang baik. Laporan ini pertama-tama untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bengkel. Dalam penyusunan laporan
ini penulis telah mengalami kesulitan-kesulitan baik yang berasal dariluar
maupun keterbatasan kemampuan diri penulis pribadi.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritikan yang konstruktif dari para
pembaca akan diterima dengan tangan terbuka demi kesempurnaan laporan
ini.Penulis juga berharap laporan ini lebih bermanfaat dan membuka
inspirasi bagi semua pembaca, serta menambah wawasan tentang pembaca.

Banda Aceh 07 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5

1.3 Tujuan.....................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
2.1 MANAJEMEN BENGKEL...................................................................................6

2.2 Pembuatan dan Perancangan Bengekel Permesinan...........................................7

BAB III KESIMPULAN................................................................................................13


3.1 Kesimpulan...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dikenalkannya mesin uap menjelang akhir abad 19 dan mesin diesel
pada awal abad 20, mekanisasi armada penangkapan ikan seperti melompat
majunya baik motorisasi maupun kekuatan mesin yang dipakai (Thomson 1979).
Hal itu diikuti dengan keberhasilan program motorisasi kapal perikanan rakyat di
Indonesia, yang telah diusahakan sejak tahun 1980-an. Perkembangan itu pada
gilirannya telah menimbulkan tuntutan diadakannya bengkel mesin kapal
perikanan. Bengkel mesin kapal memberi sumbangan yang bermakna bagi
produktivitas usaha, terutama bagi mesin kapal yang cukup lama dipakai atau
rusak waktu dioperasikan. Bengkel mesin kapal termasuk dalam subsistem sarana
produksi dalam sistem aquabisnis inti. Di dalam sistem inti itu, terdapat subsistem
usaha penangkapan ikan, pengolahan dan sub sistem pemasaran hasil perikanan.
Sebagai suatu sistem aquabisnis inti, satu sama lain subsistem itu berkait kelindan
dan tidak dapat dipisahkan dan seyogyanya seimbang perkembangannya (Ahmad
dan Nurmatias 2011).

Misalnya perkembangan motorisasi kapal yang berada pada subsistem


usaha penangkapan ikan atau usaha produksi, akan terhambat kemajuannya
apabila tidak diimbangi dengan perkembangan bengkel mesin kapal yang berada
pada subsistem sarana produksi. Sungguhpun hal demikian suatu kenyataan,
namun kajian tentang bengkel mesin kapal masih amat sedikit dilakukan di
Indonesia. Namun di indonesia belum memadai, sehingga mereka menyarankan
agar dilakukan penelitan secara khusus tentang manajemen bengkel mesin kapal
perikanan yang berkaitan dengan operasional dan administrasinya. Karena
ternyata kajian yang dilakukan kurang meliputi kedua hal tersebut, namun tidak
berarti selain hal Pembuatannya pun sudah memenuhi.

Kebanyakan kajian berkaitan dengan mesin kapal perikanan berkenaan


dengan teknik pemasangan mesin pada kapal berukuran kecil (< 5 GT) seperti
yang dilakukan Habib et al. (2007) dan pemasangan perangkat mesin kapal
perikanan oleh Ahmad et al. (2009). Kemudian karena semakin sulit dan

4
mahalnya bahan bakar mesin kapal, maka kajian berdasarkan percobaan untuk
mendapatkan energi alternatif yang dipakai sebagai pengganti bahan bakar fosil
dikembangkan, seperti biofuel yang dilaporkan Ahmad (2007). Sedangkan tentang
Pembuatan dan teknologi serta sumber insani bengkel mesin kapal masuk belum
banyak dikaji. Jadi masih banyak aspek manajemen mesin kapal yang belum
dipelajari dan dibahas. Hanya lima dari 13 aspek manajemen yang disinggung
oleh Juliansyah (2007). Itupun diakuinya masih kurang mendalam, sehingga
muncul dalam sarannya agar dikaji lebih lanjut. Oleh sebab itu dalam tulisan ini
disorot secara khusus tentang teknologi dan manajemen opersional yang
menyangkut modal insani, masalah, dan pengembangannya dikaitkan dengan
teknologi dan manajemen. Secara khusus dibahas agak mendalam mengenai
Pembuatan sumberdaya manusia, pengetahuan teknologi, permasalahan yang
dihadapi, sehingga diperoleh jalan keluar dari masalah itu sekali gus saran
terhadap upaya mengembangkannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Manajemen Bengkel
2. Pembuatan dan Perancangan Bengekel Permesinan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Manajemen Bengkel yang nantinya diharapkan dapat
mempedalam ilmu pengetahuan penulis.Salah satunya yaitu:

1. Mengetahui Pengertian Manajemen Bengkel


2. Mengetahui Pembuatan dan Perancangan Bengkel Permesinan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MANAJEMEN BENGKEL


- Pengertian Manajemen ( PARA AHLI )
Manajemen menurut Sondang P. Siagian (1989: 8), bahwa manajemen sebagai
motor penggerak keseluruhan proses administrasi.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan


pengendalian/pengontrolan upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh
sumber daya organisasi demi tercapainya tujuan yang ditetapkan, Stoner &
Wankel dalam B. Mahasiswanto Sastrohadiwiryo (2002: 22).

Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan melalui individu-
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan (Hersey & Blanchard, 1990: 3)

Dari ketiga pendapat di atas, dapat diartikan bahwa:

Manajemen merupakan suatu proses perencanaan / planning, pengorganisasian /


organizing, kepemimpinan / leading dan pengendalian / controlling. Masing-
masing sub-sub proses di dalam manajemen sangat komplek, artinya masing-
masing proses saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Dan pada umumnya unsur-unsur yang dikelola terdiri atas 6 M (Man, Money,
Material, Method, Machine, dan Moment), bahkan ada sebagian ahli pemasaran
memasukkan unsur Marketing, sehingga menjadi 7 M.

- Bengkel

Bengkel adalah tempat yang digunakan untuk merawat dan memperbaiki mesin-
mesin, maupun peralatan (Corder, 1994). Jadi fungsi bengkel adalah sebagai
tempat perawatan, perbaikan, dan penggantian komponen sistem sebuah mesin
maupun peralatan lainnya.

6
Jenis layanan bengkel. engine tune up, ganti oli, modifikasi mesin, body repair,
spooring, balancing, kaki-kaki mobil, power steering, kopling, perbaikan AC dsb.
Jenis bengkel yang memberikan layanan lengkap one stop service.

Manajemen merupakan suatu proses perencanaan / planning, pengorganisasian /


organizing, kepemimpinan / leading dan pengendalian / controlling. Masing-
masing sub-sub proses di dalam manajemen sangat komplek, artinya masing-
masing proses saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Dan pada umumnya unsur-unsur yang dikelola terdiri atas 6 M (Man, Money,
Material, Method, Machine, dan Moment), bahkan ada sebagian ahli pemasaran
memasukkan unsur Marketing, sehingga menjadi 7 M.

Manajemen bengkel adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,


kepemimpinan dan pengendalian suatu tempat merawat dan memperbaiki mesin
atau pun peralatan lain. Di dalam banyak Literatur/pustaka, disebutkan bahwa
“Bengkel” (Workshop) pada umumnya mempunyai dua arti, yaitu :

Secara umum berfungsi sebagai tempat service, repair, dan maintenance atau
(Perawatan, Perbaikan, dan Pemeliharaan) yang konotasi artinya dapat dijelaskan
sebagai berikut :

Perbaikan, yaitu mengganti bagian yg aus/rusak agar tidak terjadi kesalahan.

Perawatan, yaitu agar kondisi tetap terjaga dan umur pemakaian menjadi awet.

Pemeliharaan, yaitu agar dapat berproduksi secara effisien dan mampu


berkembang.

2.2 Pembuatan dan Perancangan Bengekel Permesinan


Pembuatan berasal dari kata kelola. Menurut W.J.S. Poerwadarminta
(1976:469) ”Kelola, mengelola (kan): menDosens (perusahaan, pemerintahan);
melakukan (pekerjaan dsb); menyelenggarakan (perayaan dsb). ”Lebih lanjut
lagi, W.J.S. Poerwadarminta (1976:469) mengartikan Pembuatan sebagai
penyelenggaraan.
Sedangkan Arikunto (1989) mengemukakan bahwa: ”Pembuatan sama

7
pengertiannya dengan manajemen yaitu penDosensan”. Pendapat ini diperkuat
oleh Pidarta (1988) bahwa manajemen mengandung pengertian: mengelola.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pembuatan
mengandung pengertian yang sama dengan manajemen. Jadi Pembuatan dapat
diartikan sebagai cara untuk menDosens atau menyelenggarakan sesuatu.
Fasilitas kerja harus dikelola, agar kondisinya selalu siap pada saat akan
digunakan. Hal ini ditegaskan oleh Risnanto Roesman (1988: 55) ”Pembuatan
bengkel umumnya dan Pembuatan pengajaran praktik khususnya, untuk mengatur
bengkel menjadi kondusif bagi Mahasiswa untuk belajar dan melakukan praktik”.
Pembuatan fasilitas merupakan semua unsur didalam bengkel, baik berupa
manusia, alat, ruang, bahan praktik, pengaturan anggaran, pengaturan keselamatan
kerja, dan juga perencanaan sarana tambahan agar pelaksanaan belajar mengajar
dibengkel dapat berjalan dengan baik. Menurut Edi Trianto (2008:17) dan
Tawardjono (1994) kegiatan Pembuatan fasilitas yang harus dilakukan adalah:
a. Pengaturan penggunaan alat yang disesuaikan dengan jadwal yang telah
ditentukan,
b. Pengaturan dan inventaris peralatan yang digunakan atau yang sudah
digunakan,
c. Pengaturan dan penyimpanan alat,
d. Pengaturan pemeliharaan alat-alat praktik,
e. Laporan tentang alat, atau modul yang rusak dalam rangka perbaikan
dan penggantian peralatan yang baru. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka
Pembuatan fasilitas praktik atau pengelola bengkel memiliki kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan, antara
lain adalah:
a. Menyediakan bahan atau alat praktik, yang akan digunakan oleh peserta didik
yang akan melakukan praktik,
Menginventarisasi keberadaan bahan praktik, alat dan mesin, meliputi:
1) Kartu stok, warna kartu dibedakan untuk masing-masing jenis peralatan sesuai
dengan pengelompokannya.
2) Buku inventaris, memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe,
produsen, asal tahun, jumlah dan, kondisi.

8
3) Daftar peralatan, memuat kode, nama alat, dan jumlah alat.

4) Label, memuat kode alat, nama alat, jumlah dan kondisi alat. Label dipasang di
tempat penyimpanan alat,

5) Format permintaan alat.


Mengadakan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan dan mesin
praktik.
1) Peminjaman peralatan dengan bukti peminjaman,
2) Pemeliharaan peralatan dan mesin dengan membuat laporan kepada teknisi,
3) Perbaikan dan perawatan peralatan dan mesin praktik,
4) Penyimpanan fasilitas praktik sesui dengan tempat dan fungsinya.
Sebagai penyelenggara kegiatan praktik di bengkel mempunyai tugas:
1) Melayani keperluan kegiatan praktik instruktur/Dosen praktik dan Mahasiswa
2) Mengatur keluar/masuk peralatan praktikum
3) Mengatur keluarnya bahan praktik keperluan Mahasiswa
4) Memeriksa kondisi alat/mesin yang ada di bengkel
Sebagai administrator praktik di bengkel, mempunyai tugas:
1) Membuat laporan penggunaan bahan praktik
2) Membuat laporan penerimaan bahan praktik
3) Membuat laporan penggunaan mesin/alat praktik

4) Membuat laporan kerusakan/perbaikan mesin alat praktik

5) Membuat jadwal kegiatan pembelajaran yang ada di bengkel

6) Membuat jadwal perawatan dan jadwal validasi alat praktik.

Sebagai tenaga Maintenance di bengkel, mempunyai tugas:

1) Melakukan inspeksi kondisi mesin/alat yang ada di bengkel


2) Melakukan perawatan preventive terhadap alat/mesin yang ada di bengkel
3) Mengatur penempatan peralatan-peralatan bantu praktik sesuai dengan
fungsinya
4) Mengatur tata letak mesin
5) Memeriksa/mengganti oli mesin secara periodik

9
6) Melakukan perbaikan-perbaikan (dari menengah sampai dengan overhoul)
alat/mesin
7) Memeriksa sistim kelistrikan kerja mesin secara berkala.
Peran pengelola bengkel agar bengkel praktik di bengkel berjalan
kondusif dan aman, mekiputi:
1) Penataan ruangan
2) Pembuatan dan penempelan tata tertib bengkel
3) Pengaturan almari tempat alat dan bahan praktik
4) Penataan ruang instruktur, teknisi, ruang praktikum, preparasi ruang
bahan dan alat
5) Pengaturan pintu pintas/darurat keluar untuk keamanan.

Deskripsi mengenai Pembuatan fasilitas bengkel di atas dapat disimpulkan bahwa


Pembuatan fasilitas juga dapat menunjang untuk mencapai tujuan akhir, yakni
pelaksanaan belajar mengajar menjadi kondusif dan lancar serta dapat membuat
Mahasiswa praktik bisa mempunyai kompetensi dan skill untuk bisa bersaing di
era globalisasi.
A. Persyaratan Umum Perencanaan Bengkel
Pengertian desain suatn bengkel (plant design) dan pengaturan tata Ietak
industri/bengkel (plant layout) sering kali membingungkan dan diartikan sama,
Kedua istilah ini sebenarnya mempunyai arti yang berbeda meskipun ada
kaitannya satu dengan lainnya. Dengan plant design pengertian yang: ada Iebih
luas lagi yaitu meliputi :
• Perencanaan flnansial
• Penentuan lokasi bengkel, dan
• Seluruh perencanaan yang dlperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik bengkel
Secara umum desain bengkel ini dapat didefinisikan rnenurut Wignjo-soe-brotc
(1992) sebagai “the overall design of enterprise", Selanjutnya dengan tata Ietak
bengkel akti itas pereneanaan di sini Iebih terbatas, yaitu sekadar pe-
rencanaan/pengaturan segala fasilitas-fasiliras industri (bengkel) guna menunjang
II berlangsungnya prose.s produksi secara optimal. Dari dcfinisi tersebut di atas
jelasnya bahwa perencanaan tata Ietak bengkel adalah merupakan salah satu

10
aktivitas yang barus dilaksanakan dalarn desain bcngkel secara keseluruhaa,
Selanjutnya di dalam perencanaan bcngkel sccara efektif beberapa elernen-
elemen dasar berikut ini harus diperhatikan sebaik-baiknya.
1. Kekuatan Modal (Acquisition of Capital)
Modal yang diperlukan untuk suatu industri rnaupun pada bcngkel pemesinan
dapat dibagi dalam tiga kategori,
• Modal atau kapital yang diperlukan pada saat awal produksi akan dimulai,
Conteh : pengadaan peralatan/fasilitas yang diperlukan untuk produksi,
• Modal atau kapital yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi produksi
(operating cost). Contoh : pengadaan bahan baku labor cost, over head cost, dan
lain-lain.
• Modal atau kapital yang diperlukan untuk menghadapi kernungkinan perluasan
atau ekspansiin industri/bengkel,
2. Rancang Prociuk (Product Design)
Desain suatu produk adalah menurut Wignjosoebrorto (1992:6) merupakan dasar
utama dalam proses pcrcncanaan tata letak industri/bengkel, Macam dan bentuk
produk yang akan dibuat begitu pula dengan jumlahnya akan menentnkan rnacam
proses produksi yang diperlukan, Macam proses produksi ini jelesnya akan
menyangkut macarn dan jumlah mesin serta fasilitas produksi lalnnya yang
dibutuhkan. Pada dasarnya di sini ada dua aspek yang harus diperhatikan dalam
merancang suatu produk.
a. Aspek Fungsi (design for function)
Suatu desain produk yang baik harus sanggup berfungsi dengan kehendak
dari customer yang membutuhkannya. Kekuatan (strength) dan daya tahan
(wearability) dari produk dan komponennya harus benar-benar di pertimbangkan
dalam hal ini,

b, Aspek kemudaban untuk bisa dibuat (design for making)


Suatu produk yang didesai n dan rnenunjukkan fungsinya dengan tingkat
keterandalan yang tinggi akan tidak ada artinyn bila tidak memungkinkan untuk
bisadibuat dengan rnudah, Karena suatu produk akan rnenentukan tingkat

11
teknologi yang diperlukan untuk proses manujacturing, rnaka penilaian bahan
baku sampai ke peralatan pembantu (jig fixtures) harus pula diperhatikan benar-
benar, Pemakaian ataupun pernbuatan komponen -komponen standar adalah satu
hal yang sangat penting didalarn proses desain produk,
3. Perencanaan ,Volume Penjualan (Sales Planning For Requirements)
Salah satu infonnasi yang sangat berharga di dalam sistem produksi adalah
beseraya volume prcduksi yang dikehendaki oleh konsumen, Informasi ini
terutama sekali berguna di dalam menentukan jumlah dan kapasjtas rnesi n yang
harus dised iakan, Untuk menetapkan jumlah yang dibuat ini, maka suatu aktivitas
survei pasar akan dibuat disamping tentunya bisa pula dilaksanakan dengan
metode peramalan produksi (forecasting) berdasarkan data penjualan yang telah
lampau,
4. Pemilihan Proses Produksi (Selection of Production Process}
Patut disadari bahwa pcreucanaan proses produksi akan berkaitan dengan
perencanaan tata letak industri/bengkel, Tahap pemilihan proses produksi ini di
dalam manajernen industri lazim dikenal dengan istilah tool engineering yang
didefinisikan sebagai 'a specialized brand of engineering devoted primarily to
planning the processes of economic manufacture". Dalam hal tool engineering ini
maka beberapa macam pertimbangan ekonomis harus dibuat seperti:
1. Penentuan macam/tipe teknologi dari mesin perkakas yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjanaan.
2. Penentuan raw material terbaik untuk menghasilkan produk yang· dihendaki,
.3. Penentuan rate of return dari apital yang ditanamkan
Perencanan proses produksi banyak · kali menimbulkan problem estimasi biaya.
Estimasi atau perkiraan biaya dari bermacam-macam alternatif proses produksi
akan merupakan landasan utama dalam pemilihan proses produksi yang dianggap
paling optimal. Macam operasi demikian juga dengan langkah-langkah pengerjaan
harus mengenaiu tahapan proses ini merupakan data yang sangat berharga sekali
untuk suksesnya perencanaan yang dibuat.

12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sebagai bagian dari manajemen sumber daya manusia, modal insani
bengkel mesin kapal sudah memainkan peranan yang bermakna dalam perikanan
dan sistem aquabisnis sampai saat ini, tetapi tidak memadai dalam memenuhi
permintaan pelayanan maupun jumlahnya belum sebanding dengan kebutuhan
kapal bermotor yang melakukan usaha penangkapan ikan. Karena itu
pengembangan usaha bengkel mesin kapal perikanan akan memberi makna besar
bagi usaha penangkapan ikan, membuka kesempatan usaha dan menyerap tenaga
kerja menganggur di kawasan pesisir. Hal itu akan menimbulkan kepuasan kepada
pemilik mesin , apabila dikerjakan oleh para montir yang mahir dan peralatan
yang mencukupi, berfungsi secara mangkus dan sangkil. Karena itu peningkatan
kemahiran dan profesionalisme montir dan teknisi secara berkala dan menjamin
kesejahteraan berdasarkan kinerjanya akan membuka suasana operasional bengkel
mesin yang menyenangkan, kepuasan kerja dan motivasi yang menumbuhkan
produktivitas. Manajemen bengkel mesin yang diselenggarakan dewasa ini lebih
berdasarkan intuisi dan alamiah, yang sebenarnya dapat ditingkatkan
dikembangkan profesionalismenya sehingga mampu menghasilkan pelayanan
yang bermutu, produktivitas tinggi dan efisiensi yang meningkat. Semua hal itu
memerlukan penyelesaian yang berkaitan dengan prinsip usaha yang
berkelanjutan yaitu secara ekonomi menguntungkan, secara sosial meneteskan
kesejahteraan kepada masyarakat sekitar usaha, dan secara ekologi menjamin
kelestarian mutu lingkungan. Usaha perbengkelan kapal perikanan di Dumai layak
dikembangkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muchtar. 2007. Efisiensi Biofuel yang Digunakan pada Mesin Diesel
Kapal Perikanan. Berkala Perikanan TERUBUK, 35(1): 94–102.

Daryanto. 1982. Petunjuk Keselamatan Kerja Dalam Perbengkalan Mesin.


Tarsito, Bandung.

Departemen Kelautan dan Perikanan, Republik Indonesia. 2003. Tentang Tipe


Bengkel Mesin dan Docking Kapal Perikanan. Jakarta

Herujito, Y. M. 2001. Dasar-Dasar Manajemen. PT. Grasindo. Jakarta. 310


halaman.

http://www.google.com./definisi Bengkel/2007

http://www.yahoo.com./
Manajemen Bengkel Mesin Kapal Perikanan/Departemen Kelautan & Perikanan
Republik Indonesia/Juklak Pengelolaan UPMB/2003.

Terry, G. R. 1999. Azas-Azas Manajemen. Sukarna. Bandung. 45 halaman.

14

Anda mungkin juga menyukai