tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat
mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada kadar
tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi bakteri
gram negatif. Beberapa contoh media selektif :
1. Lowenstein Jensen
Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut
dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan.Media Selektif adalah media uji yang mengandung suatu bahan yang dapat
menyeleksi suatu kelompok bakteri dari kelompok yang lain berdasarkan kemampuannya
untuk tumbuh dalam media tersebut, sehingga bakteri yang tumbuh hanyalah bakteri yang
diinginkan, adapun bakteri jenis lainnya tidak dapat tumbuh. Banyak pendekatan yang
digunakan untuk mendapatkan media selektif seperti dengan penambahan antibiotik, zat
warna, zat kimia tertentu, penggunaan pH tertentu, atau kombinasi dari cara-cara tersebut.
Contoh Media Selektif :
1.Media MCA
2.EMB
3.Media MSA
4.Media TCBS
BAB II PEMBAHASAN
Media selektif (selective medium) / media penghambat adalah media yang ditambah zat
kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga
dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada
kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi
bakteri gram negatif. Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang
ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat
kontaminan yang peka, Ampiciline Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh
Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam. Media ini dipakai untuk menyeleksi
mikrorganisme sesuai dengan yang diinginkan, jadi hanya satu jenis mikrorganisme saja yang
dapat tumbuh dalam media ini atau hanya satu kelompok tertentu saja. P enghambatan
selektif beberapa jenis mikroorganisme dapat dicapai dengan menambahkan zat pewarna,
antibiotik, garam atau inhibitor spesifik yang mempengaruhi metabolisme atau sistem-sistem
enzim organisme. Beberapa contoh media selektif :
Media selektif : biasanya digunakan untuk spesimen yang terkontaminasi, media selektif
mengandung agen anti mikroba yang bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri/ jamur
penyebab kontaminasi (contoh: sputum, cairan abses, bilas lambung, cairan lambung, dan
urin) (ECDC, 2016).
Media selektif yang sering dipakai dalam pemeriksaan adalah : 21
a) Media berbasis telur : modifikasi Graft dari LJ (mengandung malachite green,
penisilin dan asam nalidixic sebagai agen selektif) dan Mycobactosel LJ (mengandung
malachite green, cyclohexamide, lincomycin dan nalidixic sebagai agen infeksi) (ECDC,
2016).
b) Media berbasis agar : 7H11 selektif (Mitcison’s medium), mengandung
carbenicillin, amphoterisin B, polimixin B, dan trimethoprin sebagai agen selektif.
c) Media cair : secara umum merupakan modifikasi dari Middlebrook 7H9 yang di
tambahkan dengan zat antimikroba. Beberapa sistem telah dikembangakan secara komersial
untuk mendeteksi Mycobacterium menggunakan media cair, diantaranya: BACTEC MGIT
960 system, ESP culture system II, MB/Bact
Pemeriksaan kultur sebaiknya di cek tiap minggu: minggu pertama bertujuan untuk
mendeteksi pertumbuhan cepat kuman Mycobacterium, pada minggu kedua dan ke tiga untuk
melihat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis dan juga pertumbuhan Mycobacterium
lainnya, dan pada minggu terakir (setelah 8 minggu) bertujuan untuk mendeteksi
Mycobacterium yang pertumbuhannya lambat, termasuk Mycobacterium tuberculosis
(ECDC, 2016).
Defenisi : Teknik isolasi dan budidaya Mycobacterium dengan menggunakan media padat
dan media selektif, diferensial, diperkaya untuk Mycobacterium tuberculosis.
Cara ukur : Pengamatan koloni
Alat ukur : Visual (Mata)
Hasil ukur : Positif (koloni tumbuh pada media Lowenstein Jensen) 29
Negatif (koloni tidak tumbuh pada Media Lowenstein Jensen)
Skala ukur : Nominal
2. Medium cystine tellurite blood agar (CTBA) merupakan medium selektif untuk kultur
Corynebacterium diphtheriae. Selektivitas medium ini terletak pada tellurite yang dapat
menghambat bakteri lainnya. Medium lainnya yang digunakan sebagai medium selektif untuk
kultur Corynebacterium diphtheriae adalah medium hoyle dan medium tinsdale. Medium
yang direkomendasikan oleh WHO untuk kultur Corynebacterium diphtheriae adalah CTBA
dan medium hoyle. Akan tetapi, informasi tentang selektivitas medium CTBA yang
direkomendasikan WHO terhadap bakteri lain masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui selektivitas medium CTBA terhadap sejumlah bakteri lainnya. Sebanyak 24
isolat bakteri yang terdiri dari isolat Corynebacterium spp dan beberapa bakteri lainnya
ditumbuhkan kembali, kemudian dikultur pada medium CTBA, diinkubasi selama 24-48 jam
pada suhu 37°C, selanjutnya dilakukan pengamatan ada tidaknya pertumbuhan koloni di
medium CTBA. Hasil menunjukkan 7 isolat bakteri Corynebacterium spp pada medium
CTBA dapat tumbuh dengan baik, dan 5 isolat bakteri lainnya yang menunjukkan
pertumbuhan pada medium CTBA diantaranya Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumoniae, Enterobacter sakazakii, Klebsiella pneumoniae dan Candida albicans. Dua belas
isolat sisanya menunjukkan tidak adanya pertumbuhan pada medium CTBA. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa selektivitas medium CTBA terbatas.
METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Pusat Biomedis dan Tekno-logi Dasar
Kesehatan pada bulan Januari 2012. Sebanyak 24 isolat bakteri yang dijadikan sampel uji
terdiri dari 7 isolat Corynebacterium spp dan 17 isolat bakteri lainnya. Pemilihan isolat ini
didasarkan pada beberapa bakteri yang sering di-temukan di tempat yang sama dalam saluran
pernapasan dan ketersediaan isolat lainnya yang tersimpan di Laboratorium Bakteriologi
Pusat Biomedis dan Tekno-logi Dasar Kesehatan.
PEMBUATAN MEDIA
Media yang digunakan adalah media CTBA dengan komposisi pembuatannya adalah dengan
agar base darah (oxoid), kalium tellurite dan sistin. untuk per-siapan agar base, 36 g media
agar darah dilarutkan dengan 900 mL air suling, dipanaskan dan diaduk merata, disterilkan
menggunakan otoklafe selama 15 menit pada 121 °C, kemudian dinginkan pada temperatur
kamar sampai media mencapai suhu 45-50°C. Kalium tellurite ditimbansebanyak 0.3 g dan
dilarutkan ke dalam 100 mL air suling, kemudian disterilkan menggunakan otoklafe selama
15 menit. Sistin, ditimbang sebanyak 22 mg dan dimasukkan ke dalam tabung, dilarutkan
dengan 2 tetes asam klorida 5 %, dikocok dan dibiarkan larut. Pencampuran media dan
reagen dilakukan dengan cara media agar base darah yang telah disteril dan didiamkan
sampai mencapai suhu 45–50 °C ditambahkan 50 mL darah domba, kemudian
ditambahkansistin yang terlarut dan tambahkan juga 75 mL kalium tellurite, lalu
dihomogenkan dengan cara dikocok secara perlahan kemudian dituang ke dalam cawan petri
sebanyak 15–20 mL
Media Selektif
Media ini digunakan untuk memilih (mengisolasi) kelompok-kelompok bakteri yang
spesifik. Media-media tersebut mengandung zat-zat kimia yang menghambat pertumbuhan
satu jenis bakteri dan memungkinkan pertumbuhan bakteri lainnya sehingga memudahkan
isolasi bakteri. a.Agar feniletil alkohol : Media ini digunakan untuk isolasi sebagian besar
organisme Gram-Positif. Feniletil alkohol menghambat sebagian pertumbuhan organisme-
organisme gram-negatif, yang dapat membentuk koloni-koloni visibel dengan ukuran dan
jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan pada media lain.
b.Agar kristal violet : Media ini bersifat selektif untuk sebagian besar mikroorganisme gram-
negatif. Pewarna kristal violet memberikan efek penghambatan pada sebagian besar
mikroorganisme gram-positif.
c.Agar NaCl 7,5 % : Media ini menghambat kebanyakan organisme, kecuali mikroorganisme
halofilik (suka garam). Media ini paling bermanfaat dalam pendeteksian anggota-anggota
genus staphylococcus.
Media Tellurite Blood Agar dibuat dengan penambahan darah, maka cara pembuatannya
hampir sama dengan media agar darah. Adapun tahapannya yaitu :
1. Timbang serbuk Tellurite Blood agar sesuai kebutuhan, larutkan dengan aguadest dan
panaskan hingga larut.
Cara pembenihan bakterinya yaitu medium perbenihan diinokulasi dengan streak isolation
dan diinkubasi pada 35°C. Koloni C. Diphtheriae berwarna hitam abu-abu (gray-black),
sedangkan difteroids hijau abu-abu (gray-black) dengan titik pusatnya gelap. Staphylococus
sp, batang gram-negatif, dan ragi biasa mengatasi penghambatan dan tumbuh pada medium
ini. Koloni staphylococcus : besar, berkilau/mengkilap (glitening) dan hitam legam (jet-
black) sedangkan gram-negatif batang dan ragi hitam abu-abu tetapi lebih besar daripada
koloni C. Diphtheriae.