Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Latihan Plyometrics Terhadap Kemampuan Long Passing Pemain

Sepakbola

Nanda Dinata, John Arwandi


Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahrgaan,
Universitas Negeri Padang
e-mail: nandadinata17@gmail.com, johnarwandi@fik.unp.ac.id

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan


plyometrics terhadap kemampuan long passing pemain sepakbola SMA Negeri
4 Kerinci. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi
dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola SMA Negeri 4 Kerinci yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 4 Kerinci yang berjumlah 18
orang. Penentuan sampel dilakukan secara total sampling karena populasi
kurang dari 30 orang, jadi sampel berjumlah 18 orang yakni pemain dengan usia
16 sampai dengan usia 18 tahun. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat
pengaruh latihan plyometrics terhadap kemampuan long passing pemain
sepakbola SMA Negeri 4 Kerinci. Instrument yang digunakan adalah tes
passing lambung dari Bobby Charlton dalam buku Mielke (2007 : 26). Analisis
data dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t dengan taraf
signifikan α = 0,05. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
latihan plyometrics terhadap kemampuan long passing pemain sepakbola SMA
Negeri 4 Kerinci dengan thitung (2,86) > ttabel (1,74), serta terjadi peningkatan
long passing dari rata-rata 158,33 menjadi 189,44.

Kata Kunci : Latihan Plyometrics, Kemampuan Long Passing

A. PENDAHULUAN

Olahraga merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap orang, dengan

berolahraga orang mendapatkan kesegaran jasmani, kesegaran pemikirannya dan

prestasi dalam pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja.

Disisi lain olahraga juga dapat dijadikan ajang kompetisi untuk berpacu dalam

pencapaian sebuah prestasi, sebagai wujud untuk mempertahankan prestasi baik

secara individu, kelompok maupun negara.

Salah satu langkah yang dibuat bangsa Indonesia untuk mengembangkan

kemajuan dalam bidang olahraga yaitu dengan dilahirkannya undang-undang No 3

840
Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional. Tujuan pemerintah dalam

bidang olahraga terdapat dalam bab 2 pasal 4 yang berbunyi :

Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan


kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai
moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina
persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta
meningkatkan harkat, martabat dan kehormatan bangsa.

Berdasarkan ketentuan di atas, dijelaskan bahwa olahraga merupakan salah

satu bidang pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia.

Karena dengan tercapainya tujuan keolahragaan nasional akan tumbuh generasi

yang sehat jasmani dan rohani, bugar, berkualitas, bermoral dan berakhlak mulia,

sportif, disiplin, yang nantinya akan berdampak positif terhadap pembangunan

nasional. Agar hal tersebut dapat tercapai, dibutuhkan totalitas dan kerjasama

yang baik antara pemerintah, insan-insan olahraga, lembaga sekolah dan semua

lapisan masyarakat.

Berbicara tentang olahraga sebagai salah satu bidang pembangunan

nasional tidak terlepas dari cabang olahraga yang satu ini yaitu sepakbola.

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang populer. Permainan

sepakbola yang lebih dominan dengan menggunakan kaki dimainkan oleh

masyarakat dari berbagai kalangan sosial. Sepakbola memiliki berbagai manfaat

dan tujuan diantaranya sebagai hiburan, sarana pendidikan, sarana rekreasi,

melatih berorganisasi, maupun sebagai pembentukan prestasi.

Untuk bermain sepakbola yang baik, salah satu teknik long passing perlu

mendapatkan perhatian. Teknik long passing merupakan salah satu teknik dasar

yang harus dimiliki seorang atlet dalam permainan sepakbola. kegunaan dari long

841
passing ini yaitu untuk melakukan umpan dengan jarak jauh yang berguna dalam

penyusunan serangan dan menciptakan peluang terciptanya gol dalam suatu

pertandingan. bila kemampuan long passing yang bagus sudah dimiliki maka

kesempatan untuk memenangkan pertandingan akan semakin besar (Soniawan,

2018). Menurut Luxbacher (2012) “long passing adalah suatu usaha untuk

memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki

atau bagian kaki, dengan jarak melebihi 25 yard”. Kegunaan long passing adalah

untuk merubah alur permainan, melakukan umpan silang, tendangan sudut,

tendangan bebas, clearance di daerah pertahanan dan berguna untuk memudahkan

pelatih dalam mengembangkan pola permainan.

Kemampuan fisik yang dominan dibutuhkan dalam melakukan long

passing adalah daya ledak otot tungkai. Daya ledak otot tungkai adalah salah satu

faktor yang perlu mendapatkan perhatian. Gusdiyanto (2016) menjelaskan bahwa

“beberapa bentuk latihan fisik untuk mengembangkan daya ledak otot tungkai

diantaranya adalah dengan melakukan latihan kekuatan dilanjutkan dengan latihan

kecepatan dan dapat pula melakukan latihan pliometrik”. Untuk meningkatkan

kemampuan daya ledak otot tungkai ada beberapa faktor metode yang perlu

diperhatikan antara lain weight training, sirkuit training dan plyometrics.

Menurut Firdaus (2017) metode latihan dalam meningkatkan kemampuan

daya ledak otot tungkai yaitu weight training, sirkuit training, dan plyometrics.

Dari ketiga metode latihan di atas plyometrics merupakan bentuk latihan yang

dipilih. Plyometrics adalah suatu bentuk latihan atau teknik latihan untuk

meningkatkan power (daya ledak). Latihan plyometrics untuk tungkai biasanya

842
melibatkan latihan lompat, loncat, lari angkat lutut, loncat satu kaki dengan

gerakan yang cepat. Gerakan-gerakan ini menggunakan berat badan sendiri dalam

seri kontraksi otot yang dinamis. Latihan plyometrics merupakan suatu bentuk

latihan yang umum digunakan untuk meningkatkan kemampuan daya ledak

(power) otot tungkai. Sedangkan power berperan dalam menetukan seberapa keras

atau kuatnya hasil long passing yang dilakukan pemain.

Berdasarkan wawancara penulis maupun data yang diperoleh dari pelatih

(guru olahraga) SMA Negeri 4 Kerinci pada tanggal 21 Januari 2019 kegiatan

ekstrakurikuler olahraga sepakbola merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler

yang sangat disenangi oleh siswa. Sebab olahraga ini merupakan olahraga yang

sering membawa nama baik sekolah baik itu di tingkat Kabupaten maupun

Provinsi Jambi. Kegiatan ekstrakurikuler sepakbola ini sudah berjalan cukup baik

namun masih banyak kendala yang terjadi pada pemain pada saat latihan dan

dalam melakukan pertandingan. Pelatih juga memberikan gambaran bahwa dari

data hasil pertandingan (statistik pertandingan) pada babak final LPI tingkat

SMA/SMK sederajat Kabupaten Kerinci tahun 2019 telah menujukkan bukti

betapa lemahnya kemampuan long passing pemain sepakbola SMA Negeri 4

Kerinci. Adapun statistik pertandingan tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

Tabel 1. Statistik Pertandingan


No Statistik Pertandingan
1 Tendangan ke gawang 2
2 Tendangan melenceng 6
3 Long passing error 10
4 Long passing sukses 3
5 Offside 2
6 Pelanggaran 6
7 Kartu kuning 3
843
8 Kartu merah 0
9 Skor akhir 0–2

Dari hasil statistik pertandingan tersebut nampak bahwa terjadi cukup

banyak long passing yang melenceng atau tidak sampai pada sasaran sebanyak 10

kali, sehingga tim sepakbola SMA Negeri 4 Kerinci mengalami kekalahan pada

babak final tersebut. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, maka ditakutkan nantinya

prestasi pemain sepakbola SMA Negeri 4 Kerinci akan semakin memburuk.

Kemudian pada saat penulis mengamati langsung di lapangan kemampuan

long passing memang sering menjadi kendala bagi pemain pada saat melakukan

long passing. Kendalanya antara lain: seringnya kehilangan bola karena tidak

tercapainya sasaran long passing ke pemain lain pada saat melakukan

penyerangan ke daerah lawan, pada saat melakukan long passing sudah akurat

namun bola tidak sampai ke pemain yang akan menerima bola, kemampuan long

passing dipengaruhi oleh kurangnya power otot tungkai sehingga bola tidak

sampai ke sasaran.

B. METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu.

Tujuannya adalah “untuk menemukan ada tidaknya pengaruh perlakuan antara

sebab dengan akibat yang sifatnya membandingkan antara variable-variabel yang

dikontrol (independent variables and dependent variables)” Sugiono (2010).

Pelaksanaan peneltian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola Desa Mukai

Hilir, Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci yakni tempat latihan rutin pemain

844
sepakbola SMA Negeri 4 Kerinci. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini

pada bulan 3 Juli – 2 Agustus 2019.

Setelah uji normalitas dilakukan, maka dilakukan analisis uji t, dengan

rumus sebagai berikut :

t 
X 1  X2 
 D  2

D 2

N
N  N  1

Dengan keterangan :
t = Harga uji t yang dicari
X1 = Mean sampel ke 1
X2 = Mean sampel ke 2
D = Beda antar skor sampel 1 dan 2
N = Pasangan
Df = Derajat Kebebasan (df) = N-1
∑D = Jumlah semua beda
∑ D² = Jumlah semua beda yang dikuadratkan
(Sudjana, 1992)

C. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Tes Awal (Pre Test) Kemampuan Long passing

Deskripsi data dari hasil tes awal (pre test) kemampuan long passing dapat

dilihat pada tabel berikut.

Table 1. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Awal (Pre Test) Kemampuan Long
Passing
Frekuensi
No Kelas Interval
Absolut (Fi) Relatif (%)
1 >260 0 0
2 220-250 0 0
3 180-210 7 38,89
4 140-170 6 33,33
5 100-130 5 27,78
Jumlah 100%
845
Berdasarkan table di atas dari 18 orang sampel, 7 orang (38,89%) memiliki

kemampuan long passing berkisar antara 180-210, 6 orang (33,33%) memiliki

kemampuan long passing berkisar antara 140-170, 5 orang (27,78%) memiliki

kemampuan long passing berkisar antara 110-130 . Sementara untuk kelas interval

220-250 dan >260 tidak ada.

2. Hasil Tes Akhir (Post Test) Kemampuan Long passing


Deskripsi data dari hasil tes akhir (post test) kemampuan long passing

dapat dilihat pada table berikut.

Table 5. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir (Post Test) Kemampuan Long
passing
Frekuensi
No Kelas Interval
Absolut (Fi) Relatif (%)
1 >260 1 5,56
2 220-250 4 22,22
3 180-210 5 27,78
4 140-170 6 33,33
5 100-130 2 11,11
Jumlah 100

Berdasarkan table di atas dari 18 orang sampel, 2 orang (11,11%) memiliki

kemampuan long passing berkisar antara 100-130, 6 orang (33,33%) memiliki

kemampuan long passing berkisar antara 140-170, 5 orang (27,78%) memiliki

kemampuan long passing berkisar antara 180-210. 4 orang (22,22%) memiliki

kemampuan long passing antara 220-250 dan 1 orang (5,56%) memiliki

kemampuan long passing >260.

D. PEMBAHASAN

846
Dalam pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan data pertama kali

dilakukan tes awal. Tes awal ini bertujuan untuk melihat kemampuan pemain

dalam melakukan long passing. Setiap pertemuan latihan, sebelum diberikan

perlakuan pemain melaksanakan pemanasan terlebih dahulu, sehingga akhirnya

diharapkan penelitian ini dapat melahirkan kesimpulan yang tepat dan sesuai

dengan data yang diperoleh.

Untuk itu perlu kiranya pengkajian tentang metodologi dan kajian teori

dari suatu penelitian. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah dan

dibuat berdasarkan teori tertentu secara sistematis dan dilakukan sesuai dengan

langkah-langkah atau prosedur yang benar dengan demikian hasil penelitian ini

dapat diterima kebenarannya.

Setelah diberikan latihan plyometrics yang menunjang kepada peningkatan

kemampuan long passing selama 16 kali pertemuan. Terdapat peningkatan

kemampuan long passing, terjadi peningkatan ini kemungkinan disebabkan oleh

adaptasi dari suatu latihan terhadap organ-organ tubuh pemain.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh latihan

plyometrics terhadap kemampuan long passing pemain sepakbola SMA Negeri 4

Kerinci. Berdasarkan hasil tes awal kemampuan long passing diperoleh rata-rata

pada saat tes awal yaitu sebesar 158,33, namun setelah diberikan perlakuan

dengan latihan plyometrics selama 16 kali pertemuan, maka terjadi peningkatan

dengan rata-rata menjadi 189,44. Dengan hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa latihan plyometrics berpengaruh terhadap kemampuan long passing, hal ini

847
diperkuat setelah dilakukan uji t, dimana diperoleh hasil thitung sebesar 2,86 yang

lebih besar dari ttabel dalam taraf α = 0.05 sebesar 1,74.

Adanya penagaruh latihan plyometrics terhadap kemampuan long passing

pemain sepakbola SMA Negeri 4 Kerinci sangat wajar, karena latihan diberikan

sebanyak 4 kali dalam seiminggu. Setiap atlet mendapat perlakuan latihan

plyometrics selama 16 kali pertemuan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa

latihan plyometrics merupakan salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan

kemampuan long passing. Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi masukan bagi

guru dan pelatih sepakbola serta pemain sepakbola untuk dapat memilih bentuk

latihan ini dengan menjadikannya sebagai salah satu program latihan untuk

meningkatkan kemampuan long passing dalam permainan sepakbola. Ini

menegaskan bahwa latihan plyometrics dapat meningkatkan kemampuan daya

ledak otot tungkai yang berguna untuk memperoleh kemampuan long passing

yang maksimal.

Menurut Radcliffe (1999) “plyometrics adalah sebuah cara untuk

mengembangkan kekuatan dan kecepatan”. “Pada dasarnya latihan plyometrics

diberikan dalam bentuk lompat danloncat, baik lompat di tempat, loncat maju ke

depan dengan menggunakan satu atau dua kaki, dengan alat dan tanpa alat, seperti

loncat naik turun box atau bangku, yang bisa dilakukan dengan program latihan

yang baik dan benar. latihan plyometrics merupakan suatu metode latihan untuk

meningkatkan daya ledak otot yang dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu

yang singkat. Plyometrics merupakan suatu bentuk latihan untuk mengembangkan

848
explosive power, yang merupakan komponen penting dalam pencapaian prestasi

sebagian besar atlet. Latihan plyometrics menunjukkan karakteristik kekuatan

penuh dan kontraksi otot dengan respon yang sangat cepat, beban dinamis

(dynamic loading) atau penguluran otot yang sangat rumit.

Menurut Luxbacher (2012) “long passing adalah suatu usaha untuk

memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki

atau bagian kaki, dengan jarak melebihi 25 yard”. Umpan panjang (long passing)

dengan kura-kura kaki adalah umpan paling umum digunakan untuk menendang

bola pada jarak yang lebih jauh (Gifford, 2007). Long passing adalah salah satu

teknik passing dalam sepakbola dengan upaya memindahkan bola ke rekan satu

tim dengan jarak yang jauh sesuai dengan sasaran dan ketepatan yang

memerlukan power dalam melakukannya. Kemampuan dalam melakukan long

passing merupakan salah satu sarana penunjang untuk meraih kemenangan dalam

suatu pertandingan.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan yaitu terdapat

pengaruh latihan plyometrics terhadap kemampuan long passing pada pemain

sepakbola SMA Negeri 4 Kerinci dengan thitung (2,86) > ttabel (1,74), serta terjadi

peningkatan rata-rata kemampuan long passing dari rata-rata 158,33 menjadi

189,44. dapat memberikan saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah

yang ditemui dalam meningkatkan kemampuan long passing pemain sepakbola

SMA Negeri 4 Kerinci\

849
F. DAFTAR RUJUKAN

Firdaus, Effendy. 2017. Buku Ajar Pembentukan Kondisi Fisik. Padang : UNP
Press

Gusdiyanto, Hafidz, dkk. 2016. Pengaruh Latihan Single Multiple Jump Dan
Knee Tuck Jump Terhadap Keterampilan Long Pass Pada Siswa Sekolah
Sepakbola Nusantara Usia 15-17 Tahun Kota Malang. Jurnal Pendidikan
Jasmani (NO 2 tahun 2016).

Luxbacher, Josep. 2012. SepakBola. Jakarta : PT RAJA GRAFINDO.

Radcliffe, dkk. 1999. Plyometrics (Explosive Power Training). Human Kinetics


Publishing, Inc : Chmpaign, Illonis 61820.

Soniawan, V. 2018. Metode Bermain Berpengaruh Terhadap Kemampuan Long


Passing.

Sudjana. 1992. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung
: Alfabeta.

Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional No 3 (2005). Pembinaan dan


Pengembangan Olahraga Prestasi. Jakarta : PT Sinar Grafika.

850

Anda mungkin juga menyukai