Teknologi informasi industri di bidang kesehatan memiliki peran terpenting di dunia terutama
dalam kualitas dan mutu pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit yang tersebar. Seiring
perkembangan teknologi informasi industri telah membuat standar baru yang harus di penuhi
dalam bidang kesehatan. Hal ini mengharuskan Indonesia untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan kesehatan yang berbasis teknologi informasi industri di berbagai rumah
sakit yang ada. Akan tetapi, masih banyak permasalahan yang muncul akibat dari kurangnya
pemahaman teknologi informasi industri sehingga diperlukan penguatan pengetahuan dan
keterampilan terhadap tenaga kerja kesehatan tersebut.
1. Membantu petugas dalam melakukan rontgen dalam tubuh pasien yang mengidap suatu
penyakit dan mengetahui penyebab dari munculnya penyakit tersebut.
4. Membantu proses administrasi di rumah sakit agar lebih efisien dan lebih akurat.
1. Sangat membutuhkan dana yang besar untuk menerapkan program teknologi informasi
industri ini di rumah sakit.
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang perkembangan teknologi informasi industri 4.0
di bidang kesehatan khususnya daerah di Indonesia. Mohon maaf bila masih banyak
kekurangan dan salah kata. Sekian dan terima kasih atas perkunjungannya.
Munculnya berbagai alat yang canggih untuk menunjang kesehatan seseorang menjadi bukti
dampak positif teknologi dalam bidang kesehatan. Berikut ini merupakan dampak positif
teknologi dalam bidang kesehatan.
Banyak ditemukannya berbagai alat untuk menggantikan organ tubuh yang telah rusak.
misalnya untuk seseorang yang mengalami kebutaan, saat ini dapat dilakukan proses
transplantasi mata. Seseorang yang buta dapat disembuhkan dengan donor mata dari orang
lain. begitu pula pada orang tubuh lain seperti ginjal dan jantung.
Di internet maupun dalam tayangan video lain, Anda sering melihat proses operasi plastik.
Operasi plastik ini juga merupakan salah satu bentuk produk perkembangan teknologi dalam
bidang kesehatan. Seseorang yang ingin tampil berbeda dari wajah aslinya dapat melakukan
operasi plastik ini. Operasi plastik ini juga dapat dilakukan untuk menutupi luka akibat
kecelakaan yang menimpa seseorang.
Banyak muncul aplikasi untuk mengatur gaya hidup sehat. Misalnya aplikasi olahraga,
aplikasi pengatur pola makan, dan lain sebagainya. Aplikasi ini dapat didownload secara
gratis melalui app store yang ada pada ponsel. Agar menggunakannya lebih mudah kamu
bisa menggunakan cara paket internet Telkomsel agar aplikasi pengatur gaya hidupmu
semakin mudah dan nyaman untuk digunakan.
Munculnya berbagai alat untuk mengolah sampah, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih
karena sampah berhasil diolah dengan baik. Kelangsungan hidup manusia pun menjadi tidak
terganggu oleh sampah.
Dampak Negatif Teknologi dalam Bidang Kesehatan
Selain dampak positif, perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan juga memunculkan
dampak negatif. Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif yang muncul akibat
perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan.
Radiasi yang ditimbulkan oleh berbagai produk teknologi dapat memunculkan berbagai
penyakit baru. Salah satunya adalah penyakit kanker. Kanker adalah salah satu penyakit yang
paling mematikan di dunia. Selain itu, penyembuhan kanker juga menggunakan zat
radioaktif yang timbul dari berbagai alat kesehatan. Hal ini juga dapat memicu munculnya
penyakit baru.
Radiasi yang ditimbulkan oleh cahaya handphone atau pun komputer juga dapat merusak
penglihatan. Oleh sebab itu, kita juga hendaknya hati-hati dalam menggunakan alat-alat
tersebut. Jangan terlalu dekat ketika menggunakannya. Berilah jarak sekitar 30 cm dari mata
Anda.
Teknologi seperti gadget juga berpotensi menimbulkan ketergantungan dan kecanduan.
Pada anak-anak gejala yang muncul adalah ketagihan game online maupun kecanduan
dalam menonton video di Youtube. Begitu pula pada orang dewasa, mereka juga cenderung
lebih senang menghabiskan waktu dengan gadget dari pada berinteraksi dengan orang di
sekitar. Hal inilah yang perlu kita waspadai dan harus berhati-hati dalam menghadapinya.
Cara paket internet Telkomsel Anda butuhkan agar dapat menggunakan internet lebih bijak.
Banyak beredar informasi tentang kesehatan yang tidak benar di internet juga perlu menjadi
waspada tersendiri.
Itulah dampak positif dan negatif teknologi dalam bidang kesehatan. Baca juga tentang cara
paket internet Telkomsel agar bermain internet semakin mudah dan nyaman.
Aplikasi Doogether, ProSehat dan Lyfe adalah contoh dari beberapa banyak aplikasi yang
pergerakannya terfokus pada bidang kesehatan. Berikut adalah beberapa poin yang bisa kamu
simak tentang kemajuan Health Tech di Indonesia.
Kendala yang dihadapi dalam perkembangannya adalah para dokter masih memercayai hasil
yang dikeluarkan laboratorium ketimbang data dari rekaman alat medis di rumah sakit
ataupun klinik. Jika para tenaga medis dapat menggunakan data dari alat medis secara
maksimal, pastinya dapat mempersingkat dan mempercepat penanganan penyakit si pasien.
Menurut dr. Bimo sebagai pendiri Prosehat, jika hal ini dapat digunakan
sebagaimanamestinya akan membuka peluang yang cukup besar dalam berkembangnya
industri teknologi kesehatan.
Akhir – akhir ini beberapa merek elektronik mengeluarkan smart watch sebagai produk
unggulan mereka. Tetapi tahukah kamu, tujuan dari smart watch? Hadirnya jam tangan
modern ini berfungsi untuk menciptakan iklim masyarakat yang lebih sehat dengan perolehan
data seperti detak jantung yang lebih cepat.
Selain berbagai brand elektronik, beberapa platform kesehatan menghadirkan fitur yang
diyakini mampu membuat konsumen merasa terbantu dengan kehadirannya dan mengurangi
antrian panjang di rumah sakit. Seperti adanya primary care, melakukan konsultasi segala
permasahan penyakit yang dirasakan secara online dengan dokter menggunakan teknologi
Artficial Intelligence (AI).
O2O service, jika kalian lebih nyaman untuk berkonsultasi secara tatap muka, kalian bisa
membuat janji dengan tenaga medis dan membeli obat melalui fitur ini. EHR, teknologi
dengan konsep blockchain untuk selalu menjaga data pasien terjaga dengan aman dan
transparan. Mengingat data di rumah sakit dapat dimanipulasi untuk menghilangkan bukti
atau rekam medis pasien bila terjadi malapraktik.
Blockchain ini juga merupakan upaya untuk mempermudah dalam hal kolaborasi dengan
pemerintah dan rumah sakit. Terakhir adalah remote analysis, hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan kemudian dianalisis untuk memperoleh vonis penyakit dengan akurat, cepat dan
tepat.
Jika pelayanan kesehatan sudah dirancang sesimpel dan semudah itu, untuk pembayarannya
pun juga akan sama. Konsumen bisa membayar jasa tenaga medis melalui transfer m-banking
atau juga bisa melalui ATM dan memanfaatkan banyaknya swalayan ritel. Selain cara-cara
yang telah disebutkan sebelumnya, kamu juga bisa menggunakan kartu asuransi yang dimiliki
baik swasta maupun pemerintah.
4. Ingin mempunyai pola hidup sehat, kini olahraga lebih mudah dilakukan
dengan pemesanan online
Termotivasi dengan jumlah peserta Car Free Day (CFD) yang semakin tahun semakin
banyak dan melihat meningkatnya kesadaran akan pentingnya berolahraga pada kalangan
masyarakat luas mendorong Fauzan Gani meluncurkan aplikasi Doogether. Tujuan Fauzan
membuat aplikasi ini karena sering kali orang kehabisan kuota untuk berolahraga karena
terkendala harus mendaftar langsung ke tempat olahraga bersangkutan.
Dengan aplikasi ini harapannya masyarakat akan semakin rajin lagi karena pemesanan
dilakukan secara online. Penggunaan aplikasi ini sama seperti memesan tiket kereta ataupun
pesawat melalui smartphone. Dengan mengaktifkan GPS, aplikasi ini akan memberikan
sejumlah tempat rekomendasi olahraga terdekat.
Adanya beberapa aplikasi penunjang kesehatan seperti di atas diharapkan masyarakat akan
semakin nyaman saat memanfaatkan fasilitas kesehatan. Akhirnya masyarakat tidak harus
repot-repot lagi ke rumah sakit dan menunggu sampai berjam-jam untuk masuk ke ruang
praktik dokter.
Walaupun demikian, bukan berarti harus mengabaikan kesehatan tubuh. Berolahraga harus
tetap dilakukan terlebih hadirnya aplikasi platform yang semakin memudahkan berolahraga.
Dalam pengembangan bahan baku obat, sediaan biologi, serta alat kesehatan berteknologi
tinggi menjadi penting agar Indonesia dapat bersaing dengan penyediaan obat-obatan di
dunia. Pada acara peresmian “The Indonesian 4th Laboratory, Scientific, Analytical
Equipments, and Services Exhibition and Conference”, Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi M. Nasir mengungkapkan bahwa obat-obatan yang ada di Indonesia bahan
bakunya hampir 90% diimpor.
Selain farmasi, fasilitas kesehatan bagi penyedia jasa kesehatan dan pengaruhnya terhadap
hasil perawatan pasien juga masih kurang. Masih banyak kita temui masyarakat Indonesia
yang lebih memilih mendapatkan perawatan kesehatan di luar negeri daripada di Indonesia
karena fasilitas yang lebih memadai. Tentu saja ini mengkhawatirkan, selain dilihat dari segi
kemandirian pelayanan kesehatan, dan lemahnya daya saing industri kesehatan Indonesia di
dunia, ini juga berarti hanya masyarakat yang mampu saja yang bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi. Bagaimana dengan masyarakat Indonesia pada umumnya,
yang masih termasuk golongan tidak mampu?
Pencapaian Teknologi Kesehatan di Indonesia
Dari tingkat institusi pendidikan saja, ada contoh pelajar yang sudah bisa mengembangkan
inovasi teknologi untuk pembangunan kesehatan. Tiga mahasiswa Teknik Elektro ITB
mendesain sebuah alat yang dapat mengirimkan sinyal otak untuk menggerakan sebuah robot
tangan. Alat ini dirancang untuk membantu penderita penyakit stroke yang tidak mampu
menggerakkan jaringan tubuhnya. Penelitian tugas akhir yang diberi judul ‘Brain Computer
Interface sebagai Pengendali Robot Tangan’ atau BCI ini dirancang agar dapat digunakan
untuk sarana komunikasi bagi penderita lumpuh total dan untuk keperluan rehabilitasi.
Inovasi-inovasi seperti diharapkan dapat mendorong pelaku usaha di bidang industri
kesehatan untuk menghasilkan peralatan kesehatan yang berkualitas, sehingga mampu
bersaing dengan peralatan sejenis dari luar negeri.
Di luar inovasi teknologi yang dapat langsung digunakan untuk merawat/mengobati pasien,
Indonesia juga telah melakukan beberapa pengembangan teknologi untuk memajukan sistem
pelayanan kesehatan. Contohnya saja, e-Health, layanan elektronik untuk membenahi sistem
kesehatan nasional. E-health merupakan solusi enterprise di bidang kesehatan karena
melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat luas, rumah sakit, Puskesmas, Perguruan
Tinggi, hingga produsen obat dan industri farmasi.
Selain itu juga ada Proses Digital Medical Records (DMR) atau rekam medis elektronik yang
merupakan segmen fundamental dari e-Health, karena DMR memberikan fasilitas pertukaran
data antar lembaga kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, perguruan tinggi,
perseorangan dan lain-lain.
Adanya E-health dapat membantu mengurangi kesalahan interpretasi data, penyajian yang
variatif, mempercepat pembuatan keputusan, dan membantu analisis data. Aplikasi e-Health
melahirkan lompatan yang luar biasa dalam sektor kesehatan seperti Surveilans
Epidemiologi, Telemedicines, Prescribing dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Kesehatan.
Pada akhirnya, ada banyak aspek yang harus ditangani dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan terutama peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui upaya
prefentif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Inovasi teknologi menjadi salah satu ujung
tombak untuk pembangunan ini, sehingga diharapkan para peneliti Indonesia dapat
menghasilkan produk-produk yang bisa memberikan manfaat baik dari segi pengembangan
obat, teknologi kesehatan, dan sistem pengelolaan pelayanan kesehatan.
Tujuan akhirnya? Teknologi kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dan
diperlukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mewujudkan
kemandirian produk kesehatan, dan meningkatkan daya saing industri kesehatan.
Penerapan Teknologi Informasi dalam
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Era teknologi informasi saat ini telah menyentuh berbagai bidang dan aspek kehidupan,
termasuk diantaranya bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bidang
yang telah mempergunakan perkembangan teknologi tersebut, baik yang bersifat klinis
maupun non klinis. Ataupun teknologi informasi yang ‘bersinggungan’ langsung dengan
pasien (teknologi yang mendukung pengambilan keputusan klinis) maupun yang
dipergunakan dalam sistem pengelolaan fasilitas pelayanan kesehatan (penerapan teknologi,
seperti; EMRs, EHRs, dan PHRs).
Penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan ini diyakini dapat memberikan berbagai
manfaat bagi provider pelayanan kesehatan. Dengan dukungan teknologi tersebut, manfaat
yang dapat diperoleh diantaranya adalah tersedianya informasi kesehatan pasien yang akurat
dan komprehensif, sehingga provider dapat memberikan berbagai kemungkinan perawatan
terbaik. Lebih lanjut dengan penerapan teknologi informasi yang lengkap dan akurat dapat
membantu dalam proses diagnosa, meminimalkan medical error serta dapat menawarkan
pelayanan kesehatan yang aman dengan biaya rendah.
Untuk memperkaya informasi dan pengetahuan terkait penggunaan teknologi informasi pada
proses pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya peningkatan mutunya, website mutu
pelayanan kesehatan akan menyajikan berbagai artikel dan informasi terkait penggunaan
teknologi tersebut di berbagai aspek pelayanan kesehatan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
Serta bagaimana perkembangan teknologi informasi dapat dipergunakan sebagai sarana
dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Pengertian tehnologi
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/claudiokasim/5d9d9ff10d8230755d57cbb2/perkembangan-
teknologi-informasi-industri-4-0-dalam-bidang-kesehatan-khususnya-di-indonesia?page=2
http://health.detik.com/read/2013/08/26/134038/2340540/763/kenali-kemajuan-teknologi-
kesehatan-buatan-indonesia-di-indo-medica-expo-2013
https://stei.itb.ac.id/id/blog/2014/06/23/brain-computing-penggunaan-gelombang-otak-
dalam-teknologi-kesehatan/
http://dikti.go.id/tingkatkan-teknologi-kesehatan-demi-kemandirian-produk-
kesehatan/#vpFhaZ4y5Mv1lrfo.99
https://www.mutupelayanankesehatan.net/22-editorial/2701-penerapan-teknologi-informasi-
dalam-peningkatan-mutu-pelayanan-kesehatan
Sektor kesehatan tidak dapat terlepas dari pengaruh kemajuan teknologi digital. Industri
kesehatan perlu mempersiapkan diri dalam menuju era disrupsi kesehatan 4.0. Berbagai
tantangan dan permasalahan khususnya dari segi big data, keamanan data, regulasi, dan
sumber daya manusia tidak boleh menjadi penghambat dalam mewujudkan sistem
transformasi digital yang berkualitas. Kebutuhan rumah sakit yang berhasil diidentifikasi
dalam focus group discussion beserta rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak
atau stakeholders terkait, diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk membenahi berbagai
tantangan yang ada sehingga pada akhirnya semua rumah sakit dapat siap sedia untuk
berpartisipasi dalam memberikan layanan kesehatan paripurna di era disrupsi 4.0 ini.
PENDAHULUAN
Transformasi digital telah berperan dalam hal revolusi berbagai industri, khususnya dalam
bidang kesehatan. Teknologi di bidang kesehatan memungkinkan seorang individu untuk
mendapatkan hidup yang lebih sehat, usia harapan hidup yang lebih panjang, dan kehidupan
yang lebih produktif. Sebagai contoh, pada tahun 2015, telemedicine diakses oleh lebih dari
satu juta penduduk. Angka ini meningkat secara signifikan di tahun 2018, dimana jumlah
penduduk yang mengakses telemedicine telah mencapai 7 juta orang. Hal ini menunjukkan
bahwa teknologi telah memberdayakan pasien bahkan sampai di area terpencil sekalipun
untuk mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. 1
Selain telemedicine, beberapa teknologi kesehatan lainnya di era industri 4.0 yang sudah
berkembang dan dimanfaatkan oleh berbagai fasilitas pelayanan antara lain adalah artificial
intelligence/ kecerdasan artifisial, blockchain, IoT (internet of things), dan pelayanan
robotic.1 Seiring berbagai kemajuan yang ada, semakin banyak perusahaan kesehatan yang
memandang bahwa teknologi bukan hanya dimanfaatkan sebagai sarana prasarana tapi juga
sebagai aset strategis. Dari fakta ini, muncul pemikiran bahwa teknologi yang dimanfaatkan
secara optimal akan memberikan insight atau masukan yang sangat berguna terhadap
kemajuan bisnis. Analisis data yang tepat dapat digunakan untuk meningkatkan akses
pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan efektifitas sumber daya manusia, meningkatkan
kualitas pelayanan, dan mengurangi biaya layanan kesehatan. 2,3
Pemanfaatan teknologi kesehatan di kalangan konsumen juga turut membuka kesempatan
kepada pasien maupun keluarga pasien, agar semakin mudah mendapatkan informasi dan
pemahaman mengenai penyakit, pilihan pengobatan, serta dengan mudah mengakses maupun
memilih rumah sakit ataupun sarana kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya. 2
Dengan menyadari manfaat transformasi digital tersebut, semakin banyak perusahaan yang
bergerak dalam bidang kesehatan termasuk rumah sakit, berinisiatif untuk mengadopsi
transformasi digital ini ke dalam sistem manajemen mereka guna menghasilkan kualitas
pelayanan kesehatan yang lebih baik.1,2
Namun demikian, tidak semua fasilitas kesehatan siap untuk menyambut era disrupsi 4.0
yang penuh dengan digitalisasi ini. Berbagai kendala terkait sumber daya manusia, sumber
dana, business process, regulasi pemerintah dan peraturan, serta tidak adanya sistem
integrasi data kerapkali menjadi tantangan dalam mewujudkan hal tersebut. 2,4,5 Dalam hal ini,
diperlukan komitmen bersama dari berbagai pihak seperti manajemen rumah sakit,
pemerintah dalam hal ini kementerian terkait, asosiasi profesi, dan dokter pelaksana untuk
dapat senantiasa melakukan kolaborasi dan terbuka terhadap proses pembaruan serta
pembelajaran. Kementerian kesehatan senantiasa mendukung upaya digitalisasi rumah sakit,
dimana ditunjukkan dalam berbagai inovasi yang sudah ada antara lain konsep smart e-health
seperti telemedicine dan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit), SISRUTE
(Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi), aplikasi SehatPedia, sistem JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional), dan e-medical record. Tentunya digitalisasi ini tidak lepas dari
perlunya regulasi yang jelas dan mendukung pertumbuhan sistem dengan satu tujuan yaitu
peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat Indonesia.
BAB 1
Tren dan Manfaat Sistem Transformasi Digital menuju Era Kesehatan 4.0
Berbagai tren perkembangan transformasi digital juga telah membentuk pola pikir beberapa
fasilitas kesehatan dan stakeholder di Indonesia untuk turut ambil bagian dalam proses
perkembangannya. Berikut dipaparkan beberapa tren digital di era kesehatan 4.0 ini:8
Setelah melihat berbagai tren teknologi yang sedang berkembang, tentunya kita juga perlu
mengetahui beberapa manfaat yang bisa diperoleh konsumen atau pasien sehubungan dengan
perkembangan digitalisasi di era kesehatan 4.0 ini, antara lain yakni:7
Berbagai tren dan manfaat yang ada di era kesehatan 4.0 seharusnya membuat industri
kesehatan semakin berinisiatif dan memiliki daya saing untuk ikut mengembangkan sistem
serupa di fasilitas pelayanan masing-masing. Akan tetapi, hal ini tentunya tidak terlepas dari
berbagai hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaannya. Di bagian selanjutnya dari
white paper ini akan dipaparkan apa saja tantangan yang sedang dihadapi oleh rumah sakit
dalam mempersiapkan dan mewujudkan transformasi digital dalam sistem pelayanan
kesehatan Indonesia.
BAB 2
Keuntungan Analisis Big Data, Pelaporan, Data Mining, dan Manajemen Pengetahuan
pada Sektor Kesehatan, khususnya Rumah Sakit
Kemajuan adopsi teknologi dalam sektor pelayanan kesehatan memberikan dampak positif
yang sangat besar terhadap proses praktik medis di Indonesia. Beberapa batu loncatan yang
sudah berhasil dikerjakan antara lain rekam medis elektronik, akses pemanfaatan big data
dan penyimpanan di sistem cloud (komputasi awan), software yang sangat maju dan
berkembang, serta teknologi aplikasi yang bisa digunakan di smartphone. Manfaat yang
diperoleh dari perkembangan ini yaitu kemudahan proses kerja, akses yang lebih cepat
terhadap segala informasi, penurunan biaya kesehatan, peningkatkan kesehatan publik dan
kualitas hidup masyarakat. 9
Pertumbuhan data yang sangat pesat dalam industri kesehatan memaksa kita untuk segera
mengadopsi teknik pengelolaan big data guna meningkatkan layanan yang berkualitas. Oleh
karena itu, menjadi tantangan besar pula untuk melakukan analisis data dengan cara yang
tradisional mengingat pertumbuhan data yang ada sudah sedemikian besar. 10
Big data muncul sebagai kumpulan data baru dengan volume besar yang berubah dengan
cepat, sangat kompleks dan bahkan melampaui jangkauan kemampuan analisis lingkungan
perangkat keras dan perangkat lunak yang umum digunakan untuk pemrosesan data.
Singkatnya, volume data menjadi terlalu besar untuk ditangani dengan alat dan metode
konvensional. 11 Di sinilah big data hadir menawarkan solusi untuk dapat memproses data
yang sangat besar, berasal dari berbagai sumber dan format namun tetap menyajikan real
time data. Dampaknya, big data memberikan kesempatan yang sangat besar agar pelayanan
kesehatan dapat melakukan efisiensi di dalam sistemnya. 10
Peranan big data tidak terlepas dari manfaatnya dalam tren analisis prediktif. Analisis
prediktif merupakan kemampuan analitik yang biasanya digunakan untuk memberikan
prediksi atau estimasi atau memperkirakan suatu kejadian yang akan datang yang berguna
dalam pengambilan keputusan di masa sekarang. Analisis prediktif merupakan teknik yang
menggabungkan kemampuan modelling, data mining, dan statistik serta artificial intelligence
(AI) untuk melakukan evaluasi historical dan real time data serta membuat prediksi akan
masa depan. Beberapa manfaat nyata yang diperoleh dengan analisis prediktif yaitu
meningkatkan efisiensi manajemen operasional, akurasi diagnosis dan pengobatan
kedokteran, serta mendapatkan insight atau gambaran untuk meningkatkan pengobatan di
masa depan. 9
Sebagai contoh pemanfaatan big data dalam bidang manajemen operasional adalah bahwa
dengan kemampuan analisis prediktif maka RS dapat melakukan efisiensi jumlah tenaga
kerja dengan memberikan rasio pasien dan staf yang optimal. Pencapaian ini bisa
memanfaatkan data historikal, data dari fasilitas kesehatan setempat, data populasi,
demografis, laporan penyakit, dan pola penyakit musiman. Contoh lainnya yaitu melakukan
assessment atau penilaian kompetensi staf dan diagnosis definitif yang diikuti dengan terapi
yang sesuai. Walaupun demikian, kemampuan analisis prediktif ini tidaklah sempurna dan
membutuhkan proses yang lebih akuntabel, transparan, memiliki dasar etika yang jelas, dan
sebaiknya didukung dengan suatu payung hukum.9
Keuntungan dari kemampuan analisis big data tentunya perlu didukung dengan manajemen
pengetahuan yang berkualitas. Manajemen pengetahuan merupakan pusat dari suatu proses
adaptasi inovasi, pengambilan keputusan, dan adaptasi serta pembaruan organisasi.
Manajemen pengetahuan perlu didukung beberapa aspek penting antara lain struktur
organisasi, kepemimpinan, sistem IT, pembelajaran, adanya kepercayaan, dan kolaborasi.
Dimulai dengan proses kreasi atau pengadaan pengetahuan itu sendiri, penyimpanan,
dibagikan dan diaplikasikan oleh karyawan dalam organisasi tersebut. Jika dikerjakan dengan
benar, organisasi dapat semakin meningkatkan performa inovasi dan mengurangi
pengulangan proses belajar yang sebenarnya tidak diperlukan. Hal ini akan berdampak pada
keuntungan jangka panjang organisasi yang memiliki kultur terbuka terhadap suatu
pembelajaran atau inovasi, kemampuan menyelesaikan masalah, menciptakan kompetensi
baru, dan beradaptasi dengan situasi apapun.12
BAB 3
Tantangan Rumah Sakit di Era Kesehatan 4.0 dalam Mewujudkan Sistem
Transformasi Digital
Tantangan terhadap sistem transformasi digital di pelayanan kesehatan seringkali berasal dari
aspek non-teknis. Menurut Harold F. Wolf, presiden dan CEO dari Healthcare Information
and Management Systems Society (HIMSS), perubahan kultur kerja seringkali menjadi
hambatan dalam pengembangan sistem tersebut. Banyak tantangan dari segi mindset atau
pola pikir, struktur organisasi, dan tata kelola organisasi. 6
Berikut ini dipaparkan beberapa kondisi penting yang dapat menjadi tantangan bagi
penyelenggara kesehatan agar dapat mewujudkan sistem transformasi digital yang sukses di
negaranya. Adapun kondisi atau tantangan yang perlu dihadapi antara lain:
7. Tantangan yang berkaitan dengan keamanan dan proteksi data, penyimpanan data serta
kepatuhan sistem terhadap regulasi yang ada
Beberapa poin penting yang berkaitan dengan tantangan dalam hal data antara lain:
o Dengan menggunakan sistem rekam medis elektronik, data medis yang terkumpul
akan semakin banyak dari sebelumnya dan tumbuh semakin cepat. Internet juga
membantu proses sharing data agar dapat diakses oleh pelayanan kesehatan lain
dan pemerintah pusat. Keuntungan ini menimbulkan permasalahan lain yaitu
proteksi dan keamanan data pribadi. Jika tidak ditangani dengan benar, data
elektronik beresiko untuk bocor ke pihak luar dan digunakan oleh pihak-pihak yang
kurang bertanggung jawab. Dalam hal ini diperlukan sistem keamanan dan proteksi
canggih untuk meminimalisasi resiko tersebut. 9
o Lokasi penyimpanan data juga menjadi salah satu poin penting yang patut
diperhatikan. Dengan semakin banyaknya informasi medis yang bisa diperoleh dari
pasien, maka diperlukan suatu sistem yang dapat menyimpan semua big data yang
ada. Teknologi cloud atau sistem komputasi awan dapat menjadi salah satu opsi
terhadap tantangan ini. Sistem cloud memampukan organisasi kesehatan agar dapat
melakukan efisiensi biaya, memenuhi kebutuhan bisnis, sekaligus menjamin
keamanan data pasien. Menurut informasi dari Markets and Markets, value
pemakaian sistem cloud akan menyentuh $9.48 juta di tahun 2020, sedangkan
Esticast memproyeksi bahwa pertumbuhan cloud akan mencapai 23,4% atau senilai
$25.7 juta di tahun 2024. 13
o Ancaman terhadap serangan malware, computer virus, dan hacker juga semakin
meningkat seiring dengan peningkatan teknologi digital. Banyak kerugian yang
ditimbulkan dengan kejadian tersebut, seperti lumpuhnya sistem yang ada dan
hilangnya akses ke email organisasi. Perbaikan bisa berlangsung berhari-hari atau
dalam hitungan minggu dan semakin menimbulkan kerugian finansial. 13 Dengan
adanya sistem cloud, resiko ini dalam diminimalisasi karena proteksi terhadap
serangan hacker di dunia maya dapat ditangani oleh penyedia jasa layanan cloud
tersebut. 14
o Memastikan agar sistem cloud yang kita sewa juga patuh terhadap berbagai regulasi
yang ada, misalnya regulasi HIPAA atau Health Insurance Portability and
Accountability Act. 14
Tantangan yang dipaparkan di atas bersifat umum dan dapat dihadapi oleh berbagai macam
pelayaan kesehatan di negara manapun termasuk Indonesia. Adapun tantangan di era
kesehatan 4.0 yang spesifik dihadapi oleh sistem kesehatan di Indonesia antara lain: 5
d. Kultur organisasi dan birokrasi serta tata kelola yang masih bersifat tradisional
Seperti halnya industri lain, tantangan terbesar dari transformasi digital adalah kultur
organisasi dan birokrasi yang menghambat dilakukannya perubahan menuju tata kelola yg
lebih baik. Salah satu kesulitan terbesar adalah proses manajemen pengetahuan, edukasi
dan implementasi yang membutuhkan komitmen dari dewan direksi sampai dengan staf/
karyawan, termasuk penyedia jasa pelayanan seperti dokter dan perawat. Hal ini
membutuhkan strategi perubahan manajemen yang tepat dan secara berkala harus terus
menerus dievaluasi.5
e. Regulasi atau aturan dari pemerintah belum ditetapkan dan seringkali mengalami
perubahan
Industri kesehatan adalah salah satu industri yang sangat bergantung terhadap regulasi
pemerintah (highly regulated). Namun pemerintah butuh mengejar ketertinggalan dalam
menciptakan ketentuan hukum yang dapat mengakomodir inovasi di bidang teknologi
kesehatan dan memberikan kepastian pada para pelaku untuk dapat melindungi
penggunanya. Pada saat ini, untuk hal yang sangat dasar seperti tata kelola data medis
pasien masih membutuhkan aturan yang lebih detil seperti sampai sejauh mana peran
rumah sakit dan pemerintah dalam mengelola data medis termasuk apa hak dan kewajiban
dari pasien untuk dapat secara mudah mengakses, mengunduh, menyimpan, dan
mengirimkan pada pihak yang berkepentingan. 5
BAB 4
Kebutuhan Rumah Sakit dalam Menjawab Tantangan dan Permasalahan Era
Kesehatan 4.0, terutama dari Aspek Data (Umpan Balik FGD PERSI)
Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) memiliki dasar pemikiran bahwa perlunya
kesiapan RS dalam menyambut era kesehatan 4.0 sesegera mungkin. Tantangan yang ada
diharapkan bukan membuat RS semakin enggan untuk melakukan adaptasi digital, melainkan
bersama-sama mencari solusinya dan berdiskusi dengan seluruh stakeholders termasuk
pimpinan regulasi dan kementerian terkait. Pada tanggal 16 Oktober 2019, PERSI
mengumpulkan beberapa perwakilan dari manajemen RS, asosiasi RS, BPJS, Kemenkes,
Kemkominfo, KARS, IDI, dan asosiasi perguruan tinggi, untuk mengadakan diskusi terfokus
dan mendalam (focus group discussion atau FGD) di Jakarta. Topik yang diangkat adalah
mengenai “Kesiapan Rumah Sakit dalam Menghadapi Era Digitalisasi Menuju Smart
Hospital 4.0”.
Dari proses diskusi selama kurang lebih dua jam, FGD menghasilkan beberapa masukan
mengenai apa saja kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh pihak-pihak manajemen
RS dalam mengembangkan sistem transformasi digital terutama dalam hal pengisian data di
fasilitas pelayanan masing-masing. Adapun kebutuhan RS yang menjadi bahan diskusi dalam
forum tersebut antara lain:
1. Rumah sakit membutuhkan regulasi yang jelas dari pemerintah yang mengatur mengenai:
a. sistem komputasi awan/ cloud
b. jumlah IT programmer minimal di suatu RS untuk menjadi acuan SOP pelayanan RS
c. kerahasiaan dan proteksi big data serta rekam medis elektronik
d. perlindungan konsumen terhadap pelayanan kesehatan berbasis online dan regulasi
yang mengatur mengenai health-tech company;
Semua peraturan diharapkan dibuat dengan sejelas-jelasnya, konsisten dan
harmonis dengan peraturan antar kementerian lainnya serta relatif stabil dan tidak
banyak mengalami perubahan dalam proses implementasinya.
2. Rumah sakit memerlukan kejelasan mengenai hukum perlindungan data pribadi untuk
melindungi data privasi konsumen yang terdapat di dalam Patient Health Record (PHR) dan
big data di sistem cloud diharapkan RUU hukum perlindungan data pribadi agar segera
disahkan oleh pihak berwenang.
4. Rumah sakit membutuhkan kemudahan mengakses sumber data untuk digunakan sebagai
data sharing. Integrasi data yang komprehensif dibutuhkan antar rumah sakit untuk
melakukan kegiatan ini. Di samping itu, perlunya himbauan agar semua RS berkewajiban dan
segera menerapkan SIMRS dari Kemenkes dalam organisasinya. Penerapan SIMRS Kemenkes
di setiap RS membutuhkan sikap yang terbuka dan mau beradaptasi terhadap proses
digitalisasi. Dengan terwujudnya penerapan SIMRS dari Kemenkes secara menyeluruh, akan
tercipta keseragaman sumber data dan data sharing dapat dilakukan secara optimal.
5. Rumah sakit membutuhkan sistem pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) terutama
tim programmer IT dan dokter pelaksana yang melayani pasien sehari-hari. Mereka perlu
dibekali dengan manajemen pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan menuju era
digital 4.0. Banyak hambatan yang ditemui justru berasal dari pola pikir dan sikap dari SDM
yang tidak mau berkembang dan terbuka terhadap perubahan.
6. Rumah sakit terutama pihak pimpinan membutuhkan data untuk melakukan analisis efisiensi
organisasi. Data tersebut diharapkan dapat diperoleh secara cepat dan valid sehingga
dibutuhkan sistem penyimpanan dan pengolahan data yang optimal.
BAB 5
Rekomendasi PERSI terhadap Stakeholders Terkait untuk Menjawab Tantangan Era
Kesehatan 4.0
Setelah mengadakan diskusi mengenai kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pihak RS
dalam mempersiapkan diri menuju era transformasi digital, berikut ini disimpulkan beberapa
rumusan rekomendasi dari semua peserta yang diajukan kepada pihak atau stakeholders
terkait, yakni:
3 Manajemen Rumah Sakit a. Pemberdayaan SDM di RS terkait : peningkatan Pemberdayaan SDM ini
manajemen pengetahuan dan keterampilan akan juga terkait dengan
pentingnya SIMRS dan hal-hal yang berhubungan penerapan kultur dan
dengan sistem transformasi digital, terutama
budaya kerja di
kepada:
organisasi yang mau
o IT programmer
o Dokter pelayanan medis bersifat terbuka dan
b. Kewajiban dan monitoring semua RS untuk adaptasi terhadap
segera menerapkan SIMRS dari Kemenkes perubahan
sehingga semua RS bisa memiliki sumber data
yang sama
c. Keterbukaan RS untuk melakukan data sharing
dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya
guna tercapainya integrasi data yang
komprehensif. Pada akhirnya, data dapat
dianalisis untuk melakukan evaluasi bisnis serta
meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat
4 Manajemen Rumah Sakit Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam Perlunya edukasi
melakukan pengolahan dan analisa data untuk mengenai peranan big
mendapatkan insight mengenai kelemahan dan kekuatan data dan manfaat sistem
organisasi sehingga pada akhirnya akan digunakan oleh cloud atau komputasi
para decision maker untuk mengembangkan bisnis yang awan sebagai bagian dari
ada peningkatan
pengetahuan dan
keterampilan
KESIMPULAN
Dalam persiapan menuju era disrupsi kesehatan 4.0, masih banyak rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menghadapi berbagai tantangan. Tantangan yang paling utama
dirasakan dari segi ketidakjelasan peraturan perundangan dan kurangnya harmonisasi regulasi
antar kementerian terkait. Selain itu, dari faktor internal, kurangnya sikap terbuka, motivasi,
dan manajemen pengetahuan yang baik dari pihak manajemen rumah sakit, dokter pelayanan
medis, dan tim IT dalam organisasi juga perlu dibenahi. Rumah sakit perlu dimotivasi untuk
segera menerapkan SIMRS dalam pengelolaannya agar terwujud integrasi data yang optimal
dalam skala nasional. Masalah pemanfaatan big data, keamanan dan proteksi data, privasi
data, dan pemanfaatan sistem komputasi awan atau cloud juga menjadi salah satu isu yang
cukup menantang untuk dipahami dan diterapkan di dalam bisnis.
Berbagai rekomendasi terhadap pihak terkait telah dirumuskan di dalam focus group
discussion. Rekomendasi ditujukan kepada pihak pemerintah terutama yang berwenang
mengeluarkan regulasi dan dukungan dari sisi finansial, serta manajemen rumah sakit untuk
meningkatkan komitmen penerapan SIMRS, manajamen pengetahuan analisis big data dan
sistem cloud, serta pemberdayan sumber daya manusia di dalam organisasi. Rekomendasi
tersebut diharapkan dapat menjadi langkah awal terwujudnya sistem kesehatan berbasis
digital yang mampu memberikan layanan kesehatan berkualitas untuk masyarakat Indonesia.
REFERENSI
1. Newman, 2019, “Top 6 Digital Transformation Trends In Healthcare For 2019”, diunduh
dari https://www.forbes.com/sites/danielnewman/2019/01/03/top-6-digital-
transformation-trends-in-healthcare-for-2019/#7c7c0af36911 pada tanggal 15 Oktober
2019.
2. Chilukuri and Kuiken, 2017, “Four keys to successful digital transformations in healthcare”,
diunduh dari https://www.mckinsey.com/business-functions/mckinsey-digital/our-
insights/four-keys-to-successful-digital-transformations-in-healthcare pada tanggal 15
Oktober 2019.
3. Adella, April 2019, “Digitalisasi Pelayanan Kesehatan dengan Penerapan Revolusi Industri
4.0” diunduh dari https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/digitalisasi-pelayanan-kesehatan-
dengan-penerapan-revolusi-industri-4-0/ pada tanggal 18 Oktober 2019.
4. Kleyman, 2017, “Utilizing People, Process, and Technology in Health Data Security”,
diunduh dari https://healthitsecurity.com/news/utilizing-people-process-and-technology-in-
health-data-security pada tanggal 15 Oktober 2019.
5. “Lima Tantangan Transformasi Digital Pelayanan Kesehatan di Indonesia”, 26 Maret 2019,
diunduh dari https://medigo.id/jurnal/lima-tantangan-transformasi-digital-pelayanan-
kesehatan-di-indonesia, pada tanggal 18 Oktober 2019.
6. Gareth L. Jones, Zinaida Peter, Kristin-Anne Rutter, and Adam Somauroo, Juni 2019. Diunduh
dari https://www.mckinsey.com/industries/healthcare-systems-and-services/our-
insights/promoting-an-overdue-digital-transformation-in-healthcare pada tanggal 18
Oktober 2019.
7. Gupta, 27 April 2019. “Customer Experience Digital transformation in health care: 5 areas
of immediate growth” diunduh dari https://www.visioncritical.com/blog/digital-
transformation-health-care pada tanggal 18 Oktober 2019.
8. Reddy, 12 Agustus 2019. “Digital Transformation in Healthcare in 2019: 7 Key Trends”
diunduh dari https://www.digitalauthority.me/resources/state-of-digital-transformation-
healthcare/ pada tanggal 18 Oktober 2019.
9. Watson, 2019, “Predictive analytics in health care”, diunduh dari
https://www2.deloitte.com/us/en/insights/topics/analytics/predictive-analytics-health-care-
value-risks.html pada tanggal 15 Oktober 2019.
10. Aboudi and Benhlima, 2018, “Big Data Management for Healthcare Systems: Architecture,
Requirements, and Implementation”, diunduh dari
https://www.hindawi.com/journals/abi/2018/4059018/ pada tanggal 15 Oktober 2019.
11. Djafar, 2019, “Hukum Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Lanskap, Urgensi dan
Kebutuhan Pembaruan”, diunduh dari http://law.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/sites/1043/2019/08/Hukum-Perlindungan-Data-Pribadi-di-Indonesia-
Wahyudi-Djafar.pdf pada tanggal 15 Oktober 2019.
12. Lee, 2017, “Knowledge Management Enablers and Process in Hospital Organizations”,
diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5402843/ pada tanggal 15
Oktober 2019.
13. Michelson, 2019, “Key Considerations for Securing Your Digital Healthcare Cloud”, diunduh
dari https://www.idigitalhealth.com/news/key-considerations-securing-digital-healthcare-
cloud pada tanggal 15 Oktober 2019.
14. Comstock, 2018, “Why healthcare data may be more secure with cloud computing”,
diunduh dari https://www.mobihealthnews.com/content/why-healthcare-data-may-be-
more-secure-cloud-computing pada tanggal 15 Oktober 2019.