LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.2 Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya akut respiratori distres sindrom ialah
a. Syok sepsis , hemoragis, kardiogenik dan analfilatik
b. Trauma ; kontusio pulmonal dan non pulmonal
c. Infeksi : pneumonia dan tuberculosis
d. Koagulasi intravaskuler diseminata
e. Emboli lemak
f. Aspirasi kandungan lambung yang sangat asam
g. Menghirup agen beracun, asap dan nitrogen oksida dan atau bahan korosif
h. Pankreatitis
i. Toksisitas oksigen
j. Penyalahgunaan obat-obatan dan narkotika
1.1.3 Manifestasi Klinis
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah:
a. Penurunan kesadaran mental
b. Dispnea serta takipnea yang berat akibat hipoksemia
c. Terdapat retraksi interoksa
d. Sianosis
e. Hipoksemia
f. Auskultasi
1.1.4patofisologi
Transfuse darah
Aspirasi lambung ke Pneumonia Trauma dada Keracunan Inhalasi gas Sepsis masif
paru (bakteri & virus oksigen toksis
Luka bkar
Syoks dalam
Keracunan obat
Tahap ARDS Invasi bakteri
(pneumonia kronik ) PK : Infeksi
eksudatif
a. Terapi Oksigen
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara potensial
mempunyai efek samping toksik.Pasien tanpa riwayat penyakit paru-paru tampak toleran
dengan oksigen 100% selama 24-27 jam tanpa abnormalitas fisiologis yang spesifik.
b. Vetilasi Mekanik
Aspek penting perawatan ARDS adalah ventilasi mekanik.Terapi modalitas ini bertujuan
untuk memberikan dukungan ventilasi sampai integritas membran alveolakapiler kembali
mmebaik. Dua tujuan tambahan adalah :
1. Memelihara ventilasi adekuat dan oksigen selema periode kritis hipoksemia berat.
2. Mengatsi faktor etiologi yang mengawali penyebab distress pernafasan.
c. Positif and Expiratory Breathing (PEEB)
Ventilasi dan oksigen adekuat diberikan melalui volume ventilator dengan tekanan dan
kemampuan alira yang tinggi, dimana PEEB dapat di tambahkan, positif and expiratory
breathing (PEEB) dipertahankan dalam alveoli melalui siklus pernafasan untuk mecegah
alveoli kolaps pada akhir ekpirasi.Komplikasi utama PEEB adalah penurunan curah
jantung da barotrauma.Hal tersebut seringkali terjadi jika pasien diventilasi dengan tidal
volume di atas 15ml/kg atau PEEB tingkat tinggi.Peralatan selang dada torakstomi
darurat harus siap sedia.
d. Pemantauan oksigen Arteri Adekuat
Sebagian besar volume oksigen di transpor ke jaringan dalam bentuk
oksihemoglobin.Bila anemia terjadi, kandungan oksigen dalam darah menurun. Sebagian
akibat efek ventilasi mekanik PEEB pengukuran seri hemoglobin perlu dilakukan untuk
kalkulasi kandungan oksigen yang akan menetukan kebutuha untuk transfusi sel darah
merah.
e. Terapi farmakologi
Penggunaan kortisteroid untuk terapi masih kontroversial.Tapi sebealumnya terapi
antibiotik diberikan untuk profilaksis, tetapi pengalaman menujukkan bahwa hal ini tidak
dapat mencegah sepsis gram negatife yang berbahaya.Akhirnnya antibiotik profilaksis
tidak lagi digunakan.
f. Pemeliharaan jalan nafas
Selang endotracheal atau selang trakheostomi disediakan tidak hanya sebagai jalan nafas,
tetapi juga melindungi jalan nafas ( dengan cuff utuh), memberikan dukuga ventilasi
kontiu dan memberikan konsentrasi oksigen terus-menerus. Pemeliharaan jalan nafas
meliputi: menatahui waktu penghisapan, teknik penghisapan, tekanan cuff adekuat,
pencegahan nekrosis tekanan nasal dsan oral untuk membuang secret, dan pemonitoran
konstan terhadap jalan nafas bagian atas.
g. Pencegahan Infeksi
Perhatian penting terhadapa sekresipada saluran pernafasan bagian atas dan bawah serta
pencegahan infeksi melalui teknik penghisapan yang tealh dilakukan.Infeksi nosocomial
adalah infeksi yang disapatkan di rumah sakit.
h. Dukungan Nutrisi
Malnutrisi merupakan masalh umu pada paseien dengan masalah kritis.Nutrisi parental
total (hiperalimentsi intravena) atau pemberian makanan melalui selang dapat
memperbaiki malnutrisi dan kemungkinan pasien untuk menghindari gagal nafas
sehubugan dengan nutrisi buruk pada otot inspirsi.
i. Monitor semua sistem terhadap respon tarapi dan potensial komplikasi
Rata-rata mortalita 50-70%, dapat menimbulkan gejala sisa saat penyembuhan.Prognosis
jangka panjag baik.Abnormalitas obstruksif terbatas, defek difusi sedang dan hipoksemia
selama latihan.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
a. Pengkajian primer
1. Airway
a) Peningkatan sekresi pernapasan
b) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
c) Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda asing,
d) Jalan napas bersih atau tidak
2. Breathing
a) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
b) Peningkatan frekuensi nafas.
c) Nafas dangkal dan cepat
d) Kelemahan otot pernapasan
e) Reflek batuk ada atau tidak
f) Penggunaan otot Bantu pernapasan
g) Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
h) Irama pernapasan : teratur atau tidak
i) Bunyi napas Normal atau tidak
3. Circulation
a) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Sakit kepala
c) Gangguan tingkat kesadaran
4. Disability
a) Keadaan umum : GCS, tingkat kesadaran, nyeri atau tidak
b) Adanya trauma atau tidak pada thoraks
5. Exposure
a) Enviromental control
b) Buka baju penderita tetapi cegah terjadinya hipotermia
b. Pengkajian Sekunder
1. Identitas Pasien
Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyait yang sama
ketika klien mauk rumah sakit.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a) B1 (Breath)
Sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, apakah terdapat suara tambahan seperti
krekel, ronchi, wheezing.
b) B2 (Blood)
Takikardi, tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia).
c) B3 (Brain)
Tingkat kesadaran menurun (seperti bingung atau agitasi), pingsan, nyeri kepala
(penyebabnya karena adanya trauma), mata berkunang-kunang, berkeringat
banyak.
d) B4 (Bowel)
Adakah penurunan prouksi urine (berkurangnya produksi urine menunjukkan
adanya gangguan perfusi ginjal).
e) B5 (Bladder)
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status nutrisi dan
cairan akan memperberat keadaan seperti cairan yang berlebihan dan albumin
yang rendah akan memperberat edema paru.
f) B6 (Bone)
Kelemahan otot, mudah lelah.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
SDKI
Gangguan Ventilasi spontan (D.0004)
Kategori: fisiologis
Subkategori: Respirasi
Definisi: penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak mampu
bernapas secara adekuat
Penyebab:
1. Gangguan metabolisme
2. Kelelahan otot pernapasan
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
SIKI
Objektif
SIKI
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Susanto YS, Sari FR. Patofiologi AcuteRespiratory Distress Syndrome (ARDS). Jurnal
RespirologiIndonesia.2012;32(1):44-52
Wilkinson,J& Ahern, N (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Nanda, Intervensi Nic,
Kriteria Hasil Noc. Jakarta : Prima Medika.