2. Jika diketahui hasil pemeriksaan hemoglobin 5,5 g/dl, hematokrit 23%, jumlah eritrosit
3,4 juta, hitunglah MCV, MCH dan MCHCnya :
a. MCV = HCT/ Jumlah eritrosit X 10
= 23 / 3,4 juta X 10
= 67,64 fl
b. MCH = Hb/ Jumlah Eritrosit X 10
= 5,5 / 3,4 juta X 10
= 16,17 pg
c. MCHC = Hb / HCT X 100
= 5,5 / 23
= 23 g/dl
3. MCV = 67,64 fl .. Mikrositik
MCH = 16,17 pg .. Mikrositik
MCHC = 23 g/dl .. Hipokrom
Maka, dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrositik Hipokrom Anemia, di
mana mikrositik yang berarti eritrositnya banyak dan kecil dan hipokrom yang berarti
central pallor meluas hingga seperti cincin (kromatin sedikit)
4. Cara pembacaan morfologi eritrosit :
- Melihat ukuran dan bentuk dari eritrosit ( daerah pucat di central palor bisa
setengah diameter sel, dibandingkan dengan limfosit kecil : 8 – 9 unitmeter.
- Penilaian eritrosit 3S (Size, Shape, Stain)
Cara pembacaan morfologi leukosit :
- Memperkirakan jumlah leukosit, menurun, normal atau meningkat
- Melihat kelainan morfologi seperti : limfositosis, limfosit reaktif, neutrofilia,
eosinophilia, dan sel muda
Cara pembacaan morfologi trombosit :
- Memperkirakan jumlah, menurun, normal atau meningkat
- Melihat penyebaran dari trombosit, merata atau tidak merata
- Melihat bentuk dan ukuran serta kelainan morfologi seperti trombosit besar atau
giant trombosit
5. Pada anisositosis, sel darah merah tidak sama ukurannya dibandingkan dengan ukuran
normal. Sedangkan pada polikilositosis, sel darah merah mempunyai bentuk yang
berbeda dan bentuknya tidak bikonkaf sebagaimana eritrosit normal.
Contoh:
a. Pada Anisositosis (Kelainan Ukuran Eritrosit)
Mikrosit
Mikrosit adalah eritrosit yang ukurannya kurang dari 6 μm atau lebih kecil daripada
ukuran eritrosit normal, juga lebih kecil dari inti limfosit kecil. Sentral palor dari mikrosit
meningkat karena kekurangan kadar hemoglobin. Sel ini biasa ada pada penderita anemia
defisiensi besi dan thalasemi.
b. Pada Polikilositosis (Kelainan Bentuk Eritrosit)
Acanthocyte
Acanthocyte adalah eritrosit yang mempunyai tonjolan-tonjolan berupa duri, sekitar 2
sampai 20 tonjolan , dengan bentuk dan sebaran tidak teratur.
Karena pada pemeriksaan automatic masih banyak dipengaruhi oleh bahan/fraqmen
selain komponen darah. Contohnya eritrosit yaang pecah dan ukurannya sebesar
trombosit, maka akan masuk ke celah trombosit dan terbaca sebagai trombosit dan akan
menyebabkan palsu tinggi. Giant trombosit jugan bisa terbaca sebagai eritrosit.
6. * Alat automatic juga tidak bisa menghitung dan mendeskripsikan sel lekosit dengan
tepat, terutama sel muda (blast). Sedangkan pada metode manual, semua komponen
darah/sel darah akan bisa dibedakan secara jelas.
1.Flag pada pemeriksaan CBC pada :
-Mark “RL” : kurva tidak dimulai pada baseline, penyebabnya yaitu : giant platelets,
micro-erythrocytes, dan platelet clumps (semua hasil yang ditandai “RL” harus
dikonfirmasi)
-Mark “RU” : kurva tidak berakhir pada baseline, penyebabnya yaitu : cold agglutinins,
erythroblasts/normoblasts (semua hasil yang ditandai “RU” harus dikonfirmasi)
-“MP” : puncak kurva lebih dari satu, penyebabnya : transfusi
-“DW” : distribusi kurva tidak memotong garis 20%, penyebabnya : anisocytosis,
penanganan harus direview secara manual.
* Kekurangan menggunakan metode automatic adalah: dalam keadaan abnormal sel
eritrosit yang mengalami krenasi dapat dibaca alat sebagai trombosit karena ukuran sel
lebih kecil, harga alat hematology analyzer mahal dan memerlukan perawatan yang
cermat, perlunya menjaga jaminan mutu alat dengan melakukan kalibrasi secara berkala
melalui teknisi.
7. Jelaskan prinsip metode automatic, pemeriksaan WBC, RBC, PLT, Hb dan HCT :
- Prinsip metode automatic pemeriksaan WBC/RBC/PLT pada alat sysmex
menggunakan prinsip Direct Current yaitu pengukuran terhadap perubahan
hambatan listrik yang dihasilkan oleh partikel dalam medium konduktif saat
partikel itu lewat di antara aperture. Besarnya hambatan yang dihasilkan adalah
proporsional dengan volume sel yang melewati aperture
- Prinsip metode automatic pemeriksaan Hb pada alat sysmex menggunakan prinsip
Cyanida Free. Menggunakan reagent Stromatolyser-WH(mengandung quaternary
ammonium salts). Membentuk kompleks quaternary ammonium salt-
methemoglobin. Pembacaan pada panjang gelombang 555 nm. Mempunyai
korelasi bagus dengan metode referensi.
- Prinsip metode automatic pemeriksaan HCT pada alat sysmex menggunakan
prinsip Cumulative Pulse Height Detection Method. Hematokrit merupakan rasio
volume sel darah merah terhadap volume total darah. Dapat ditentukan dengan
diukur secara langsung atau dengan kalkulasi/perhitungan.
8. Ketika terdapat flag pada pemeriksaan CBC metode automatic ketika sampel melebihi
nilai pembacaan pada alat, flag terjadi karena pembekuan dan penggerombolan atau
disebut clot contoh pada trombosit, flag karena ada bentuk sel abnormal contoh ukuran
eritrosit terlalu kecil terbaca sebagai trombosit, adanya giant trombosit dibaca eritrosit.
Solusinya dilakukan pemeriksaan manual, dan dilihat histogramnya normal atau tidak.
Jika kesalahan terjadi pada pra analitik seperti sampling atau pengambilan darah tidak
lancar menyebabkan sampel lisis atau clot dilakukan pengambilan sampel ulang. Jika
kesalahan terdapat pada alat dilakukan pembersihan pada alat dan dimaintenace,
dibersihkan protein pengganggu dan dilihat reagennya. Tindakan yang dilakukan untuk
pemeriksaan WBC ditambahkan lyse dan untuk pemeriksaan RBC diencerkan dengan
diluent murni atau NaCl kemudian dimasukkan chamber dan diukur impedasinya.