Anda di halaman 1dari 31

340 / Ilmu Kesehatan

LAPORAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN DAN BUAH TANAMAN BELIMBING WULUH


(Averrhoa bilimbi L.) DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI: STUDI SYSTEMATIC REVIEW

Disusun oleh:
1. Ahmad Yani, M.Sc 19880930 201902 1 001
2. Venny Patricia, S.Pd, M.Kes 19840621 201902 2 001

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2020
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul : Efektivitas Ekstrak Daun dan Buah Tanaman Belimbing Wuluh


(Averrhoa bilimbi L.) dalam Menurunkan Tekanan Darah
Tinggi pada Penderita Hipertensi: Studi Systematic Review

Ketua Peneliti
Nama Lengkap : Ahmad Yani, M.Sc
NIP : 19880930 201902 1 001
Jabatan Fungsional : Dosen
Program Studi : D-III Teknologi Laboratorium Medis

Nomor HP : 0877 7273 6111


Alamat Surel : iamahmadyani@gmail.com

Anggota Peneliti 1
Nama Lengkap : Venny Patricia, S.Pd, M.Kes
NIP : 19840621 201902 2 001
Program Studi : Teknologi Laboratorium Medis

Tahun Pelaksanaan : 2020


Biaya Penelitian : Rp. 7.500.000,00

Tangerang, 21 Desember 2020


Mengetahui,
Kepala Pusat PPM Ketua Peneliti,

Suhartini, SKM, MKM Ahmad Yani, M.Sc


NIP 19650927 198412 2 001 NIP 19880930 201902 1 001

Mengesahkan,
Direktur Poltekkes Kemenkes Banten

Prof. Dr. Khayan, SKM, M.Kes


NIP 19640313 198603 1 002

i
ABSTRAK

Hipertensi masih merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia.
Penyakit ini berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular penyebab
kematian. Angka prevalensi hipertensi yang tinggi mendorong banyaknya penelitian dan
pengembangan untuk menemukan obat-obatan antihipertensi maupun metode-metode
penyembuhan lainnya. Saat ini telah banyak dikembangkan penelitian untuk menemukan
bahan obat-obatan baru antihipertensi, terutama dari bahan-bahan alam. Beberapa tanaman
herbal telah diteliti kemampuannya sebagai bahan antihipertensi, salah satunya dari tanaman
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Pengamatan aktivitas antihipertensi dari esktrak daun
maupun buah tanaman belimbing wuluh telah banyak dilakukan, namun dari beberapa
penelitian yang telah ada diperoleh hasil konsentrasi efektif yang masih beragam. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini dilakukan studi systematic review (SR) untuk melihat seberapa efektif
penggunaan ekstrak daun maupun buah tanaman belimbing wuluh sebagai antihipertensi.
Pemilihan literatur dilakukan dengan menggunakan kaidah PRISMA, dimulai dari pencarian
literatur pada basis data Google Scholar, portal Garba Rujukan Digital (Garuda), dan Directory
Open Access Journals (DOAJ) menggunakan kata kunci yang telah ditentukan. Setelah itu,
dilakukan identifikasi dan penapisan artikel berdasarkan duplikasi dan kriteria inklusi yang
telah ditetapkan. Berdasarkan hasil studi SR dapat diketahui bahwa baik buah maupun daun
belimbing wuluh dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan hipertensi. Namun
demikian, buah belimbing wuluh memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan daun
belimbing wuluh dan beberapa tanaman lain yang telah diteliti, dengan penurunan tekanan
darah sistolik paling tinggi yaitu sebesar 34 mmHg. Penurunan tekanan darah sistolik yang
signifikan ini diperoleh melalui konsumsi 100 ml sari buah belimbing wuluh yang rutin
dikonsumsi setiap hari selama 14 hari.

Kata kunci: antihipertensi, belimbing wuluh, systematic review.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan oleh Peneliti ke Hadirat Allah swt. karena atas limpahan
Rahmat-Nya Peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Efektivitas
Ekstrak Daun dan Buah Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam Menurunkan
Tekanan Darah Tinggi pada Penderita Hipertensi: Studi Systematic Review” tepat pada
waktunya.

Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:


1. Bapak Prof. Dr. Khayan, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Banten
2. Ibu dr. Citra Trisna, MARS selaku Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Poltekkes Kemenkes Banten
3. Ibu Suhartini, SKM, M.Kes selaku Kepala Pusat PPM Poltekkes Kemenkes Banten
serta para Dosen dan Staf di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes
Banten yang telah membantu penyelesaian Laporan Penelitian ini.

Peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun agar laporan penelitian ini
dapat menjadi lebih baik, dan Peneliti berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat
dan turut berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan di bidang kesehatan bagi
masyarakat.

Tangerang, Desember 2020

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 4


2.1 Patofisiologis dan Faktor Resiko Hipertensi...................................................................... 4
2.2 Penyebab di Balik Hipertensi (Proses Enzimatis) ............................................................. 5
2.3 Potensi Pengobatan Hipertensi dari Tanaman Belimbing Wuluh...................................... 5
2.4 Systematic Review .............................................................................................................. 6

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 7


3.1 Desain Penelitian ............................................................................................................... 7
3.2 Kerangka Konsep ............................................................................................................... 7
3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................................. 8
3.4 Sumber Literatur ................................................................................................................ 8
3.5 Metode Pencarian Literatur................................................................................................ 8
3.6 Metode Seleksi/Penapisan Literatur .................................................................................. 9
3.7 Analisis Literatur ............................................................................................................. 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 11


4.1 Pencarian dan Seleksi Literatur ....................................................................................... 11
4.2 Ekstraksi Data dan Analisis Hasil .................................................................................... 12

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 17


5.1 Simpulan ........................................................................................................................... 17
5.1 Saran ................................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi atau peningkatan tekanan darah saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan terbesar di seluruh dunia. Penyakit ini berhubungan dengan peningkatan resiko
penyakit kardiovaskular yang merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di
seluruh dunia. Oleh karena potensinya yang mematikan, hipertensi atau peningkatan tekanan
darah termasuk salah satu penyakit tidak menular yang kini menjadi perhatian Pemerintah
untuk terus ditekan prevalensinya.

Hipertensi merupakan penyakit yang tergolong mematikan dengan tanpa menimbulkan


gejala yang terlihat dengan jelas. Tekanan darah ini terjadi di pembuluh arteri yang merupakan
bagian perpanjangan dari pembuluh darah jantung. Apabila jantung bekerja secara berlebihan,
misalnya ketika jantung bekerja dengan kekuatan memompa yang lebih kuat dari biasanya,
darah yang dialirkan akan lebih banyak. Hal ini menyebabkan terjadinya tekanan darah yang
berlebih di arteri. Dengan demikian, arteri akan menjadi tidak lentur dan berubah menjadi kaku.
Pada kondisi ini, pembuluh darah arteri tidak dapat mengembang secara sempurna pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut sehingga darah yang dipompakan terpaksa
melewati saluran pembuluh yang sempit sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan
darah (Prasetyaningrum dan Suharsanti, 2017).

Efek mematikan dari hipertensi utamanya disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, organ
jantung bekerja secara berlebihan yang berpotesi menyebabkan terjadinya jantung koroner
ataupun serangan jantung yang memicu kematian. Kedua, tekanan darah yang tinggi
menyebabkan pembuluh darah utama di otak pecah sehingga menyebabkan sebagian atau
seluruh fungsi otak rusak. kematian otak ini dikenal sebagai stroke. ketiga, tekanan darah yang
tinggi dapat menyebabkan terjadinya pendarahan di pada organ ginjal. Adanya pendarahan ini
menyebabkan ginjal banyak mengalami kerusakan sehingga tidak mampu lagi menjalankan
fungsinya secara normal. Kerusakan ginjal ini dapat mengakibatkan gagal ginjal, uremia,
bahkan kematian.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Keseharan Republik Indonesia dalam hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penyakit hipertensi pada penduduk usia 18 tahun

1
ke atas mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 25.8% pada tahun 2013
menjadi sebesar 34.1% pada tahun 2018. Meurut karakteristiknya, semakin bertambah usia
maka semakin tinggi prevalensi penyakit hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, angka kejadian
hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria, yaitu berturut-turut sebesar 36.9%
dan 31.3%. Data pendukung lainnya menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi lebih tinggi
terjadi di masyarakat perkotaan dibandingkan di pedesaan.

Angka prevalensi hipertensi yang tinggi mendorong banyaknya penelitian dan


pengembangan untuk menemukan obat-obatan antihipertensi maupun metode-metode
penyembuhan lainnya. Oleh karena semakin meningkatnya prevalensi hipertensi setiap
tahunnya, maka penelitian dan pengembangan metode pengobatan terhadap penyakit ini terus
dilakukan untuk menurunkan angka prevalensi dan mortalitas, terutama untuk meningkatkan
perbaikan kondisi pasien dan mempercepat kesembuhan. Saat ini telah banyak dikembangkan
penelitian untuk menemukan bahan obat-obatan baru antihipertensi, terutama dari bahan-bahan
alam. Beberapa tanaman maupun protein dari hewan telah diteliti kemampuannya sebagai
bahan antihipertensi, misalnya dari teripang laut (Khirzin et al, 2015), daun Mangga (Ronchi
et al, 2015), bunga Rosela (Susilawati et al, 2018), delima dan sirih merah (Widyaningsih,
Wijayanti, dan Syafrilia, 2018), serta tanaman Allanblackia floribunda Oliv., Anacardium
occidentale, Annona muricata L., Antidesma thwaitesianum Muell. Arg, Apium graveolens,
Cinnamomum zeylanicum, Coriandrum sativum, Hibiscus sabdariffa L., Piper sarmentosum,
Syzygium cumini, dan Syzygium polyanthum (Hidayah dan Sulistiyaningsih, 2019).

Selain tanaman yang disebutkan di atas, ada pula tanaman belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) yang juga telah diteliti memiliki potensi sebagai antihipertensi karena telah terbukti
mampu menurunkan tekanan darah pada kelompok perlakuan. Bagian tanaman yang diteliti
memiliki aktivitas antihipertensi yaitu daun (Anggreni et al., 2018; dan Simandalahi dan
Sukma, 2018), serta buah belimbing wuluh (Asprilia dan Candra, 2016; Dasuki et al., 2018;
Lestari et at., 2018; dan Apriza, 2020). Penelitian-penelitian tersebut telah dilakukan melalui
pemberian perlakuan kepada penderita secara langsung dalam kurun waktu tertentu. Namun
demikian, keseluruhan studi tersebut belum menggambarkan secara jelas dosis optimal
pemberian ekstrak bagian tanaman belimbing wuluh yang mampu memberikan efek penurunan
tekanan darah yang signifikan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan studi systematic review (SR)
dengan cara melakukan ekstraksi data dari beberapa studi yang melakukan pengamatan
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi setelah diberi perlakuan berupa pemberian

2
ekstrak bagian tanaman belimbing wuluh, untuk kemudian diolah dan dianalisis secara lebih
mendalam, kemudian dilakukan interpretasi hasil dan penarikan kesimpulan baru berdasarkan
studi-studi yang dicakup. Dengan demikian, melalui studi SR ini dapat diketahui efektivitas
ekstrak daun maupun buah tanaman belimbing wuluh yang paling optimal digunakan sebagai
antihipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada studi systematic review ini ditentukan berdasarkan pendekatan
PICO (population, intervention, comparison, dan outcome). Berdasarkan latar belakang di atas,
dapat dirumusankan masalah yaitu bagian manakah di antara daun dan buah tanaman
belimbing wuluh yang paling efektif digunakan sebagai alternatif dalam membantu
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan melihat seberapa efektif penggunaan ekstrak daun maupun
buah tanaman belimbing wuluh sebagai antihipertensi yang dilihat dari kemampuannya dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui efektivitas ekstrak daun dan buah belimbing wuluh dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi
2. Membandingkan kedua aktivitas ekstrak sehingga diperoleh ekstrak yang paling optimum
dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai alternatif bahan
baku obat antihipertensi yang ditunjukkan melalui aktivitas penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi setelah mengkonsumsi ekstrak daun dan buah belimbing wuluh. Dengan
adanya penelitian ini, Peneliti berharap pemanfaatan tanaman di sekitar kita dapat dilakukan
secara maksimal terutama untuk kemajuan bidang pengobatan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Patofisiologis dan Faktor Resiko Hipertensi


Hipertensi ditunjukkan dengan peningkatan tekanan darah yang persisten. Pada orang
dewasa, hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 1 Klasifikasi hipertensi

Sistolik Diastolik
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi Tahap 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi Tahap 2 ≥ 160 atau ≥ 100

Patofisiologi hipertensi ditunjukkan dengan adanya aterosklerosis, gangguan struktur anatomi


pembuluh darah perifer yang kemudian berlanjut menjadi kaku. Pembuluh darah yang kaku
dapat mengalami penyempitan dan gangguan akibat terlalu banyak darah yang dipompa
melewati pembuluh tersebut, sehingga akan menghambat peredaran darah di dalamnya. Hal ini
akan memicu peningkatan kerja jantung untuk memompa darah. Beban kerja jantung yang
berlebihan ini akhirnya meningkatkan tekanan darah di dalam sistem peredaran darah seluruh
tubuh. Pada umumnya secara alamiah, hipertensi terjadi pada orang lanjut usia akibat adanya
penurunan fungsi pembuluh darah (penurunan kelenturan pembuluh darah). Biasanya, hal ini
turut diperparah dengan penimbunan lemak di saluran pembuluh darah (Prasetyaningrum dan
Suharsanti, 2017).

Sistem kerja jantung tersinkronisasi dengan ginjal. Pada saat tekanan darah meningkat,
ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air untuk menurunkan volume darah yang pada
akhirnya turut menormalkan tekanan darah. Sebaliknya, pada saat tekanan darah cukup rendah,
ginjal akan menurunkan level ekskresi garam-garam dan air sehingga volume darah menjadi
bertambah dan akhirnya akan menormalkan kembali tekanan darah. Apabila seseorang
memiliki kelainan seperti gangguan fungsi ginjal, maka hal ini dapat meningkatkan resiko
terjadinya peningkatan tekanan darah. Seseorang dengan fungsi ginjal yang sudah tidak dapat
membuang kelebihan garam-garam mineral dan air dalam tubuh akan mengalami penambahan

4
volume cairan dalam darah. Dengan adanya peningkatan volume cairan tubuh, tekanan darah
juga akan meningkat (Sogandi et al, 2013).

Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi diantaranya meliputi faktor genetik, ras,


usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol, obesitas, dan stress
psikologis. Asupan makanan (pola makan) juga turut berkontribusi terhadap penyakit
hipertensi, terutama asupan yang mengandung kadar garam tinggi. Selain itu, level hormon
angiotensin II dalam tubuh juga turut berpengaruh (Prasetyaningrum dan Suharsanti, 2017).

2.2 Penyebab di Balik Hipertensi (Proses Enzimatis)


Pengaturan tekanan darah dalam tubuh tidak terlepas dari adanya enzim angiotensin-
converting enzyme (ACE) atau yang juga dikenal sebagai enzim peptidil dipeptidase A atau
kinase II. Enzim ini mengkatalisis konversi angiotensin I menjadi oktapeptida angiotensin II
yang merupakan salah satu penyebab hipertensi. Hal ini disebabkan oleh angiotensin II yang
berperan dalam mempersempit pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah
(Sogandi et al, 2013).

Pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II tidak hanya terjadi di paru-paru tapi


juga di sepanjang jaringan epitel pembuluh darah. Sistem ini terutama menyusun rangkaian
dari renin sampai menjadi angiotensin II yang dikenal sebagai Renin Angiotensin Aldosteron
System (RAAS). Sistem ini memegang peranan yang sangat penting terutama dalam
patogenesis hipertensi, baik sebagai salah satu penyebab timbulnya hipertensi maupun dalam
perjalanan penyakitnya. Sistem RAAS merupakan sistem hormonal yang kompleks dan turut
berperan dalam mengatur sistem kardiovaskular, ginjal, kelenjar adrenal, dan pengaturan
sistem regulasi tekanan darah dalam tubuh (Sogandi et al, 2013).

2.3 Potensi Pengobatan Hipertensi dari Tanaman Belimbing Wuluh


Penyakit hipertensi dapat diobati dengan menggunakan beberapa kelompok obat seperti
diuretik, antiadrenergik, vasodilatator antihipertensi, sistem bloker renin-angiotensin-
aldosteron, dan antagonis reseptor angiotensin II. Prinsip pengobatan ini utamanya yaitu
melalui inhibisi ACE untuk menghambat konversi angiotensin I yang bersifat inaktif menjadi
angiotensin II yang aktif. Jika pembentukan angiotensin II dihambat, maka vasokonstriksi atau
penyempitan pembuluh darah dapat dicegah dan tekanan darah akan tetap stabil.

5
Senyawa ACE-inhibitor bekerja untuk penyakit kardiovaskular terutamam dalam
memperbaiki fungsi dan anatomi pembuluh darah arteri, memperbaiki fungsi endotel,
meregresi dan menstabilkan arterosklerosis. Angiotensin II berperan sebagai vasokonstriktor,
menyebabkan degradasi bradikinin menjadi peptida yang inaktif atau dalam hal ini tidak
mengalami perubahan. Dengan demikian, pencegahan hipertensi yaitu dengan cara
meningkatkan level bradikinin yang berperan sebagai vasodilator. Adanya vasodilatasi
menyebabkan tekanan darah menurun (Sogandi et al, 2013).

Saat ini, pengobatan hipertensi menggunakan obat-obatan antihipertensi sintetis seperti


captopril, elanapril, benazepril, dan lain-lain. Namun demikian, penggunaan obat-obatan
sintetis dalam jangka panjang akan memberikan efek kurang baik bagi kesehatan. Oleh karena
itu, penelitian untuk mencari obat alternatif dari senyawa bioaktif tanaman terus ditingkatkan.
Salah satu komponen aktif tanaman yang mampu bekerja menurunkan tekanan darah tinggi
yaitu senyawa golongan flavonoid. Senyawa ini ditemukan salah satunya pada tanaman
belimbing wuluh. Penggunaan daun dan buah tanaman ini telah diketahui mampu menurunkan
tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi yang rutin meminum air rebusan daun dan
buahnya, maupun meminum jus buah belimbing wuluh. Namun demikian, masih perlu
dilakukan tinjauan pustaka melalui systematic review untuk melihat perbandingan efektivitas
ekstrak daun maupun buah tanaman belimbing wuluh agar pemanfaatannya sebagai
antihipertensi menjadi lebih optimal.

2.4 Systematic Review


Systematic Review (SR) merupakan sebuah metode literature review (LR) yang
sistematis untuk mengidentifikasi, memilih, menilai, menganalisis dan menginterpretasi data,
serta menyimpulkan hasil studi berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan.
Tujuan dari SR adalah membantu peneliti dalam mensintesis hasil-hasil penelitian untuk
kemudian menarik sebuah kesimpulan yang lengkap dan komprehensif sesuai dengan
permasalahan spesifik yang dirumuskan dalam penelitian (Uman, 2011).

Agar penelitian dengan metode SR menghasilkan output yang berkualitas, maka


diperlukan adanya penentuan kriteria inklusi dan eksklusi yang ketat. Dalam metode ini, hasil-
hasil dari penelitian sebelumnya dirangkum dan dianalisis secara lebih mendalam, dan
kesenjangan antar-penelitian sebelumnya pun dibahas. Dengan demikian, akan diperoleh suatu
kesimpulan yang lengkap dan komprehensif. Oleh karena itu, studi SR mampu meningkatkan
pemanfaatan hasil penelitian pada topik yang dikaji (Siswanto, 2010).

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan studi systematic review (SR) untuk mengkaji
lebih dalam mengenai potensi dan efektivitas ekstrak daun dan buah tanaman belimbing wuluh
dalam menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Selain itu, akan dilihat kesenjangan
antara hasil-hasil penelitian sebelumnya serta memperbarui informasi yang ada sehingga dapat
diketahui potensi pengobatan hipertensi yang lebih optimal dari tanaman belimbing wuluh.

3.2 Kerangka Konsep


Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada protokol
PRISMA (preferred reporting items for systematic reviews and meta-analyses) sesuai diagram
berikut.

Gambar 1 Diagram PRISMA: Tahapan Systematic Review


7
3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Studi systematic review ini menetapkan kriteria terhadap pemilihan artikel yang
dicakup. Kriteria inklusi yang diberlakukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Artikel yang dicakup diterbitkan dalam 5 tahun terakhir (Agustus 2015 - Agustus 2020)
2. Artikel merupakan hasil penelitian primer
3. Penelitian berisi tentang potensi ekstrak daun maupun buah tanaman belimbing wuluh
4. Subjek penelitian yaitu orang dewasa penderita hipertensi
5. Penelitian dilakukan di Indonesia
6. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu:
1. Studi yang melebar dari topik yang dikaji
2. Penelitian tidak dilakukan di Indonesia
3. Tidak berupa artikel utuh (full text)

3.4 Sumber Literatur


Artikel yang diikutsertakan dalam penelitian ini diperoleh melalui pencarian pada
mesin pencari Google Scholar, portal GARUDA (garba rujukan digital – Kementerian Riset
dan Teknologi – Badan Riset dan Inovasi Nasional), dan DOAJ (directory of open access
journals). Google Scholar merupakan mesin pencari yang memberikan layanan dalam
melakukan pencarian literatur ilmiah seperti buku teks, artikel jurnal, paten, dan sitasi ilmiah
lainnya. Mesin pencari ini dapat diakses melalui https://scholar.google.co.id/. Mesin pencari
lain yang digunakan adalah portal GARUDA yang merupakan basis data publikasi ilmiah yang
diterbitkan di Indonesia yang mencakup artikel ilmiah, jurnal, dan hasil konferensi ilmiah.
Mesin pencari ini dapat diakses melalui https://garuda.ristekbrin.go.id. Mesin pencari yang
digunakan selanjutnya adalah DOAJ yang merupakan basis data untuk seluruh publikasi ilmiah
berupa artikel jurnal peer-review yang dapat diakses secara bebas (open access). Mesin pencari
ini dapat diakses pada laman https://doaj.org.

3.5 Metode Pencarian Literatur


Pencarian literatur dilakukan pada rentang waktu 21 Agustus hingga 21 November
tahun 2020 dengan menggunakan standar Boolean operators dengan kombinasi kata kunci dan
kata penghubung berupa “AND”, “OR”, dan “NOT”. Dalam penelitian ini, kata kunci

8
pencarian disesuaikan dengan topik utama rumusan masalah yaitu “efektivitas ekstrak daun
dan buah tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap penurunan tekanan darah
tinggi penderita hipertensi”. Kata kunci dibagi dalam 2 kelompok, yaitu berdasarkan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam pencarian berbahasa Indonesia, kombinasi kata kunci dan
kata penghubung yang digunakan yaitu (“hipertensi“ OR “tekanan darah tinggi”) AND
(“belimbing wuluh” OR “Averrhoa bilimbi”). Sementara itu, dalam pencarian berbahasa
Inggris, kombinasi kata kunci dan kata penghubung yang digunakan yaitu (”hypertension” OR
“antihypertensive”) AND (“belimbing wuluh” OR “Averrhoa bilimbi” OR “bilimbi fruit”).
Dalam proses pencarian artikel, kata kunci yang digunakan juga dicari dalam 2 cara, yaitu
pencarian kata kunci dalam seluruh badan artikel dan pencarian kata kunci hanya dalam judul
dan/atau abstrak.

3.6 Metode Seleksi/Penapisan Literatur


Seleksi artikel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 4 tahapan protokol
PRISMA yaitu identifikasi, penapisan (screening), peninjauan kelayakan (eligibility), dan
pengikutsertaan (included). Keempat tahapan proses ini telah digambarkan pada Gambar 1.
Tahap identifikasi dilakukan melalui pencarian literatur menggunakan kombinasi kata kunci
yang telah ditentukan pada basis data Google Scholar, portal GARUDA, dan DOAJ.

Setelah dilakukan identifikasi, dilakukan penapisan terhadap seluruh artikel yang


diperoleh sesuai dengan topik yang dikaji. Dalam tahap ini, dilakukan penapisan berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan dengan acuan yaitu hasil pencarian kata
kunci dalam seluruh badan artikel dan pencarian kata kunci hanya dalam judul dan/atau abstrak.
Artikel-artikel yang tidak memenuhi kriteria tidak diikutsertakan dalam kajian.

Setelah melewati tahap penapisan, seluruh artikel kemudian diuji kelayakannya melalui
tahap peninjauan kelayakan. Tahapan ini bertujuan menyaring lebih lanjut artikel-artikel yang
akan dikaji agar keseluruhan isi artikel-artikel tersebut sesuai dengan rumusan masalah serta
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam tahap ini, hanya artikel-artikel yang bersifat
akses terbuka dan utuh (open access full text) yang diikutsertakan dalam kajian.

Tahapan berikutnya dalam proses seleksi literatur yaitu pengikutsertaan artikel.


Tahapan ini merupakan proses mengikutsertakan artikel yang relevan dan memenuhi kriteria
inklusi yang telah ditetapkan, serta memenuhi persyaratan sebagai open access full text sesuai
hasil peninjauan kelayakan literatur. Artikel-artikel yang diikutsertakan kemudian dilakukan

9
review atau pengkajian lebih lanjut sesuai dengan topik utama rumusan masalah yaitu
“efektivitas ekstrak daun dan buah tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap
penurunan tekanan darah tinggi penderita hipertensi”.

3.7 Analisis Literatur


Metode analisis artikel yang digunakan pada penelitian ini yaitu systematic review with
narrative review/summary, atau membuat sebuah rangkuman menyeluruh terhadap temuan-
temuan saat ini mengenai topik yang dikaji untuk kemudian didiskusikan lebih mendalam, lalu
dilakukan sintesis data hasil penelitian pada artikel-artikel yang dikaji untuk menghasikan
koherensi argumen mengenai fokus masalah. Data-data yang dikaji ditampilkan sebagai bukti
(evidences) yang mendasari sudut pandang argumen tersebut.

Pada proses analisis, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mereview
temuan. Temuan-temuan dari studi-studi sebelumnya dianalisis secara mendalam melalui studi
perbandingan (comparison), pertentangan (contrast), kritik terhadap temuan/hasil penelitian
tertentu (criticize), atau berupa sintesis dengan mencari keunggulan dan kelemahan sebuah
studi untuk menganalisis artikel baru. Dalam penelitian ini, Peneliti akan melakukan teknik
sintesis dimana keunggulan dan kelemahan studi-studi sebelumnya akan dianalisis kemudian
dilihat kesenjangan antar studi tersebut sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang lengkap
dan komprehensif mengenai status efektivitas penggunaan ekstrak daun dan buah tanaman
belimbing wuluh dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi sesuai temuan-
temuan ilmiah di 5 tahun terakhir. Selain itu, hasil SR ini juga akan dibandingkan dengan hasil
studi sebelumnya mengenai aktivitas antihipertensi dari jenis tanaman herbal yang lainnya.
Dengan demikian, diharapkan luaran dari penelitian ini mampu meningkatkan nilai manfaat
dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, terutama dalam memperkaya khazanah pengetahuan
dan pemanfaatan tanaman herbal yang berpotensi sebagai antihipertensi di sekitar kita.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pencarian dan Seleksi Literatur


Studi systematic review (SR) digunakan untuk mengidentifikasi, memilih, menilai,
menganalisis dan menginterpretasi data dari berbagai penelitian dengan topik spesifik untuk
kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang lengkap dan komprehensif berdasarkan
beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Dalam penelitian ini, topik yang diangkat
yaitu mengenai efektivitas daun dan buah tanaman belimbing wuluh sebagai antihipertensi.
Topik ini diangkat karena terdapat banyak literatur yang membahas tentang potensi daun dan
buah belimbing wuluh sebagai antihipertensi namun hasil yang diperoleh menunjukkan
efektivitas yang masih beragam, sehingga perlu dilakukan studi SR untuk menentukan ekstrak
yang paling optimum digunakan dalam terapi non-farmakologis dalam membantu menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi.

Perumusan masalah dilakukan berdasarkan pendekatan PICO (population, intervention,


comparison, dan outcome) dengan konteks penelitian yang dilakukan di Indonesia. Adapun
pendekatan perumusan masalah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Perumusan masalah dengan pendekatan PICO

Population Individu yang menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)

Intervention Pemberian ekstrak bagian tanaman belimbing wuluh baik


daun maupun buah
Comparison Besar penurunan tekanan darah (mmHg)

Outcomes Penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

Context Penggunaan tanaman herbal belimbing wuluh di Indonesia

Sementara itu, pencarian dan penapisan literatur dilakukan dengan kaidah PRISMA (preferred
reporting items for systematic reviews and meta-analyses). Pencarian awal literatur dilakukan
pada 3 mesin pencari, yaitu Google Scholar, Portal GARUDA, dan DOAJ yang kemudian
diikuti dengan penapisan sesuai diagram berikut.

11
Gambar 2 Hasil pencarian dan penapisan artikel mengikuti protokol PRISMA

Berdasarkan protokol PRISMA yang dilakukan, jumlah total literatur yang memenuhi
kriteria studi yaitu sebanyak 6 (enam) buah. Dari keenam buah artikel ini kemudian dilakukan
ekstraksi data, analisis, dan dikaji untuk menghasikan koherensi argumen mengenai fokus
masalah yang dibahas.

4.2 Ekstraksi Data dan Analisis Hasil


Studi SR difokuskan pada 6 buah artikel yang telah disaring mengikuti protokol
PRISMA. Dari keenam artikel tersebut, selanjutnya dilakukan ekstraksi data untuk melihat
seberapa besar efektivitas penggunaan tanaman belimbing wuluh dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi. Data yang diambil dari keenam artikel ini mencakup bagian
tanaman belimbing wuluh yang digunakan dalam penelitian, dosis yang digunakan, data nilai
tekanan darah sebelum dan sesudah pengamatan, dan besar penurunan tekanan darah yang
teramati pada masing-masing studi. Informasi lengkap mengenai hal ini disajikan dalam Tabel
3 dan Tabel 4 berikut.

12
Tabel 3 Gambaran umum keseluruhan studi

Rentang usia
Metode Kategori Jumlah responden
Author(s) Tahun responden
Penelitian responden (orang)
(tahun)
Asprilia A, 2016 Pre-post Remaja 15-17 21
Candra A
Anggraeni D, 2018 Intervensi- Ibu hamil - masing-masing 10
Mail E, kontrol
Adiesty F
Dasuki, 2018 Pre-post Dewasa 36-55 32
Maulani,
Zulnia M
Lestari I, 2018 Pre-post Dewasa 41-65 30
Melania A,
Prasetyo B
Simandalahi 2018 Intervensi- Lansia 60-74 masing-masing 8
T, Sukma ZSY kontrol
Apriza 2020 Pre-post Dewasa >15 10

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa studi yang dicakup melibatkan
penderita hipertensi pada rentang usia yang luas, mulai dari remaja hingga usia lanjut (lansia).
Hal ini dikarenakan penyakit hipertensi hanya dapat terjadi tidak pada usia tertentu, namun
juga dapat menyerang siapa saja pada rentang usia berapapun. Meskipun demikian, secara
teoretis semakin tinggi usia seseorang, peluang kejadian mengalami hipertensi semakin tinggi.
Hal ini dikarenakan semakin lanjut usia, kondisi elastisitas sel dan pembuluh darah makin
mengalami penurunan yang menyebabkan kemampuan dilatasi pembuluh darah juga turut
menurun (Prasetyaningrum dan Suharsanti, 2017).

Metode yang digunakan pada keenam studi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
secara pre-and-post test dan pembagian berdasarkan kelompok intervensi-kontrol. Dalam
metode pre-and-post test, individu yang dijadikan responden sebelum dan sesudah pengamatan
adalah sama, yang kemudian diamati penurunan tekanan darahnya setelah diberikan perlakuan.
Sementara dalam studi yang melibatkan kelompok intervesi-kontol, kelompok kontrol
diberikan placebo dan kelompok intervensi dijadikan sebagai kelompok yang diamati
penurunan tekanan darahnya setelah diberi perlakuan. Hasil pengamatan penurunan tekanan
darah yang berhasil dikumpulkan dari seluruh studi digambarkan dalam Tabel 4 berikut.

13
Tabel 4 Kajian efektivitas tanaman belimbing wuluh sebagai antihipertensi

Bagian Besar
Rerata TD Rerata TD
tanaman penurunan
Author(s) Tahun Resep awal* Akhir*
yang TD*
(mmHg) (mmHg)
digunakan (mmHg)
Asprilia A, 2016 buah 100 ml/hari, 144 110 34
Candra A selama 14 hari
Anggraeni D, 2018 daun 2 kali/ minggu, 136 124 12
Mail E, selama 1 bulan
Adiesty F
Dasuki, 2018 buah 1 kali.hari, 156 127 29
Maulani, selama 8 hari
Zulnia M
Lestari I, 2018 buah 10 gram 164 145 19
Melania A, direbus dalam
Prasetyo B 300 ml air,
direduksi s.d.
100 ml, selama
7 hari
Simandalahi 2018 daun 50 gram 157 146 11
T, Sukma ZSY direbus dalam
300 ml air,
direduksi s.d.
150 ml,
diminum 1
kali/hari
selama 7 hari
Apriza 2020 buah 200 gram dijus 162 144 18
menjadi 250
ml, diminum 1
kali/hari
selama 7 hari
*TD = tekanan darah, sistolik

Sementara berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa penurunan tekanan darah terbesar
ditunjukkan oleh studi yang dilakukan oleh Asprilia dan Candra (2016), yaitu sebesar 34
mmHg. Studi ini menggunakan buah belimbing wuluh sebagai bahan penurun tekanan darah
pada remaja penderita hipertensi. Penurunan terbesar kedua ditunjukkan oleh studi yang
dilakukan oleh Dasuki dkk. (2018) yaitu sebesar 29 mmHg, yang menggunakan buah
belimbing wuluh sebagai bahan penurun tekanan darah pada penderita hipertensi dewasa.
Secara umum, berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penurunan tekanan darah yang
besar disebabkan oleh konsumsi buah dibandingkan daun belimbing wuluh. Penurunan ini
dapat terlihat setelah buah dikonsumsi sesuai resep selama 7 hingga 14 hari berturut-turut.

14
Oleh karena tingkat penurunan tekanan darah akibat mengkonsumsi ekstrak daun
maupun buah tanaman belimbing wuluh bervariasi pada masing-masing studi, Peneliti
mencoba mengkategorikan tingkat penurunan tersebut sesuai dengan hasil yang teramati pada
setiap studi. Bila diterjemahkan ke dalam kategori hipertensi sesuai dengan Tabel 1, dapat
dilihat tingkat penurunan tekanan darah pada masing-masing studi yaitu sebagai berikut.

Tabel 5 Tingkat penurunan tekanan darah pada masing-masing studi

Bagian Rerata
Rerata Tingkat
tanaman Kategori TD Kategori
Author(s) Tahun TD awal Penurunan
yang Awal Akhir Akhir
(mmHg) TD*
digunakan (mmHg)
Asprilia A, 2016 buah 144 Hipertensi 110 Normal +++
Candra A tahap 1
Anggraeni 2018 daun 136 Pre- 124 Pre- +
D, Mail E, hipertensi hipertensi
Adiesty F
Dasuki, 2018 buah 156 Hipertensi 127 Pre- ++
Maulani, tahap 1 hipertensi
Zulnia M
Lestari I, 2018 buah 164 Hipertensi 145 Hipertensi ++
Melania A, tahap 2 tahap 1
Prasetyo B
Simandalahi 2018 daun 157 Hipertensi 146 Hipertensi +
T, Sukma tahap 1 tahap 1
ZSY
Apriza 2020 buah 162 Hipertensi 144 Hipertensi ++
tahap 2 tahap 1
*Keterangan tingkat penurunan TD:
+ : Tidak signifikan
++ : Cukup signifikan
+++ : Signifikan
++++ : Sangat signifikan

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa penurunan tekanan darah akibat konsumsi ekstrak
daun belimbing wuluh tidak begitu signifikan dibandingkan dengan penurunan tekanan darah
yang teramati setelah mengkonsumsi ekstrak buah belimbing wuluh. Secara umum, tingkat
penurunan tekanan darah yang disebabkan oleh konsumsi buah belimbing wuluh yaitu “cukup
signifikan”, dimana penurunan yang terjadi hanya satu kategori, yaitu dari “hipertensi tahap 1”
menjadi “pre-hipertensi”. Sementara itu, tingkat penurunan tekanan darah yang paling
signifikan ditunjukkan oleh studi yang dilakukan oleh Asprilia dan Candra (2016), dimana
tekanan darah turun sebanyak 2 (dua) kategori, yaitu dari “hipertensi tahap 1” menjadi
“normal”.

15
Penggunaan buah belimbing wuluh lebih efektif dibandingkan daun dikarenakan
kandungan zat aktif pada buah belimbing wuluh lebih kaya dibanding pada daun. Kandungan
aktif yang dapat bekerja menurunkan tekanan darah yang ditemukan pada buah belimbing
wuluh diantaranya kalium, kalsium, magnesium, vitamin C, dan sedikit flavonoid. Kelompok
mineral berhubungan dengan fungsi diuretik yang mengatur cairan dalam tubuh, dalam hal ini
retensi natrium dan air sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Kalium juga
dapat memicu relaksasi otot polos pembuluh darah sehingga dapat mengurangi resistensi
pembuluh darah perifer yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Mineral dalam buah belimbing wuluh (terutama kalium) juga berperan dalam penghambatan
enzim ACE yang dapat memicu vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah
(Tulungnen dkk., 2016). Sementara itu, kandungan vitamin C dalam buah belimbing wuluh
berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menurunkan stres oksidatif dan meningkatkan fungsi
endotel dengan cara menghasilkan nitrat oksida yang dapat memicu efek vasodilatasi pembuluh
darah (Juraschek et al., 2012). Sementara itu, kandungan daun belimbing wuluh utamanya
yaitu flavonoid dan saponin. Flavonoid dan saponin berperan dalam menghambat kerja enzim
ACE dan menurunkan sekresi aldosteron dan antidiuretic hormone (ADH) yang akhirnya dapat
membantu menurunkan tekanan darah melalui retensi air dan garam dalam tubuh (Guerrero et
al., 2012). Namun demikian, fungsi penghambatan enzimatis ini nampaknya tidak lebih tinggi
dari pada fungsi-fungsi yang ditunjukkan langsung oleh gabungan kandungan mineral-mineral,
vitamin C, dan flavonoid yang terkandung dalam buah belimbing wuluh sehingga berdasarkan
studi SR ini dapat terlihat bahwa buah belimbing wuluh memiliki aktivitas yang jauh lebih
efektif dalam menurunkan tekanan darah dibandingkan daun belimbing wuluh.

Sementara itu, hasil penelitian serupa dilakukan dengan menggunakan air rebusan daun
alpukat yang menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 21 mmHg (Intansih,
2019), lebih efektif dibandingkan rebusan daun belimbing wuluh, namun masih tidak lebih
efektif dibandingkan penggunaan buah belimbing wuluh. Penelitian yang dilakukan Seiyudha
(2018) juga menunjukkan hasil yang sama, antara efektivitas penggunaan belimbing wuluh dan
belimbing manis. Studi yang dilakukan oleh Munawassalmiah dkk. (2018) juga menunjukkan
penurunan tekanan darah sistolik yang cukup signifikan, yaitu 21 mmHg dengan penggunaan
ekstrak labu siam. Penggunaan ekstrak biji Mahoni juga terbukti dapat menurunkan tekanan
darah sistolik hingga 22 mmHg (Yanti dan Putri, 2018). Dengan demikian, berdasarkan hasil
studi SR ini dapat diketahui bahwa buah belimbing wuluh serta beberapa herba lain dapat
digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan hipertensi.

16
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil studi SR dapat diketahui bahwa baik buah maupun daun belimbing
wuluh dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan hipertensi. Namun demikian, buah
belimbing wuluh memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan daun belimbing wuluh
dan beberapa tanaman lain yang telah diteliti, dengan penurunan tekanan darah sistolik paling
tinggi yaitu sebesar 34 mmHg. Penurunan tekanan darah sistolik yang signifikan ini diperoleh
melalui konsumsi 100 ml sari buah belimbing wuluh yang rutin dikonsumsi setiap hari selama
14 hari.

5.1 Saran
Penggunaan herba sebaiknya dioptimalkan dalam membantu pengobatan hipertensi.
Berdasarkan studi SR ini, penderita hipertensi disarankan dapat mengkonsumsi sari buah
belimbing wuluh secara rutin. Namun bila sulit ditemukan tanaman belimbing wuluh, dapat
juga digunakan tanaman lain yang juga memiliki aktivitas yang juga efektif dalam menurunkan
tekanan darah, seperti daun alpukat, belimbing manis, labu siam, dan biji mahoni.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anggreni D, Mail E, Adiesty F. 2018. Pengaruh air rebusan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
L.) dalam penurunan tekanan darah ibu hamil penderita hipertensi. Midwifery Journal of
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang: 16(1), 38-42.

Apriza. 2020. Perbedaan efektivitas konsumsi jus semangka dan jus belimbing wuluh terhadap
penurunan tekanan darah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang
Kota. Jurnal Ners: 4(1), 21-28.

Asprilia A, Candra A. 2016. Pengaruh pemberian sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
L.) terhadap tekanan darah sistolik remaja. Journal of Nutrition College: 5(3), 130-137.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI.

Dasuki, Maulani, Zulni M. 2018. Pengaruh pemberian jus buah belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas
Rawasari Kota Jambi. Wacana Kesehatan: 3(1), 260-269.

Guerrero L, Castillo J, Quin˜ones M, Garcia-Vallve´ S, Arola L, Pujadas G, Muguerza B.


Inhibition of Angiotensin-Converting Enzyme Activity by Flavonoids: Structure-Activity
Relationship Studies. 2012. 7(11): e49493. doi: 10.1371/journal.pone.0049493

Hidayah RN, Sulistiyaningsih R. 2019. Review artikel: tanaman dengan aktivitas anti
hipertensi. Farmaka. 17(2): 161-166.

Intansih I. 2020. Perbedaan efektivitas rebusan daun blimbing wuluh dan daun alpukat
terhadap perubahan tekanan darah lansia hipertensi di klinik dr. Rindang desa Teguhan
kecamatan Jiwan kabupaten Madiun (doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun).

Juraschek SP, Guallar E, Appel LJ, Miller ER. Effects of vitamin C supplementation on blood
pressure: a meta-analysis of randomized controlled trials. Am J Clin Nutr. 2012; 95:1079-
88.

Khirzin MH, Sukarno, Yuliana ND, Fawzya YN, Chasanah E. 2015. Aktivitas inhibitor enzim
pengubahan angiotensin (ACE) dan antioksidan peptida kolagen dari teripang gama.
JPB Kelautan dan Perikanan. 10(1): 27-35.

Lestari I, Melania A, Prasetyo B. 2018. Potency Water Stew of Averrhoa bilimbi L. for
Antihypertensive. International Journal of Nursing and Midwifery Science: 2(1), 55-61.

Munawassalmiah, R., & Rijai, L. (2018, December). Observasi Klinik Ekstrak Labu Siam
(Sechium edule) Sebagai Antihipertensi. In Proceeding of Mulawarman
Pharmaceuticals Conferences (Vol. 8, pp. 128-135).

18
Prasetyaningrum E, Suharsanti R. 2017. Pengaruh gaya hidup terhadap kenaikan tekanan
darah di kota Semarang. Media Farmasi Indonesia. 12(1): 1176-1183.

Ronchi SN, Brasil GA, de Nascimento AM, et al. 2015. Phytochemical and in vitro and in vivo
biological investigation on the antihypertensive activity of mango leaves (Mangifera
indica L.). Ther Adv Cardiovasc Dis. 9(5): 244-256.

Seiyudha YH. 2018. Efektifitas jus belimbing wuluh dan belimbing manis terhadap perubahan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di puskesmas pembantu desa Teguhan
kecamatan Jiwan kabupaten Madiun (doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun).

Simandalahi T, Sukma ZSY. 2018. Pengaruh pemberian air rebusan daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Andalas Padang. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory: 1(2), 93-103.

Siswanto. 2010. Systematic Review sebagai metode penelitian untuk mensintesis hasil-hasil
penelitian (sebuah pengantar). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan: 13(4), 326-333.

Sogandi, Wahyuni G, Saputri DD, Purwaningsih D, Khanna P. 2013. Mekanisme Kerja


Angiotensin Converting Enzyme (ACE) pada Hipertensi. Makalah Pascasarjana
Biokimia IPB. Bogor: IPB.

Susilawati Y, Rahmatullah TS, Muhtadi A, Sofyan FF, Tjitraresmi A. 2018. Aktivitas


antihipertensi ekstrak kering terstandardisasi kelopak bunga Rosela (Hibiscus
sabdariffa L.) hasil produksi skala pilot. Jurnal Sains Kesehatan. 1(10): 554-560.

Tulungnen, R.S, Sapulete, I.M & Pangemanan, D.H (2016). Hubungan kadar kalium dengan
tekanan darah pada remaja di kecematan bolanggitan Barat. Jurnal kedokteran klinik (KKN).
Vol.1. No.2, 37-45.

Uman L. S. 2011. Systematic reviews and meta-analyses. Journal of the Canadian Academy of
Child and Adolescent Psychiatry = Journal de l'Academie canadienne de psychiatrie de
l'enfant et de l'adolescent, 20(1), 57–59.

Widyaningsih TD, Wijayanti N, Syafrilia RM. 2018. Anti hipertensi minuman serbuk instan
campuran ekstrak buah delima merah (Punica granatum L.) dan ekstrak daun sirih
merah (Piper crocatum) pada tikus hipertensi. Foodscitech. 1(2): 11-25.

Yanti EK dan Putri EY. 2018. Pengaruh konsumsi ekstrak biji Mahoni terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi di desa Pulau Jambu wilayah kerja puskesmas Kuok tahun
2018. Jurnal Ners. 2(2): 17-26.

19
LAMPIRAN

Lampiran 1

JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN

1. Belanja Bahan (521211)


Justifikasi Harga
Uraian Kuantitas Biaya (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Tinta hitam 1 botol 225.000 225.000
Tinta warna (merah,
3 botol 275.000 825.000
kuning, biru)
ATK Kertas HVS 5 rim 50.000 250.000
Meterai 3000 4 buah 4.000 16.000
Meterai 6000 3 buah 7.000 21.000
Buku kwitansi 1 buah 4.000 4.000
Proposal, protokol,
Penjilidan 1 paket 300.000 300.000
dan laporan
Untuk komunikasi x
Komunikasi (pulsa) 2 orang 100.000 800.000
4 bulan
Subtotal (Rp) 2.441.000
2. Belanja Non-Operasional Lainnya (521219)
Justifikasi Harga
Uraian Kuantitas Biaya (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Penelusuran pustaka
Kuota internet 2 orang 100.000 600.000
x 3 bulan
Subtotal (Rp) 600.000
3. Honorarium Pelaksana (521213)
Justifikasi Harga
Uraian Kuantitas Biaya (Rp)
Pemakaian Satuan (Rp)
Review artikel, 3 orang, 7
Pengumpul data screening, dan input jam/minggu 25.000 4.200.000
data x 8 minggu
Subtotal (Rp) 4.200.000
Total anggaran yang terpakai (Rp) 7.241.000
Total anggaran yang diajukan (Rp) 7.500.000
Sisa anggaran (Rp) 259.000

20
Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian

Dukungan sarana dan prasarana dari institusi asal peneliti adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan alat penunjang penelitian yaitu
a. Komputer pengolahan data sebanyak 2 buah (Institusi)
b. Gawai untuk pencarian literatur dan pengolahan data (Peneliti)

Lampiran 3

Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
Nama Lengkap dan Instansi Pembagian
No. Bidang Ilmu waktu
gelar/NIP Asal Tugas
(Jam/minggu)
1. Ahmad Yani, M.Sc / Poltekkes Teknologi 12 Penelusuran
19880930 201902 1 Kemenkes Laboratorium literatur, review
001 Banten Medis artikel, analisis
data, penulisan
laporan
2. Venny Patricia, S.Pd, Poltekkes Teknologi 10 Penelusuran
M.Kes / Kemenkes Laboratorium literatur, analisis
19840621 201902 2 Banten Medis data, penulisan
001 laporan
3. Hartini / Poltekkes Teknologi 7 Review artikel,
P27903118068 Kemenkes Laboratorium screening, dan
Banten Medis input data
4. Icha Khofifah / Poltekkes Teknologi 7 Review artikel,
P27903118070 Kemenkes Laboratorium screening, dan
Banten Medis input data
5. Nelly Supriana Poltekkes Teknologi 7 Review artikel,
Simamora / Kemenkes Laboratorium screening, dan
P27903119087 Banten Medis input data

21
Lampiran 4. Biodata Peneliti

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENELITI

A. Ketua Peneliti
1. Identitas Peneliti

1. Nama Ahmad Yani, M.Sc


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. NIP 19880930 201902 1 001
4. Pangkat/golongan Penata Muda Tk.I/III-B
5. Jabatan Fungsional Dosen
6. NIDN 4030098801
7. Tempat Tanggal Lahir Serang, 30 September 1988
8. Email iamahmadyani@gmail.com
9. Nomor Hp 087772736111
10. Alamat Kantor Poltekkes Kemenkes Banten, Jl. dr. Sitanala,
Karang Sari, Neglasari, Tangerang 15121
11. Nomor Telpon 021-5518420
12. Mata Kuliah yang Diampu K3 dan Patient Safety, Biokimia, Toksikologi
Klinik, Kendali Mutu Laboratorium

2. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
The University of -
Nama Perguruan Tinggi IPB
Nottingham, Inggris
Bidang Ilmu Kimia Kimia
Tahun Masuk-Lulus 2006-2011 2016-2017

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
Identifikasi Isolat Bakteri
DIPA
Escherichia coli Penghasil Extended
Poltekkes
1. 2019 Spectrum Beta-Laktamase (ESBL) 14.000.000
Kemenkes
di Rumah Sakit Umum Daerah
Banten
Kabupaten Tangerang
Synthesis of Dyed Core-Shell
2. 2017 Particles via Polymerisation in LPDP 20.000.000
Supercritical Carbon Dioxide

22
B. Anggota Peneliti 1
1. Identitas Peneliti

1. Nama Venny Patricia, S. Pd, M. Kes


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. NIP 19840621 201902 2 001
4. Pangkat/golongan Penata Muda Tk.1 / III/B
5. Jabatan Fungsional Dosen
6. NIDN 0221068402
7. Tempat Tanggal Lahir Palembang, 21 Juni 1984
8. Email venny840621@gmail.com
9. Nomor Hp 0813-67723320
10. Alamat Kantor Jurusan Analis Kesehatan
Jl. dr. Neglasari Komplek SPK, Neglasai
Tangerang, Banten 15121
11. Nomor Telpon 021-5518420
12. Mata Kuliah yang Diampu Biologi Seluler, Bakteriologi, Aplikasi PCR

2. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Universitas Sriwijaya Universitas Padjajaran -
Nama Perguruan Tinggi
Palembang Bandung
Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Mikrobiologi Kedokteran
Tahun Masuk-Lulus 2002-2006 2007-2009

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2019 Identifikasi Isolat Bakteri Escherichia coli DIPA
Penghasil Extended Spectrum Beta- Poltekkes
14.000.000
Laktamase (ESBL) di Rumah Sakit Kemenkes
Umum Daerah Kabupaten Tangerang Banten
2. 2019 Multidrug-resistant organisms (MDRO) Sateks
patterns of GICU patients in Dr -
Mohammad Hoesin Hospital Palembang
3. 2019 Identification of carbapenemases Sateks
enterobacteriaceae producing gene --
blaVIM in clinical isolates
4. 2019 Identification of blaIMP gene Sateks
carbapenem-resistant Enterobacteriaceae -
(CRE) isolated from patient infection
5. 2019 Perbandingan hasil hitung jumlah eritrosit Sateks
dengan menggunakan larutan hayem, -
larutan saline dan larutan rees ecker

23
C. Pengumpul Data
1. Nama Hartini
Jenis Kelamin Perempuan
NIM P27903118068
Tingkat/Semester III / 5
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
2. Nama Icha Khofifah
Jenis Kelamin Perempuan
NIM P27903118070
Tingkat/Semester III / 5
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
3. Nama Nelly Supriana Simamora
Jenis Kelamin Perempuan
NIM P27903119087
Tingkat/Semester II / 3
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

24
Lampiran 5. Surat Penyataan Ketua Peneliti

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ahmad Yani, M.Sc
NIP / NIDN : 19880930 201902 1 001 / 4030098801
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I/III-B
Jabatan Fungsional : Dosen

Dengan ini menyatakan bahwa laporan penelitian saya dengan judul “Efektivitas Ekstrak Daun
dan Buah Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam Menurunkan Tekanan
Darah Penderita Hipertensi: Studi Systematic Review” yang diusulkan dalam skema Penelitian
Dosen Pemula untuk Tahun Anggaran 2020 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga/sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh
biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Tangerang, 21 Desember 2020


Mengetahui,
Kepala Pusat PPM Yang Menyatakan,

Suhartini, SKM, MKM Ahmad Yani, M.Sc


NIP 19650927 198412 2 001 NIP 19880930 201902 1 001

Menyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Banten

Prof. Dr. Khayan, SKM, M.Kes


NIP 19640313 198603 1 002

25
Lampiran 6. Tangkapan Layar Proses Pencarian Literatur

26

Anda mungkin juga menyukai