LAPORAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
Disusun oleh:
1. Ahmad Yani, M.Sc 19880930 201902 1 001
2. Venny Patricia, S.Pd, M.Kes 19840621 201902 2 001
Ketua Peneliti
Nama Lengkap : Ahmad Yani, M.Sc
NIP : 19880930 201902 1 001
Jabatan Fungsional : Dosen
Program Studi : D-III Teknologi Laboratorium Medis
Anggota Peneliti 1
Nama Lengkap : Venny Patricia, S.Pd, M.Kes
NIP : 19840621 201902 2 001
Program Studi : Teknologi Laboratorium Medis
Mengesahkan,
Direktur Poltekkes Kemenkes Banten
i
ABSTRAK
Hipertensi masih merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia.
Penyakit ini berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular penyebab
kematian. Angka prevalensi hipertensi yang tinggi mendorong banyaknya penelitian dan
pengembangan untuk menemukan obat-obatan antihipertensi maupun metode-metode
penyembuhan lainnya. Saat ini telah banyak dikembangkan penelitian untuk menemukan
bahan obat-obatan baru antihipertensi, terutama dari bahan-bahan alam. Beberapa tanaman
herbal telah diteliti kemampuannya sebagai bahan antihipertensi, salah satunya dari tanaman
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Pengamatan aktivitas antihipertensi dari esktrak daun
maupun buah tanaman belimbing wuluh telah banyak dilakukan, namun dari beberapa
penelitian yang telah ada diperoleh hasil konsentrasi efektif yang masih beragam. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini dilakukan studi systematic review (SR) untuk melihat seberapa efektif
penggunaan ekstrak daun maupun buah tanaman belimbing wuluh sebagai antihipertensi.
Pemilihan literatur dilakukan dengan menggunakan kaidah PRISMA, dimulai dari pencarian
literatur pada basis data Google Scholar, portal Garba Rujukan Digital (Garuda), dan Directory
Open Access Journals (DOAJ) menggunakan kata kunci yang telah ditentukan. Setelah itu,
dilakukan identifikasi dan penapisan artikel berdasarkan duplikasi dan kriteria inklusi yang
telah ditetapkan. Berdasarkan hasil studi SR dapat diketahui bahwa baik buah maupun daun
belimbing wuluh dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan hipertensi. Namun
demikian, buah belimbing wuluh memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan daun
belimbing wuluh dan beberapa tanaman lain yang telah diteliti, dengan penurunan tekanan
darah sistolik paling tinggi yaitu sebesar 34 mmHg. Penurunan tekanan darah sistolik yang
signifikan ini diperoleh melalui konsumsi 100 ml sari buah belimbing wuluh yang rutin
dikonsumsi setiap hari selama 14 hari.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dipanjatkan oleh Peneliti ke Hadirat Allah swt. karena atas limpahan
Rahmat-Nya Peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Efektivitas
Ekstrak Daun dan Buah Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam Menurunkan
Tekanan Darah Tinggi pada Penderita Hipertensi: Studi Systematic Review” tepat pada
waktunya.
Peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun agar laporan penelitian ini
dapat menjadi lebih baik, dan Peneliti berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat
dan turut berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan di bidang kesehatan bagi
masyarakat.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................ii
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Efek mematikan dari hipertensi utamanya disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, organ
jantung bekerja secara berlebihan yang berpotesi menyebabkan terjadinya jantung koroner
ataupun serangan jantung yang memicu kematian. Kedua, tekanan darah yang tinggi
menyebabkan pembuluh darah utama di otak pecah sehingga menyebabkan sebagian atau
seluruh fungsi otak rusak. kematian otak ini dikenal sebagai stroke. ketiga, tekanan darah yang
tinggi dapat menyebabkan terjadinya pendarahan di pada organ ginjal. Adanya pendarahan ini
menyebabkan ginjal banyak mengalami kerusakan sehingga tidak mampu lagi menjalankan
fungsinya secara normal. Kerusakan ginjal ini dapat mengakibatkan gagal ginjal, uremia,
bahkan kematian.
1
ke atas mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 25.8% pada tahun 2013
menjadi sebesar 34.1% pada tahun 2018. Meurut karakteristiknya, semakin bertambah usia
maka semakin tinggi prevalensi penyakit hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, angka kejadian
hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria, yaitu berturut-turut sebesar 36.9%
dan 31.3%. Data pendukung lainnya menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi lebih tinggi
terjadi di masyarakat perkotaan dibandingkan di pedesaan.
Selain tanaman yang disebutkan di atas, ada pula tanaman belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) yang juga telah diteliti memiliki potensi sebagai antihipertensi karena telah terbukti
mampu menurunkan tekanan darah pada kelompok perlakuan. Bagian tanaman yang diteliti
memiliki aktivitas antihipertensi yaitu daun (Anggreni et al., 2018; dan Simandalahi dan
Sukma, 2018), serta buah belimbing wuluh (Asprilia dan Candra, 2016; Dasuki et al., 2018;
Lestari et at., 2018; dan Apriza, 2020). Penelitian-penelitian tersebut telah dilakukan melalui
pemberian perlakuan kepada penderita secara langsung dalam kurun waktu tertentu. Namun
demikian, keseluruhan studi tersebut belum menggambarkan secara jelas dosis optimal
pemberian ekstrak bagian tanaman belimbing wuluh yang mampu memberikan efek penurunan
tekanan darah yang signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan studi systematic review (SR)
dengan cara melakukan ekstraksi data dari beberapa studi yang melakukan pengamatan
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi setelah diberi perlakuan berupa pemberian
2
ekstrak bagian tanaman belimbing wuluh, untuk kemudian diolah dan dianalisis secara lebih
mendalam, kemudian dilakukan interpretasi hasil dan penarikan kesimpulan baru berdasarkan
studi-studi yang dicakup. Dengan demikian, melalui studi SR ini dapat diketahui efektivitas
ekstrak daun maupun buah tanaman belimbing wuluh yang paling optimal digunakan sebagai
antihipertensi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistolik Diastolik
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi Tahap 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi Tahap 2 ≥ 160 atau ≥ 100
Sistem kerja jantung tersinkronisasi dengan ginjal. Pada saat tekanan darah meningkat,
ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air untuk menurunkan volume darah yang pada
akhirnya turut menormalkan tekanan darah. Sebaliknya, pada saat tekanan darah cukup rendah,
ginjal akan menurunkan level ekskresi garam-garam dan air sehingga volume darah menjadi
bertambah dan akhirnya akan menormalkan kembali tekanan darah. Apabila seseorang
memiliki kelainan seperti gangguan fungsi ginjal, maka hal ini dapat meningkatkan resiko
terjadinya peningkatan tekanan darah. Seseorang dengan fungsi ginjal yang sudah tidak dapat
membuang kelebihan garam-garam mineral dan air dalam tubuh akan mengalami penambahan
4
volume cairan dalam darah. Dengan adanya peningkatan volume cairan tubuh, tekanan darah
juga akan meningkat (Sogandi et al, 2013).
5
Senyawa ACE-inhibitor bekerja untuk penyakit kardiovaskular terutamam dalam
memperbaiki fungsi dan anatomi pembuluh darah arteri, memperbaiki fungsi endotel,
meregresi dan menstabilkan arterosklerosis. Angiotensin II berperan sebagai vasokonstriktor,
menyebabkan degradasi bradikinin menjadi peptida yang inaktif atau dalam hal ini tidak
mengalami perubahan. Dengan demikian, pencegahan hipertensi yaitu dengan cara
meningkatkan level bradikinin yang berperan sebagai vasodilator. Adanya vasodilatasi
menyebabkan tekanan darah menurun (Sogandi et al, 2013).
6
BAB III
METODE PENELITIAN
8
pencarian disesuaikan dengan topik utama rumusan masalah yaitu “efektivitas ekstrak daun
dan buah tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap penurunan tekanan darah
tinggi penderita hipertensi”. Kata kunci dibagi dalam 2 kelompok, yaitu berdasarkan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam pencarian berbahasa Indonesia, kombinasi kata kunci dan
kata penghubung yang digunakan yaitu (“hipertensi“ OR “tekanan darah tinggi”) AND
(“belimbing wuluh” OR “Averrhoa bilimbi”). Sementara itu, dalam pencarian berbahasa
Inggris, kombinasi kata kunci dan kata penghubung yang digunakan yaitu (”hypertension” OR
“antihypertensive”) AND (“belimbing wuluh” OR “Averrhoa bilimbi” OR “bilimbi fruit”).
Dalam proses pencarian artikel, kata kunci yang digunakan juga dicari dalam 2 cara, yaitu
pencarian kata kunci dalam seluruh badan artikel dan pencarian kata kunci hanya dalam judul
dan/atau abstrak.
Setelah melewati tahap penapisan, seluruh artikel kemudian diuji kelayakannya melalui
tahap peninjauan kelayakan. Tahapan ini bertujuan menyaring lebih lanjut artikel-artikel yang
akan dikaji agar keseluruhan isi artikel-artikel tersebut sesuai dengan rumusan masalah serta
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam tahap ini, hanya artikel-artikel yang bersifat
akses terbuka dan utuh (open access full text) yang diikutsertakan dalam kajian.
9
review atau pengkajian lebih lanjut sesuai dengan topik utama rumusan masalah yaitu
“efektivitas ekstrak daun dan buah tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap
penurunan tekanan darah tinggi penderita hipertensi”.
Pada proses analisis, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam mereview
temuan. Temuan-temuan dari studi-studi sebelumnya dianalisis secara mendalam melalui studi
perbandingan (comparison), pertentangan (contrast), kritik terhadap temuan/hasil penelitian
tertentu (criticize), atau berupa sintesis dengan mencari keunggulan dan kelemahan sebuah
studi untuk menganalisis artikel baru. Dalam penelitian ini, Peneliti akan melakukan teknik
sintesis dimana keunggulan dan kelemahan studi-studi sebelumnya akan dianalisis kemudian
dilihat kesenjangan antar studi tersebut sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang lengkap
dan komprehensif mengenai status efektivitas penggunaan ekstrak daun dan buah tanaman
belimbing wuluh dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi sesuai temuan-
temuan ilmiah di 5 tahun terakhir. Selain itu, hasil SR ini juga akan dibandingkan dengan hasil
studi sebelumnya mengenai aktivitas antihipertensi dari jenis tanaman herbal yang lainnya.
Dengan demikian, diharapkan luaran dari penelitian ini mampu meningkatkan nilai manfaat
dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, terutama dalam memperkaya khazanah pengetahuan
dan pemanfaatan tanaman herbal yang berpotensi sebagai antihipertensi di sekitar kita.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sementara itu, pencarian dan penapisan literatur dilakukan dengan kaidah PRISMA (preferred
reporting items for systematic reviews and meta-analyses). Pencarian awal literatur dilakukan
pada 3 mesin pencari, yaitu Google Scholar, Portal GARUDA, dan DOAJ yang kemudian
diikuti dengan penapisan sesuai diagram berikut.
11
Gambar 2 Hasil pencarian dan penapisan artikel mengikuti protokol PRISMA
Berdasarkan protokol PRISMA yang dilakukan, jumlah total literatur yang memenuhi
kriteria studi yaitu sebanyak 6 (enam) buah. Dari keenam buah artikel ini kemudian dilakukan
ekstraksi data, analisis, dan dikaji untuk menghasikan koherensi argumen mengenai fokus
masalah yang dibahas.
12
Tabel 3 Gambaran umum keseluruhan studi
Rentang usia
Metode Kategori Jumlah responden
Author(s) Tahun responden
Penelitian responden (orang)
(tahun)
Asprilia A, 2016 Pre-post Remaja 15-17 21
Candra A
Anggraeni D, 2018 Intervensi- Ibu hamil - masing-masing 10
Mail E, kontrol
Adiesty F
Dasuki, 2018 Pre-post Dewasa 36-55 32
Maulani,
Zulnia M
Lestari I, 2018 Pre-post Dewasa 41-65 30
Melania A,
Prasetyo B
Simandalahi 2018 Intervensi- Lansia 60-74 masing-masing 8
T, Sukma ZSY kontrol
Apriza 2020 Pre-post Dewasa >15 10
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa studi yang dicakup melibatkan
penderita hipertensi pada rentang usia yang luas, mulai dari remaja hingga usia lanjut (lansia).
Hal ini dikarenakan penyakit hipertensi hanya dapat terjadi tidak pada usia tertentu, namun
juga dapat menyerang siapa saja pada rentang usia berapapun. Meskipun demikian, secara
teoretis semakin tinggi usia seseorang, peluang kejadian mengalami hipertensi semakin tinggi.
Hal ini dikarenakan semakin lanjut usia, kondisi elastisitas sel dan pembuluh darah makin
mengalami penurunan yang menyebabkan kemampuan dilatasi pembuluh darah juga turut
menurun (Prasetyaningrum dan Suharsanti, 2017).
Metode yang digunakan pada keenam studi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
secara pre-and-post test dan pembagian berdasarkan kelompok intervensi-kontrol. Dalam
metode pre-and-post test, individu yang dijadikan responden sebelum dan sesudah pengamatan
adalah sama, yang kemudian diamati penurunan tekanan darahnya setelah diberikan perlakuan.
Sementara dalam studi yang melibatkan kelompok intervesi-kontol, kelompok kontrol
diberikan placebo dan kelompok intervensi dijadikan sebagai kelompok yang diamati
penurunan tekanan darahnya setelah diberi perlakuan. Hasil pengamatan penurunan tekanan
darah yang berhasil dikumpulkan dari seluruh studi digambarkan dalam Tabel 4 berikut.
13
Tabel 4 Kajian efektivitas tanaman belimbing wuluh sebagai antihipertensi
Bagian Besar
Rerata TD Rerata TD
tanaman penurunan
Author(s) Tahun Resep awal* Akhir*
yang TD*
(mmHg) (mmHg)
digunakan (mmHg)
Asprilia A, 2016 buah 100 ml/hari, 144 110 34
Candra A selama 14 hari
Anggraeni D, 2018 daun 2 kali/ minggu, 136 124 12
Mail E, selama 1 bulan
Adiesty F
Dasuki, 2018 buah 1 kali.hari, 156 127 29
Maulani, selama 8 hari
Zulnia M
Lestari I, 2018 buah 10 gram 164 145 19
Melania A, direbus dalam
Prasetyo B 300 ml air,
direduksi s.d.
100 ml, selama
7 hari
Simandalahi 2018 daun 50 gram 157 146 11
T, Sukma ZSY direbus dalam
300 ml air,
direduksi s.d.
150 ml,
diminum 1
kali/hari
selama 7 hari
Apriza 2020 buah 200 gram dijus 162 144 18
menjadi 250
ml, diminum 1
kali/hari
selama 7 hari
*TD = tekanan darah, sistolik
Sementara berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa penurunan tekanan darah terbesar
ditunjukkan oleh studi yang dilakukan oleh Asprilia dan Candra (2016), yaitu sebesar 34
mmHg. Studi ini menggunakan buah belimbing wuluh sebagai bahan penurun tekanan darah
pada remaja penderita hipertensi. Penurunan terbesar kedua ditunjukkan oleh studi yang
dilakukan oleh Dasuki dkk. (2018) yaitu sebesar 29 mmHg, yang menggunakan buah
belimbing wuluh sebagai bahan penurun tekanan darah pada penderita hipertensi dewasa.
Secara umum, berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penurunan tekanan darah yang
besar disebabkan oleh konsumsi buah dibandingkan daun belimbing wuluh. Penurunan ini
dapat terlihat setelah buah dikonsumsi sesuai resep selama 7 hingga 14 hari berturut-turut.
14
Oleh karena tingkat penurunan tekanan darah akibat mengkonsumsi ekstrak daun
maupun buah tanaman belimbing wuluh bervariasi pada masing-masing studi, Peneliti
mencoba mengkategorikan tingkat penurunan tersebut sesuai dengan hasil yang teramati pada
setiap studi. Bila diterjemahkan ke dalam kategori hipertensi sesuai dengan Tabel 1, dapat
dilihat tingkat penurunan tekanan darah pada masing-masing studi yaitu sebagai berikut.
Bagian Rerata
Rerata Tingkat
tanaman Kategori TD Kategori
Author(s) Tahun TD awal Penurunan
yang Awal Akhir Akhir
(mmHg) TD*
digunakan (mmHg)
Asprilia A, 2016 buah 144 Hipertensi 110 Normal +++
Candra A tahap 1
Anggraeni 2018 daun 136 Pre- 124 Pre- +
D, Mail E, hipertensi hipertensi
Adiesty F
Dasuki, 2018 buah 156 Hipertensi 127 Pre- ++
Maulani, tahap 1 hipertensi
Zulnia M
Lestari I, 2018 buah 164 Hipertensi 145 Hipertensi ++
Melania A, tahap 2 tahap 1
Prasetyo B
Simandalahi 2018 daun 157 Hipertensi 146 Hipertensi +
T, Sukma tahap 1 tahap 1
ZSY
Apriza 2020 buah 162 Hipertensi 144 Hipertensi ++
tahap 2 tahap 1
*Keterangan tingkat penurunan TD:
+ : Tidak signifikan
++ : Cukup signifikan
+++ : Signifikan
++++ : Sangat signifikan
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa penurunan tekanan darah akibat konsumsi ekstrak
daun belimbing wuluh tidak begitu signifikan dibandingkan dengan penurunan tekanan darah
yang teramati setelah mengkonsumsi ekstrak buah belimbing wuluh. Secara umum, tingkat
penurunan tekanan darah yang disebabkan oleh konsumsi buah belimbing wuluh yaitu “cukup
signifikan”, dimana penurunan yang terjadi hanya satu kategori, yaitu dari “hipertensi tahap 1”
menjadi “pre-hipertensi”. Sementara itu, tingkat penurunan tekanan darah yang paling
signifikan ditunjukkan oleh studi yang dilakukan oleh Asprilia dan Candra (2016), dimana
tekanan darah turun sebanyak 2 (dua) kategori, yaitu dari “hipertensi tahap 1” menjadi
“normal”.
15
Penggunaan buah belimbing wuluh lebih efektif dibandingkan daun dikarenakan
kandungan zat aktif pada buah belimbing wuluh lebih kaya dibanding pada daun. Kandungan
aktif yang dapat bekerja menurunkan tekanan darah yang ditemukan pada buah belimbing
wuluh diantaranya kalium, kalsium, magnesium, vitamin C, dan sedikit flavonoid. Kelompok
mineral berhubungan dengan fungsi diuretik yang mengatur cairan dalam tubuh, dalam hal ini
retensi natrium dan air sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Kalium juga
dapat memicu relaksasi otot polos pembuluh darah sehingga dapat mengurangi resistensi
pembuluh darah perifer yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Mineral dalam buah belimbing wuluh (terutama kalium) juga berperan dalam penghambatan
enzim ACE yang dapat memicu vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah
(Tulungnen dkk., 2016). Sementara itu, kandungan vitamin C dalam buah belimbing wuluh
berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menurunkan stres oksidatif dan meningkatkan fungsi
endotel dengan cara menghasilkan nitrat oksida yang dapat memicu efek vasodilatasi pembuluh
darah (Juraschek et al., 2012). Sementara itu, kandungan daun belimbing wuluh utamanya
yaitu flavonoid dan saponin. Flavonoid dan saponin berperan dalam menghambat kerja enzim
ACE dan menurunkan sekresi aldosteron dan antidiuretic hormone (ADH) yang akhirnya dapat
membantu menurunkan tekanan darah melalui retensi air dan garam dalam tubuh (Guerrero et
al., 2012). Namun demikian, fungsi penghambatan enzimatis ini nampaknya tidak lebih tinggi
dari pada fungsi-fungsi yang ditunjukkan langsung oleh gabungan kandungan mineral-mineral,
vitamin C, dan flavonoid yang terkandung dalam buah belimbing wuluh sehingga berdasarkan
studi SR ini dapat terlihat bahwa buah belimbing wuluh memiliki aktivitas yang jauh lebih
efektif dalam menurunkan tekanan darah dibandingkan daun belimbing wuluh.
Sementara itu, hasil penelitian serupa dilakukan dengan menggunakan air rebusan daun
alpukat yang menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 21 mmHg (Intansih,
2019), lebih efektif dibandingkan rebusan daun belimbing wuluh, namun masih tidak lebih
efektif dibandingkan penggunaan buah belimbing wuluh. Penelitian yang dilakukan Seiyudha
(2018) juga menunjukkan hasil yang sama, antara efektivitas penggunaan belimbing wuluh dan
belimbing manis. Studi yang dilakukan oleh Munawassalmiah dkk. (2018) juga menunjukkan
penurunan tekanan darah sistolik yang cukup signifikan, yaitu 21 mmHg dengan penggunaan
ekstrak labu siam. Penggunaan ekstrak biji Mahoni juga terbukti dapat menurunkan tekanan
darah sistolik hingga 22 mmHg (Yanti dan Putri, 2018). Dengan demikian, berdasarkan hasil
studi SR ini dapat diketahui bahwa buah belimbing wuluh serta beberapa herba lain dapat
digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan hipertensi.
16
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil studi SR dapat diketahui bahwa baik buah maupun daun belimbing
wuluh dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan hipertensi. Namun demikian, buah
belimbing wuluh memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan daun belimbing wuluh
dan beberapa tanaman lain yang telah diteliti, dengan penurunan tekanan darah sistolik paling
tinggi yaitu sebesar 34 mmHg. Penurunan tekanan darah sistolik yang signifikan ini diperoleh
melalui konsumsi 100 ml sari buah belimbing wuluh yang rutin dikonsumsi setiap hari selama
14 hari.
5.1 Saran
Penggunaan herba sebaiknya dioptimalkan dalam membantu pengobatan hipertensi.
Berdasarkan studi SR ini, penderita hipertensi disarankan dapat mengkonsumsi sari buah
belimbing wuluh secara rutin. Namun bila sulit ditemukan tanaman belimbing wuluh, dapat
juga digunakan tanaman lain yang juga memiliki aktivitas yang juga efektif dalam menurunkan
tekanan darah, seperti daun alpukat, belimbing manis, labu siam, dan biji mahoni.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anggreni D, Mail E, Adiesty F. 2018. Pengaruh air rebusan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
L.) dalam penurunan tekanan darah ibu hamil penderita hipertensi. Midwifery Journal of
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang: 16(1), 38-42.
Apriza. 2020. Perbedaan efektivitas konsumsi jus semangka dan jus belimbing wuluh terhadap
penurunan tekanan darah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangkinang
Kota. Jurnal Ners: 4(1), 21-28.
Asprilia A, Candra A. 2016. Pengaruh pemberian sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
L.) terhadap tekanan darah sistolik remaja. Journal of Nutrition College: 5(3), 130-137.
Dasuki, Maulani, Zulni M. 2018. Pengaruh pemberian jus buah belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas
Rawasari Kota Jambi. Wacana Kesehatan: 3(1), 260-269.
Hidayah RN, Sulistiyaningsih R. 2019. Review artikel: tanaman dengan aktivitas anti
hipertensi. Farmaka. 17(2): 161-166.
Intansih I. 2020. Perbedaan efektivitas rebusan daun blimbing wuluh dan daun alpukat
terhadap perubahan tekanan darah lansia hipertensi di klinik dr. Rindang desa Teguhan
kecamatan Jiwan kabupaten Madiun (doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun).
Juraschek SP, Guallar E, Appel LJ, Miller ER. Effects of vitamin C supplementation on blood
pressure: a meta-analysis of randomized controlled trials. Am J Clin Nutr. 2012; 95:1079-
88.
Khirzin MH, Sukarno, Yuliana ND, Fawzya YN, Chasanah E. 2015. Aktivitas inhibitor enzim
pengubahan angiotensin (ACE) dan antioksidan peptida kolagen dari teripang gama.
JPB Kelautan dan Perikanan. 10(1): 27-35.
Lestari I, Melania A, Prasetyo B. 2018. Potency Water Stew of Averrhoa bilimbi L. for
Antihypertensive. International Journal of Nursing and Midwifery Science: 2(1), 55-61.
Munawassalmiah, R., & Rijai, L. (2018, December). Observasi Klinik Ekstrak Labu Siam
(Sechium edule) Sebagai Antihipertensi. In Proceeding of Mulawarman
Pharmaceuticals Conferences (Vol. 8, pp. 128-135).
18
Prasetyaningrum E, Suharsanti R. 2017. Pengaruh gaya hidup terhadap kenaikan tekanan
darah di kota Semarang. Media Farmasi Indonesia. 12(1): 1176-1183.
Ronchi SN, Brasil GA, de Nascimento AM, et al. 2015. Phytochemical and in vitro and in vivo
biological investigation on the antihypertensive activity of mango leaves (Mangifera
indica L.). Ther Adv Cardiovasc Dis. 9(5): 244-256.
Seiyudha YH. 2018. Efektifitas jus belimbing wuluh dan belimbing manis terhadap perubahan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di puskesmas pembantu desa Teguhan
kecamatan Jiwan kabupaten Madiun (doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun).
Simandalahi T, Sukma ZSY. 2018. Pengaruh pemberian air rebusan daun belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Andalas Padang. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory: 1(2), 93-103.
Siswanto. 2010. Systematic Review sebagai metode penelitian untuk mensintesis hasil-hasil
penelitian (sebuah pengantar). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan: 13(4), 326-333.
Tulungnen, R.S, Sapulete, I.M & Pangemanan, D.H (2016). Hubungan kadar kalium dengan
tekanan darah pada remaja di kecematan bolanggitan Barat. Jurnal kedokteran klinik (KKN).
Vol.1. No.2, 37-45.
Uman L. S. 2011. Systematic reviews and meta-analyses. Journal of the Canadian Academy of
Child and Adolescent Psychiatry = Journal de l'Academie canadienne de psychiatrie de
l'enfant et de l'adolescent, 20(1), 57–59.
Widyaningsih TD, Wijayanti N, Syafrilia RM. 2018. Anti hipertensi minuman serbuk instan
campuran ekstrak buah delima merah (Punica granatum L.) dan ekstrak daun sirih
merah (Piper crocatum) pada tikus hipertensi. Foodscitech. 1(2): 11-25.
Yanti EK dan Putri EY. 2018. Pengaruh konsumsi ekstrak biji Mahoni terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi di desa Pulau Jambu wilayah kerja puskesmas Kuok tahun
2018. Jurnal Ners. 2(2): 17-26.
19
LAMPIRAN
Lampiran 1
20
Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian
Dukungan sarana dan prasarana dari institusi asal peneliti adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan alat penunjang penelitian yaitu
a. Komputer pengolahan data sebanyak 2 buah (Institusi)
b. Gawai untuk pencarian literatur dan pengolahan data (Peneliti)
Lampiran 3
Alokasi
Nama Lengkap dan Instansi Pembagian
No. Bidang Ilmu waktu
gelar/NIP Asal Tugas
(Jam/minggu)
1. Ahmad Yani, M.Sc / Poltekkes Teknologi 12 Penelusuran
19880930 201902 1 Kemenkes Laboratorium literatur, review
001 Banten Medis artikel, analisis
data, penulisan
laporan
2. Venny Patricia, S.Pd, Poltekkes Teknologi 10 Penelusuran
M.Kes / Kemenkes Laboratorium literatur, analisis
19840621 201902 2 Banten Medis data, penulisan
001 laporan
3. Hartini / Poltekkes Teknologi 7 Review artikel,
P27903118068 Kemenkes Laboratorium screening, dan
Banten Medis input data
4. Icha Khofifah / Poltekkes Teknologi 7 Review artikel,
P27903118070 Kemenkes Laboratorium screening, dan
Banten Medis input data
5. Nelly Supriana Poltekkes Teknologi 7 Review artikel,
Simamora / Kemenkes Laboratorium screening, dan
P27903119087 Banten Medis input data
21
Lampiran 4. Biodata Peneliti
A. Ketua Peneliti
1. Identitas Peneliti
2. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
The University of -
Nama Perguruan Tinggi IPB
Nottingham, Inggris
Bidang Ilmu Kimia Kimia
Tahun Masuk-Lulus 2006-2011 2016-2017
22
B. Anggota Peneliti 1
1. Identitas Peneliti
2. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Universitas Sriwijaya Universitas Padjajaran -
Nama Perguruan Tinggi
Palembang Bandung
Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Mikrobiologi Kedokteran
Tahun Masuk-Lulus 2002-2006 2007-2009
23
C. Pengumpul Data
1. Nama Hartini
Jenis Kelamin Perempuan
NIM P27903118068
Tingkat/Semester III / 5
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
2. Nama Icha Khofifah
Jenis Kelamin Perempuan
NIM P27903118070
Tingkat/Semester III / 5
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
3. Nama Nelly Supriana Simamora
Jenis Kelamin Perempuan
NIM P27903119087
Tingkat/Semester II / 3
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
24
Lampiran 5. Surat Penyataan Ketua Peneliti
Dengan ini menyatakan bahwa laporan penelitian saya dengan judul “Efektivitas Ekstrak Daun
dan Buah Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam Menurunkan Tekanan
Darah Penderita Hipertensi: Studi Systematic Review” yang diusulkan dalam skema Penelitian
Dosen Pemula untuk Tahun Anggaran 2020 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh
biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Menyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Banten
25
Lampiran 6. Tangkapan Layar Proses Pencarian Literatur
26