OLEH
ELISMA SANTO
P2E121006
Anak ayam Akar Putra diberi pakan starter untuk usia 3 minggu pertama,
setelah itu digeser dengan pakan finisher sampai selesainya masa percobaan
(12 minggu). Pakan fermentasi disiapkan dengan mencampurkan bahan
komersial pakan ayam pedaging, air ledeng dan probiotik (PP). Campuran ini
ditempatkan dalam nampan plastik dan diinkubasi selama 38 jam pada suhu
37±2°C untuk fermentasi dan digunakan setelah pengeringan. Probiotik
disiapkan di Universitas Putra Malaysia (UPM). Setiap satu gram PP
mengandung setidaknya 109 cfu Lactobacillus acidophilus, Bacillus subtilis,
Bifidobacterium dan setidaknya 108 cfu Saccharomyces cerevisia. Pakan
fermentasi dicirikan oleh: memiliki konsentrasi asam laktat yang tinggi
(hingga 260 mmol/kg pakan) dan asam asetat dalam jumlah sedang (20-30
mmol/kg pakan), selain itu jumlah bakteri asam laktat yang tinggi (Log 9-10
cfu/g pakan) dan pH sekitar 4.5-5.0 seperti yang dijelaskan oleh Cutlure et al.
(2005).
Analisis Statistik
Data yang dihasilkan dari percobaan di analisis statistik
menggunakanprosedur GLM dengan perangkat lunak statistik SAS (2001).
Ketika perbedaan yang signifikan dicatat, rata-rata dibandingkan dengan
menggunakan uji jarak berganda Duncan(1955)
Hasil dan Unggas pada perlakuan T2 menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01)
Pembahasan dibandingkan denganT3 dan kelompok kontrol dalam hal sifat bobot hidup
padaumur pemasaran, sedangkan pada ayam betina kelompok T2 dan T3,
keduanya berbeda sangat signifikan (p<0,01)bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Berkenaan dengan kriteria tingkat pertumbuhan, pejantan
dari perlakuan T2 mengungguli T3 dan kelompok kontrol dengan variasi rasio
1,315di T2 dan 0,179 di T3.
Namun, dalam kasus ayam betina, tidak ada efek seperti itu yang diamati di
antara kedua kelompok perlakuan yang memiliki rasio variasi 1,898dan 1,335
di T2 dan T3. Genetik danfaktor non-genetik mengontrol sifat pertumbuhan
pada hewan.Pertumbuhan ayam kampung biasanya diukur denganberat badan
dan konformasi tubuh. Faktor-faktor yang terlibat dalam pertumbuhan ayam
terlalu kompleks untuk dijelaskan hanya dengan analisis univariat karena
semua sifat berkorelasi secara biologis dari efek pleiotropik gen dan
keterkaitan lokus (Rosario et al., 2008; Udeh dan Ogbu, 2011).
Statistik
Evaluasi kuantitatif
Data dikumpulkan untuk parameter berikut: Komposisi kimia kacang kedelai,
profil asam amino, analisis faktor anti nutrisi, performa, karakteristik karkas,
morfologi organ,hasil dan kerugian memasak, profil serum dan ekonomi
masing-masingpercobaan individu menjadi sasaran analisis varians(ANOVA),
jika terdapat perbedaan signifikan dilanjutkan menggunakan uji jarak
berganda Duncan (Duncan, 1955)menggunakan SPSS 16.0.
Evaluasi kualitatif
Percobaan ini menggunakan teknik evaluasi kualitatif Likert Scaling (Asika,
1991) digunakan untuk mempertimbangkan perlakuandari setiap parameter
yang diukur dalam setiap percobaan. Perlakuan kelompok dengan rata-rata
kumulatif terbaik di setiap percobaan(perlakuan termal, fermentasi dan alkali)
dipilih untukmewakili kelompok dalam proses evaluasi komparatif.
Hasil dan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan panas (memasak) dengan
Pembahasan air lebih efektif dalam meningkatkan nilai gizikacang mucuna dibandingkan
dengan pengupasan dan pemanggangan.
Konsumsi Pakan : Konsumsi pakan tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan
(P>0,05).Konsumsi pakan lebih tinggi pada kacang dengan perlakuan panas
sedangkan nilai terendah diperoleh pada unggas yang diberi pakan DUMM.
Rata-rata kenaikan harian (ADG):Rata-rata kenaikan harian (ADG) secara
signifikan(P<0,05) dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Pertumbuhan menurun
pada unggas yang diberi pakan mucuna yang dikupasdibandingkan dengan
perlakuan pakan lainnya. Dibandingkan dengan DUMM, ada peningkatan
yang signifikan dalam ADG pada unggas yang diberi pakan mucuna yang
diberi perlakuan panas.
Efisiensi konversi pakan : Efisiensi konversi pakanmeningkat secara
signifikan(P<0,05) pada unggas yang diberi pakanyang dipanaskan dengan air
(DCMM, SCMMI dan SCMMII) dibandingkan dengan mereka yangmenerima
pakan DUMM dan TMM.
Komponen seluler darah :Perlakuan pakan secara signifikan (P<0,05)
mempengaruhi komponen seluler darah. PCV, Hb, danRBC ayam broiler yang
diberi DUMM berkurang dengan meningkatnya nilai MCV dan MCH
dibandingkan dengan perlakuanlainnya.
Protein total serum dan globulin : Protein total serum dan globulin
dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,05). Nilai yang diperoleh pada unggas
yang diberi pakan SCMMI, SCMMII, DCMM dan TMM serupa dan secara
signifikan lebih rendah daripada unggas yang menerima pakan kontroldan
DUMM.
Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaperlakuan panas berair (memasak)
lebihefektif dalam meningkatkan nilai gizi bungkilkacang mucuna
dibandingkan dengan Pengupasan dan pemanggangan. KacangMucuna
pruriens dapatdimasukkan hingga 200gkg-1dalam pakan ayam pedaging
ketikamengalami perlakuan panas berair tanpa efeknegatif pada parameter
hematologi.
Komentar Abstrak yang disajikan sudah cukup jelas menggambarkan isi dari jurnal ini,
namun terlalu panjang. pada bagian materi dan metode penulis juga sudah
menjelaskan metode apa saja yang akan digunakan dalam penelitiannya. Pada
bagian kesimpulan pengolahan terbaik untuk kacang Mucuna pruriens adalah
dengan perebusan.