Anda di halaman 1dari 27

Arde atau Grounding untuk Instalasi Listrik Rumah

May 25, 2011 | Author ILR

Simbol yang umum dipakai untuk Grounding

Sesuai dengan janji kami pada artikel sebelumnya untuk mengangkat tema mengenai pentanahan
atau grounding. Tema ini dihadirkan atas masukan seorang pembaca website yang mempunyai
concern mengenai pentanahan ini. Terima kasih Mbah Osso atas observasinya. Semoga
bermanfaat bagi masyarakat luas.

Seperti yang dijelaskan pada artikel “Mengenal Peralatan Listrik rumah (3)”, ada disana kami
bahas secara singkat mengenai grounding atau pentanahan ini. Dalam bahasa sehari-hari, istilah
yang lebih popular di masyarakat untuk pentanahan atau grounding adalah “Arde”.

Untuk tulisan ini, kami memilih istilah “grounding” karena dirasa akan lebih sesuai dengan
penamaan dari komponen-komponen instalasinya.

Dalam suatu instalasi listrik rumah, grounding wajib dipasang sebagai bagian keselamatan bagi
instalasi listrik rumah itu sendiri. Akan tetapi, sebagian besar masyarakat masih kurang
memahami seberapa penting fungsi grounding ini.

Kalaupun mengerti, mungkin saja tidak banyak yang tahu parameter apa yang harus diperhatikan
sebagai justifikasi apakah system grounding yang terpasang sudah baik atau belum. Untuk itu
marilah kita nikmati artikel ini lebih dalam lagi.

Pengertian Grounding

Dari situs Wikipedia, dijelaskan bahwa grounding adalah suatu jalur langsung dari arus listrik
menuju bumi atau koneksi fisik langsung ke bumi. Dipasangnya koneksi grounding pada
instalasi listrik adalah sebagai pencegahan terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan
tegangan listrik berbahaya yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi. Anda bisa baca juga
artikel “Kesetrum (Tersengat Listrik)” untuk menambah pemahaman.
Dalam PUIL 2000 (PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik, saat ini edisi terakhir adalah
tahun 2000), dipakai istilah pembumian, dan memiliki pengertian sebagai “penghubungan suatu
titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik, dengan bumi
menurut cara tertentu”

(PUIL adalah ketentuan atau persyaratan teknis yang diterapkan di Indonesia, dengan mengacu
kepada standard internasional, dan dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan
instalasi listrik)

Pun, koneksi ke tanah dapat juga membatasi kenaikan dari tegangan listrik statis ketika
menangani produk yang mudah terbakar atau ketika memperbaiki perangkat elektronik.
Contohnya adalah saat pengisian BBM di SPBU dari truk tangki pengangkut ke tangki
penyimpanan SPBU, dimana truk tangki itu harus disambungkan kabel grounding agar
mencegah timbulnya listrik statis yang dapat menimbulkan percikan api sehingga mengakibatkan
kebakaran.

Pengertian listrik statis secara singkat adalah kumpulan muatan listrik yang terdiri dari unsur
positif dan negatif, dalam keadaan “diam” (secara teknis elektron bergerak mengelilingi inti
atom) dan dapat secara tiba-tiba bergerak atau terjadi loncatan bila didekati oleh suatu unsur
penghantar listrik seperti logam atau kabel listrik. Loncatan ini kadang-kadang dapat
menimbulkan percikan api bila muatannya besar. Contoh paling mudah adalah petir. (pengertian
lebih detail mengenai listrik statis dan listrik dinamis akan kami bahas pada artikel-artikel
mendatang)

Fungsi Grounding

Sebagai bagian dari proteksi instalasi listrik rumah, grounding ini mempunyai beberapa fungsi
sebagai berikut :

 Untuk tujuan keselamatan, seperti yang dijelaskan sebelumnya, grounding berfungsi


sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi tegangan listrik
yang timbul akibat kegagalan isolasi dari system kelistrikan atau peralatan listrik.
Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan setrika listrik dan terjadi tegangan yang
bocor dari elemen pemanas di dalam setrika tersebut, maka tegangan yang bocor tersebut
akan mengalir langsung ke bumi melalui penghantar grounding. Dan kita sebagai
pengguna akan aman dari bahaya kesetrum. Perlu diingat, peristiwa kesetrum terjadi bila
ada arus listrik yang mengalir dalam tubuh kita.
 Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus
listrik yang besar langsung ke bumi. Dalam prakteknya, pemasangan grounding untuk
instalasi penangkal petir dan instalasi listrik rumah harus dipisahkan.
 Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah
kerusakan akibat adanya bocor tegangan.

Bila ditinjau lebih luas lagi, pengertian dan fungsi grounding akan berbeda bila diterapkan pada
system transmisi tenaga listrik, tujuan pengukuran, pesawat terbang atau pesawat ruang angkasa.
 Untuk rangkaian system transmisi tenaga listrik yang besar, bumi itu sendiri dapat
digunakan sebagai salah satu penghantar bagi jalur kembali dari rangkaian tersebut,
dimana dapat menghemat biaya bila dibandingkan pemasangan satu penghantar fisik
sebagai saluran kembali. Perlu diketahui, arus listrik yang mengalir ke beban akan
mengalir kembali ke sumber arus listrik tersebut. Karena itu, kabel listrik di peralatan
listrik rumah mempunyai minimal 2 penghantar, dimana salah satu mengalir dari sumber
listrik ke beban dan satunya lagi berfungsi sebagai penghantar balik.
 Untuk tujuan pengukuran, bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi yang relatif
cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan lain.
 Pada pesawat terbang, saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang langsung
ke bumi. Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar yang berfungsi
sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus listrik. Selain itu
pesawat udara memiliki static discharge system yang dipasang pada ujung-ujung sayap,
yang gunanya membuang kembali ke udara muatan listrik yang timbul akibat gesekan
dengan angkasa saat terbang, sehingga pesawat aman dari sambaran petir.

Static Discharge System pada Pesawat Terbang

System grounding yang terpasang di instalasi listrik rumah

Kabel grounding secara umum terkoneksi di kWh meter PLN. Pada saat pemasangan kWh
meter, petugas PLN yang melakukan pemasangan instalasi grounding dan juga menyambung
kabel grounding di dalam kWh meter tersebut. Dalam hal ini petugas PLN akan memastikan
grounding terpasang dengan benar. Karena kWh meter adalah milik PLN dan disegel.

Tetapi, sering juga perumahan yang dibangun memasang sendiri instalasi grounding, dengan
menggunakan jasa kontraktor instalasi listrik, sebelum PLN memasang kWh meter-nya. Dan
kemudian saat kWh meter dipasang, petugas PLN akan menyambung koneksi grounding tersebut
di kWh meter. Untuk sistem koneksi grounding di kWh meter, terminal grounding akan
dihubungkan dengan terminal netral.

Sistem grounding di kWh meter akan disambungkan menggunakan kabel grounding dari kabel
NYM  masuk ke MCB Box (untuk memahami jenis-jenis kabel bisa baca artikel sebelumnya
“Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (2)” ).
Gambar berikut adalah contoh koneksi untuk grounding yang terpasang di MCB Box (Pengaman
Listrik atau Panel Hubung Bagi) dari instalasi listrik rumah.

Warna merah adalah terminal pentanahan di MCB Box

Dalam gambar tersebut, sirkuit dari instalasi listrik rumah digunakan 3 buah MCB dan kabel
masuk dari kWh meter berada di bagian bawah serta kabel keluarnya berada dibagian atas.
Terminal netral berada di bagian atas (kabel berwarna biru) dan terminal proteksi grounding
berada di bagian bawah (kabel hijau-kuning).

Bagaimana dengan instalasi grounding di bagian luar atau “outdoor”. Untuk tipe yang umum
atau konvensional bisa dilihat pada gambar berikut :
Contoh Instalasi Grounding Rumah

Dari gambar dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Sistem grounding yang terpasang ada dua macam yaitu untuk instalasi listrik rumah dan
instalasi penangkal petir. Dua system grounding ini memang harus dipisahkan
pemasangannya dan berjarak paling tidak 10 m.
 Koneksi grounding untuk instalasi listrik rumah terpasang di kWh meter PLN.

Komponen instalasi grounding adalah sebagai berikut :

 Grounding rod, yaitu batang grounding yang ditanam di dalam tanah. Terdiri dari pipa
galvanis medium ¾”, kawat tembaga BC berdiamater 16 mm2, Dan dilengkapi dengan
“splitzen” yang dikencangkan dengan baut. Panjang grounding rod ini biasanya antara 1.5
m s/d 3 m.
 Pipa PVC, yang digunakan sebagai selubung (konduit) dari kabel grounding yang
ditanam dalam dinding / tembok atau untuk jalur kabel penangkal petir.

Dari kWh meter, kawat tembaga BC yang terpasang dalam pipa PVC sebagai konduit bertemu
dengan grounding rod dalam satu bak kontrol. Untuk instalasi penangkal petir, air terminal yang
terpasang harus mampu meng-cover sampai radius 120 derajat. Dan di posisi air teminal, batang
tembaga disambung dengan kabel BC langsung menuju grounding rod.

Detail dari masing-masing instalasi adalah sebagai berikut :

Detail Komponen Grounding Rod


Detail Komponen Air Terminal dari Penangkal Petir

Parameter dalam menentukan kualitas grounding

Parameter yang paling penting dalam menilai kualitas grounding adalah resistans atau nilai
tahanan dalam satuan Ohm, yang terukur di koneksi grounding tersebut. Semakin kecil nilai
tahanannya, semakin baik grounding tersebut. Artinya arus gangguan listrik atau petir dapat lebih
cepat menuju bumi tanpa hambatan berarti. Ingatlah, arus listrik secara alami cenderung mencari
jalan dengan hambatan termudah (prinsipnya sama dengan manusia yah..)

Nilai yang umum dipakai adalah nilai tahanan maksimal 5 Ohm untuk instalasi listrik rumah dan
maksimal 2 ohm untuk instalasi petir. Hal ini juga sesuai dengan yang dinyatakan dalam PUIL
2000.

Yang perlu dicatat disini adalah, nilai tahanan yang didapat tidak selalu sama dengan panjang
grounding rod yang terpasang, karena sangat tergantung pada kondisi tanah dimana instalasi
grounding ini dipasang. Bila kondisi tanahnya mempunyai nilai tahanan rendah, maka cukup
dipasang satu atau dua batang grounding rod dan tahanan yang terukur dapat mencapai dibawah
5 Ohm.

Bila tahanan terukur masih tinggi, maka panjang grounding rod harus ditambah agar lebih dalam
lagi. Akan tetapi, PUIL 2000 menjelaskan, jika daerah yang mempunyai jenis tanah yang nilai
tahanannya tinggi, tahanan grounding-nya boleh mencapai maksimal 10 Ohm.

Pengukuran nilai tahanan ini menggunakan “earth tester”, dimana alat ukur ini sudah menjadi
alat wajib bagi kontraktor yang mengerjakan instalasi grounding. Anda hanya perlu memastikan
bahwa nilai tahanan yang terukur sudah sesuai dengan persyaratan instalasi grounding. Jadi
bukan berapa meter grounding rod ditanam, tapi nilai resistansi yang harus jadi parameter utama.

Bagaimana konkesi grounding sampai di peralatan listrik


Satu hal yang tidak boleh kita abaikan adalah koneksi grounding harus dipastikan tidak terputus
sampai ke peralatan listrik yang kita gunakan sehari-hari. Dari MCB Box atau kWh meter, kabel
grounding yang berwarna hijau-kuning ini bersama dengan kabel phase dan netral akan melewati
seluruh instalasi listrik rumah dan akhirnya terkoneksi di stop kontak.

Gambar berikut adalah salah satu contoh stop kontak, dimana kotak merah memperilhatkan
koneksi dari grounding tersebut.

Koneksi Grounding pada Stop Kontak

Hal berikut selanjutnya adalah pada colokan listrik atau steker. Sebaiknya gunakan colokan
listrik yang mempunyai fasilitas koneksi grounding terpasang. Anda dapat melihat pada gambar
berikut contoh colokan listrik yang mempunyai koneksi grounding (ditandai dengan kotak merah
atau lingkaran merah).

Colokan Listrik yang Mempunyai Fasilitas Grounding


Contoh Colokan Multi bentuk "T" dengan Grounding

Untuk peralatan listrik dengan kapasitas cukup besar atau sering kita gunakan/sentuh sehari-hari
seperti TV, Rice-cooker, setrika listrik, kabel rol, mesin air, kulkas, dll, sebaiknya menggunakan
colokan listrik dengan fasilitas grounding ini.

Penutup

Semoga dengan pemaparan yang sederhana ini, anda sebagai pengguna peralatan listrik dalam
kehidupan sehari-hari akan lebih memahami pentingnya instalasi grounding yang harus
terpasang di instalasi listrik rumah anda. Bila anda mempunyai informasi lain atau pengalaman
yang mungkin saja berguna sebagai pelajaran, anda bisa menghubungi kami di halaman “kontak
kami” atau memberikan komentar tambahan, sehingga artikel ini dapat lebih bermanfaat lagi.
Pembahasan praktis mengenai tema ini dapat anda temukan di artikel “Bagaimana Memastikan
System Grounding di Rumah Terpasang dengan Baik“.

Sekali lagi, keselamatan anda ditentukan oleh pengetahuan dan pemahaman yang anda miliki,
kemudian aplikasi yang sudah dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari dan akhirnya ditambah
pengalaman yang dialami diri sendiri ataupun orang lain yang berbagi kepada anda.

Salam Keselamatan,
ILR-Team
GROUNDING SYSTEM / PEMBUMIAN

Grounding system adalah suatu perangkat instalasi yang


berfungsi untuk melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas
muatan arus petir. Standart kelayakan grounding/pembumian harus bisa memiliki nilai Tahanan
sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Material grounding
dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga,
semakin luas permukaan material grounding yang di tanam ke tanah maka
resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.

Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada
beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan.

2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi


karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus petir semakin mudah
menghantarkan.

3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah menghantarkan.

4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan
tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut.

Grounding system atau pembumian dapat di buat dengan 3 bentuk, diantaranya :


1. Single Grounding

Yaitu dengan menancapkan sebuah batang logam/pasak biasanya di pasang tegak lurus masuk
kedalam tanah

2. Pararel Grounding

Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang baik, maka perlu di tambahkan
material logam arus pelepas ke dalam tanah yang jarak antara batang logam/material minimal 2
Meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC. Penambahan batang logam/material dapat juga
di tanam mendatar dengan kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin
atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa di terapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan
sebaran/resistansi kurang dari 5 Ohm setelah pengukuran dengan Earth Tester Ground

3. Maksimun Grounding

Yaitu dengan memasukan material grounding berupa lempengan tembaga yang diikat oleh kabel
BC, serta dengan pergantian tanah galian di titik grounding tersebut.

Alat dan Material Bantu :

Alat Ukur Resistansi/Earth Tester Ground


Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistansi atau tahanan
grounding system pada sebuah instalasi penangkal petir yang telah
terpasang. Alat ukur ini digital sehingga hasil yang di tunjukan memiliki
tingkat akurasi cukup tinggi. Selain itu pihak Disnaker juga menggunakan
alat ini untuk mengukur resistansi. Sehingga pengukuran oleh pihak
kontraktor sama dengan hasil pengukuran pihak disnaker.

Bus Bar Grounding

Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur petir dengan
kabel grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga atau logam yang
berfungsi sebagai konduktor, sehingga kualitas dan fungsi instalasi
penangkal petir yang terpasang dapat terjamin.

Copper Butter Connector

Alat ini digunakan untuk menyambung kabel, dan biasanya kabel yang disambung pada instalasi
penangkal petir Flash Vectron adalah kabel grounding sistem, karena kabel penyalur pada
penangkal petir Flash Vectron tidak boleh terputus atau tidak boleh ada sambungan. Setelah
kabel tersambung oleh alat ini tentunya harus diperkuat dengan isolasi sehingga daya rekat dan
kualitas sambungannya dapat terjaga dengan baik. Penyambungan kabel instalasi penyalur petir
konvensional umumnya menggunakan alat ini, karena pada penangkal petir konvensional jalur
kabel terbuka hanya di lindungi oleh conduite dari PVC.

 
Ground Rod Drilling Head

Alat ini berfungsi untuk membantu mempercepat pembuatan grounding penangkal petir, dengan
cara memasang di bagian bawah Copper Rod atau Ground Rod yang akan di masukkan ke dalam
tanah, sehingga Copper Rod atau Ground Rod tersebut ketika didorong kedalam tanah akan cepat
masuk karena bagian ujung alat ini runcing. Selain itu, alat ini juga dapat menghindari kerusakan
Copper Rod ketika di pukul kedalam tanah

Ground Rod Drive Head

Alat ini dipasang dibagian atas Copper Rod atau Ground Rod dan berfungsi untuk menghindari
kerusakan Copper Rod atau Ground Rod bagian atas yang akan di masukkan ke dalam tanah,
karena disaat Copper Rod didorong ke dalam tanah dengan cara di pukul, alat pemukul tersebut
tidak mengenai Copper Rod akan tetapi mengenai alat ini.

 
Bentonit

Dalam aplikasi grounding system atau pembumian, bentonit dipergunakan untuk membantu
menurunkan nilai resistansi atau tahanan tanah. Bentonit digunakan saat pembuatan grounding
jika sudah tidak ada cara lain untuk menurunkan nilai resistansi. Pada umumnya para kontraktor
cenderung memiling menggunakan cara pararel grounding atau maksimum grounding untuk
menurunkan resistansi.

Ground Rod Coupler

Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen copper rod atau ground rod
yang dimasukkan kedalam tanah sehingga copper rod atau ground rod yang masuk kedalam
tanah akan lebih panjang, misalnya ketika kita akan membuat grounding penangkal petir sedalam
12 meter dengan menggunakan copper rod, maka alat ini sangat diperlukan karena copper rod
yang umumnya ada dipasaran paling panjang hanya 4 meter.

 
 

ARTIKEL GROUNDING SYSTEM PENANGKAL PETIR

Saat ini masih banyak orang atau beberapa kontraktor bahkan instalatir penangkal petir yang
membuat grounding system dengan cara memasukan copper rod atau tembaga asli ke dalam
tanah. Hal ini tentunya sangat baik karena logam yang digunakan mengandung unsur tembaga
yang lebih tinggi, terlebih lagi jika dibandingkan dengan menggunakan ground rod atau besi
yang di sepuh atau di lapisi tembaga. Meskipun saat ini banyak sekali ground rod di pasaran
yang lapisan tembaganya telah sesuai dengan standart SNI ( Indonesia) bahkan IEC
(Internasional). Dengan banyaknya ground rod atau besi lapisan tembaga di pasaran
membuktikan bahwa dalam membuat grounding system dengan menggunakan copper rod secara
biaya di anggap terlalu mahal, dan para kontraktor dan ilmuwanpun mencoba membuat alternatif
material dengan membuat ground rod dengan standart SNI atau IEC.

Ada teknik pembuatan grounding system yang saat ini umum digunakan, yaitu dengan cara
menggunakan pipa galvanis yang kemudian di dalamnya dimasukkan kabel BC (bare cooper),
teknik ini banyak dilakukan oleh kontraktor di lapangan karena selain kualitasnya baik secara
hargapun dianggap lebih ekonomis. Pipa galvanis yang dimasukkan ke dalam tanah biasanya
berukuran 3/4 " atau 1 " dan bare cooper yang digunakan biasanya berukuran 50 mm. Pipa
galvanis dapat membantu memperlebar luas penampang material yang ditanam, sedangkan bare
copper memiliki kandungan tembaga yang lebih tinggi sekalipun dibandingkan dengan cooper
rod, sehingga resistansi atau tahanan grounding penangkal petir lebih baik.

Sesuai pengalaman kami dilapangan, teknik pembuatan grounding system untuk instalasi
penangkal petir di wilayah Bogor. Jika menggunakan Copper Rod sepanjang 12 meter kemudian
dimasukan kedalam tanah maka resistensi atau tahanan tanahnya menunjukan hasil 7 Ohm,
sedangkan jika menggunakan Pipa Galvanize di tambah BC 50 mm hasil resistensinya
menunjukan 4 Ohm. Hal ini membuktikan bahwasannya teknik pembuatan grounding system
dengan menggunakan Pipa Galvanize di tambah kabel BC kualitasnya jauh lebih baik di samping
lebih ekonomis.
Generator Kardus

http://www.discoverthis.com/projects.html

Generator ini tidak menggunakan “komutator” (yaitu semacam cincin yg dibagi dua yg
menjadikan keluarannya DC), maka outputnya adalah AC yang langsung dihubungkan ke lampu.
Lampu tidak akan putus selama tegangannya sesuai.

Bahan-bahan:

4 bh ceramic magnet (1cm x 2cm x 5cm) atau magnet bentuk lain selain magnet bekas speaker

100 gr / 1ons kawat email uk 0.1mm (ada juga yg lebih tipis lagi)

1bh lampu mini, 1.5V/25mA atau lampu LED

1lb kardus bekas (atau plexiglas/triplex tipis), 8cm x 30cm

1bh paku, minimal 8cm panjangnya

ampelas untuk membersihkan lapisan email kawat

selotip untuk membungkus gulungan kawat

Optional: bor listrik kecil untuk memutar rotornya

Peringatan!

Jauhkan magnet dari semua peralatan elektronik (pc, hp, tv, vcd, piringan cakram, kartu kredit,
dsb) karena akan merusak.

Box rumah generator:


Buatlah garis seperti dibawah ini pada kardus. Tentukan titik tengahnya (utk lubang paku
nantinya).

Catatan: Bila boxnya dari plexiglas/triplex, jangan membuatnya lebih besar dari gambar diatas.
Gulungan kawat harus sedekat mungkin dengan putaran magnet agar hasilnya maximal. Jadi
buatlah sesuai panjang dan lebar magnet.

Selanjutnya lipatlah menurut garis sehingga berbentuk kotak, dan rekatkan dengan selotip. Garis
tengahnya harus berada disisi luar agar mudah ditusuk dg paku.

Tusuklah paku di garis tengah kotak hingga tembus kebelakang. Jangan sampai lubangnya
kebesaran, asal pakunya dapat bebas berputar sudah cukup. Cabut kembali pakunya.

Menggulung kawat email:

Ambil kawat email. Setelah dilebihkan 10 cm, rekatkan kawat ditengah box dengan selotip lalu
mulailah menggulung. Dari tengah terus kebawah/atas, lalu naik lagi hingga keatas/bawah, dst.,
hingga kawat tersisa 10 cm (kalau bisa posisinya juga ada ditengah). Tidak mengapa bila lubang
paku tertutup. Sambil tetap memegang ujung kawat, bungkus gulungan dengan selotip agar tidak
terurai, tapi jangan sampai lubang paku ikut terbungkus. Bersihkan lapisan (yg berwarna kuning)
kedua kawat 2cm (boleh lebih) dari ujungnya dengan ampelas sekeliling. Dengan hati2
renggangkan gulungan kawat yg menutupi lubang hingga paku dapat masuk., dan pastikan paku
dapat berputar bebas.

Menempatkan magnet.

Dari 4 magnet jadikan 2 pasang (masing2 saling menempel dg pasangannya). Tempelkanlah


kedua pasang magnet tsb di paku (didalam box) memanjang kesamping (berbentuk palang). Atur
posisi kedua pasang magnet itu sama dan seimbang., lalu coba putar pakunya (selanjutnya
disebut rotor) hingga bebas berputar. Boleh sisipkan ruang kosong diantara pasangan magnet tsb
dg kardus sehingga lebih kokoh. Boleh juga magnet2 itu dililit dg selotip agar tidak terlepas dari
paku.

Menyambung ke lampu.

Pastikanlah tiap ujung kawat bersih dari lapisannya supaya arus yg lewat dapat bebas mengalir
untuk menyalakan lampu, nantinya.

Lilitkan ujung2 kawat generator ke kawat2 lampu, dan jauhkan, agar tidak terjadi hubungan
pendek.

Test generator.

Putarlah rotor bertahap dari lambat hingga mampu menyalakan lampu dg terang. Bila telah
diketahui seberapa kencang putarannya sampai lampu menyala terang, maka jadikanlah patokan.
Sebab bila melebihi maka lampu akan putus/terbakar. Perhatikan juga apakah magnet bergesekan
tidak dengan boxnya, baik sewaktu diputar kencang maupun setelah melambat, karena akan
mengurangi putaran juga. Terang atau redupnya lampu ditentukan oleh seberapa cepat putaran
magnetnya, dan seberapa dekat jarak magnet dg gulungannya.

Bila ternyata lampu tetap redup walau telah diputar sekencangnya (apakah juga sama sewaktu
diputar dg bor listrik mini) maka mau tidak mau harus ditambah gulungan kawatnya. Caranya
tinggal sambung/lilit saja ujung kawat akhirnya dengan yg baru (yg sudah bersih dari lapisan
email)lalu gulung dg arah yg sama lagi. Generator ini minimal harus dapat menghasilkan
tegangan 2V supaya lampu dapat menyala.

Bila anda bermaksud ingin mengetahui seberapa besar tegangannya bila diputar sekencang-
kencangnya, maka tambahkan satu lampu lagi yg disambung secara seri (ujung lampu 1 dg ujung
lampu 2, ujung lampu 2 dg ujung generator). Masih juga sanggup menyalakan kedua lampu,
tambahkan kembali lampu yg ketiga, demikian seterusnya, hingga lampu yg terakhir tidak
menyala walau rotor telah diputar paling kencang.

Catatan.
Berat atau ringannya rotor diputar tergantung dari bebannya. Bila ternyata dg lampu mini tsb
rotor terasa berat/keras diputar, maka gantilah dengan lampu LED (ada yg berwarna merah,
kuning, hijau dan putih). Led putih dpt menyala dg tegangan 2-5V, led yg lain max 3V.

Menjadikan motor.

Salah satu kawat keluaran generator sambungkan ke ( + ) batere 6V (4x AA), kawat yg lain
sentuhkan ke (- ) nya, maka generator ini berubah menjadi motor! Untuk merubah arah putaran,
+ /- tinggal dibalik.

Merubah tegangan AC menjadi DC.

Cara yg termudah adalah dg menggunakan 4 buah diode (type IN4001 umum, tapi sayangnya
arus berkurang hingga ¾ dr keluaran generator. Pilihan lain adalah IN5819, Cuma agak jarang
dipasaran).

Generator Kayu

http://miniscience.com/projects

Aneka generator sederhana lain:

http://www.creative-science.org.uk/

Motor Listrik Sederhana dg Saklar Reed 1


http://simplemotor.tripod.com/selfmotor.htm

Motor Listrik Sederhana dg Saklar Reed 2

http://simplemotor.tripod.com/kits1-4.htm

Kincir angin kertas

http://www.talentfactory.dk/en/kids/teacher/turbkit.pdf

Generator mini angin dan air

http://www.re-energy.ca/

mini Windmill
Cara Membuat Pembangkit Listrik Tenaga Angin Kecil

Cara Membuat Pembangkit Listrik Tenaga Angin Kecil.


Dengan Nama Allah Yang Maha Berilmu

Tahap 1 Membuat Piringan Kumparan.

Bahannya:

1. Kawat tembaga beremail ukuran 1 mm;


2. Alat Penggulung Kawat
3. Solder dah Timah
4. Konektor 3 buah
5. Papan multipleks 2 mm 50 cm x 50 cm 3 lembar.
6. Resin + Katalis
7. Isolatif kertas

Caranya:

1. Membuat alat penggulung kawat dan cara gulungnya. Lihat gambar aja yah.
2. Buatlah gulungan sebanyak 9 buah dan tiap buah 60-70 gulungan kawat tembaga. Lihat gambar
berikut ini.
3. Menghubungkan tiap gulungan seperti gambar berikut.

4. Mengecor gulungan dengan resin dan katalis.

Bahannya
- resin,
- katalis,
- lembar kain fiber,
- multipleks 2 mm (50cm x 50 cm = 3 lembar),
- tempat membuat adonan resin katalis dan pengaduknya.

Caranya:

- Dari 3 buah tripleks/multipleks salah satunya bolongi tengahnya dengan diameter 40 Cm.
- Potongan bulatannya diambil bagian tengahnya bulat pula dengan diameter 10 Cm
- Kemudian yang tidak dibolongi letakkan dibagian bawah dan diatasnya dialasi kain fiber
- taruh diatasnya lagi tripleks yang dibolongi tadi.
- Letakkan kumparan yang telah dihubungkan satu sama lain dan konektornya
- Lalu corlah dengan campuran resin dan katalis
- selanjutnya tutup dengan kain fiber sesuai diameter lingkarannya

- cor lagi dengan resin+katalis lalu ratakan.

- Kemudian tutuplah dengan lembar tripleks ke 3 dan pasang mur baut agar rapat. Lalu biarkan selama
24 jam.
- Setelah 24 jam, bukalah tripleks-tripleksnya dan kemudian rapikan dari hal-hal bekas cetakan.
- Maka bahan utama kumparan untuk pembangkit listrik tenaga angin ringan Anda telah selesai.

Tahap Selanjutnya kita akan membuatan "piringan" Magnet.

Tahap 2 Membuat Piringan Magnet.

Bahan yang dibutuhkan:

1. Magnet permanen balok dengan ukuran 2,5 x 1 x 5 cm. Sebanyak 16 - 20 buah. Yang baik bila
ukurannya 5 x 2 x 10 cm.
2. Plat besi 2 mm berbentuk pipih bulat diameter 30 Cm 2 buah.
3. Lem besi secukupnya.

Caranya:

Lihat gambar.

- Gambar Magnet dan Kutubnya.


- Susunlah magnet-magnet pada plat seperti gambar berikut. Perhatikan warna biru dan merah
merupakan arah kutub-kutub magnet tersebut. Pastikan jarak tiap magnet satu dan lainnya sesuai.
Gunakan penggaris dan jangka serta spidol untuk menentukan letak magnet-magnet tersebut.
Kemudian gunakan lem besi untuk mengikat magnet ke plat besi. Agar ketika plat berputar nanti
magnet-magnetnya tidak bergeser atau jatuh.

Kita buat dalam 1 piringan magnet dengan 8 buah magnet saja.

Contoh piringan magnet yang menggunakan 20 buah strong magnet.


Untuk mendapatkan kualitas arus listrik yang bagus, gunakan "strong magnet" berbahan dasar NiCuNi.
Bila tidak ada, dapat menggunakan magnet bekas speaker tapi harus dipotong-potong minimal sama
besar seperti gambar.

Buat plat magnet sebanyak 2 buah dengan proses yang sama.

Pada akhirnya susunannya akan dipasang seperti gambar berikut ini.

Anda mungkin juga menyukai