Anda di halaman 1dari 2

Status Konvulsikus

Status konvulsikus atau status epileptikus adalah keadaan konvulsi umum yang berlangsung
terus menerus atau timbul secara berturut-turut dengan interval yang sejenak. Diagnosa keadaan
tersebut tidak sukar tetapi perawatannya memerlukan lebih banyak perhatian. Status konvulsikus
dapat timbul karena berbagai sebab. Sebelum penanganan harus dipastikan terlebih dahulu
penyakit yang mendasarinya.
a. Penderita dapat dikenal sebagai penderita grand mal atau epilepsy fokal. Status
konvulsikus pada penderita dengan epliepsi fokal berarti bahwa keadaannya memburuk
dan menandakan progresivitas penyakit yang mendasarinya. Pemakaian obat
antikonvulsan harus diselidiki dengan teliti. Penggantian jenis antikonvulsan atau
kombinasinya dapat menimbulkan efek ‘withdrawal’ yang dapat berupa status
konvulsikus.
b. Jika penderita belum pernah mendapat antikonvulsi umum (bukan epileptikus), maka
kemungkinan trauma kapitis, diabetes, penggunaan insulin, dan obat-obat juga harus
diselidiki

Tatalaksana
a. Pada Status Konvulsikus Penderita Non-Epileptik
Bila pada penderita status konvulsikus tersebut didapati tanda-tanda hipoksia dan asidosis,
maka penanganan konvulsi dilakukan pemberian diazepam secara intravena dengan dosis
25-20 mg. Jika tidak ada tanda-tanda hipoksia dan asidosis, dilakukan tindakan:
1. Masukkan guide airway ke dalam mulut. Lidah harus berada di antara lantai mulut dan
guide airway sehingga jalan pernapasan tidak tertutup
2. Letakkan penderita dalam posisi tengkurap dengan kepala lebih rendah daripada badan
untuk mencegah aspirasi
3. Tempat tidur untuk pendertia harus didindingi kasur tipis agar penderita tidak melukai
dirinya karena konvulsi tonik-klonik
4. Ambillah darah untuk pemeriksaan elektrolit, BUN, kalsium, magnesium, glukosa, dan
pemeriksaan darah rutin. Setelah ini dapat dimulai terapi medicinal.
b. Pada Status Kovulsikus Penderita Epileptik
Seorang epileptic yang berada dalam status konvulsikus dapat disebabkan oleh
penghentian obat antikonvulsan secara mendadak atau sudah lama tidak minum obat. Pada
umumnya pemberian 5 mg diazepam inravena dapat menghentikan konvulsi umum.
Epilepsy
Grand Mal
Serangan epileptik yang terjadi secara tiba-tiba penderita jatuh sambil mengeluarkan jeritan atau
teriakan. Untuk sejenak, pernapasan berhenti dan seluruh tubuh menjadi kaku kemudian bangkit
gerakan tonik-klonik. Gerakan tonik-klonik merupakan gerakan tonik yang sejenak diselingi oleh
relaksasi sehingga selama serangan tungkai tetap dalam sikap lurus, secara ritmik terjadi fleksi
ringan dan ekstensi kuat pada semua anggota gerak. Gerakan tonik kuat sekali sehingga tulang
dapat patah dan bibir atau lidah dapat tergigit sampai terputus. Kesadaran hilang pada saat
pendertia jatuh. Air kemih dikeluarkan karena kontraksi tonik involuntary dan air liur yang
berbusa keluar dari mulut hasil kontraksi tonik-klonik otot-otot wajah. Setelah berkontraksi
tonik-klonik secara kuat dan gencar selama beberapa puluh detik sampai 1-2 menit, frekuensi
dan intensitas konvulsi berkurang secara berangsur-angsur hingga akhirnya berhenti. Dalam
waktu beberapa menit-setengah jam, penderita membuka mata, tampak letih kemudian tertidur.
Pola EEG grand mal tidak patognomik. Serangan grand mal secara elektroensefalografik yaitu
letupan-letupan spike yang gencar bangkit secara difus dan paroksismal.

Tatalaksana
Obat pilihan utama yaitu Phenobarbital dan phenytoin. Phenytoin mempunyai kelebihan yaitu
tidak membuat kantuk, tidak menimbulkan manifestasi ‘overdose’ yang fatal dan bila dihentikan
tidak akan membangkitkan status epileptikus. Efek sampingnya yaitu sakit epigastrik, dermatitis,
anemia, hipertrofi gusi, nistagmus, dan ataksia.

Anda mungkin juga menyukai