Anda di halaman 1dari 8

Metode Profile Matching

Muh.Nurtanzis Sutoyo
Fakultas Teknologi Informasi - USN Kolaka
mr.iyes@yahoo.co.id

Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan menga-


sumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh
subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Con-
toh penerapnnya, seperti: evaluasi kinerja karyawan, penerimaan beasiswa, dan lainnya
sebagainya.
Dalam proses Profile Matching secara garis besar merupakan proses membandingkan an-
tara nilai data aktual dari suatu profile yang akan dinilai dengan nilai profil yang dihara-
pkan, sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga GAP), semakin
kecil GAP yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar.

Contoh Kasus:

”Evaluasi Kinerja Karyawan Untuk Promosi Jabatan”

Konsep: mencari orang yang memiliki profil sedekat mungkin dengan jabatan yang sedang
dipromosikan.

Dalam kasus ini, dicontohkan 3 (tiga) aspek yang akan digunakan, yaitu:

1. Aspek Kecerdasan dan nilai target meliputi:

• Common sense → 3
• Verbalisasi ide → 3
• Sistematika berfikir → 4
• Penalaran dan solusi real → 4
• Konsentrasi → 3
• Logika praktis → 4
• fleksibilitas berfikir → 4
• Imajinasi kreatif → 5
• Antisipasi → 3
• Potensi kecerdasan → 4

2. Aspek Sikap Kerja dan nilai target, meliputi:

• Eneri psikis → 3
• Ketelitian dan tanggung jawab → 4
• Kehati-hatian → 2
• Pengendalian perasaan → 3

1
• Dorongan berprestasi → 3
• Vitalisasi perencanaan → 5
3. Aspek Perilaku dan nilai target, meliputi:
• Kekuasaan → 3
• Pengaruh → 3
• Keteguhan hati → 4
• Pemenuhan → 5
Sedangkan bentuk penilaian berdasarkan skala oridinal, yaitu:
• Sangat kurang
• Kurang
• Cukup
• Baik
• Sangat Baik
Berdasarkan hasil penilaian dari 7 (tujuh) karyawan diperoleh data sebagai berikut.
1. Nilai Aspek Kecerdasan
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Buccu 2 4 3 2 3 4 3 2 3 2
2 Bacco 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4
3 Becce 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2
4 Bicci 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3
5 Bacca 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
6 Bocci 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3
7 Macca 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2. Nilai Aspek Sikap Kerja
No Nama 1 2 3 4 5 6
1 Buccu 2 4 3 2 3 4
2 Bacco 5 4 3 3 4 4
3 Becce 4 5 3 3 4 3
4 Bicci 2 3 5 4 3 2
5 Bacca 3 2 4 5 3 3
6 Bocci 2 4 2 2 5 3
7 Macca 4 2 3 2 3 5
3. Nilai Aspek Perilaku
No Nama 1 2 3 4
1 Buccu 1 4 3 2
2 Bacco 5 1 2 3
3 Becce 4 2 1 3
4 Bicci 2 3 4 1
5 Bacca 3 2 1 5
6 Bocci 2 1 2 2
7 Macca 1 2 3 2

2
Pemetaan GAP Kompetensi

GAP adalah perbedaan/selisih value masing-masing aspek/attribut dengan value target.


Formula GAP adalah seperti berikut

GAP = V alueAttribut − V alueT arget (1)

Jadi hasil perhitungan pemetaan GAP sebagai berikut.

1. Tabel perhitungan GAP aspek kecerdasan dengan nilai target [3; 3; 4; 4; 3; 4; 4; 5;


3; 4]
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Buccu -1 1 -1 -2 0 0 -1 -3 0 -2
2 Bacco 0 1 -1 -1 1 0 -2 -2 0 0
3 Becce 1 1 -1 0 1 -1 -1 -1 1 -2
4 Bicci 0 0 -1 -1 0 -2 -1 -3 1 -1
5 Bacca 0 0 -1 -1 0 -1 -1 -2 -1 -2
6 Bocci -1 0 -1 -2 -1 -1 -2 -2 0 -1
7 Macca -2 -1 -1 -1 0 -1 -1 -2 0 -1

2. Tabel perhitungan GAP aspek sikap kerja dengan nilai target [3; 4; 2; 3; 3; 5]
No Nama 1 2 3 4 5 6
1 Buccu -1 0 1 -1 0 -1
2 Bacco 2 0 1 0 1 -1
3 Becce 1 1 1 0 1 -2
4 Bicci -1 -1 3 1 0 -3
5 Bacca 0 -2 2 2 0 -2
6 Bocci -1 0 0 -1 2 -2
7 Macca 1 -2 1 -1 0 0

3. Tabel perhitungan GAP aspek perilaku dengan nilai target [3; 4; 2; 3]


No Nama 1 2 3 4
1 Buccu -2 0 1 -1
2 Bacco 2 -3 0 0
3 Becce 1 -2 1 0
4 Bicci -1 -1 2 -2
5 Bacca 0 -2 -1 2
6 Bocci -1 -1 0 -1
7 Macca -2 -2 1 -1

3
Pembobotan

Setelah diperoleh GAP pada masing-masing karyawan, setiap profil karyawan diberi bobot
nilai sesuai ketentuan pada Tabel Bobot Nilai GAP. Tabel Bobot Nilai GAP seperti
berikut.
Selisih Bobot Nilai Keterangan
0 5.0 Tidak ada selisih
1 4.5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat
-1 4.0 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat
2 3.5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat
-2 3.0 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat
3 2.5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat
-3 2.0 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat
4 1.5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat
-4 1.0 Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat

Kemudian ubah nilai hasil pemetaan GAP ke nilai bobot GAP

1. Nilai bobot GAP aspek kecerdasan


No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Buccu 4.0 4.5 4.0 3.0 5.0 5.0 4.0 2 5.0 3.0
2 Bacco 5.0 4.5 4.0 4.0 4.5 5.0 3.0 3 5.0 5.0
3 Becce 4.5 4.5 4.0 5.0 4.5 4.0 4.0 4 4.5 3.0
4 Bicci 5.0 5.0 4.0 4.0 5.0 3.0 4.0 2 4.5 4.0
5 Bacca 5.0 5.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3 4.0 3.0
6 Bocci 4.0 5.0 4.0 3.0 4.0 4.0 3.0 3 5.0 4.0
7 Macca 3.0 4.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3 5.0 4.0

2. Nilai bobot GAP aspek sikap kerja


No Nama 1 2 3 4 5 6
1 Buccu 4.0 5.0 4.5 4.0 5.0 4.0
2 Bacco 3.5 5.0 4.5 5.0 4.5 4.0
3 Becce 4.5 4.5 4.5 5.0 4.5 3.0
4 Bicci 4.0 4.0 3.5 4.5 5.0 2.0
5 Bacca 5.0 3.0 3.5 3.5 5.0 3.0
6 Bocci 4.0 5.0 5.0 4.0 3.5 3.0
7 Macca 4.5 3.0 4.5 4.0 5.0 5.0

3. Nilai bobot GAP aspek perilaku


No Nama 1 2 3 4
1 Buccu 3.0 5.0 4.0 4.0
2 Bacco 3.5 2.0 5.0 5.0
3 Becce 4.5 3.0 4.0 5.0
4 Bicci 4.0 4.0 3.0 3.0
5 Bacca 5.0 3.0 4.0 3.0
6 Bocci 4.0 4.0 5.0 4.0
7 Macca 3.0 3.0 4.0 4.0

4
Perhitungan Core dan Secondary Factor

Setelah menentukan bobot nilai GAP untuk ketiga aspek, yaitu: aspek kecerdasan, sikap
kerja, serta perilaku kemudian dengan cara yang sama, setiap aspek dikelompokkan men-
jadi 2 kelompok yaitu:
”Core Factor” dan ”Secondary Factor”
Core factor merupakan aspek (kompetensi) yang paling menonjol/paling dbutuhkan oleh
suatu jabatan yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja optimal. Formula yang di-
gunakan untuk mencari nilai Core Factor adalah
P
NC
N CF = P (2)
IC
Dimana i = 1,2,...,n; NC = jumlah total nilai core factor; IC = jumlah item core factor.
Sedangkan formula yang digunakan untuk mencari nilai Secondary Factor adalah
P
NS
N SF = P (3)
IS
Dimana i = 1,2,...,n; NC = jumlah total nilai secondary factor; IC = jumlah item sec-
ondary factor.
1. Aspek kecerdasan Perhitungan core factor dan secondary factor untuk aspek kecer-
dasan dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan subaspek mana yang menjadi
core factor dari aspek kecerdasan misalnya sub aspek 1, 2, 5, 8 dan 9, dan sub aspek
sisanya akan menjadi secondary factor. Kemudian nilai core factor dan secondary
factor tersebut dijumlahkan dan hasilnya bisa dilihat pada tabel berikut. (Contoh
perhitungan untuk Buccu)
Pn
N Cij 4.0 + 4.5 + 5.0 + 2.0 + 5.0
N CF = i=1
P = = 4.10
IC 5

Pn
N Sij 4.0 + 3.0 + 5.0 + 4.0 + 3.0
N SF = i=1
P = = 3.80
IS 5
dan seterusnya sehingga diperoleh seperti berikut.
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 NCF NSF
1 Buccu 4.0 4.5 4.0 3.0 5.0 5.0 4.0 2 5.0 3.0 4.10 3.80
2 Bacco 5.0 4.5 4.0 4.0 4.5 5.0 3.0 3 5.0 5.0 4.40 4.20
3 Becce 4.5 4.5 4.0 5.0 4.5 4.0 4.0 4 4.5 3.0 4.40 4.00
4 Bicci 5.0 5.0 4.0 4.0 5.0 3.0 4.0 2 4.5 4.0 4.30 3.80
5 Bacca 5.0 5.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3 4.0 3.0 4.40 3.80
6 Bocci 4.0 5.0 4.0 3.0 4.0 4.0 3.0 3 5.0 4.0 4.20 3.60
7 Macca 3.0 4.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3 5.0 4.0 4.00 4.00
2. Aspek sikap kerja Cara perhitungannya sama dengan yang diatas, dan sub aspek
yang dipilih untuk jadi core factor bagi aspek sikap kerja misalnya 1, 2 dan 5,
sedangkan sub aspek sisanya akan menjadi secondary factor. (Contoh perhitungan
untuk Buccu)
Pn
N Cij 4.0 + 5.0 + 5.0
N CF = i=1
P = = 4.67
IC 3

5
Pn
N Sij 4.5 + 4.0 + 4.0
N SF = i=1
P = = 4.17
IS 3
dan seterusnya sehingga diperoleh seperti berikut.
No Nama 1 2 3 4 5 6 NCF NSF
1 Buccu 4.0 5.0 4.5 4.0 5.0 4.0 4.67 4.17
2 Bacco 3.5 5.0 4.5 5.0 4.5 4.0 4.33 4.50
3 Becce 4.5 4.5 4.5 5.0 4.5 3.0 4.50 4.17
4 Bicci 4.0 4.0 3.5 4.5 5.0 2.0 4.33 3.33
5 Bacca 5.0 3.0 3.5 3.5 5.0 3.0 4.33 3.33
6 Bocci 4.0 5.0 5.0 4.0 3.5 3.0 4.17 4.00
7 Macca 4.5 3.0 4.5 4.0 5.0 5.0 4.17 4.50

3. Aspek perilaku Core factor untuk aspek perilaku dimisalkan sub aspek yang dipil-
ihnya adalah 1 dan 2, sedangkan sisanya akan menjadi secondary factor. (Contoh
perhitungan untuk Buccu)
Pn
N Cij 3.0 + 5.0
N CF = i=1
P = = 4.00
IC 2

Pn
N Sij 4.5 + 4.0
N SF = i=1
P = = 4.25
IS 2
dan seterusnya sehingga diperoleh seperti berikut.
No Nama 1 2 3 4 NCF NSF
1 Buccu 3.0 5.0 4.0 4.0 4.00 4.25
2 Bacco 3.5 2.0 5.0 5.0 2.75 5.00
3 Becce 4.5 3.0 4.0 5.0 3.75 4.75
4 Bicci 4.0 4.0 3.0 3.0 4.00 3.25
5 Bacca 5.0 3.0 4.0 3.0 4.00 3.75
6 Bocci 4.0 4.0 5.0 4.0 4.00 4.50
7 Macca 3.0 3.0 4.0 4.0 3.00 4.25

Perhitungan Nilai Total

Dari perhitungan setiap aspek yang diatas, berikutnya dihitung nilai total berdasarkan
persentase dari core factor dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap
kinerja tiap-tiap karyawan.

N = (N CF k%) + (N SF k%) (4)

dimana k = nilai persen yang diinputkan.


Perhitungan aspek kecerdasan, aspek sikap kerja dan aspek perilaku dengan nilai 60% dan
40% seperti berikut ini. (Contoh perhitungan untuk Buccu)

1. Nilai total aspek kecerdasan


N = (60% * 4.10)+(40% * 3.80)
N = 2.46 + 1.52
N = 3.98

6
dan seterusnya sehingga diperoleh seperti berikut.
No Nama NCF NSF N
1 Buccu 2.46 1.52 3.98
2 Bacco 2.64 1.68 4.32
3 Becce 2.64 1.60 4.24
4 Bicci 2.58 1.52 4.10
5 Bacca 2.64 1.52 4.16
6 Bocci 2.52 1.44 3.96
7 Macca 2.40 1.60 4.00

2. Nilai total aspek sikap kerja


N = (60% * 4.67)+(40% * 4.17)
N = 2.80 + 1.67
N = 4.47
dan seterusnya sehingga diperoleh seperti berikut.
No Nama NCF NSF N
1 Buccu 2.80 1.67 4.47
2 Bacco 2.60 1.80 4.40
3 Becce 2.70 1.67 4.37
4 Bicci 2.60 1.33 3.93
5 Bacca 2.60 1.33 3.93
6 Bocci 2.50 1.60 4.10
7 Macca 2.50 1.80 4.30

3. Nilai total aspek perilaku


N = (60% * 4.00)+(40% * 4.25)
N = 2.40 + 1.70
N = 4.10
dan seterusnya sehingga diperoleh seperti berikut.
No Nama NCF NSF N
1 Buccu 2.40 1.70 3.98
2 Bacco 1.65 2.00 4.32
3 Becce 2.25 1.90 4.24
4 Bicci 2.40 1.30 4.10
5 Bacca 2.40 1.50 4.16
6 Bocci 2.40 1.80 3.96
7 Macca 1.80 1.70 4.00

Perhitungan Penentuan Perankingan

Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking dari kandidat yang diajukan un-
tuk mengisi suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan
tertentu. n
X
D= Nij k% (5)
i=1

dimana i = 1, 2, ..., n; k = nilai persen yang diinputkan.


Sebagai contoh dari rumus untuk perhitungan ranking di atas, perhatikan hasil akhir dari
karyawan dengan nama Buccu dengan nilai persen = 20%, 30% dan 50% sebagai berikut:

D = (3.98 ∗ 20%) + (4.47 ∗ 30%) + (4.10 ∗ 50%) = 4.19

7
dan seterusnya sehingga diperoleh seperti berikut.
No Nama N1 N2 N3 Nilai Akhir
1 Buccu 3.98 4.47 4.10 4.19
2 Bacco 4.32 4.40 3.65 4.01
3 Becce 4.24 4.37 4.15 4.23
4 Bicci 4.10 3.93 3.70 3.85
5 Bacca 4.16 3.93 3.90 3.96
6 Bocci 3.96 4.10 4.20 4.12
7 Macca 4.00 4.30 3.50 3.84
Setelah setiap kandidat mendapatkan hasil akhir seperti contoh pada tabel diatas, maka
bisa ditentukan peringkat atau ranking dari kandidat berdasarkan pada semakin besarnya
nilai hasil akhir. Sehingga semakin besar pula kesempatan untuk menduduki jabatan
yang ada, begitu pula sebaliknya. Pada contoh kasus di atas ternyata yang memiliki nilai
terbesar adalah Becce.

References

Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Andi: Yogyakarta.

=== Semoga Bermanfaat ===mr.iyes

Anda mungkin juga menyukai