LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Perkembangan teknologi semakin pesat dari waktu ke waktu. Dulu, mungkin kita hanya bisa
berimajinasi atau menonton film-film fiksi sains soal teknologi canggih. Kini, berbagai
peralatan/mesin sudah dilengkapi dengan kecanggihan teknologi yang bisa memudahkan
pekerjaan kita sehari-hari. Mulai dari mobil pintar (smart car) yang bisa jalan sendiri ke berbagai
tujuan tanpa pengemudi manusia, hingga mesin pintar semacam Alexa yang bisa bersuara
mengingatkan Anda untuk melakukan ini-itu sesuai jadwal. Seluruh teknologi terbaru ini adalah
bagian dari Internet of Things.
Apa itu Internet of Things? Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana
konektifitas internet dapat bertukar informasi satu sama lainnya dengan benda-benda yang ada
disekelilingnya. Banyak yang memprediksi bahwa Internet of Things (IoT) merupakan “the next
big thing” di dunia teknologi informasi. Hal ini dikarenakan banyak sekali potensi yang bisa
dikembangkan dengan teknologi Internet of Things (IoT) tersebut. Internet of Things adalah
suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan
tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat
komputer.
Internet of Things leih sering disebut dengan singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah
berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems
(MEMS), dan juga Internet. IoT ini juga kerap diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode
komunikasi. Walaupun begitu, IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya,
semacam teknologi nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan di sekitar kita.
Cara Kerja Internet of Things itu seperti apa?. Sebenarnya IoT bekerja dengan
memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman, dimana tiap-tiap perintah argumen tersebut bisa
menghasilkan suatu interaksi antar mesin yang telah terhubung secara otomatis tanpa campur
tangan manusia dan tanpa terbatas jarak berapapun jauhnya. Jadi, Internet di sini menjadi
penghubung antara kedua interaksi mesin tersebut. Lalu di mana campur tangan manusia?.
Manusia dalam IoT tugasnya hanyalah menjadi pengatur dan pengawas dari mesin-mesin yang
bekerja secara langsung tersebut.
1. Iot membuat pasien lebih nyaman, karena sifatnya yang cepat dan mudah diakses dimana
saja, menghemat biaya perawatan, menejemen penyakit langsung real-time,
Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi terus berkembang pesat. Kemajuan ini juga
masuk ke bidang kesehatan. Salah satu kemajuan teknologi di dunia medis yang menjadi kian
populer beberapa tahun terakhir adalah penggunaan telemedicine.
Pada 2010, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) mendefinisikan
pengertian telemedicine sebagai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendiagnosis, mengobati,
mencegah, dan mengevaluasi kondisi kesehatan seseorang yang berada dalam kondisi yang
jauh dari fasilitas kesehatan.
Awalnya, pengobatan jarak jauh ini dilakukan dengan teknologi sederhana. Misalnya,
perawat di fasilitas kesehatan daerah terpencil melakukan konsultasi dengan dokter di rumah
sakit di sebuah kota besar melalui telepon atau SMS. Namun, saat ini telemedicine sudah
maju pesat. Salah satu contohnya adalah dokter dapat membaca hasil rekam jantung atau
hasil ultrasonografi (USG) pasien melalui aplikasi atau website tanpa harus bertemu
langsung dengan pasien yang bersangkutan. Contoh lainnya adalah dokter dapat memantau
kadar gula darah harian pasien diabetes melitus tanpa harus berjumpa dengan pasien tersebut
setiap hari.
Tak heran, jika banyak pengembang layanan kesehatan digital melirik industri
telemedicine, yang memberikan layanan kesehatan jarak jauh melalui telekomunikasi dan
teknologi informasi.
Umumnya, telemedicine merupakan kombinasi dari:
‘Simpan-dan-teruskan’: Data medis pasien dikumpulkan dan ditransmisikan ke tenaga
medis untuk pemeriksaan.
Pengawasan jarak jauh: Bermanfaat pada manajemen penyakit kronis dengan
menghemat waktu dan biaya.
Komunikasi interaktif: Konsultasi dan pemeriksaan oleh tenaga medis secara real
time.
Telemedicine sebagai terobosan teknologi digital di bidang kesehatan juga dapat
membantu keluarga merawat anggotanya yang berada dalam kondisi kritis. Beberapa
pengembang layanan kesehatan digital mulai memformulasikan alat yang dapat
mentransmisikan data medis pasien dan memberi sinyal waspada kepada rumah sakit atau
sanak saudara yang ditunjuk. Tujuannya agar bantuan yang diperlukan dapat segera
diberikan.
Layanan kesehatan di daerah terpencil juga dapat dibantu dengan telemedicine. Di
Indonesia yang negaranya berbentuk kepulauan, masih terdapat kendala-kendala geografis
dalam meratakan pembangunan kesehatan hingga ke pelosok. Telemedicine dapat hadir
sebagai salah satu jembatan yang menghubungkan dokter dengan layanan kesehatan yang
tersedia atau dengan pasien melalui media telekomunikasi, dan memberikan panduan medis
sebelum dapat hadir secara langsung.
Berikut ini adalah beberapa manfaat utama telemedicine:
1. Memiliki Kesempatan yang Sama untuk Konsultasi Kesehatan
Sebelum era teknologi sudah maju seperti sekarang, orang yang tinggal di kota kecil atau
terpencil lebih sulit untuk mendapatkan akses kesehatan. Nah, setelah ada telemedicine,
banyak negara telah menjadikan teknologi ini sebagai salah satu program kesehatan
nasional. Dengan demikian, warga yang tempat tinggalnya jauh dari fasilitas kesehatan
dapat ditangani dengan baik dan cepat. Beberapa negara yang telah mempraktikkan hal
ini selama puluhan tahun adalah Norwegia, Australia, Kanada, dan Jepang.
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Sebagian besar puskesmas memiliki dokter umum dan perawat sebagai tenaga medis.
Namun, kadang konsultasi dengan dokter spesialis tetap dibutuhkan pada kondisi
penyakit tertentu. Dulu, pasien harus dirujuk ke kota besar untuk bisa berkonsultasi
dengan dokter spesialis. Hal ini tentu memakan waktu dan biaya yang besar. Sekarang,
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membuat konsultasi bisa dilakukan secara
online dari puskesmas setempat. Pasien jadi bisa ditangani dengan lebih cepat dan lebih
baik.
3. Pemantauan Penyakit Kronis Lebih Akurat
Penyakit kronis seperti diabetes melitus dan hipertensi masih menjadi salah satu
penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Dengan memanfaatkan telemedicine, pengidap
penyakit tersebut bisa dipantau dengan lebih intensif dan akurat. Lalu, pemantauan gula
darah dan tekanan darah tak hanya dilakukan saat pasien bertatap muka dengan dokter,
melainkan dapat dipantau setiap harinya melalui aplikasi tertentu. Hal ini membuat
penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi dapat dikendalikan dengan lebih baik.
4. Mengurangi Biaya Pelayanan Kesehatan
Secara jangka panjang, teknologi pengobatan jarak jauh dapat mengurangi biaya
pelayanan kesehatan. Dengan ini, pasien bisa ditangani lebih cepat sehingga risiko
komplikasi penyakit lebih rendah. Orang yang sakit tak perlu menempuh perjalanan jauh
untuk bertemu dokter, dan biaya transportasi pun akan berkurang.
Meski demikian, perlu diketahui juga bahwa tak semua pelayanan kesehatan dapat
diberikan melalui teknologi telemedicine. Pada kondisi tertentu, pelayanan kesehatan harus
diberikan dengan tatap muka antara dokter dengan pasien.
Referensi :
1. Joyia GJ, Liaqat RM, Farooq A, Rehman S. Internet of medical things (IOMT): Applications,
benefits and future challenges in healthcare domain. J Commun. 2017;12(4):240–7.
2. Albahri AS, Alwan JK, Taha ZK, Ismail SF, Hamid RA, Zaidan AA, et al. IoT-based telemedicine for
disease prevention and health promotion: State-of-the-Art. J Netw Comput Appl [Internet].
2020;173(October 2020):102873. Available from: https://doi.org/10.1016/j.jnca.2020.102873
3. Singh RP, Javaid M, Haleem A, Suman R. Internet of things (IoT) applications to fight against
COVID-19 pandemic. Diabetes Metab Syndr Clin Res Rev [Internet]. 2020;14(4):521–4. Available
from: https://doi.org/10.1016/j.dsx.2020.04.041