Anda di halaman 1dari 10

Friska octaviani purba

10-ips

SMA SANTA MARIA MEDAN


Perkembangan teknologi di bidang medis

Dipadu dengan jasa transportasi daring, pasien tidak perlu ke


mana-mana untuk mendapatkan obat, informasi, dan layanan
kesehatan. Cukup duduk sembari memainkan jemari di atas
ponsel pintar.
Bahkan sekarang sudah ada sistem pembuatan perjanjian
konsultasi dokter secara daring dimana pasien dapat
membuat, melihat, atau mengubah jadwal konsultasi
sesuai kebutuhannya hanya melalui aplikasi seluler atau
via SMS.

Di Indonesia, teknologi di bidang kesehatan digital mulai


berkembang di era 90-an dengan diperkenalkannya istilah
telemedika (telemedicine). Yaitu, praktik pelayanan kesehatan
dengan menggunakan perangkat komunikasi audio, visual, dan
data untuk kepentingan konsultasi, diagnosis, perawatan, serta
pengobatan.
Memasuki era milenium, teknologi kesehatan di Indonesia terlihat
semakin berkembang dengan munculnya rekam medis dan
peresepan elektronik. Situs informasi kesehatan juga semakin
menjamur dan dilengkapi dengan fitur konsultasi daring dengan
dokter secara real-time dan apotik daring.
Selain itu, dunia kesehatan dan kedokteran juga akan semakin
canggih dengan berkembangnya beberapa teknologi berikut:

1. Artificial Intelligence (AI)

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memungkinkan


mesin untuk melaksanakan berbagai fungsi seperti manusia. Dalam
bidang kesehatan, AI dapat berupa chatbot atau asisten virtual yang
bisa berfungsi sebagai administrator atau customer service.
2. Wearables atau Perangkat yang Dikenakan di Tubuh

Perkembangan teknologi kesehatan menuntut adanya data-data yang diolah agar dapat
memberikan saran atau masukan yang akurat pada penggunanya.Anda mungkin sudah
akrab dengan wearables, seperti gelang pintar. Fungsi utama gelang ini dapat mengukur
frekuensi dan target berbagai jenis aktivitas fisik, menilai pola tidur, serta mengukur detak
jantung.Dengan ini, Anda bisa punya pengingat kala gaya hidup kurang baik.Di samping itu,
ada pula perangkat yang mampu memberikan hasil pantauan terkini pada pasien berisiko
tinggi, untuk menilai peluang kejadian penyakit serius.Misalnya, oksimeter untuk memantau
jumlah oksigen di dalam darah serta sweat meter (pengukur keringat) untuk menilai kadar
gula darah pada penderita diabetes.
3. Perangkat Medis Berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)Pada 2018,

kemunculan teknologi kesehatan berbasis AR dan VR mengubah cara pasien dirawat dan
diobati. Bagi anak-anak dengan autisme, misalnya, teknologi ini membantu mereka belajar
bagaimana menjelajahi dunia.Bagi pasien Alzheimer dan demensia , teknologi AR dan VR bisa
membantu memunculkan kembali ingatan dan kesenangan dengan mengembalikannya ke
waktu, suara, pengalaman dan peristiwa penting di masa lalu.Dalam bidang pendidikan medis,
teknologi ini membantu para dokter dalam mengasah keterampilannya. Misalnya, untuk
mempersiapkan dan simulasi operasi yang rumit, tanpa harus dipraktikkan pada manusia.
4. Blockchain

Bila harus berganti dokter atau dirujuk ke spesialis, Anda tahu betapa
rumitnya mentransfer riwayat medis yang sudah ada. Namun,
dengan teknologi blockchain, proses ini bisa diotomatisasi.Dokter
pun bisa melihat riwayat medis pasien secara lengkap sehingga
Anda bisa segera mendapat perawatan dan pengobatan yang
diperlukan.
Tantangan dalam perkembangan teknologi medis

Sejatinya, kemajuan dalam teknologi kesehatan memiliki tujuan utama, yaitu


mempersingkat berbagai proses layanan kesehatan yang rumit dan memakan
waktu. Akan tetapi, pelaksanaannya tidak sesederhana itu.Meski tak sering, ada
kasus-kasus di mana kemajuan teknologi ini berbenturan dengan masalah etika
medis. Bisa jadi karena memang berbagai pemangku kebijakan terkait tidak siap
dengan cepatnya perkembangan yang ada.Seperti di Indonesia, pemerintah
sebetulnya mendukung layanan kesehatan digital. Namun, hal ini tidak dibarengi
dengan kecepatan dalam mengeluarkan regulasi atau kebijakan terkait.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai