Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT, KEAHLIAN

KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP


KEMUNGKINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

Bambang Leo Handoko1), Kinanti Ashari Ramadhani2)

Universitas Bina Nusantara, Jakarta

1)
e-mail: bambang@binus.ac.id
1)
e-mail: kinanti.ramadhani@binus.ac.id

ABSTRACT
Related to the fraudulent of financial statements by PT. Kimia Farma, Indosat, and others, so this research
would detected fraud committed by company. The purpose of this research is to find influence audit
committee independent, financial expertise audit committee and the size of the company against possible
fraudulent of financial statements in manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange
period 2013-2015.The possibility of fraudulent of financial statements measured by Beneish M-score .The
quantitative research with the methodology associative and technical using regression analyzing logistic
(logistic regression). 82 company chosen used technique purposive sampling and use secondary data. The
result showed audit committee independent and the size of the company no effect on the possibility
fraudulent of financial statements and financial expertise audit committee an influence on the possibility
fraudulent of financial statements

Keywords: independent audit committee, audit committee financial expertise, the size of company, and the
possibility of farudelent financial report

ABSTRAK
Terkait kasus kecurangan laporan keuangan yang dilakukan PT.Kimia Farma, Indosat dan lain-lain maka
penelitian ini akan mendeteksi kecurangan yang dilakukan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh komite audit independen, keahlian keuangan komite audit dan ukuran perusahaan
terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2015. Kemungkinan kecurangan laporan keuangan diukur melalui Beneish M-
score. Jenis penelitiannya kuantitatif dengan metode penelitian asosaitf dan teknis analisis datanya
menggunakan regresi logistic (logistic regression). 82 perusahaan dipilih menggunakan teknik purposive
sampling dan menggunakan data sekunder.. Hasil penelitian menunjukkan komite audit independen dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada kemungkinan kecurangan laporan keuangan sedangkan keahlian
keuangan komite audit berpengaruh pada kemungkinan kecurangan laporan keuangan.

Kata Kunci: komite audit independen, keahlian keuangan komite audit, ukuran perusahaan, dan
kemungkinan kecurangan laporan keuangan

86 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


1. Pendahuluan mencapai Rp 2.097,71 triliun atau
Perusahaan industri manufaktur berkontribusi 18,1% terhadap PDB
adalah suatu cabang industri yang nasional, dengan sumbangan terbesar
mengaplikasikan mesin, peralatan dan dari sektor makanan dan minuman,
tenaga kerja dan suatu medium proses barang logam, alat angkutan serta
untuk mengubah bahan menjadi barang industri kimia, farmasi, dan obat
jadi untuk dijual. Barang jadi yang dijual tradisional. Angka tersebut meningkat di
dalam hal ini adalah barang jadi yang bandingkan dengan tahun sebelumnya
dijual kepada pelanggan dalam jumlah yakni senilai Rp 1.884 triliun atau
yang besar. Dengan kegiatan yang memberikan kontribusi 17,8% terhadap
dilakukan, industri manufaktur secara PDB nasional.
langsung berkontribusi pada pendapatan Persaingan yang timbul membuat
suatu negara. Sehingga akan lebih setiap perusahaan berusaha
banyak timbulnya resiko kecurangan meningkatkan kinerja untuk mencapai
(fraud). tujuan seperti laba yang tinggi. Sehingga
Industri manufaktur yang terdapat memungkinkan setiap perusahaan
di Indonesia merupakan industri yang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
didominasi perusahaan-perusahaan yang Indonesia (BEI) dalam melakukan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). manipulasi dalam laporan keuangan
Perusahaan dalam industri manufaktur mereka.
tersebut dikelompokkan menjadi Salah satu sample dari adanya
beberapa sub sektor industri diantaranya kecurangan yang dilakukan oleh
sektor industri dasar dan kimia, sektor perusahaan industri manufaktur yaitu
aneka industri dan sektor industri barang adanya praktik perataan laba oleh PT.
konsumsi.Banyaknya perusahaan dalam Kimia farma. PT. Kimia farma adalah
industri dan kondisi perekonomian saat produsen obat–obatan milik pemerintah
ini telah menciptakan suatu persaingan di Indonesia, diduga PT. Kimia farma
antar perusahaan. melakukan manipulasi laba bersih dalam
Terbukti dengan pernyataan laporan keuangan tahun 2001 dalam
Kementrian Perindustrian yang laporan keuangan tersebut PT. Kimia
menyatakan bahwa sepanjang tahun farma menghasilkan laba sebesar Rp.
2015 kinerja industri manufaktur 132 Miliar. Tetapi kecurangan tersebut

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 87


akhirnya terbongkar juga, karena setelah perusahaan terhadap laporan keuangan
dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober dapat di hindari oleh perusahaan dengan
2002 dalam laporan keuangan yang baru, di bentuknya Komite Audit (Audit
keuntungan PT. Kimia farma yang Commite). Di Indonesia pemeritah
sebenarnya hanya sebesar Rp 99,56 mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa
miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 Keuangan No. 55 /POJK.04/2015 yang
milyar, atau 24,7% dari laba awal yang menjelaskan pengertian komite audit
dilaporkan Diduga PT. Kimia farma sebagai berikut : “Komite Audit adalah
melakukan kecurangan dengan komite yang dibentuk oleh dan
menaikkan laba itu adalah untuk menarik bertanggung jawab kepada Dewan
minat investor agar menanamkan Komisaris dalam membantu
modalnya di PT. Kimia Farma melaksanakan tugas dan fungsi Dewan
(Davidparsaoran, 2009). Komisaris”. Komite audit juga dibentuk
Menurut Holmes et al. (dalam untuk membantu dalam mengawasi
Nurharyanto, 2011:110) tindak Direksi dan Tim Manajemen, serta
kecurangan (fraud) adalah suatu salah memastikan penerapan prinsip-prinsip
saji dari suatu fakta bersifat material tata kelola perusahaan yang baik.
yang diketahui tidak benar atau disajikan Anggota dan Ketua Komite Audit
dengan mengabaikan prinsip-prinsip bersifat independen dan tidak memiliki
kebenaran, dengan maksud menipu koneksi keuangan dengan Perseroan
terhadap pihak lain dan mengakibatkan selain dari remunerasi yang diterima.
pihak lain tersebut dirugikan. Tindak Selain itu, mereka juga tidak memiliki
kecurangan atas laporan keuangan hubungan keluarga ataupun bisnis
mencakup perbuatan kesalahan yang dengan anggota Dewan Komisaris atau
disengaja atas nilai keuangan tertentu Direksi atau pemegang saham mayoritas
untuk menghasilkan suatu tampilan lain. Kamarudin dan Wan (2014)
keuntungan yang lebih baik guna menyatakan bahwa perusahaan terlibat
mengelabui atau mengecoh pemegang dalam penipuan pelaporan keuangan
saham maupun kreditor (Nurharyanto, memiliki kecenderungan lebih tinggi
2011:110). untuk menyewa lebih banyak direksi
Kecurangan pada laporan independen untuk komite audit mereka
keuangan yang mungkin terjadi didalam daripada perusahaan lain dan Kartika dan

88 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


Sudarno (2014) menyatakan pengalaman /POJK.04/2015, anggota komite audit
pra komite audit memiliki disyaratkan independen dan sekurang-
kecenderungan lebih mudah dalam kurangnya ada satu orang yang memiliki
pendeteksian kecurangan pelaporan kemampuan di bidang akuntansi atau
keuangan sehingga Komite Audit keuangan. Selain itu anggota komite
independen yang diukur dengan audit wajib memahami laporan
pengungkapan kecurangan laporan keuangan, bisnis perusahaan khususnya
keuangan berpengaruh signifikan yang terkait dengan layanan jasa atau
terhadap kecurangan laporan keuangan. kegiatan usaha emiten atau perusahaan
Sedangkan Prasetyo (2014) menyatakan publik, proses audit, manajemen risiko,
bahwa pembentukkan komite audit dan peraturan perundang-undangan di
independen oleh perusahaan mungkin bidang pasar modal serta peraturan
hanya dilakukan untuk memenuhi perundang-undangan terkait lainnya.
regulasi saja dan Dwiputri (2013) Anisa dan Andri (2012) dan Prasetyo
menyatakan komite audit tidak dibentuk (2014) mengungkapkan ketika semakin
dengan kesadaran sukarela oleh banyak anggota komite audit yang
perusahaan dalam upaya meningkatkan memiliki keahlian keuangan dan
tata kelola internal perusahaan yang baik, akuntansi maka akan semakin efektif
tetapi dikarenakan adanya ketentuan dalam mengurangi terjadinya kecurangan
undang-undang yang mengharuskan pelaporan keuangan sehingga keahlian
adanya komite audit dalam keuangan Komite Audit yang diukur
perusahaansehingga Komite Audit dengan pengungkapan kecurangan
independen yang diukur dengan laporan keuangan berpengaruh signifikan
pengungkapan kecurangan laporan terhadap kecurangan laporan keuangan.
keuangan berpengaruh tidak signifikan Sedangkan Mustafa dan Nourhene
terhadap kecurangan laporan keuangan. (2012) yang mengungkapkan dalam
Selain anggota Komite Audit penelitiannya bahwa keahlian akuntansi
yang bersifat independensi, Komite anggota komite audit tidak berpengaruh
Audit juga harus memiliki keahlian di signifikan terhadap penyalahgunaan
bidang keuangan atau memiliki latar asset. karena pertama, komite
belakang akuntansi. Berdasarkan menghabiskan waktu yang relatif singkat
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55 meninjau laporan keuangan perusahaan

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 89


dan kontrol. Oleh karena itu, mungkin Akan tetapi, pandangan kedua menurut
tidak mungkin bahwa bahkan anggota Watts and Zimmerman (1990) dalam Jao
dengan keahlian dapat menemukan (2011:44) memandang ukuran perusahan
penyimpangan akuntansi. Kedua, mempunyai positif terhadap manajemen
kehadiran anggota dengan keahlian dapat laba menyatakan bahwa perusahaan-
menyebabkan anggota lain menjadi perusahaan besar yang memiliki biaya
kurang waspada. politik tinggi lebih cenderung memilih
Besar kecilnya ukuran metode akuntansi yang mengurangi laba
perusahaan juga dinilai dapat yang dilaporkan dibangdingkan
mempengaruhi terjadinya kecurangan perusahaan-perusahaan kecil. Prasetyo
dari sebuah laporan keuangan. Terdapat (2014) menemukan bahwa ukuran
dua pandangan mengenai ukuran perusahaan yang diukur dengan
perusahaan terhadap kecurangan dari pengungkapan kecurangan laporan
sebuah laporan keuangan. Pertama keuangan berpengaruh signifikan
ukuran perusahaan yang kecil terhadap kecurangan laporan keuangan.
dianggap lebih banyak melakukan Kamarudin dan Wan (2014), Lestari dan
praktik manajemen laba dalam hal ini Wiwin (2014) menemukan bahwa
yaitu tindakan kecurangan laporan ukuran perusahaan yang diukur dengan
keuangan, daripada perusahaan besar. pengungkapan kecurangan laporan
Hal ini dikarenakan perusahaan kecil keuangan berpengaruh tidak signifikan
cenderung ingin memperlihatkan kondisi terhadap kecurangan laporan keuangan.
perusahaan yang selalu berkinerja baik Beberapa penelitian yang pernah
agar investor menanamkan modalnya dilakukan menunjukkan hasil penelitian
pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang berbeda-beda. Peneliti ingin
yang besar lebih diperhatikan oleh meneliti kembali pengaruh dari komite
masyarakat sehingga akan lebih berhati- audit independen, keahlian keuangan
hati dalam melakukan pelaporan komite audit, dan ukuran perusahaan
keuangan sehingga berdampak terhadap kemungkinan kecurangan
perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangan. Penelitian ini
kondisinya lebih akurat (Nasution & merupakan replikasi dari penelitian
Setiawan, 2007: 10). Kamaruddin dan Wan (2014) yang
menggunakan sampel perusahaan yang

90 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


terdaftar di Bursa Malaysia periode mengurangi kecurangan Pelaporan
2005- 2010. Variabel kemungkinan Keuangan oleh perusahaan-perusahaan
kecurangan laporan keuangandiukur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menggunakan perhitungan Beneish M- (BEI) 2013-2015.
score. Sedangkan variabel komite audit
2. Kajian Literatur
independen, keahlian keuangan komite
2.1 Perusahaan dan Ukuran
audit serta ukuran perusahaan diukur dari
perusahaan
laporan komite audit dan total asset.
Menurut Molengraaff dalam Sekaran
Perbedaan penelitian ini dengan
(2013:31-32) Pengertian
penelitian dari Kamaruddin dan Wan
Perusahaan adalah keseluruhan
(2014) yaitu periode yang dipakai antara
perbuatan yang dilakukan secara terus-
tahun 2013-2015, menggunakan
menerus, untuk memperoleh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
penghasilan, bertindak keluar, dengan
Bursa Efek Indonesia, dan
cara memperdagangkan, menyerahkan
menambahkan variabel ukuran
atau mengadakan perjanjian-perjanjian
perusahaan.
perdagangan. Pengertian perusahaan
Tujuan dalam penelitian ini adalah
disini tidak mempersoalkan tentang
Untuk mengetahui komite audit
perusahaan sebagai badan usaha, namun
independen, keahlian keuangan kmite
justru perusahaan sebagai perbuatan, jadi
audit dan ukuran perusahaan dalam
terkesan hanya meliputi kegiatan usaha.
mempengaruhi kemungkinan kecurangan
Menurut Polak dalam Sekaran
laporan keuangan. Manfaat yang ingin
(2013:32), pengertian perusahaan dari
dicapai yaitu (1) dapat menambah
sudut komersil artinya baru dikatakan
pengetahuan dan wawasan, serta melatih
perusahaan apabila diperlukan
penulis dalam menerapkan teori yang
perhitungan laba rugi yang dapat
telah didapat di bangku kuliah; (2) dapat
diperkirakan dan dicatat dalam
meningkatkan kemampuan untuk
pembukuan. Yang dimaksud dengan
berpikir kritis terhadap permasalahan
Laba adalah tujuan utama dari setiap
yang terjadi dibidang finansial
perusahaan, jika tidak demikian berarti
perusahaan; dan (3) dapat digunakan
bukan perusahaan dan tidak
sebagai evaluasi mengenai seberapa
mempersoalkan perusahaan sebagai
penting keberadaan Komite Audit dalam
badan usaha.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 91


Sebuah perusahaan dapat diukur utama dari teori keagenan bahwa tujuan
dari berbagai metode atau cara antara principal dan tujuan agen yang berbeda
lain dinyatakan dengan total aktiva, nilai dapat memunculkan konflik karena
pasar saham, total income dan lain-lain. manajer perusahaan cenderung untuk
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan mengejar tujuan pribadi, hal ini dapat
diukur dengan menggunakan total asset mengakibatkan kecenderungan manajer
yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran untuk memfokuskan pada proyek dan
perusahaan dapat diukur dengan berbagai investasi perusahaan yang menghasilkan
cara, antara lain jumlah karyawan, total laba yang tinggi dalam jangka pendek
aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi daripada memaksimalkan kesejahteraan
pasar. Pengukuran dengan menggunakan pemegang saham melalui investasi di
total aset digunakan sebagai proksi proyek-proyek yang menguntungkan
ukuran perusahaan dengan jangka panjang.
mempertimbangkan bahwa nilai aset Menurut Vidyantie dan Handayani
relatif lebih stabil dibandingkan dengan (2006) dalam Imanta (2011:69-70), teori
nilai pasar dan penjualan keagenan mengasumsikan bahwa setiap
(Dwikusumowati, 2013:2-3). individu dalam perusahaan hanya
bertindak atas dasar kepentingan mereka
2.2 Teori Keagenan (Agency Theory) masing-masing. Pemegang saham
Teori keagenan (agency theory) sebagai principal diasumsikan hanya
dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling tertarik pada pengembalian yang sebesar-
pada tahun 1996. Menurut Scott besarnya dan secepat-cepatnya atas
(2012:335-336) dia menjelaskan bahwa investasi mereka, yang salah satunya
teori keagenan adalah cabang dari tercermin dengan kenaikan porsi dividen
“game theory”yang mempelajari bentuk dari tiap saham yang dimiliki. Sedangkan
kontrak untuk memotivasi pemikiran agent diasumsikan termotivasi untuk
manager (agent) agar bertindak atas meningkatkan insentif atau kompensasi
nama pemegang saham (principal) ketika yang diperoleh dari setiap kemampuan
terjadinya konflik kepentingan manager yang telah dikeluarkan.
(agent)yang berbeda dengan para Sehingga dapat dikatakan bahwa
pemegang saham (principal). Menurut perbedaan kepentingan antara manager
Wiyarsi (2012:8-9) Salah satu asumsi (agent) dengan pemegang saham

92 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


(principal) terjadi ketika manager 3. Bukan merupakan orang yang
melakukan manipulasi atau kecurangan mempunyai wewenang dan
pada laporan keuangan dengan tanggungjawab untuk
menaikkan atau menurunkan laba merencanakan, memimpin, atau
perusahaan untuk kepentingan sendiri. mengendalikan kegiatan Emiten
atau Perusahaan Publik dalam
2.3 Komite Audit Independen waktu 6 (enam) bulan terakhir
Yang di maksud dalam komite sebelum diangkat oleh Komisaris,
audit independen adalah anggota komite kecuali Komisaris Independen.
adudit bekerja secara independen yang 4. Tidak mempunyai saham baik
tidak terkait dengan perusahaan dimana langsung maupun tidak langsung
anggota tersebut bekerja. Menurut pada Emiten atau Perusahaan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Publik. Dalam hal anggota Komie
No. 55/POJK.04/2015 menyatakan Audit memperoleh saham akibat
persyaratan independen yaitu: suatu peristiwa hukum maka dalam
1. Anggota Komite Audit paling jangka waktu paling lama 6
kurang terdiri dari 3 (tiga) orang (enam)bulan setelah diperolehnya
anggota yang berasal dari saham tersebut wajib mengalihkan
Komisaris Independen dan Pihak kepada pihak lain.
dari luar Emiten atau Perusahaan 5. Tidak mempunyai : a) Hubungan
Publik. keluarga karena perkawinan dan
2. Bukan merupakan orang dalam keturunan sampai derajat kedua,
Kantor Akuntan Publik, Kantor baik secara horizontal maupun
Konsultan Hukum, atau pihak lain vertical dengan Komisaris, Direksi,
yang memberikan jasa audit, jasa atau Pemegang Saham Utama
non audit dan atau jasa konsultasi Emiten atau Perusahaan Publik. b)
lain kepada Emiten atau Tidak memiliki hubungan usaha
Perusahaan Publik yang baik langsung maupun tidak
bersangkutan dalam waktu 6 langsung yang berkaitan dengan
(enam) Bulan terakhir sebelum kegiatan usaha Emiten atau
diangkat oleh Komisaris. Perusahaan Publik.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 93


Beberapa penjelasan di atas, peneliti bidang akuntansi atau keuangan. NYSE
menyimpulkan bahwa Independensi yakin keberadaan ahli akuntansi atau
adalah suatu sikap yang tidak memihak keuangan akan memberdayakan komite
atau berdiri sendiri. Dalam hal ini yang audit untuk melakukan penilaian secara
berarti seorang anggota Komite Audit independen atas informasi yang
haruslah tidak di kendalikan ataupun diterimanya, mengenali permasalahan
terpengaruh oleh pihak lainnya yang dan mencari solusi yang tepat.
berkepentingan. Dan tidak merangkap
pekerjaan dalam satu perusahaan. 2.5 Kecurangan (Fraud)
Kecurangan (fraud) terdiri dari
2.4 Keahlian Keuangan Komite berbagai bentuk dan cara, serta banyak
Audit sekali para ahli yang mendefinisikan
Berdasarkan Peraturan Otoritas fraud. Berikut ini merupakan definisi
Jasa Keuangan No. 55 /POJK.04/2015, fraud menurut para ahli. Definisi fraud
anggota komite audit disyaratkan menurut Tuanakotta (2013:28) ialah:
independen dan sekurang-kurangnya ada “Penipuan ialah setiap tindakan ilegal
satu orang yang memiliki kemampuan di yang ditandai dengan tipu daya,
bidang akuntansi atau keuangan. Selain penyembunyian atau pelanggaran
itu anggota komite audit wajib kepercayaan.” Tindakan ini tidak
memahami laporan keuangan, bisnis tergantung pada penerapan ancaman
perusahaan khususnya yang terkait kekerasan atau kekuatan fisik. Penipuan
dengan layanan jasa atau kegiatan usaha yang dilakukan oleh individu, dan
Emiten atau Perusahaan Publik, proses organisasi untuk memperoleh uang,
audit, manajemen risiko, dan peraturan kekayaan atau jasa; untuk menghindari
perundang-undangan di bidang Pasar pembayaran atau kerugian jasa; atau
Modal serta peraturan perundang- untuk mengamankan keuntungan bisnis
undangan terkait lainnya. pribadi.”
New York Stock Exchange dalam Definisi fraud menurut Johnstone
standarnya mensyaratkan semua anggota et al. (2014:34) ialah “Penipuan adalah
komite audit dapat membaca laporan tindakan disengaja yang melibatkan
keuangan dan sekurang-kurangnya ada pelaku penipuan yang menghasilkan
satu orang yang memiliki keahlian di bahan salah saji laporan keuangan.”

94 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


Definisi fraud menurut Arens et al. 2. Peluang atau kesempatan untuk
(2012:336-337) ialah: “Penipuan melakukan fraud (opportunity)
didefinisikan sebagai salah saji laporan Sebuah kesempatan yang dirasakan
keuangan yang disengaja.” untuk melakukan penipuan,
Kecurangan (fraud) pada menyembunyikan, atau menghindari
dasarnya tidak begitu saja terjadi dalam dihukum adalah elemen kedua dari
suatu perusahaan. Namun fraud dapat Fraud Triangle.
terjadi karena berbagai penyebab dan
kemungkinan yang dijadikan alasan 3. Dalih untuk membenarkan
untuk melakukan tindakan fraud. Berikut tindakan fraud (rationalization)
ini teori yang saya gunakan sebagai Pelaku penipuan memerlukan
referensi untuk melihat bagaimana fraud rasionalisasi agar tindakan mereka dapat
itu bisa terjadi. diterima .Rasionalisasi Dennis adalah
dua: (1) ia tidak percaya apa yang dia
lakukan adalah "ilegal," meskipun ia
mengakui itu bukan tindakan yang etis;
dan (2) ia percaya ia akan mendapatkan
warisan dan mampu membayar kembali
uangnya. Dalam pemikirannya, dia
Gambar 2.1 Segitiga Fraud(Fraud Triangle) hanya pinjaman, dan sementara
Sumber : W. Steve Albrecht et.al (2012) metodenya pinjaman itu mungkin etis,
karena ia akan membayar hutang.
Segitiga Fraud (Fraud Triangle)
Fraud yang ada dalam pelaporan
menurut W. Steve Albrecht et.al
keuangan terjadi dengan menggunakan
(2012:36-49) terdiri dari tiga kondisi
berbagai cara dan bentuk. Dimana
yang umumnya hadir pada saat fraud
seorang auditor akan terkecoh dalam
terjadi:
melakukan pemeriksaan terhadap hal
1. Insentif atau tekanan untuk
tersebut. Berikut merupakan bentuk-
melakukan fraud (pressure)
bentuk fraud menurut para ahli. Menurut
Tekanan adalah motivasi individu untuk
Johnstone et al. (2014:34-35) bentuk
melakukan penipuan atas nama mereka
fraud terdiri dari:
sendiri.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 95


1. Misstatements Arising From a. Manipulasi, pemalsuan, atau
Misappropriation of Assets (Salah perubahan catatan akuntansi
saji Timbul Dari Penyalahgunaan atau mendukung dokumen
Aset) b. Keliru atau kelalaian dari
Penyalahgunaan aset terjadi ketika peristiwa, transaksi, atau
pelaku mencuri atau menyalahgunakan informasi orang penting lainnya
suatu aset organisasi. Penyelewengan c. Penyalahgunaan disengaja
aset adalah skema penipuan yang prinsip akuntansi
dominan dilakukan terhadap usaha kecil
dan para pelaku biasanya karyawan. 2.6 Pengaruh Komite Audit
Penyalahgunaan aset biasanya terjadi Independen Terhadap
ketika karyawan: Kemungkinan Kecurangan
a. Mendapatkan akses ke uang Pelaporan Keuangan
tunai dan memanipulasi akun Dalam hubungan antara agen dan
untuk menutupi pencurian kas. prinsipal, akan timbul masalah jika
b. Memanipulasi pengeluaran kas terdapat informasi yang asimetri
melalui perusahaan palsu. (information asymetry). Scott (2009:234-
c. Mencuri persediaan atau aset 235) menyatakan apabila beberapa pihak
lain dan memanipulasi catatan yang terkait dalam transaksi bisnis lebih
keuangan untuk menutupi memiliki informasi daripada pihak
penipuan. lainnya, maka kondisi tersebut dikatakan
2. Misstatements Arising from sebagai asimetri informasi. Asimetri
Fraudulent Financial Reporting informasi dapat berupa informasi yang
(Salah saji Transaksi Penipuan terdistribusi dengan tidak merata diantara
Pelaporan Keuangan) manajemen (agent) dan pemegang saham
Manipulasi secara sengaja terhadap (principal), serta tidak mungkinnya
laporan hasil keuangan dengan prinsipal untuk mengamati secara
mengutarakan kondisi ekonomi langsung usaha yang dilakukan oleh
organisasi yang salah pada pelaporan agen. Hal ini menyebabkan agen
keuangan. Tiga cara umum kondisi cenderung melakukan perilaku yang
penipuan laporan keuangan dapat terjadi tidak semestinya (disfunctional
antara lain: behaviour). Salah satu disfunctional

96 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


behaviour yang dilakukan manajemen 2.7 Pengaruh Keahlian Keuangan
(agent) adalah pemanipulasian data Komite Audit Terhadap
dalam laporan keuangan agar sesuai Kemungkinan Kecurangan
dengan harapan pemegang saham Pelaporan Keuangan
(principal) meskipun laporan tersebut Sesuai dengan teori keagenan
tidak menggambarkan kondisi (theory agency), untuk dapat
perusahaan yang sebenarnya. menurunkan asimetri informasi dan
Menurut Kamarudin dan Wan menjembatani kepentingan manajemen
(2014:508-509) mengemukakan bahwa (agent) dan pemegang saham (principal),
seorang anggota komite audit Komite Audit harus memiliki
independen yang ditunjuk oleh dewan kemampuan yang memadai untuk
adalah seseorang yang tidak memiliki meningkatkan efektivitasnya. Sesuai
hubungan pribadi atau keuangan dengan dengan Peraturan Otoritas Jasa
perusahaan dan eksekutif puncaknya. Keuangan No. 55 /POJK.04/2015 yang
Sebuah organisasi yang memiliki komite menyatakan bahwa anggota Komite
audit sepenuhnya independen akan Audit wajib memliki paling sedikit 1
mampu mengurangi manipulasi laba. (satu) anggota yang berlatar belakang
Komite audit independen lebih efektif pendidikan dan keahlian di bidang
daripada komite tanpa independensi akuntansi dan keuangan. Hal ini di
dalam menjalankan tugasnya untuk maksudkan agar anggota Komite audit
mencegah kesalahan oleh eksekutif mampu memeriksan dan menganalisis
puncak dalam organisasi. Maka dari itu, informasi keuangan.
tersusun hipotesis: Raghunandan et al. (2001) dalam
Prasetyo (2014:4), menemukan bahwa
H1: Komite Audit Independen komite audit terdiri dari setidaknya satu
berpengaruh signifikan terhadap anggota memiliki latar belakang
Kecurangan Pelaporan Keuangan keuangan atau akuntansi lebih cenderung
untuk (1) mengadakan pertemuan lebih
lama dengan kepala auditor internal; (2)
menyediakan akses pribadi untuk kepala
auditor internal; dan (3) memeriksa
proposal audit internal dan hasil-hasil

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 97


audit internal. Maka dari itu, tersusun butir-butir laporan keuangannya karena
hipotesis: mereka memiliki lebih banyak informasi
H2: Keahlian Keuangan Komite yang dapat diungkapkan di bandingkan
Audit berpengaruh signifikan perusahaan berukuran kecil. Maka dari
terhadap Kecurangan Pelaporan itu, tersusun hipotesis:
Keuangan H3: Ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Kecurangan
2.8 Pengaruh Ukuran Perusahaan Pelaporan Keuangan
Terhadap Kemungkinan
Kecurangan Pelaporan Komite Audit
Independen (XI)
Keuangan
Kemungkinan
Terjadinya asimetri informasi Kecurangan
Keahlian Keuangan Pelaporan Keuangan
antara manajemen (agent) dan Komite Audit (X2)
(Y)
pememang saham (principal) yang
Ukuran Perusahaan
terjadi didalam perusahaan salah satunya
(X3)
dapat didasari dengan ukuran dari sebuah
perusahaan. Perusahaan yang besar lebih
cenderung memiliki jumlah transaksi dan 3. Metode Penelitian
informasi yang lebih luas sedangkan Dalam penelitian ini pengukuran
perusahaan yang kecil lebih cenderung variabel dipenden yaitu kemungkinan
memiliki transaksi dan informasi yang kecurangan keuangan menggunakan
lebih sempit. Artinya sebuah perusahaan variabel dikotomus (dhicotomous)
dengan ukuran yang besar dapat dimana variabel dikotomus hanya
meningkatkan asimetri informasi yang menggunakan angka 1 dan 0.
terjadi di bandingkan dengan perusahaan Penggunaan variabel dikotomus dalam
dengan ukuran kecil. variabel dependen disebabkan
Wallace et al. (1994) dalam Devi perhitungan variabel yang menggunakan
dan Ketut (2014:477) ukuran perusahaan rumus Beneish M-score untuk setiap
dapat mempengaruhi kelengkapan penelitian dan adanya kriteria dalam
pengungkapan laporan keuangannya. pengambilan sample. Sehingga
Perusahaan yang berukuran besar perusahaan yang terindikasi melakukan
cenderung lebih banyak mengungkapkan kecurangan laporan keuangan ditandai

98 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


dengan nilai 1 dan perusahaan yang 3.2 Populasi dan Teknik
terindikasi melakukan kecurangan Pengambilan Sample
laporan keuangan ditandai dengan nilai Populasi penelitian ini adalah
0. Metode penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di
Regresi Logistik disebabkan pengukuran Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-
data variabel dikotomus pada variabel 2015. Sedangkan pengambilan sampel
dependen akan lebih akurat dalam penelitian ini menggunakan teknik
dibandingkan dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria.
metode regresi yang lain. 1. Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3.1 Sumber dan Jenis Data tahun 2012-2015. Karena untuk
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan penghitungan
kuantitatif (data berupa angka) dengan M-score diperlukan data tahun
data yang diperoleh merupakan data sebelumnya
sekunder. Dimana data diperoleh dari 2. Perusahaan yang diindikasikan
sumber yang telah tersedia yaitu di melakukan kecurangan adalah
www.idx.co.id. Sifat penelitian pengujian ketika perusahaan tersebut
hipotesis, karena pengujian hipotesis memiliki nilai Beneish M Score > -
biasanya menjelaskan sifat hubungan 2.22 selama 2 tahun berturut-turut.
tertentu. Dalam penelitian ini objek 3. Perusahaan yang menggunakan
penelitian yang digunakan yaitu mata uang Rupiah (Rp) dalam
perusahaan manufaktur yang terdaftar di laporan keuangannya
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 4. Perusahaan yang memiliki laporan
tahun 2013-2015. Data yang digunakan yang lengkap mengenai Komite
yaitu laporan tahunan yang di publikasi Audit
setiap tahunnya. Data yang digunakan 5. Perusahaan yang mempunyai
dalam laporan tahunan yaitu terkait laporan keuangan yang lengkap
denganlaporan komite audit dan total setiap tahunnya (annual report)
asset perusahaan.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 99


3.3 Definisi Operasi Variabel 2. Variabel Independen
Dalam penelitian ini variabel- a. Komite Audit Independen
variabel yang digunakan dijabarkan Berdasarkan Peraturan Otoritas
sebagai berikut: Jasa Keuangan No. 55 /POJK.04/2015,
1. Variabel Dependen independensi dari setiap anggota komite
Variabel dependen yang digunakan audit diukur dengan persyaratan:
dalam penelitian ini adalah kecurangan. 1) Bukan merupakan orang dalam
Dalam penelitian ini, kecurangan Kantor Akuntan Publik, Kantor
dikhususkan kecurangan atas laporan Konsultan Hukum, Kantor Jasa
keuangan. Terdapat dua kategori yaitu Penilai Publik atau pihak lain yang
perusahaan yang melakukan kecurangan memberi jasa assurance, jasa non-
(fraud) dan perusahaan yang tidak assurance, jasa penilai dan/atau jasa
melakukan kecurangan (non fraud). konsultasi lain kepada Emiten atau
Perusahaan dikategorikan melakukan Perusahaan Publik yang
kecurangan apabila memiliki Beneish M- bersangkutan dalam waktu 6 (enam)
Score > -2.2 yakni perusahaan bulan terakhir.
diindikasikan melakukan manipulasi atas 2) Tidak mempunyai saham langsung
pendapatannya. Variabel ini diukur maupun tidak langsung pada Emiten
menggunakan variabel dikotomus atau Perusahaan Publik;
dengan kategori 1 bagi perusahaan yang 3) Dalam hal anggota Komite Audit
diindikasikan melakukan kecurangan dan memperoleh saham Emiten atau
0 bagi perusahaan yang tidak Perusahaan Publik baik langsung
diindikasikan melakukan kecurangan. maupun tidak langsung akibat suatu
Rumus yang digunakan (Gaspersz, peristiwa hukum, maka saham
2013:65-67) tersebut wajib dialihkan kepada
pihak lain dalam jangka waktu
Rumus 1:
paling lama 6 (enam) bulan setelah
Beneish M-Score = -4,840 + 0,920 DSRI
+ 0,528 GMI + 0,404 AQI + 0,892 SGI + diperolehnya saham tersebut.
0,115 DEPI – 0,172 SGAI – 0,327 LVGI + 4) Tidak mempunyai hubungan Afiliasi
4,697 TATA.
dengan anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, atau Pemegang

100 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


Saham Utama Emiten atau 55/POJK.04/2015 yang menyebutkan
Perusahaan Publik tersebut; dan bahwa wajib memiliki paling kurang satu
5) Tidak mempunyai hubungan usaha anggota yang berlatar belakang
baik langsung maupun tidak pendidikan dan keahlian di bidang
langsung yang berkaitan dengan akuntansi dan/atau keuangan. penelitian
kegiatan usaha Emiten atau ini diukur dengan menggunakan
Perusahaan Publik tersebut. indikator persentase anggota kehalian
Independensi dimaksudkan untuk keuangan komite audit terhadap jumlah
memelihara integritas serta seluruh anggota komite audit.
pandangan yang objektif dalam Jumlah Anggota Keahlian
Keahlian
Keuangan
Keuangan =
laporan serta penyusunan Komite Audit
Jumlah Anggota Komite
Audit
rekomendasi yang diajukan oleh
c. Ukuran Perusahaan
komite audit, karena individu yang
Ukuran perusahaan (SIZE) adalah
independen cenderung lebih adil dan
besar kecilnya perusahaan. Pada
tidak memihak serta obyektif dalam
penelitian ini ukuran perusahaan diukur
menangani suatu permasalahan.
dari jumlah total aset perusahaan sampel.
Independensi komite audit pada
Ukuran perusahaan menggambarkan
penelitian ini diukur dengan
besar kecilnya suatu perusahaan yang
menggunakan indikator persentase
ditunjukan oleh total aktiva, jumlah
anggota komite audit yang
penjualan, rata-rata total penjualan dan
independen terhadap jumlah seluruh
rata-rata total aktiva. Secara matematis
anggota komite audit.
Jumlah Anggota Komite ukuran perusahaan dapat dirumuskan
Independensi Audit Independen
Komite Audit
=
Jumlah Anggota Komite sebagai berikut:
Audit
SIZE : Logaritma natural of
b. Keahlian Keuangan Komite Audit
Total Asset
Keahlian keuangan Komite Audit
diukur berdasarkan latar belakang 3.1 Metode Analisis Data
pengetahuan dan pengalaman di bidang Pengujian untuk hipotesis
keuangan yang dimiliki. Pengukuran penelitian ini menggunakan teknik
pengetahuan berdasarkan Peraturan analisis regresi logistik. Yang dilakukan
Otoritas Jasa Keuangan No. dalam pengujian regresi logistik yaitu

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 101


Menilai Keseluruhan Model (Overall 2,2 diindikasikan
Model Fit), Menguji Kelayakan Model tidak melakukan

Regresi, Menguji koefisien determinasi, kecurangan (0)


α : Konstanta
Matriks Klasifikasi, Uji Multikorenalitas,
INDEPENDENCE : Presentase
dan Menguji Koefisien Regresi. Ghozali
komite audit
(2013:333-343)
independen
COMPETENCE : Presentase
3.2 Analisis Regresi Logistik keahlian
Untuk mengukur pengaruh Komite keuangan komite
Audit independen, keahlian keuangan audit
Komite Audit dan ukuran perusahaan SIZE : Ukuran

terhadap kemungkinan kecurangan perusahaan dari

laporan keuangan dilakukan analisis total asset


ε : Error
regresi logistik. Model regresi logistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis
4. Analisis dan Pembahasan
dalam penelitian ini adalah sebagai
4.1 Pengambilan Sample Penelitian
berikut:
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan
FRAUD = α + β1INDEPEDENCE+
manurfaktur yang terdaftar di Bursa Efek
β2COMPETENCE +
Indonesia (BEI) periode 2013-2015.
β3SIZE + ε
Dengan adanya kriteria penelitian yang
Keterangan:
ditentukan maka pada table dibawah ini
FRAUD : Dinilai dari hasil
menunjukkan proses pengambilan
formulasi
Beneish M Score sample penelitian.

Model Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria


Perusahaan yang Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di
145
memiliki M- BEI tahun 2013 – 2015
Perusahaan yang data laporan keuangannya tidak
Score >-2,2 (40)
lengkap dan tidak disajikan dalam rupiah
diindikasikan Perusahaan yang tidak memiliki laporan komite
(23)
melakukan audit yang lengkap
Jumlah perusahaan sampel 82
kecurangan (1)
Total tahun pengamatan 3
dan M-Score < - Jumlah total sampel pengamatan 246

102 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


Dari 145 perusahaan yang terdaftar 1.00 untuk perusahaan manipulator
hanya 82 perusahaan saja yang dan nilai 1.00 dan nilai tertinggi
digunakan sebagai sample penelitian 1.00 untuk perusahaan non
dengan 246 data observasi yang terbagi manipulator. Pada perusahaan
menjadi 2 kategori yaitu kategori 1 manipulator memiliki nilai rata-
adalah perusahaan yang terindikasi rata sebesar 0.9672 (96.72%) dan
melakukan kecurangan laporan keuangan standar deviasi 0.12480 sedangkan
(fraud) dan kategori 0 adalah perusahaan pada perusahaan non fraud
yang tidak terindikasi melakukan memiliki rata-rata 1.000 (100%)
kecurangan laporan keuangan (non dan standar deviasi 0.000. Hal ini
fraud). dapat dianalisis bahwa dari seluruh
observasi yang ada, komite audit
4.2 Statistik Deskriptif yang berada dalam perusahaan non
Pada tabel di bawah ini manipulator beranggota komite
menampilkan hasil statistik deskriptif audit independen secara penuh
dari 82 perusahaan yang meliputi nilai karena memiliki rata-rata 100%,
minimum, maksimum dan rata-rata dari lebih besar dari komite audit
masing-masing variabel. independen di perusahaan fraud
sebesar 96.72%.
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif 2. Variabel keahlian keuangan komite
audit (COMPETENCE) memiliki
nilai terendah 0.00 dan nilai
tertinggi 1.00 untuk perusahaan
manipulator dan nilai 0.33 dan
nilai tertinggi 1.00 untuk
perusahaan non manipulator. Pada
perusahaan manipulator memiliki
Berikut adalah penjelasan hasil statistik nilai rata-rata sebesar 0.7233
deskriptif: (72.33%) dan standar deviasi
1. Variabel komite audit independen 0.27954 sedangkan pada
(INDEPENDENCE) memiliki nilai perusahaan non fraud memiliki
terendah 0.33 dan nilai tertinggi rata-rata 0.8233 (82.33%) dan

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 103


standar deviasi 0.19988. Hal ini antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada
dapat dianalisis bahwa dari seluruh awal (Block Number = 0) dengan nilai -2
observasi yang ada, keahlian Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block
keuangan komite audit yang berada number= 1). Penurunan -2 Log
dalam perusahaan non manipulator Likelihood (-2LL) sebesar 23,182
didominasi oleh anggota komite penurunan ini dapat diartikan bahwa
audit yang memiliki keahlian dengan adanya penambahan variabel
keuangan atau akuntansi karena independen yaitu komite audit
memiliki rata-rata 82.33%, lebih independen, keahlian keuangan komite
besar dari komite audit independen audit, dan ukuran perusahaan yang
di perusahaan fraud sebesar dimasukkan ke dalam model dapat
72.33%. memperbaiki model fitpenelitian ini serta
menunjukkan keseluruhan model regresi
Variabel ukuran perusahaan (SIZE) logistik yang digunakan adalah model
memiliki nilai terendah 25.62 dan nilai yang baik atau fit dengan data.
tertinggi 31.78 untuk perusahaan Pada hasil Menguji Kelayakan
manipulator dimana nilai ukuran Model Regresi menunjukkan bahwa
perusahaan terkecil dimiliki oleh besarnya nilai statistics Hosmer and
Lionmesh Prima Tbk dan nilai ukuran Lemeshow Goodness-of-fit sebesar
perusahaan terbesar dimiliki oleh 10.157714 dengan probabilitas
Gudang Garam Tbk. Sedangkan nilai signifikansi 0.254131 yang nilainya jauh
24.31818 dan nilai tertinggi 31.150908 di atas 5% atau 0.05. Dengan demikian
untuk perusahaan non manipulator dapat disimpulkan bahwa model mampu
dimana nilai ukuran perusahaan terkecil memprediksi nilai observasi karena
dimiliki oleh Siwani Makmur Tbk dan cocok dengan data observasinya (Ho
nilai ukuran perusahaan terbesar dimiliki diterima), berarti model dinyatakan layak
oleh Indofood Sukses Makmur Tbk. untuk digunakan dalam analisis
selanjutnya.
4.3 Pengujian Regresi Logistik Pada hasil menguji koefisien
Pada hasil Menilai Keseluruhan determinasi menunjukkan besarnya nilai
Model (Overall Model Fit) koefesien determinasi pada model regresi
menggambarkan perbandingan nilai logistik ini ditunjukkan oleh nilai

104 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R melakukan kecurangan laporan keuangan
Square adalah sebesar 0,125. Hal ini dari total 81 perusahaan yang terindikasi
berarti bahwa variable dependen yaitu melakukan kecurangan laporan
yang dapat dijelaskan oleh variable- keuangan. Kekuatan prediksi model
variabel independen dalam penelitian ini perusahaan yang tidak terindikasi
sebesar 12,5% sedangkan sisanya melakukan kecurangan laporan keuangan
sebesar 87,5% dijelaskan oleh variabel- adalah sebesar 95,2%, yang berarti
variabel lain di luar model penelitian. bahwa dengan model regresi yang
Berarti variabel independen yaitu komite digunakan ada sebanyak 8 perusahaan
audit independen, keahlian keuangan yang diprediksi tidak terindikasi
komite audit, dan ukuran perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan
menjelaskan variabel dependen dari total 165 perusahaan yang tidak
kemungkinan kecurangan laporan terindikasi melakukan kecurangan
keuangan 12,5% sedangkan sisanya laporan keuangan. Dalam Interprestasi
sebesar 87,5% dijelaskan oleh variabel- regresi logistic Tabel 4.6 di atas
variabel lain di luar model penelitian. memberikan nilai overall percentage
Pada hasil matriks klarifikasi sebesar (157+16)/246 = 70,33% yang
menunjukkan kekuatan prediksi dari berarti ketepatan model penelitian ini
model regresi untuk memprediksi adalah sebesar 70,33%.
kemungkinan kecurangan laporan Kemudian hasil Uji
keuangan yang dilakukan oleh Multikolineritas menunjukkan tidak ada
perusahaan. Kekuatan prediksi dari nilai koefisien korelasi antar variabel
model regresi untuk memprediksi independen yang nilainya diatas 0,90.
kemungkinan perusahaan melakukan Hal ini sesuai dengan ketentuan yang
terindikasi melakukan kecurangan diberikan oleh Imam Ghozali yang
laporan keuangan adalah sebesar 19.8%. menyatakan bahwa variabel tidak terjadi
Hal ini menunjukkan bahwa dengan korelasi jika nilainya diatas 0.90
menggunakan model regresi yang Sehingga dapat disimpulakan bahwa
digunakan, terdapat sebanyak 16 tidak ada gejala multikolineritas antar
perusahaan yang diprediksi terindikasi variabel independen.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 105


4.4 Pengujian Model Regresi 4.5 Pengaruh Komite Audit
Dalam pengujian regresi logistik Independen terhadap
dalam penelitian ini menggunakan Kemungkinan Kecurangan
tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%). Laporan Keuangan
Dengan menguji koefisien regresi maka Pada hasil regresi logistic (logistic
dapat diketahui sejauh mana variabel regression) yang telah dilakukan terdapat
independen berpengaruh pada variabel hasil dimana variabel INDEPENDENCE
dependen. Apabila signifikansi p-value (Komite Audit Independen)
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis menunjukkan koefisien sebesar -64.266
ditolak (variabel independen tersebut yang artinya variabel komite audit
tidak berpengaruh signifikan terhadap independen memiliki pengaruh negatif
variabel dependen), sedangkan apabila pada kemungkinan kecurangan laporan
signifikansi p-value lebih kecil dari 0,05 keuangan. Nilai signifikansi dari hasil
maka hipotesis alternatif diterima regresi sebesar 9.999 lebih besar dari
(variabel independen tersebut signifikansi 5% atau 0.05 yang dapat
berpengaruh signifikan terhadap variabel disimpulkan bahwa variabel komite aduit
dependen). Dari hasil pengujian independen tidak berpengaruh signifikan
persamaan regresi logistik diperoleh terhadap indikasi kecurangan laporan
model regresi pada tabel 4.3 berikut keuangan. Hasil yang negatif yang tejadi
menjelaskan bahwa semakin banyaknya
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Regresi Logistik jumlah anggota komite audit independen
tidak secara efektif mengurangi
kecurangan laporan keuangan pada
perusahaan yang listed di Bursa Efek
Indonesia. Hal ini didukung dengan
adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No. 55 /POJK.04/2015 yang menyatakan
perusahaan atau emiten publik wajib
memiliki komite audit dan anggotanya
sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang
dimana satu orang komisaris independen
dan dua orang lainnya dari berasal dari

106 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


luar emiten atau perusahaan publik. variabel keahlian keuangan komite audit
Dengan kata lain, anggota komite audit Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55
harus independen. /POJK.04/2015 yang menyatakan bahwa
Penelitian ini sejalan dengan anggota komite wajib memiliki paling
peneltian dari Prasetyo (2014) dan sedikit 1 (satu) anggota yang berlatar
Dwiputri (2013) yang menunjukkan belakang pendidikan dan keahlian di
bahwa Komite Audit Independen tidak bidang akuntansi dan keuangan.
berpengaruh signifikan terhadap indikasi Penelitian ini sejalan dengan
atau kemungkinan kecurangan laporan peneltian dari Prasetyo (2014) dan
keuangan. Akan tetapi hasil penelitian ini Annisa dan Andri (2012) yang
tidak sejalan dengan penelitian menunjukkan bahwa keahlian keuangan
Kamarudin dan Wan (2014) Komite Audit berpengaruh signifikan
terhadap indikasi atau kemungkinan
4.6 Pengaruh Keahlian Keuangan kecurangan laporan keuangan. Akan
Komite Audit terhadap tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan
Kemungkinan Kecurangan dengan penelitian Mustafa dan Nourhene
Laporan Keuangan (2012).
Pada hasil regresi logistic (logistic
regression)yang telah dilakukan terdapat 4.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan
hasil dimana variabel COMPETENCE terhadap Kemungkinan
(Keahlian Keuangan Komite Audit) Kecurangan Laporan Keuangan
menunjukkan koefisien sebesar -1.813 Pada hasil regresi logistic (logistic
yang artinya variabel keahlian keuangan regression) yang telah dilakukan terdapat
komite audit memiliki pengaruh negatif hasil dimana variabel SIZE (Ukuran
pada kemungkinan kecurangan laporan Perusahaan) menunjukkan koefisien
keuangan. Nilai signifikansi dari hasil sebesar 0.026 yang artinya variabel
regresi sebesar 0.003 lebih kecil dari ukuran perusahaan memiliki pengaruh
signifikansi 5% atau 0.05 yang dapat positif pada kemungkinan kecurangan
disimpulkan bahwa variabel keahlian laporan keuangan. Nilai signifikansi dari
keuangan komite aduit berpengaruh hasil regresi sebesar 0.773 lebih besar
signifikan terhadap indikasi kecurangan dari signifikansi 5% atau 0.05 yang
laporan keuangan. Sesuai dengan dapat disimpulkan bahwa variabel

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 107


ukuran perusahaan tidak berpengaruh banyak persentase keahlian keuangan
signifikan terhadap indikasi kecurangan komite audit dalam suatu perusahaan,
laporan keuangan. maka perusahaan cenderung tidak
terindikasi kecurangan laporan
5. Kesimpulan dan Saran keuangan. Ini disebabkan karena
5.1 Kesimpulan kehalian keuangan komite audit
Berdasarkan hasil pengujian dan diharapkan dapat mengerti dalam
pembahasan, maka diperoleh kesimpulan menyajian laporan keuangan yang baik
dimana Komite Audit Independen tidak serta mengetahui tindakan kecurangan
terbukti berpengaruh terhadap yang dapat dilakukan didalam
Kemungkinan Kecurangan Laporan penyusunan laporan keuangan. Sehingga
Keuangan, dari hasil pengujian yang dengan semakin banyak persentase
diperoleh dapat disimpulkan banyak atau keahlian keuangan komite audit dalam
sedikitnya persentase komite audit perusahaan, cenderung dapat mendeteksi
independen dalam suatu perusahaan dan menekan kemungkinan kecurangan
tidak mempengaruhi indikasi kecurangan laporan keuangan perusahaan. Serta
laporan keuangan perusahaan. Hal ini Ukuran Perusahaan tidak terbukti
disebabkan karena komite audit bukan berpengaruh terhadap Kemungkinan
terbentuk secara sukarela oleh Kecurangan Laporan Keuangan. Dalam
perusahaan dalam upaya meningkatkan pengujian ini dapat di simpulkan ukuran
tata kelola internal perusahaan yang baik, perusahaan tidak mempengaruhi indikasi
melainkan dikarenakan adanya ketentuan dari kecurangan laporan keuangan
undang-undang yang di keluarkan oleh perusahaan. Hal ini berarti ukuran
pemerintah didalam Peraturan Otoritas perusahaan yang besar ataupun yang
Jasa Keuangan No. 55/POJK.04/2015 kecil sama-sama mempunyai peluang
yang mengharuskan adanya komite audit dalam melakukan kecurangan dalam
dalam perusahaan. Keahlian Keuangan laporan keuangan perusahaan. Sehingga
Komite Audit terbukti berpengaruh ukuran perusahaan untuk sekarang tidak
terhadap Kemungkinan Kecurangan dapat memperlihatkan pengaruhnya
Laporan Keuangan, dalam hasil terhadap kemungkinan kecurangan pada
penelitian adanya arah koefisien regresi laporan keuangan yang dilakukan oleh
bertanda negatif. Hal ini berarti semakin perusahaan.

108 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


Penelitian ini sejalan dengan peneltian penelitian, sehingga hasil yang diperoleh
dari Annisa dan Andri (2012) serta akan lebih dapat merepresentasikan
Lestari dan Wiwin (2014) yang kondisi sesungguhnya mengenai komite
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan audit independen, keahlian keuangan
tidak berpengaruh signifikan terhadap komite aduit terhadap kemungkinan
indikasi atau kemungkinan kecurangan kecurangan pada laporan keuangan
laporan keuangan. Akan tetapi hasil perusahaan. Selain itu juga diharapkan
penelitian ini tidak sejalan dengan dapat melakukan penelitian dengan
penelitian Prasetyo (2014). periode waktu yang lebih panjang.
Karena dengan periode yang lebih
5.2 Keterbatasan dan Saran panjang akan memberikan gambaran
Penelitian ini hanya dapat lebih baik terhadap hasil penelitian serta
menunjukan bahwa variabel independen menambah variabel-variabel independen
hanya dapat menjelaskan variabel lain yang diyakini dapat mempengaruhi
dependen sebesar 12,5%, sedangkan secara signifikan kecurangan laporan
sisanya dapat dijelaskan oleh variabel- keuangan, seperti masa jabatan komite
variabel lain seperti masa jabatan komite audit, dan kualitas sistem pengendalian
audit, jumlah rapat komite audit, intern. Untuk perusahaan manufaktur,
leverage perusahaan, kepemilikan agar meningkatkan jumlah anggota
managerial, dan lain-lain yang tidak ada komite audit yang memiliki keahlian di
dalam penelitian ini. Populasi penelitian bidang akuntansi ataupun keuangan agar
hanya menggunakan perusahaan dengan dapat memahami penyajian laporan
sektor manufaktur yang terdaftar di BEI keuangan yang lebih baik dan dapat
hanya pada periode 2013 – 2015. menekan kemungkinan kecurangan
Sehingga tidak dapat mengamati dalam laporan keuangan, agar
pengaruh terjadinya kecurangan laporan menerapkan pengungkapan informasi
keuangan di industri lain. Periode waktu yang ada pada laporan tahunan mereka
yang digunakan hanya dari periode dalam catatan atas laporan keuangan
2013-2015 sehingga sampel yang (notes to financial statement) sehingga
diperoleh hanya terbatas 82 pengamatan. investor dapat menilai kondisi
Dari keterbatasan yang ada peneliti perusahaan sesungguhnya dalam
selanjutnya untuk memperluas sampel membuat keputusan ekonomi dan agar

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 109


menyediakan informasi yang lengkap pendidikan terakhir yang ditempuh dari
mulai dari nama anggota yang disertai masing-masing anggota komite audit
gelar, pengalaman dalam bekerja sampai yang mereka miliki.

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W. Steve., Albrecht, Conan C., Albrecht, Chad O., & Zimbelman, Mark
F.(2011). Fraud Examination. Edisi 4. 36-49.Mason Ohio: South-Western Cengage
Learning.

Anisa, Widya Nur., & Prastiwi, Andri. (2012). Pengaruh financial expertise of committee
audit members, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap
terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Journal Accounting, 1(1), 191-128.

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2012). Auditing and assurance service an
integrated approach, 14th Edition. 336-337. England: Pearson Education Limiteda.

Davidparsaoran. (2009). Skandal manipulasi laporangan keuangan PT. Kimia Farma.Tbk,


Diakses 2 Maret 2017. http:///davidparsaoran.wordpress.com.

Devi, Ida Ayu Sintia., & Suardana, Ketut Alit. (2014). Pengaruh ukuran perusahaan,
likuiditas, leverage dan status perusahaan pada kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Journal Accounting, 8(3), 447-492.

Dwikusumowati, Meriam Zalzabilani. (2013). Pengaruh karateristik komite audit dan


karakteristik perusahaan terhadap manajemen laba, Semarang. Diponerogo Journal
of Accounting, 2(4), 14-23.

110 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


Dwiputri, Intan Izzati. (2013). Analisis pengaruh pengungkapan etika dan unsur good
corporate governance terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan (Studi
empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Journal of Accounting, 1(1), 9-16.

Gasperz, V. (2013). All-in-one 150 Key Performance Indicators and Balanced Scorecard,
Malcolm Baldrige, Lean Six Sigma Supply Chain Management. 65-67. PT Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi 7. 333-343. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ikatan Komite Audit Indonesia. Diakses 28-29 December 2016.


http://komiteaudit.org/home/index.php.

Imanta, Dea .,& Satwiko, Rutji. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan
managerial. Journal Business and Accounting, 13(1), 67-80.

Jao, Robert., & Pagalung, Gagaring. (2011). Corporate governance , ukuran perusahaan,
dan leverage terhadap manajemen laba perusahaan manufaktur Indonesia. Journal
of Accounting and Auditing, 11(8), 43-54.

Johnstone, Karla M., Gramling, Audrey A., & Larry E.(2014). Auditing A Risk-Based
Approach To Conductiong A Quality Audit. 34-35. South-Western Cengage
Learning: USA.

Kamarudin, Khairul Anwar., & Ismail, Wan Adibah Wan. (2014). The effects of audit
committee attributes on fraudulent financial reporting. Journal of Modern
Accounting and Auditing, 10(5), 508-514.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 111


Kartika, Sekar Niken., & Sudarno. (2014). Analisis pengalaman pra komite audit terhadap
pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan. Diponerogo Journal of Accounting.
3(3), 1-10.

Lestari, Puji., & Yadiati, Winwin. (2014). The effect of firm size and organizational
culture on the quality of financial reporting in sharia microfinancing institution
(baitul maal wa tamwil). International Journal of Business, Economics and Law,
5(1), 75-78.

Mustafa, Sameer T., & Youssef, Nourhene Ben. (2012). Audit committee financial
expertise and misappropriation of assets. Managerial Auditing Journal, 25(3),
208-228.

Nasution, M., & Setiawan, D. (2007). Pengaruh corporate governance terhadap


manajemen laba di industri perbankan. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.
11-26.

Nurharyanto (2011). Memahami fraud dan melaksanakan investigative auditpada


perusahaan /korporasi (Teori dan aplikasinya). Journal of Accounting and
Economics, 109-117.

Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Peraturan otoritas jasa keuangan No. 55 /POJK.04/2015
tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit. Jakarta: OJK.

Prasetyo, Adrian Budi. (2014). Pengaruh karakteristik komite audit dan perusahaan
terhadap kecurangan pelaporan keuangan (Studi empiris pada perusahaan yang
listed di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010). Journal of Accounting and
Auditing, 11(1), 1-24.

Scott, William R. (2009). Financial Accounting Theory. 234-235. Canada Prentice Hall.
5th edition.

112 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017


Scott, William R. (2012). Financial Accounting Theory. 335.Toronto: Prenticehall Inc., 6th
edition.

Sekaran,Uma., & Bougie, Roger. (2013). Research Methods for Business. 31-32. United
Kingdom

Tuanakotta, Theodorus M. (2013). Audit Berbasis ISA (International Standards on


Auditing). 28-30. Jakarta: Salemba Empat.

Wiyarsi, Retno Budhi. (2012). Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba
(studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) tahun 2008-2010.
Skirpsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammmadiyah. Surakarta. 8-9.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 12 No. 1, Mei 2017 113

Anda mungkin juga menyukai