Anda di halaman 1dari 7

Nama Aldi Prastiya

Kelas IAT 3 B
NIM 21102086
No HP 081358736900
Tanggal 22 desember 2022

Metefora Dalam Al-Qur’an

(Studi Analisis Tasybih, Majaz dan Kinayah dalam Surah al-Mulk)

A. URGENSI PEMAHAMAN BALAGHOH UNTUK MEMAHAMI ALQUR’AN


Al Qura’n merupakan mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW.
Kemu’jizatannya terkandung kepada aspek Bahasa dan isinya. Dari aspek Bahasa, al
qur’an mempunyai tingkat fashohah dan balaghoh yang tinggi. Sedangkan dari aspek
isi, pesan dan kandungan maknanya melampaui batas batas kemampuan manusia.
Semenjak al qur’an muncul, banyak didalamnya terkandung hal hal yang tidak bisa
ditangkap oleh manusia, bahkan pada masa modern sekarang ini1.
Keindahan Bahasa al qur’an menjadi mu’jizat yang paling besar bagi nabi
muhammad. Bahkan Allah menantang orang orang Arab jahilah untuk membuat satu
surat saja dan mereka semua tidak mampu, padahal pada waktu itu banyak ahli ahli
balaghoh dikarangan orang Arab jahiliah. Allah SWT berfirman :
ۤ
‫ف َريْبِ ّمَّا نََّزلْنَا َع ٰلى َعْبد َِن فَأْتُ ْوِا ب ُس ْوَرةِ م ِْن مثْلهِٖ ِۖ َو ْادعُ ْوا ُش َه َداءَ ُك ِْم م ِْن ُد ْو ِن‬
ِْ ‫َوا ِْن ُكْن تُ ِْم‬

‫ي‬ ِٰ
َِ ْ ‫الل ا ِْن ُكْن تُ ِْم ٰصدق‬
Artinya : Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba
Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al Baqarah : 23)

Tidak diragukan lagi bahwa ada 2 petunjuk atau dalil yang menetapkan bahwa
al qura’an merupakan mu’jizat yang diberikan Allah SWT. Pada Nabi Muhammad
SAW, yaitu :
a. Kandungan al qur’an menegaskan ajaran tauhid (mengesakan Allah SWT.) dan
pertunjuk pentujuk (dalil dalil) atas perkara ghaib dan lain lain, yang mana hal

1
Mamat Zaenudin, Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghoh (Bandung : Refika Aditama : 2007), hal. 1-3.
ini tidak mungkin dibuat oleh manusia. ( hasyiyah ‘ala syrh hilyati lubbb al
mashun)
b. Keelokan rangkaian bahasa dan cakupan kandungannya yang memuat berbagai
macam persoalan hidup dan kehidupan umat manusia, itu menjadi bukti yang
jelas yang tidak dapat dibatah dan diragukan, bahkan untuk itu Allah SWT.
Telah mengemukakan firman nya :

ُ ‫س َوا ْْل ِن َع ٰلٰٓى ِاَ ِْن ََّيْتُ ْوا ِبثْ ِل ٰه َذا الْ ُق ْراٰ ِن َِل ََيْتُ ْو َِن ِبثْلهٖ َولَ ِْو َكا َِن بَ ْع‬
ِ‫ض ُه ْم‬ ْ ِ‫قُ ِْل لَّ ِٕىن‬
ُِ ْ‫اجتَ َم َعتِ ْالن‬

ِ‫لبَ ْعضِ ظَه ْ ًْيا‬


Artinya : Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama
lain.”(QS. Al isra’ 88).2

B. ANALISIS Q.S AL MULK : 12 & 23


No Bunyi Ayat Terjemah
1. Al Mulk ayat 12 : “Sesungguhnya orang-orang yang

َِ ‫إ َِّن ٱلَّذ‬
‫ين ََيْ َش ْو َِن َرََّّبُم بٱلْغَْيبِ لَه‬ takut kepada Tuhannya Yang tidak
nampak oleh mereka, mereka akan
ِ‫َجرِر َكبْير‬
ْ ‫َّم ْغفَرِةر َوأ‬ memperoleh ampunan dan pahala
yang besar”. Al Mulk : 12

2. Al Mulk ayat 23 : “Katakanlah: "Dialah Yang


menciptakan kamu dan menjadikan
َّ ‫َنشأَ ُك ِْم َو َج َع َِل لَ ُك ُِم‬
‫ٱلس ْم َِع‬ َ ‫ىأ‬ِٰٓ ‫قُ ِْل ُه َِو ٱلَّذ‬ bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati". (Tetapi) amat
ِ‫يل َّما تَ ْش ُك ُرو َن‬
ًِ ‫ِٱْلَفْ َدِةَ ِۖ قَل‬
ْ ‫ٰر َو‬
َِ‫ص‬
َ ْ‫ِٱْلَب‬
ْ ‫َو‬ sedikit kamu bersyukur”.
Al Mulk : 23

2
M. Zamroji, Kajian dan Terjemah nadzom Al jauharul Maknun, (santri salaf press. 2017) hal. 24-25.
1. Jenis Metafora
a. Ayat (67:12) : Setelah Allah menerangkan keadaan orang orang yang sengsara
pada ayat sebelumnya, kemudian Allah menyebutkan keadaan orang orang yang
bahagia. Kebahagiaan orang orang mukmin didapatkan karena mereka tetap
menaati allah dalam keadaan tersembunyi ataupun terang terangan.3

Dalam struktur lafadz ‫َجرِر َكب ِْير‬


ْ ‫ ََلُم َّمغْفَرِةر َوأ‬, diterangkan bahwa orang orang yang taat
kepada Allah dalam keadaan dia sendiri dalam keadaan tersembunyi ataupun dalam
keadaan terang terangan, menjauhkan dirinya dalam kemaksiatan bukan karena
pengelihatan manusia akan tetapi karena taat kepada ketentuan Allah. Orang orang
yang demikian akan mendapatkan ampunan atas dosa dosanya dan mendapatkan
pahala yang besar.
Ayat ini dalam ilmu balaghoh disebut dengan majaz mursal sababiah.

b. Ayat (67:23) : pada ayat ini Allah SWT menerangkan tentang penciptaan manusia
memberikan nikmat berupa pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi manusia
agar bisa menggunakannya secara baik sebagai tanda syukur kepada-Nya. Akan
tetapi sedikit sekali manusia yang bersyukur atas nikmat itu.

Dalam struktur lafadz ‫قَل ًيلِ َّما تَ ْش ُك ُرو َِن‬, ada penambahan ‫َّما‬ zaidah yang memiliki

pemahaman adanya penambahan makna menjadi sanghat sedikit sekali yang


bersyukur atas nikmat yang Allah SWT sebutkan pada ayat tersebut4.

2. Alasan Kewacanaan Penggunaan Ayat Metaforis

a. Ayat (67:12) : Dalam surat al Mulk ayat 12 Allah memberikan pembalasan bagi
orang orang yang taat kepadanya dengan sebuah ampunan atas dosa dosanya dan
balasan pahala yang sangat besar. Imam Jalaluddin al Suyuti dalam kitab tafsirnya

menafsirkan ‫َجررِ َكب ِْير‬


ْ ‫َوأ‬ dengan makna surga. karena balasan terbesar bagi orang

mukmin adalah mendapatkan surga. Menurut syaikh Abdurrahman bin Nashir as


Sa’di dalam kitabnya tafsir as Sa’di beliau menjelaskan : “dan pahala yang besar,”

3
Ahmad Bin Muhammad al Showi al Maliki, Hasyiyah al Showi juz 4 ( Nurul ilmi ) hal. 234.
4
Ibid., hal. 237.
yang disediakan oleh Allah bagi mereka di dalam surga, berupa kenikmatan abadi,
kerajaan besar, kenikmatan-kenikmatan yang saling berkaitan, istana, kediaman
tinggi, bidadari, pelayan dari anak-anak beliau, dan yang lebih besar serta lebih
agung dari semua itu, adalah keridhaan Allah Yang Maha Pemurah yang diberikan
pada penghuni surga5.

‫ واللذات‬،‫ وامللك الكبْي‬،‫ من النعي ِم املقيم‬،ِ‫وَلم أجر كبْي وهو ما أعده َلم ف اْلنة‬

‫ واخلدم والولدان‬،‫ واحلور احلسان‬،‫ والقصور واملنازل العاليات‬،‫املتواصلت واملشتهيات‬

‫ الذي حيله هللا على أهلِ اْلنا ِن‬،‫ رضا الرمحن‬،‫وأعظم من ذلك وأكرب‬

b. Ayat (67:23) : dalam ayat ini terkhusus pada lafadz ‫ن‬


َِ ‫تَ ْش ُكرو‬ ‫يل َّما‬
ًِ ‫ قَل‬ada penambahan
ُ
‫َّما‬ zaidah didalamnya. Penafsiran dengan pendekatan kajian ilmu nahwu dengan

penamnbahan huruf didalamnya memiliki faedah menambahkan mkna didalmnya


sesuai dengan kaidah nahwu :

‫زايدة املبىن تدل على زايدة املعىن‬

Dalam kitab tafsir asshawi karya imam Ahmad Bin Muhammad Asshawi Al Maliki

menjelaskan penambahan ‫َّما‬ zaidah digunakan untuk mengukuhkan makna

sedikit dalam tersebut menjadi sangat sedikit sekali manusia yang bersyukur.

‫(قليال ما تشكرون) ما مزيدة واجلملة مستاءنفة خمربة بقلة شكرهم جدا على هذه النعم‬
6
.‫(ما مزيدة) اي لتاءكيد القلة وهي على ابهبا ابالنسبة للمؤمنني او مبعىن العدم ابالنسبة للكافر‬
3. Aspek Estetika dalam Ayat Metaforis
a. Ayat (67:12) : dalam ayat ini menjelaskan tuntutan seorang hamba terhadap tuhanya
untuk selalu taat dalam keadaan apaun, bagaimanapun, dan dimanapun ia berada.
Status kehambaan seorang hamba terhadap tuhanya seperti halnya seorang rakyat
kepada rajanya, balasan bagi orang orang yang taat melaksanakn perintah perintah

5
Abdurrahman bin Nashir as Sa’di. Taisir al Karim al Rahman fi Tafsiri Kalamin al Mannan. ( Beirut ) hal.876
6
Ahmad Bin Muhammad al Showi al Maliki, Hasyiyah al Showi juz 4 ( Nurul ilmi ) hal. 237.
Allah dan menjauhi larang larangannya semata bertujuan untuk mengetuk pintu
rahmat Allah SWT sehingga kita dapat masuk dalam status kehambaan seperti yang
diterangkan dalam surat Al fajr ayat 27- 30 :

‫ي َو ْاد ُخل ِْي َجنَّت‬


ِْ ‫ف ع ٰبد‬ ِ ٰ ‫س الْ ُمطْ َم ِٕىنَِّةُ ْارجع ِْٰٓي ا‬
ِْ ‫ل َربكِ َراضيَِةً َّم ْرضيَِّةً ِۚ فَ ْاد ُخل ِْي‬ ُِ ‫ٰٰٰٓيَيَّتُ َها النَّ ْف‬
Artinya : Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan
masuklah ke dalam surga-Ku. (Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30)
Ayat tersebut memberikan pemahaman bahwa untuk mendapatkan pahala yang
besar berupa surga harus masuk dalam status kehambaan dan mendapat ridha Allah
SWT dengan cara menaati semua perintah perintah NYA dan menjauhi larangan
NYA7.

b. Ayat (67:23) : ayat ini adalah sebuah teguran untuk manusia manusia yang lupa
akan segala bentuk nikmat dan karunia Allah SWT. Kata syukur ditemukan dalam
berbagai bentuk diberbagai ayat dan surat dalam al qur’an dan diulang sebanyak 75
kali, tersebar dalam 69 ayat dan 37 surat. Terlalu banyaknya manusia yang lupa
akan segala nikmat yang diberikan kepadanya, seakan dia tidak pernah diberikan
nikmat apapun dari Allah SWT. Allah SWT menyebutkan Sebagian tabiat manusia
adalah banyak panik dan gampang mengeluh seperti yang dijelaskan dalam surat al
ma’arij ayat 19-21 :
ِ
ً ُ‫وعا () َوإِذَا َم َّسهُ ا خْلَخْيُ َمن‬
‫وعا‬ ً ‫وعا () إِذَا َم َّسهُ الشَُّّر َج ُز‬ ِ‫إِ َّن خ‬
ً ُ‫اْلنخ َسا َن ُخل َق َهل‬
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia
amat kikir.” (Q.S. Al-Ma’arij: 19-21) dalam tafsir as sa’di diterangkan

‫ أنه هلوع‬،‫وهذا الوصف لإلنسان من حيث هو وصف طبيعته األصلية‬

ً ‫ {إِذَا َم َّسهُ الشَُّّر َج ُز‬:‫وفسر اهللوع أبنه‬


،‫ أو ذهاب حمبوب له‬،‫وعا} فيجزع إن أصابه فقر أو مرض‬

‫ وال يستعمل يف ذلك الصرب والرضا مبا قضى للا‬،‫من مال أو أهل أو ولد‬

7
Ibid,. 326.
ً ُ‫{وإِذَا َم َّسهُ ا خْلَخْيُ َمن‬
،‫ فيجزع يف الضراء‬،‫ وال يشكر للا على نعمه وبره‬،‫وعا} فال ينفق مما آاته للا‬ َ
‫ومينع يف السراء‬
Artinya : Ini adalah sifat manusia yang esensial. Allah menggambarkan karakter
asli manusia dengan sifat berkeluh kesah. Sifat keluh kesah dijelaskan oleh
FirmanNya, “Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah,” manusia berkeluh
kesah manakala ditimpa kemiskinan, penyakit, atau hilangnya benda-benda yang
dicintai, seperti hilangnya harta, meninggalnya keluarga atau anak, tidak bersabar
dan merelakan takdir Allah. “Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir,”
tidak menginfakkan sebagian yang diberikan Allah, tidak bersyukur kepada Allah
atas nikmat dan kebaikanNya sehingga manusia bersikap keluh kesah dalam
kesusahan dan bersifat kikir ketika berbahagia8.

C. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari beberapa aspek balaghoh yang telah ditemukan dalam Surah al Mulk ayat 12
dan 23 ini bisa diambil kesimpulan untuk memahami aspek keindahan Bahasa dari
al qur’an memiliki tingkat balaghah yang sangat tinggi dan banyak isi, pesan dan
kandungan maknanya melampaui batas batas kemampuan manusia sehingga
kedudukan ilmu balaghah sangat penting untuk memahami makna dari ayat ayat al
qur’an dan sudah seharusnya orang orang melakukan kajian yang serius terhadap
ilmu balaghah lebih lebih untuk menafsiri ayat ayat Allah SWT.
Keindahan ilmu balaghah tertuang dalam bait bait nadzom jauharul maknun :

ِ ِ ِ ِ
‫ه َذا وإ َّن ُد َرَر الخبَ يَان ۞ وغَُرَر الخبَديخ ِع والخ َم َع خ‬
‫ان‬
Fahamilah keterangan ini! Sesungguhnya ilmu bayan yang diserupakan untaian
Mutiara, ilmu badi’ dan ilmu ma’ani yang laksana kemilau warna putih pada
kepala kuda itu…

‫ََتخ ِد خي إِ ََل َم َوا ِرٍد َش ِريخ َف ٍة ۞ ونَبَ ٍذ بَ ِديخ َع ٍة لَ ِطخي َف ٍة‬

8
Abdurrahman bin Nashir as Sa’di. Taisir al Karim al Rahman fi Tafsiri Kalamin al Mannan. ( Beirut )
hal.887.
…dapat mengantarkan atau memberi petunjuk pada tempatnya makna yang mulia
laksana sumber air yang menghilangkan kehausan, dan menyingkap makna makna
yang indah dan mendalam
ِ ‫ص بِِه ِم خن َع َج‬
َّ ‫ود خر ِك َما ُخ‬ ِ ِ ِ ِ
‫ب‬ َ ۞ ‫َسَرا ِر الل َسان الخ َعَرِ خِب‬
‫م خن علخ ِم أ خ‬
(menyibak makna makna indah) dari rahsia ilmu Bahasa (ilmu lughat) Arab, dan
untuk memperoleh keistimewaan (sesuatu yang mengagumkan) dalam Bahasa
Arab.
ِ ‫َّح ِو َكاللُّب‬ ِ ِ ۞ ‫اب‬ ِ ‫الرو ِح لِ خِإل خعر‬ ِ
‫اب‬َ ‫وه َو لعلخ ِم الن خ‬
ُ َ ‫ألَنَّهُ َك ُّ خ‬
Karna balaghah (bayan badi’ dan ma’ani) itu seperti ruh dari lafadz yang di I’rabi
dan bagi ilmu nahwu seperti intisarinya9.

D. DAFTAR PUSTAKA
Zaenudin, Mamat. Nurbayan, Yayan. Pengantar Ilmu Balaghoh. Bandung : Refika
Aditama : 2007, hal. 1-3.
Zamroji, Muhammad. Kajian dan Terjemah nadzom Al jauharul Maknun : santri salaf
press. 2017. hal. 24-25, 40-42.
Al Showi al Maliki, Ahmad Bin Muhammad. Hasyiyah al Showi juz 4 : Nurul ilmi
hal. 234, 237, 326.
As Sa’di, Abdurrahman bin Nashir. Taisir al Karim al Rahman fi Tafsiri Kalamin al
Mannan. :Beirut, hal.876, 887.

9
M. Zamroji, Kajian dan Terjemah nadzom Al jauharul Maknun, (santri salaf press. 2017) hal. 40-42.

Anda mungkin juga menyukai