Anda di halaman 1dari 5

NAMA : INAS SALSABILA FIRDAUS

KELAS : X AKL 3
NO. ABSEN : 13

ANALISIS CIRI – CIRI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MANUSIA


MASA PRA AKSARA

NO. TAHAPAN KEHIDUPAN CIRI – CIRI


1. Masa Berburu dan Mengumpulkan 1. Kehidupan masa ini berlangsung pada
Makanan (Meramu) Tingkat zaman Palaeolithikum (Batu Tua).
Sederhana 2. Manusia pendukung kehidupan pada
masa ini adalah Meganthropus,
Palaeojavanicus, Pithecanthropus, dan
manusia jenis Homo.
3. Hidup dalam kelompok kecil dan
berpindah – pindah (nomaden) karena
masih tergantung pada alam.
4. Kegiatan yang dilakukan ditujukan
pada pemenuhan kebutuhan makanan
dengan cara berburu binatang dan
mengumpulkan makanan (Hunting and
Food gathering).
5. Peralatan utamanya adalah alat – alat
untuk berburu dan alat untuk
mengeluarkan umbi dari dalam tanah
yang terbuat dari batu yang masih
kasar dan tulang. Contohnya : kapak
genggam/ kapak perimbas, kapak
penetak, pahat genggam, alat serpih,
dan alat – alat dari tulang (pisau belati,
mata tombak dan mata panah).
6. Telah mengenal pembagian tugas,
yaitu laki – laki bertugas untuk
mencari binatang buruan, sedangkan
kaum perempuan memelihara anak
dan mengumpulkan makanan berupa
umbi – umbian, buah – buahan, dan
daun – daunan.
7. Sudah mulai mengenal api, walaupun
belum jelas dalam penggunaannya.
2. Masa Berburu dan Mengumpulkan 1. Kehidupan masa ini berlangsung pada
Makanan (Meramu) Tingkat Lanjut zaman Mesolithikum (Batu Tengah).
2. Manusia pendukung kehidupan pada
masa ini adalah Homo Sapiens dari
jenis Papua Melanesoid.
3. Hidup masih tergantung pada alam
dengan cara berburu binatang dan
mengumpulkan makanan (Hunting and
Food gathering).
4. Mulai ada keinginan untuk tinggal
menetap walaupun masih bersifat
sementara (Seminomaden). Manusia
praaksara mulai tinggal di gua alam
(Abris Sous Roche) yang dekat dengan
sumber air atau tinggal dalam rumah –
rumah bertonggak di tepi pantai dan
meninggalkan sampah dapur
(Kjokkenmoddinger) yang berasal dari
kulit siput dan kerang.
5. Sudah dapat mengolah makanan
dengan memanfaatkan api.
6. Sudah mengenal kesenian dalam
bentuk seni lukisan. Lukisan yang
dihasilkan berupa lukisan tangan pada
gua – gua alam tempat tinggal mereka.
3. Masa Bercocok Tanam 1. Kehidupan masa ini berlangsung pada
zaman Neolithikum (Batu Muda).
2. Manusia pendukung kehidupan pada
masa ini adalah Homo Sapiens dari
kelompok bangsa Proto Melayu yang
dating dari daratan Asia, tepatnya dari
Yunan melalui jalur barat dan timur.
3. Pola hidup sudah menetap (Sedenter),
yaitu tempat yang dipilih di dekat
sungai, danau, bukit, dan hutan yang
dekat dengan sumber air.
4. Dari mengumpulkan makanan beralih
ke cara hidup menghasilkan makanan
(Food producing).
5. Kehidupan menetap memunculkan
kesadaran akan penataan hidup
bermasyarakat.
6. Telah mampu membuat perahu
sederhana untuk menangkap ikan
serta mengenal cara barter.
7. Masyarakat membuka ladang dengan
cara membakar hutan.
8. Alat yang dihasilkan terbuat dari batu
yang sudah dihaluskan. Contohnya :
kapak persegi, kapak lonjong, gerabah,
alat pemukul dari kulit kayu dan
perhiasan.
9. Sudah mengenal kepercayaan
terhadap kekuatan gaib dan memuja
roh nenek moyang atau lebih dikenal
animisme dan dinamisme. Untuk
mendukung kepercayaan ini, mereka
mendirikan bangunan Megalithikum.
4. Masa Perundagian 1. Kehidupan masa ini berlangsung pada
zaman Logam (Perunggu dan Besi).
2. Masa perundagian di Indonesia di
dukung oleh bangsa Deutro Melayu.
3. Masyarakat masa perundagian hidup
di desa – desa, pegunungan, dataran
rendah, tepi pantai, dengan tata
kehidupan yang teratur dan terpimpin.
4. Telah mengenal teknik pengolahan
danpembuatan alat – alat dari logam,
seperti nekara, kapak perunggu,
bejana perunggu, arca perunggu,
perhiasan perunggu dan benda –
benda dari besi. Ada dua teknik
pembuatan alat dari logam, yaitu
teknik bivalve (setangkup) dan teknik
cetak lilin (a cire perdue).
5. Alat yang dihasilkan terbuat dari
logam berbahan perunggu dan besi.
Contoh alat dari perunggu : nekara
perunggu, kapak perunggu, moko,
bejana perunggu, arca perunggu, dan
perhiasan perunggu. Contoh alat dari
besi : mata kapak, mata sabit, mata
pisau, mata pedang, cangkul, dan
tongkat.
6. Kepercayaan terhadap roh nenek
moyang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang telah ada
di masa sebelumnya serta pendirian
bangunan Megalithikum pun terus
berlanjut begitu juga dengan
penguburan jenazah.
7. Adanya pembagian kerja yang lebih
terspesifikasi dengan adanya golongan
undagi.
8. Teknik pertanian lebih maju dengan
dikenalnya sistem irigasi.
9. Kehidupan menetap yang teratur
dalam perkampungan dan melahirkan
seorang pemimpin.

Kesimpulan :
Kehidupan manusia masa pra aksara berdasarkan tahapan kehidupannya, memiliki
pola kehidupan yang sangat sederhana, berburu dan meramu yang dilakukan karena
melihat iklim dan kesuburan tanah, dan hidup berpindah pindah. Hasil buruannya dapat
disimpan dan di kumpulkan untuk hari - hari berikutnya.
Kemudian mengenal sistem bercocok tanam meski tingkat sederhana, kemudian
manusia sudah hidup menetap, mulai dari tinggal di goa dan tidak berpindah pindah
juga mulai berternak, untuk diambil susu, daging dan kulitnya atau bahkan tenaganya
untuk melakukan kegiatan sehari hari.
Mata pencaharian selanjutnya mengikuti dari tingkat kemajuan otak manusia yang
berdampak pada keinginan untuk memiliki kemajuan taraf kehidupan yang lebih baik.
Pemikiran manusia dari masa kemasa semakin maju dimana kemudian mulai berfikir
untuk mencari alat tukar untuk memenuhi kebutuhan, mulai dari sistem barter yang
menjadi cikal bakal dari sistem tukar menukar dengan uang untuk membeli barang.
Pada waktu itu, manusia juga mulai sudah mengenal kepercayaan terhadap kekuatan
gaib dan roh nenek moyang atau lebih dikenal dengan kepercayaan animisme dan
dinamisme.

DAFTAR PUSTAKA
Lilik Harisuprihanto, Anisyah Fitriana, Wulan Widayati. Modul Pengayaan Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk SMP/ MTs VII Semeseter 2. Surakarta : CV Grahadi.

Anda mungkin juga menyukai