Anda di halaman 1dari 3

www.muslim.or.

id

Banyak Anak, Banyak Rezeki?


muslim.or.id/9511-banyak-anak-banyak-rezeki.html

Abu Khalid Resa Gunarsa, Lc. June 23,


2012

Begitulah kata orang tua kita jaman dulu. Semakin banyak anak, semakin banyak rizki
yang akan kita dapatkan. Namun, apakah adagium “kuno” itu benar?

Dalam Islam, melahirkan dan memiliki keturunan adalah hal yang sangat dianjurkan.
Beberapa dalil dari Alquran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menunjukkan hal tersebut. Diantaranya firman Allah:

ْ ُ ‫ﻪ ﻟ َﻜ‬
‫ﻢ‬ َ َ ‫ﻣﺎ ﻛ َﺘ‬
ُ ‫ﺐ اﻟﻠ‬ َ ‫ﺷُﺮوﻫُﻦ وَاﺑ ْﺘ َﻐُﻮا‬ َ ‫ﻓَﺎْﻵ‬
ِ ‫ن ﺑ َﺎ‬

1/3
“Maka sekarang campurilah mereka (istri-istri) dan carilah/harapkanlah apa yang telah
ditetapkan Allah untukmu.” (QS. Al Baqarah [2]: 187)

Imam Ibnu Katsir –rahimahullah– ketika menafsirkan “apa yang telah ditetapkan Allah
untukmu” berkata, “Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Anas, Syuraih al Qadhi, Mujahid, Ikrimah,
Said bin Jubair dan yang lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah anak. (Tafsir
Al Qur`an Al Adzim: 1/512)

Adapun dalil dari Sunnah di antaranya adalah hadis:

ُ
«‫ﻢ‬
َ ‫ﻣ‬
َ ‫ﻢ اﻷ‬ ُ ‫ﺟﻮا اﻟ ْﻮَد ُود َ اﻟ ْﻮَﻟ ُﻮد َ ﻓَﺈ ِﻧﻰ‬
ُ ُ ‫ﻣﻜ َﺎﺛ ٌِﺮ ﺑ ِﻜ‬ ُ ‫» ﺗ ََﺰو‬

“Nikahilah oleh kalian wanita yang pencinta dan subur, karena aku akan berbangga dengan
banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain.” (HR Abu Dawud: 2052, dishahihkan Al
Albany dalam Jami As-Shahih: 5251)

Hadis di atas adalah perintah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya agar
menikah dengan wanita yang subur, agar ia dapat melahirkan anak yang banyak. Beliau
ingin jika umat Islam banyak anak, maka semakin banyak pengikutnya sehingga beliau
dapat berbangga dengan banyaknya jumlah pengikut pada hari kiamat kepada nabi-nabi
yang lain dan umatnya.

Anjuran Islam ini juga ditunjukkan oleh hadis:

َ ِ ْ‫ أ َو‬، ٍ‫ﺟﺎرِﻳ َﺔ‬


ُ َ ‫ﺻﺎﻟ ٍِﺢ ﻳ َﺪ ْﻋ ُﻮ ﻟ‬
‫ﻪ‬ َ ٍ ‫ أوْ وَﻟ َﺪ‬، ِ‫ﻋﻠ ْﻢ ٍ ﻳ ُﻨ ْﺘ ََﻔﻊُ ﺑ ِﻪ‬ َ :‫ث‬
َ ٍ‫ﺻﺪ َﻗَﺔ‬ ٍ ‫ﻦ ﺛ َﻼ‬
ْ ‫ﻣ‬ ُ ُ ‫ﻤﻠ‬
ِ ‫ﻪ إ ِﻻ‬ َ َ ‫م اﻧ َْﻘﻄ َﻊَ ﻋ‬
َ َ ‫ﻦ آد‬
ُ ْ ‫ت اﺑ‬ َ ‫إ ِذ َا‬
َ ‫ﻣﺎ‬

“Jika seorang anak Adam mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang berdoa untuknya.” (HR Muslim)

Anak adalah karunia. Kehadiran mereka adalah nikmat. Anak dan keturunan memang
dapat melahirkan ragam kebaikan. Dalam kehidupan rumah tangga, anak-anak dan
keturunan ibarat tali pengikat yang dapat semakin menguatkan hubungan pasangan
suami istri. Dan dari sana lah kemudian akan tercipta keharmonisan dalam rumah
tangga; sakinah, mawaddah dan rahmah. (Dari ceramah Syaikh Sa’ad As-Syitsry, Ahkam
Al Maulud)

Dari sisi ini saja, anak-anak dengan sendirinya merupakan rizki Allah bagi manusia.
Karena rizki sejatinya adalah segala hal yang bermanfaat dan menyenangkan
penerimanya. Belum lagi dari sisi yang lain, Allah menjanjikan bahwa setiap anak yang
terlahir akan Allah jamin rizkinya. Allah berfirman:

َ
‫ﻢ‬ ْ ُ ‫ﻦ ﻧ َْﺮُزﻗُﻜ‬
ْ ُ‫ﻢ وَإ ِﻳﺎﻫ‬ ُ ‫ﺤ‬ ٍ ‫ﻣَﻼ‬
ْ َ‫ق ﻧ‬ ْ ِ‫ﻦ إ‬
ْ ‫ﻣ‬ ْ ُ ‫ََﻻ ﺗ َْﻘﺘ ُﻠ ُﻮا أوَْﻻد َﻛ‬
ِ ‫ﻢ‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An’am [6]: 151)

2/3
Selanjutnya, jika anak-anak itu adalah anak-anak yang shaleh dan shalehah, yang
tumbuh dalam beribadah kepada Allah, maka semakin bertambahlah karunia yang Allah
berikan kepada kedua orang tuanya. Hidup kian berkah dengan kehadiran mereka. Bisa
jadi, kerja keras orang tua mendidik anak-anaknya menjadi hamba-hamba Allah yang
shaleh menjadi sebab semakin berkahnya rizki yang didapatkan. Karena orang tua yang
sungguh-sungguh mendidik anak-anaknya, berarti ia telah bertakwa kepada Allah. Dan
Allah berfirman tentang buah dari ketakwaan:

‫ﺐ‬
ُ ‫ﺴ‬ ْ َ ‫ﺚ َﻻ ﻳ‬
ِ َ ‫ﺤﺘ‬ ُ ْ ‫ﺣﻴ‬
َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻣ‬ ُ ْ‫ وَﻳ َْﺮُزﻗ‬. ‫ﺟﺎ‬
ِ ‫ﻪ‬ ً ‫ﺨَﺮ‬
ْ ‫ﻣ‬ ُ َ‫ﻞ ﻟ‬
َ ‫ﻪ‬ ْ َ ‫ﺠﻌ‬
ْ َ‫ﻪ ﻳ‬
َ ‫ﻖ اﻟﻠ‬
ِ ‫ﻦ ﻳ َﺘ‬
ْ ‫ﻣ‬
َ َ‫و‬

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thalaq [65]: 2-
3)

Namun, jika kedua orang tua lalai dari anak-anaknya dengan tidak memberikan
pendidikan agama yang benar dan lingkungan yang baik, sehingga mereka tumbuh
dalam kondisi tidak mengenal Allah, bahkan anak-anaknya itu membuat mereka lupa
kepada Allah, maka nikmat dan karunia tersebut kelak berakibat petaka. Alih-alih dapat
mengundang rizki, anak-anak yang seperti itu dapat berubah menjadi musibah, dunia
dan akhirat.

Pada batas ini, berarti adagium “banyak anak banyak rezeki” hanya berlaku bagi orang
yang banyak anak serta sungguh-sungguh membentuk mereka dengan pendidikan yang
baik. Sehingga mereka tumbuh sebagai orang-orang yang mengenal Rabbnya, mengenal
hak orang tuanya dan bermanfaat untuk umat.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita putra putri yang shaleh dan shalehah,
bermanfaat untuk kita saat kita masih hidup dengan bakti mereka yang tulus, dan saat
kita telah wafat dengan doa mereka yang tak pernah putus. Amin.

Subang, 8 Ramadhan 1432 H

Penulis: Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Lc

Artikel Muslim.Or.Id

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik
disini. Jazakallahu khaira

3/3

Anda mungkin juga menyukai