Anda di halaman 1dari 14

Gas (Class 2)

Klasifikasi ini meliputi:


• Compressed gases [jenis gas yang dipadatkan], yang memiliki
tekanan namun tidak berbentuk cair dan biasanya
ditempatkan pada tabung silinder pada suhu tertentu untuk
menghindari resiko ledakan akibat dari kelebihan beban
tekanan (contoh: Nitrogen (Division 2.2), Hydrogen (Division
2.1), Oxygen (Division 2.2 and Division 5.1) and Helium
(Division 2.2)).
• Liquefied gases [jenis gas yang dicairkan]; berbentuk cair dan
relatif bertekanan rendah. Gas jenis ini akan keluar dalam
bentuk cair dan cepat menguap sekaligus membentuk
senyawa gas. Hasil muatan senyawa gas tersebut berbeda-
beda; sebagai contoh, 1 liter Liquefied Petroleum Gas (LPG)
dapat membentuk senyawa gas sampai dengan 250 liter.
Gas (Class 2) – lanjutan
• Refrigerated liquefied gases adalah jenis gas
terkondensasi dan disimpan pada suhu yang sangat
rendah serta ditransportasikan pada petikemas
terisolasi yang disebut dengan dewars. Petikemas
ini memiliki pengaman berupa tutup yang longgar
untuk menghindari resiko pada saat gas kelebihan
tekanan. Jenis gas ini memiliki bahaya khusus
akibat dari suhu gas yang sangat rendah. Sebagai
contoh, cipratan dari Liquefied Nitrogen dapat
mengakibatkan frostbite dan senyawa gas dapat
mengakibatkan seseorang dapat kehilangan
kesadaran.
Gas (Class 2) – lanjutan
Bahan yang termasuk di dalam Class 2 dapat digolongkan
ke dalam satu atau tiga kategori berdasarkan resiko
bahaya utama dari gas tersebut.
• Flammable Gases (Division 2.1), adalah jenis gas yang
pada titik tekanan dan suhu normal, ketika bercampur
dengan udara sebanyak 13% atau kurang akan mudah
menyala bila terkena percikan api.
Gas (Class 2) – lanjutan
• Non-Flammable, Non-Toxic Gases (Division 2.2), adalah
jenis gas yang dapat menggantikan oksigen serta
mengakibatkan sesak nafas (nitrogen, carbon dioxide),
atau jenis gas yang dapat beroksidasi dan mungkin
dapat membantu resiko pembakaran kepada jenis
benda lain lebih dari apa yang dapat ditimbulkan oleh
udara (oxygen murni adalah salah satu contoh).
Gas (Class 2) – lanjutan
• Toxic Gases (Division 2.3), diketahui memiliki sifat
beracun serta cukup korosif bagi kesehatan manusia
(carbon monoxide, ethylene oxide, hydrogen sulphide,
sulphur dioxide dan ammonia). Petikemas yang
mengangkut jenis gas beracun tidak boleh disimpan
bersama dengan bahan makanan.
Gas (Class 2) – lanjutan
Acidic gases dapat bereaksi terhadap alkaline gases yang
menimbulkan panas serta asap dan memicu terjadinya
pembakaran. Selain itu, ada pula beberapa gas yang
memiliki lebih dari satu sifat bahaya. Jenis gas tersebut
dapat bersifat flammable dan toxic (methyl ether) atau
corrosive dan toxic (hydrogen chloride, phosgene dan
chlorine).
Flammable Liquids (Class 3)
Adalah jenis bahan cair mudah terbakar pada suhu normal terjadi
proses penguapan yang mudah terjadi pembakaran (contoh:
benzene, kerosene, toluene, propanol serta berbagai macam larutan
organik yang terkandung pada pestisida).

Pada class ini tercakup pula berbagai jenis campuran berbagai


bahan cair dengan bahan cair ataupun dengan bahan padat
(contohnya cat). Produk dari dari minyak olahan serta minyak
mentah termasuk golongan pada Class 3.
Kandungan Resiko:
• Jenis bahan cair mudah terbakar memiliki resiko pembakaran,
peledakan serta menimbulkan biaya yang sangat besar saat
proses pembersihan (contoh: kasus kecelakaan kapal tanker)
• Tingkat pembakaran dari jenis bahan cair ini tergantung pada
senyawa dari kimia bahan tersebut
Flammable Liquids (Class 3) – lanjutan
 Pengertian titik nyala [flash-point] adalah kondisi dimana suhu
terendah yang diperlukan untuk bahan cair melakukan senyawa
menjadi gas dan bercampur dengan udara. Pada saat tersebut,
senyawa gas akan menyala bila terkena percikan api.
 Jika titik nyala [flash-point] suatu bahan cair terjadi pada suhu yang
tidak melebihi 60.50 Celsius, maka jenis bahan ini digolongkan pada
Class 3.
 Banyak flammable liquids dapat menimbulkan elektro statis seperti
pada bahan cair yang mengalir pada saluran pipa. Hal ini dapat
menimbulkan percikan api. Petikemas/penampung harus memiliki
kabel penghubung [aarde] saat dilakukan pengisian serta
pembongkaran.
 Beberapa jenis flammable liquids memiliki lebih dari satu kandungan
bahaya. Carbon disulphide adalah jenis bahan mudah terbakar dan
beracun, dan formaldehyde solutions adalah jenis mudah terbakar serta
korosif.
Contoh Efektifitas Dari Mineral VERMICULATE Pada
Kasus Kebocoran Sebuah Kargo Berisi Dangerous Goods
[Absorbent and Protection]

Sebelum Kebocoran

Sebuah produk Kargo Dangerous Goods


Dangerous Goods disusun diatas sebuah pallet
Jenis cairan mudah kayu
terbakar di kemas
didalam kaleng dan
diberi pelindung
mineral Vermiculite
Sesudah Kebocoran

Salah satu kargo yang mengalami insiden Cairan Dangerous Goods yang bocor
karena kesalahan operator forklift sebagian besar terserap oleh mineral
Vermiculite
Flammable Solids (Class 4)
Kandungan Resiko:
• Pada saat penanganan produk Dangerous Goods jenis ini, terdapat
kemungkinan serbuk/debu yang melayang ke udara.
• Campuran dari serbuk/debu dan udara akan memungkinkan
terjadi ledakan.
• Kebanyakan produk Dangerous Goods jenis ini menghasilkan
uap/asap yang memiliki resiko bahaya saat benda ini terbakar.
• Sebagai contoh, asap yang ditimbulkan pada belerang yang
terbakar adalah mengandung racun serta bersifat korosif
Flammable Solids (Class 4) – lanjutan
Pembagian kategori:
 Flammable solids (Division 4.1), produk Dangerous Goods yang
termasuk pada kategori ini adalah jenis yang dapat
mengakibatkan atau membantu pembakaran melalui pergesekan
atau beraksi dengan sendirinya. Sulphur, red phosphorus dan nitro-
cellulose films termasuk pada kategori ini
Pembagian kategori pada Divisi 4.1
 Kategori sebagai bahan peledak yang tidak sensitif, berbahaya
bila dalam keadaan kering. Memerlukan proses pembasahan
untuk menekan resiko ledakan
 Zat yang dapat bereaksi dengan sendirinya [Self-reactive
Substances]: zat ini tidak stabil terhadap panas dan mudah terjadi
proses dekomposisi secara tiba-tiba
 Zat mudah menyala [Readily Combustible] yang tediri atas:
 Mudah menyala akibat terjadi pergesekan [korek api]
 Pada saat dilakukan percobaan, tingkat bakarnya sama
dengan 2.2 milimeter per-detik
 Bebagai jenis bubuk dari bahan logam yang mudah tersulut
dan bereaksi pada percobaan dengan waktu 10 menit atau
kurang
Flammable Solids (Class 4) – lanjutan
 Substances liable to spontaneous combustion (Division 4.2), kopra,
limbah kapas berminyak, carbon dan white phosphorus adalah
sebagian contoh produk Dangerous Goods yang dapat menyala
ketika terjadi kontak dengan udara.
 Kandungan resiko: saat pengeringan tumpahan minyak yang
terbuat dari biji rami/flaxseed [terdapat pada cat] dengan
menggunakan kain lap dan dibiarkan kering dengan cara
dijemur; kain lap tersebut akan menyala dengan sendirinya
setelah berhari-hari terjemur.

Anda mungkin juga menyukai