JUKNIS Pembentukan Posyantek Desa (Permendes 23 TH 2017)
JUKNIS Pembentukan Posyantek Desa (Permendes 23 TH 2017)
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
Selain kewenangan pengelolaan sumber daya alam yang telah diatur oleh
peraturan perundang-undangan sebagai kewenangan pemerintah daerah,
pengelolaan sumber daya alam dilakukan oleh masing-masing
Kementerian/Lembaga/Instansi sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
1. penelusuran;
meliputi identifikasi, verifikasi, dan validasi secara langsung atau tidak
langsung dapat dilakukan melalui penyelenggaraan lomba inovasi TTG.
2. pemetaan;
1. pemetaan TTG eksisting dilakukan melalui observasi,
wawancara, survei, pengumpulan data dan informasi terkait
TTG yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat;
2. pemetaan potensi sumber daya lokal dilakukan melalui
identifikasi, verifikasi, dan validasi sumber daya alam dan
sumber daya manusia dengan memprioritaskan lima aspek
pemanfaatan TTG (penyediaan/pengolahan pangan,
pemanfaatan energi baru dan terbarukan, penyediaan dan
pemeliharaan infrastruktur, pengelolaan lingkungan, dan
1. GelarTTG;
dilakukan secara berjenjang dari tingkat kabupaten hingga tingkat
nasional yaitu:
1. pameran TTG;
2. lokakarya TTG;
3. temu inventor/inovator TTG dan/atau investor; d. forum
komunikasi Posyantek;
4. widyawisata teknologi;
5. publikasi; dan
6. festival/pameran potensi desa.
2. Proyek Percontohan (pilot project);
dirancang sebagai pengujian atau uji coba untuk menunjukkan
keefektifan suatu pelaksanaan program dan mengetahui dampak
pelaksanaan program.
3. Fasilitasi Proses Inkubasi;
dilakukan melalui penyediaan fasilitas dan pengembangan usaha, baik
manajemen maupun teknologi bagi Inovator, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan
usahanya dan atau pengembangan produk baru agar dapat
berkembang menjadi wirausaha yang tangguh dan atau produk baru
yang berdaya saing dalam jangka waktu tertentu.
4. Komunikasi, Informasi, Publikasi TTG;
bertujuan untuk menstimulir, meluaskan dan mendorong
pengembangan dan pemanfaatan TTG.
5. Edukasi TTG;
bertujuan untuk mempengaruhi menumbuhkan kesadaran dan
membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam hal
pengembangan dan pemanfaatan TTG.
6. Pembentukan Lembaga atau Pos Pelayanan TTG,
bertujuan untuk percepatan/akselerasi proses alih teknologi kepada
Lembaga Pelayanan Teknologi Tepat Guna terdiri atas Posyantek Antar Desa
yang berkedudukan di Kecamatan dan Posyantek Desa yang berkedudukan di
Desa.
Unit usaha yang selama ini dikelola oleh Wartek atau Posyantek dapat menjadi
bagian unit BUMDesa atau BUMDesa Bersama.
TENTANG
PEMBENTUKAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DESA
(POSYANTEK DESA)
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEPALA DESA
……………………………………
I KETUA ............................................
II SEKRETARIS ............................................
KEPALA DESA
……………………………………
ANGGARAN DASAR
POSYANTEK....................
DESA........................
KECAMATAN.................................
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
BAB I
PENDIRIAN, NAMA, TEMPAT / KEDUDUKAN DANDAERAH KERJA
Pasal 1
BAB III
BENTUK DAN FUNGSI
Pasal 3
BAB IV
STATUS KEPEMILIKAN
Pasal 4
1. POSYANTEK DESA“...........................................” adalah Pos Pelayanan
Teknologi Desa yang dimiliki oleh pemerintah Desa dan masyarakat
dengan komposisi kepemilikan mayoritas oleh pemerintah Desa.
2. Dalam perkembangannya, masyarakat dapat berperan dalam kepemilikan
POSYANTEK DESA“...........................................” Memberikan pelayanan
teknis, informasi dan promosi jenis-jenis TTG, serta orientasi TTG kepada
masyarakat
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 5
Pasal 7
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS
1. Ketua
- Memimpin organisasi POSYANTEK DESA
- Bertindak sebagai manager pelaksana kegiatan harian posyantek desa
- Menjalankan rencana kegiatan dan rencana anggaran yang telah
disusun oleh pengurus
- Menjalankan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di posyantek desa
- Mengatur dan mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh setiap seksi
- Mempertanggungjawabkan kegiatan harian posyantek kepada
pengurus (laporan kegiatan dan laporan keuangan)
3. Bendahara
4. Seksi Kemitraan
BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 8
Pasal 9
OPERASIONAL
Biaya – biaya yang timbul akibat kegiatan dan operasional POSYANTEK
DESA“.........................................” diambil dari APBDesa....
BAB VIII
FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 10
Forum pengambilan keputusan terdiri dari :
1. Musyawarah Anggota, sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi,
forum ini dapat memilih dan memberhentikan pengurus POSYANTEK
DESA maupun menetapkan pembubaran POSYANTEK DESA.
2. Musyawarah Anggota Khusus, adalah forum penyelesaian terhadap
penyelewengan dan hal – hal lain yang dapat merugikan lembaga
POSYANTEK DESA.
3. Rapat pengurus, sebagai forum pengambilan keputusan untuk
menentukan kebijakan operasional pengelolaan dan pengembangan
lembaga maupun usaha.
DITETAPKAN : di ....................................
PADA TANGGAL : ....................................
PEMERINYAH KABUPATEN : Kotawaringin Barat
DESA : ....................................
( .............................................. )
Dicatatkan pada Lembaran Desa Nomor :
Pada tanggal :
Pencatat :
( ............................................... )
Nip. ......................................
contoh
B. MISI POSYANTEK
1. Memberikan Pelayanan Teknis, Informasi dan Promosi berbagai Jenis
Teknologi Tepat Guna serta Orientasi Teknologi Tepat Guna
Masyarakat;
2. Mengembangkan dan Menciptakan Alat Teknologi Tepat Guna sesuai
kebutuhan masyarakat;
3. Menjembatani masyarakat sebagai pengguna Teknologi Tepat Guna
dengan penemu (sumber) TTG; dan
4. Memberikan layanan konsultasi dan kerjasama kepada masyarakat
dalam penerapan TTG.