Laporan Audit Disclaimer
Laporan Audit Disclaimer
Daftar Isi
Halaman
*****************************
Laporan Auditor Independen
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Karwell Indonesia Tbk (Perusahaan) dan Anak Perusahaan
tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan defisit modal
konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.
Laporan keuangan konsolidasi adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami
terletak pada pelaporan atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan
keuangan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, yang
laporan keuangannya mencerminkan jumlah aset masing-masing sebesar 14,09% dan 4,88% dari jumlah
aset dalam laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan tersebut tidak diaudit oleh auditor independen
dan pelaporan kami sepanjang berkaitan dengan jumlah-jumlah dalam laporan keuangan Anak Perusahaan
tersebut didasarkan atas laporan keuangan manajemen Anak Perusahaan tersebut.
Kecuali seperti yang dinyatakan dalam paragraf berikut ini, kami melaksanakan audit berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti
yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian
atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar memadai untuk melaporkan laporan keuangan konsolidasi.
Pada tahun 2009, Anak Perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 9.546.760.195 dan aset pada
tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 11.866.373.475. Karena laporan keuangan Anak Perusahaan tidak
diaudit dan dikonsolidasikan dengan laporan keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 serta
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sehingga kami tidak dapat meyakini saldo-saldo Anak
Peusahaan tersebut.
Seperti dijelaskan pada Catatan 12 atas laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan belum dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pokok dan bunga atas pinjaman dari bank tertentu, atas wanprestasi tersebut, bank
tersebut setiap saat dapat meminta pembayaran atau mengambilalih semua jaminan Perusahaan atau
melakukan tindakan tertentu yang dapat menyebabkan operasi Perusahaan dapat terhenti. Karena adanya
faktor-faktor tertentu termasuk ketidakpastian mengenai kemampuan Perusahaan untuk memenuhi
pembayaran pokok atas pinjaman tersebut, maka pada tanggal 31 Desember 2009 terdapat ketidakpastian
terhadap kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk melanjutkan operasinya sebagai entitas
yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Selanjutnya seperti dijelaskan juga pada Catatan 28 atas laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan telah
mengadakan negosiasi untuk merestrukturisasi perjanjian kredit dengan bank tertentu tersebut. Sampai
dengan tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi mengenai restrukturisasi perjanjian kredit
tersebut belum mencapai kesepakatan. Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan
bahwa Perusahan dan Anak Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Disamping hal tersebut di atas, penghentian operasi divisi
jaket pada bulan Oktober 2008 sangat mempengaruhi operasi Perusahaan. Perusahaan dan Anak
Perusahaan juga melaporkan rugi bersih konsolidasi masing-masing sebesar Rp 6,9 miliar dan Rp 60,4
miliar pada tahun 2009 dan 2008, serta defisit modal masing-masing sebesar Rp 88,7 miliar dan Rp 81,8
miliar pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Faktor-faktor tersebut dan faktor lainnya seperti dijelaskan
pada Catatan 12 dan 28 atas laporan keuangan konsolidasi, menimbulkan ketidakpastian mengenai
kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usahanya, merealisasikan aset
dan menyelesaikan pembayaran kewajiban dalam kegiatan usaha normal serta nilai yang dinyatakan dalam
laporan keuangan konsolidasi. Rencana manajemen Perusahaan untuk menghadapi kondisi tersebut di atas
dijelaskan pada Catatan 28. Laporan keuangan konsolidasi tidak mencakup penyesuaian sehubungan
dengan ketidakpastian tersebut. Dampak yang timbul atas hal tersebut di atas akan dilaporkan di dalam
laporan keuangan konsolidasi sepanjang hal tersebut diketahui dan dapat diperkirakan. Oleh karena itu,
tidaklah mungkin untuk menentukan masa depan memburuknya kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan
pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan dan dampaknya terhadap pelanggan, kreditur, rekanan dan
pemegang saham.
Karena adanya ketidakpastian yang signifikan mengenai hal-hal yang kami uraikan dalam paragraf di atas,
maka keadaan ini tidak memungkinkan kami untuk menyatakan, dan kami tidak menyatakan pendapat atas
laporan keuangan konsolidasi seperti yang dijelaskan di atas.
Roy Tamara
Izin Akuntan Publik No. 08.1.1014
25 Maret 2010
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
ASET LANCAR
1
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
DEFISIT MODAL
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham
Modal dasar - 1.200.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
587.152.700 saham 17 293.576.350.000 293.576.350.000
Agio saham 18 5.500.000.000 5.500.000.000
Selisih modal Keppres No. 26/1984 19 76.121.422 76.121.422
Saldo rugi (387.880.374.590) (380.931.174.478)
2
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN DEFISIT MODAL KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan
terutama bergerak dalam bidang industri pakaian jadi. Perusahaan memulai kegiatan
operasinya secara komersial pada tahun 1978.
Kantor Pusat Perusahaan terletak di Jalan Gunung Sahari I No. 48 - 50, Jakarta Pusat. Lokasi
pabrik Perusahaan terletak di Tambun, Bekasi dan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pada tanggal 18 November 1994, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas
Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-1975/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran Perdana kepada masyarakat sejumlah
20.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 setiap saham dan penawaran Rp 2.900
setiap saham. Seluruh saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa
Efek Indonesia) pada tanggal 19 Desember 1994. Kelebihan harga jual saham atas nilai
nominal saham telah dibukukan sebagai agio saham (lihat Catatan 18).
Berdasarkan Surat Ketua BAPEPAM No. S-953/PM/1997 tanggal 15 Mei 1997 mengenai
Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perusahaan melakukan penawaran umum
terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih
dahulu untuk membeli paket saham biasa dengan waran yang terdiri dari 390.000.000 saham
biasa dan 78.000.000 waran.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai Anak Perusahaan dengan
rincian sebagai berikut:
Persentase Kepemilikan
(Langsung dan Tidak Langsung) Jumlah Aset (Rupiah)
Anak Perusahaan Kegiatan Pokok 2009 (%) 2008 (%) 2009 2008
6
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 12 Juni 2008 yang
dinyatakan dalam akta Notaris Masjuki, SH No. 22 tanggal yang sama, susunan Dewan
Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Drs. Frans Seda (Almarhum)
Komisaris/Komisaris Independen : Mardi Loho
Komisaris/Komisaris Independen : Mayjend. TNI (Purnawirawan) H. Raden
Pramono, SE
Komisaris : Ardyan Susanto, M. E-Commerce
Direksi
Presiden Direktur : Susanto
Direktur : Harijanto Witono
Direktur : Ridwan Halim
Direktur : Pramudyo Tamtomo
Direktur : Ir. Bundani Karlan, MM
Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan
masing-masing adalah sebesar Rp 1.389.657.175 dan Rp 1.398.579.332 pada tahun 2009 dan
2008.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki karyawan masing-masing
sebanyak 1.690 dan 2.978 karyawan (tidak diaudit).
Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar akrual (accrual basis), kecuali laporan arus
kas konsolidasi dan dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali
beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method)
yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan dalam
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.
7
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan
dimana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan di atas 50%. Seluruh saldo akun dan
transaksi yang material antara Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi telah
dieliminasi. Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Anak
Perusahaan disajikan sebagai “Hak Pemegang Saham Minoritas Atas Aset Bersih Anak
Perusahaan yang Dikonsolidasi “ pada neraca konsolidasi.
Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa“.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik
yang dilakukan dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal, sebagaimana dilakukan
dengan pihak di luar hubungan istimewa, maupun tidak, diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan konsolidasi.
Penyisihan piutang ragu-ragu, jika ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap
keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
e. Persediaan
Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK 14 (Revisi 2008) mengenai
“Persediaan”, yang mengatur mengenai mengenai penentuan biaya persediaan pada saat
pengakuan awal dan mengharuskan pengukuran selanjutnya berdasarkan yang lebih rendah
antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Standar ini mengurangi alternatif pengukuran
biaya persediaan, karena standar ini tidak memperkenankan penggunaan metode Masuk
Terakhir Keluar Pertama (LIFO) untuk mengukur biaya persediaan dan mengharuskan
Perusahaan untuk menggunakan metode biaya yang sama terhadap semua persediaan yang
memiliki sifat dan kegunaan yang sama.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan
keuangan Perusahaan.
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai
realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan
metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO). Penyisihan persediaan usang ditetapkan
berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun untuk
mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.
8
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
g. Aset Tetap
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK 16 (Revisi 2007) mengenai
“Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK 16 (1994) mengenai “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain”
dan PSAK 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007),
suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model
biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak
menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali
tanah yang tidak disusutkan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) berdasarkan masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan
dengan rincian sebagai berikut:
Tahun
h. Sewa
Pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK 30 (Revisi 2007) mengenai
“Sewa” yang menggantikan PSAK 30 (1990) mengenai “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut
PSAK 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
Pada awal masa sewa, semua pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau
sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan
bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga
periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi. Aset
sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap
dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa,
mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
9
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
h. Sewa (lanjutan)
Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa
operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus
(straight-line basis).
Penerapan PSAK ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan
Perusahaan.
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa dilaporkan dengan menggunakan metode
direct financing lease jika memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan.
Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria yang disyaratkan dibukukan dengan
menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa
diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus.
j. Properti Investasi
Properti investasi Perusahaan terdiri dari tanah dan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk
menghasilkan sewa, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi
dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan
dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian
biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria
pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sesuai masa manfaat ekonomis
bangunan selama 20 tahun.
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi
tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa
depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi dalam
tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan
yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke
pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi
dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan
dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
10
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan.
Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di pelabuhan
pengiriman. Beban diakui pada saat terjadinya (dasar akrual).
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku
pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata
uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs terakhir yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun yang bersangkutan. Laba atau rugi kurs yang
terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:
2009 2008
n. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan
kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk
tujuan komersial dan tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa
mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar kemungkinan
realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan
pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan
peraturan perpajakan) yang telah berlaku secara substantif pada tanggal neraca. Perubahan
nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak
dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah
langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Kewajiban pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi aset pajak tangguhan di neraca.
Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada
saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan mengajukan keberatan.
11
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan adalah segmen usaha.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan
produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait)
dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen
lain.
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak menyajikan segmen sekunder yaitu segmen geografis
atas penjualan Perusahaan dan Anak Perusahaan karena pendapatan Perusahaan dan Anak
Perusahaan pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu tidak memiliki risiko imbalan yang
berbeda dengan lingkungan (wilayah) ekonomi yang lain.
q. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi
jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian
dalam penetapan taksiran maka terdapat kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada masa
yang akan datang akan berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya.
Kas
Rupiah 58.325.983 68.698.595
Dolar Amerika Serikat
(US$ 363 pada tahun 2009 dan
US$ 179 pada tahun 2008) 3.410.978 1.960.290
Bank
Rupiah
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 48.615.701 113.337.155
PT Bank CIMB Niaga Tbk 37.695.735 46.899.258
PT Bank Central Asia Tbk 28.911.610 29.887.199
Citibank, N.A. 14.964.365 1.109.645.352
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.115.265 6.702.988
PT Bank BNP Paribas Indonesia 2.518.347 3.298.397
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk - 45.741.213
PT Korea Exchange Bank Danamon - 2.067.040
12
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bank (lanjutan)
Dolar Amerika Serikat
Citibank, N.A.
(US$ 66.819 pada tahun 2009 dan
US$ 277 pada tahun 2008) 628.094.840 3.033.807
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(US$ 7.778 pada tahun 2009 dan
US$ 9.227 pada tahun 2008) 73.119.122 101.031.161
PT Bank BNP Paribas Indonesia
(US$ 7.175 pada tahun 2009 dan
US$ 8.443 pada tahun 2008) 67.447.162 92.448.003
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(US$ 2.123 pada tahun 2009 dan
US$ 2.232 pada tahun 2008) 19.954.696 24.436.787
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
(US$ 1.073 pada tahun 2009 dan
US$ 1.095 pada tahun 2008) 10.084.132 11.989.812
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(US$ 216 pada tahun 2009 dan
US$ 339 pada tahun 2008) 2.026.734 3.712.488
Bank BNP Paribas, Singapura
(US$ 102 pada tahun 2009 dan
US$ 160 pada tahun 2008) 958.330 1.747.730
PT Korea Exchange Bank Danamon
(US$ 570 pada tahun 2008) - 6.242.595
Jumlah bank 937.506.039 1.602.220.985
4. PIUTANG USAHA
Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan pelanggan
2009 2008
b. Berdasarkan umur
2009 2008
13
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009 2008
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang usaha pada akhir tahun, manajemen
Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat ditagih seluruhnya sehingga tidak
diperlukan pembentukan penyisihan piutang ragu-ragu.
Piutang usaha telah dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk, PT Bank BNP Paribas Indonesia, dan Bank BNP Paribas, Singapura
(lihat Catatan 12).
5. PIUTANG LAIN-LAIN
Piutang lain-lain terutama merupakan piutang atas pendapatan lain-lain dari pihak ketiga seperti
jasa pemotongan dan lainnya.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen
Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang lain-lain tersebut dapat ditagih seluruhnya sehingga tidak
diperlukan pembentukan penyisihan piutang ragu-ragu.
6. PERSEDIAAN
2009 2008
14
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PERSEDIAAN (lanjutan)
Persediaan tertentu telah diasuransikan terhadap risiko all risk, gempa bumi, kebakaran dengan
nilai pertanggungan sebesar Rp 2.500.000.000 dan US$ 2.000.610 pada tanggal 31 Desember
2009 dan sebesar Rp 2.500.000.000 pada tanggal 31 Desember 2008. Manajemen Perusahaan
berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian
atas persediaan yang dipertanggungkan.
Persediaan telah dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman dari PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank BNP Paribas Indonesia, dan Bank BNP Paribas, Singapura
(lihat Catatan 12).
Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan
berkeyakinan bahwa tidak terdapat persediaan usang dan penurunan nilai persediaan.
Pada tanggal 12 Juni 2009, Direktorat Jendreral Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar atas Pajak Petambahan Nilai Barang dan Jasa No. 00047/407/07/054/09 untuk masa pajak
Januari sampai dengan Desember 2007 sebesar Rp 578.770.971. Lebih bayar tersebut telah
dikompensasikan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sebesar Rp 536.297.552
sehingga jumlah lebih bayar yang diterima Perusahaan adalah sebesar Rp 42.473.419. Lebih bayar
tersebut telah diterima pada bulan Juli 2009. Rincian SKPKB tersebut adalah sebagai berikut:
Jumlah 536.297.552
15
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari:
2009
Harga Perolehan
Pemilikan Langsung
Tanah 13.057.030.730 - 6.541.130.730^ 6.515.900.000
Bangunan dan instalasi 20.970.475.684 - 12.761.518.968^ 8.208.956.716
Mesin 12.822.345.218 25.471.712 - 12.847.816.930
Peralatan dan inventaris kantor 7.829.308.161 11.019.400 - 7.840.327.561
Kendaraan 5.305.735.850 28.600.000 484.010.000 * 5.043.125.850
192.800.000#
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan dan instalasi 14.045.523.663 452.549.763 8.803.238.256^ 5.694.835.170
Mesin 11.333.015.979 542.167.028 - 11.875.183.007
Peralatan dan inventaris kantor 7.554.547.236 591.256.220 - 8.145.803.456
Kendaraan 4.772.182.917 245.323.933 368.330.000 * 4.726.296.850
77.120.000#
#
) Reklasifikasi dari aset sewaan ke aset tetap.
^) Reklasifikasi dari aset tetap ke properti investasi.
2008
Harga Perolehan
Pemilikan Langsung
Tanah 13.057.030.730 - - 13.057.030.730
Bangunan dan instalasi 20.577.451.884 393.023.800 - 20.970.475.684
Mesin 27.737.941.551 1.969.348.432 16.884.944.765 * 12.822.345.218
Peralatan dan inventaris kantor 9.902.981.300 279.322.300 2.352.995.439 * 7.829.308.161
Kendaraan 5.224.352.050 293.500.000 212.116.200 * 5.305.735.850
16
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan dan instalasi 13.004.317.413 1.041.206.250 - 14.045.523.663
Mesin 17.553.086.282 1.839.708.752 8.059.779.055 * 11.333.015.979
Peralatan dan inventaris kantor 8.835.429.600 279.955.209 1.560.837.573 * 7.554.547.236
Kendaraan 4.546.768.096 437.531.021 212.116.200 * 4.772.182.917
Jumlah 43.939.601.391 3.598.401.232 9.832.732.828 37.705.269.795
Aset Sewaan
Kendaraan 39.966.666 62.060.001 - 102.026.667
Alokasi pembebanan penyusutan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Pada bulan Oktober 2008, Perusahaan telah menghentikan salah satu divisi usahanya yang
bergerak di bidang pembuatan jaket, kemudian menjual sebagian besar aset tetap divisi jaket. Pada
tahun 2009, Perusahaan juga menjual aset tetap divisi jaket. Keuntungan penjualan aset tetap
adalah sebagai berikut:
2009 2008
Aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kehilangan,
kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 16.391.554.000
dan US$ 2.819.417 pada tanggal 31 Desember 2009 dan sebesar Rp Rp 10.298.184.000 pada
tanggal 31 Desember 2008. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan
tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset dan properti investasi yang
dipertanggungkan.
Aset tetap berupa tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan inventaris dijadikan jaminan atas hutang
bank yang diperoleh Perusahaan (lihat Catatan 12).
Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau
perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada
tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada
indikasi penurunan nilai aset tetap.
17
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Harga Perolehan
Tanah - 6.541.130.730^ - 6.541.130.730
Bangunan dan instalasi - 12.761.518.968^ - 12.761.518.968
Akumulasi Penyusutan
Bangunan dan instalasi - 8.803.238.256^ - 8.803.238.256
Properti investasi dijadikan jaminan atas hutang bank yang diperoleh Perusahaan (lihat Catatan 12).
Akun ini merupakan hak atas tanah yang tidak digunakan Perusahaan dan Anak Perusahaan
dengan rincian sebagai berikut:
2009 2008
Lokasi:
- Desa Gandasari dan Cibuntu, Cibitung, Bekasi,
Jawa Barat seluas 193.094 meter persegi 47.370.697.226 47.370.697.226
- Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara - 4.944.303.780
Rincian penjualan aset tetap yang tidak digunakan (Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara) pada
tahun 2009 yang dilakukan oleh Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
Hasil penjualan hak atas tanah ini digunakan untuk pembayaran pokok hutang bank PT Bank BNP
Paribas Indonesia dan Bank BNP Paribas, Singapura. (lihat Catatan 12).
Tanah yang terletak di desa Gandasari dan Cibuntu seluas 127.097 meter persegi telah dijadikan
jaminan hutang bank. (lihat Catatan 12).
18
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009 2008
Bank BNP Paribas, Singapura
(US$ 4.810.143,26 pada tahun 2009 dan
US$ 2.550.000 pada tahun 2008) 45.215.346.644 27.922.500.000
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 41.825.153.100 41.825.153.100
PT Bank BNP Paribas Indonesia
(US$ 3.500.000 pada tahun 2008) - 38.325.000.000
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dengan tingkat bunga sebesar 2% di atas
SIBOR. Pada tahun 2009 dan 2008, Perusahaan belum memenuhi kewajiban pembayaran pokok
atas pinjaman ini. Perusahaan telah mengadakan negosiasi mengenai perpanjangan perjanjian
kredit dengan BNP. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi
mengenai perpanjangan perjanjian kredit tersebut belum mencapai kesepakatan. Pinjaman tersebut
dijamin dengan:
- Tanah, bangunan dan mesin di Sunter milik PT Karinwashindo Centragraha secara pari passu
dengan hutang PT Bank BNP Paribas Indonesia. Jaminan ini telah dijual oleh Anak Perusahaan
di bulan April 2009 untuk pembayaran pokok pinjaman kepada Bank BNP Paribas, Singapura.
- Persediaan dan piutang usaha Perusahaan secara pari passu dengan hutang PT Bank BNP
Paribas Indonesia dan BRI.
- Jaminan pribadi Susanto (Direktur Utama Perusahaan).
Pada bulan April 2009, Perusahaan telah membayar pokok pinjaman sebesar US$ 521.253,93.
Saldo hutang pokok kepada Bank BNP Paribas, Singapura termasuk bagian saldo pokok pinjaman
dan bunga yang ditransfer dari PT Bank BNP Paribas Indonesia pada tanggal 9 November 2009 .
Pada akhir tahun 2009, Perusahaan belum dapat memenuhi kewajiban pembayaran bunga yang
telah jatuh tempo. Bunga yang terhutang tersebut telah dicatat oleh Perusahaan pada akun “Biaya
Masih Harus Dibayar” sebesar Rp 1.414.477.620 di neraca pada tanggal 31 Desember 2009.
19
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Berdasarkan pemasok
2009 2008
Pihak ketiga:
Luar negeri 10.036.276.698 12.203.561.860
Dalam negeri 1.731.749.068 1.487.787.002
21
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PERPAJAKAN
2009 2008
Pajak Penghasilan:
Pasal 4 ayat 2 710.245 940.050
Pasal 21 43.085.020 628.454.881
Pasal 23 2.066.497 35.732.931
Pasal 26 18.714.847 43.469.144
Pajak Pertambahan Nilai 100.493.394 -
Rekonsiliasi antara rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan seperti yang
disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran rugi fiskal Perusahaan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan
tangguhan berdasarkan laporan
laba rugi konsolidasi (7.107.652.681) (55.046.038.524)
Dikurangi laba Anak Perusahaan sebelum pajak
penghasilan 9.546.760.195 -
Rugi sebelum beban pajak penghasilan
tangguhan Perusahaan (16.654.412.876) (55.046.038.524)
Beda waktu:
Penyusutan aset tetap 504.638.045 2.076.074.309
Imbalan kerja karyawan 140.628.343 275.870.758
Beda tetap:
Denda pajak 905.326.856 204.291.132
Beban pajak 534.910.138 931.786.311
Jamuan dan sumbangan 526.276.600 2.001.487.664
Perumahan karyawan 44.076.395 345.145.100
Beban perlengkapan dapur 6.957.700 40.665.210
Pendapatan jasa giro (7.610.216) (5.413.726)
Lain-lain 2.934.735.344 301.599.211
22
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak terhutang pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 karena Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam posisi
rugi fiskal.
2009 2008
Perusahaan
Penyusutan aset tetap 126.159.511 1.551.772.755
Imbalan kerja karyawan 35.157.085 (498.787.780)
Rugi fiskal - (6.399.161.445)
2009 2008
Perusahaan
Aset pajak tangguhan
Kewajiban imbalan kerja karyawan 202.905.528 167.748.442
Kewajiban pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap (1.582.573.529) (1.708.733.040)
Perusahaan tidak memperhitungkan rugi fiskal tahun 2009 dan 2008 sebagai aset pajak tangguhan,
karena manajemen Perusahaan berpendapat bahwa rugi fiskal tersebut tidak dapat terpulihkan di
masa yang akan datang.
Pada tanggal 12 Juni 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Pajak Penghasilan Badan No. 00116/406/07/054/09 untuk tahun pajak 2007 sebesar
Rp 507.180.929. Lebih bayar tersebut telah diterima oleh Perusahaan pada bulan Juli 2009.
Pada tanggal 23 September 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia menandatangani Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang “Perubahan Keempat atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan”. Peraturan ini mengatur perubahan
tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif
tunggal yaitu 28% untuk tahun pajak 2009 dan 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya.
Undang-undang ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009. Aset dan kewajiban pajak
tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan
kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan diterapkan.
23
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG
DIKONSOLIDASI
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, akun ini merupakan hak pemegang saham minoritas
atas aset bersih PT Karinwashindo Centragraha dan PT Karya Investama, Anak Perusahaan.
Berdasarkan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek, PT Registra
Raya, susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah
sebagai berikut:
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah
Agio saham merupakan selisih antara harga penawaran saham sebesar Rp 2.900 per saham
dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dari 20.000.000 saham yang dijual dalam masa
penawaran, dimana sejumlah Rp 32.500.000.000 telah dikonversi menjadi modal saham
Perusahaan dengan penerbitan saham bonus.
24
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. PENJUALAN
Akun ini terdiri dari:
2009 2008
Penjualan ekspor 65.346.453.284 249.835.025.667
Penjualan lokal 5.204.186.581 27.878.317.397
Jumlah 70.550.639.865 277.713.343.064
Pada tahun 2009 dan 2008, tidak terdapat penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% dan
tidak ada penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
2009 2008
Pada tahun 2009 dan 2008, tidak terdapat pembelian yang melebihi 10% dan tidak ada pembelian
dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
25
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban Penjualan:
Pengangkutan 587.507.279 249.478.103
Ekspor 371.786.139 3.591.391.840
Lain-lain 31.073.238 21.739.888
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, yang terdiri dari:
a. Rincian piutang kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai
berikut:
Persentase terhadap Jumlah Aset /
Jumlah Kewajiban (%)
26
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan yang dilunasi melalui
pemotongan gaji bulanan.
Piutang hubungan istimewa terutama merupakan piutang atas transaksi pinjaman tanpa dikenakan
bunga dan tanpa jangka waktu pembayaran pinjaman.
Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah
sebagai berikut:
27
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan penyisihan imbalan kerja karyawan pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter
dalam mata uang asing sebagai berikut:
2009
Aset
Kas dan bank US$ 85.649,00 806.054.324
Piutang usaha US$ 1.166.377,82 10.963.951.508
HK$ 73.916,08 89.600.333
Kewajiban
Hutang bank US$ 13.671.132,26 128.508.647.474
Hutang usaha US$ 1.067.689,00 10.036.276.698
2008
Aset
Kas dan bank US$ 22.699,81 248.562.963
Piutang usaha US$ 1.046.909,77 11.398.034.691
HK$ 73.915,47 104.435.290
Kewajiban
Hutang bank US$ 14.260.014,40 156.147.179.581
Hutang usaha US$ 1.114.480,54 12.203.561.860
Pada tanggal 25 Maret 2010, mata uang Rupiah telah menjadi Rp 9.138 untuk US$ 1 dan Rp 1.177
untuk HK$ 1, yang dihitung berdasarkan kurs rata-rata jual dan beli uang kertas asing/atau kurs
transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jika aset dan kewajiban moneter dalam mata uang
asing pada tanggal 31 Desember 2009 dikonversikan dengan menggunakan kurs rata-rata pada
tanggal 25 Maret 2010 tersebut, maka proforma laba selisih kurs - bersih dan laba bersih
Perusahaan pada tanggal tersebut akan meningkat sebesar Rp 3.530.018.468.
28
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan kegiatan usaha berdasarkan segmen yang
terdiri dari segmen jaket dan pakaian jadi (garment). Segmen usaha ini sebagai dasar untuk
pelaporan informasi segmen primer. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak menyajikan segmen
sekunder yaitu segmen geografis atas penjualan Perusahaan dan Anak Perusahaan karena
pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu tidak
memiliki risiko imbalan yang berbeda dengan lingkungan (wilayah) ekonomi yang lain.
2009
Informasi Lainnya
Aset segmen 207.326.335.130 35.273.819.310 (117.454.066.103) 125.146.088.337
Kewajiban segmen 262.664.952.846 54.296.731.287 (103.116.252.540) 213.845.431.593
Perolehan aset tetap 65.091.112 - - 65.091.112
Beban penyusutan 1.352.320.538 508.903.068 - 1.861.223.606
2008
Informasi Lainnya
Aset segmen 206.772.426.785 39.482.536.777 (93.821.089.555) 152.433.874.007
Kewajiban segmen 234.324.349.122 93.709.317.496 (93.965.755.062) 234.067.911.556
Perolehan aset tetap 480.509.012 2.454.685.520 - 2.935.194.532
Beban penyusutan 1.973.203.566 1.687.257.667 - 3.660.461.233
29
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada saat ini kondisi ekonomi dan politik di Indonesia relatif stabil. Persaingan usaha terutama pada
industri garmen di Indonesia sangat kompetitif terutama karena alasan efisiensi dan produktivitas.
Disamping itu persaingan dengan produsen garmen dari luar negeri di pasar internasional juga turut
mempengaruhi daya saing industri garmen di Indonesia. Laporan keuangan mencakup dampak
kondisi persaingan pada industri garmen terhadap Perusahaan sepanjang hal tersebut dapat
ditentukan dan diperkirakan.
Perusahaan dan Anak Perusahaan melaporkan rugi bersih konsolidasi masing-masing sejumlah
Rp 6,9 miliar dan Rp 60,4 miliar pada tahun 2009 dan 2008. Penjualan menurun dari Rp 277 miliar
pada tahun 2008 menjadi Rp 70 miliar pada tahun 2009 dikarenakan penghentian operasi divisi
jaket pada bulan Oktober 2008. Disamping itu pada tahun 2009, Perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran pokok dan bunga atas pinjaman dari bank tertentu, atas wanprestasi
tersebut, bank tersebut setiap saat dapat meminta pembayaran atau mengambilalih semua jaminan
Perusahaan atau melakukan tindakan tertentu yang dapat menyebabkan operasi Perusahaan
terhenti. Saat ini Perusahaan telah mengadakan negosiasi untuk merestrukturisasi perjanjian kredit
bank tertentu tersebut. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi
mengenai restrukturisasi perjanjian kredit belum mencapai kesepakatan.
Sebagai tanggapan terhadap kondisi tersebut di atas, manajemen Perusahaan dan Anak
Perusahaan telah dan akan terus melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan penjualan beberapa aset Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk pelunasan
hutang bank agar beban bunga berkurang pada tahun mendatang;
b. Meningkatkan pangsa pasar dan produktivitas;
c. Melakukan penghematan dan efisiensi di semua departemen;
d. Melakukan negosiasi dengan para kreditur untuk memperoleh perpanjangan jangka waktu
pembayaran dan penyesuaian tingkat bunga.
Kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi
pada masa yang akan datang oleh kondisi ekonomi makro dan industri tekstil. Sebagai akibatnya,
terdapat ketidakpastian yang dapat mempengaruhi operasi di masa yang akan datang, pemulihan
aset dan kemampuan untuk membayar kewajiban ketika jatuh tempo pada kegiatan usaha normal.
Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan terus memburuknya
kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan termasuk
dampaknya terhadap pelanggan, kreditur, rekanan dan pemegang saham. Penyelesaian masalah
tersebut tidak dapat ditentukan saat ini. Laporan keuangan terlampir tidak mencakup penyesuaian
yang mungkin timbul yang diakibatkan oleh ketidakpastian tersebut. Dampak yang berkaitan akan
dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi pada saat diketahui dan dapat diperkirakan.
30
PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Berikut ini ikhtisar revisi dan pencabutan Standar Akuntansi yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sampai dengan tanggal laporan keuangan
konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan tetapi belum efektif, adalah sebagai sebagai
berikut:
- Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2010:
PSAK 26 (Revisi 2008) : Biaya Pinjaman.
PSAK 50 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan.
PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.
PPSAK No. 1 : Pencabutan PSAK 32 : Akuntansi Pengusahaan Hutan, PSAK 35 : Akuntansi
Pendapatan Jasa Telekomunikasi dan PSAK 37 : Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol.
PPSAK No. 2 : Pencabutan PSAK 41 : Akuntansi Waran dan PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang.
PPSAK No. 3 : Pencabutan PSAK 54 : Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah.
PPSAK No. 4 : Pencabutan PSAK 31 (Revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42 : Akuntansi
Perusahaan Efek dan PSAK 49 : Akuntansi Reksadana.
PPSAK No. 5 : Pencabutan ISAK 6 : Interpretasi atas paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999)
tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing.
Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi Standar Akuntansi
tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya.
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini
yang diselesaikan dan disetujui pada tanggal 25 Maret 2010.
31