Aspek Kenyamanan Dalam Bermukim Di Kawasan Industri (Studi Kasus: Kawasan Industri Candi, Semarang) - Abdalla Vebriano Adrian
Aspek Kenyamanan Dalam Bermukim Di Kawasan Industri (Studi Kasus: Kawasan Industri Candi, Semarang) - Abdalla Vebriano Adrian
Judul:
ASPEK KENYAMANAN DALAM BERMUKIM DI KAWASAN INDUSTRI
(STUDI KASUS: KAWASAN INDUSTRI CANDI, SEMARANG)
BAB I
PENDAHULUAN
1
terutama ketika sebuah permukiman berada pada sebuah kawasan industri. Sehingga,
diperlukan sebuah penjabaran aspek dengan karsa pemecahan masalah pada suatu area
dapat tepat sasaran.
Menurut Industrial Development Handbook dari ULI (The Urban Land Institute)
(1975), Kawasan industri merupakan suatu wilayah di mana mayoritas terdapat Kawasan
industri. Dalam sebuah kawasan industri terdapat berbagai macam peralatan-peralatan
pabrik di dalamnya, di mana hal tersebut dapat menimbulkan berbagai aspek negatif bagi
lingkungan sekitar, terutama dalam hal kenyamanan. Ketika sebuah permukiman berlokasi
berdekatan dengan Kawasan industri hal ini tentu saja akan memunculkan berbagai macam
dampak baik bagi lingkungan maupun permukiman warga.
Kawasan Industri Candi pada awal terbentuk memiliki tujuan sebagai tempat
penampungan, merakit bahan jadi, dan sebagai gudang. Akan tetapi, seiring
berkembangnya waktu kawasan ini menjadi kawasan industri primer. Dengan berlokasi di
dekat permukiman tentu saja hal ini dapat menciptakan sebuah dampak negatif dengan
memunculkan kesenjangan antara permukiman dengan kawasan industri yang berujung
salah satunya adalah tidak tercapainya kenyamanan yang dibutuhkan dalam bermukim.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar, Heri (2007) terdapat beberapa
industri yang menciptakan kebisingan yang melampaui batas seperti industri baja, industri
kayu, serta industri tekstil. Setyowati (2020) bahkan mengatakan dalam penelitiannya di
mana persepsi masyarakat akan kawasan Industri Candi, terdapat 20%-25% di antaranya
tidak setuju akan keberadaan Kawasan industri tersebut.
Dengan mengetahui keluhan masyarakat akan keberadaan Kawasan Industri Candi
akan dapat menjabarkan perihal aspek-aspek kenyamanan seperti akustik, termal, dan
visual yang terganggu oleh keberadaan industri tersebut. Dengan begitu, sebuah
penyelesaian masalah dapat tercipta dengan karsa kenyamanan dalam bermukim (dalam
kasus ini permukiman di Kawasan Industri Candi) dapat tercapai.
2
1.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang ingin dicapai yaitu pencapaian elemen-elemen yang diperlukan guna
mencapai kenyamanan masyarakat yang bermukim di Kawasan Industri Candi yang dapat
meredam kesenjangan antara permukiman dan industri.
Sasaran penelitian ini yaitu melakukan penjabaran terkait problematika pada
permukiman yang terdampak Kawasan Industri Candi dalam hal kenyamanan bertempat
tinggal dan bermukim dengan mengajukan elemen-elemen yang dapat menanggulangi
permasalahan yang muncul sebagai instrumen dalam penelitian ini.
3
BAB II
KAJIAN TEORITIK
Guna melakukan sebuah penelitian dibutuhkan sebuah pondasi yang menjadi dasar
dengan dimuat teori-teori yang berhubungan satu sama lain. Dalam penelitian ini digunakan
beberapa teori dalam hal: (i) permukiman untuk memahami hal-hal yang menjadi kebutuhan
masyarakat dalam bermukim, (ii) teori mengenai kawasan industri guna memahami dampak
yang diciptakan terutama terhadap manusia sekitar, (iii) dampak kawasan industri terhadap
permukiman sekitar yang perlu ditelaah lebih dalam, serta (iv) kenyamanan dalam bermukim
dengan berbagai aspek di dalamnya.
2.1.1 Manusia
Dalam memahami permukiman itu sendiri diperlukan pemahaman tentang pelaku
(manusia) di dalamnya, di mana dalam makalah berjudul “A Theory of Human Motivation”
oleh Maslow (1943) mengatakan bahwa terdapat 5 kebutuhan mendasar manusia yang
berkaitan dengan rumah yaitu (i) Phisiological/ Survival Needs yang berkaitan tentang
kebutuhan mendasar manusia seperti sanitasi, pencahayaan, air, dan lain lain; (ii) Security
Needs mengenai keamanan dan keselamatan dalam bertempat tinggal; (iii) Social Needs
berkaitan tentang interaksi antar manusia (dalam konteks ini antar manusia dalam
permukiman); (iv) Esteem Needs berupa kebutuhan akan apresiasi (penghargaan); serta (v)
self actualization di mana kebutuhan manusia dalam mengembangkan kemampuan serta
bakatnya.
4
2.1.2 Wadah Fisik Buatan dan Alami
Menurut Doxiadis dalam Kuswartojo, T., & Salim, S (1997) pada sebuah permukiman
terdapat lima (5) unsur di dalamnya, di mana dua (2) di antaranya yaitu: (i) shell, di mana
berupa wadah fisik buatan yang terdiri dari rumah (house), fasilitas (facility), serta wadah
guna menampung kegiatan manusia di dalamnya; dan (ii) nature merupakan wadah fisik
alami (keadaan geografis) sebagai landasan pemukiman (proses dalam bermukim).
5
berkaitan tidak langsung terhadap kenyamanan masyarakat yang bermukim di permukiman
Kawasan industri Candi.
6
Menurut Karyono (2010) merupakan keadaan di mana badan manusia menerima
rasa panas ataupun dingin oleh sensor kulit terhadap suhu yang ada pada surroundings
(sekitarnya).
7
kualitas, maupun intensitas cahaya yang didapatkan. Berdasarkan SNI 03-6575-2001
disebutkan bahwa 200 lux merupakan standar light intensity (intensitas pencahayaan) pada
suatu ruangan.
8
kenyamanan termal terdapat dua poin utama dalam mencapai kenyamanan termal
lingkungan, yaitu dalam hal pencapaian suhu udara dan kelembaban. Dalam
penanganannya dapat di minimalisir dengan pengadaan RTH. sebuah kawasan industri
sendiri perlu diadakan sebuah RTH yang mencakup 20% ruang terbuka hijau publik dan
10% ruang terbuka hijau privat. Hal ini tentu saja dapat menjadi sebuah kunci dalam
penangan kenyamanan visual. Permukiman di Kawasan Industri Candi memiliki keadaan
eksisting di mana rumah-rumah warga saling menyatu satu sama lain menghasilkan bukaan
yang dapat di maksimalkan hanya pada sisi depan, atas, ataupun samping. Sehingga
penanganan dalam hal penghawaan dan pemaksimalan sirkulasi udara dalam rumah dapat
di tanggulani dengan bersandar pada keadaan eksisting. Dengan begitu terdapat beberapa
elemen yang diperlukan dalam penanganan kenyamanan termal yaitu RTH (Ruang Terbuka
Hijau) dan kondisi eksisting permukiman. Sedangkan elemen yang diperlukan dalam hal
kenyamanan visual yaitu RTH. Dalam hal pengananan kenyamanan audial di mana terdapat
beberapa industri yang melampaui ambang batas kebisingan dan juga melihat dari tabel
ambang batas kebisingan di mana industri yaitu 70 dB sedangkan kebisingan yang
ditoleransi oleh permukiman yaitu sebesar 55 dB tekah muncul adanya kesenjangan.
Dengan begitu diperlukan beberapa elemen dalam penanganan kenyamanan audial yaitu
dinding pembatas (Sound Issulation Barrier) serta RTH. Elemen-elemen di atas muncul atas
dasar hal-hal yang dapat diterapkan guna menangani permasalahan yang menjadi sumber
penelitian ini dengan berbasis di permukiman Kawasan Industri Candi. Dengan menyatukan
elemen-elemen tersebut dapat bersinergi satu sama lain. Sebagai sebuah permukiman yang
berdekatan dengan sebuah Kawasan industri merupakan tantangan tentang bagaimana
kenyamanan dalam bermukim pada permukiman dapat terpenuhi di tengah kesenjangan
yang ada. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika masalah yang ada dan telah
disuarakan oleh warga permukiman dapat diredam maupun ditanggulangi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R., 2018. Analisis Dampak Kawasan Industri Terhadap AKtivitas Perekonomian
Masyarakat Perspektif Ekonomi, Penelitian Disertasi UIN Raden Intan (tidak
dipublikasikan). Hal 23-27.
Bell, P.A., Loomis R.J., Fisher, J.D. 2001, Environmental Psychology, Harcourt Brace
College Publisher, Forth Worth. ISBN:1234567890123
Brett, G.S. 1922, Early Experimental Phsycology, Classic in The History of Psychology. Vol.
15, 1922: 113-118. ISSN:1492-3713
Harris, C.M., 1998, Handbook of Acoustical Measurements and Noise Control, American
Institute of Physics, Michigan. ISBN: 9781563967740
Hernawati, C.A., 2016, Kajian Kenyamanan Termal, Visual, dan Akustik di Lingkungan Kerja
Pabrik (studi kasus: PT. Indo Cali Plast), Penelitian Desertasi Magister Arsitektur
Universitas Katolik Soegijapranata (tidak dipublikasikan). Hal 7-37.
Idham, Noor Cholis, 2016, Arsitektur dan Kenyamanan Termal, Andi Publisher, Yogyakarta.
ISBN:978-979-29-5210-0
Indraswara, M., & Alghifary, H., 2019, Kajian Faktor Iklim Tropis pada Pasar Tradisional
(Studi Kasus: Pasar Wonodri Semarang), Modul. Vol. 19(2), Februari 2020: 62-67.
ISSN:2598-327x
Ikhasari, A., Wibowo, E., Prawirasasra, M.S., 2019, Analisis Variansi Kebisingan di
Permukiman Sekitar Rel Kereta Api Jalan Rakata Bandung Menggunakan Soundscape
Berdasarkan Perbedaan Waktu, Proceedings of Engineering. Vol. 6, Februari 2019:
1094-1104. ISSN:2355-9365
Jamala, N., Rahim, R., 2017, Teori dan Aplikasi Kenyamanan Visual, Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar, Makassar. ISBN: 978-602-6883-85-8
Karyono, Tri Harsono, 2010, Kenyamanan Termal dan Penghematan Energi: Teori dan
Realisasi dalam Desain Arsitektur, In Seminar dan Pelatihan Ikatan Arsitek Indonesia
(IAI), Gedung Jakarta Desain Center, 2010.
Karyono, Tri Harsono, 2013, Arsitektur dan Kota Tropis Dunia Ketiga, Raja Grafindo
Persada, Jakarta. ISBN:978-979-769-618-4
Kuswartojo, T., Salim., S.A., 1997, Perumahan dan Permukiman yang Berwawasan
Lingkungan, Universitas Diponegoro Press, Jakarta. ISBN: 979454169
Pradani, D.P., Rahayu, M.J., & Putri, R.A., 2017, Klasifikasi Karakteristik Dampak Industri
pada Kawasan Permukiman Terdampak Industri di Cemani Sukoharjo, Arsitektura :
Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan. Vol.15, Juni 2017: 10-18. ISSN:2580-
2976
Pramawidya, L., Sanjoto T.B., 2019, Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Persepsi
Masyarakat Mengenai Pembangunan Kawasan Industri Candi Kelurahan Bambankerep
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, Journal of Edugeography. Vol. 7, September
2019: 145-153. ISSN:2252-6684
PUPR, K., 2011, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Sastra, Suparno, 2013, Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Andi Publisher,
Yogyakarta. ISBN:979-763-377-2
Sujannah, H., Munir, A., Sawab, H., 2017, Evaluasi Kenyamanan Termal Hana Café
Darussalam, Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan. Vol. 3,
Desember 2017: 17-22. ISSN:2655-1586
10
Zabdi, Aria, 2016, Kajian Kenyamanan Fisik pada Terminal Penumpang Stasiun Besar
Yogyakarta, Penelitian Disertasi Universitas Atma Jaya Press (tidak dipublikasikan). Hal
5-7
DOKUMEN
11