Anda di halaman 1dari 33

Tugas Ekonomi Mineral II

Disusun Oleh :
Nama : Yuliana Sastra
NIM : D1101191034

Dosen Pengampu :
Muhammad Khalid Syafrianto, S.T., M.T

Mata Kuliah Ekonomi Mineral

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Mineral ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak M. Khalid Syafrianto, S.T., M.T.
Pada mata kuliah Ekonomi Mineral ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak pustaka yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 6 Maret 2021

Yuliana Sastra
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Hukum Permintaan Dan Penawaran


2.1.1.Hukum Permintaan
A. Pengertian Hukum Permintaan
B. Jenis-Jenis Permintaan
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan
2.1.2.Hukum Penawaran
A. Pengertian Hukum Penawaran
B. Jenis Jenis Penawaran
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran
2.2 Fungsi Hukum Permintaan Dan Penawaran
2.3 Studi Kasus
2.4 Pengertian Surplus Dan Keseimbangan
2.4.1.Surplus
A. Pengertian Surplus
B. Contoh Surplus
C. Penyebab Surplus
D. Efek Surplus
E. Perbedaan Antara Surplus Ekonomi Dan Surplus Konsumen
F. Perbedaan Antara Surplus Ekonomi Dan Surplus Produsen
G. Menghitung Surplus Ekonomi
2.4.2.Keseimbangan
A. Pengertian Keseimbangan
B. Proses Yang Terjadi Pada Keseimbangan Pasar
C. Penentuan Harga

Bab III Penutup


3.1.Kesimpulan

3.2.Saran

Daftar Pustaka
Bab I

Pendahuluan

1.1.Latar Belakang
Di dalam kehidupan ekonomi sehari-hari selalu terdapat permintaan (demand) dan
penawaran (supply) yang saling mempengaruhi. Dalam ilmu ekonomi kata permintaan dan
penawaran sudah tidak asing lagi bagi kita, akan tetapi pengetahuan kita akan pengertian dua
kata tersebut masih sangat minim. Bahkan kebanyakan dari kita hanya bisa mengucapkannya
saja.
Pada zaman modern seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu
ekonomi adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan
penawaran.Tentu saja anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu
yang sangat sederhana. Akan tetapi menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum
penawaran dan permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita
mengenai pasar. Apabila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput dari perdagangan.
Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di pasar.

Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan


penawaran.Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu
tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu
tertentu. Dari sini kita sudah melihat bahwa Permintaan dan Penawaran memiliki hubungan
yang erat satu sama lain untuk mendukung perdagangan. Pertama kita perlu mengetahui apa
faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita dapat melihat
bagaimana permintaan dan penawaran membentuk harga pasar.

1.2.Rumusan Masalah

A. Apa Pengertian Hukum Permintaan Dan Penawaran ?


B. Fungsi Hukum Permintaan Dan Penawaran ?
C. Mencari Studi Kasus Mengenai Hukum Permintaan Dan Penawaran ?
D. Apa Pengertian Surplus Dan Keseimbangan
1.3.Tujuan

A. Agar Mahasiswa Mengetahui Definisi Dari Hukum Permintaan Dan Penawaran


B. Agar Mahasiswa Mengetahui Fungsi Hukum Permintaan Dan Penawaran
C. Agar Mahasiswa Mengetahui Studi Kasus Mengenai Hukum Permintaan Dan
Penawaran
D. Agar Mahasiswa Mengetahui Definisi Surplus Dan Keseimbangan
Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Hukum Permintaan Dan Penawaran


2.1.1 Hukum Permintaan
A. Pengertian Hukum Permintaan
Dalam konteks ekonomi, permintaan merupakan sejumlah barang atau jasa yang
dibeli atau diminta pada suatu tingkat harga dan waktu tertentu. Permintaan
merepresentasikan kebutuhan atau keinginan konsumen akan barang dan jasa yang
ingin dipenuhi.
Hukum permintaan menjelaskan mengenai hubungan yang negatif antara harga
dengan jumlah barang/jasa yang diinginkan. Berikut ini merupakan bunyi hukum
permintaan:
“Semakin turun tingkat harganya, maka semakin banyak juga jumlah
barang yang diminta. Sebaliknya, semakin naik harganya maka semakin sedikit
pula jumlah barang yang diminta.”
Hukum permintaan adalah suatu kaidah yang menjelaskan tentang hubungan
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang atau jasa yang diminta. Jika harga
naik, maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun. Demikian pula
sebaliknya, jika harga turun, maka permintaan terhadap jumlah barang atau jasa akan
meningkat. Itulah bunyi dari hukum permintaan yang berlaku asumsi cateris paribus,
yang artinya hukum tersebut berlaku apabila faktor-faktor selain harga tidak
mengalami perubahan atau dalam keadaan tetap. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya cateris paribus, yaitu:
 Jumlah produsen atau penjual tetap.
 Penjual tidak memerlukan harga tunai.
 Penjual tidak khawatir jika suatu saat harga mengalami kenaikan.
 Teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa tetap.

Sebagaimana telah menjadi ketetapan dalam hukum permintaan, tingkat harga


suatu barang atau jasa akan mempengaruhi tingkat permintaan konsumen terhadap
barang atau jasa tersebut. Ketika harga naik, maka konsumen enggan untuk
melakukan pembelian, sehingga permintaan terhadap barang atau jasa turun.
Konsumen cenderung lebih memilih untuk mencari barang atau jasa substitusi atau
pengganti yang harganya lebih murah.

Hukum permintaan tidak akan berlaku apabila faktor selain harga mengalami
perubahan. Sebagai contoh ketika menjelang hari raya keagamaan, harga barang-
barang komoditas dan harga baju cenderung meningkat. Meski demikian,
permintaan akan barang-barang komoditas dan baju tetap saja tinggi. Hal ini
memang barang-barang tersebut dibutuhkan oleh konsumen. Demikian pula untuk
paket data internet, meski harganya cenderung naik, tetapi permintaannya tetap
tinggi sebab dibutuhkan oleh konsumen.

B Jenis-Jenis Permintaan

Secara garis besar, permintaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni
permintaan berdasarkan daya beli dan jumlah pelaku transaksi.

1. Permintaan berdasarkan daya beli


Jenis permintaan berdasarkan daya beli terdiri dari tiga, yaitu:

 Permintaan efektif adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang disertai
dengan daya beli konsumen. Situasi yang timbul dalam jenis permintaan ini,
konsumen membutuhkan barang atau jasa dan memiliki daya beli atau
kemampuan finansial untuk membayar harga barang atau jasa tersebut.

Contoh : Si A ingin membeli sebuah baju baru dan pada saat itu pula Si A
memiliki uang untuk membeli barang yang diinginkannya tersebut.

 Permintaan absolut adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang tidak
disertai dengan daya beli konsumen. Artinya, meskipun butuh tetapi
konsumen tidak memiliki kemampuan finansial untuk membeli atau
membayar harga dari barang yang dibutuhkan atau diinginkan.

Contoh : Si B ingin membeli sebuah gelang emas, tetapi uang yang


dimilikinya tak cukup, sehingga keinginan Si B untuk membeli gelas emas
belum bisa dipenuhi.
 Permintaan potensial adalah jenis permintaan atas barang atau jasa yang
disertai dengan daya beli konsumen, tetapi di sisi lain konsumen masih
mempertimbangkan untuk membeli barang atau jasa tersebut atau tidak.
Contohnya : Si C memiliki uang yang cukup untuk membeli sebuah laptop
seri terbaru, namun Si C belum berkeinginan untuk membeli laptop
tersebut.

2. Permintaan berdasarkan jumlah pelaku transaksi


Ditinjau dari jumlah pelaku transaksi, jenis permintaan dibedakan menjadi
dua, yaitu:

 Permintaan individu adalah jenis permintaan terhadap barang atau jasa


yang dibutuhkan seseorang guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari.
Contoh : pembelian barang-barang sembako oleh seorang ibu untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.
 Permintaan kelompok disebut juga permintaan kolektif atau permintaan
pasar adalah jenis permintaan terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan
oleh sekelompok orang atau masyarakat secara bersamaan.
Contoh : Si A dan Si B dalam waktu bersamaan membutuhkan daging sapi
untuk acara keluarga besarnya.

C Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan


Permintaan konsumen akan barang atau jasa tak serta-merta muncul
dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

 Harga barang kebutuhan. Faktor ini memberikan pengaruh yang signifikan


terhadap tingkat permintaan suatu barang atau jasa. Masyarakat umumnya
cenderung memilih barang atau jasa yang harganya murah. Jika harga barang
kebutuhan mengalami kenaikan, maka tingkat permintaan konsumen terhadap
barang tersebut akan turun. Harga barang demikian penting bagi konsumen,
bahkan tak jarang konsumen cenderung memilih harga murah dibandingkan
kualitas barang.
 Harga barang substitusi. Jika harga barang substitusi atau pengganti turun,
maka konsumen akan beralih ke barang substitusi sehingga permintaan
terhadap barang atau jasa kebutuhan akan turun. Sebaliknya, apabila harga
barang substitusi naik, maka konsumen akan tetap memilih untuk membeli
barang kebutuhan semula. Contohnya, jika harga daging sapi naik, maka
konsumen akan beralih ke daging ayam yang harganya lebih murah.

 Harga barang komplementer. Faktor ini juga mempengaruhi permintaan suatu


barang atau jasa. Apabila harga barang komplementer (pelengkap) mahal,
maka tingkat permintaan terhadap barang utama menurun. Contohnya, jika
harga bensin naik, maka permintaan konsumen akan sepeda motor atau mobil
menurun.
 Tingkat pendapatan atau daya beli konsumen. Tingkat pendapatan
mencerminkan daya beli konsumen. Sebab itu, faktor ini mempengaruhi tingkat
permintaan terhadap suatu barang atau jasa. Jika tingkat pendapatan konsumen
tinggi, artinya daya beli konsumen juga tinggi sehingga permintaan terhadap
barang atau jasa akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya.
 Selera konsumen. Faktor ini berkaitan dengan keinginan yang timbul dalam diri
konsumen. Apabila selera konsumen terhadap suatu barang atau jasa
meningkat, maka permintaan akan barang atau jasa tersebut juga akan
mengalami peningkatan.
 Intensitas kebutuhan konsumen. Semakin tinggi intensitas kebutuhan
konsumen, maka semakin tinggi pula permintaan terhadap barang atau jasa
yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika kebutuhan akan barang atau jasa tidak
mendesak artinya intensitasnya rendah, maka permintaan terhadap barang atau
jasa tersebut juga rendah.
 Jumlah penduduk. Faktor ini jelas berpengaruh terhadap permintaan. Jumlah
penduduk yang bertambah akan mempengaruhi jumlah barang atau jasa yang
diminta semakin bertambah pula. Sementara, apabila jumlah penduduk
mengalami penurunan, maka permintaan terhadap jumlah barang atau jasa juga
akan menurun.
 Prediksi harga barang di masa depan. Faktor ini muncul sebab adanya
kekhawatiran akan adanya perubahan harga di masa mendatang. Ketika
konsumen memprediksi harga suatu barang atau jasa akan mengalami kenaikan,
maka mereka akan melakukan pembelian dalam jumlah barang, sehingga
tingkat permintaan terhadap barang tersebut naik. Sebaliknya, apabila konsumen
memprediksi harga barang kebutuhan akan turun, maka mereka melakukan
sedikit pembelian. Akibatnya tingkat permintaan terhadap barang tersebut
menurun
2.1.2.Hukum Penawaran

A. Pengertian Hukum Penawaran


Penawaran merupakan jumlah unit barang yang tersedia di pasar, di mana
produknya bisa dijual dengan harga tertentu. Barang-barang tersebut memang
sudah tersedia dan siap diperdagangkan. Penawaran terbagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan opsi penjual barang/jasa.
Hukum penawaran menjelaskan tentang hubungan antara harga barang dengan
jumlah barang yang ditawarkan. Berikut ini adalah bunyi dari hukum penawaran:
“Semakin tinggi harganya, maka semakin banyak jumlah barang yang
ditawarkan. Sebaliknya, semakin kecil harganya, maka jumlah barang yang
ditawarkan akan berkurang.”
Penawaran adalah sejumlah unit barang yang ada di pasar. Yang mana barang
atau produk tersebut bisa dijual dengan harga dan waktu tertentu. Barang-
barang inilah yang sejatinya sudah tersedia dan siap untuk diperjual belikan.
Sedangkan hukum penawaran adalah teori yang terkait dengan penawaran.
Salah satu contohnya ialah jika harga barang tinggi, tentu jumlah barang yang akan
dijual lebih banyak. Sebaliknya, jika harga barang lebih rendah, maka jumlah
barang yang akan dijual atau ditawarkan akan semakin langka.
Hukum penawaran memiliki arti keterkaitan antara tingkatan harga tertentu
dengan barang yang akan dijual atau ditawarkan. Ini telah menjadi pakem yang pasti
dan telah menjadi regulasi tidak tertulis yang tidak bisa dicegah. Karena risikonya
ialah pemilik akan mengalami kerugian.
Tidak mungkin ketika harga mahal barang yang dijual sedikit. Justru jumlah
barang lebih banyak karena jarang dibeli konsumen. Begitu juga sebaliknya tidak
mungkin barang yang harganya murah, jumlah barangnya banyak. Karena barang
pasti langka disebabkan banyak diborong oleh konsumen.

B. Jenis Jenis Penawaran

Penawaran sendiri banyak jenisnya. Semuanya didasarkan pada opsi


penjual barang. Ini dia jenis-jenis penawaran tersebut :
1. Penawaran Marginal
Penawaran marginal adalah penawaran yang dilakukan oleh penjual
yang bisa menjual produknya dengan harga yang sama dengan harga pasar.
Bisa dibilang ini penjual yang ingin mencari untung yang standar.
2. Penawaran Sub Marginal

Penawaran sub marginal adalah penawaran yang dilakukan oleh


penjual yang berani menjual produknya di bawah harga pasar. Transaksi
ini hanya bisa dilakukan oleh penjual yang hanya ingin meraih untung
minimal.

3. Penawaran Super Marginal


Penawaran super marginal adalah penawaran yang dilakukan oleh
penjual yang menjual produknya degan harga lebih tinggi dari harga pasar.
Penjual ini biasanya bertujuan untuk meraih untung penjualan yang
sebanyak- banyaknya.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Penawaran


Setelah membahas faktor permintaan, inilah faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran:
 Biaya Produksi Barang
Tinggi atau rendahnya biaya produksi barang berpengaruh terhadap
kemampuan dan harga jual barangnya. Sehingga, hal itu mempengaruhi
jumlah penawarannya.
 Teknologi Produksi Barang
Jika teknologi produksi barang yang digunakan bagus, maka jumlah
produknya akan semakin bertambah. Selain itu, produk yang ada di pasar
juga semakin bertambah jumlahnya. Dengan bertambahnya produk
tersebut, maka telah mempengaruhi hukum penawaran.
 Adanya Produsen Baru
Jumlah produk di pasaran juga tidak terlepas dari peran produsen baru.
Hal itu dikarenakan mereka meluncurkan berbagai produk yang membuat
stoknya semakin banyak. Jika produsen tidak bisa bersaing, maka jumlah
produknya akan berkurang. Hal itulah yang memicu munculnya hukum
penawaran.
2.2 Fungsi Hukum Permintaan Dan Penawaran
Fungsi permintaan adalah sebuah data atau kajian matematis yang
berguna untuk menganalisis harga dan perilaku konsumen. Permintaan
fungsinya mengikuti hukum permintaan yakni jika harga suatu produk sedang
rendah, maka jumlah produk yang diminta akan bertambah dan begitu pula
sebaliknya.
Jadi hubungan antara harga dan permintaan merupakan hubungan yang
saling bertolak belakang atau terbalik. Fungsi penawaran adalah persamaan atau
hubungan keterkaitan antara jumlah barang yang produsen tawarkan dengan
harga barang di pasaran.
Penawaran ini juga fungsinya mengikuti hukum penawaran yaitu jika
penawaran terhadap suatu barang meningkat, maka harga yang ditawarkan akan
semakin tinggi dan sebaliknya. Fungsi penawaran ini biasa digunakan oleh para
produsen untuk mengira banyak barang atau produk yang akan diproduksi.
Jika di fungsi permintaan hubungan antara harga dan permintaan
merupakan hubungan yang saling berlawanan, berbeda dengan fungsi
penawaran. Karena di dalam fungsi penawaran harga barang yang ditawarkan
dan jumlah barang memiliki hubungan yang sejalan atau positif.
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

2.3 Studi Kasus

KESESUAIAN ANTARA PERMINTAAN DAN PENAWARAN WISATA


PADA DESTINASI URBAN HERITAGE (STUDI KASUS KOTAGEDE, YOGYAKARTA)
THE CONFORMITY OF TOURISM DEMAND AND SUPPLY AT URBAN HERITAGE
DESTINATION (CASE STUDY KOTAGEDE, YOGYAKARTA)

Nina Noviastuti1, Asmarani Februandari2


1 D3 Perhotelan, Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti, Jl Bintaran Kidul 12,

Yogyakarta 55151, Indonesia


2 LPM AKPARDA, Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti, Jl Bintaran Kidul 12,

Yogyakarta 55151, Indonesia


email: ninaromadhon@gmail.com

ABSTRAK

Sebagai sebuah destinasi wisata urban heritage di Yogyakarta, Kotagede belum terlalu banyak dikunjungi oleh
wisatawan. Hal ini terjadi diduga akibat belum adanay kesesuaian antara permintaan dan penawaran wisata di
detinasi itu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kesesuaian antara penawaran dan permintaan sehingga
nantinya dapat digunakan dalam perumusan strategi pengembangan pariwisata di tempat ini. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif yang menggunakan empat alat analisis, yaitu:analisis Boston Consultant Group (BCG), analisis
presentase, analisis SWOT, dan analisis deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa di Kotagede belum ada kesesuaian
antara permintaan dan penawaran wisata. Dalam pengembangannya, aspek konservasi, pemasaran, keterlibatan
masyaarakat lokal, dan pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang wisata harus menjadi perhatian.

Kata Kunci: destinasi urban heritage, Kotagede, permintaan wisata, penawaran wisata

ABSTRACT

As one of urban heritage destination in Yogyakarta, Kotagede only has few visitors. It possibly happened because there
is no conformity between tourism supply and demand. This research aim is to find the conformity between those
two aspects, so the strategies of tourism development can be generated. This research use descriptive
qualitative method with four analysis tools, namely: Boston Consultant Group Analysis, Percentage Analysis, SWOT
Analysis, and Descriptive analysis.
The result showed that there is no conformity between the demand and supply. Therefore, the development strategies
of Kotagede should be considered on four aspects: conservation, marketing and branding, involvement of local
communities, and development of infrastructure and tourism supporting facilities.

Keywords: urban heritage destination, Kotagede, tourism supply, tourism demand

73
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

1. PENDAHULUAN
Yogyakarta, sebagai salah satu kota
yang telah ditetapkan oleh pemerintah
sebagai kota tujuan wisata heritage1
mempunyai banyak sekali potensi, salah
satunya Kotagede. Sebagai bekas ibukota
kerajaan Mataram, Kotagede banyak
menyimpan peninggalan dari kerajaan Gambar 2. Kunjungan wisatawan ke
tersebut yang berupa makam, benteng, dan Yogyakarta tahun 2009-2012
artefak lainnya seperti Watu Gilang dan Diduga, tidak adanya kesesuaian
Watu Cantheng. Selain itu, Kotagede juga antara faktor penawaran dan permintaan
menyimpan sekitar 170 bangunan kuno wisata yang menyebabkan tingkat
yang didirikan pada tahun 1700 hingga kunjungan di Kotagede rendah. Faktor
1930. penawaran dan permintaan adalah hal yang
Peristiwa gempa 27 Mei 2006 sangat mempengaruhi perkembangan
membawa dampak kerusakan yang cukup pariwisata, seperti yang dikatakan oleh
besar bagi Kotagede. Munculnya Pitana (2009) bahwa tanpa ada keseuaian
organisasi-organisasi kemasyarakatan yang antara sisi penawaran (supply) dan sisi
peduli dengan pelestarian kawasan pusaka permintaan (demand) maka
Kotagede membuat Kotagede sedikit demi keberlangsungan pariwisata akan
sedikit bangkit Geliat pariwisata di terganggu. Ringkasnya, salah satu kunci
Kotagede pun mulai terasa, salah satunya sukses dalam pengembangan suatu
adalah diadakannya program jelajah destinasi wisata adalah pada kesesuaian
kawasan pusaka Kotagede atau Kotagede antara sisi penawaran dan sisi permintaan
heritage trail. wisata.
Seiring dengan maraknya kegiatan- Berdasarkan paparan di atas,
kegiatan budaya yang diadakan baik di peneliti menganggap penting untuk
wilayah Yogyakarta maupun di Kotagede mengetahui bagaimanakah kesesuaian
sendiri, tingkat kunjungan wisatawan di antara penawaran (supply) dan permintaan
kawasan Kotagede dari tahun ke tahun (demand) kawasan Kotagede sebagai
juga semakin meningkat namun dari segi kawasan wisata heritage agar nantinya
kuantitas masih terbilang sedikit dapat dirumuskan pengembangan kawasan
(Disbudpar, 2013). Kotagede yang tepat sehingga dapat
meningkatkan kunjungan wisatawan ke
kawasan ini namun tetap selaras dengan
prinsip-prinsip wisata heritage.
Berdasarkan paparan di atas maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik
penawaran dan permintaan wisata di
Gambar 1. Kunjungan wisatawan ke
kawasan Kotagede sebagai destinasi
Kotagede tahun 2009-2012 74
urban heritage
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

2. Mengukur tingkat kesesuaian antara berkeinginan dan berkemampuan untuk


penawaran dan permintaan wisata di mengadakan perjalanan, atau dengan kata
kawasan Kotagede sebagai destinasi lain wisatawan, sebagai permintaan, dan
urban heritage dari segi penawaran adalah berbagai jenis
3. Memberikan arahan kebijakan dalam moda transportasi, atraksi wisata, fasilitas
rangka perencanaan dan dan pelayanan jasa bagi wisata dan juga
pengembangan kawasan Kotagede penyediaan informasi dan promosi wisata.
sebagai destinasi urban heritage agar Hubungan permintaan dan penawaran
dapat dikembangkan sesuai dengan berwisata digambarkan Gunn (2000)
permintaan wisatawan sebagai suatu sistem fungsi
Perencanaan dan pengembangan kepariwisataan. Dalam pengembangan
kegiatan wisata pada suatu wilayah dengan produk wisata, keinginan wisatawan harus
mengusahakan keterpaduan antar sisi bertemu sehingga menghasilkan
permintaan (demand) dan sisi penawaran keuntungan yang baik bagi wisatawan
(supply) merupakan salah satu pendekatan (Levitt dalam Husmawaty, 2010).
yang sangat mendasar. Pada hakekatnya
perencanaan dan pengembangan suatu
destinasi ditujukkan untuk menarik
kunjungan wisatawan ke destinasi tersebut.
Sehingga pengembangan yang akan
dilakukan harus memperhatikan dan
mendasarkan pada kajian terhadap
Gambar 3. Skema Hubungan
kesesuaian antara karakteristik sisi Permintaan dan Penawaran Berwisata
penawaran destinasi dengan karakteristik Sisi penawaran suatu kawasan wisata
sisi permintaan pengunjung. Kesesuaian sangat erat kaitannya dengan produk
antara supply dan demand akan berdampak wisata yang dapat diidentifikasikan
pada kepuasan wisatawan yang pada menjadi dua kategori, yaitu atraksi dan
akhirnya mampu menciptakan nilai jual fasilitas. Sedangkan permintaan wisata
dan meningkatkan daya saing obyek wisata (demand) dipengaruhi oleh minat wisatawan
(Cravens, 1997). itu sendiri. Menurut Schmoll (1997), faktor-
Menurut Gunn (1988) dan Mill faktor yang mempengaruhi wisatawan
Morrison (1985), sistem wisata adalah dalam mengambil keputusan
hubungan antara penawaran (supply) dan berwisata adalah motivasi, persepsi, 75
permintaan (demand). Penduduk yang preferensi, dan ekspektasi.
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

Urban Heritage Tourism merupakan Van den berg, Van der Borg, dan Van
suatu bentuk pariwisata yang melingkupi der Meer (1995) menyatakan ada lima
monumen (karya arsitektur, artefak-artefak komponen utama dari produk wisata suatu
arkeologi, dan prasasti yang mempunyai urban heritage, yaitu:
nilai lebih dari sudut pandang kesejarahan, 1. Primary tourist product, yaitu produk
seni, ataukeilmuan), kelompok bangunan yang dijadikan sebagai alasan utama
yang mempunyai nilai lebih dari sudut mengapa wisatawan datang berkunjung.
pandang kesejarahan, seni, atau keilmuan, Atraksi utama dalam wisata heritage
dan situs bersejarah (Afify, 2002). adalah yang berkaitan dengan konteks
Kota lama (old town) merupakan salah kesejarahan, dan warna lokal daerah
satu unsur dari suatu destinasi urban setempat. Sedangkan hal-hal lain yang
heritage. (Andersen, Prentice, dan Guerin, menarik untuk dikunjungi adalah
1997). Bangunan-bangunan bersejarah, pertunjukkan seni musik, tarian, obyek
bentuk morfologi dari jalan dan ruang, dan religius, handicraft, dan arsitektur.
hal-hal yang berkaitan dengan sejarah telah 2. Kelengkapan dan kualitas dari fasilitas
menjadi sumber daya pariwisata dari pendukung
sebuah kota lama. Karakter khusus dari 3. Citra destinasi yang ada pada benak
suatu kota lama tercermin dari hubungan pasar
fisik dengan masa lalu dan keberlanjutan 4. Kenyamanan aksesibilitas menuju
tradisi dari lingkungan mereka, terutama destinasi
untuk: 5. Kemudahan akses di dalam destinasi
a. Daya tarik fisik bangunan, streetscape, Dalam penelitian ini cara untuk
townscape, view, dan pemandangan menjelaskan kondisi dan profil penawaran
(vistas) (supply) wisata, adalah melalui pendekatan
b. Kerajinan industri lokal, yang dapat bersudut pandang/ berperspektif
meyakinkan bahwa tempat tersebut permintaan (demand).
bersih dan nyaman untuk dikunjungi Permintaan (supply) wisata heritage
c. Skala manusia dan kedekatan adalah produk wisata heritage yang
d. Karakteristiknya yang mudah untuk memiliki elemen yang sama dengan
dieksplorasi dengan berjalan kaki produk pariwisata pada umumnya, yang
e. Kehidupan di dalamnya berupa atraksi, aksesibilitas, akomodasi,
f. Kesempatan untuk menjadi bagian dari fasilitas dan informasi. Kelima elemen itu
kehidupan kota untuk sementara waktu digunakan sebagai variabel penelitian. 76
g. Kesempatan untuk berkomunikasi Sedangkan penawaran (demand)
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

wisatawan menjadi perspektif pembahasan 2. METODE PENELITIAN


secara teoritik. Hal-hal yang dianggap Metodologi yang digunakan dalam
mempengaruhi motivasi wisatawan dan penelitian ini adalah metode mix method
berkaitan dengan penawaran akan yang penelitian yang mengintegrasikan dua
digunakan sebagai indikator dalam buah metode yaitu kualitatif dan
pembahasan. Menurut Gunn sebuah kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011),
perencanaan kepariwisataan dikembangkan penggunaan metode campuran atau mix
berdasarkan kesesuaian antara supply dan method dalam suatu penelitian dapat
demand. Sudut pandang demand sekaligus memberikan hasil yang lebih
berperan sebagai lingkup batasan komprehensif, reliable, valid, dan objektif.
pembahasan terhadap supply. Pada penelitian ini, metode kuantitatif akan
digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang pertama dan kedua.
Rumusan masalah ketiga akan dijawab
dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif.
Penelitian ini dilakukan pada

Gambar 4. Landasan Teori kawasan Kotagede Yogyakarta yang

Penelitian ini terdiri dari empat meliputi kawasan yang memiliki warisan

bagian. Bagian pertama adalah bangunan/situs cagar budaya yang terdapat

pendahuluan yang berisi mengenai latar pada peta hijau Kotagede hasil mapping

belakang masalah, pertanyaan penelitian, Greenmap Indonesia

tinjauan pustaka dan landasan teori yang


digunakan pada penelitian ini serta
sistematika penulisan. Bagian kedua berisi
mengenai metode penelitian yang
digunakan penelitian ini, mencakup
lingkup penelitian, variabel dan indikator
penelitian, sumber data, metode
pengambilan sampel, dan teknik analisis.
Bagian ketika berisi hasil dan pembahasan. Gambar 5. Lingkup wilayah penelitian
Bagian keempat merupakan kesimpulan Penelitian ini menggunakan

dari hasil penelitian ini. duamacam jenis data, yaitu data primer 77
dan data sekunder. Data primer berasal
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

dari kuesioner yang dibagikan kepada yang ditawarkan, tingkat daya tarik dari
responden, wawancara dengan kawasan wisata tersebut, serta informasi
dan promosi wisata yang telah dilakukan
narasumber, dan observasi lapangan. b. Analisis skoring
Sedangkan data sekunder berasal dari Analisis ini dibutuhkan untuk
literatur terkait maupun dokumen- mengetahui aspek permintaan wisatawan
dokumen yang berasal dari pemerintahan yang meliputi motivasi, ekspektasi,
atau lembaga yang terkait. preferensi, dan persepsi.
Adapun variabel dan indikator yang c. Analisis BCG (Boston-Consultant
akan digunakan pada penelitian ini adalah Group)
seperti yang dipaparkan di tabel di bawah ini Analisis ini dipakai untuk
Tabel 1. Variabel dan Indikator Aspek mendapatkan gambaran yang jelas
Penawaran Wisata mengenai kesesuaian antara sisi penawaran
VARIABEL INDIKATOR dan permintaan wisata.. Metode ini
Atraksi
Aksesibilitas
menggunakan skala Likert untuk menilai
Produk
Wisata Akomodasi & Amenitas kualitas produk wisata dengan skala 1-4
Informasi d. Analisis SWOT
Tabel 2. Variabel dan Indikator Aspek Analisis SWOT digunakan untuk
Permintaan Wisata
VARIABEL INDIKATOR
merumuskan rekomendasi pengembangan
Atraksi wisata di kawasan Kotagede.
Aksesibilitas 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekspektasi
Akomodasi & Amenitas
a. Aspek Penawaran
Informasi
Atraksi Analisis penawaran wisata dilakukan
Aksesibilitas pada 4 (empat) variabel, yaitu: atraksi,
Preferensi
Akomodasi & Amenitas
akomodasi dan amenitas, aksesibilitas, dan
Informasi
Motivasi Atraksi informasi. Analisis dilakukan dengan
Analisis Data menggunakan metode skoring dengan dua
kategori penilaian yaitu tinggi dan rendah.
Penelitian ini menggunakan empat
Skor 1 menunjukkan hasil penilaian yang
buah instrumen analisis, yaitu:
rendah sedangkan skor 2 menunjukkan
a. Analisis Deskriptif Kualitatif
hasil penilaian yang tinggi.
Analisis ini dibutuhkan untuk Berdasarkan tabel diatas, skor yang
mengetahui kondisi eksisting atau didapat adalah 32. Hasil analisis
karakteristik kawasan wisata yang penawaran wisata tersebut kurang dari 34,5
berpotensi untuk ditawarkan kepada yang berarti skor penawaran wisata adalah
wisatawan. Kondisi eksisting dari kawasan rendah. Dapat dikatakan bahwa komponen
wisata dapat dilihat antara lain dari sebaran penawaran wisata di Kotagede kurang
lokasi obyek wisata, kemudahan mendukung Kotagede sebagai sebuah
aksesibilitas, ketersediaan saranadan destinasi wisata. Beberapa komponen yang
prasarana, jenis obyek wisata dan atraksi masih harus lebih diperhatikan adalah: 78
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

wisatawan yang belum mengetahuinya.


Tabel 3. Analisis Penawaran Kurangnya informasi tentang jasa
NO KOMPONEN VARIABEL SKOR pemandu wisata (guide) menjadi
1 Atraksi wisata 6 6
2 Akomodasi & 8 12 penyebabnya.
Amenitas 4. Aksesibilitas
3 Aksesibilitas 5 8
4 Informasi 4 6 Kawasan Kotagede masih belum
JUMLAH 32
memiliki pedestrian (tempat bagi para
1. Atraksi
pejalan kaki) yang layak. Jalur bagi pejalan
Meskipun atraksi wisata di Kotagede
beragam dan menarik namun tingkat kaki hanya berada di sepanjang koridor Jl.
kunjungan wisatawan ke berbagai atraksi Kemasan dan Jl. Mondorakan dengan lebar
atau spot wisata di Kotagede masih cukup rata-rata 1,5 m dengan kondisi permukaan
rendah. Kompleks Masjid dan Makam
Kotagede merupakan spot dengan tingkat yang tidak rata sehingga tidak nyaman bagi
kunjungan tertinggi namun jumlahnya para pejalan kaki.
masih dibawah 50%. Beberapa signage/papan petunjuk arah
2. Amenitas dan Akomodasi dan peta wisata memang sudah terdapat di
Di Kotagede dan sekitarnya fasilitas beberapa titik di Kawasan Kotagede
penginapan masih jarang ditemukan. namun masih belum memudahkan
Kalaupun ada kondisnya hanyalah wisatawan jika akan mengeksplor
penginapan kelas melati. Demikian pula Kotagede sendirian/tanpa menggunakan
dengan fasilitas makan di Kotagede dan jasa pemandu wisata (guide).
sekitarnya. 5. Informasi Wisata
Dari segi kuantitas, fasilitas makan di Brosur yang tersedia untuk Kotagede
Kotagede cukup banyak dan beragam hanyalah brosur dari Kotagede Heritage
namun hanya satu atau dua restoran yang Trail yang dibuat oleh salah satu LSM di
memiliki kondisi bagus, yaitu Restoran Kotagede dan bukan resmi milik
Sekar Kedhaton dan Restoran Omah pemerintah. Akses masyarakat untuk
Dhuwur. Fasilitas makan lainnya berupa mendapatkan brosur ini susah karena
warung dan tingkat kebersihannya masih selain informasi mengenai ketersediaan
diragukan. brosur tersebut sangat minim juga
Fasilitas toilet umum merupakan salah dikarenakan letak kantor Kotagede
satu hal yang memiliki penilaian rendah. Heritage Trail yang bukan di jalur utama
Di kawasan Kotagede, fasilitas toilet kawasan Kotagede. Selain itu website atau
umum hanya terdapat di Kompleks Makam situs resmi mengenai wisata di Kotagede
dan Masjid Kotagede sehingga masih belum ada. Kebanyakan adalah
menyusahkan wisatawan yang ingin review atau ulasan dari para travel blogger
BAK/BAB. atau dari para lembaga pengelola wisata di
3. Jasa pemandu wisata (guide) Kotagede seperti dari Kotagede Heritage
Jasa pemandu wisata (guide) di Trail.
b. Aspek Permintaan
79
Kotagede cukup banyak namun banyak
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

Analisis permintaan wisata dilakukan misalnya, terkesan kurang bersih bagi


pada 4 (empat) variabel, yaitu: atraksi, sebagian responden. Selain itu toilet umum
akomodasi dan amenitas, aksesibilitas, dan tidak dijumpai di kawasan ini.
informasi. Analisis permintaan wisatawan Meski pemandu wisata telah tersedia
lokal akan memberikan penilaian terhadap namun banyak wisatawan yang tidak tahu.
produk-produk wisata Kotagede serta pola Beberapa responden menilai tidak adanya
permintaan. Kondisi tersebut nantinya pusat informasi (information centre) di
akan dibandingkan dengan aspek kawasan ini mengakibatkan wisatawan
penawaran apakah ada perbedaan atau sulit mendapatkan berbagai informasi
kesesuaian diantara keduanya. wisata Kotagede.
Tabel 4. Analisis Penawaran 2. Aksesibilitas
NO KOMPONEN VARIABEL SKOR Menurut responden variabel ‘Moda
1 Atraksi wisata 6 10 transportasi’, ‘jalur pejalan kaki’, ‘signage
2 Akomodasi & 8 10
Amenitas dan papan petunjuk arah dan peta wisata’
3 Aksesibilitas 5 6 dan ‘kondisi akses menuju Kotagede’ juga
4 Informasi 4 4 masih dinilai rendah. Khusus jalur pejalan
JUMLAH 30
Berdasarkan tabel diatas, skor yang kaki, dan petunjuk arah (peta wisata) para
responden yang tergolong wisatawan
didapat adalah 30. Hasil analisis backpacker mengaku sangat memerlukan
penawaran wisata tersebut kurang dari 34,5 kedua fasilitas tersebut. Karena mereka
yang berarti skor permintaan wisata adalah biasanya menjelajah kawasan Kotagede
secara mandiri.
rendah. Artinya wisatawan menilai bahwa
3. Informasi
kualitas produk wisata dan informasi di
Responden merasa informasi
kawasan Kotagede mayoritas kurang baik. mengenai Kotagede sebagai destinasi
Apabila ditelaah lebih lanjut, komponen- urban heritage susah didapat baik dalam
bentuk brosur maupun website resmi.
komponen yang memiliki nilai rendah
Brosur terutama susah didapat dan
adalah: kebanyakan responden tidak mengetahui
1. Akomodasi & Amenitas cara mendapatkan brosur tersebut. Kalau
pun mereka berhasil mendapatkan
Menurut responden, variabel ‘kondisi
informasi dari internet atau brosur maka
dan ketersediaan penginapan, ‘kondisi
responden menganggap bahwa informasi
(kualitas) warung makan/resto’.
yang tertera masih bersifat kurang
Ketersediaan dan kualitas guide lokal
informatif.
(pemandu wisata}, ‘ketersediaan toilet
c. Kesesuaian Penawaran dan
umum, dan variabel ketersediaan
Permintaan
ATM/money changer dinilai rendah.
Berdasarkan matriks tersebut posisi
Responden merasa meskipun jumlah
fasilitas makan di Kawasan Kotagede kegiatan pariwisata ini berada pada posisi
cukup banyak, namun yang benar-benar kuadran Dogs. Hal ini berarti bahwa baik
layak dari segi kondisi/kebersihannya
hanya sedikit. Para penjual makanan kaki
penawaran yang dilakukan maupun 80
lima yang terdapat di depan pasar permintaan wisatanya masih rendah
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

terutama dalam mendukung yang dirasa masih kurang optimal


kepariwisataan di kawasan Kotagede. berdasarkan analisis SWOT dan
analisis penawaran-permintaan
Kawasan Kotagede berada pada posisi c. Pelibatan masyarakat
pangsa pasar yang rendah di pasar yang Pelibatan masyarakat dalam
pertumbuhannya juga rendah. pengelolaan pariwisata di Kotagede
d. Pelestarian
Pelestarian terhadap rumah Joglo
menjadi sangat penting mengingat
pariwisata membawa dampak
akulturasi yang jika tidak diawasi
maka akan mengikis nilai-nilai budaya
Jawa yang telah berkembang di
Gambar 5. Matriks BCG
Kotagede. Selain itu, masalah gempa
Untuk mencapai posisi Stars, yaitu menjadi salah satu pengancam
dimana penawaran dan permintan lestarinya rumah-rumah Joglo di
wisatawannya bernilai tinggi, perlu ada kawasan ini.
penspesifikasian produk wisata di kawasan 4. KESIMPULAN
Kotagede: urban heritage tourism seperti
Berdasarkan hasil analisis dari berbagai
apa yang akan dikembangkan di sana.
Setelah itu, pengembangan komponen temuan, maka dapat disimpulkan sebagai
wisatanya disesuaikan dengan produk berikut :
wisata yang diunggulkan di kawasan
a. Berdasarkan analisis Boston-
tersebut. Perlu juga dilakukan branding
Consultant Group (BCG) posisi
kawasan Kotagede agar calon wisatawan
Kotagede sebagai desitnasi urban
dapat mempunyai persepsi yang jelas
heritage ada di posisi kuadran Dogs. Hal
terhadap kawasan Kotagede sebagai
ini berarti bahwa baik penawaran yang
kawasan wisata.
dilakukan maupun permintaan
d. Rekomendasi Pengembangan
wisatanya masih rendah terutama
Kawasan Kotagede
dalam mendukung kepariwisataan di
Berdasarkan analisis SWOT yang
kawasan Kotagede. Kawasan
telah dilakukan maka disusun beberapa
Kotagede berada pada posisi pangsa
rekomendasi bagi pengembangan produk
pasar yang rendah di pasar yang
wisata di Kawasan Kotagede. Adapun
pertumbuhannya juga rendah.
secara garis besar strategi-strategi
Sehingga untuk mencapai posisi Stars,
pengembangan produk wisata di Kawasan
yaitu dimana penawaran dan
Kotagede adalah sebagai berikut:
permintan wisatawannya bernilai
a. Branding kawasan
tinggi, perlu ada penspesifikasian
Perumusan branding kawasan
produk wisata di kawasan Kotagede.
Kotagede sebagai destinasi wisata
b. Berdasarkan analisis SWOT, maka
b. Pengembangan fasilitas pendukung
rekomendasi pengembangan Kawasan
wisata dan infrastruktur
Kotagede sebagai destinasi urban
Pengembangan fasilitas
heritage adalah sebagai berikut: 81
pendukung wisata dan infrastruktur
Tabel 5. Strategi Pengembangan
Jurnal Mallinosata Volume 2 No.1, Juli 2017

Strategi Sektor 5. REFERENSI


Program
Pengembangan Terkait Cooper, Flecher, Gilbert, Stepherd and
Branding • Perumusan Disbudpar
Wanhill. 1998. Tourism Principle
Kawasan branding yang PHRI
Kotagede meliputi perumusan ASITA and Practice. Third edition, Pearson
tagline dan ikon MEDIA Education Limited, Edinburgh Gate,
• Sosialisasi brand Harlow, England
kepada pelaku Disbudpar, 2013, Buku Statistik
pasar pariwisata Kepariwisataan 2013. Provinsi
melalui media
cetak, elektronik, Daerah Istimewa Yogyakarta
event-event Gunn, Clare A 1998. Tourism Planning
pariwisata, maupun Basics Concepts Cases. 3rd edition,
strategi pemasaran Washington: Taylor & France
lainnya Husmawaty. 2010. “Kajian Kualitas
Pengembangan • Tourist Masyarakat
Fasilitas Information Centre Kotagede
Produk Wisata Kawasan Braga”.
Pendukung • Pengembangan Disbudpar Tesis tidak diterbitkan. Universitas
Wisata dan jalur pejalan kaki, Gadjah Mada.
infrastruktur fasilitas km/wc, PU Inskeep, Edward 1991. Tourism Plannig:
dan peta wisata Masyarakat And Integrated and Sustainable
• Penetapan zona Kotagede
Development Approach.
bebas kendaraan Disbudpar
New York: Van Nostrand Reinhold
bermotor dan
zonasi parkir DLLAJ Murphy P., Pritchard, M. and Smith, B.
• Penetapan alur Masyarakat 2000. “The Destination Product and
sirkulasi kunjungan Kotagede Its Impact on Traveller Perceptions”.
Pelibatan • Pelatihan guide Akademisi Tourism Management 21 (1), 43–52
Masyarakat dan bahasa Inggris Masyarakat Orbash, A. 2000. Tourists in
sekitar secara rutin bagi Disbudpar Historic Towns: Urban
masyarakat Organisasi Conservations and Heritage
Kotagede guide
Management. London: Spon
Pemasaran • Kerjasama dengan Disbudpar,
berbagai pihak Travel
Pike, Steven, 2004, Destination Marketing
dalam hal Agent Organization, Elsevier
informasi dan Blogger Pitana, I Gde dan Putu, G Gayatri. 2009.
pemasaran PHRI Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta:
• Pembuatan blog Forum Andi
resmi kotagede Joglo
Berbagai
Wen, Jia. 2007. “Stakeholder Participation
yang informatif
• Pembuatan brosur rganisasi Approach in Urban Cultural Heritage
wisata Kotagede Masyarakat Management and Conservation”,
Informasi wisata di Tesis tidak diterbitkan, Bradenburg
Kotagede melalui Kotagede University of Technology, Cottus
media sosial Van den Berg.L., Van der Borg.J., and Van
(twitter, facebook,
instagram) der Meer.J., 1995. Urban Tourism:
Pelestarian • Pengendalian over
Performance and Strategies in Eight
carrying capacity European Cities. Aldershot,
• Pemberian insentif Avesbury
bagi masyarakat Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Pariwisata
pemilik rumah Joglo
Terpadu, Bandung: Angkasa
• Edukasi mengenai
bangunan tahan Yoeti, Oka A. 2002. Perencanaan dan
gempa Pengembangan Pariwisata, Jakarta:
• Edukasi mengenai Pradnya Paramita
akulturasi 82
kebudayaan
2.3. Pengertian Surplus Dan Keseimbangan

2.3.1 Surplus

A. Pengertian surplus

Surplus adalah ketika Anda memiliki kelebihan atau sisa dari yang Anda
butuhkan atau rencanakan untuk digunakan.

Misalnya, saat Anda memasak makanan, jika Anda memiliki sisa makanan
setelah semua orang makan, Anda memiliki makanan berlebih dan kelebihan makanan
tersebut disebut surplus.

Anda dapat memilih untuk membuang sisa makanan itu, menimbunnya, atau
mencoba mencari orang lain, seperti tetangga, yang ingin memakan makanan tersebut.
Itulah contoh surplus.

Dalam dunia ekonomi dikenal dengan istilah surplus ekonomi, dimana surplus
ekonomi adalah total surplus konsumen dan produsen dalam suatu perekonomian.

1. Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang bersedia
dibayar konsumen untuk suatu produk dan harga pasarnya.
Contoh : misalkan saya bersedia membayar sebesar Rp 20.000 untuk sebungkus rokok,
namun ternyata harga rokok yang saya inginkan adalah Rp 18.000/bungkus, maka saya
sebagai konsumen mendapat surplus Rp 2.000.
Maka dari contoh saya dan rokok itu, surplus konsumen adalah dimana
konsumen membayar dengan harga lebih murah atau lebih rendah dibanding dengan
harga yang mereka bersedia untuk membayarnya.

Secara aljabar, surplus dapat dihitung dengan rumus berikut:

Surplus Konsumen = Manfaat marjinal – Harga


Secara grafis, kami menghitungnya dengan mencari area di bawah kurva
permintaan dan di atas harga yang dibayarkan, hingga jumlah yang dibeli. Karena kurva
permintaan dan penawaran linier, sebagian besar surplus konsumen yang kita lihat
adalah segitiga.

2. Surplus Produsen
Surplus produsen adalah selisih antara harga terendah di mana produsen siap
untuk menjual barang dan jumlah sebenarnya untuk menjual barang tersebut atau harga
jual yang diterima produsen lebih besar daripada harga yang mereka bersedia untuk
menerimanya.
Contohnya: perusahaan A bersedia menjual motor A keluaran terbarunya seharga Rp
12.000.000, ternyata laku terjual dengan harga Rp 14.000.000, maka perusahaan A
sebagai produsen mendapat surplus prodsen sebesar Rp 2.000.000.

Dalam dunia keuangan , surplus memiliki arti yang sedikit berbeda. Surplus
finansial biasanya mengacu pada anggaran yang memprediksi Anda akan memiliki
lebih banyak pendapatan daripada pengeluaran.
Perusahaan, pemerintah, atau individu dapat mengalami surplus anggaran –
menunjukkan bahwa mereka akan membelanjakan lebih sedikit uang daripada yang
mereka hasilkan selama periode tertentu.
Secara aljabar, rumus menghitung surplus produsen adalah sebagai berikut:

Surplus Konsumen = Manfaat marjinal –

Secara grafis, kami menghitungnya dengan mencari area di bawah kurva


permintaan dan di atas harga yang dibayarkan, hingga jumlah yang dibeli. Karena kurva
permintaan dan penawaran linier, sebagian besar surplus konsumen yang kita lihat
adalah segitiga.

B. Contoh Surplus
Salah satu contoh surplus adalah sisa makanan setelah makan. Saat Anda
memasak untuk kelompok besar orang, Anda mungkin menyiapkan banyak makanan
melebihi dari yang bisa dimakan orang, untuk mencegah kurangnya makanan. sisa
atau kelebihan makanan adalah surplus makanan. Kita dapat mengemas dan
menyimpan sisa makanan untuk digunakan di masa mendatang, membuangnya ke
tong sampah, atau membawanya ke rumah tetangga dan menawarkan apakah mereka
ingin memakan sebagian dari makanan Anda.
1. Contoh surplus ekonomi

Surplus ekonomi terjadi ketika seseorang menjual produk di situs lelang.


Biasanya, orang tersebut mencantumkan item dengan harga terendah yang
bersedia mereka terima untuk item tersebut.Saat orang menawar dengan harga
lebih tinggi, penjual mungkin menerima lebih banyak uang – di atas jumlah
minimum yang mereka setujui. Perbedaan antara tawaran akhir dan tawaran
awal adalah surplus mereka untuk penjualan tersebut.

2. Surplus anggaran
Contoh surplus lainnya adalah surplus anggaran. Jika pemerintah
mengharapkan untuk menghasilkan Rp 100 tilyun dalam pendapatan pajak, dan
menghabiskan Rp 95 trilyun untuk tahun tersebut, maka negara memiliki
surplus anggaran yang diproyeksikan sebesar Rp 5 trilyun.Maka negara dapat
memilih untuk menyimpan surplus itu untuk digunakan pada masa depan, atau
dapat meningkatkan pengeluarannya untuk menggunakan sumber daya
tambahannya.Surplus tidak selalu merupakan hal yang baik. Misalnya, sebuah
pabrik memproduksi 10.000.000 laptop tetapi hanya berhasil menjual 8.000.000
ke pelanggannya. Maka hal ini meninggalkan surplus sebesar 2.000.000
laptop.Pabrik harus menyimpan kelebihan laptop, menimbulkan biaya
inventaris sembari mencari pembeli. Akhirnya, pabrik mungkin harus menjual
laptop itu dengan lebih murah.

C. Penyebab Surplus

Surplus anggaran terjadi setiap kali seseorang atau bisnis membelanjakan lebih
sedikit uang daripada penghasilannya, atau pengeluaran lebih kecil dibandingkan
pendapatan.

Surplus ekonomi terjadi ketika penawaran dan permintaan untuk suatu


produk berada di luar ekuilibrium.

Di pasar yang ideal, permintaan konsumen akan sama persis dengan tingkat
produksi, dan harga akan menyesuaikan dengan tingkat penawaran dan permintaan
ini.
Pada kenyataannya, pasar tidak beroperasi dengan efisiensi yang sempurna,
yang mengarah pada tingkat ketidakseimbangan yang kecil atau signifikan dalam
penawaran dan permintaan.Misalnya, karena harga suatu produk, seperti komputer,
meningkat, maka perusahaan ingin memproduksi lebih banyak komputer untuk
dijual karena setiap perangkat menawarkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

Pada saat yang sama, kenaikan harga umumnya mengurangi permintaan


konsumen karena lebih sedikit orang yang bersedia membayar harga yang lebih
tinggi untuk sebuah komputer. Produsen akan membuat lebih banyak komputer
daripada yang siap dibeli orang, menciptakan surplus.

Disequilibrium sering kali dibuat atau diperburuk oleh faktor-faktor luar


yang mempengaruhi penawaran, permintaan, dan harga barang, seperti kekurangan
bahan baku, yang terjadi pada jenis produk, pajak, dan tarif tertentu.

D. Efek Surplus
Ketika surplus ekonomi terjadi, itu berarti penawaran, permintaan, dan harga
berada di luar ekuilibrium. Itu berarti bahwa sesuatu kemungkinan besar akan
berubah untuk menciptakan keseimbangan.
Secara teori, jika penawaran lebih besar dari permintaan maka harga harus turun
sampai permintaan konsumen sesuai dengan tingkat penawaran yang ditawarkan.
Pada gilirannya, penurunan harga menyebabkan penurunan produksi, mengurangi
pasokan.
Akhirnya, harga, penawaran, dan juga permintaan mencapai ekuilibrium. Pada
kenyataannya, mungkin tidak ada keseimbangan yang sempurna karena faktor luar
seperti pajak atau biaya bahan mentah.
Surplus anggaran berarti bahwa organisasi memiliki lebih banyak uang daripada
yang direncanakannya. Surplus anggaran cenderung menjadi hal yang baik. Ini
memberi perusahaan lebih banyak fleksibilitas untuk meningkatkan pengeluarannya,
memungkinkan untuk investasi atau pengeluaran tambahan.
Orang, kelompok, atau pemerintah juga dapat memutuskan untuk menyimpan
kelebihan kasnya, atau membiarkannya menutupi defisit anggaran di masa depan.
E. Perbedaan Antara Surplus Ekonomi Dan Surplus Konsumen

Surplus ekonomi adalah total surplus konsumen dan surplus produsen. Surplus
ekonomi biasanya disebut kesejahteraan total untuk menunjukkan bahwa surplus ini
memperhitungkan surplus konsumen dan produsen.

Surplus konsumen hanya sebagian dari perhitungan surplus ekonomi. Ini


mengacu pada perbedaan jumlah yang bersedia atau siap dibayar oleh konsumen untuk
suatu produk dan harga yang sebenarnya dibayar orang tersebut.

F. Perbedaan Antara Surplus Ekonomi Dan Surplus Produsen

Surplus produsen hanya membuat satu bagian dari perhitungan surplus ekonomi
karena surplus ekonomi (juga disebut kesejahteraan total) merupakan surplus
konsumen dan produsen.Surplus produsen adalah selisih antara harga minimum yang
bersedia diterima produsen untuk sesuatu yang dijualnya dan harga jual produknya.

G. Menghitung Surplus Ekonomi

Untuk menemukan surplus ekonomi, pertama-tama kita harus menemukan


surplus konsumen dan produsen dalam suatu perekonomian.Untuk mengetahui surplus
konsumen, Anda dapat menggunakan rumus ini:

Harga maksimum yang bersedia dibayar konsumen – harga aktual yang dibayarkan

surplus konsumen

Untuk mengetahui surplus produsen, Anda dapat menggunakan rumus ini:

Biaya sebenarnya dari suatu produk – jumlah minimum yang akan diterima produsen

surplus produsen

Untuk mencari surplus ekonomi total, tambahkan keduanya.

Surplus konsumen + surplus produsen = surplus ekonomi


2.3.2 Keseimbangan

A. Pengertian Keseimbangan

Dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan pada pasar, keseimbangan ini


memiliki peran penting untuk mengendalikan harga, sehingga tidak akan terjadi
harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah terjadi dan baik seller maupun buyer
sama-sama diuntungkan oleh keadaan.Inilah yang diperlukan, sebuah
keseimbangan pasar dan ditandai dengan kurva yang saling berpotongan antara
permintaan dan penawaran.

Beberapa hal akan mempengaruhi terjadinya proses keseimbangan atau


yang disebut juga dengan ceteris paribus. Proses ini menjadi sangat penting untuk
menentukan apakah kurva akan seimbang. Serta membuat permintaan dan
penawaran yang terjadi dalam kondisi wajar serta normal.

B.Proses Yang Terjadi Pada Keseimbangan Pasar

Beberapa hal tentu mempengaruhi terjadinya proses dalam membentuk


keseimbangan pada pasar. Keseimbangan tersebut akan terjadi dikarenakan beberapa
hal yang menjadi pengaruh pada market. Berikut ini hal-hal yang bisa mempengaruhi
terjadinya sebuah keseimbangan.

1. Penjualan Menyediakan Barang Sesuai Permintaan

Tugas penjual adalah menyediakan barang disesuaikan dengan


permintaan yang ada pada pembeli. Jika barang yang disediakan terlalu banyak.
Sementara itu tingkat pembelian buyer menurun maka akan terjadi
ketidakseimbangan. Bahkan berpengaruh pada harga pasar yang ada.Oleh
karena itu, untuk menciptakan keseimbangan pada pasar dibutuhkan barang
yang sesuai dengan permintaan pembeli. Ditandai dengan jumlah yang sama
pada satu waktu. Sehingga harga pun tetap normal, tidak mengalami lonjakan
harga atau penurunan harga.

2. Stok Barang Sesuai Penawaran Pembeli


Dalam mendapatkan kesepakatan harga, maka pembeli akan melakukan
penawaran kepada penjualan. Pembeli pun akan membeli stok barang dari
penjualan sesuai yang dibutuhkan. Jika kedua belah pihak menyetujui adanya
kesepakatan harga yang ditentukan maka harga tersebutlah yang disebut dengan
harga keseimbangan.

Selain itu, stok barang yang tersedia akan konstan saat itu juga, sesuai
dengan yang dibutuhkan pembeli dan tersedia pada penjual. Jika stok barang
kurang, bahkan langka, maka pembeli akan kesulitan mendapatkan barang, hal
ini juga akan berpengaruh pada harga.

3. Keseimbangan Permintaan dan Tingkat Ketersediaan

Kebutuhan pembeli akan barang yang ada pada pasar menjadikan


penjual harus memastikan stok barang dagangannya terus tersedia dalam
periode tertentu, dan tidak menambahkan jumlah ketersediaan barang yang
berlebihan. Maka saat pembeli melakukan permintaan terhadap barang tersebut
dengan tidak merubah jumlah permintaan, terjadilah keseimbangan.

Hal ini juga berpengaruh pada harga barang yang ada di pasaran. Harga
barang akan disesuaikan dengan permintaan pembeli dan kesepakatan dari
penjual. Dengan memperhatikan harga yang sama dan jumlah yang sama pula
maka keseimbangan pada pasar terjadi dengan baik.

4. Adanya Kesamaan Jumlah Antara Stok Produsen dan Permintaan Konsumen

Pada tingkat pemasaran yang efektif, produsen akan menjual barangnya


dengan stok yang ada. Setiap harinya produsen tidak akan menambah jumlah
stok barang. Sementara itu konsumen pun melakukan permintaan barang sesuai
dengan jumlah seperti biasanya. Jika hal ini terjadi secara terus menerus artinya
keseimbangan pada pasar sedang berlangsung.

Hal ini terjadi dan berpengaruh kepada harga pasar. Tidak ada alasan
bagi produsen untuk menaikkan atau menurunkan harga. Karena sudah terjadi
keseimbangan dan harga tetap konstan seperti biasanya.
Dengan memahami seperti apa proses yang terjadi dalam menciptakan
keseimbangan pada pasar. Maka dalam dunia pasar itu sendiri terdapat beberapa
fungsi keseimbangan yang berpengaruh pada dunia bisnis.

C. Penentuan Harga

Dalam bentuknya yang paling sederhana, interaksi konstan antara pembeli dan
penjual memungkinkan harga muncul seiring waktu. Seringkali sulit untuk menghargai
proses ini karena harga sebagian besar barang yang diproduksi ditentukan oleh penjual.
Pembeli bisa menerima harga atau tidak melakukan pembelian.

Sementara banyak konsumen yang mungkin melakukan tawar-menawar soal


harga dan mereka tidak memiliki pengaruh terhadap harga. Namun, jika semua pembeli
potensial melakukan tawar-menawar, dan tidak ada yang menerima harga yang
ditentukan, maka penjual akan cepat mengurangi harga.

Maka, secara kolektif, pembeli memiliki pengaruh terhadap harga pasar.


Akhirnya harga ditemukan yang memungkinkan pertukaran terjadi. Penjual yang
rasional akan mengambil langkah ini lebih jauh, dan mengumpulkan informasi pasar
sebanyak mungkin dalam upaya untuk menetapkan harga yang mencapai jumlah
penjualan tertentu pada awalnya. Agar pasar berfungsi, arus informasi yang efektif
antara pembeli dan penjual sangat penting.

Harga ekuilibrium juga disebut harga pasar karena pada harga ini adalah nilai
yang tepat untuk dibawa produsen ke pasar yang berisi target konsumen, dan tidak akan
ada ‘sisa’.

Hal ini efisien karena tidak ada kelebihan pasokan dan output terbuang, atau
kekurangan – pasar merespon harga secara efisien. Ini adalah fitur utama dari
mekanisme harga, dan salah satu manfaatnya adalah menciptakan keseimbangan pasar
Bab III
Penutup

3.1.Kesimpulan

Hukum permintaan dalam ekonomi menyebutkan makin tinggi harga suatu barang,
makin sedikit jumlah barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang
makin banyak jumlah barang yang diminta.

Fungsi permintaan adalah sebuah data atau kajian matematis yang berguna untuk
menganalisis harga dan perilaku konsumen. Penawaran juga fungsinya mengikuti hukum
penawaran yaitu jika penawaran terhadap suatu barang meningkat, maka harga yang
ditawarkan akan semakin tinggi dan sebaliknya.

Surplus adalah ketika Anda memiliki kelebihan atau sisa dari yang Anda butuhkan
atau rencanakan untuk digunakan.

Keseimbangan memiliki peran penting untuk mengendalikan harga, sehingga tidak


akan terjadi harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah terjadi dan baik seller maupun
buyer sama-sama diuntungkan oleh keadaan.Inilah yang diperlukan, sebuah keseimbangan
pasar dan ditandai dengan kurva yang saling berpotongan antara permintaan dan
penawaran.

3.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya,sebaiknya para penjual


tidak memainkan harga dan sengaja “membuat” suatu barang terlihat langka sehingga
membuat masyarakat merasa terbebani dengan kenaikan harga mendadak Pemerintah
juga sebaiknya lebih memperhatikan adanya kecurangan dalam pendistribusian barang-
barang sehingga tidak terjadi penimbunan barang yang dapat mengakibatkan kenaikan
harga.Adapun agar tidak terjadi inflasi maka baik produsen dan konsumen harus tetap
mengikuti hukum keseimbangan permintaan dan penawaran.
Daftar Pustaka

T. Gilarso SJ ; Pengantar ilmu Ekonomi Mikro. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2003

Rahardja dan Manurung; Uang, perbankan dan ekonmi moneter. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.
2004.

N. Gregory Mankiw; Principle of Microeconomics. jilid 1. edisi terjemahan. Erlangga. Jakarta.


1998.

Syafi’i Antonio; Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Gema Insani Press. Jakarta. 2001.

SUPRAPTO, Aris. Analisis Penawaran dan Permintaan Wisata Dalam Pengembangan Potensi
Pariwisata di Keraton Surakarta Hadiningrat. 2005. PhD Thesis. program Pascasarjana Universitas
Diponegoro.

Simatupang, P., & Maulana, M. (2006, November). Prospek penawaran dan permintaan pangan
utama: Analisis masalah, kendala dan opsi kebijakan revitalisasi produksi. In Seminar Hari
Pangan Sedunia XXVI. Jakarta (Vol. 13).

Swastika, D. K., Agustian, A., & Sudaryanto, T. (2011). Analisis senjang penawaran dan
permintaan jagung pakan dengan pendekatan sinkronisasi sentra produksi, pabrik pakan, dan
populasi ternak di Indonesia. Jurnal Agroekonomi, 29, 65-75.

KOMALASARI, Wieta B. Prediksi penawaran dan permintaan kedelai dengan analisis deret
waktu. Jurnal informatika pertanian, 2008, 17.2: 1195-1209

Anda mungkin juga menyukai