Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

ANALISIS BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS 4.1.0


(Studi Kasus Sub-DAS Ciberang HM 0+00 - HM 34+00)
Restu Wigati1), Soedarsono2), Tia Mutia3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman Km.3 Kota Cilegon – Banten Indonesia
3)
timutia1402@yahoo.co.id

INTISARI

Salah satu fenomena alam yang mengancam keberadaan hidup manusia dibeberapa wilayah di
Indonesia setiap masuk musim penghujan yaitu banjir.Setiap tahun Kabupaten Lebak umumnya mengalami
banjir terutama di daerah masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai. Hal ini disebabkan
berkurangnya kapasitas penampang sungai sehingga dimensi sungai tidak mampu menampung debit yang
ada dan menyebabkan Sungai Ciberang meluap. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besarnya debit
banjir Sungai Ciberang dengan Q50dan mengidentifikasi daerah rawan banjir serta memberikan solusi
masalah banjir yang terjadi di Sungai Ciberang.
Pada Penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa Curah hujan harian selama 19
tahun dan data dimensi penampang melintang sub-DAS Ciberang. hasil hitungan hujan rencana dengan
kala ulang 50 tahun yaitu 105,875 mm, hujan jam-jaman durasi 6 jam dengan durasi puncak pada jam ke 3
yaitu = 57,713 mm sedangkan debit rencana dengan metode HSS SCS didapat nilai debit puncak sebesar
523,174m3/s, adapun dengan menggunakan metode HSS Snyder didapat sebesar 1228,162 m3/s, langkah
dilanjutkan menggunakan softwareHEC-RAS 4.1.0 untuk mengetahui kapasitas tampung sungai dengan
menggunakan debit Snyder.
Setelah dianalisis menggunakan software, sub-DAS Ciberang tidak dapat menampung debit aliran
yang terjadi, oleh karenanya perlu adanya perbaikan sungai berupa normalisasi sungai dan peninggian
tanggul.

Kata kunci : Debit banjir, HEC-RAS 4.1.0, Metode HSS SCS, Metode HSS Snyder.

ABSTRACT
Flood is one of the natural phenomenon that can be threatens the existence of human life inseveral
regions in Indonesia especially in rainy season. Lebak regency is generallyexperienced floods every year,
especially in the living area along the riverbanks. This is causedthe reduced of the tiver capacity so that the
cross section of the river dimensions are cannot to accommodate the existing discharge and cause Ciberang
River to overflowed. The purpose of this research is to know about the rate of the discharge flood
in Ciberang River by using Q50 and to identify the flood-prone areas and also to give the solutions for any
problems about flood in Ciberang River.
This research uses the secondary data ina form of the data in daily rainfall for 19 years and the cross-
section dimensions of Ciberang sub-watersheds. The result of the count rains plan with a return period of 50
years is 105.875 mm, rain with the 6 hours durations there’s on the peak position on the third hour is 57.713
mm, while the discharge plan with the method of SCS obtained the peak discharge valueis 523.174 m3/s and
while using HSS Snyder method, it is obtained the peak discharge value is 1228.162 m3/s, the next step is
using HEC-RAS 4.1.0 software to determine the carrying capacity of the river by using discharge flood
Snyder.
After analyze using the software, the sub-watershed of Ciberang River cannot accommodate the rate
flow that occurred, therefore the rivers need an improvements in the form of normalization and raising the
levee river.

Keywords: Discharge flood, HEC-RAS 4.1.0, HSS Snyder method, HSS SCS method,

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 51


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

1. PENDAHULUAN dilakukan pada kondisi sungai yang ada


A. Latar Belakang saat ini dengan tujuan untuk mengetahui
Sungai merupakan salah satu sumber kapasitas pengaliran maksimum pada
daya air yang mempunyai sejumlah masing-masing segmen sungai. Analisis
potensi yang dapat dimanfaatkan bagi ini dilakukan dengan menggunakan kala
kesejahteraan manusia. Salah satu ulang 50 tahun.
manfaat sungai sebagai sumber air di
antaranya adalah sebagai sumber B. Tujuan Penelitian
penghidupan dan kehidupan masyarakat Tujuan dari penelitian ini untuk
yang tinggal disekitar sungai. Salah satu mengetahui besarnya debit banjir Sungai
sungai yang berada di Indonesia yaitu Ciberang dengan Q50dan
Sungai Ciberang yang berada di Provinsi mengidentifikasi daerah rawan banjir
Banten Kabupaten Lebak dengan serta memberikan solusi masalah banjir
panjang 51,537 Km dan luas 342 Km2. yang terjadi di Sungai Ciberang.
Salah satu fenomena alam yang
mengancam keberadaan hidup manusia C. Lokasi Penelitian
di beberapa wilayah di Indonesia setiap Lokasi yang ditinjau dari penelitian
masuk musim penghujan yaitu banjir. ini terletak di alur Sungai Ciberang
Setiap tahun Kabupaten Lebak umumnya Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten
mengalami banjir terutama di daerah Lebak Provinsi Banten. Untuk
masyarakat yang bermukim di sepanjang mengetahui lokasi penelitian seperti
bantaran sungai. Banjir di Kabupaten diperlihatkan pada gambar 1 berikut ini:
Lebak yang terjadi menimbulkan dampak
yang merugikan masyarakat yang dapat
menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian harta. Banjir juga dapat
merusak bangunan, lahan pertanian,
sarana dan prasarana,lingkungan hidup
serta tata kehidupan masyarakat sekitar
sungai ciberang yang merupakan Sub-
DAS Ciujung. Banjir yang terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya curah hujan yang tinggi dan
berkurangnya kapasitas penampang Gambar 1. Titik Lokasi yang Ditinjau
sungai sehingga dimensi saluran air (Sumber: Hasil Analisa Menggunakan
sungai tidak cukup untuk menampung Google Map, 2015)
debit aliran sungai yang ada dan
menyebabkan air Sungai Ciberang 2. TINJAUAN PUSTAKA
meluap dan mengenai pemukiman rumah A. Umum
warga. Kondisi seperti ini tentu saja Beberapa istilah yang berkaitan
sangat berbahaya bagi warga yang dengan sungai menurut Peraturan
memiliki rumah di pinggiran sungai Pemerintah Republik Indonesia
karena lama kelamaan air sungai terus Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
mengikis tanah sebagai pijakan rumah diantaranya:
mereka. 1. Sungai adalah alur atau wadah air
Berdasarkan latar belakang yang ada alami dan atau buatan berupa jaringan
penulis memandang perlu adanya analisa pengaliran air beserta air di dalamnya,
pengendalian banjir di wilayah Sub DAS mulai dari hulu sampai muara, dengan
Ciberang. Analisis dilakukan dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis
menggunakan program pemodelan sempadan.
matematik HEC-RAS 4.1.0.HEC-RAS 2. Banjir adalah peristiwa meluapnya air
(Hydrologic Engineering Center’s - sungai melebihi palung sungai.
River Analysis System). Analisis
kapasitas penampang Sungai Ciberang
52 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

B. Curah Hujan = (5)


1. Uji Konsistensi Data
5. Koefisien Kurtosis (Ck)
Data hujan disebut konsisten jika ∑( )
data yang terukur dan dihitung adalah = (6)
( )( )( )( )
teliti dan benar serta sesuai dengan
fenomena saat hujan itu terjadi. D. Distribusi Curah Hujan
Metode yang digunakan untuk Tujuan dari analisa distribusi
mengoreksi data dengan cara Double frekuensi curah hujan adalah untuk
Mass Curve (Kurva Massa Ganda) memperkirakan besarnya variate-variate
yang menggambarkan grafik masa ulang tertentu.Untuk menganalisis
hubungan antara curah hujan probabilitas banjir biasanya dipakai
kumulatif stasiun yang diuji dengan beberapa macam distribusi yaitu:
curah hujan kumulatif stasiun 1. Gumbel
disekitarnya. = + . (7)
Keterangan :
2. Hujan Kawasan (DAS) = Besarnya hujan rencana untuk
Curah hujan yang diperlukan untuk periode ulang T tahun
penyusunan suatu rancangan = Nilai tengah sampel
pemanfaatan air dan rancangan = Standar deviasi sampel
pengendalian banjir adalah curah = Faktor frekuensi
hujan rata-rata di seluruh daerah yang
bersangkutan. Curah hujan ini disebut 2. Log Pearson Type III
curah hujan wilayah atau daerah dan = + . (8)
dinyatakan dalam mm. Data untuk Keterangan :
perhitungan curah hujan rata-rata = Besarnya curah hujan
maksimum dari beberapa stasiun rancangan untuk periode ulangpada T
menggunakan cara aljabar. tahun
= ( 1 + 2 … … … … + ) (1) K = faktor frekuensi yang
Keterangan : merupakan fungsi dari periode ulang
R = Curah hujan daerah (mm) dan tipe distribusi frekuensi.
n = Jumlah titik-titik (pos-pos)
pengamatan 3. Distribusi Normal
(R1, R2 ,....., Rn ) = Curah hujan di = + . (9)
tiap Keterangan :
titik pengamatan (mm) = Besarnya hujan rencana untuk
periode ulang T tahun
C. Analisa Frekuensi Curah Hujan = Nilai tengah sampel
Analisa frekuensi curah hujan = Standar deviasi sampel
diperlukan untuk menentukan jenis = Faktor frekuensi
sebaran (distribusi) yang mempunyai
parameter statistik sebagai berikut : 4. Distribusi Log Normal
1. Curah hujan rata-rata ( ) = + . (10)
∑ Keterangan :
= (2)
= Variabel standart, besarnya
Keterangan :
bergantung pada koefisien
∑ = Jumlah Curah Hujan
Kemiringan
n = Jumlah data
2. Standar Deviasi (s)
E. Uji Kecocokan Distribusi Data
∑( )
= (3) Untuk menguatkan perkiraan
pemilihan distribusi yang diambil, maka
3. Koefisien Skewness (Cs) dilakukan pengujian distribusi yaitu:
∑( )
= (4)
( )( )( )
4. Koefisien Variasi (Cv)
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 53
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

1. Metode Chi-kuadrat ′ = + 0,25( − ) (17)


( ) = Waktu penaikan banjir (time
=∑ (11)
rise to speak)
Keterangan :
Qp = qp.A (18)
X2Cr = Harga chi-kuadrat,
= Debit maksimum total (m3/s)
Efi = Banyaknya frekuensi yang
diharapkan 2. Hidrograf Satuan Sintetis Soil
Ofi = Frekuensi yang terbaca pada Conservation Servise (HSS SCS)
kelas yang sama = (19)
n = Jumlah data qp = Puncak hidrograf satuan (m3/s)
= 0,6 (20)
2. Metode Smirnov-Kolmogorov tp = Lama waktu kelambatan (lag
= | ( ) − ′( )|(12) time)
Keterangan : = 0,01947 , ,
(21)
D=Selisih terbesar antara peluang Tc = Waktu konsentrasi (menit)
pengamatan dan peluang teoritis
P(Xm) = Peluang pengamatan = + (22)
P’(Xm) =Peluang teoritis dan Tp = Waktu naik(time of rise) (jam)
persamaan distribusi yang dipakai.
H. Aspek hidrolika
F. Distribusi Hujan jam-jaman Perencanaan penampang melintang
Untuk menghitung hidrograf banjir diperlukan untuk mendapatkan
rancangan dengan hidrograf satuan penampang yang ideal dan efisien dalam
tertentu perlu diketahui terlebih dahulu penggunaan lahan serta dapat
distribusi curah hujan jam-jaman dengan mengalirkan debit air agar tidak sampai
interval tertentudengan cara Mononobe meluap ke daerah yang akan dikeringkan.
(R SNI 03-2415-1991):
/
= (13)
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
T = waktu curah hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum dalam Gambar 2. Sungai Berpenampang
24 jam (mm) Majemuk(Ganda)
(Sumber : Analisis Penulis, 2015)
G. Debit Rencana
Perhitungan debit rencana sangat = (23)
diperlukan untuk memperkirakan =( + ) (24)
besarnya debit hujan maksimum yang = +2 √ +1 (25)
sangat mungkin pada periode tertentu. = (26)
Pada penelitian ini menggunakan metode
/ /
Hidrograf Satuan Sintetis Soil = (27)
Conservation Servise (HSS SCS) dan Keterangan :
Snyder. Q = Debit aliran (m3/s)
1. Metode Snyder A = Luas penampang basah (m2)
= ( ) , (14) V = Kecepatan aliran (m/s)
= Waktu dari titik berat curah B = Lebar dasar saluran (m)
h = kedalaman sungai (m)
= 2,75 (15) P = Keliling panampang basah (m)
= Debit maksimum unit m = Perbandingan kemiringan
hidrograf (m3/s/km2) R = Jari-jari hidrolis (m)
I = Kemiringan dasar saluran
= , (16)
n = Koefisien kekasaran dinding
= Lamanya curah hujan efektif Manning

54 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

I. Penanganan Sungai curah hujan, dan gambar penampang


Konsep pengelolaan sungai melintang sungai, dsb.
ekohidraulik menekankan pentingnya 3. Data Observasi
mengelola aliran sungai secara Data observasi diperoleh dari
terintegrasi sehingga bisa memelihara penelusuran sungai (walk trought)
sumber daya abiotik dan biotik atau digunakan untuk mendapatkan
kehidupan biota air Di Indonesia lebih gambaran yang jelas dari lokasi
dikenal konsep One River, One Plan, penelitian. Data yang peroleh berupa
One Integrated Management. foto kondisi lapangan.
4. Literatur (Pustaka)
J. Pemodelan HEC-RAS 4.1.0 Data literatur merupakan data
Progam HEC RAS merupakan paket formal yang diperoleh dari sumber
program dari ASCE (American Society of informasi. Dalam penelitian ini, data
Civil Engineers).HEC-RAS dirancang literatur diperoleh dari buku naskah
untuk membuat simulasi aliran satu (teks book), Peraturan Pemerintah
dimensi. Perangkat lunak ini memberikan dan SNI, bahan ajar (kuliah) dari
kemudahan dengan tampilan grafisnya. dosen serta literatur yang diperoleh
Pada software HEC-RAS ini, dapat dari sumber internet dan juga jurnal
ditelusuri kondisi air sungai dalam yang berkaitan.
pengaruh hidrologi dan hidrolikanya,
serta penanganan sungai lebih lanjut B. Analisa Hidrologi
sesuai kebutuhan. Melakukan analisa hidrologi untuk
Secara umum perangkat lunak ini mendapatkan nilai debit banjir rencana
menyediakan fungsi-fungsi sebagai yang digunakan untuk menentukan
berikut: penampang yang cukup dan mampu
1. Manajemen File menampung debit banjir dengan
2. Input data dan pengeditan menggunakan metode HSS SCS dan
3. Analisa Hidraulika Snyder.
4. Keluaran (tabel, grafik dan gambar)
C. Analisa Hidrolika
3. METODOLOGI PENELITIAN Menghitung penampang sungai yang
A. Teknik dan Pengumpulan Data mampu menampung debit banjir tersebut
1. Data Primer dan juga mengetahui keperluan
Data primer adalah data yang perbaikan sungai. Analisa banjir dan
langsung diambil dari objeknya oleh analisa penanggulangan banjir ini
peneliti berupa tanya jawab atau dibantu dengan menggunakan software
wawancara dengan pihak-pihak yang HEC-RAS 4.1.0.
bersangkutan yang sudah
berpengalaman. Dalam penelitian ini D. Alur Pikir Penelitian
wawancara dilakukan dengan pihak Agar Penelitian ini terstruktur maka
Balai Besar Wilayah Sungai alur pikir dalam penelitian Analisis
Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWS Banjir Sungai Ciberang dengan HEC-
C3) dan masyarakat yang tinggal RAS 4.1.0 seperti diperlihatkan pada
dibantaran Sungai Ciberang. gambar alir dibawah ini:

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
diambil oleh peneliti secara tidak
langsung dari objeknya berupa data
tertulis. Data sekunder diperoleh dari
instansi terkait yaitu BBWS C3. Data
sekunder yang diperlukan
diantaranya peta DAS, data hidrologi

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 55


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

Curve Analysis (Analisa Kurva Massa


Ganda).

B. Hujan Kawasan (DAS)


Penentuan hujan kawasan diambil
dari data curah hujan selama 19 tahun
(1997-2015). Mencari nilai data curah
hujan rata-rata menggunakan metode
Rata-rata Aljabar.
Dari hasil perhitungan dapat
disimpulkan bahwa nilai hujan kawasan
maksimum selama 19 tahun terakhir
sebesar 102.2 mm dan nilai hujan
kawasan minimum 54.2 mm.

C. Distribusi Frekuensi Curah Hujan


Tabel 1.Persyaratan Parameter Statistik
Suatu Distribusi
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian Analisa
Banjir Sungai Ciberang
(Sumber : Hasil Analisa, 2015)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Uji Konsistensi
Metode yang digunakan untuk (Sumber : Hasil Perhitungan 2016)
menguji konsistensi data adalah dengan
cara Double Mass Curve Analysis Berdasarkan persyaratan distribusi
(Analisa Kurva Massa Ganda) dengan terpilih pada tabel 1 dapat disimpulkan
meninjau data lima pos stasiun hujan hampir semua distribusi memenuhi
pengamatan (Sta. Ciboleger, Sta. persyaratan dan sementara dipilih
Ciminyak/Cilaki, Sta. Sampang distribusi Normal, Log Normal dan Log
Peundeuy, Sta. Banjar Irigasi, dan Sta. Pearson III maka untuk lebih
Pasir Ona). meyakinkan metode yang digunakan
dilakukan uji metode Chi-Kuadrat dan
Smirnov Kolmogorov.

D. Uji Distribusi Probabilitas


1. Metode Chi-Kuadrat ( )
Parameter (terhitung) yang
digunakan harus lebih kecil dari nilai
(Chi-Kuadrat Kritik)
Gambar 4.Grafik Konsistensi Data
Sta. Pasir Ona Tabel 2. Rekapitulasi Nilai dan
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2016)
Dari hasil perhitungan menunjukan
bahwa ke lima data 5 pos stasiun hujan
pengamatan (Sta. Ciboleger, Sta.
Ciminyak/Cilaki, Sta. Sampang
Peundeuy, Sta. Banjar Irigasi, dan Sta.
Pasir Ona) memenuhi syarat (Sumber : Hasil Perhitungan 2016)
kepanggahan yang ditunjukan dengan
gambar grafik dari metode Double Mass

56 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

Dari hasil perhitungan uji Chi- Pada analisa hujan rencana kala ulang
Kuadrat distribusi Log Normal dan 50 tahun, didapat hujan rencana X50 =
Gumbel merupakan distribusi yang 105.875 mm.
paling diterima karena nilai
terhitung yang paling kecil nilainya F. Distribusi Hujan Jam-jaman
diantara distribusi yang lain. Dari hasil hujan rencana tersebut akan
Selanjutnya akan diadakan satu diubah menjadi hujan rencana jam-
pengujian lagi diantara sebaran jaman, dengan menggunakan metode
distribusi yang lolos yaitu uji ABM (Alternatif Block Methode).
SmirnovKolmogorof. Dari hasil perhitungandidapatkan
bahwa pada jam ketiga tinggi hujan
2. Metode Smirnov Kolmogorof jam-jaman mencapai puncaknya yaitu
Syarat untuk pengujian ini 57,713 mm atau 54,545% dari rencana
adalah∆ <∆ kritik, jika “tidak” hujan kala ulang 50 tahun yaitu 105,875
artinya distribusi probabilitas yang mm,
dipilih tidak dapat diterima, demikian
sebaliknya. G. Debit Rencana
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil 1. Metode Snyder
Perhitungan Uji Smirnov- Berdasarkan hasil perhitungan,
Kolmogorov debit maksimum dari metode
Hydrograf Satuan Snyder adalah
1228,162 m3/detik.

(Sumber : Hasil Perhitungan 2016)

Dari hasil pengujian


SmirnovKolmogorov dipilih distribusi
Log Normal.Karena dari ketiga
Gambar 5.Hidrograf banjir dengan metode
pengujian menunjukan distribusi Log
Snyder
Normal yang sering dipilih maka (Sumber: Hasil Perhitungan, 2016)
disimpulkan bahwa untuk wilayah
Sub-DAS Ciberang untuk mencari 2. Metode SCS (Soil Conservation
hujan rencana distribusi yang Service)
digunakan adalah distribusi Log Berdasarkan hasil perhitungan,
Normal. debit maksimum dari metode
Hydrograf Satuan SCS adalah
E. Analisis Hujan Rencana 523,174 m3/detik.
= +
Keterangan:
Nilai = 1,8803mm
Nilai S = 0,07034 mm
= + .
= 1,8803+ (2,05 x 0,07034)
= 2,0248= 10 , = 105,875 mm
Tabel 4.Perhitungan Hujan Rencana
dengan Metode Distribusi Log Normal
Gambar 6.Hidrograf banjir dengan
metode SCS
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2016)

(Sumber : Hasil Perhitungan 2016)


Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 57
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

Atas dasar perolehan nilai debit 2. Simulasi Aliran Unsteady Flow


tersebut, maka untuk angka debit yang Pada simulasi aliran Unsteady Flow
diinput pada software HEC-RAS 4.1.0 data yang dibutuhkan adalah data debit
adalah debit terbesar hasil dari hidrograf satuan sintetis pada beberapa
perhitungan yaituMetode Snyder jam, serta data tinggi muka air dengan
sebesar1228,162 m3/detik. bantuan interpolasi pada program HEC-
RAS 4.1.0.
H. Analisis Penampang Sungai Untuk penginputan dataflow
Menggunakan HEC-RAS 4.1.0 Hydrographadalah sebagai berikut.
1. Simulasi Aliran Steady Flow
a. Input nilai debit
Untuk menginput nilai debit
aliran steady flow, klik menubar
Edit lalu klik sub menu steady flow
data.menginput nilai debit Q50
yang sudah dihitung sebesar
1228,162 m3/detik.

Gambar 9.Tampilan Flow Hidrograph


(Sumber: HEC-RAS 4.1.0, 2016)

Gambar 7.Penginputan nilai debit Sedangkan untuk menginput stage


(Sumber: HEC-RAS 4.1.0, 2016) Hydrograph adalah sebagai berikut.

b. Input nilai kemiringan


Menginput nilai kemiringan yang
sudah dihitung pada kolom
Downstream, yaitu 0,000107, klik
ikon Reach Boundary conditions,
kemudian pilih Normal Depthdan
klik OK│Apply Data.

Gambar 10.Tampilan Stage Hidrograph


(Sumber: HEC-RAS 4.1.0, 2016)

Gambar 8.Penginputan nilai kemiringan Setelah data tersimpan selanjutnya


(Sumber: HEC-RAS 4.1.0, 2016)
dianalisis oleh program dengan cara klik
menubar Run│Steady Flow
c. Run AnalisysSteady flow Analysis│Compute. Sebelumnya mengisi
Setelah data tersimpan kotak Starting Date, Ending Date,
selanjutnya dianalisis oleh program Starting Time dan Ending Time diisi
dengan cara klik menubar
Run│SteadyFlow Analysis│Compute.
58 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

sesuai waktu ketika terjadi muka air


tertinggi.
Berikut beberapa tampilan hasil
analisis yang didapat dari program HEC-
RAS 4.1.0 :

Gambar 13.Dimensi sungai rencana pada


penampang melintang HM 11+50
(Sumber: Analisis Pribadi, 2016)

Menghitung debit dengan rumus :


a. Bagian I
Q=AxV
Gambar 11.Tampilan Cross Section HM 0+00 A= [ +( +2 )]
(Sumber: HEC-RAS 4.1.0, 2016)
= [103.91 + (103.91+2 x 1 x 7.33]
7.33
= 815.39 m2
P = +2 √ +1
= 103.91 + 2 7.33√1 + 1
=124.64 m
.
R= = .
= 6.54m
V=
Gambar 12.Tampilan memanjang Sungai I=
Ciberang . .
(Sumber: HEC-RAS 4.1.0, 2016) = = 0,00006 m
/ /
V = . . 6.54 0,00006
Dari output program HEC-RAS 4.1.0
kondisi eksistingSungai Ciberang dengan = 1.09 m/detik
debit kala ulang 50 tahun tidak dapat
menampung debit yang ada, sehingga Q =A x V
perlu adanya normalisasi sungai. = 815.39 x 1.09
= 889.24 m3/detik
I. Perencanaan Dimensi Sungai b. Bagian II
Perencanaan dimensi sungai Q=AxV
dilakukan untuk mendapatkan dimensi A= [ +( +2 )]
sungai yang dapat dialiri oleh debit = [162.85 + (162.85 +2 x 1 x
rencana dengan tinggi muka air yang
lebih rendah dari pada dimensi eksisting 3.54)] x 3.54
sungai sebelumnya. Dari penelitian ini = 589.021 m2
diambil 6 penampang melintang pada P2.1= . + √ +1
HM 01+00, HM 07+50, HM 11+50, HM = 14 + 3.54√1 + 1= 19 m
17+50, HM 26+00 dan HM 32+00. P2.2 = . + √ +1
Berikut ini adalah perhitungan untuk = 16 + 3.54√1 + 1= 21 m
mendapatkan dimensi sungai yang baru: P= P2.1 + P2.1= 19 + 21= 40 m
.
R= = = 14.72 m
V=
= . 14.72 / 0,00006 /
.
= 1.88m/detik

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 59


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

Q=AxV 5. KESIMPULAN DAN SARAN


= 589.021 x1.88 A. Kesimpulan
= 1106.1 m3/detik Dari uraian pembahasan dapat
Sehingga, disimpulkan sebagai berikut:
Qtotal = 889.24+ 1106.1 1. Debit banjir Sungai Ciberang dengan
= 1995.3 m3/detik kala ulang 50 tahun adalah 1228,162
1995.3m3/detik >1228,162 m3/detik m3/detik.
(AMAN)Qkapasitas > Q50 (OK) 2. Kondisi eksisting SungaiCiberang
dengan debit kala ulang 50 tahun
Tabel 5.Rekapitulasi data teknis penampang tidak dapat menampung debit yang
sungai direncanakan.
3. Setelah dilakukan normalisasi sungai
dan peninggian tanggul bahwa Sungai
Ciberang mampu menampung debit
banjir kala ulang 50 tahun dengan
penurunan muka air yang terjadi rata-
rata sebesar 10.25 % dan kenaikan
debit rata-rata sebesar 10.49%.
(Sumber : Hasil Perhitungan 2016)
B. Saran
Dari tabel diatas dapat disimpulkan Beberapa alternatif atau solusi yang
bahwa kapasitas debit sungai > dari debit dapat dilakukan untuk mengatasi
yang digunakanQkapasitas > Q50(OK) aman. permasalahan banjir yang ada yaitu:
1. Tahap yang dapat segera dikerjakan
Dari Hasil software HEC-RASsetelah karena kondisi sungai saat ini,
normalisasi semua penampang melintang dikhawatirkan bila tidak segera
sungai elevasi muka air banjir setelah ditangani akan terjadi luapan adalah
normalisasi mengalami penurunan rata-rata pekerjaan normalisasi sungai dan
10.25%, sehingga dengan diperlebarnya peninggian tanggul sungai.
penampang dan dibuatnya tanggul dapat 2. Salah satu upaya non-struktural
mereduksi tinggi muka air banjir pada pengendalian banjir di Sungai
kondisi eksisting.Hal ini dapat dilihat dari Ciberang yaitu dengan melakukan
elevasi maksimum yang masih lebih tinggi restorasi sungai atau
dari muka air banjir. Kemudian dari ke 69 mengembalikan fungsi alami sungai
penampang sungai 66 diantaranya mengalami serta menerapkanKonsep
kenaikan debit yang konstan dengan rata-rata Pembangunan Sungai Berwawasan
kenaikan 10.49% dengan kata lain dari luas Ekologi Hidraulik (Eko-Hidraulik).
masing-masing penampang sungai dengan Untuk mengefektifkan upaya
kondisi unsteady mampu menampung debit pengendalian banjir dengan prinsip
dengan kala ulang 50 tahun. Sedangkan 3 ekohidraulik ini perlu adanya
penampang sungai terakhir bagian hilir pengaturan dari sungai yaitu satu
mengalami kenaikan debit yang sangat sungai, satu perencanaan dan satu
signifikan hal ini disebabkan pada HM menejemen terintegrasi (Pengaturan
33+00 mengalami penyempitan sungai serta Secara Terpadu) istilah yang sering
penurunan kemiringan yang tinggi sehingga dipaparkan yaitu One River, One
permukaan air turun secara drastis juga. Plan and One Integrated
Debit air yang mengalir pada penampang Managment (ORPIM).
saluran yang menyempit maka meningkatkan
kecepatan aliran. Adapun regulasi dan himbauan
kepada masyarakat dalam pengendalian
banjir adalah:
1. Regulasi : Peraturan Pemerintah
Daerah berupa sanksi hukum
2. Himbauan :
60 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

a. Jangan membuang sampah


sembarangan
b. Menjaga kelestarian lingkungan
c. Penanaman pohon
d. Jangan tinggalkan air mata
kepada anak cucu, tapi wariskan
mata air.

6. DAFTAR PUSTAKA
Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda.
Hidrologi untuk Pengairan, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, 2003.
Triatmodjo, Bambang, Hidrologi Terapan,
Beta Offset, Yogyakarta. 2008.
Soemarto (1987), Hidrologi Teknik, Usaha
Nasional, Surabaya, 2008.
Maryono, Agus. Menangani Banjir,
Kekeringan dan Lingkungan,
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta, 2005.
Maryono, Agus. Restorasi Sungai,
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta, 2007.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 38 tahun 2011
TentangSungai. R SNI 03-2415-1991,
Tata Cara Perhitungan Debit Banjir.
Wigati, Restu.Bahan Ajar Hidrologi dan
Pengembangan Sumber Daya Air,
UNTIRTA, Cilegon, 2013.
Cahyono, Agung Tri. Perencanaan
Pengendalian Banjir Kali Kemuning,
Sampang, ITS, Jawa Timur, 2010.
Martin, Fransiskus Higang dan Stefanus
Barlian Soeryamassoeka.
Normalisasi Sungai Rantauan
Sebagai Alternatif Penanggulangan
Banjir Di Kecamatan Jelimpo
Kabupaten Landak, UNTAN,
KalimantanBarat, 2013.
Noor, M. Azhari dan Budi Utomo.Studi
Kapasitas Sungai Riam Kiwa
Menggunakan HEC – RAS 4.1.0.,
UniversitasLambung Mangkurat,
Kalimantan Selatan, 2013.
Wahyudin. Analisis Banjir Sungai Ciliwung
(Studi Kasus Ruas Sungai Lenteng
Agung-Manggarai), UNTIRTA,
Cilegon, 2013.
Istiarto. Simulasi Aliran 1-Dimensi Dengan
Bantuan Program Hidrodinamika
HEC-RAS, Jurusan Teknik Sipil
FT.UGM, Yogyakarta, 2012.
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 61

Anda mungkin juga menyukai