Anda di halaman 1dari 39

-1-

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS

PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM


PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DESA

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 1


PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBAGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT
GUNA DALAM PENGELOAAN SUMBER DAYA ALAM
DESA
Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 23 Tahun 2017 tentang Pengembangan
dan Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Desa dimaksudkan sebagai upaya optimalisasi sumber daya alam desa,
memajukan ekonomi desa, penguatan kapabilitas masyarakat, dan peningkatan
partisipasi masyarakat dengan mendorong pembentukan, pengembangan dan
penguatan posyantek. Tulisan ini bermaksud mengenalkan isi dari Peraturan
Menteri Desa PDTT Nomor 23 Tahun 2017 tentang Pengembangan dan
Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Desa.

Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 23 Tahun 2017 tentang Pengembangan


dan Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Desa ditandatangani Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo pada 18
Desember 2017 dan diundangkan dalam Berita Negara tahun 2017 Nomor
1810 pada tanggal 19 Desember 2017. Dan pada saat Peraturan Menteri Desa
PDTT Nomor 23 Tahun 2017 tentang Pengembangan dan Penerapan
Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa ini mulai
berlaku, peraturan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat melalui
pengelolaan teknologi tepat guna dinyatakan tidak berlaku lagi dan
menyesuaikan dengan Peraturan baru ini.

Pertimbangan terbitnya Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 23 Tahun 2017


tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa adalah bahwa:

1. sumber daya alam yang memiliki keterbatasan, selama ini


dimanfaatkan secara eksploitatif, tidak memperhatikan daya dukung,
mengabaikan kepentingan masyarakat Desa yang mengakibatkan

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 2


semakin menipisnya sumber daya alam, meningkatnya kerusakan dan
pencemaran lingkungan, serta tersisihnya masyarakat Desa;
2. pengelolaan sumber daya alam yang berdasarkan pada prinsip
keberlanjutan, keterpaduan, demokratis, berkeadilan juga merupakan
komitmen global dan tuntutan reformasi;

Landasan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 23 Tahun 2017


tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna
Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 176, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5922);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 3


Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
8. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 463);

Ketentuan Umum dalam Permen Desa PDTT Nomor 23 Tahun


2017 tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat
Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
1. Sumber daya alam adalah semua benda, daya, keadaan, fungsi alam,
dan makhluk hidup, yang merupakan hasil proses alamiah, baik hayati
maupun nonhayati, terbarukan maupun tidak terbarukan.
2. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 4


diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. Teknologi Tepat Guna yang selanjutnya disebut TTG adalah teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab
permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dapat
dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta
menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
4. Inovasi TTG adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau
perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai
dan konteks ilmu pengetahuan baru, atau cara baru untuk menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau
proses produksi.
5. Pengembangan TTG adalah suatu cara, proses, perbuatan atau upaya
untuk pemanfaatan TTG secara berkelanjutan.
6. Penerapan TTG adalah pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan,
dan/atau ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam
kegiatan perekayasaan, inovasi, serta difusi teknologi.
7. Pemetaan TTG adalah suatu proses terpadu yang mencakup
pengumpulan, pengolahan dan visualisasi data spasial (keruangan)
serta data pendukung lainnya guna menggambarkan suatu
kondisi/keadaan TTG.
8. Penelusuran TTG adalah proses, cara, perbuatan menelaahuntuk
mencari, menyeleksi, dan memilih TTG yang diperlukan.
9. Pengkajian TTG adalah proses, cara, perbuatan mengkaji,
penyelidikan, pelajaran yang mendalam dan penelaahan terhadap
TTG.
10. Pendokumentasian adalah kegiatan atau proses pekerjaan mencatat
atau merekam suatu peristiwa dan objek atau aktifitas yang dianggap
berharga dan penting atau menyediakan keterangan dalam bentuk
dokumen baru tentang pengetahuan dalam arti yang luas sebagai hasil
kegiatan manusia dan untuk keperluan itu mengumpulkan dan
menyusun keterangan-keterangan.
11. Pemasaran adalah proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang
dagangan atau perihal menyebarluaskan ke masyarakat.
12. Pelindungan TTG adalah proses, cara, perbuatan melindungi invensi
TTG yang diciptakan oleh masyarakat.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 5


13. Hak Kekayaan Intelektual yang selanjutnya disebut HKI adalah hak
memperoleh pelindungan secara hukum atas kekayaan intelektual
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pos
Pelayanan Teknologi Tepat Guna selanjutnya disebut Posyantek
adalah lembaga pelayanan TTG antardesa yang berkedudukan di
kecamatan yang memberikan pelayanan teknis, informasi dan orientasi
berbagai jenis TTG.
14. Warung Teknologi Tepat Guna (Wartek) selanjutnya diganti
penyebutanya menjadi Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa.
15. Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa selanjutnya disebut
Posyantek desa adalah lembaga pelayanan TTG di desa yang
memberikan pelayanan teknis, informasi dan orientasi berbagai jenis
TTG.
16. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
Desa.
17. Badan Usaha Milik AntarDesa selanjutnya disebut BUMDesa bersama
merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh 2 (dua) Desa atau lebih untuk kerja sama antar-Desa dan
pelayanan usaha antar-Desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset,
jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
18. Gelar TTG adalah ajang promosi dan atau uji terap hasil inovasi atau
pengembangan TTG dari masyarakat dan atau instansi/lembaga
pemerintah dan swasta dengan maksud untuk mempercepat
penyampaian atau difusi teknologi spesifik lokasi kepada pengguna.
19. Pemerintah Daerah Provinsi adalah gubernur dan perangkat daerah
provinsi sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi.
20. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah bupati/wali kota dan
perangkat daerah kabupaten/kota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 6


21. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa adalah salah satu Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi.
22. Kementerian adalah kementrian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan transmigrasi.
23. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan
masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi.

Tujuan Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna


Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
1. mendayagunakan sumber daya alam yang menjamin terpeliharanya
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam yang menjamin keadilan
antargenerasi dan intragenerasi;
3. mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang merata berdasarkan
prinsip kebersamaan untuk mencegah terjadinya kesenjangan
ekonomi, konflik sosial dan budaya;
4. mewujudkan perlindungan fungsi sumber daya alam; dan
5. mewujudkan perlindungan hukum bagi masyarakat Desa dalam
pengelolaan sumber daya alam desa.

Sasaran Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat


Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa

1. masyarakat miskin, pengangguran, putus sekolah, dan penyandang


disabilitas;
2. masyarakat yang memiliki usaha mikro kecil dan menengah;
3. pengelola posyantek Desa dan posyantek antardesa;
4. inventor TTG; dan
5. kelompok masyarakat lainnya.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 7


Ruang Lingkup Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 23 Tahun
2017 tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat
Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
1. hak dan kewajiban;
2. pengelolaan sumber daya alam Desa;
3. kewenangan pengelolaan;
4. pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna Desa;
5. pemasayarakatan teknologi tepat guna;
6. lembaga pelayanan teknologi tepat guna;
7. mekanisme;
8. pembinaan dan pengendalian;
9. pendanaan; dan
10. pelaporan.

Hak Masyarakat dalam Pengembangan dan Penerapan


Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Desa

1. mengelola sumber daya alam Desa yang ramah lingkungan;


2. memperoleh akses yang seimbang; dan
3. memperoleh perlakuan yang adil dalam pengelolaan dan atau
pemanfaatannya.

Masyarakat yang tinggal di wilayah kegiatan dan atau sekitar wilayah


pengelolaan sumber daya alam dan berpotensi terkena dampak berhak
menyampaikan pendapat berdasarkan informasi yang diperolehnya. Dengan
dilakukan secara bebas dan sukarela disampaikan dalam proses perumusan
kebijakan dan perizinan.

Kewajiban setiap orang dalam Pengembangan dan Penerapan


Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Desa
1. memelihara dan melestarikan sumber daya alam;

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 8


2. memberikan informasi yang menyangkut kepentingan umum;
3. mencegah terjadinya penurunan kualitas sumber daya alam;
4. menanggulangi dan memulihkan kerusakan sumber daya
alam/lingkungan;
5. meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; dan
6. menggunakan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.

Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa

1. Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa dipergunakan untuk


dimanfaatkan dan didayagunakan sebagai komoditas ekonomi dengan
memperhatikan keberlanjutan.
2. Pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam Desa dilakukan berdasarkan rencana
pengelolaan sumber daya alam yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
maupun Pemerintah Daerah.
3. Pengelolaan sumber daya alam Desa melalui penerapan teknologi
tepat guna untuk:
1. meningkatkan pendapatan masyarakat;
2. membuka lapangan kerja;
3. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
4. meningkatkan pendapatan pemerintah desa; dan e.
meningkatkan nilai tambah produk.

Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa


Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan untuk sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Pemerintah berwenang untuk menjamin
pemanfaatan sumber daya alam.

Kewenangan Pemerintah dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa

1. mengatur penataan, peruntukan, penggunaan, penyediaan, dan


pemanfaatan kembali sumber daya alam;
2. menetapkan hubungan hukum antara seorang, kelompok orang,
masyarakat adat atau pemerintah desa dengan sumber daya alam; dan

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 9


3. melakukan tindakan nyata dalam upaya pelestarian dan pencadangan
sumber daya alam.

Selain kewenangan pengelolaan sumber daya alam yang telah diatur oleh
peraturan perundang-undangan sebagai kewenangan pemerintah daerah,
pengelolaan sumber daya alam dilakukan oleh masing-masing
Kementerian/Lembaga/Instansi sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Wewenang Kementerian/Lembaga/instansi ditetapkan dengan kriteria:

1. besaran wilayah pengelolaan;


2. jenis dan kuantitas sumber daya alam yang dimanfaatkan;
3. besarnya modal dan teknologi yang digunakan; d. penggunaan sumber
daya manusia;
4. besaran dan persebaran dampak;
5. nilai eksternalitas; dan
6. aksesibilitas.

Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna

Pengembangan Teknologi Tepat Guna - TTG - dilakukan melalui kegiatan


antara lain:

1. penelusuran;
meliputi identifikasi, verifikasi, dan validasi secara langsung atau tidak
langsung dapat dilakukan melalui penyelenggaraan lomba inovasi TTG.
2. pemetaan;
1. pemetaan TTG eksisting dilakukan melalui observasi,
wawancara, survei, pengumpulan data dan informasi terkait
TTG yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat;
2. pemetaan potensi sumber daya lokal dilakukan melalui
identifikasi, verifikasi, dan validasi sumber daya alam dan
sumber daya manusia dengan memprioritaskan lima aspek
pemanfaatan TTG (penyediaan/pengolahan pangan,
pemanfaatan energi baru dan terbarukan, penyediaan dan
pemeliharaan infrastruktur, pengelolaan lingkungan, dan

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 10


pemampuan ekonomi) yang dilakukan secara partisipatif
melalui observasi, wawancara, survei, pengumpulan data dan
informasi terkait lainnya; dan
3. pemetaan kebutuhan TTG dilakukan melalui analisis TTG
eksisting dan ketersediaan potensi sumber daya alam.
3. pengkajian;
dilakukan terhadap hasil penelusuran inovasi teknologi dan sumber
daya lokal untuk pengembangan dan penyempurnaan hasil
temuan/invensi TTG serta pengembangan produk unggulan.
4. pendokumentasian;
dilakukan melalui pengumpulan, pemilahan dan pemilihan, pengolahan,
penetapan identitas dan penyimpanan data/informasi yang terkait TTG
dan atau sumber daya lokal.
5. pelindungan;
1. memfasilitasi pengajuan sampai dengan diterbitkannya
sertifikat Hak Kekayaan Intelektual, Hak Paten Sederhana dan
atau sertifikat Standar Nasional Indonesia terhadap
temuan/invensi akar rumput; dan
2. Kementerian, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota memfasilitasi perlindungan hukum terhadap
hasil temuan/inovasi akar rumput.
6. pemasaran
dilakukan melalui fasilitasi jaringan pasar/pemasaran dan akses
modal/permodalan.

Penerapan Teknologi Tepat Guna


Kegiatan untuk Penerapan Teknologi Tepat Guna - TTG - :

1. Perekayasaan Teknologi Tepat Guna - TTG -


dilakukan melalui kegiatan dalam bentuk desain dan rancang bangun
untuk menghasilkan nilai, produk, dan/atau proses produksi dengan
mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau konteks
teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan estetika;
2. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna - TTG -
dilakukan dengan cara pemasyarakatan TTG

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 11


Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna

Pemasyarakatan TTG dimaksudkan untuk menyebarluaskan TTG kepada


masyarakat agar dapat dipahami, diterapkan dan dikembangkan.
Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna dilakukan dengan:

1. GelarTTG;
dilakukan secara berjenjang dari tingkat kabupaten hingga tingkat
nasional yaitu:
1. pameran TTG;
2. lokakarya TTG;
3. temu inventor/inovator TTG dan/atau investor; d. forum
komunikasi Posyantek;
4. widyawisata teknologi;
5. publikasi; dan
6. festival/pameran potensi desa.
2. Proyek Percontohan (pilot project);
dirancang sebagai pengujian atau uji coba untuk menunjukkan
keefektifan suatu pelaksanaan program dan mengetahui dampak
pelaksanaan program.
3. Fasilitasi Proses Inkubasi;
dilakukan melalui penyediaan fasilitas dan pengembangan usaha, baik
manajemen maupun teknologi bagi Inovator, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan
usahanya dan atau pengembangan produk baru agar dapat
berkembang menjadi wirausaha yang tangguh dan atau produk baru
yang berdaya saing dalam jangka waktu tertentu.
4. Komunikasi, Informasi, Publikasi TTG;
bertujuan untuk menstimulir, meluaskan dan mendorong
pengembangan dan pemanfaatan TTG.
5. Edukasi TTG;
bertujuan untuk mempengaruhi menumbuhkan kesadaran dan
membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam hal
pengembangan dan pemanfaatan TTG.
6. Pembentukan Lembaga atau Pos Pelayanan TTG,
bertujuan untuk percepatan/akselerasi proses alih teknologi kepada

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 12


masyarakat Desa sehingga harus dibentuk disetiap desa dan/atau
kecamatan untuk optimalisasi dan pendayagunaan sumber daya alam.

Lembaga Pelayanan Teknologi Tepat Guna

Lembaga Pelayanan Teknologi Tepat Guna terdiri atas Posyantek Antar Desa
yang berkedudukan di Kecamatan dan Posyantek Desa yang berkedudukan di
Desa.

Posyantek Antar Desa dibentuk dengan Keputusan Bupati / Walikota.


Posyantek Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Pembentukan
Posyantek antar desa dan Posyantek desa selanjutnya didaftarkan pada
Organisasi Perangkat Daerah yang menangani bidang politik dalam negeri
Kabupaten/Kota guna memperoleh Surat Keterangan Terdaftar yang diterbitkan
oleh Bupati/Wali kota.

Unit usaha yang selama ini dikelola oleh Wartek atau Posyantek dapat menjadi
bagian unit BUMDesa atau BUMDesa Bersama.

Fungsi dan Tugas Posyantek antar Desa

1. Fungsi Posyantek antar Desa


1. koordinasi dan perkumpulan Posyantek desa; dan
2. pendampingan dan fasilitasi pengelolaan Posyantek desa.
2. Tugas Posyantek antar Desa
1. menyusun program dan rencana kerja pengelolaan Posyantek
antardesa;
2. memberikan pelayanan teknis, informasi dan promosi
jenis/spesifikasi TTG;
3. memfasilitasi posyantek desa dalam menganalisis dan
mendesain pengembangan dan kebutuhan TTG;
4. menjembatani masyarakat sebagai pengguna TTG dengan
sumber TTG;
5. memotivasi penerapan TTG di masyarakat;
6. memberikan layanan konsultasi dan pendampingan kepada
masyarakat dalam penerapan TTG;

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 13


7. mengkoodinir dan memfasilitasi pemasaran produk
pengembangan dan pemanfaatan TTG hasil dari posyantek
desa; dan
8. menyusun laporan pengelolaan posyantek.

Tugas Posyantek Desa

1. menyusun program dan rencana kerja pengelolaan Posyantek desa;


2. memberikan pelayanan teknis, informasi dan promosi jenis/spesifikasi
TTG;
3. memfasilitasi pemetaan kebutuhan dan pengkajian TTG;
4. menjembatani masyarakat sebagai pengguna TTG dengan sumber
TTG;
5. memotivasi penerapan TTG di masyarakat;
6. memberikan layanan konsultasi dan pendampingan kepada
masyarakat dalam penerapan TTG;
7. memfasilitasi penerapan TTG; dan
8. menyusun laporan pengelolaan Posyantek desa.

Kepengurusan Posyantek Antar Desa dan Posyantek Desa

1. Pengurus Posyantek antar desa dibentuk berdasarkan hasil


musyawarah para utusan inovator TTG dan Posyantek desa berasal
dari desa yang berada dalam satu wilayah kecamatan.
2. Pengurus Posyantek desa dibentuk berdasarkan hasil musyawarah
perwakilan pelaku/pemanfaat TTG dan kelembagaan masyarakat di
desa.
3. Pengurus Posyantek antardesa dan Posyantek desa tidak boleh
berasal dari unsur Pegawai Negeri Sipil.
4. Pengurus Posyantek antardesa dan posyantek desa tidak boleh
berasal dari unsur partisipan atau pengurus organisasi politik/partai
politik.
5. Jumlah dan susunan pengurus posyantek antardesa dan posyantek
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit berjumlah 5
(lima) orang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 14


pengembangan dan seksi pelayanan atau disesuaikan dengan
kebutuhan.
6. Masa bakti kepengurusan dalam satu periode paling lama 3 (tiga) tahun
yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Posyantek antardesa dan/atau Posyantek desa.

Mekanisme Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat


Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa

Pelaksana Pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam


pengelolaan sumber daya alam Desa secara nasional dilaksanakan oleh
Kementerian. Pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam Desa di provinsi dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi. Pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam Desa di kabupaten/kota dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.

Sedikitnya setahun sekali Kementerian, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah


Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengembangan dan penerapan teknologi
tepat guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa dapat dilakukan melalui
mekanisme rapat koordinasi antar pengambil kebijakan yang membidangi
sumber daya alam dan TTG.

Kementerian, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam


melaksanakan pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam Desa dapat bekerja sama dengan pihak ketiga.
Pihak ketiga terdiri dari Kementerian Teknis atau Badan/Lembaga
NonKementerian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi, Perguruan Tinggi, Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, Sekolah Menengah Kejuruan, Pihak Swasta,
Pengusaha dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Kerja sama dengan pihak ketiga dalam melaksanakan pengembangan dan


penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa
dilaksanakan berdasarkan prinsip:

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 15


1. efisiensi;
2. efektivitas;
3. sinergi;
4. saling menguntungkan;
5. kesepakatan bersama;
6. itikad baik;
7. mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
8. persamaan kedudukan;
9. transparansi;
10. keadilan; dan
11. kepastian hukum.

Surat Perjanjian Kerja sama dengan pihak ketiga dalam melaksanakan


pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan
sumber daya alam Desa memuat pengalihan TTG dari sumber teknologi
kepada masyarakat dan memuat sedikitnya tentang:

1. subjek kerja sama;


2. objek kerja sama;
3. ruang lingkup kerja sama;
4. hak dan kewajiban para pihak;
5. jangka waktu kerja sama;
6. pengakhiran kerja sama;
7. keadaan memaksa; dan
8. penyelesaian perselisihan.

Pembinaan dan Pengendalian dalam


pelaksanaanPengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat
Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan Pembinaan dan
pengendalian dalam penyelenggaraan pengembangan dan penerapan
teknologi tepat guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa. Pembinaan
meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, penghargaan,
dan/atau supervisi. Pengendalian meliputi monitoring dan/atau evaluasi.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 16


Runtutan Mekanisme Pembinaan dan Pengendalian dalam
pelaksanaanPengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa

1. Menteri melakukan pembinaan dan pengendalian kebijakan


pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam Desa yang dilaksanakan Gubernur,
dan/atau Bupati/Wali kota;
2. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
melakukan pembinaan dan pengendalian teknis;
3. Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian kebijakan
pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam Desa yang dilaksanakan oleh
Bupati/Wali kota;
4. Bupati/Wali kota melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna
dalam pengelolaan sumber daya alam Desa; dan
5. Camat atau sebutan lain melakukan pembinaan dan pengendalian
terhadap pelaksanaan pengembangan dan penerapan teknologi tepat
guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa di tingkat kecamatan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyelenggaraan pengembangan


dan penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan sumber daya alam
Desa diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Hasil pembinaan dan pengendalian digunakan sebagai bahan evaluasi dan


perbaikan penyelenggaraan dan kebijakan pengembangan dan penerapan
teknologi tepat guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa.

Pendanaan Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat


Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa

Segala pendanaan yang terkait dengan pengembangan dan


penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 17


Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten/Kota dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa/Dana
Desa serta sumber-sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Pendanaan yang diperlukan untuk penyelenggaraan pengembangan dan


penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan sumber daya alam desa
dibebankan sesuai dengan kewenangan masing-masing, kepada:

1. anggaran pendapatan dan belanja negara;


2. anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;
3. anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten/Kota; dan
4. anggaran pendapatan dan belanja Desa/Dana Desa;

Selain pendanaan sebagaimana di atas, pendanaan yang diperlukan untuk


penyelenggaraan pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam Desa dapat diperoleh dari sumber lain yang
sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pelaporan Pelaksanaan Pengembangan dan Penerapan


Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Desa
1. Kepala Desa melaporkan pelaksanaan pengembangan dan penerapan
teknologi tepat guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa di
desa kepada Bupati/Wali kota melalui Camat.
2. Kepala Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang menangani
bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melaporkan pelaksanaan
pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam desa kepada Gubernur.
3. Kepala Organisasi Perangkat Daerah Provinsi yang menangani bidang
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melaporkan pelaksanaan
pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna dalam
pengelolaan sumber daya alam desa kepada Menteri u.p. Direktur
Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 18


CONTOH SK

KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

KEPUTUSAN KEPALA DESA ………(mengisi nama desa)


NOMOR : …… TAHUN ………(mengisi nomor/tahun)

TENTANG
PEMBENTUKAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DESA
(POSYANTEK DESA)

KEPALA DESA ………(mengisi nama desa)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka implementasi Undang-undang


Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa secara
sistematis, konsisten dan berkelanjutan untuk
mewujudkan Desa yang kuat, maju, mandiri dan
demokratis, maka perlu pengelolaan Teknologi
Tepat Guna melalui kegiatan Pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat;

b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017 tentang
Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat
Guna dalam Pengelolaan Sumber daya Alam Desa;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Desa tentang
Pembentukan Pos Pelayanan Teknologi Desa.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 19


Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang -Undang Darurat Nomor 3
Tahun 1853 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
di Kalimantan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang


Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014


tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43
tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014


tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 20


tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5694);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005


tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta
Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh
Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

6. Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2001 tentang


Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat
Guna (TTG);

7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 08 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 786);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun


2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2091);

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 21


9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2093);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun


2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2094);

11. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 23 Tahun


2017 tentang Pengembangan dan Penerapan
Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber
Daya Alam Desa dimaksudkan sebagai upaya
optimalisasi sumber daya alam desa
12. Peraturan Desa Nomor…… Tahun….. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran
2020 (Lembaran Desa Tahun….. Nomor …….

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Membentuk Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna


Desa, disingkat (POSYANTEK DESA) yang
berkedudukan di Desa ….. (mengisi nama desa)
Kecamatan ….. (mengisi nama kecamatan) Kabupaten
Kotawaringin Barat.

KEDUA : Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa


sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU,
merupakan lembaga yang bertujuan untuk
percepatan/akselerasi proses alih teknologi kepada
masyarakat Desa sehingga harus dibentuk disetiap
desa untuk optimalisasi dan pendayagunaan sumber

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 22


daya alam Desa dengan susunan pengurus sebagai
berikut :
a. Ketua, terdiri dari 1 (satu) orang;
b. Sekretaris, terdiri dari 1 (satu) orang;
c. Bendahara, terdiri dari 1 (satu) orang;
d. Seksi Kemitraan, terdiri dari 1 (satu) orang;
e. Seksi Pelayanan TTG dan Usaha, terdiri dari 1
(satu) orang;
f. Seksi Pengembangan, terdiri dari 1 (satu) orang;
KETIGA : Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa
(POSYANTEK DESA) memiliki tugas sebagai
berikut:

a. menyusun program dan rencana kerja


pengelolaan Posyantek desa;
b. memberikan pelayanan teknis, informasi dan
promosi jenis/spesifikasi TTG;
c. memfasilitasi pemetaan kebutuhan dan
pengkajian TTG;
d. menjembatani masyarakat sebagai
pengguna TTG dengan sumber TTG;
e. memotivasi penerapan TTG di masyarakat;
f. memberikan layanan konsultasi dan
pendampingan kepada masyarakat dalam
penerapan TTG;
g. memfasilitasi penerapan TTG; dan
h. menyusun laporan pengelolaan Posyantek
desa.
KEEMPAT : Segala pendanaan yang terkait dengan
pengembangan dan penerapan teknologi tepat
guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 23


Daerah Kabupaten dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa/Dana Desa serta sumber-sumber
lainnya yang sah dan tidak mengikat.

KELIMA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan di dalamnya akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Keputusan ini disampaikan kepada masing-masing


yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan
dengan penuh rasa tanggung jawab.

Ditetapkan di : ………(mengisi nama desa)

Pada tanggal : ………(mengisi tgl/bln/tahun)

KEPALA DESA

(Mengisi nama kades/ttd/cap)

……………………………………

Tembusan disampaikan kepada YTH :


1. Bupati ....... (sebagai Laporan)
2. Camat …. (Mengisi nama kecamatan)
3. Pengurus POSYANTEK DESA,-

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 24


LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DESA NOMOR ……. TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DESA
(POSYANTEK DESA)

SUSUNAN PENGURUS POS PELAYANAN TEKNOLOGI DESA


(POSYANTEK DESA)

NO KEDUDUKAN NAMA PENGURUS

I KETUA ............................................

II SEKRETARIS ............................................

III BENDAHARA ............................................


IV SEKSI – SEKSI :
1. SEKSI KEMITRAAN ............................................
2. SEKSI PELAYANAN TTG DAN USAHA ............................................
3. SEKSI PENGEMBANGAN TTG ............................................

KEPALA DESA

(Mengisi nama kades/ttd/cap)

……………………………………

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 25


CONTOH

ANGGARAN DASAR

POSYANTEK....................
DESA........................
KECAMATAN.................................
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 26


ANGGARAN DASAR
POSYANTEK......
DESA.......
KECAMATAN.......................................,
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I
PENDIRIAN, NAMA, TEMPAT / KEDUDUKAN DANDAERAH KERJA
Pasal 1

1. Desa........ Kecamatan....................... mendirikan POSYANTEK DESA


dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat Desa sesuai
dengan kebutuhan dan potensi Desa
2. Lembaga ini bernama POSYANTEK DESA“...........................................“
3. POSYANTEK DESA“...........................................” berkedudukan di
Desa : ..........................................
Kecamatan : ...........................................
Kabupaten/Kota : Kotawaringin Barat
4. Daerah kerja POSYANTEK DESA “...........................................” berada
di DESA ...... KECAMATAN......................., KABUPATEN
KOTAWARINGIN BARAT

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 27


BAB II
VISI DAN MISI
Pasal 2
1. Visi POSYANTEK DESA“...........................................” mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha ekonomi dan
pelayanan social melalui kegiatan teknologi didesa dan kecamatan (
CONTOH ) dengan MOTO ............................................
2. Misi POSYANTEK DESA“...........................................”
- Visi meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
diwilayah desa.... kecamatan ................. melalui penerapan dan
pemanfaatan teknologi tepat guna.
- Misi memberikan layanan teknis, informasi, dan promosi tentang
berbagai jenis TTG kepada masyarakat. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh usaha kecil
masyarakat.
- Menjembatani masyarakat sebagai pengguna teknologi tepat guna
dengan para pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan
teknologi tepat guna

BAB III
BENTUK DAN FUNGSI
Pasal 3

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 28


1. POSYANTEK DESA“...........................................” berbentuk POS
PELAYANAN TEKNOLOGI DESA yang dilegalisasi melalui Surat
keputusan Kepala Desa.
2. POSYANTEK DESA“...........................................” berfungsi sebagai
lembaga ekonomi Desa yang mengembangkan usaha dalam bidang
teknologi untuk rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
khususnya rumah tangga miskin

BAB IV
STATUS KEPEMILIKAN
Pasal 4
1. POSYANTEK DESA“...........................................” adalah Pos Pelayanan
Teknologi Desa yang dimiliki oleh pemerintah Desa dan masyarakat
dengan komposisi kepemilikan mayoritas oleh pemerintah Desa.
2. Dalam perkembangannya, masyarakat dapat berperan dalam kepemilikan
POSYANTEK DESA“...........................................” Memberikan pelayanan
teknis, informasi dan promosi jenis-jenis TTG, serta orientasi TTG kepada
masyarakat
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 5

1. Struktur organisasi POSYANTEK DESA“...........................................”


terdiri dari badan Pengurus/Pengelola dan badan Pengawas.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 29


2. Badan Pengurus terdiri dari seorang ketua, sekretaris, bendahara, serta
seksi-seksi dan anggotanya.
3. Pemilihan pengurus untuk pertama kali dilaksanakan melalui musyawarah
dan ditetapkan dengan surat Keputusan Kepala Desa.
4. Yang dapat dipilih menjadi pengurus POSYANTEK DESA
“...........................................” adalah mereka yang memenuhi syarat–
syarat sebagai berikut :
a. Mewakili unsur masyarakat memiliki sikap jujur, aktif trampil dan
berdedikasi terhadap POSYANTEK DESA..............................
b. Memahami adat istiadat masyarakat
c. Berdomisili di Desa/Kecamatan lokasi posyantek desa
d. Peduli terhadap masyarakat sekitarnya dalam mendayagunakan TTG
e. Aktif, kreatif dan inovatif
f. Memiliki kemampuan manajerial
g. Memiliki motivasi untuk mengembangan TTG
h. Memiliki kemampuan berkomunikasi secara baik dengan masyarakat
setempat
i. Berpengalaman dalam mengelola dana di berbagai sumber
j. Memiliki sifat jujur, disiplin, dan tidak tercela, rendah hati dan sabar,
dsan
k. Berpengalaman dalam menjalin kerjasama dengan lembaga terkait
5. Pengurus sekurang – kurangnya terdiri seorang ketua, seorang
sekretaris, seorang bendahara dan seksi-seksi beserta keanggotaannya.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 30


6. Pengurus POSYANTEK DESA“ ...........................................” dapat diganti
apabila :
a. Meninggal Dunia
b. Mengundurkan diri
c. Terbukti melakukan penyimpangan pengelola POSYANTEK
DESA“...................................”
d. Tidak mampu memimpin organisasi dan tidak mampu mengembangkan
POSYANTEK DESA sesuai dengan target atau tujuan yang ingin
dicapai.
7. Untuk mengisi pengurus yang kosong sebelum habis masa baktinya,
mekanisme pemilihannya dilakukan melalui Musdes.
8. Masa bakti pengurus POSYANTEK DESA “...........................................”
sampai berumur 56 Tahun.
9. Pengurus POSYANTEK DESA akan dievaluasi setiap tahun untuk
mengukur kinerjanya apakah Rencana kerja yang dibuat tercapai atau
tidak.
BAB VI
KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUS
Pasal 6

1. Pengurus mempunyai kewajiban :


a. Menjalankan rencana kegiatan dan rencana anggaran yang telah
disusun oleh pengurus
b. Menjalankan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di posyantek desa

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 31


c. Mempertanggungjawabkan kegiatan harian posyantek kepada pengurus
(laporan kegiatan dan laporan keuangan)
d. Memberikan masukan kepada pengurus dalam rangka menyusun
rencana kegiatan dan rencana anggaran tahunan.

2. Pengurus mempunyai hak :


a. Mengambil keputusan yang dipandang tepat dalam pengelolaan
POSYANTEK DESA dalam rangka mencapai tujuan.
b. Memperoleh honor setiap bulan disesuaikan/disepakatidi
desa/kecamatan dengan anggaran APBDesa sesuai standar upah
minimum KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

Pasal 7
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS
1. Ketua
- Memimpin organisasi POSYANTEK DESA
- Bertindak sebagai manager pelaksana kegiatan harian posyantek desa
- Menjalankan rencana kegiatan dan rencana anggaran yang telah
disusun oleh pengurus
- Menjalankan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di posyantek desa
- Mengatur dan mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh setiap seksi
- Mempertanggungjawabkan kegiatan harian posyantek kepada
pengurus (laporan kegiatan dan laporan keuangan)

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 32


- Memberikan masukan kepada pengurus dalam rangka menyusun
rencana kegiatan dan rencana anggaran tahunan, dan
- Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing daerah dan perkembangan organisasi
2. Sekretaris

Bertanggung jawab atas seluruh dokumentasi kegiatan, seperti surat menyurat


dan dokumen kerjasama

3. Bendahara

Bertugas mengelola keuangan

4. Seksi Kemitraan

- Melaksanakan rencana kerja sesuai dengan bidang tugasnya


- Menjalin dan menjaga hubungan kerjasama dengan sumber TTG
(lembaga pemerintah, perguruan tinggi, swasta, LSM dan pihak lain) dan
pemanfaat/prngguna TTG (masyarakat umum,petani, pengusaha kecil,
home industri, dll)
- Mengidentifikasi potensi dan peluang pemasaran bagi usaha masyarakat,
dan
- Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing daerah dan perkembangan organisasi

5. Seksi Pelayanan TTG dan Usaha

- Melaksanakan rencana kerja sesuai dengan bidang tugasnya

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 33


- Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka pengenalan dan
penggunaan TTG
- Memberikan pendampingan dan bimbingan teknis kepada
pemanfaat/pengguna TTG
- Mengelola kegiatan usaha produktif posyantek yang berkaitan dengan
pelayanan TTG, dan
- Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing daerah dan perkembangan organisasi

6. Seksi Pengembangan TTG

- Melaksanakan rencana kerja sesuai dengan bidang tugasnya


- Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan TTG
- Melakukan kajian dan pengembangan terhadap TTG yang sudah
ada/dipakai oleh masyarakat
- Melakukan pendataan tentang penggunaan dan kebutuhan TTG dan,
- Uraian tugas lainnya dirumuskan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing daerah dan perkembangan organisasi

BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 8

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 34


1) Bupati melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melakukan
pembinaan kepada Pihak kecamatan dan Desa pembinaan tentang
pengelolaan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Pasal 9
OPERASIONAL
Biaya – biaya yang timbul akibat kegiatan dan operasional POSYANTEK
DESA“.........................................” diambil dari APBDesa....

BAB VIII
FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 10
Forum pengambilan keputusan terdiri dari :
1. Musyawarah Anggota, sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi,
forum ini dapat memilih dan memberhentikan pengurus POSYANTEK
DESA maupun menetapkan pembubaran POSYANTEK DESA.
2. Musyawarah Anggota Khusus, adalah forum penyelesaian terhadap
penyelewengan dan hal – hal lain yang dapat merugikan lembaga
POSYANTEK DESA.
3. Rapat pengurus, sebagai forum pengambilan keputusan untuk
menentukan kebijakan operasional pengelolaan dan pengembangan
lembaga maupun usaha.

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 35


Demikian Anggaran Dasar ini dibuat dengan sesunguhnya. Apabila kekeliruan
akan dilaksanakan peninjauan kembali berdasarkan ketentuan yang
disepakati.

DITETAPKAN : di ....................................
PADA TANGGAL : ....................................
PEMERINYAH KABUPATEN : Kotawaringin Barat
DESA : ....................................

( .............................................. )
Dicatatkan pada Lembaran Desa Nomor :
Pada tanggal :
Pencatat :

( ............................................... )
Nip. ......................................

contoh

1. VISI MISI POSYANTEK

A. VISI POSYANTEK ………

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 36


Menuju Masyarakat Kecamatan ……… yang Maju dan Mandiri Melalui
Kreatifitas Teknologi Tepat Guna

B. MISI POSYANTEK
1. Memberikan Pelayanan Teknis, Informasi dan Promosi berbagai Jenis
Teknologi Tepat Guna serta Orientasi Teknologi Tepat Guna
Masyarakat;
2. Mengembangkan dan Menciptakan Alat Teknologi Tepat Guna sesuai
kebutuhan masyarakat;
3. Menjembatani masyarakat sebagai pengguna Teknologi Tepat Guna
dengan penemu (sumber) TTG; dan
4. Memberikan layanan konsultasi dan kerjasama kepada masyarakat
dalam penerapan TTG.

2. PROGRAM KERJA JANGKA MENENGAH (2020-20….)


Peningkatan Sarana dan Prasarana Posyantek
1. Pemetaan Kebutuhan TTG ( Tehnologi Tepat Guna) ;
a. Melakukan inventarisasi kebutuhan TTG ( Tehnologi Tepat Guna)
b. Melakukan pengkajian dan analisis data
2. Peningkatan kapasitas pengurus Posyantek dan Pelaku usaha melalui :
a. Pelatihan / Magang
b. Studi banding
c. Bimbingan Teknis
3. Peningkatan usaha ekonomi masyarakat :
a. Temu informasi
b. Penyuluhan TTG ( Tehnologi Tepat Guna)
c. Pelatihan TTG ( Tehnologi Tepat Guna) bagi para pelaku masyarakat
d. Memfasilitasi kebutuhan TTG ( Tehnologi Tepat Guna) sesuai dengan
potensi daerah, kebutuhan masyarakat dan permintaan pasar.
4. Peningkatan dan Pengembangan TTG ( Tehnologi Tepat Guna)
a. Menjalin kerjasama dengan sumber teknologi
b. Menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 37


c. Merancang dan melakukan inovasi pengembangan jenis dan spesifikasi
TTG ( Tehnologi Tepat Guna)
5. Membentuk serta mengelola usaha produktif posyantek
a. Pengadaan dan pengelolaan kompos
b. Pengadaan dan pengelolaan kerajinan tangan
c. Pengadaan dan pengelolaan home industry
6. Memasyarakatkan TTG ( Tehnologi Tepat Guna) di wilayah kecamatan
Kramatjati
a. Melakukan peragaan TTG ( Tehnologi Tepat Guna) (pameran,
demonstrasi TTG ( Tehnologi Tepat Guna))
b. Merancang dan mengembangkan daya cipta TTG ( Tehnologi Tepat
Guna) melalui lomba TTG ( Tehnologi Tepat Guna)

3. PROGRAM KERJA TAHUN 2020


1. Diterimanya SK Kepengurusan Posyantek …….. yang telah
ditandatangani oleh Bupati/Kepala Desa
2. Menyatukan persepsi pengurus Posyantek mengenai arah tujuan dan
program yang harus dilakukan
3. Mengadakan pertemuan pengurus Posyantek paling sedikit 1 kali
pertemuan setiap 2 minggu sekali
4. Invertarisasi TTG yang ada di Kecamatan/Desa
5. Mengikuti workshop TTG
6. Pembenahan tempat Sekretariat Posyantek
7. Membuat email Posyantek
8. Membuat blog Posyantek
9. Membuat grup Posyantek pada jejaring sosial
10. Memfasilitasi pengembangan TTG yang ada di Kecamatan/Desa
11. Menciptakan TTG yang dibutuhkan oleh masyarakat
12. Persiapan pameran TTG Tingkat Kec/Kab
13. Mengadakan sosialisasi TTG tingkat desa
14. Mengadakan pelatihan/pembinaan TTG

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 38


15. Menyelenggarakan kompetisi TTG di Tingkat Kecamatan (antar
sekolah)
16. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak

Petunjuk Teknis Pengembangan Dan Penerapan TTG 39

Anda mungkin juga menyukai