Anda di halaman 1dari 21

Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.

com

INTERAKSI SIMBOLIK TOKOH DALAM FILM PENDEK INDONESIA PADA


SALURAN YOUTUBE VIDDSEE.COM

RIZKI SEPTIA FIRDAUS


S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
Firdaseptia2@gmail.com

Abstrak
Percakapan antar tokoh dalam film pendek menunjukkan adanya komunikasi secara verbal maupun
nonverbal ketika berinteraksi tentunya meliputi beberapa aspek yakni prioritas sosial, tindakan, sikap-isyarat,
dan simbol untuk memudahkan individu menyampaian tujuan dan maksud yang ingin disampaikan. Tokoh-
tokoh dalam film pendek indonesia melakukan interaksi dengan menggunakan simbol baik secara verbal yaitu
berupa bahasa dan non verbal yaitu berupa gerak-gerak tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan interaksi simbolik pikiran (mind) tokoh dalam film
pendek Indonesia saluran youtube viddsee.com. (2) mendeskripsikan interaksi simbolik diri (self) tokoh dalam
film pendek Indonesia saluran youtube viddsee.com. (3) mendeskripsikan interaksi simbolik masyarakat (society)
tokoh dalam film pendek Indonesia saluran youtube viddsee.com. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif yang datanya berupa kutipan kata, penggalan kalimat, uraian kalimat dan dialog antar tokoh dalam
beberapa menit di dalam video yang mendukung atau mengacu pada fokus penelitian, yaitu berupa penggalan
kalimat baik uraian secara langsung dari film pendek. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tiga film pendek berjudul Grieving Dreams (Anak Lanang) karya Minggar Panji A., Kuncup karya M. Mydral
Muda, dan Dewi Goes Home (Dewi Pulang) karya Candra Aditya. Penelitian ini menggunakan teori
Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan sosiologi sastra. Teknik analisis ini digunakan dalam penelitian ini untuk memaknai proses interaksi
simbolik dalam dialog antartokoh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi simbolik terdapat dalam film pendek Indonesia berjudul
Grieving Dreams (Anak Lanang), Kuncup, dan Dewi Goes Home (Dewi Pulang). Interaksi simbolik memiliki
tiga konsep utama yaitu konsep pikiran terdapat empat tahapan yaitu gestur, simbol, makna, dan tindakan
(Implus, presepsi, manipulasi, dan konsumasi). Konsep self terdapat beberapa tahapan yang memengaruhi tokoh
dalam menemukan jati dirinya yaitu tahapan persiapan yaitu imitasi, tahapan bermain (tahap sandiwara) yaitu
bermain peran, dan tahapan permainan yaitu tahap perkembangan diri. Selain selain konsep pikiran dan konsep
diri, terdapat konsep masyarakat (society) memiliki bentuk masyarakat atau institusi masyarakat, munculnya
sifat simpati dan empati, konflik, I and Me (society) dan pengalaman.
Kata kunci : interaksi simbolik, film pendek Indonesia, pikiran, diri, dan masyarakat.

Abstract
Conversations between characters in short films show that there are verbal and nonverbal communication
when interacting, of course, covering several aspects, namely social priorities, actions, gestures, and symbols to
facilitate individuals to convey the goals and intentions to be conveyed. The characters in Indonesian short films
interact by using symbol both verbally in the form of language and non-verbal in the form of body movements.
The purpose of this study are (1) to describe the symbolic interaction of mind of the character in the
Indonesian short films youtube channel viddsee.com. (2) to describe the symbolic interactions of the character in
the Indonesian short films viddsee.com youtube channel, (3) to describe the symbolic interactions of the
characters in the Indonesian short films youtube channel viddsee.com. This study uses descriptive qualitative
methods in which data are in the form of word excerpts, sentence fragments, sentence descriptions and dialogues
between characters within a few minutes in a video that supports or refers to the focus of the research, which is
in the form of fragments of sentences both outlined directly from short films. Data sources used in this study are
three short films titled Grieving Dreams (Anak Lanang) by Minggar Panji A., (Kuncup) by M. Mydral Muda,
and Dewi Goes Home (Dewi Pulang) by Candra Aditya. This study uses the theory of George Herbert Mead's
Symbolic Interactionism. The approach used in this research is the sociology of literature approach. The analysis
technique is used in this study to interpret the process of symbolic interaction in interpersonal dialogue.
The results showed that symbolic interactions were found in the Indonesian short films titled Grieving
Dreams (Anak Lanang), Kuncup, and Dewi Goes Home (Dewi Pulang). Symbolic interaction has three main
concepts, namely the concept of mind there are four stages, namely gestures, symbols, meanings and actions
(surplus, perception, manipulation, and consumption). The concept of self there are several stages that affect the
characters in finding his identity, namely the preparation stage, namely imitation, the stage of play, namely role
playing, and the stage of the game, namely the stage of self-development. In addition to the concept of mind and
self-concept, there is a concept of society having a form of society or community institutions, the emergence of
the nature of sympathy and empathy, conflict, I and Me (society) and experiences.
Keyword: symbolic, interaction, Indonesia short films, mind, self, and society

1
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

berbasis internet yang memuat cerita-cerita pendek


PENDAHULUAN terbaik dari berbagai negara bukan hanya di Indonesia.
Setiap manusia mengembangkan konsep dirinya Penelitian skripsi ini digunakan cerita pendek Indonesia.
melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat Saluran youtube Viddsee.com dapat di akses melalui web,
yang dilakukan dengan berkomunikasi. Komunikasi mobile web , iOS dan Android yang tersedia di Apple App
sosial dengan masyarakat setidaknya mampu Store, Google Playstore. Viddsee.com menyediakan
mengisyaratkan bahwa berkomunikasi penting untuk berbagai film pendek yang memiliki kualitas cerita dan
membangun konsep diri dan aktualisasi diri. produksi yang bagus dari berbagai daerah Asia seperti
Berkomunikasi dengan orang lain mampu memengaruhi Singapura, Malaysia, Korea, Filiphina dan Thailand.
dan membentuk diri pada sebuah proses interaksi. Selain itu, saluran youtube Viddsee.com
Individu melakukan interaksi tentunya meliputi beberapa menyelenggarakan acara offline perdananya yang
aspek yakni prioritas sosial, tindakan, sikap-isyarat, dan dilakukan di Indonesia pada tahun 2016, Viddsee Juree
simbol untuk memudahkan individu menyampaian tujuan Awards. Saluran Viddsee.com juga rutin menggelar
dan maksud yang ingin disampaikan. George Herbert award berbasis online, Viddsee Shortee Award untuk
Mead mengatakan setiap manusia mengembangkan mengapresiasi film-film pendek terbanyak ditonton,
konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam terbanyak dibagikan, dan terbanyak dibicarakan setiap
masyarakat dan itu dilakukan lewat komunikasi bulannya di Viddsee.
(Mulyana, 2014:11). Tiga film pendek Indonesia yang berjudul, Grieving
Tataran konsep komunikasi yang sederhaba, dapat Dreams, Kuncup dan Dewi Goes Home pada saluran
dilihat bahwa komunikasi pada hakikatnya merupakan youtube Viddsee.com berlatar di Indonesia meliputi kota
suatu konsep interaksi simbolik antara pelaku komunikasi Jakarta dan Yogyakarta. Tokoh-tokoh dalam novel
(komunikan dan komunikator) sebagai proses berbagi berinteraksi dengan masyarakat Indonesia dari berbagai
makna melalui perilaku verbal dan nonverbal wilayah seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah maupun
(Elbadiansyah, 2014:6). Komunikasi yang berlangsung Jawa Timur, mengenal budaya satu dengan yang lainnya
dalam tatanan interpersonal tatap muka dialogis timbal melalui bahasa. Ketika melakukan proses interaksi tentu
balik dinamakan interaksi simbolik (Symbolic adanya simbol-simbol yang digunakan untuk
Interaction/SI) (Ahmadi, 2005:302). Maka terjadi mempermudah mereka yaitu dengan berkomunikasi.
pertukaran pesan berupa simbol-simbol tertentu antara Bahasa adalah salah satu simbol paling mudah digunakan
komunikan dengan komunikator. Munculnya simbol- manusia dalam berinteraksi. Melalui bahasa manusia
simbol tersebut mampu menimbulkan efek yang apabila dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan
dipadukan dengan penggunanya yang meliputi unsur oleh antar individu. Komunikasi yang terjadi antar tokoh
pikiran dan perasaan individu tersebut. Sehingga melalui dapat mengenai beberapa hal yakni politik, moral, sosial,
proses interaksi simbolik dalam bahasa (language) pemerintah bahkan percintaan. Oleh karena itu, dengan
dengan perasaan dan cara berpikir individu mampu memperhatikan interaksi antartokoh melalui dialog,
mencapai makna. tindakan, sikap-gesture, maka terdapat keteraitan dengan
Interaksi pertukaran simbol dengan perasaan dan teori interaksionisme simbolik.
cara berpikir yang tersusun secara sosial tersebut tidak Film pendek Indonesia yang berjudul Grieving
dapat dipisahkan dari peran bahasa sebagai mediumnya. Dreams (Anak Lanang), Kuncup, dan Dewi Goes Home
Bahkan dalam proses komunikasi bukan hanya meliputi (Dewi Pulang) pada saluran youtube Viddsee.com
proses individu dalam penghamburan simbol dan terdapat simbol-simbol yang muncul ketika terjadi proses
transmisi budaya. Akan tetapi juga membangun interaksi antartokoh dalam film pendek Indonesia. Esensi
keintiman hubungan (relation) seperti dialog, sosialisasi yang paling berperan ketika antartokoh berinteraksi
maupun penciptaan komunitas dalam individu dalam adalah proses “kesepahaman” dan “keterhubungan”
skala besar yakni masyarakat. Simbol yang signifikan dalam pembentukan makna simbol-simbol yang muncul
juga memungkinkan interaksi simbolik. Artinya, orang melalui proses komunikasi verbal maupun non verbal
dapat saling berinteraksi tidak hanya melalui isyarat yang berlaku dalam komunikasi masyarakat tertentu.
tetapi juga melalui simbol yang signifikan. Penekanan Interaksi simbolik memfokuskan pada interaksi sosial
George Herbert Mead dalam interaksionisme simbolik manusia (perilaku manusia) yang dilihat sebagai suatu
adalah pada manusia mengartikan dunia dan diri sendiri proses pada diri manusia untuk membentuk dan mengatur
yang memiliki keterkaitan erat dengan masyarakatnya. perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspetasi
Pikiran (mind), diri (self) terbentuk dari masyarakat orang lain yang menjadi mitra interaksinya (Umiarso dan
(society) melalui proses-proses interaksi sosial. Elbadiansyah, 2014:8).
Terdapat tiga film pendek Indonesia yang dipilih Interaksi simbolik umumnya mengaji segala
yaitu berjudul, Grieving Dreams (Anak Lanang), Kuncup tindakan manusia sebagai suatu gambaram mengenai
dan Dewi Goes Home (Dewi Pulang) yang terdapat suatu subjek pelaku untuk menciptakan dan memergunakan
proses sosial berupa interasi antartokoh di dalamnya dan makna dan simbol sebagai proses interaksi antarindividu.
menjadi sumber data pada penelitian skripsi ini yang Proses tersebut akan terciptanya nilai-nilai kultural yang
terdapat pada saluran youtube Viddsee.com. Para sineas menyedikan penjelasan atas makna dan simbol tindakan
dapat mengakses film pendek dengan lebih mudah sosial (Irianto, 2014:01). Laksmi (2017) menjelaskan
misalnya saluran youtube Viddsee.com. Saluran youtube bahwa interaksi simbolik merupakan sebuah proses yang
Viddsee.com adalah salah satu saluran youtube Indonesia dinamis. Individu-individu berinteraksi melalui simbol,
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

yang maknaknya dihasilkan dari proses negoisasi yang pendekatan sosiologi.Pendekatan sosiologi meenganalisis
terus-menerus oleh mereka yang terlibat dengan manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman
kepentingan masing-masing. Sehingga interaksi simbolik mulai dari masyarakat ke individu (Ratna, 2015: 59).
berfokus pada interaksi yang dilakukan oleh Hubungan-hubungan yang dimaksudkan disebabkan
antarindividu yang mempelajari aktivitas (interaksi oleh: a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang, b)
sosial) yakni perilaku, tindakan, sikap dan komunikasi pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, c)
sebagai ciri khas manusia yang dapat membangun konsep pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam
diri dan aktualisasi diri. Artinya dalam proses interaksi masyarakat, dan d) hasil karya sastra itu dimanfaatkan
individu memiliki ruang yang sangat besar untuk kembali oleh masyarakat (Ratna, 2013:60). Berdasarkan
mengontruksi realitas kehidupannya. pendapat diatas maka penelitian “Interaksi Simbolik
Pada penelitian ini, teori yang digunakan teori Tokoh dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran
Interaksi Simbolik George Herbert Mead. Terdapat tiga Youtube Viddsee.com” ini menggunakan pendekatan
konsep peran sentral simbol yaitu pikiran (mind), self sosiologis sastra karena pendekatan ini sesuai dengan
(diri), dan masyarakat (society). Teori Interaksi simbolik objek yang dteliti yaitu interaksi simbolik tokoh yang
dapat diterapkan sebagai pisau analisis film pendek bersifat reflektif sebagai cerminan kehidupan masyarakat
Indonesia bejudul Kuncup, Grieving Dreams (Anak dalam karya sastra yaitu film pendek Indonesia.
Lanang), dan Dewi Goes Home (Dewi Pulang) karena
didalam teori tersebut menjelaskan simbol-simbol yang Sumber Data
digunakan antar individu dalam proses interaksi. Bentuk Sumber data dalam penelitian ini yaitu tiga film
simbol yang signifikan antara lain berupa bahasa dan pendek yang terdapat dalam saluran youtube
simbol nonsignifikan berupa tindakan. Oleh sebab itu, Viddsee.com. Pertama, film pendek yang berjudul
teori interaksi simbolik George Herbert Mead digunakan Kuncup (2017) karya M.Mydral Muda, skenario film
untuk mendeskripsikan praktik interaksi simbolik yang ditulis oleh Sofyan Arifudin yang disutradarai oleh
terdapat dalam novel. Dengan berlandaskan beberapa Myrdal Muda, tugas akhir mahasiswa Fakultas Film dan
tinjauan-tinjauan diharapkan dapat memberikan Televisi dan berdurasi 20.13 menit bergenre drama.
kemudahan bagi penelitian ini. Kedua, berjudul Grieving Dreams (Anak Lanang) (2017)
karya Minggar Panji A. skenario film ditulis oleh
Rumusan Masalah Minggar Panji A. yang disutradarai oleh Ezra M.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan Tambayong berdurasi 17.39 menit bergenre drama.
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. Ketiga, berjudul Dewi Goes Home (Dewi Pulang) (2016)
1. Bagaimana interaksi simbolik pikiran (mind) tokoh karya Candra Aditya skenario film ditulis oleh Candra
dalam film pendek Indonesia pada saluran youtube Aditya yang disutradarai oleh Angkasa Ramadha
viddsee.com? berdurasi 18.21 menit bergenre drama.
2. Bagaimana interaksi simbolik diri (self) tokoh
dalam film pendek Indonesia pada saluran youtube Data Penelitian
viddsee.com? Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
3. Bagaimana interaksi simbolik masyarakat (society) kutipan kata, penggalan kalimat, uraian kalimat dan
tokoh dalam film pendek Indonesia pada saluran dialog/percakapan antartokoh dalam beberapa menit di
youtube viddsee.com? dalam video yang mendukung atau mengacu pada fokus
penelitian, yaitu berupa penggalan kalimat baik uraian
Tujuan Penelitan secara langsung dari tiga film pendek pada saluran
Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan, youtube Viddsee.com yang berjudul Kuncup, Grieving
tujuan penelitian ini menghasilkan deskripsi sebagai Dreams (Anak Lanang),dan Dewi Goes Home(Dewi
berikut. Pulang)merupakan teori interaksionisme simbolik
1. Mendeskripsikan interaksi simbolik pikiran (mind) George Herbert Mead yaitu tentang pikiran (mind), diri
tokoh dalam film pendek Indonesia pada saluran (self), dan masyarakat (society).
youtube viddsee.com. Teknik Pengumpulan Data
2. Mendeskripsikan interaksi simbolik diri (self) tokoh Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
dalam film pendek Indonesia pada saluran youtube penelitian ini adalah teknik simak catat. Teknik simak
viddsee.com. catat adalah teknik penelitian yaitu peneliti sebagai
3. Mendeskripsikan interaksi simbolik masyarakat instrumen kunci melakukan penyimakaan secara cermat,
(society) tokoh dalam tokohdalam film pendek terarah, dan teliti terhadap data primer sebagai acuan
Indonesia pada saluran youtube viddsee.com. dalam penelitianilmiah yang diperoleh yaitu film pendek
Indonesia yang terdapat dalam saluran youtube
Viddsee.com. Data-data yang diperoleh dengan metode
METODE ini akan bisa ditambah atau dikurangi atau bahkan
Pendekatan Penelitian dibuang sama sekali setelah dibandingkan dengan temuan
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam mengenai data yang lain (dalam Faruk, 2014:168-169).
mengkaji film pendek indonesia pada saluran youtube Data-data tersebut dapat diperoleh dengan cara
Viddsee yang berjudul Kuncup, Grieving Dreams (Anak menonton tiga film pendek Indonesia pada saluran
Lanang), dan Dewi Goes Home (Dewi Pulang) adalah youtube viddsee.com kemudian menyimak dan mencatat

3
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

percakapan antartokoh sesuai dengan rumusan masalah 2. Menganalisis data yang telah ditemukan selanjutnya
yang digunakan dalam penelitian ini. Langkah-langkah dianalisis dan dijelaskan sesuai dengan rumusan
pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: masalah dan tujuan penelitian. Dari kegiatan tersebut
1. Menonton tiga film pendek yang berjudul Grieving diperoleh data yang sudah sesuai untuk menjawab
Dreams (Anak Lanang), Kuncup, dan Dewi Goes permasalahan dalam penelitian ini.
Home (Dewi Pulang) pada saluran youtube 3. Membuat simpulan berdasarkan teori interasionisme
viddsee.com secara berulang-ulang untuk memeroleh simbolik George Herbert Mead dalamtiga film
pemahaman secara keseluruan tentang isi cerita tiga pendek Indonesia berjudul Grieving Dreams (Anak
film pendek. Lanang), Kuncup, dan Dewi Goes Home (Dewi
2. Memilah data-data penelitian dengan cara menyimak Pulang) pada saluran youtube Viddsee.com
dan mencatat percakapan antartokoh dalam film
pendek serta memilih beberapa kutipan dari objek HASIL DAN PEMBAHASAN
berupa film pendek berjudul Grieving Dreams (Anak Hasil Penelitian
Lanang), Kuncup, dan Dewi Goes Home (Dewi Penelitian yang dilakukan untuk menganalisis
Pulang) pada saluran youtube Viddsee.com yang interaksi simbolik yang terdapat dalam film pendek
digunakan pada penelitian baik berupa kata, frase, Indonesia berjudul Grieving Dreams (Anak Lanang)
kalimat atau penggalan paragraf. karya Minggar Panji A, Kuncup karya M. Mydral Muda,
3. Mengelompokkan data sesuai jenis data yang dan Dewi Goes Home (Dewi Pulang) karya Candra
digunakan dalam penelitia yaitu teori Aditya dengan menentukan pikiran (mind), diri (self), dan
interaksionisme simbolik George Herbert Mead masyarakat (society). Keseluruhan jumlah data yang
dengan memilih dan memilah data berupa dialog- terdapat dalam penelitian ini yakni 67 data. Konsep
dialog antartokoh. pikiran terdapat empat tahapan yaitu gestur, simbol,
4. Membandingkan data yang sudah dikelompokkan makna, dan tindakan (Implus, presepsi, manipulasi, dan
berdasarkan hasil pengelompokkan data sesuai konsumasi). Konsep self terdapat beberapa tahapan yang
dengan topiknya yaitu pikiran (mind), diri (self), dan memengaruhi tokoh dalam menemukan jati dirinya yaitu
masyarakat (society) yang diperoleh dari gambar tahapan persiapan yaitu imitasi, tahapan bermain (tahap
film dan percakapan antartokoh dalam tiga film sandiwara) yaitu bermain peran, dan tahapan permainan
pendek Indonesia berjudul Grieving Dreams (Anak yaitu tahap perkebangan diri. Selain selain konsep pikiran
Lanang), Kuncup, dan Dewi Goes Home (Dewi dan konsep diri, terdapat konsep masyarakat (society)
Pulang) pada saluran youtube Viddsee.com. memiliki bentuk masyarakat atau institusi masyarakat,
5. Menyimpulkan hasil perbandingan pikiran (mind), munculnya sifat simpati dan empati, konflik, I and Me
diri (self), dan masyarakat (society) yang diperoleh (society) dan pengalaman. Hal tersebut sesuai teori
dari gambar film dan percakapan antartokoh George Herbert Mead yakni pikiran (mind), diri (self),
berdasarkan transkipsi dalam tiga film pendek dan masyarakat (society).
Indonesia berjudul Grieving Dreams (Anak Lanang),
Kuncup, dan Dewi Goes Home (Dewi Pulang) pada Pembahasan
saluran youtube Viddsee.com. Pikiran (mind)
6. Melaporkan hasil analisis data dan simpulan ke Pikiran dalam Film Pendek Indonesia Grieving
dalam laporan karya ilmiah. Hal tersebut dapat Dreams (Anak Lanang) Karya Minggar Panji A.
dilihat dari tabulasi data
Tokoh Tomo
Tomo adalah kakak Tarjo yang memiliki usaha
Teknik Analisis Data
peternakan sapi. Tarjo dan Singgih bekerja merawat sapi-
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
sapinya selama ini. Tomo membantu perekonomian Tarjo
yang meliputi deskripsi, klarifikasi dan interpretasi yang
dan Singgih semenjak istrinya meninggal dunia. Tomo
tertuju pada data-data yang terkumpul dari objek yang
menjadi seorang yang sukses semenjak tinggal di kota.
dikaji dalam penelitian tersebut yaitu film pendek
(AL/PN/TPK/15) “Sapi-sapine sehat-sehat ae mas.
berjudul Grieving Dreams, Menuk, dan Dewi Goes Home
Tambah lemu-lemu
pada saluran youtube Viddsee.com. Metode analisis
saiki”.(00.03.16-00.03.23)
dilakukan dengan mendeskripsikan fakta-fakta yaang
“Kacang ora ninggal lanjaran, Jo!
kemudian disusul dengan analisis, selain itu memberikan
Bojomu emang pengen anak
ari tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan
wedok. Hehehe.... wes ora usah
juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya
isin nggeh. Kalo koen pengen
(Ratna, 2013: 53). Tahap-tahap analisis data pada
Singgih dadi anak lanang. Dia
penelitain ini adalah sebagai berikut.
musti melok aku”. (00.03.23-
1. Data-data yang telah terkumpul dikelompokkan
00.03.49)
sesuai dengan rumusan masalah yang telah
“Ancen karepku singgih tak
ditetapkan, pada penelitian ini data berupa kalimat,
kongkon melok sampeyan ae,
kata yang diperoleh dari percakapan antartokoh,
mas. Lah deloken iku angger tak
yaitu teori interaksionisme simbolik George Herbert
kongkon ngerumat sapi, ngarit,
Mead.
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

ora tau nggenah nggawenane”. simbol tersebut sebagai bentuk proses menenangkan
(00.03.50-00.04.04) dirinya untuk tidak malu menerima keadaan Singgih,
“Hahaha...yo deloken awakmu anaknya yang bertingkah laku seperti layaknya seorang
dewe. Pengen dadi pemain perempuan yaitu menari Tari Remo.
wayang keliling cita-citamu. Endi
hasile? Akhire ngerawat sapi- Pikiran dalam Film Pendek Indonesia Kuncup karya
sapiku”. (00.04.05-00.04.39) M. Mydral Muda
“Saiki manuto ae karo kakak. Tokoh Ucok
Delok urip kakak nggenah, Tokoh Ucok adalah sahabat John yang selalu
makmur, udan ora kudanan, panas memberikan saran-saran terbaik kepadanya. Ucok
ora kepanasan”. (00.04.40- memberikan saran kepada John agar tidak menyerah
00.04.55) menerima syarat yang diberikan oleh Babeh kepadanya.
“Yowes lek ngunu, mas. Sesok tak Semangat dan saran yang diberikan Ucok mampu
peksone Singgih melok memberikan keberanian dan rasa percaya diri John untuk
sampeyan”. (00.04.56-00.05.00) melakukan sunat demi menikah dengan Halimah.
Semenjak berkenalan dengan Halimah, John mengatakan
Interaksi yang terjadi antar kedua tokoh tersebut pada kepada Ucok bahwa dirinya seperti memiliki keluarga
menit 00.03.16-00.05.00 memunculkan gestur tepukan sesungguhnya karena sejak kecil John tidak memunyai
bahu. Gestur tersebut muncul ketika Tomo memberi keluarga. John hanya tinggal di Jakarta seorang diri dan
saran kepada Tarjo yaitu saat berkata “Kacang ora dibesarkan di panti asuhan. Memang syarat sunat yang
ninggal lanjaran, Jo! Bojomu emang pengen anak wedok. diberikan oleh Babeh sedikit membebaninya. Namun
Hehehe.... wes ora usah isin nggeh. Kalo koen pengen demi menikah dengan Halimah, John harus memenuhi
Singgih dadi anak lang. Dia musti melok aku”. Saat syarat tersebut.
Tomo melihat ekspresi Tarjo yang tertunduk malu, (KC/PN/BHS/12) “John, kau ini kenapa nggak nyari
sehingga Tomo mencoba menenangkan dan memberi perempuan bule aje sih? Kek gini
saran agar Tarjo tidak usah malu memunyai anak seperti kan repot jadinya? Gini ya, di
Singgih, yang bertingkah laku seperti seorang Indonesia itu menikah tidak hanya
perempuan. Manipulasi Tomo untuk memberi pendapat mempersatukan dua insan, tapi
menurut pandangannya agar tidak malu mempunyai anak juga mempersatukan keluarga.”
seperti Singgih, apapun keadaannya bahwa Singgih (00.09.21)
tetaplah anaknya. Hal tersebut berhasil untuk “Lah justru itu. Kamu kan tau
meyakinkkan Tarjo dengan menerima keadaan anaknya saya, Cok. Besar di orphanage
tanpa adanya rasa malu. Perilaku yang dilakukan oleh nggak punya keluarga yang
Tomo yaitu menepuk bahu merupakan salah satu cara sesungguhnya. Saya senang
yang digunakan seseorang untuk memengaruhi seseorang banget bisa ketemu sama keluarga
melalui saran-saran yang diucapkan, sehingga seseorang Halimah, sma dia it feels lik
dapat menerima pendapat tersebut dan bertindak sesuai having a real family.” (00.09.38)
saran yang dikatakan. Respon mulai terlihat ketika Tarjo “Johny...Johny... Heh gini ya?
mulai menerima pendapat dari Tomo agar Singgih Untuk mendapatkan berlian kita
mengikuti jejaknya yang sudah sukses seperti sekarang. harus menyelam ke dasar lautan.
Hal tersebut terbukti ketika Tarjo berkata “Yowes lek Masa kau gitu aja nyerah, John.
ngunu, mas. Sesok tak peksone Singgih melok Makan sambel sekilo aja kamu
sampeyan”. sanggup gitu.” (00.09.59)
Simbol yang muncul ketika Tomo dan Tarjo Interaksi yang terjadi antara Ucok dan John pada
berinteraksi adalah tepukan bahu. Kedua tokoh tersebut menit 00.09.21-00.09.59 saat John dan Ucok makan
memaknai simbol tepukan bahu secara berbeda. Tomo bersama di Kantin, berawal dari gestur vokal berupa
memaknai tepukan bahu sebagai tindakan reseptif yang bahasa. Saat itu Ucok melihat John duduk di Kantin
dilakukan ketika akan memberikan saran kepada orang sambil melamun memikirkan persyaratan yang diberikan
lain. Simbol nonverbal tersebut yaitu gerakan tubuh dapat oleh Babeh Halimah sehingga tindakan yang muncul
memengaruhi seseorang ketika mendengar saran dari adalah Ucok yang melihat John kemudian
lawan bicaranya. Sedangkan Tarjo memaknai tepukan menghampirinya dan duduk disebelahnya. Presepsi yang
bahu sebagai bentuk proses menenangkan diri sebab muncul yaitu Ucok memulai pembicaraan dengan
masalah yang menimpanya yang tidak dapat menerima memanggil John. John yang melihat Ucok
penuh keadaan Singgih yang bertindak seperti seorang mengampirinya mencoba mendengarkan sesuatu yang
perempuan. ingin Ucok katakan kepadanya. Manipulasi yang muncul
Berdasarkan interaksi antara kedua tokoh tersebut, yaitu Ucok mulai mempertanyaan alasannya memilih
maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan makna Halimah sebagai pendamping hidupnya dengan.
simbol yang dapat dilihat dari tokoh Tomo yang Mendengar pembicaan Ucok yang mengacu pada
memaknai simbol tepukan bahu sebagai tindakan reseptif pertanyaan dengan mengatakan . “John , kau ini kenapa
yang dilakukan seseorang ketika akan memberikan saran nggak nyari perempuan bule aje sih? Kek gini kan repot
terhadap lawan bicaranya. Sedangkan Tarjo memaknai

5
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

jadinya? Gini ya, di Indonesia itu menikah tidak hanya (00.02.47)


mempersatukan dua insan, tapi juga mempersatukan “Hah...serius?
keluarga”. Selain memberikan pertanyaan Ucok juga beb...beb...beb...”(00.02.54)
sedikit menjelaskan adat istiadat menikah di Indonesia Interaksi yang terjadi antara Satriya dan Dewi pada
kepada John, dengan tujuan agar John mengerti bahwa saat berada disalah satu rumah makan di Jakarta menit ke
menikah tidak hanya memepersatukan dua insan, namun 00.02.45-00.02.54. Interaksi yang terjadi antara kedua
juga mempersatukan keluarga. Mendegar pertanyaan tokoh tersebut memunculkan gestur Satriya menepuk
Ucok mengenai alasannya memilih halimah sebagai bahu Dewi. Gestur menepuk bahu termasuk gestur
pasanagn hidupnya karena semenjak bertemu dengan gerakan yang dilakukan seseorang dengan tujuan tertentu.
Halimah, John seperti memiliki keluarga seutuhnya Hal tersebut terjadi saat Satriya melihat kearah Dewi
karena sejak kecil John tidak memiliki orang tua dan yang sedang sedih ketika setelah mengangkat telepon dari
tinggal di panti asuhan dengan berkata “Lah justru itu. ibunya. Sehingga presepsi yang muncul yaitu Satriya
Kamu kan tau saya, Cok. Besar di orphanage nggak menanyakan tentang alasan Dewi terlihat sedih dengan
punya keluarga yang sesungguhnya. Saya senang banget berkata Kenapa beb?”. Ternyata Dewi mendapat kabar
bisa ketemu sama keluarga Halimah, sama dia it feels lik setalah mengangkat telepon dari ibunya bahwa ayahnya
having a real family”. Konsumasi atau tidakan yang meninggal Dunia. Ketika Dewi menjawab pertanyaan
nyata ketika John menanyakan alasan John memilih dari Satriya maka manipulasi yang muncul yaitu rasa
Halimah yaitu dengan memberikan semangat kepada kaget, belasungkawa atas musibah yang dialami oleh
John agar tetap maju memperjuangkan cintanya yaitu Dewi atas kepergian ayahnya. Sehingga konsumasi yang
memenuhi syarat dari Babeh Halimah dengan berkata muncul ketika satriya melihat Dewi bersedih yaitu
“Johny...Johny... Heh gini ya? Untuk mendapatkan berusaha untuk menenangkannya yaitu dengan menepuk
berlian kita harus menyelam ke dasar lautan. Masa kau bahunya. Namun yang dilakukan Dewi untuk mengatasi
gitu aja nyerah, John. Makan sambel sekilo aja kamu rasa sedihnya dihadapan teman-temannya saat itu yaitu
sanggup gitu”. John merasa yang dikatakan oleh Ucok dengan mengalihkan pembicaraan yang lain.
adalah benar sehingga ketika Ucok memberikan saran Simbol yang muncul ketika kedua tokoh tersebut
kepadanya John tersenyum. Seakan John menerima saran berinteraksi adalah tepukan bahu. Kedua tokoh tersebut
dari Ucok. memaknai sebagai bentuk menenangkan seseorang yang
Bahasa menjadi simbol utama yang digunakan dalam bersedih atas musibah yang dialaminya. Sehingga respon
berinteraksi antara Ucok dan John. Gestur vokal tersebut tersebut muncul, maka keduanya akan memahami
mempermudah untuk John mengerti akan sebagai rasa belasungkawa, iba. Menenangkan seseorang
pembicaraannya saat itu dengan Ucok. Simbol bahasa ketika terkena musibah akan sedikit mengurangi beban
dimaknai sebagai saran yang diberikan Ucok kepada John masalah. Hal tersebut dilakukan agar ketika tokoh Dewi
dengan tujuan agar John tidak menyerah dengan merasa sedih, maka semua orang yang berada di
persayaratan sunat sebelum menikahi Halimah. John sampingnya juga merasakan yang dia rasakan juga.
merasa keberatan dengan persyaratan tersebut, melihat Berdasarkan interaksi yang dilakukan antartokoh
sahabatnya melamun memikirkan syarat yang diberikan Satriya dan Dewi tersebut, maka dapat disimpulkan
oleh ayah Halimah. Maka Ucok tergerak untuk bahwa simbol tepukan bahu dimaknai sebagai
memberikan semangat dan saran-sarannya kepada John. menenangkan seseorang ketika mengalami musibah.
Berdasarkan interaksi tersebut, maka dapat Tepukan bahu sendiri juga bermakna sebagai rasa iba,
disimpulkan bahwa simbol bahasa memiliki peran utama belasungkawa atas musibah yang dialami oleh tokoh
ketika John dan Ucok berinteraksi. Simbol bahasa berupa Dewi setelah dikabarkan bahwa ayahnya telah meninggal
saran yang diberikan Ucok kepada John agar mampu dunia. Hal tersebut dilakukan oleh tokoh Satriya kepada
memenuhi syarat dari ayah Halimah yaitu sunat sebelum Dewi dengan tujuan mengurangi rasa beban yang sedang
diadakan acara pernikahan. Saran tersebut mampu dialaminya. Lewat gestur tersebut Satriya bukan hanya
mengubah cara berpikir John, sehingga dengan segenap menenangkan Dewi saja, akan tetapi berusaha
hati John meyakinkan dirinya untuk memperjuangkan mengatakan lewat tepukan bahu bahwa Dewi tidak
cintanya kepada Halimah dengan memenuhi syarat sendiri, teman-temannya ada setiap dia
tersebut dan segera menikahi Halimah. membutuhkannya.

Pikiran dalam Film Pendek Indonesia Dewi Goes Diri (Self)


Home (Dewi Pulang) Karya Candra Aditya Tahap Menemukan Jati Diri: Tahap Persiapan,
Tokoh Satriya Tahap Bermain dan Tahap Permainan Tokoh Singgih
Tokoh Satriya adalah teman dekat Dewi yang saat itu Dalam Film Pendek Grieving Dreams (Anak Lanang)
sedang makan bersama dengan teman-teman yang Karya Minggar Panji A.
lainnya disalah satu rumah makan Jakarta. Saat itu
Pada film pendek Indonesia berjudul Grieving
Satriya, Dewi dan teman yang lain sedang membicarakan
Dreams (Anak Lanang) karya Minggar Panji A, Singgih
masalah mereka dengan orang tua masing-masing,
merupakan tokoh utama yang mengalami proses
tentunya masalah perjodohan dan pernikahan.
menemukan jati dirinya. Singgih berperilaku seperti
(DP/PN/TPK/45) “Kenapa beb?” (00.02.45)
seorang perempuan karena dirinya memiliki kegemaran
“Bapak aku meninggal.”
yang berbeda dengan anak laki-laki pada umumnya yaitu
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

menari. Tokoh utama dalam film pendek ini adalah anak Hal tersebut terbukti dalam interaksi antara Singgih dan
yang dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu Ratih. Seperti berikut:
bekerja dengan ayahnya sebagai penggemala sapi milik (AL/DR/PRS/28) “Nggih... “(00.06.11)
pamannya dan sudah lama ditinggal oleh ibunya. Ibunya “Iki opo Tih?” (00.06.26)
memang mempunyai keinginan untuk memiliki anak “Iku titipan Lek Warni, Nggih!
perempuan, namun hal tersebut tidak sesuai dengan Engkok bengi yo, Nggih.”
keinginannya karena ibunya melahirkan anak laki-laki (00.06.28-00.06.41)
yaitu Singgih sehingga dirinya berperilaku seperti Tahap Bermain, tahap ini muncul ketika Singgih
seorang perempuan. Singgih tumbuh dengan perilaku dan sudah memunyai keinginan untuk menari, namun
pemikiran seperti seorang perempuan sesuai dengan keinginan tersebut masih terhalang oleh ketakutan
keinginan ibunya yaitu menjadikan anaknya sebagai Singgih terhadap ayahnya yang melarang untuk menari
seorang penari yang hebat. Pemikiran dan perilaku tari Remo pada pegelaran seni tari di desanya. Keinginan
singgih terbentuk oleh keinginan ibunya yang memiliki Singgih tersebut muncul karena dirinya rindu akan sosok
anak sebagai seorang penari yang hebat dan penilaian ibunya, sehingga Singgih mencoba menjalani hidupnya
lingkungan terhadapnya hanya berdasarkan presepsi dengan menari seperti ibunya (Looking-Glass self).
terhadap kelompok yang mengkategorikan Singgih Singgih berusaha menari sebaik mungkin seperti
berperilaku seperti seorang perempuan. keinginan ibunya yaitu memiliki seorang anak
Tahap Persiapan muncul ketika Singgih berinteraksi perempuan dan menjadikannya sebagai penari yang
dengan Lek Warni yaitu guru tarinya di Sanggar. Saat itu hebat. Hal tersebut dilakukan oleh Singgih karena rindu
Singgih akan tampil dalam pagelaran tari Remo, sehingga yang mendalam pada sosok ibunya.
dirinya pergi ke Sanggar tanpa sepengetahuan ayahnya. (AL/DR/BRM/03) “Kelingan pak, karo si mbok.”
Imitasi terjadi ketika Singgih mengikuti gerakan tari yang (00.08.54)
dicontohkan oleh Lek Warni dan memakai atribut tari “Heh! Mbokmu wes nggak onok.
seadanya sebagai properti yaitu sebuah selendang. Hal Mbok tingkahmu koyok opo ae
tersebut terlihat seperti gambar di bawah ini ketika nggak isok nggawe urip
Singgih mengikuti tari Remo yang diperagakan oleh Lek maneh!”(00.08.55-00.09.06)
Warna yaitu guru tarinya di Sanggar. Interaksi yang terjadi antara Singgih dan Ayah terjadi
(AL/DR/PRS/16) ketika melihat Singgih latihan menari di sanggar
sehingga memunculkan simbol tarikan tangan. Simbol
tarikan tangan juga menjadi salah satu upaya untuk
mencegah Singgih berlatih menari karena ayahnya malu
melihat Singgih berperilaku seperti seorang perempuan.
Singgih menuruti perintah ayahnya ketika tangannya
ditarik untuk pergi meninggalkan sanggar. Simbol clurit
muncul ketika ayahnya memberi kesibukan yaitu dengan
bekerja mencari rumput untuk Singgih agar sedikit demi
sedikit melupakan keinginannya menjadi seorang penari.
Simbol tarikan tangan dan clurit tersebut sebagai upaya
Gambar 4.8 sandiwara Singgih untuk mengalihkan perhatian ayahnya.
Singgih berlatih menari tari Remo bersama Namun di sisi lain, sesekali Singgih mencuri waktu untuk
Lek Warni dan Ratih di Sanggar. berlatih menari tari Remo saat dirinya sedang bekerja
mencari rumput untuk sapi ternak milik pamannya.
Pada gambar tersebut terlihat Singgih dan Ratih Tahap Permainan, pada tahap ini Singgih mulai
bersama-sama menirukan gerakan tari Lek Warni. Selain berani menentang ayah dengan tetap pergi ke acara
gerakan tari yang ditunjukkan oleh Singgih dan Ratih, pagelaran seni tari Remo di desanya tanpa
adanya birama hitungan yang diucapkan oleh Lek Warni, memperdulikan larangan ayahnya. Singgih sudah mulai
seperti dialog berikut menemukan dirinya sendiri mengenai dirinya bersikap
“Satu...dua...tiga...empat...clek...clek...cring...cring...tuju dan berperilaku sesuai dengan keinginan tanpa paksaan
h...delapan. Uwes-uwes. Mene maneh nggeh cah ayu. dari orang lain. Singgih secara diam-diam pergi ke kamar
Wes pamit urung jaro bapakmu?”. Selain itu adanya ayahnya untuk mengambil kostum yang direbut dari
simbol memegang tangan dilakukan oleh Ratih kepada tangannya. Kemudian pergi untuk menari pada acara
Singgih. Simbol tersebut terjadi karena Ratih ingin tersebut. Namun ketika ayah mengetahui perilaku
menyampaikan amanat kepada Singgih yaitu memberikan Singgih yang tetap bersikeras pergi, melawan kehendak
kostum tari Remo. Hal tersebut dilakukan oleh Ratih ayahnya. Hal tersebut membuat ayah marah dan segera
karena dirinya diberi amanat oleh Lek Warni untuk mencari Singgih untuk mencegahnya pergi. Ayah
memberikan kostum tersebut kepada Singgih. Tokoh memukul kaki Singgih lantaran tak pernah
Ratih merupakan tokoh yang membuat konflik batin bagi mendengarkan perintahnya. Ayah merasa malu
Singgih lewat kostum tari yaitu antara keinginan untuk memunyai anak laki-laki yang berperilaku seperti
tetap menari dalam pagelaran seni tari Remo atau perempuan dan menjadi bahan perbincangan
menuruti perintah ayah yang melarangnya untuk menari. tetangganya.

7
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

(AL/DR/PRM/36) “Aku iki isin dilokno karo wong- Konsep Diri I dan Me Tokoh Singgih dalam Film
wong. Opo maneh dilokno Pendek Berjudul Grieving Dreams (Anak Lanang)
pakdhemu. Kowe iki dadi wong Karya Minggar Panji A.
lanang ojo menye-menye koyok
Pada film pendek berjudul Grieving Dreams (Anak
arek wedok. Opo sing iso
Lanang) karya Minggar Panji. A terjadi diri sebagai I
dibanggano teko koen. Kowe iku
pada tokoh utama yaitu Singgih. Tokoh Singgih berada
jalok opo karo bapak! Heh jalok
pada posisi I ketika berinteraksi dengan ayahnya, Tarjo.
opo?” (00.11.42-00.12.20)
Tahapan I terlihat ketika Singgih merasa ketakutan saat
Namun seketika ayahnya menjadi luluh dan
ayah mengetahui bahwa dirinya melanggar perintah ayah
membiarkan Singgih pergi, karena ayah melihat foto
dengan pergi ke Sanggar dan melakukan latihan tari
istrinya yang dibawa oleh Singgih. Foto tersebut
bersama sahabatnya, Ratih dan pelatih tari Remo, Lek
mengingatkan kenangan dirinya bersama istrinya sewaktu
Warni. Pada interaksi ini, Singgih mulai memperlihatkan
masih hidup, sehingga Tarjo menangis dan terpukul
egonya dengan tetap pergi ke Sanggar dan berlatih
memendam rasa rindu kepada mendiang istrinya. Hal itu
menari, meskipun pada akhirnya perbuatannya diketahui
dapat dibuktikan sebagai berikut.
oleh ayah. Ketakutan Singgih terlihat ketika ayah datang
(AL/DR/PRM/52)
dan dengan paksa menyuruhnya pulang dengan cara
menari tangan Singgih untuk segera pergi dari sanggar
tari tersebut. Simbol tarikan tangan sebagai bukti dari
ketakutan Singgih terhadap ayah yang sudah melarang
agar tidak berlatih menari. Hal tersebut dapat dibuktikan
pada percakapan berikut.
(AL/DR/IM/54) “Yaopo sih, arek iki! Yowes, iki
gawe engkok bengi. Ojo latihan
abot-abot loh yo.” (00.01.17-
00.01.30)
Gambar 4.10 “Heh....Muleh!” (00.01.31-
Ayah menangis ketika melihat foto almarhum istri 00.01.32)
bersamanya seusai menari tari Remo. “Ngapunten mas, Singgih niku
dereng mari” (00.01.33-00.01.34)
Singgih sudah berhasil menemukan jati diri dan “Lah awkmu iki sopo? Iki anakku!”
hidupnya walaupun keinginannya menjadi seorang penari (00.01.35-00.01.38)
tidak didukung oleh ayahnya. Adanya dorongan kuat dari Berdasarkan percakapan tersebut terlihat ayah secara
hati, mengingat sosok ibu yang ingin menjadikan paksa meminta Singgih untuk pulang. Nada keras yang
anaknya menjadi penari yang hebat dan kostum yang diucapkan oleh ayah adalah sebagai bentuk rasa kesal dan
diberikan oleh Ratih kepadanya. Sehingga Singgih tahu marah atas perilaku Singgih yang tak menuruti perkataan
yang harus dia lakukan yaitu dengan menuruti kata dari ayahnya. Sehingga bukan hanya Singgih yang
hatinya yaitu tampil menari tari Remo dalam acara terkena dampak amarah dari ayah, pelatihnya yaitu Lek
pagelaran seni tari. Warni juga dibentak oleh ayah. Meskipun Singgih tak
Berdasarkan tahapan-tahapan menemukan jati diri mau pulang dari Sanggar, namun ketakutannyalah yang
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh Singgih mendorong hatinya untuk menuruti perintah dari ayah.
memiliki karakter yang menuruti segala keinginan Saat itu Singgih sudah mulai menurunkan egonya dengan
ayahnya walaupun tidak sesuai dengan keinginan hatinya. tidak melawan ayah dan menurutinya agar segera
Singgih berperilaku demikian karena rasa hormat meninggalkan Sanggar. Namun setidaknya Singgih saat
terhadap orang tuanya, mengingat bahwa keluarga yang itu sudah berlatih menari bersama Ratih dan Lek warni.
dimiliki hanya ayahnya. Singgih bersikap acuh mengenai Simbol merebut kostum yang dilakukan oleh ayah
perilaku dan pandangan orang terhadapanya yang kepada Singgih sebagai upaya untuk mencegah Singgih
menilainya sebagai anak laki-laki yang berperilaku tampil dalam acara pegelaran seni tari Remo. Tahap diri
seperti perempuan. Singgih memunyai jiwa yang tangguh sebagai I pada tokoh Singgih akan ketakutannya terhadap
dan kuat agar keinginan ibunya tercapai yaitu menjadikan ayah, saat kostum tari tersebut diambil dari tangannya
anaknya sebagai penari yang hebat, meskipun ibunya tampak raut wajah Singgih yang ketakutan dan tak dapat
tidak melahirkan anak perempuan karena ayah dan berbuat apapun selain hanya diam dan pasrah dengan
ibunya memiliki impian untuk menjadi penari yang sikap ayahnya yang melarangnya tampil dalam pagelaran
sukses, namun tidak tercapai. Dorongan hati yang kuat tari Remo. Ego dalam diri Singgih seakan ingin
serta dukungan sahabatnya, Ratih dan pelatihnya Lek diperlihatkan kepada orang lain yaitu dengan tetap
Warni dapat menjadikan dirinya menemukan jati diri mengikuti kegiatan menari bersama Ratih, meskipun
yang sesungguhnya. telah dilarang oleh ayahnya. Namun ego Singgih
meredam karena mengingat sebagai anak selaknya
menuruti perkataan dari orang tuanya. Diri sebagai I
terhadap tokoh Singgih tersebut dapat dilihat berdasarkan
gambar berikut.
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

(AL/DR/IM/31) namun keputusan John tersebut menjadi bimbang karena


dirinya harus memenuhi syarat dari Babeh Halimah yaitu
sunat sebelum menikah. John adalah seorang bule dan
mualaf yang sejak kecil belum mengerti proses sunat.
Berbagai upaya yang dilakuak oleh John untuk
memenuhi syarat dari Babeh Halimah mulai mendatangi
klinik Haji Romlah, meminta asuransi khitan, hingga
akhirnya dirinya memunyai tekad yang kuat untuk
memenuhi syarat tersebut dengan melakukan proses
sunat di salah satu klinik sunat yaitu Salon Young Lew
Gambar 4.11
yang terletak di jalan Mohammad Kahfi II No.2 RT.05
Ayah merebut kostum tari dari tangan Singgih
RW.04.
Ketakutan yang dialami oleh tokoh Singgih semakin Tahap Persiapan muncul ketika John berinteraksi
lama menjadi perlawanan karena dorongan hatinya yang dengan Babeh yaitu ayah Halimah. Saat itu John, Babeh
kuat untuk mulai membantah perintah ayahnya karena dan Halimah berada di teras rumah membicarakan syarat
Singgih begitu ingin mewujudkan cita-cita ibunya untuk sunat yang diberikan oleh Babeh. John mencoba untuk
menjadikannya sebagai seorang penari yang hebat dan bertanya kepada Babeh mengenai proses sunat karena
bentuk rasa rindu akan kehadiran sosok ibunya.
John belum mengetahuinya. Sehingga Babeh mencoba
Walaupun dirinya bukan seorang perempuan, namun hal
tersebut tak membuat Singgih putus asa. Diri sebagai Me menjelaskan proses sunat tersebut melalui simbol pisang.
pada tokoh Singgih memunculkan tindakan Singgih Simbol tersebut digunakan Babeh untuk mempermudah
untuk melawan ayahnya ketika kostum tarinya diambil pemahaman John. Peran Babeh dianggap penting dalam
secara paksa dengan menanyakan kostum tersebut dan memulai konflik dalam diri John, sehingga muncul
mencoba memintanya walaupun tidak diberikan oleh pengembangan karakter John. Adanya konflik batin yang
ayahnya. dialami oleh John saat Babeh memberikan persyaratan
Berdasarkan tahap-tahap diri tersebut, maka dapat
sunat. Ketika Babeh bertanya kepada John mengenai
disimpulkan bahwa pada tokoh utama, Singgih terjadi
perubahan dari tahap diri sebagai I menuju diri sebagai dirinya sudah memnuhi syarat yang diberikannya. Selain
Me. Hal tersebut terlihat ketika pada tahap I Singgih itu, John juga mencari informasi melalui internet
merasa ketakutan oleh sikap ayahnya yang secara terus- mengenai proses sunat dengan membaca informasi dan
melarangnya untuk menari. Tahap I muncul dalam diri melihat gambar-gambar proses sunat. Hal tersebut
Singgih yang dipenuhi oleh ego, harga diri dan citra diri dilakukan oleh John, lantaran merasa kurang cukup
untuk memposisikan dirinya diantara keinginan dan
pemahamannya mengenai sunat melalui penjelasan dari
kewajiban. Namun, pada tahap Me Singgih mulai dapat
mengendalikan situasi mengerti dengan membedakan Babeh. John mendatangi klinik sunat Haji Romlah,
keinginan dan kewajiban yang mana harus didahulukan. dirinya bertemu dengan Bedur. Saat itu John mendengar
Tidak harus mengandalkan ego dalam setiap tindakan percakapan antara Bedur dan Pak Haji John mengenai
yang dilakukannya. Namun dapat menempatkan dirinya kulit yang akan dikubur. John mengira yang dikubur
pada posisi yang seharusnya. Pada tahap Me, Singgih setelah sunat adalah anak Pak Haji, sehingga muncul
mulai berani menetang ayahnya yang dianggap terlalu simbol tepukan bahu yang dilakukan oleh John saat
mengekang keinginannya.
bertanya kepada Bedur. Hal tersebut dapat terlihat dalam
Tahap Menemukan Jati Diri: Tahap Persiapan, percakapan berikut.
Tahap Bermain dan Tahap Permainan Tokoh John (KC/DR/PRS/24) “Dur...Bedur”. (00.05.57)
“Iya, Pak Haji.” (00.06.00)
Dalam Film Pendek Kuncup Karya A. Mydral Muda
“Kelapa ijo satu. (00.06.01)
“Satu aje Pak Haji, anak, bini kagak
Pada film pendek indonesia berjudul Kuncup karya dibuatin. U-udah nyunatnye.”
Sofyan Arifudin, John merupakan tokoh utama yang (00.06.16)
mengalami proses menemukan jati dirinya melalui ketiga “Nih...tinggal ngubur doang.”
tahap yaitu tahap Persiapan, tahap Bermain dan tahap (00.06.21)
Permainan. John merupakan seorang bule yang sudah “Dikubur? Siapa yang di kubur.”
(00.06.32)
lama tinggal di Indonesia. John sejak kecil tidak memiliki
“En-entuh anaknye Pak Haji.”
kedua orang tua. John selama ini tinggal dan dibesarkan (00.06.38)
di panti asuhan. Sehingga ketika John mengenal keluarga “Astaga.” (00.06.39)
Halimah, John seperti memiliki keluarga yang Tepukan bahu melatarbelakangi rasa penasaran John
sesuangguhnya. John berniat untuk menikahi Halimah, terhadap percakapan antara Pak Haji dan Bedur saat
proses penguburan. John mengira yang dikubur adalah

9
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

anak Pak Haji karena tidak kuat menahan sakitnya proses tujuan agar John datang ke klinik sunatnya yang berada
sunat. Sehingga muncul tindakan John menepuk bahu di jalan Mohammad Kahfi II No.2 RT.05 RW.04.
Bedur untuk mendapatkan informasi dengan cepat karena Sehingga John mendatangi klinik tersebut dan melakukan
saat menjelaskan Bedur terlihat gagap. Keadaan sunat disana. Simbol kertas tersebut dapat memengahui
lingkungan sekitar membuat John takut untuk melakukan John dan memiliki pengaruh yang sama besar dengan
sunat. simbol vokal karena dapat memengaruhi sikap dan
Tahap Bermain, pada tahap ini John mulai perilaku John.
memberanikan diri untuk memenuhi syarat dari Babeh Tahap Permainan pada tahap ini, John telah berhasil
dengan melakukan sunat agar dapat menikahi Halimah. melakukan sunat untuk memenuhi syarat dari Babeh dan
Tahap ini muncul ketika John bertemu dengan anak Pak segera menikahi Halimah dengan simbol sarung dan
Haji di klinik Haji Romlah. Anak Pak Haji saat itu jamu. Simbol tersebut memerlihatkan sikap dan tindakan
memang sedang berbicara kepada John karena raut wajah John datang ke klinik yang terletak di Jalan Mohammad
John yang ketakutan ketika melihatnya setelah melakukan syarat-syarat sebelum dilakukan proses sunat
melakukan proses sunat. Anak Pak Haji mengejek John dengan meminum segelas jamu dan memakai sarung.
dan menakutinya lewat simbol bisikan. Hal tersebut John seutuhnya telah menemukan tujuan dan dirinya
memang membuat John sedikit khawatir akan proses sendiri. Simbol ketukan meja menjadi puncak pada tahap
sunat yang dialaminya. Namun simbol bisikan tersebut permainan. Babeh sengaja mengundang John ke rumah
memberikan dampak yang baik pula untuk tetap untuk berbicara mengenai persyaratan sunat. Babeh
melakukan proses sunat demi menikahi Halimah. memberikan keringanan kepada John melakukan sunat
Simbol vokal adalah simbol yang paling kuat bila dirinya sudah siap. Namun lewat simbol ketukan
melatarbelakangi John untuk tetap melakukan proses meja tersebut, John memerlihatkan sebuah tabung kecil
sunat. Interaksi antara Ucok dan John saat berada di yang berisi kulit kepada Babeh karena John sudah
kantin, memberikan rasa percaya diri John meningkat berhasil memenuhi syarat dari Babeh. Hal tersebut
karena Ucok berusaha meyakinkan John agar tidak terlihat dalam kutipan percakapan berikut.
menyerah dengan persyaratan yang diberikan oleh Babeh (KC/DR/PRM/06) “Jadi begitu John, Halimah kan
kepadanya mengingat tujuan utamnya yaitu menikahi anak babe satu-satunya nih ya.
Halimah. John merasa nyaman dengan keluarga Halimah Jadi kagak sembarangan cari
karena sejak kecil dirinya tinggal di panti asuhan dan pasangan. (00.18.01)
tidak memiliki keluarga yang sesuangguhnya. Simbol “Terus...terus gimana,bang?”
vokal tersebut dapat terlihat dalam percakapan berikut. (00.18.03)
(KC/DR/BRM/23) “John , kau ini kenapa nggak nyari “Terus masalah sunat babeh kagak
perempuan bule aje sih? Kek gini maksain, John. Kapan aje lu siap.
kan repot jadinya? Gini ya, di Jadi sambil kita ngerencanain
Indonesia itu menikah tidak hanya kapan lu nikah berdua”. (00.18.15)
mempersatukan dua insan, tapi “Yah, kebenarannya beh....
juga mempersatukan keluarga.” “(00.18.27)
(00.09.21) “John, jangan.”(00.18.30)
“Lah justru itu. Kamu kan tau Berdasarkan tahapan-tahapan menemukan jati diri
saya, Cok. Besar di orphanage tersebut yaitu tahap Persiapan, tahap Bermain dan tahap
nggak punya keluarga yang Permainan. Maka dapat disimpulkan bahwa tokoh John
sesungguhnya. Saya senang mampu melawan rasa takutnya dan mengendalikan
banget bisa ketemu sama keluarga permainan sebagai pemilik keputusan. Sehingga John
Halimah, sama dia it feels lik memiliki kesempatan untuk memilih tidak mengikuti
having a real family.” (00.09.38) keinginan Babeh dengan sunat terlebih dahulu sebelum
“Johny...Johny... Heh gini ya? menikahi Halimah. Namun tekadnya sudah bulat yaitu
Untuk mendapatkan berlian kita menikahi Halimah, akhirnya John melakukan sunat demi
harus menyelam ke dasar lautan. memenuhi syarat dari Babeh sebagai bukti keseriusannya
Masa kau gitu aja nyerah, John. menikah dengan anaknya, Halimah. Keberanian,
Makan sambel sekilo aja kamu kesetiaan dan pengorbanan menjadi buah keberhasilan
sanggup gitu.” (00.09.59) John yang masuk kedalam tahap permainan.
“Ya, mungkin perlu waktu untuk
berfikir.” (00.10.05) Konsep Diri I dan Me Tokoh John Dalam Film
“Duh, John. Terlalu lama banyak Pendek Kuncup Karya A. Mydral Muda
berfikir. Nanti keburu Halimah
Pada film pendek berjudul Kuncup karya Sofyan
disamber orang iyalah.
Arifudin terjadi diri sebagai I pada tokoh utama John
Heh...jangan banyak ngelamun.
berinteraksi dengan Babeh. Tahapan diri sebagai I terlihat
Everthing will be fine.” (00.10.12)
ketika Babeh menanyakan sunat kepada John. Sikap John
Simbol kertas adalah simbol yang membulatkan tekad
saat itu masih menunjukkan egonya yang tinggi dengan
John untuk melakukan proses sunat karena di dalam
menanyakan kenapa harus disunat Beh?. Pertanyaan
kertas tersebut tertuliskan alamat salah satu klinik sunat
John seakan menolak untuk memenuhi syarat dari Babeh
yang terkenal. Alamat tersebut diberikan oleh Ses dengan
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

sebelum menikah dengan Halimah. Simbol pisang pada John. Me pada tokoh John memunculkan tindakan
sebagai bukti penolakan John terhadap syarat yang untuk mengendalikan egonya ketika berbicara dengan
diberikan oleh Babeh. Hal tersebut dapat terlihat seperti Babeh karena saat mereka berinteraksi Halimah ada
percakapan berikut. diantara mereka. Sehingga dalam interaksi tersebut John
(KC/DR/IM/48) “Oh burung. Iya...iya.. kalo cuman memperlihatkan harga diri dan citra dirinya sebagai
burung doang kasih tau aja jenis seorang terpelajar dihadapan Babeh yang akan menjadi
burungnya. Saya cari ke warung.” mertuanya kelak dengan bersikap lebih sopan dan
(00.01.47) emndengarkan ketika Babeh berbicara. John juga
“Nih gimane sih, Halimah? Masak mempelihatkan citra dirinya kepada Halimah bahwa
kudu gue jelasin juga sih.” (00.01.51) dirinya memang pantas menjadi suaminya kelak.
“Bang, maksudnya babeh tuh Diri sebagai Me juga terlihat ketika John datang ke
burungnya abang.” (00.01.55) rumah Halimah karena di undang makan malam oleh
“Oh, kalau Halimah tau saya nggak keluarganya. Hal ini membuktikan bahwa John sudah
pelihara burung.” (00.02.01) dapat mengendalikan ego di dalam dirinya. Simbol
“Tuh, Halimah. Gue kata juga apa?” ketukan meja adalah simbol yang paling kuat
(00.02.02) melarbelakangi John sudah dapat mengendalikan egonya
“Circumcision, John.” (00.02.05) ketika berinteraksi dengan Babeh, Halimah, dan Nyak.
“Yeah. I Know. Emm... kenapa harus Dalam percakapan tersebut Babeh tidak terlalu menekan
disunat, beh?” (00.02.13) John untuk segera memenuhi syaratnya dan menunggu
“Lu kudu disunat biar sih, biar sehat, hingga John siap untuk melakukan proses sunat. John
biar burung lu cakep. Cuman ketika itu juga memperlihatkan kepada Babeh sebuah
kuncupnya doang yang dibuang.” tabung kecil berisi kulit sebagai bukti bahwa dirinya
(00.02.28) sudah memenuhi syarat dari Babeh. John memenuhi
“Tapi kan, Tuhan ciptain kita emang persyaratan Babeh sebagai bentuk keseriusan akan
begini sempurna. Kenapa harus hubungannya dengan dengan Halimah dan siap untuk
diubah lagi?” (00.02.32) menikahinya.
“Lah itu. John. Emang dari sononya Berdasarkan tahap-tahap diri tersebut, maka dapat
juga udah begitu. Tapi syariatnya disimpulkan bahwa pada tokoh utama, John terjadi
kudu begitu emang.” (00.02.37) perubahan dari tahap diri sebagai I menuju diri sebagai
“Tapi, beh? Inikan cuman sekali Me. Hal tersebut terluhat ketika pada tahap diri sebagai I
doang dipotong. Jangan-jangan dua John masih memperlihatkan egonya kepada Babeh
kali dipotong, tiga kali dipotong. karena merasa keberatan dengan persyaratan yang
Banyak banget aturannya”. (00.02.45) diberikan. Ketika Babeh menanyakan masalah sunat
“Lu mau kagak kawin ama anak gue.” kepada John, raut wajah John seperti enggan untuk
(00.02.49) menjawabnya. John selalu mempertanyakan kepada
Pada interaksi diatas antara Babeh dan John, terlihat Babeh mengapa harus disunat karena John menganggap
John masih menjunjung posisi dirinya dalam setiap Tuhan sudah menciptakan dirinya seperti itu dan
interaksi dengan ego, harga diri, dan citra dirinya yang mengapa harus diubah. Namun, pada tahap Me John
diingin diperlihatkan kepada Babeh. John menganggap mulai dapat mengendalikan egonya ketika berbicara
persyaratan tersebut mengapa harus dipenuhi sebelum dengan Babeh dan telah memapu mengendalikan situasi
menikahi Halimah. John menganggap bahwa Allah dalam interaksi. John sudah mulai menghargai lawan
menciptakan manusia memang sedemikian rupa dan bicaranya dengan tidak mengendalikan egonya yang
mengapa harus diubahnya. John seperti menentang tinggi dan dapat menempatkan dirinya pada posisi yang
persyaratan Babeh yang dianggap terlalu memberatkan seharusnya dengan orang lain yang diajak berbicara
dirinya seperti perkataan John berikut “tapi, beh? Inikan bagaimana dirinya bersikap.
cuman sekali doang dipotong. Jangan-jangan dua kali
dipotong, tiga kali dipotong. Banyak banget aturannya”. Tahap Menemukan Jati Diri: Tahap Persiapan,
John merasa tidak siap menerima persyaratan tersebut Tahap Bermain dan Tahap Permainan Tokoh Dewi
karena takut bila terjadi hal yang tidak diinginkan kepada Dalam Film Pendek Dewi Goes Home (Dewi Pulang)
dirinya. Memang sejak kecil dirinya tidak mengetahui
karya Candra Aditya
proses sunat serti apa, karena John sejak kecil tidak
memiliki keluarga dan dibesarkan di panti asuhan. Hal Pada film pendek Indonesia berjudul Dewi Goes
yang menjadi alasan John merasa keberatan dengan Home (Dewi Pulang) karya Candra Aditya, Dewi
persyaratan Babeh yaitu John adalah seorang bule yang merupakan tokoh utama yang mengalami proses
belum lama tinggal di Indonesia sehingga banyak hal menemukan jati dirinya. Dewi berperilaku dan bersikap
yang belum diketahuinya mengenai adat istiadat yang menyesuaikan dengan teman-temannya di Jakarta mulai
sangat kental di Indonesia salah satunya sunat yang dari merokok, minum-minuman keras, nongkrong. Hal
menjadi syariat islam. tersebut dilakukan oleh Dewi karena memang dirinya
Perbincangan antara John dan Babeh memunculkan sudah mulai terbiasa hidup layaknya seperti orang kota.
simbol pisang dan simbol ketukan meja dalam Dewi berperilaku demikian semenjak dirinya bekerja di
berinteraksi memperlihatkan diri sebagai Me yang terjadi Jakarta, hidupnya menyesuaikan dengan situasi dan

11
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

keadaan di Jakarta. Semenjak ayahnya sakit, Dewi lah aku udah sampai, aku kabari lagi
yang menjadi tulang punggung keluarga. Sikap dan ya, okay! Bye!” (00.03.31)
perilaku kepada orang tuanya makin semena-mena, “Emmmm... mas, boleh ngerokok
bahkan tak menghargainya. Setiap kali ibunya menelpon nggak sih?” (00.03.42)
dan ayahnya mengirim surat karena merasa rindu kepada “Boleh, Mbak.” (00.03.44)
Dewi tak pernah dihiraukannya. Hingga pada akhirnya Tahap Bermain, pada tahap ini juga bisa disebut
saat Dewi mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dengan tahap sandiwara, tahap ini muncul ketika
dunia. Perilaku mengubah kepribadian Dewi, dirinya kebiasaan dan perilaku Dewi mulai sedikit berkurang
merasa mampu menghidupi dirinya dan kedua orang karena saat di rumah ibunya selalu menyuruh Dewi
tuanya dari hasil kerja kerasnya. Itulah yang membuat berperilaku seperti yang ibunya inginkan sehingga mau
Dewi acuh tak acuh kepada kedua orang tuanya, bahkan tak mau Dewi harus patuh dan menghormati ibunya.
ketika orang tuanya bicara Dewi tak menghiraukan dan Ibunya selalu menyuruh Dewi untuk melakukan sesuatu
bahkan membantah ibunya. yang sebenarnya bertentangan dengan keinginannya.
Tahap Persiapan muncul ketika Dewi berinteraksi Interaksi antara Dewi dan ibunya memunculkan simbol
dengan teman-temannya di Jakarta. Pergaulannya sandal yang merupakan salah satu bentuk perintah ibunya
semakin berubah ketika Dewi bekerja di Jakarta seperti untuk memakai sandal, sedangkan saat itu Dewi memakai
merokok dan minum-minuman keras mengikuti sepatu di dalam rumah dengan alasan noda bekas sepatu
kebiasaan teman-temannya. Hidupnya di Jakarta hanya susah untuk dihilangkan. Namun Dewi sekalipun tidak
bekerja, bersenang-senang dengan teman-temannya dan mendengarkan perintah dari ibunya. Hal tersebut dapat
tak memperdulikan kedua orang tuanya bahkan dirinya terlihat seperti percakapan berikut.
tak pernah pulang ke rumah hanya sekadar bertemu ibu (DP/DR/BRM/32) “Dewi.... “(00.06.04)
dan ayahnya. Saat itu, Ibunya menelpon tak diangkat “Wonten napa, bu?” (00.06.05)
bahkan ayahnya mengirim surat tak pernah dibalas. Sikap “Copot sepatumu. Nganggo iku
dan perilaku Dewi muncul karena dirinya merasa mampu wae nang omah. Tolong ibu
menghidupi kedua orang tuanya dengan hasil kerja dolekno jarik kagem bapakmu.”
kerasnya selama di Jakarta. Konflik muncul ketika Dewi (00.06.25)
dan teman-temannya membicarakan masalahnya dengan “Buk...buk... Minggu bengi bibar
perjodohan. Perilaku Dewi dapat terlihat seperti gambar pitung dinane bapak, Dewi
berikut. langsung teng bandara nggeh,
(DP/DR/PRS/59) buk? Emm...mobilupun paklek
mboten diagem toh?”(00.06.37)
“Soal kuwi mengko wae. Lek
neng omah kuwi sepatune dicopot,
angel ngepele.”(00.06.45-
00.07.48)
Simbol jarik adalah simbol yang menjadi awal mula
ibunya menyuruh Dewi untuk mengikuti perkataannya.
Ibunya menyuruh Dewi untuk mengambilkan jarik
dengan tujuan ibunya mencari perhatian Dewi karena
sudah lama tak pernah pulang dan agar Dewi mengerti
Gambar 4.12 cerita dibalik jarik-jarik yang dimiliki ibunya. Jarik
Dewi dan teman-temannya berkumpul di kafe dan minum tersebut digunakan untuk memandikan jenazah ayah
minuman keras Dewi. Bukan hanya itu saja, simbol vokal menjadi salah
satu sikap yang dilakukan oleh ibunya melalui paklek
Pada tahap ini, Kebiasaan dan perilaku Dewi dengan Betet agar menyampaikan amanat kepada Dewi untuk
mengikuti teman-temannya di latar belakangi karena membeli kambing yang digunakan untuk syukuran
Dewi sudah sejak lama tinggal di Jakarta. Sehingga hal memperingati tiga hari setelah kematian ayahnya.
tersebut yang membuat mengubah pemikiran dan Menurut kepercayaan orang Jawa, kambing yang
perilaku dengan orang disekitarnya. Hal tersebut yang digunakan untuk syukuran dengan tujuan agar almarhum
sebab Dewi tak pernah memerdulikan kedua orang mendapat kemudahan saat diakhirat nantinya. Segala
tuanya, bahkan hampir tak pernah pulang. Dewi amal dan perbuatannya diterima di sisi-Nya. Hal tersebut
menganggap bahwa uanglah yang dapat mencukupi seperti percakapan berikut.
kehidupan kedua orang tuanya. Kebiasaan merokok Dewi (DP/DR/BRM/25) “Nduk...” (00.09.40)
juga tak dapat dihentikan, saat perjalanan ke rumah, “Nggeh, Paklek.” (00.09.41)
Dewi juga sempat merokok.. Hal tersebut dapat “Ibumu iki jalok tuku wedus loh,
dibuktikan dalam percakapan berikut. nduk.” (00.09.45)
“Ndamel napa toh?” (00.09.46)
(DP/DR/PRS/61) “Halo...hai...iya sayang? Iya nggak “Yo gawe telung dinane bapakmu
papa kok lagian aku udah di sok emben. Kowe iki lak ngerti
jalankan? Iya...iya... yaudah kalo dewe loh, wi endikane Rama.
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

Supaya bapakmu iki padang dalane. oleh keadaan sekitarnya. Dewi meniru kebiasaan teman-
“(00.09.58) temannya di Jakarta dengan minum-minuman keras dan
Tahap Permainan pada tahap ini, Dewi mulai merokok. Hal tersebut dilakukan oleh Dewi karena
menuruti perkataan ibunya dan tidak lagi membantah dirinya sudah lama tinggal dan menetap di Jakarta.
perkataan ibunya. Berawal dari simbol surat yang Bahkan semenjak bekerja dan tinggal di Jakarta, Dewi
diberikan oleh pamannya kepada Dewi. Surat tersebut tak pernah pulang hanya sekadar menjenguk ayahnya
adalah sebuah amanat yang dititipkan oleh ayahnya yang sakit. Menganggap dirinya mampu menghidupi
melalui Paklek Betet. Setiap bulan ayahnya selalu kedua orang tua dengan jerih payahnya dan berbuat
mengirim surat kepada Dewi, namun saat itu takdir semena-mena. Perilaku Dewi berubah semenjak
berkata lain ayahnya meninggal sebelum memberikan menerima surat dari ayahnya yang dititipkan pada Paklek
surat itu kepada Dewi. Surat tersebut mampu Betet. Dewi sadar akan sikapnya selama ini salah karena
menyadarkan Dewi untuk bagaimana bersikap, tidak pernah menghiraukan ayah dan ibunya. sehingga
berperilaku dan sabar terhadap ibunya karena setelah sikap dan perilaku Dwei berubah dengan mulai menuruti
membaca surat dari ayahnya Dewi menangis dengan segala permintaan dan menghormati ibunya
kepala tertunduk sebagai bentuk penyeselan atas
perbuatannya selama ini. Perilaku Dewi dapat terlihat Konsep Diri I dan Me Tokoh Dewi Dalam Film
seperti percakapan berikut. Pendek Dewi Goes Home (Dewi Pulang) karya Candra
(DP/DR/PRM/58) “Ibumu iki ora ana maksud ala Aditya
loh, Wi. Yo kowe iki sakjane
Pada film pendek berjudul Dewi Goes Home (Dewi
kudu iso ngerteni dheweke. Wong
Pulang) karya Candra Aditya terjadi diri sebagai I pada
yo ibumu iki wes sepuh.”
tokoh utama yaitu Dewi. Tokoh Dewi berada pada posisi
(00.13.07)
I ketika berinteraksi dengan ibunya. Dewi sering tidak
“Coba lek kowe wes balik ning
menghiraukan perkataan ibunya hanya didengar dan tidak
Jakarta. Ibumu lak dewean toh?
dilakukan. Bahkan Dewi juga sering membantah dan
Kowe ini pernahe anak, kudune
memprotes yang ibunya katakan. Perilaku dan sikap
luweh sabar. Rausah melu-melu
Dewi mulai memperlihatkan egonya dengan membantah,
emosi. Diiyoni wae, supaya ibumu
tidak mendengarkan perkataan ibunya. Dewi merasa
ora kakean pikiran.” (00.13.35)
dirinya sudah mampu menghidupi ibu dan ayahnya dari
“Bapakmu iki nulis layang kanggo
hasil kerja kerasnya selama di Jakarta. Faktor itulah yang
kowe. Rencanane iki dikirim
membuat Dewi tidak lagi menghormati ibunya dan
minggu wingi ning yo bapakmu
bersikap sesuai ekmampuannya tanpa ingin diatur sekali
iki wes keburu.” (00.14.03)
pun. Simbol jarik adalah bukti dari sikap dan perilaku
Simbol parutan adalah simbol yang melatarbelakangi
Dewi yang menentang perkataan ibunya. Hal tersebut
sikap dan perilaku Dewi berubah kepada ibunya. Simbol
dapat dilihat dalam percakapan berikut.
tersebut sebagai bentuk Dewi untuk membantu ibunya
(DP/DR/IM/26) “Soal kuwi mengko wae. Lek neng
memasak untuk memperingati tiga hari setelah kematian
omah kuwi sepatune dicopot, angel
ayahnya an saat itu Dewi mulai membicarakan masalah
ngepele. Coba jupukne jarik sing
memperingati 40 hari setelah kematian ayahnya. Dewi
ana ning lemari nduwur. Duduk sing
sudah mulai menuruti perkataan ibunya dengan tetap
kuwi, nduk. Eh, duduk sing iki. Iki
balik ke Jakarta mengurus pekerjaan yang ditinggalkan
saka Rama menggo aku. Nduk, apa
dan dirinya juga berjanji untuk pulang ke rumah sebelum
kowe lali karo jarik sing wektu iku
acara memperingati 40 hari setelah kematian ayahnya.
wes tak wanti-wanti kudu dijaga?
Mulai luluh ketika pamannya memberikan surat. Hal
Kowe iki piye toh! Kok ora ngerti-
tersebut dapat terlihat seperti percakapan berikut.
ngerti. Lah iki jarik sing tak
(DP/DR/PRM/60) “Bu, fotone bapak kagem telung
karepke.”(00.06.45-00.07.48)
dinan sesok ngagem sing wonten
“Lah nek ibu sampun pirso, ning
Borobudor mawon, nggeh bu.
ngopo njaluk tulung Dewi sing
Mangke, Dewi jaluk tulung paklek
jukuke?” (00.07.55)
cetakake kaleh tumbas pigorane.”
“Dewi...paklek betet ditimbali wes
(00.16.14)
kudu siap nyirami bapak.”
“Dewi mboten janji, nggeh buk.
(00.08.03)
Nek Dewi saget tinggal teng mriki
“Dewi...sandalmu ning endi?”
ngantos petang puluh dinane
(00.08.09)
bapak. Nanging Dewi saget
Simbol vokal juga menjadi bukti perilaku dan sikap
mastikaken buk, nek Dewi pasti
Dewi yang menentang perintah ibunya untuk tetap
wangsul sak derenge acara petang
tinggal di rumah setelah memperingati empat puluh hari
puluh dinane bapak.”(00.16.15-
kematian ayahnya. Dari awal Dewi sudah mengatakan
00.16.47)
kepada ibunya bahwa dirinya tidak bisa tinggal sampai
Berdasarkan tahap-tahap menemukan jati diri
selesai memperingati 40 hari kematian ayahnya karena
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh Dewi
pekerjaan penting yang tidak bisa ditinggal. Sehingga
memiliki sikap dan perilaku yang mudah terpengaruh

13
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

Dewi kesal dan marah kepada ibunya. Dewi masih kematian ayahnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam
menjujung posisi dirinya dalam setiap interaksi dengan percakapan berikut.
ego, harga diri dan citra diri yang ingin diperlihatkan (DP/DR/IM/63) “Bu, fotone bapak kagem telung dinane
kepada ibunya yang lebih mementingkan pekerjaannya sesok ngagem sing wonteng
dan memilih secepatnya kembali ke Jakarta. Hal tersebut Borobudor mawon, nggeh bu.
dapat terlihat seperti percakapan berikut. Mangke, Dewi jaluk tulung paklek
(DP/DR/IM/53) “Bu, kenapa toh, bu. Ibu sanjang cetakake kaleh tumbas pigorane.”
kale paklek lan wong-wong liyane (00.16.14)
nek Dewi bakalan tinggal teng mriki Berdasarkan tahap-tahap diri tersebut, maka dapat
tekan petang puluh dinane disimpulkan bahwa pada tokoh utama, Dewi terjadi
bapak?”(00.11.25) perubahan dari tahap diri sebagai I menuju diri sebagai
“Nduk, apa kowe ora mesakne Me. Hal tersebut terlihat ketika tokoh Dewi masih
bapakmu mengko?” (00.11.30) menjujung ego, harga diri dan citra dirinya ketika
“Bapak iki sampun mboten wonten berinteraksi dengan ibunya. Dewi menghiraukan
loh, buk? Apa maleh pun sampun perkataan ibunya, membantahnya. Dewi bertingkah laku
dimesakake.” (00.11.37) demikian karena merasa dirinya mampu menjadi wanita
“Bapakmu kuwi jek nang omah karir yang sukses dan membiayai segala kebutuhan
nganti petang putuh dinane, nduk. keluarganya. Melihat perilaku dan sikap Dewi demikian,
Apa kuwi tegel ninggalno bapakmu ibunya tak bisa berbuat apapun karena merasa selama ini
maneh? Kok kowe ora ngerti-ngerti Dewi lah yang membantu perekonomian keluarga dan tak
toh.” (00.11.48) mampu menasehatinya lagi. Namun, pada tahap Me
“Ibu nate bu, sepisan mawon Singgih sudah dapat memposisikan dirinya bagaimana
ngertekake pentinge kerja ane berperilaku dan bersikap kepada ibunya. pada tahap ini
Dewi? Keping pinten toh buk, Dewi terlihat Dewi sudah dapat mengendalikan ego, harga diri
kudu matur nek Dewi mboten saget dan citra dirinya sebagai seorang anak sebagaimana
tinggal ning kene kanti petang puluh mestinya yang harus menghormati, mendengarkan
dinane bapak.” (00.11.59) perkataan dan sabar dalam menghadapinya.
“Lah wong Dewi mboten tau protes
wektu ibu sanjang tumbasake Masyarakat (society)
menda lah, tumbasake napa lah Munculnya Simpati Pada Tokoh-Tokoh dalam Film
kagem tiga dinane bapak miturut Pendek Grieving Dreams (Anak Lanang) Karya
Rama.” (00.12.09)
Minggar Panji A.
“Nanging sak kedik mawon, buk.
Dewi tulung ngertiake Dewi.” Simpati adalah sebuah kata ambigu, sebuah kata yang
(00.12.16) sulit untuk dinterpretasikan. Simpati hadir, dalam
“Kowe iki sakjane sayang apa ora manusia dengan membangkitkan di dalam diri sendiri
karo bapakmu?” (00.12.24) sikap seorang individu yang dibantu oleh seseorang,
“Pun ngeten mawon lah, buk. Dewi pengambilan sikap orang lain saat seseorang membantu
gawe gampang, sesok Dewi balik orang lain tersebut (Mead, 1934: 298-299)
ning Jakarta toh sing Dewi lakukake Simpati muncul pada tokoh Ratih ketika dirinya
tetep salah toh miturut ibu.” melihat Singgih yang memunyai keinginan untuk menari
(00.12.38) Remo disalah satu pagelaran seni tari. Namun keinginan
Setelah Dewi menerima surat dari ayahnya yang tersebut terhalang oleh ayah yang melarang Singgih
dititipkan kepada Paklek Betet sebelum meninggal untuk menari. Hal tersebut dilakukan oleh ayahnya
karena belum sempat dikirimkan. Dewi menangis ketika karena tak ingin melihat anaknya bertingkah laku seperti
membaca isi surat tersebut, kepalanya tertunduk seorang perempuan. Ratih menemui Singgih saat mencari
menunjukkan ada penyesalan yang mendalam pada rumput untuk makan sapi ternaknya dengan tujuan
dirinya akan perilaku dan sikapnya selama ini kepada memberikan kostum tari secara diam-diam tanpa
kedua orang tuanya terutama terhadap ibunya. Sehingga sepengetahuan dari ayah Singgih. Simpati muncul
memunculkan simbol parutan merupakan tahap Me yang melalui simbol kostum tari dan memegang tangan ketika
dilakukan oleh Dewi. Pada interaksi tersebut Dewi sudah Ratih berinteraksi dengan Singgih. Simpati muncul
mulai menurunkan egonya, harga diri dan citra dirinya melalui simbol kostum tari yang diberikan Ratih kepada
sebagai seorang wanita karir yang menjadi tulang Singgih dengan tujuan agar tetap mengikuti pagelaran
punggung keluarga. Karena pekerjaan itulah yang seni tari.
membuat Dewi seakan lupa pada posisinya sebagai anak (AL/MS/SIM/22) “Nggih... “(00.06.11)
yag layaknya menghormati dan patuh kepada orang “Iki opo Tih?” (00.06.26)
tuanya. Dewi menghampiri ibunya saat berada di dapur “Iku titipan Lek Warni, Nggih!
dan membantunya memarut kelapa. Dewi mengatakan Engkok bengi yo, Nggih.
bahwa dirinya akan tetapu pulang ke Jakarta dan berjanji (00.06.28-00.06.41)
akan pulang sebelum acara memperingati 40 hari setelah Ratih melihat ayah menarik tangan Singgih dengan
tujuan agar segera pergi dari sanggar saat Singgih sedang
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

berlatih tari Remo. Menarik tangan sebagai bentuk upaya “Enggeh, bu.” (00.01.55-
ayah melarang Singgih untuk menari Tari Remo dan 00.01.56)
Singgih tak dapat berbuat apapun selain mengikuti Percakapan antara pemuda dan Lek Warni di atas
perintah ayahnya. Tampak wajah Singgih yang ketakutan dapat menjadi bentuk bukti penilaian masyarakat yang
melihat ayahnya menghampiri dirinya di Sanggar. menganggap Singgih berperilaku seperti seorang anak
Sehingga memunculkan sifat simpati Ratih kepada perempuan yang memiliki kegemaran menari. Hal
Singgih karena dirinya mengetahui adanya keinginan tersebut dilakukan oleh Singgih sebagai bentuk rasa rindu
yang kuat pada diri Singgih untuk menjadi seorang kepada ibunya dan dirinya ingin mewujudkan keinginan
penari. Tokoh Ratih memerlihatkan simpatinya melalui ibunya untuk menjadikan anaknya sebagai penari yang
interaksinya menggunakan simbol kostum tari. Simpati hebat. Kemudian memunculkan sifat simpati tokoh Ratih
yang diperlihatkan Ratih saat itu mengarah pada dengan memberikan kostum kepada Singgih agar dirinya
pertolongan agar Singgih tetap dapat mengikuti tari dapat tampil dalam acara pagelaran tari Remo.
Remo dengan memberikan kostum tari secara diam-diam Dampak dari penilaian masyarakat terhadap Singgih
tanpa sepengetahuan dari ayah Singgih. Keinginan yang membuat ayahnya merasa malu. Sehingga setiap
Singgih yang kuat untuk menjadi seorang penari hebat kali Singgih berlatih menari tari Remo selalu
dan ingin membanggakan almarhum ibunya yang dilarangnya, akan tetapi Singgih masih saja berlatih
membuat simpati tersebut muncul dari diri Ratih. menari di sanggar bersama Ratih dan Lek warni. Bentuk
Simpati muncul saat Ratih berinteraksi dengan larangan ayah terlihat pada simbol menarik tangan,
Singgih di dekat kandang sapi. Ratih menemui Singgih merebut baju dan pukulan. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan alasan untuk memberikan kostum tari kepadanya, dalam percakapan berikut.
namun dengan cara membantu Singgih bekerja mencari (AL/MS/IM/42) “Aku iki isin dilokno karo wong-wong.
rumput agar ayahnya tak mengetahui maksud dari Opo maneh dilokno pakdhemu.
kedatangan Ratih. Kedekatan tokoh Ratih dan Singgih Kowe iki dadi wong lanang ojo
saat latihan bersama di Sanggar bersama Lek Warni yang menye-menye koyok arek wedok.
memerlihatkan hubungan kedekatan antara kedua tokoh Opo sing iso dibanggano teko koen.
tersebut. Kowe iku jalok opo karo bapak!
Heh jalok opo?” (00.11.42-
I and Me Pada Tokoh-Tokoh dalam Film Pendek 00.12.20)
Grieving Dreams (Anak Lanang) Karya Minggar Berdasarkan percakapan berikut dapat disimpulkan
Panji A. bahwa ayah merasa malu dengan stigma masyarakat yang
menganggap anaknya berperilaku seperti seorang anak
Menurut Mead, I and Me dalam masyarakat yaitu
perempuan. Singgih menjadi bahan pembicaraan
konsep kehadiran universal yang terdapat sekelompok
masyarakat karena perilakunya yang dianggap tidak
sikap kebaikan dan suka membantu yang di situ respons
sesuai yaitu memilki keinginan menjadi seorang penari
yang dibangkitkan seseorang pada orang lain dan pada
Remo yang hebat seperti keinginan almarhum ibunya.
dirinya sendiri adalah sikap yang sama. Seperti inilah
Ayah menginginkan Singgih berperilaku seperti anak
perpaduan dari “I” dan “Me” yang menyebabkan
laki-laki pada umumnya. Upaya-upaya yang dilakukan
pengalaman-pengalaman emosional yang intens. Semakin
ayah untuk menjadikan Singgih sebagai anak laki-laki
luas proses sosial yang terlibat, semakin besar rasa
yang sesungguhnya, namun tak dapat berjalan seperti
gembira, respons emosional yang dihasilkan
keinginannya sehingga setiap kali melihat anaknya,
(Mead,1934:274).
dirinya merasa emosi.
Terdapat beberapa interaksi antartokoh dalam film
Me mulai terlihat pada tokoh Singgih, ketika dirinya
pendek Grieving Dreams (Anak Lanang) Karya Minggar
dapat keluar dari masalah yang memberatkannya selama
Panji A. yang memperlihatkan I dan Me, salah satunya
ini yaitu ayah yang selalu melarang dan menghalanginya
yaitu interaksi antara tokoh Singgih dan Ayah. I terlihat
untuk menjadi seorang penari yang hebat seperti
ketika Singgih memposisikan dirinya sebagai korban
keinginan almarhum ibunya. Singgih memilih untuk
yang tidak dapat memenuhi keinginannya menjadi
memenuhi keinginannya dengan tetap pergi ke acara
seorang penari karena stigma dari masyarakat yang
pagelaran tari Remo meskipun ayah telah memukul
menganggap dirinya berperilaku seperti seorang anak
kakinya hingga terluka. Namun, keinginan yang kuat
perempuan dan larangan ayahnya. Hal tersebut terlihat
mampu membangkitkan semangat Singgih untuk tetap
melalui simbol menarik tangan pada percakapan antara
tampil di acara tersebut. Hal ini membuktikan bahwa
pemuda dengan Lek Warni sewaktu Ayah memaksa
Singgih telah berada pada konsep Me dalam society yang
Singgih untuk segera meninggalkan sanggar.
utuh karena telah mampu menerima dirinya sendiri dan
(AL/MS/IM/27) “Ancene wong edan! Yowes
mengekpresikannya dengan tindakan. Berawal dari sikap
ngunu ibu’e wes mati anak’e yo
simbol baju yang diberikan Ratih kepada Singgih
ngunu koyok arek wedok.”
membuat tekadnya menjadi bulat. Sehingga Singgih
(00.01.44-00.01.50)
berhasil keluar dari cangkang yang dibuat oleh
“Hushhh....ojo rasan-rasan, kualat
masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat
loh yo sampeyan.” (00.01.51-
terlihat ketika Singgih secara diam-diam mengambil baju
00.01.54)
dari lemari ayah dan memilih pergi ke acar pagelaran tari

15
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

Remo dengan memikirkan segala resiko yang akan Namun kejutan tersebut berantakan karena tak sengaja
diterimanya. John menjatuhkan isi tabung tersebut ke dalam mangkuk
Interaksi antartokoh dalam film pendek Grieving sayuran.
Dreams (Anak Lanang) dapat memberikan pengaruh Pada film pendek Grieving Dreams (Anak Lanang),
yang besar pada tokoh Singgih untuk menjadi dirinya muncul sifat simpati Babeh kepada John dengan
sendiri dengan tetap memenuhi keinginannya dan memberinya kesempatan sunat jika John sudah siap
keinginan almarhum ibunya menjadi seorang penari yang melakukannya. Simpati yang terlihat dari tokoh Babeh
hebat. Perilaku dan tindakan Singgih membuktikan memperlihatkan hubungan kedekatan antar tokoh dalam
bahwa penilaian masyarakat dianggap sebagai bentuk film pendek ini. Simpati dalam diri Babeh muncul karena
penindasan secara tidak langsung karena menganggap rasa manusiawi ketika mendengar sejak kecil John tidak
dirinya berperilaku seperti anak perempuan tanpa memiliki keluarga dan tinggal di panti asuhan dan
mengetahui alasan dibaliknya. Sehingga dari pernilaian semenjak bertemu Halimah dan keluarganya John merasa
masyarakat tersebut, ayah merasa malu dan membatasi senang karena seperti merasakan memiliki keluarga yang
keinginan Singgih untuk menjadi seorang penari yang seutuhnya.
hebat.
I and Me Pada Tokoh-Tokoh dalam Film Pendek
Pengaruh Simpati Pada Tokoh-Tokoh dalam Film Kuncup Karya M. Mydral Muda
Pendek Kuncup Karya M. Mydral Muda Menurut Mead, I and Me dalam masyarakat yaitu
Simpati adalah sebuah kata ambigu, sebuah kata yang konsep kehadiran universal yang terdapat sekelompok
sulit untuk dinterpretasikan. Simpati hadir, dalam sikap kebaikan dan suka membantu yang di situ respons
manusia dengan membangkitkan di dalam diri sendiri yang dibangkitkan seseorang pada orang lain dan pada
sikap seorang individu yang dibantu oleh seseorang, dirinya sendiri adalah sikap yang sama. Seperti inilaih
pengambilan sikap orang lain saat seseorang membantu perpaduan dari “I” dan “Me” yang menyebabkan
orang lain tersebut (Mead, 1934: 298-299) pengalaman-pengalaman emosional yang intens. Semakin
Simpati muncul ketika Babeh mendengar percakapan luas proses sosial yang terlibat, semakin besar rasa
antara John dan Ucok saat keduanya sedang makan di gembira, respons emosional yang dihasilkan.
Kantin. Percakapan keduanya tersebut membahas (Mead,1934:274).
mengenai alasan John yang memilih Halimah sebagai Terdapat beberapa interaksi antartokoh dalam film
pendamping hidupnya dengan segala syarat dari yang pendek Kuncup Karya M. Mydral Muda yang
harus diterimanya salah satunya adalah sunat. John memperlihatkan I dan Me, salah satunya yaitu interaksi
menjawab alasannya memilih Halimah karena semenjak antara tokoh John dan Babeh. I terlihat pada tokoh John
bertemu Halimah dan keluarganya dirinya seperti yaitu masih memerlihatkan harga dirinya yang tinggi
memiliki keluarga yang seutuhnya. John sejak kecil tidak dengan tidak menerima begitu saja syarat khitan dari
memunyai keluarga dan tinggal di Panti asuhan. Babeh sebelum menikah dengan Halimah. John
Mendengar alasan John memilih Halimah sebagai mempertanyakan alasan mengapa dirinya harus disunat.
pendamping hidupnya memunculkan simpati Babeh John menganggap Allah sudah menciptakan manusia
sehimgga memutuskan memberi kesempatan John untuk dengan begitu sempurna dan tidak ada lagi yang perlu
menunda proses sunat hingga dirinya siap dan sambil diubah. Awalnya John mengelak pertanyaan babeh
membicarakan acara penikahan. Hal tersebut dapat dengan pura-pura tidak mengetahui istilah sunat ketika
terlihat dalam percakapan berikut. ditanya bahwa dirinya sudah sunat atau belum. Hal
(KC/MS/SIM/46) “Jadi begitu John, Halimah kan tersebut dapat terlihat dalam percakapan berikut.
anak babe satu-satunya nih ya. (KC/MS/IM/64) “Lama amat itu kopi, bobor apa? John,
Jadi kagak sembarangan cari lu udah disunat belom?” (00.00.57)
pasangan.” (00.18.01) “Sunat itu apa ya, beh?” (00.01.11)
“Terus...terus gimana,bang?” “Buset, Halimah apa gue kata kan
(00.18.03) ye. Sunat kagak ngerti.” (00.01.18)
“Terus masalah sunat babeh kagak “Ya jelasin lah, beh?” (00.01.23)
maksain, John. Kapan aje lu siap. “Kenapa lu nggak jelasin. Masak
Jadi sambil kita ngerencanain kudu gue jelasin lagi sih!”(00.01.32)
kapan lu nikah berdua”. (00.18.15) “Ya, nggak papa.” (00.01.33)
“Yah, kebenarannya beh....” “John, sunat itu burung dipotong.
(00.18.27) Ngerti kagak lu?” (00.01.41)
“John, jangan.”(00.18.30) “Oh burung. Iya...iya.. kalo cuman
Namun berbagai cara dilakukan John untuk burung doang kasih tau aja jenis
memenuhi persyaratan dari Babeh Halimah. Sehingga burungnya. Saya cari ke warung.”
dirinya memutuskan untuk sunat sebagai bentuk (00.01.47)
keseriusannya untuk menikahi Halimah. Saat itu John “Nih gimane sih, Halimah? Masak
juga berniat untuk memberi kejutan kepada Babeh bahwa kudu gue jelasin juga sih.”
dirinya sudah berhasil memenuhi syarat yang diberikan (00.01.51)
dengan membawa sebuah tabung kecil yang berisi kulit.
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

“Bang, maksudnya babeh tuh hingga dirinya memukul meja untuk menggertak John
burungnya abang.” (00.01.55) dan mengatakan “Lu mau kagak kawin ama anak gue”.
“ Oh, kalau Halimah tau saya nggak Setelah mendengar perkataan tersebut, John kemudian
pelihara burung.” (00.02.01) menanyakan proses sunat dan langsung dijelaskan oleh
“Tuh, Halimah. Gue kata juga apa?” Babeh melalui perantara pisang. Terlihat ekspresi John
(00.02.02) ketika melihat Babeh menjelaskan proses sunat melalui
“Circumcision, John.” (00.02.05) simbol pisang. Hal tersebut terlihat pada gambar berikut.
“Yeah. I Know. Emm... kenapa (KC/MS/IM/65)
harus disunat, beh?” (00.02.13) Gambar 4.14
Berdasarkan percakapan tersebut dapat disimpulkan Ekspresi John ketika melihat Babeh menjelaskan
bahwa John berpura-pura tidak mengetahui proses sunat proses sunat melalui perantara pisang.
saat ditanya oleh Babeh. Terlihat ketika Babeh Me mulai terlihat pada tokoh John, ketika dirinya
menjelaskan secara garis besar bahwa sunat itu burung mulai bisa membaur dengan masyarakat dan menerima
yang dipotong. Namun John malah merespon dengan segala aturan yang ada. Hal tersebut dilakukan oleh John
burung yang dimaksud adalah burung peliharaan. Padahal karena ingin menikahi Halimah. Sikap dan perilaku John
yang dimaksud Babeh burung itu adalah penis. Hal dapat berubah karena dorongan dari sahabatnya Ucok
tersebut dilakukan oleh John dengan pura-pura tidak yang mengatakan bahwa di Indonesia menikah bukan
mengetahui istilah sunat karena dirinya merasa tidak siap hanya menyatukan dua insan, namun menyatukan dua
untuk melakukan proses sunat sebagai syarat untuk keluarga sekaligus. Sehingga John mulai menyesuaikan
menikahi Halimah. dirinya dengan segala aturan di masyarakat dan dirinya
Hingga akhirnya John bertanya kepada Babeh proses
sunat dan langsung dijelaskan oleh Babeh lewat perantara
pisang. Alasan John menentang syarat yang diberikan
Babeh kepadanya karena dirinya tidak siap untuk
melakukan proses sunat. Adapun bentuk protes John
dengan syarat yang diberikan oleh Babeh sebelum
menikahi. John mengatakan bahwa banyak sekali syarat
yang harus dipenuhinya, padahal hanya untuk menikah
saja. Hal tersebut terlihat pada percakapan berikut.
(KC/MS/IM/08) “Lu kudu disunat biar sih, biar sehat,
biar burung lu cakep. Cuman
kuncupnya doang yang dibuang.”
(00.02.28) melakukan proses sunat di salon Young Lew sebagai
“Tapi kan, Tuhan ciptain kita emang syarat sebelum menikahi Halimah.
begini sempurna. Kenapa harus John menunjukkan ke Babeh bahwa dirinya sudah
diubah lagi?” (00.02.32) berhasil memenuhi syarat sunat sebelum menikahi
“Lah itu . John. Emang dari sononya Halimah dengan membawa sebuah tabung yang berisi
juga udah begitu. Tapi syariatnya ujung kulit saat diundang makan malam di rumah
kudu begitu emang”. (00.02.37) Halimah. Namun isi dari tabung tersebut tumpah ke
“Tapi, beh? Inikan cuman sekali doang makanan dan acara makan malam menjadi berantakan.
dipotong. Jangan-jangan dua kali John telah berada pada Me dalam konsep Society yang
dipotong, tiga kali dipotong. Banyak utuh karena mampu menerima dirinya sendiri dan
banget aturannya.” (00.02.45) mengekspresikan tindakannya tersebut. Sehingga John
“Lu mau kagak kawin ama anak gue.” berhasil menyesuaikan dirinya dengan aturan-aturan yang
(00.02.49) ada di masyarakat. hal tersebut dilakukan oleh John
“Emang proses sunat itu gimana, beh?” dengan tujuan untuk menikahi Halimah, tekad bulatnya
(00.02.54) yang membuat dirinya berhasil memenuhi syarat yang
“Sunat pakek ditanyain. Nih, contohnya diberikan oleh Babeh meskipun awalnya dirinya sempat
pisang nih lu anggep ya? Nih... lu liat menentangnya. Hal tersebut terlihat pada gambar berikut.
nih plototin. Tuh...kuncupnya nih! (KC/MS/IM/62)
Tuh...kagak ngerti lu nih? Kan bagus
nih bentuknya, cakep nih?” (00.03.19)
Berdasarkan percakapan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa John merasa keberatan dengan syarat yang
diberikan oleh Babeh yaitu melakukan sunat terlebih
dahulu sebelum menikahi Halimah. Ego John yang tinggi
terlihat ketika John mengatakan bahwa banyak syarat-
syarat yang harus dipenuhi John sebelum menikah, John
menganggap bahwa Allah sudah menciptakan manusia
dengan begitu sempurna tanpa harus diubah lagi. Hingga
akhirnya Babeh merasa kesal dengan perkataan John,

17
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

Gambar 4.15 Pada film pendek ini, terdapat pengaruh religius yang
John menunjukkan tabung berisi ujung kulit kepada muncul dari tokoh ibu-ibu dan bapak-bapak. Terlihat
Babeh ketika mendengar bahwa Pak Susilo meninggal dunia,
para tetangga mendatangi rumah dengan tujuan untuk
Interaksi antartokoh dalam film pendek Kuncup dapat pergi melayat dan mendoakan agar segala urusan selama
memberikan pengaruh perubahan ego yang tinggi diri di dunia dan di akhirat dipermudah dengan membacakan
John yang awalnya menentang syarat yang diberikan yasin. Hal tersebut dilakukan oleh tetangga Pak Susilo
Babeh sebelum menikahi Halimah. Sehingga akhirnya sebagai bentuk rasa bela sungkawa, toleransi dan rasa
John mengambil sikap dan tindakan yang sebelumnya kemanusian yang tinggi dengan sesama umat islam atas
dididapatkan melalui pengalaman. John dapat berbaur musibah yang dialami keluarganya dan dengan
dengan masyarakat dan mulai menerima segala aturan memberikan beras, gula maupun uang.
yang ada dimasyarakat. Ucok mengatakan bahwa di
Indonesia pernikahan bukan hanya menyatukan dua I and Me Pada Tokoh-Tokoh dalam Film Pendek
insan, tetapi menyatukan keluarga sekaligus. John Dewi Goes Home (Dewi Pulang) Karya Candra Aditya
memilih untuk melakukan proses sunat dengan tujuan Menurut Mead, I and Me dalam masyarakat yaitu
agar dapat menikah dengan Halimah, karena semenjak konsep kehadiran universal yang terdapat sekelompok
bertemu dengan keluarga Halimah, John seperti memiliki sikap kebaikan dan suka membantu yang di situ respons
keluarga yang seutuhnya. yang dibangkitkan seseorang pada orang lain dan pada
dirinya sendiri adalah sikap yang sama. Seperti inilah
Pengaruh Religius Pada Tokoh-Tokoh dalam Film perpaduan dari “I” dan “Me” yang menyebabkan
Pendek Dewi Goes Home (Dewi Pulang) Karya pengalaman-pengalaman emosional yang intens. Semakin
Candra Aditya luas proses sosial yang terlibat, semakin besar rasa
Sistem kepercayaan memiliki sebuah nilai misterius gembira, respons emosional yang dihasilkan.
yang melekat kepadanya yang tidak dapat kita (Mead,1934:274)
rasionalnya seluruhnya, maka dari itu kita menjaganya Terdapat beberapa interaksi antartokoh dalam film
dalam bentuk yang selalu dimilikinya sejak dahulu, juga pendek Dewi Goes Home (Dewi Pulang) Karya Candra
di dalam keadaan sosialnya. Agama telah berupaya Aditya yang memperlihatkan I dan Me, salah satunya
menyampaikan dirinya sebagai sbeuah sistem yaitu interaksi antara tokoh Dewi dan Ibu. I terlihat
kepercayaan dengan segala sifat, keyakinan, dan ketika Dewi merasa tak nyaman dengan aturan saat
dogmanya sehingga agama tidak diberikan secara dirinya berada di rumah karena harus mengikuti norma
langsung sebagai sarana komunikasi. (Mead, 1934: 296) dan etika masyarakat. Dewi menganggap aturan dan
Pada film pendek Dewi Goes Home (Dewi Pulang) norma mengekang dirinya untuk melakukan tindakan
terlihat pengaruh religius muncul saat kematian Bapak apapun. Norma dan etika dalam masyarakat dapat dilihat
Susilo yaitu ayah Dewi. Tetangga datang ke rumah berdasarkan sikap ibunya kepada Dewi saat berada di
dengan tujuan untuk melayat sebagai bentuk rasa rumah. Melalui simbol sandal dan jarik terlihat aturan-
belasungkawa atas musibah yang dialami oleh keluarga aturan yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh Dewi,
Dewi dan mereka membawa beras, gula maupun uang. meskipun Dewi tak menghiraukan perkataan dari ibunya.
Selain itu, mereka yang datang ke Rumah Pak susilo juga I terlihat ketika Dewi menentang perkataan ibunya
mendoakan dan membacakan surat yasin untuk yang memintanya untuk tetap tinggal di rumah selama
almarhum dengan tujuan dimudahkan segala urusannya peringatan 40 hari kematian ayahnya. Namun Dewi sejak
di dunia dan di akhirat. Para tetangga yang melayat awal sudah mengatakan bahwa dirinya tak bisa tinggal
sebagai bentuk pengaruh masyarakat yang menyadarkan lama di rumah karena urusan pekerjaan. Dewi merasa
pentingnya rasa kemanusiaan, bela sungkawa atas kesal dengan sikap ibu yang mengatakan pada tetangga
musibah yang dialami bagi keluarga yang ditinggalkan dan pamannya bahwa dirinya akan tinggal di rumah
(meninggal dunia). Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan selama peringatan 40 hari setelah kematian ayahnya.
gambar berikut. Sehingga Dewi datang ke kamar ibu dengan sikap
(DP/MS/RLG/29) emosinya dan tetap mengatakan bahwa dirinya akan
segera kembali ke Jakarta. Ibu juga memunyai alasan
tertentu untuk melarang Dewi kembali ke Jakarta.
Menurut mayoritas orang Jawa, arwah orang yang
meninggal akan tetap tinggal di rumah selama 40 hari dan
ibu mempercayai adat isitiadat tersebut yang dapat
dibuktikan dalam percakapan berikut.
(DP/MS/IM/66) “Bu, kenapa toh, bu. Ibu sanjang kale
paklek lan wong-wong liyane nek
Dewi
bakalan tinggal teng mriki tekan
Gambar 4.16 petang puluh dinane bapak?”
Ibu-ibu melayat membacakan yasin saat di rumah Pak (00.11.25)
susilo
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

“Nduk, apa kowe ora mesakne Tokoh Dewi telah berada pada Me dalam konsep
bapakmu mengko?” (00.11.30) society yang utuh karena pada akhirnya dirinya mampu
“Bapak iki sampun mboten wonten menyesuaikan diri dengan mengikuti aturan dan etika
loh, buk? Apa maleh pun sampun masyarakat. Tindakan tersebut diekspresikan Dewi ketika
dimesakake.” (00.11.37) berinteraksi dengan ibunya saat di dapur. Dewi merasa
“Bapakmu kuwi jek nang omah bahwa sikapnya selama ini salah dan ingin memperbaiki
nganti petang putuh dinane, nduk. dengan mengikuti perkataan ibunya yaitu hadir sebelum
Apa kuwi tegel ninggalno bapakmu acara peringatan 40 hari setelah ayahnya meninggal.
maneh? Kok kowe ora ngerti-ngerti Perilaku Dewi dapat berubah karena interaksi dengan
toh.” (00.11.48) Paklek Betet yang memberikan surat terakhir dari
“Ibu nate bu, sepisan mawon almarhum ayahnya sebelum meninggal dunia. Hal
ngertekake pentinge kerjaane Dewi? tersebut memperlihatkan bahwa interaksi Dewi dengan
Keping pinten toh buk, Dewi kudu Paklek Betet membawa pengaruh yang besar pada
matur nek Dewi mboten saget perkembangan sikap dan perilaku Dewi. Tokoh Dewi
tinggal ning kene kanti petang puluh memelajari dan mengambil sikap dan tindakan yang
dinane bapak.” (00.11.59) sebelumnya yang didapatkan melalui pengalaman
“Lah wong Dewi mboten tau protes interaksinya dengan tokoh lain dalam konsep I, yang
wektu ibu sanjang tumbasake kemudian membawa perubahan yang signifikan dari
menda lah, tumbasake napa lah tindakan yang dilakukan oleh Dewi.
kagem tiga dinane bapak miturut
Rama.” (00.12.09) PENUTUP
“Nanging sak kedik mawon, buk. Simpulan
Dewi tulung ngertiake Interaksi simbolik menekankan pada kajian
Dewi.”(00.12.16) interaksi antar individu dan realitas sosial yang diantarai
“Kowe iki sakjane sayang apa ora oleh penggunaan simbol-simbol, interpretasi atau dengan
karo bapakmu?” (00.12.24) masing-masing yang berusaha untuk saling memahami
“Pun ngeten mawon lah, buk. Dewi dari tindakannya. Berdasarkan penelitian terhadap film
gawe gampang, sesok Dewi balik pendek Indonesia Grieving Dreams (Anak Lanang) karya
ning Jakarta toh sing Dewi lakukake Minggar Panji A, Kuncup karya M. Mydral Muda, dan
tetep salah toh miturut ibu.” Dewi Goes Home (Dewi Pulang) karya Candra Aditya
(00.12.38) terjadi interaksi antar tokoh dalam film yang mencakup
Berdasarkan percakapan tersebut maka dapat tiga konsep interaksi simbolik George Herbert Mead
disimpulakan bahwa Dewi menentang aturan dan etika yaitu pikiran (mind), diri (self), dan masyarakat (society).
masyarakat dengan tidak menuruti perkataan ibunya dan Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, yakni
memilih untuk kembali ke Jakarta. Dewi merasa bahwa sebagai berikut.
aturan dan etika dalam masyarakat mengekang dirinya
untuk melakukan sesuatu uang tidak sesuai dengan 1. Pikiran (Mind)
keinginannya. Tokoh ibuk sebagai contoh bentuk aturan Pikiran dalam film pendek Indonesia Grieving
dan norma masyarakat secara tidak langsung melalui Dreams (Anak Lanang) karya Minggar Panji A, Kuncup
tindakan dan perilakunya kepada Dewi. karya M. Mydral Muda, dan Dewi Goes Home (Dewi
Me mulai terlihat pada tokoh Dewi ketika dirinya Pulang) karya Candra Aditya terdapat beberapa tahapan
mendapatkan surat dari ayahnya yang dititipkan kepada yaitu gestur, simbol, makna dan tindakan (implus,
Paklek Betet sehingga Dewi sadar akan perilaku dan presepsi, manipulasi dan konsumasi) setiap terjadi
tindakannya selama ini terhadap ibu. Sehingga pada interaksi antar tokoh. Dalam film pendek Indonesia
akhirnya Dewi luluh dan mengikuti keinginan ibunya berjudul Dreams (Anak Lanang) karya Minggar Panji A,
dengan mengatakan bahwa dirinya akan tetap kembali ke pikiran dapat ditemukan dalam interaksi tokoh utama
Jakarta dan berjanji akan pulang sebelum acara yaitu Singgih dengan tokoh-tokoh yang lainnya yaitu
peringatan 40 hari setelah kematian ayahnya. Hal tersebut Tarjo, Tomo, dan Ratih. Dari film pendek ini, pikiran
dapat terlihat dalam percakapan seperti berikut ditunjukan oleh tokoh-tokoh melalui 7 simbol yakni
(DP/MS/IM/67) “Bu, fotone bapak kagem telung dinane simbol clurit dan karung, menarik tangan, tepukan bahu,
sesok ngagem sing wonten Borobudor memegang tangan, kostum tari, merebut baju, dan
mawon, nggeh bu. Mangke, Dewi pukulan. Dalam film pendek berjudul Kuncup karya M.
jaluk tulung paklek cetakake kaleh Mydral Muda, pikiran dapat ditemukan dalam interaksi
tumbas pigorane.” (00.16.14) tokoh utama dengan tokoh-tokoh yang lain.ditunjukkan
“Dewi mboten janji, nggeh buk. Nek melalui 8 simbol yakni simbol pisang, tepukan bahu,
Dewi saget tinggal teng mriki ngantos kelapa ijo, bisikan, vokal, kertas, sarung dan segelas
petang puluh dinane bapak. Nanging jamu, dan ketukan meja. Film pendek Indonesia Dewi
Dewi saget mastikaken buk, nek Dewi Goes Home (Dewi Pulang) karya Candra Aditya,
pasti wangsul sak derenge acara ditemukan 8 simbol dalam interaksi tokoh utama dengan
petang puluh dinane bapak.” tokoh-tokoh yang lainnya yakni simbol tepukan bahu,
(00.16.15-00.16.47) sandal, jarik, vokal, surat dan parutan.

19
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

Tokoh utama dapat memposisikan me dalam diri dan


2. Diri (Self) masyarakat sehingga dapat mengembangkan konsep diri
Terdapat beberapa tahapan dalam konsep diri yaitu dan menemukan jati dirinya. Masyarakat dalam film
tahapan persiapan yaitu imitasi, tahapan bermain yaitu pendek Kuncup karya M. Mydral Muda memerlihatkan
bermain peran, dan tahapan permainan yaitu kondisi dan pola pikir masyarakat yang terbentuk dengan
perkembangan diri. Diri yang terdapat dalam film pendek adanya aturan dan norma dalam agama yang
Indonesia Grieving Dreams (Anak Lanang) karya mengharuskan seseorang untuk dipenuhi salah satunya
Minggar Panji A dimulai pada tahap persiapan ketika yaitu khitan dan hukum menyembelih hewan ternak.
Singgih berlatih menari dengan menirukan gerakan tari Simpati muncul dan ditunjukkan oleh antar tokoh dengan
remo bersama Ratih yang diperagakan oleh Lek Warni. tujuan memberi kesempatan tokoh utama melakukan
Tahap bermain dimulai saat Singgih sudah berkeinginan khitan sebagai syarat melakukan pernikahan. Selain itu
untuk menari di pagelaran seni tari, akan tetapi Singgih adanya konflik batin dan konflik antar individu yang
merasa takut dengan ayahnya. Singgih berlatih menari dapat membawa perubahan pada kehidupan tokoh utama.
secara diam-diam tanpa sepengetahuan dari ayahnya, Sehingga tokoh utama dapat memposisikan me dalam diri
seperti berlatih saat bekerja mencari rumput. Tahap dan masyarakat yang berhasil mengembangkan konsep
permainan, dimulai ketika Singgih berani menentang diri dan menemukan jati dirinya. Masyarakat dalam film
ayahnya untuk tetap memenuhi keinginannya yaitu Dewi Goes Home (Dewi Pulang) karya Candra Aditya
menari tari remo dengan mengambil kostum yang memelihatkan kondisi dan pola pikir masyarakat yang
diambil secara paksa dan pergi ke sanggar tanpa menilai ekonomi menjadi pemisah antara orang tua dan
sepengetahuan ayahnya. Diri dalam film pendek Kuncup anak. Sehingga dapat memecah belah keharmonisan
karya M. Mydral Muda dimulai pada tahap persiapan keluarga. Pengaruh religius muncul dan ditunjukkan oleh
ketika John mencari informasi mengenai proses sunat antar tokoh sebagai rasa bela sungkawa atas musibah
dengan mendatangi klinik sunat Hj. Romlah, melalui yang dialami tokoh utama dengan membacakan surat
internet mengenai proses sunat dengan membaca yasin untuk mendoakan almarhum. Selain itu, adanya
informasi dan melihat gambar-gambar proses sunat. konflik antar tokoh dalam film yaitu konflik batin dan
Tahap bermain, dimulai saat John mulai memberanikan antar individu yang dapat membawa perubahan pada
diri untuk melakukan proses sunat sebagai bentuk tokoh utama. Me dalam tokoh utama telah mampu
keseriusannya kepada Halimah. Tahap permainan, mengembangkan diri dan masyarakat sehingga berhasil
dimulai ketika John datang ke klinik sunat yang berada di mengembangkan konsep diri dan menemukan jati dirinya
Jalan Mohammad Kahfi dan melakukan proses sunat. berdasrkan pengalaman sosialnya.
John membawa tabung yang berisi kulit saat diundang
maka malam di rumah Halimah sebagai bukti bahwa Saran
John telah berhasil memenuhi syarat dari Babeh. Diri 1. Bagi peneliti sastra, penelitian yang berkaitan dengan
dalam film pendek Dewi Goes Home (Dewi Pulang) teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead
karya Candra Aditya, dimulai tahap persiapan yaitu hendaknya lebih dikembangkan. Sebab dengan
ketika Dewi mengikuti kebiasaan teman-temannya di mengkaji karya sastra menggunakan kajian interaksi
Jakarta dengan meminum minuman keras, berkumpul simbolik akan membantu meningkatkan bahwa betapa
bersama temannya hingga tak memperdulikan orang pentingnya simbol-simbol yang digunakan ketika
tuanya. Tahap berain dimulai ketika ibunya menyuruh
berinteraksi dengan antar individu untuk
Dewi untuk melakukan sesuatu seperti mengambil jarik,
membeli kambing untuk memperingan tiga hari setelah mempermudah proses komunikasi.
keatian ayahnya, memakai sandal saat di rumah. Tahap 2. Bagi pengajar, hendaknya pengajar mulai
permainan dimulai pada tokoh Dewi dengan mengikuti menunjukkan pentingnya kehadiran Teori Interaksi
perintah ibunya untuk datang sebelum acara syukuran Simbolik George Herbert Mead dalam bidang
empat puluh setelah kematian ayahnya dimulai. sosiologi saja namun juga dalam bidang studi Bahasa
dan Sastra Indonesia dan bidang keilmuan sosial dan
3. Masyarakat (society)
humaniora lainnya.
Masyarakat yang terdapat dalam film pendek
Grieving Dreams (Anak Lanang) karya Minggar Panji A 3. Bagi peneliti selanjutnya, ketika meneliti karya sastra
memerlihatkan kondisi dan pola pikir yang tidak dapat dengan menggunakan Teori Interaksi Simbolik
membebaskan individu untuk melalukan sesuai dengan George Herbert Mead dalam penelitian hendaknya
keinginannya. Penilaian masyarakat dianggap sebagai tidak terbatas tentang pikiran (mind), diri (self), dan
sesuatu yang harus dilakukan sesuai norma dan etika. masyarakat (society). Oleh karena itu penelitian
Adanya faktor ekonomi yang menjadi penghalang untuk
selanjutnya disarankan agar mengaji secar detail teori
memenuhi keinginan. Faktor simpati yang ditunjukkan
oleh antar individu dengan tujuan agar dapat memenuhi interaksi simbolik dari pemikiran tokoh lain seperti
keinginannya. Selain itu, adanya konflik batin dan antar Robert Ezra Park, Charles Horton Cooley, dan
individu yang memberikan perubahan besar pada Herbert Blumer.
kehidupan tokoh utama. Akhirnya tokoh utama dapat
mengekspresikan dirinya dalam bentuk Me secara penuh.
Interaksi Simbolik Tokoh Dalam Film Pendek Indonesia Pada Saluran Youtube Viddsee.com

DAFTAR RUJUKAN https://kesehatanmuslim.com/hukum-khitan-


Aditya, Candra. 2018. Dewi Goes Home (Dewi dalam-islam/ (diunduh pada 19 september
Pulang). https://viddsee/18V1scm (diunduh 2019 pukul 20.33)
pada 19 Juli 2017 pukul 20.19) Muda, M. Mydral. 2018. Kuncup.
Ahmadi, Dadi. 2005. Interaksi Simbolik: Suatu https://vidds.ee/18V1scm (diunduh pada 7
Pengantar. Mediator, Vol.9 No.2: hal 302. Juli 2017 pukul 19.19)
Online Mulyana, Deddy.2014. Ilmu Komunikasi: Suatu
(http://download.portalgaruda.org/article.ph Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
p?article=17322&val=5336&title (diunduh pada Panji,A. Minggar. 2018. Grieving Dreams (Anak
5 September 2019 pukul 22.09 WIB) Lanang). https://vidds.ee/18V1scm (diunduh
Baits, Ammi Nur. 2012. Syarat Halalnya Sembelihan. pada 7 Juli 2017 pukul 16.36)
Online https://konsultasisyariah.com/14476- Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan
10-syarat-halalnyasembelihan.html (diunduh Teknik Penelitian Sastra. Yogykarta: Pustaka
pada 19 September 2019 pukul 20.19 WIB) Pelajar.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Ritzer, George. 2016. Teori Sosiologi Dari Teori
Sastra: Episemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir
Jakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Teori Sosial Postmodern. Bantul: Kreasi Wacana.
Sevice). Umiarso, Elbadiansyah. 2014. Interaksionisme
Faridha, Huda. 2019. Representasi Identitas Anak Simbolik Dari Era Klasik Hingga Modern. Jakarta:
Dalam Platform Viddsee.com (Studi Analisis Raja Grafindo Persada.
Semiotika Film Barbie Dan Anna & Ballerina)
(diunduh pada 25 Maret 2019)
http://download.Repository.unair.ac.id
Fikar, Achmad Kanzul. 2018. Interaksi Simbolik
Clubbers Di Tempat Hiburan Malam Center Stage
Novotel Bandar Lampung. Skripsi tidak
diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Unoversitas Lampung.
Haliemah, Noor. 2016. Interaksi Simbolis Masyarakat
Dalam Memaknai Kesenian Jathilan (Studi Pada
Kelompok Jathilan Sekar Manunggal Mudho,
Padukuhan Mendak, Desa Girisekaar, Kecamatan
Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi
tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Khoiroh, Umamatul. 2015. Instagram Sebagai Media
Interaksi Simbolik Dalam Menciptakan Gaya
Hidup. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Lasmi. 2017. Teori Interaksionisme Simbolik dalam
Kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Pustabibla: Jurnal of Library and Information
Science Vol.1 No.1: hal 121-13. (Online)
http://dx.doi.org/10.18326/putabibli.v1i2.121-
131 (diunduh pada 9 September 2019 pukul
13.20)
Maladi Irianto, Agus. 2015. Interaksionisme Simbolik:
Pendekatan Antropologis Merespon Fenomena
Keseharian. Semarang: Gigih Pustaka Mandiri
Mead, George Herbert. 1934. Mind, Self and Society
(The Definitive Editio). United States Of
America: The University of Chicago Press.
Minaoki, Adika. 2013. Hukum Khitan Dalam Islam.
Online

21

Anda mungkin juga menyukai