Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TERNAK TROPIKA DOI: 10.21776/ub.jtapro.2018.019.02.

1
Journal of Tropical Animal Production OPEN ACCES Freely Available Online
Vol 19, No. 2 pp. 73-79, Desember 2018

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG SEMUT


(Myrmecodia sp.) TERHADAP FERTILITAS TELUR AYAM

The effect of sarang semut (Myrcomedia sp.) extract addition on chicken egg
fertility

Ertika Fitri Lisnanti 1), Amiril Mukmin 1), Nur Fitriyah 2)


1)
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri Kediri
2)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri Kediri
Email: lisnantiertika@gmail.com

Submitted 25 November 2018, Accepted 14 Desember 2018

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak sarang semut
terhadap peningkatan fertilitas telur ayam. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen
dengan rancangan acak lengkap pola faktorial (RALF). Faktor I = level pemberian ekstrak
umbi sarang semut yang terdiri dari 2 level yaitu L1(10 mg/kg BB) dan L2 (20 mg/kg BB),
sedangkan Faktor II = durasi pemberian ekstrak umbi sarang semut yang terdiri dari 3 level
yaitu D0 (0 hari/minggu), D3 (3 hari/minggu) dan D5 (5 hari/minggu). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan analisa statistik diketahui terdapat interaksi yang nyata
(P<0,05) antara kombinasi perlakuan level pemberian dan durasi pemberian ekstrak umbi
sarang semut terhadap fertilitas telur ayam. Pemberian ekstrak sarang semut pada level 10
mg/kg BB dengan durasi pemberian selama 5 hari/minggu (LID5) secara sinifikan mampu
meningkatkan fertilitas telur ayam (97,58%) jika dibandingkan dengan perlakuan yang lain
(L2D3 = 94,38%; L2D5 = 94,32%; L1D3 = 93,28%; L2D0 = 92,90%; dan L1D0 = 2,84%).
Kesimpulan yang dapat diambil ialah untuk dapat meningkatkan fertilitas telur ayam, level dan
durasi pemberian ekstrak sarang semut harus tepat karena jika tidak, nilai peningkatannya tidak
akan optimal, sekalipun dengan level dan durasi pemberian yang lebih tinggi.

Kata kunci : Durasi pemberian, ekstrak sarang semut, fertilitas, level pemberian, telur ayam

How to cite : Lisnanti, E.F., Mukmin, A., & Fitriyah, N.. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang
Semut (Myrmecodia sp.) Terhadap Fertilitas Telur Ayam. TERNAK TROPIKA Journal
of Tropical Animal Production Vol 19, No 2 (73-79)

J. Ternak Tropika Vol 19, No 2: 73-79, 2018 73


Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang Semut Ertika Fitri Lisnanti, dkk. 2018
(Myrmecodia sp.)

ABSTRACT

This research was to know the effect of sarang semut extract addition on the increase of
chicken’s egg fertility. This research analyzed using experimental method with factorial
complete randomized design. The first factor is level of adding sarang semut extract divided
into 2 levels, L1( 10 mg/kg body weight) and L2 (20 mg/kg body weight), while the second
factor is the duration of addition divided into 3 levels, D0 ( 0 day/ week), D3 (3 days/week) and
D5 (5 days/week). The result shown that there was significant interaction (P<0.05) between
level and duration of sarang semut addition on chicken egg fertility. Sarang semut addition in
the level 10 mg/kg body weight with 5 days/week duration (L1D5) can significantly increase
the chicken egg fertility (97.58%) comparing to the other treatments (L2D2= 94.38%;
L2D5=94.32%; L1D3= 93.28%; L2D0= 92.90%; and L1D0= 2.84%). The conclusion that
can be taken from this research is to increase the chicken egg fertility, level and duration of
addition must be fixed, otherwise, the augmentation will not be optimal although with the
higher adding level and duration.

Keywords: Adding duration, addition level, chicken egg, fertility, sarang semut extract.

PENDAHULUAN mendukung pembangunan sistem saraf,


Fertilitas (kesuburan) dari suatu meningkatkan ketahanan terhadap penyakit
kelompok telur tetas adalah jumlah telur dan nilai nutrisi daging serta telur unggas.
yang bertunas (fertile) dari sekian Makanan yang mencukupi untuk kebutuhan
banyaknya telur yang dierami atau hidup pokok, produksi dan reproduksi bagi
ditetaskan, dan dihitung dalam bentuk ternak yang baik adalah jika ternak tidak
persentase (Bell dan Weaver, 2002). Faktor mengalami hambatan pertumbuhan dan
yang menentukan fertilitas telur adalah defisiensi nutrisi yang dapat menghambat
kualitas telur tetas (Agustira dan Risna, proses reproduksi baik pada pejantan
2017). Lebih jauh Wirapartha dan Dewi maupun betina
(2017) menjabarkan fertilitas telur Defisiensi vitamin E pada unggas
dipengaruhi oleh perbandingan jantan dan dapat menimbulkan konsekuensi serius,
betina, umur ayam, lama waktu terutama yang terkait dengan kekacauan
penyimpanan telur, pakan atau nutrisi, dan membran selular oleh degradasi oksidatif
kesehatan ayam. asam-asam lemak. Akibat yang umum
Menuru Utomo, dkk (2015), Faktor adalah nekrosis hati dan kekacauan lainnya
utama yang mempengaruhi kualitas telur seperti diathesis eksudatif dan
unggas adalah pakan, terutama pakan yang encephalomalacia (crazy chick syndrome)
mengandung protein dan mineral yang yakni penyimpangan fatal perkembangan
cukup. Pakan merupakan faktor penentu otak. Gejala sub-klinis kekurangan vitamin
baik tidaknya kualitas telur unggas, E pada unggas sulit dideteksi. Namun akibat
sehingga perlu adanya pakan tambahan yang yang timbul juga cukup serius meliputi
dapat meningkatkan kualitas telur unggas. pertumbuhan yang tertahan (retarded),
Salah satu vitamin yang berperan dalam konversi pakan yang terhalang, kesuburan
reproduksi yaitu vitamin E (tokoferol). (fertilitas) yang berkurang, kerentanan
Vitamin ini dikenal sebagai vitamin yang tinggi terhadap penyakit infeksi,
berperan dalam fertilitas. berkurangnya ketahanan terhadap stress
Kaitannya dengan nutrisi dan Salah satu sumber vitamin E alami
kesehatan ayam, vitamin E dibutuhkan adalah umbi sarang semut. Setiap 100g umbi
untuk pertumbuhan dan reproduksi. Ini sarang semut mengandung tokoferol
karena vitamin E berfungsi memelihara (vitamin E) sekitar 31,34 mg (Subroto dan
integritas struktural jaringan tubuh, Saputro, 2008). Selain vitamin E, sarang

J. Ternak Tropika Vol 19, No 2: 73-79, 2018 74


Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang Semut Ertika Fitri Lisnanti, dkk. 2018
(Myrmecodia sp.)

semut juga mengandung flafonoid dan dilakukan di Laboratorium Produksi


tannin (Wulan dkk., 2017). Program Studi Peternakan Fakultas
Meskipun vitamin E secara alami Pertanian UNISKA Kediri. Penelitian ini
tersedia dalam pakan, tetapi mengingat dilaksanakan pada tanggal 4 Juni sampai 6
pentingnya pemenuhan kebutuhannya untuk Juli 2018.
menjamin proses reproduksi optimal Penelitian ini dirancang dengan
dianjurkan melakukan suplementasi, salah metode penelitian rancangan acak lengkap
satunya yang berasal dari ekstrak sarang pola faktorial (RALF). Faktor yang
semut. Untuk itu, penelitian mengenai level diberikan berupa:
dan durasi waktu pemberian ekstrak sarang Faktor I : Level pemberian ekstrak umbi
semut terhadap peningkatan fertilitas telur sarang semut, yang terdiri dari:
ayam perlu untuk dilakukan. - L1 = 10 mg/kg BB
- L2 = 20 mg/kg BB
METODE DAN METODE Faktor II: Durasi pemberian ekstrak umbi
Penelitian aplikasi suplemen ekstrak sarang semut, yang terdiri dari:
umbi sarang semut ke ternak dilakukan - D0 = 0 hari/minggu
menggunakan ternak coba berupa ayam ras - D3 = 3 hari/minggu
petelur fase layer. Penerapan perlakuan - D5 = 5 hari/minggu
dilaksanakan di Laboratorium Lapang, Kombinasi perlakuan dari kedua factor
sedangkan untuk pengamatan fertilitas telur ditampilkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan


No. Faktor I Faktor II Perlakuan
1 10 mg/kg BB Durasi 0 hari/minggu L1D0
2 10 mg/kg BB Durasi 3 hari/minggu L1D3
3 10 mg/kg BB Durasi 5 hari/minggu L1D5
4 20 mg/kg BB Durasi 0 hari/minggu L2D0
5 20 mg/kg BB Durasi 3 hari/minggu L2D3
6 20 mg/kg BB Durasi 5 hari/minggu L2D5

Masing-masing perlakuan dilakukan Variable yang akan diamati dalam


pengulangan sebanyak 4 kali sehingga penelitian ini adalah ferlititas telur. Fertilitas
diperoleh sebanyak 24 plot kandang telur adalah perbandingan dari jumlah telur
perlakuan. Masing-masing plot kandang fertil dengan jumlah telur yang ditetaskan.
berisi 2 ekor ayam sehingga membutuhkan Nilai fertilitas dihitung dengan persamaan
ayam layer untuk penelitian sebanyak 48 berikut:
ekor.

Fertilitas 
 fertil x100%
 ditetaskan
∑ ditetaskan = Jumlah telur layak tetas yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan.
Telur ini dieramkan menggunakan mesin penetas telur dengan pemanas
menggunakan lampu pijar.
∑ fertil = Jumlah telur tetas yang fertil. Data ini diperoleh dari hasil pemeriksaan
(candling) pada telur yang telah dieramkan di mesin penetas telur pada
hari ke-5 proses pengeraman. Pemeriksaan telur fertile dilakukan dengan
peneropongan telur dibawah cahaya dengan intensitas yang cukup untuk
menembus cangkang telur (Nawawi dkk., 2015)

J. Ternak Tropika Vol 19, No 2: 73-79, 2018 75


Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang Semut Ertika Fitri Lisnanti, dkk. 2018
(Myrmecodia sp.)

Tahapan Penelitian: diaplikasikan untuk inseminasi buatan.


Semen hasil penampungan dari semua
a. Pembuatan Ekstrak Sarang Semut pemacek dijadikan satu kemudian
Pengumpulan dan penyiapan bahan diencerkan dengan cairan infuse dengan
Pada penelitian ini digunakan bagian imbangan 1:1. Semen yang telah
umbi dari tanaman sarang semut. dicairkan segera diinseminasikan ke
Umbi yang diperoleh kemudian ayam betina sebelum 30 menit.
dikupas dari kulitnya, diiris tipis 3-5 Inseminasi buatan dilakukan pada
mm, dan dibiarkan mengering di udara semua induk setiap 3 hari sekali.
luar sehingga didapatkan umbi yang d. Penentuan perlakuan
kering dan mudah patah. Irisan-irisan Perlakuan ditentukan secara acak
umbi kering tersebut kemudian Masing-masing baterai diberi tanda
digiling dengan menggunakan blender berdasarkan hasil pengacakan
sehingga menjadi serbuk kasar yang perlakuan.
lolos pengayak no.30 (Subroto dan e. Adaptasi
Saputro (2008). Periode adaptasi digunakan untuk
Pembuatan ekstrak membiasakan ternak terhadap
Ekstrak etanol sarang semut dibuat perlakuanyang diberikan selama
dengan cara maserasi. Umbi sarang penelitian. Periode adaptasi berlangsung
semut kering yang sebelumnya telah selama 1 minggu. Data yang diperoleh
dihaluskan dengan blender ditimbang selama periode adaptasi digunakan
sebanyak 333 g, kemudian direndam untuk mengamati kestabilan penampilan
dengan 1000 ml etanol 96% dan produksi ternak tetapi tidak digunakan
diaduk dengan magnetik stirrer selama sebagai data pembahasan. Perlakuan
2 jam. Setelah bercampur rata, yang diberikan selama periode adaptasi
campuran didiamkan selama 3 x 24 antara lain:
jam, kemudian disaring dengan kain 1. Pemberian pakan sebanyak 120
flanel. Filtrat etanol yang diperoleh g/e/hr + 10% yang dibagi dalam 2 x
disaring dengan corong Buchner. pemberian pakan yaitu pagi dan sore
Setelah itu, filtrat yang diperoleh 2. Pemberian air minum secara
dipekatkan dengan di oven suhu adlibitum untuk semua ternak
maksimal 50oC sehingga diperoleh 3. Inseminasi buatan setiap 3 hari
ekstrak kering. sekali untuk semua induk
b. Persiapan ternak dan kandang 4. Pemberian ekstrak umbi sarang
Ayam ras petelur periode layer yang semut diberikan pada pagi hari
digunakan dipilih dengan spesifikasi setelah pemberian pakan sesuai
antara lain: umur sekitar 27 minggu, perlakuan baik level maupun
bobot badan sekitar 1750 g - 1800 g, dan durasinya
produksi telur minimum 80 %. Ayam f. Koleksi data
layer yang sesuai spesifikasi - Perlakuan pada ternak
dimasukkan ke dalam kandang baterai Pada periode koleksi data, perlakuan
dengan masing-masing baterai berisi 2 yang diberikan pada ternak sama
ekor. Peralatan kandang diperiksa untuk seperti periode adaptasi. Periode ini
dipastikan semua sudah berfungsi berlangsung selama 3 minggu.
normal. Selama periode adaptasi, telur
c. Persiapan semen dikoleksi setiap hari berdasarkan
Semen diambil dari pemacek yang perlakuan dan ulangan untuk
berupa 4 ekor ayam buras jantan dewasa. selanjutnya diperiksa fertilitasnya.
Semen ditampung secara manual dari - Perlakuan pada telur
semua pemacek sesaat sebelum

J. Ternak Tropika Vol 19, No 2: 73-79, 2018 76


Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang Semut Ertika Fitri Lisnanti, dkk. 2018
(Myrmecodia sp.)

Telur yang dikoleksi dari setiap HASIL DAN PEMBAHASAN


perlakuan dan ulangan dieramkan Fertilitas diartikan sebagai persentase
menggunakan mesin pengeram telur-telur yang bertunas dari jurnal telur
otomatis. Peneropongan telur untuk yang fertilitas dan dieramkan tanpa
mengamati fetrtilitas telur dilakukan memperhatikan telur tersebut menetas atau
pada hari ke-5 dari proses tidak (Indrawati dkk, 2015). Berdasarkan
pengeraman. hasil penelitian yang telah dilakukan,
diketahui terdapat adanya interaksi yang
Analisis data nyata (P<0,05) antara level pemberian dan
Data hasil penelitian dianalisa durasi pemberian ekstrak umbi sarang semut
menggunakan Analysis of Varian terhadap fertilitas telur ayam. Grafik yang
(ANOVA) dan apabila terdapat beda nyata menunjukkan interakasi di antara keduanya
dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil ditampilkan dalam Gambar 1.
(BNT).

98,00
97,00
96,00
fertilitas telur (%)

95,00
94,00 L1
93,00 L2
92,00
91,00
90,00
D0 D3 D5
Durasi pemberian

Gambar 1. Grafik interaksi antara perlakuan level (L) dan durasi (D) pemberian ekstrak
sarang semut terhadap fertilitas telur (%)

Pemberian ekstrak sarang semut umbi sarang semut sebesar 20 mg/kg BB


dalam penelitian ini dimaksudkan untuk (L2). Namun pada durasi pemberian yang
menambahkan ketersediaan vitamin E lebih lama atau 5 hari/minggu (D5), L1
dalam mendukung proses reproduksi justru menghasilkan fertilitas yang lebih
ternak. Berdasarkan data pada Gambar 1 tinggi dibanding L2. Seharusnya pemberian
didapatkan bahwa pemberian ekstrak ekstrak umbi sarang semut pada D5 dapat
sarang semut dapat meningkatkan fertilitas lebih menjamin ketersediaan vitamin E
telur ayam. Vitamin E memiliki peranan harian bagi induk ayam, namun
yang sangat penting dalam reproduksi berdasarkan hasil penelitian ini tidak terjadi
ternak (Wahyuni et al., 2011; Iriyanti dkk.,, pada kombinasi perlakuan L2D5. Hal ini
2007). Peningkatan fertilitas ditentukan dimungkinkan adanya pengaruh senyawa
juga oleh pakan yang cukup mengandung tannin yang ada di dalam ekstrak umbi
vitamin E. Pada durasi pemberian 3 sarang semut (Subroto & Saputro, 2008).
hari/minggu (D3), level pemberian ekstrak Tannin dapat mengikat protein komplek
umbi sarang semut sebesar 10 mg/kg BB atau protein-protein yang terikat dengan ion
(L1) menghasilkan fertilitas yang lebih Ca, Mg, Na, dan K, karbohidrat dan lemak
rendah dibanding level pemberian ekstrak (Oktora dkk., 2010). Keberadaan tannin

J. Ternak Tropika Vol 19, No 2: 73-79, 2018 77


Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang Semut Ertika Fitri Lisnanti, dkk. 2018
(Myrmecodia sp.)

yang berlebih dapat menurunkan ini rata-rata berkisar antara 97, 58%-
ketersediaan nutrisi untuk produksi telur 92,84%. Secara keseluruhan rata-rata data
tetas sehingga dapat berdampak pada fertilitas telur pada semua perlakuan
menurunnya kualitas telur seperti turunnya menunjukkan hasil yang cukup tinggi dan
nilai fertilitas. seragam karena memiliki koefisien variasi
Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak lebih dari 15 %.
prosentase fertilitas telur dalam penelitan

Tabel 2. Rerata fertilitas telur akibat perlakuan level (L) dan durasi (D) pemberian ekstrak
sarang semut terhadap fertilitas telur (%)
Perlakuan Rerata (%)
L1D0 92,84a
L1D3 93,28a
L1D5 97,58b
L2D0 92,90a
L2D3 94,38a
L2D5 94,32a
Keterangan: Huruf yang sama dibelakang angka dalam satu baris menunjukkan tidak beda
nyata diantara perlakuan berdasarkan signifikansi 95%

Namun demikian, pemberian ekstrak KESIMPULAN


umbi sarang semut pada perlakuan L1D5 Untuk dapat meningkatkan fertilitas
memberikan prosentase hasil fertilitas telur ayam, level dan durasi pemberian
tertinggi yaitu 97,58 % dan berbeda nyata ekstrak umbi sarang semut harus tepat,
(P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan karena jika tidak nilai peningkatannya tidak
lainnya. Sedangkan perlakuan kontrol L1D0 akan optimal, sekalipun dengan level dan
dan L2D0 tidak berbeda nyata dengan durasi pemberian yang lebih tinggi.
perlakuan LID3, L2D3, maupun L2D5.
Fertilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor DAFTAR PUSTAKA
antara lain: umur, kesehatan, makanan, Agustira, R. (2017). Lama penyimpanan dan
perkandangan, sifat turun temurun temperatur penetasan terhadap daya
(heritabilitas), iklim, sperma, hormon, dan tetas telur ayam kampung. jurnal
respon cahaya (Rukmana, 2003). Ekstrak ilmiah peternakan, 5(2), 95–101.
sarang semut mengandung tokoferol Bell, D., & Weaver, W. (2002). Commercial
(vitamin E) yang cukup tinggi (Subroto & chicken meat and egg production.
Saputro, 2008). Vitamin E ini mempunyai Academic Publisher. United.
peranan penting dalam proses reproduksi Budi, U., Bachari, I., & Lisma, P. (2008).
(Subekti, 2005). Izquierdo et al. (2001) Penambahan tepung cangkang telur
menjelaskan bahwa vitamin E memiliki ayam ras pada ransum terhadap
berperan penting untuk perkembangan fertilitas, daya tetas dan mortalitas
gonad yaitu untuk proses fertilisasi dan burung puyuh. Jurnal Agribisnis
memperngaruhi fekunditas. Tang & Affandi Peternakan, 4, 111–115.
(2001) menambahkan bahwa vitamin E juga Budiyanto, K. A. M. H. (2002). Dasar-dasar
berperan untuk mempercepat fase ilmu gizi. Malang: UMM Press.
pembentukan folikel. Oleh karenanya, Silitonga I. Y., & Paulini. (2014).
vitamin E juga disebut sebagai senyawa Pemanfaatan tanaman sarang semut
antisterilitas (Budiyanto, 2002). (Myrmecodia pandara) sebagai
imbuhan pakan ayam pedaging. JITV,
19(2), 138–142.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 2: 73-79, 2018 78


Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang Semut Ertika Fitri Lisnanti, dkk. 2018
(Myrmecodia sp.)

Indrawati, E., Saili, T., Rahadi, S., & Nafiu, Subekti, E. (2005). Pengaruh kombinasi
L. O. (2015). Fertiliitas, daya hidup suplementasi vitamin C dan vitamin E
embrio daya tetas. bobot tetas telur sintetis terhadap produksi dan daya
ayam ras hasil inseminasi buatan tetas telur puyuh. Mediagro, 1(2), 45–57.
dengan ayam tolaki. Jurnal Ilmu Dan Subroto, A., & Saputro, H. (2008). Gempur
Teknologi Peternakan Tropis, 2(2), penyakit dengan sarang semut.
10–18. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Izquierdo, M., Fernández-Palacios, H., & Tang, U. M., & Affandi, R. (2001). Biologi
Tacon, A. G. (2001). Effect of reproduksi ikan. Pekanbaru: Pusat
broodstock nutrition on reproductive Penelitian Kawasan Pantai dan
performance of fish. Aquaculture, Perairan. Universitas Riau.
197(1–4), 25–42. Utomo, A., Sudjarwo, E., & Prayogi, H.
https://doi.org/10.1016/S0044-8486(01)00581-6 (2015). Pengaruh penambahan cacing
Nawawi, M. Z., Rahmad, R., & Syahputra, tanah (lumbricusrubellus) segar dalam
M. (2015). Klasifikasi telur fertil dan pakan terhadap fertilitas, daya tetas,
infertil menggunakan jaringan saraf dan bobot tetas itik mojosari.
tiruan multilayer perceptron TERNAK TROPIKA Journal of
berdasarkan ekstraksi fitur warna dan Tropical Animal Production, 16(1), 1–7.
bentuk. Jurnal Teknologi Informasi Wahyuni, H., Suthama, N., Mangisah, I., &
Dan Komunikasi, 4(2), 100–109. Sarjana, T. (2011). Egg quality and
Putranti, O. D., Kustono, & Ismaya. (2012). hatchability of in situ - reared kedu
Pengaruh penambahan crude tannin and cemani hens fed diet of farmer
pada sperma cair kambing peranakan formulation supplemented with
ettawa yang disimpan selama 14 hari vitamin E. Journal of the Indonesian
terhadap viabilitas spermatozoa. Tropical Animal Agriculture, 36(1), 61–
Buletin Peternakan, 34(1), 1–7. 68. https://doi.org/10.14710/jitaa.36.1.61-68
Rukmana, R. (2003). Ayam buras Wirapartha, M., & Dwei, G. K. M. (2017).
intensifikasi dan kiat pengembangan Bahan ajar manajemen penetasan.
(1st ed.). Yogyakarta: Kanisius. Fakultas Peternakan Universitas
Sinabutar, M. O. (2009). Pengaruh frekuensi Udayana.
inseminasi buatan terhadap daya tetas Wulan, K. N., Muhartono, & Romkita, N.
telur itik lokal yang di inseminasi (2017). Sarang semut (Myrmecodia
buatan dengan semen entok. Medan: pendans) sebagai antikanker. Medula,
Fakultas Pertanian Universitas 7(5), 140–143.
Sumatra Utara.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 2: 73-79, 2018 79

Anda mungkin juga menyukai