Anda di halaman 1dari 21

REVIEW JURNAL

TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PAKAN TERNAK

OLEH
ELISMA SANTO
P2E121006

MAGISTER ILMU PETERNAKAN


UNIVERSITAS JAMBI
2021
Review Jurnal Internasional
Judul 1 Pengaruh Pakan Fermentasi Suplementasi Probiotik Kering terhadap
Performa Produksi Ayam Akar Putra

Effect of Dry Probiotic Supplemented Fermented Feed on Production


Performance of Akar Putra Chicken
Penulis I.H. Lokman, S.A. Hasan Jawad, A.B.Z. Zuki and A.B. Kassim
Jurnal International Journal of Poultry Science
Vol (Issue) :
14 (7): 420-426
Halaman
Tahun 2015
Download https://www.researchgate.net/profile/Hasan-Jawad-
5/publication/282482800_Effect_of_Dry_Probiotic_Supplemented_Fermented
_Feed_on_Production_Performance_of_Akar_Putra_Chicken/links/56778cef0
8aebcdda0e971b4/Effect-of-Dry-Probiotic-Supplemented-Fermented-Feed-
on-Production-Performance-of-Akar-Putra-Chicken.pdf
Reviewer Elisma Santo (P2E121006)
Abstrak Selama beberapa tahun terakhir, solid state fermented feed (SSFF)
telahdiperkenalkan dalam nutrisi unggas. Dengan demikian, percobaan
inidilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pakan fermentasi keringdengan
probiotik siap saji (PP) terhadap bobot badan hidup, pertambahan bobotbadan,
konsumsi pakan dan rasio konversi pakan ayam lokal Malaysia (Akar Putra).
Percobaan terdiri dari 3 perlakuan (24 ayam/perlakuan), dengan masing-
masing 3 ulangan (8 ekor ayam/ulangan). Perlakuan terdiri dari kelompok
kontrol (T1), campuranSSFF dan PP dengan takaran 1:1:1 (1 kg pakan
ayambroiler komersial+1 liter air ledeng+1 g PP) di T2 dan 1:1:2 (1kg pakan
ayam broiler komersial+1 liter air keran+2 g PP) di T3. Hasilnya terungkap
sangat signifikan(p<0,01) peningkatan pada ayam jantan dan betina dalam hal
pertambahan bobot badan akhir, konsumsi pakan danrasio konversi pakan
pada kelompok perlakuan (T2 dan T3) jika dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Variasi rasio parameter kinerja produksi dihitungdan hasil terbaik
ditunjukkan pada kelompok T2.
Kata kunci: Pakan fermentasi, probiotik, ayam Akar Putra
Latar Belakang Akar Putra adalah ayam lokal Malaysia, dikembangkan diUniversitas Putra
Malaysia oleh Profesor AB Kassim. Ayam inimemiliki proses pertumbuhan
yang lebih baikkarena periode pematangan lebih pendek (kurang dari
13minggu). Ayam tersebut bisa bertelur 120-200 telur per tahun dan memiliki
lebih banyakketahanan terhadap penyakit (Jawad et al ., 2015).
Fermentasi telah dipraktekkan cukup lama sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas makanan. Fermentasi adalahtransformasi zat kimia
organik menjadisenyawa yang lebih sederhana oleh enzim aktif atau katalis
kompleksorganik, yang dihasilkan oleh mikroorganisme seperti:bakteri,
khamir, atau kapang. Enzim bekerja dengan hidrolisis, proses memecah atau
mencerna kompleksmolekul organik menjadi lebih kecil (lebih mudah)
dapat dicerna) senyawa dan nutrisi (Shurtleff danAoyagi, 2007).
Probiotik telah menjadipenting sebagai bahan tambahan pakan pengganti
(Steiner, 2006).Probiotik adalah suplemen pakan mikroba hidup
yangmenguntungkan mempengaruhi hewan inang dengan
meningkatkankeseimbangan mikroba usus. Probiotik telahdiklasifikasikan
sebagai GRAS (Generally Recognized as Safe) olehFood and Drug
Administration (FDA). Konsep daripenggunaannya berkaitan dengan menjaga
keseimbanganmikroflora usus dengan penambahan mikroorganisme
bermanfaat(Goldin, 1998).
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efek daripakan fermentasi kering
terhadap kinerja produksi lokal Ayam Malaysia (Akar Putra).
Materi dan Persiapan pakan fermentasi: Pakan ayam pedaging komersial fase starter
Metode dan finisher (Tabel 1) dibeli dari pasar lokal.

Anak ayam Akar Putra diberi pakan starter untuk usia 3 minggu pertama,
setelah itu digeser dengan pakan finisher sampai selesainya masa percobaan
(12 minggu). Pakan fermentasi disiapkan dengan mencampurkan bahan
komersial pakan ayam pedaging, air ledeng dan probiotik (PP). Campuran ini
ditempatkan dalam nampan plastik dan diinkubasi selama 38 jam pada suhu
37±2°C untuk fermentasi dan digunakan setelah pengeringan. Probiotik
disiapkan di Universitas Putra Malaysia (UPM). Setiap satu gram PP
mengandung setidaknya 109 cfu Lactobacillus acidophilus, Bacillus subtilis,
Bifidobacterium dan setidaknya 108 cfu Saccharomyces cerevisia. Pakan
fermentasi dicirikan oleh: memiliki konsentrasi asam laktat yang tinggi
(hingga 260 mmol/kg pakan) dan asam asetat dalam jumlah sedang (20-30
mmol/kg pakan), selain itu jumlah bakteri asam laktat yang tinggi (Log 9-10
cfu/g pakan) dan pH sekitar 4.5-5.0 seperti yang dijelaskan oleh Cutlure et al.
(2005).

Peternakan ayam dan desain eksperimental: Percobaan dilakukan di


peternakan unggas Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Putra Malaysia
(UPM), Malaysia, selama periode 15 Desember 2014 hingga 15 Maret 2015.
Sebanyak 72 ekorDOC Akar putra ditempatkan dalam Rancangan Acak
Lengkap(CRD) menjadi tiga kelompok eksperimen sebagaiberikut:
T1 = Kelompok kontrol diberi pakan basal
T2 = Campuran pakan fermentasi kering dengan rasio 1:1:1 (1kg pakan ayam
pedaging komersial+1 liter air ledeng+1 gPP)
T3 = Campuran pakan fermentasi kering dengan rasio 1:1:2 (1kg pakan ayam
pedaging komersial+1 liter air keran+2 gPP)
Setiap kelompok perlakuan diulang tiga kali dengan 8(4 jantan dan 4 betina)
anak ayam per ulangan. Anak ayamdipelihara dalam kandang baterai (5” x 4”)
dan dipelihara dalam ruangan yang dikontrol suhu dan kelembabannya selama
24 jam. Jadwal cahaya konstan. Mereka diberi ad libitumakses ke air dan
pakan selama percobaan.

Prosedur pengambilan sampel dan metode analitik:


1 = Berat badan, pertambahan berat badan, konsumsi pakan dan
rasio konversi pakanuntuk jantan dan betinadicatat secara terpisah dari minggu
1 hingga minggu 12.
2 = Tingkat pertumbuhan dihitung pada usia pemasaranberdasarkan rumus
Brody (1945):
GR = Tingkat pertumbuhan
Rata-rata bobot hidup awal (berat anak ayam pada usia hari
ASLW =
pertama)
Rata-rata bobot hidup akhir (berat unggas pada usia
AFLW =
pemasaran)
3 = Parameterrasio variasi kinerja produksi dicatat berdasarkan rumus Jawad
dkk . (2015):
A-B
×100
B
dimana, A: Data perlakuan (Disini, T2 dan T3), B: Kontroldata kelompok
(Disini, T1)

Analisis Statistik
Data yang dihasilkan dari percobaan di analisis statistik
menggunakanprosedur GLM dengan perangkat lunak statistik SAS (2001).
Ketika perbedaan yang signifikan dicatat, rata-rata dibandingkan dengan
menggunakan uji jarak berganda Duncan(1955)
Hasil dan Unggas pada perlakuan T2 menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01)
Pembahasan dibandingkan denganT3 dan kelompok kontrol dalam hal sifat bobot hidup
padaumur pemasaran, sedangkan pada ayam betina kelompok T2 dan T3,
keduanya berbeda sangat signifikan (p<0,01)bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Berkenaan dengan kriteria tingkat pertumbuhan, pejantan
dari perlakuan T2 mengungguli T3 dan kelompok kontrol dengan variasi rasio
1,315di T2 dan 0,179 di T3.

Namun, dalam kasus ayam betina, tidak ada efek seperti itu yang diamati di
antara kedua kelompok perlakuan yang memiliki rasio variasi 1,898dan 1,335
di T2 dan T3. Genetik danfaktor non-genetik mengontrol sifat pertumbuhan
pada hewan.Pertumbuhan ayam kampung biasanya diukur denganberat badan
dan konformasi tubuh. Faktor-faktor yang terlibat dalam pertumbuhan ayam
terlalu kompleks untuk dijelaskan hanya dengan analisis univariat karena
semua sifat berkorelasi secara biologis dari efek pleiotropik gen dan
keterkaitan lokus (Rosario et al., 2008; Udeh dan Ogbu, 2011).

Pengaruh pakan fermentasi yang disuplementasi probiotik kering terhadap


rata-rata rasio konversi pakan mingguan Ayam Akar Putra jantan memberikan
hasil bahwa menggunakan kombinasi SSFF + 1 gram probiotik (T2)
menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan T3 dan T1,
sedangkan pada ayam betina,penggabungan probiotik di kedua tingkat (T2 dan
T3)menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kontrol. Alasan dari
pengaruh aditif biologis yang bervariasidapat dipengaruhi oleh variasi dan
kondisi lingkungan dalamflora usus (Mahdavi et al.,2005). Beberapa
penelitimelaporkan bahwa ketika anak ayamditempatkan di lingkungan yang
bersih, probiotik tidak berpengaruh terhadap kinerja mereka (Gunal et al.,
2006; Adersondkk., 1999.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, makadapat disimpulkan bahwa menggunakan


pakan fermentasi kering denganprobiotik, terutama pada tingkat 1:1:1 (1
kgpakan ayam pedaging komersial + 1 liter air keran + 1 g PP)menghasilkan
peningkatan yang signifikan dalam penampilan produksi ayam Akar Putra.
Selanjutnya, diasumsikan bahwa pakan fermentasi umumnya
meningkatkanekologi bakteri saluran pencernaan danrespons kekebalan,
sehingga dapat mengendalikan penyakit ayam di masa depan
Komentar Pada bagian abstrak penulis mencantumkan tujuan, metode serta hasil dari
penelitian, sehingga sudah cukup memberitahu pembaca mengenai isi
jurnal.Pada bagian materi dan metode penulis juga menjelaskan metode yang
digunakan dalam penelitiannya, mulai dari Persiapan pakan fermentasi,
perlakuan yang digunakan, prosedur dalam pengambilan sampel hingga
analisis statistik yang digunakan. Pada bagian hasil dan pembahasan penulis
juga menyajikan dalam bentuk grafik sehingga mudah dipahami. Di bagian
kesumpulan, penulis menyipulkan bahwa hasil terbaik diperoleh dengan
memberikan 1 kgpakan ayam pedaging komersial + 1 liter air keran + 1 g PP.
Review Jurnal Internasional
Judul 2 Evaluasi berbagai metode pengolahan kacang kedelai(Glycine max) terhadap
nilai gizi dan performa ayam pedaging: Pendekatan Seleksi kualitatifuntuk
ekstensi

Evaluation of different processing methods of soya beans (Glycine max) on its


nutritive value and the performance of broilers: A qualitative selection
approach for extension
Penulis Ari M. M., Ayanwale B. A. and Adama T. Z.
Jurnal International Journal of LivestockProduction
Vol (Issue) :
8(7) : 113-124
Halaman
Tahun 2017
Download https://academicjournals.org/journal/IJLP/article-full-text-pdf/0597B7165000
Reviewer Elisma Santo (P2E121006)
Abstrak Beberapa uji coba telah dilakukan oleh ahli gizi unggas dalam mengevaluasi
pengaruh pengolahan kedelai terhadapnilai gizi dan kinerja ayam pedaging
tanpa secara jelas menyatakan metode pengolahan yang terbaikuntuk diadopsi
oleh peternak. Pendekatan seleksi kualitatif dengan demikian diadopsi
dalamevaluasi metode pemrosesan yang berbeda darikacang kedelai (Glycine
max) pada nilai gizi dan kinerja ayam pedaging menggunakan hasil
yangdipublikasikandari penulis yang sama yang melakukan percobaan
menggunakan empat metode pemrosesan termal(ekstrusi, memasak,
memanggang dan memanggang-pemanasan kering); empat metode
pengolahan fermentasi(fermentasi dengan organisme kultur, pemasakan dan
fermentasi, daddawa, pemasakan dan fermentasi +kalium) dan empat metode
proses basa (perendaman dalam air, natrium karbonat (Na2CO3), kalium
karbonat (K2CO3) dan natrium hidroksida (NaOH)) Evaluasi kuantitatif dari
kedua nilai gizi dankinerja burung percobaan dilakukan sebagai dasar untuk
pemilihan cara terbaik dari masing-masingmetode pengolahan setelah dipilih
yang terbaik dari masing-masing metode pengolahan dibandingkan dengan
pilih yang terbaik secara keseluruhan. Memasak, memasak dan
memfermentasi dan 1% kalium karbonat masing-masing munculsebagai
perwakilan terbaik untuk pemrosesan termal, fermentasi dan alkali.
Metode evaluasikomparatif terbaik yang representatif menunjukkan bahwa
memasak dan memfermentasi darikelompok fermentasi adalah yang terbaik
secara keseluruhan. Metode pemrosesan ini menunjukkan potensi terbaik
untukpelestarian nutrisi penting, kinerja ayam pedaging yang lebih baik dan
keuntungan ekonomi yang lebih besar. Hal ini menegaskan keunggulan proses
fermentasi dalam meningkatkan viabilitas pemanfaatan kacang kedelaidalam
pakan ayam pedaging yang dihasilkan dari aktivitas organisme mikroba.
Kata kunci:Ayam pedaging, peternak, seleksi kualitatif, kedelai, pengolahan.
Latar Belakang Beberapa teknik pengolahan kedelai dalam meningkatkan nilai gizi dan
menghilangkan faktor anti nutrisi (ANFs) telah didokumentasikan. Ini
meliputi: Pengeringan, pemanggangan, pemasakan, ekstraksi, autoklaf,
fermentasi, perawatan alkali, penggunaan enzim (Asiedu, 1989; IITA, 1997;
ASA, 1993; Kaankuka dkk., 1996; Qin dkk., 1996; Caine dkk., 1998;
Ayanwale, 1999; Mellor, 2002; Ayanwale dan Kolo, 2011). Teknik
pengolahan kedelai ini unik karena menghadirkan peluang dan tantangan yang
berbeda baik dalam profil nutrisi dan ketersediaan nutrisi kacang kedelai
untuk dimanfaatkan oleh ternak. Pengolahan kedelai secara termal seperti
hidrotermal, autoklaf, ekstrusi, mikronisasi diakui sangat sukses dalam
meningkatkan nilai gizi kedelai dan dalam mereduksi ANF. Namun itu
terpengaruh oleh beragam laporan tentang pengaruh kombinasi waktu suhu
pada ANF dan profil asam amino kacang kedelai serta energi dan kebutuhan
biaya teknologi yang tinggi, kurangnya standarisasi waktu memasak dan
rezim suhu dan terkait biaya (Lovell, 1990; Kaankuka dkk., 1996; Qin dkk.,
1996; Ebrahimi-Mahmoudabad dan TaghinejadRoudbaneh, 2011; Ari dkk.,
2012a).Diperkirakan bahwa evaluasi komparatif dari teknik pengolahan
terhadap performans ayam pedaging,nilai gizi dari kacang kedelai olahan dan
efektivitas sistem harus memberikan dasar untukadopsi metode pengolahan
yang lebih efektif, dan memberikan keuntungan terbaik untukpeternak unggas
dan industri pabrik pakan (Dudley-Cash,2004)
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk melakukanevaluasi komparatif dari efek
perlakuan terbaikdari masing-masing metode pengolahan kacang kedelai
dan pemanfaatannya oleh ayam pedaging. Khususnyauntuk mendukung
petani dan penyuluh dalam pengambilan keputusan.
Materi dan Pengolahan kacang kedelai
Metode Benih kacang kedelai (Glycine max) diperoleh dari pasar lokal
di kota metropolis Lafia di Negara Bagian Nasarawa, Nigeria. Kacang yang
dikumpulkan dibersihkan dengan menampi dan mengambil batu dan sisa
kotoran dan menjadi sasaran empat termal danmetode pengolahan hidrotermal
(ekstrusi, memasak, memanggang dan memanggang-pemanasan kering);
empat (4) metode fermentasi (fermentasi dengan kultur organisme, memasak
dan fermentasi, daddawa danmemasak dan memfermentasi + metode
fermentasi kalium) dan empatperawatan alkali perendaman dalam air (HOH)
natrium karbonat (Na2CO3), potassium carbonate (K2CO3) and
sodiumhydroxide(NaOH) berdasarkan metode yang digunakan Ari dkk.
(2012a, b,
c).

Evaluasi kimia kacang kedelai olahan


Komposisi proksimat dari masing-masing kacang kedelai yang diproses
ditentukan menurut AOAC (2000); penentuan profil asam aminomenggunakan
metode yang dijelaskan oleh Spackman et al. (1958);Tripsin Inhibitor Activity
(TIA) ditentukan berdasarkan metodedijelaskan oleh Gupta dan Deodhar
(1975) dan Hammerstrand et al.(1981); Penentuan asam fitat dilakukan sesuai
denganmetode modifikasi yang dijelaskan oleh Wheeler dan Ferrell (1971)
danStewart (1974); Metode Indeks Kelarutan Protein diadopsi dari Arabadan
Dale (1990) dan penentuan pH dilakukan denganmenggunakan uji urease
sebagai ukuran kualitas protein (DudleyCash, 2004).

Perlakuan dan persiapan pakan


Sebanyak 240 ekor DOC ayam pedaging dibagi secara acak menjadi
4kelompok percobaan dan 3 ulangan (termal dan hidrotermal; metode
fermentasi; dan perlakuan berbasis basa). Perlakuan pakan terdiri dari :
Ekstrusi (T1), memasak (T2), memanggang (T3) dan memanggang -
pemanasan kering (T4). Untuk metode pemrosesan termal dan hidrotermal;
fermentasidengan kultur organisme (F1), pemasakan dan fermentasi (F2) ,
dandaddawa (F3) memasak dan memfermentasi + kalium (F4) untuk metode
fermentasidan perendaman dalam air (A1), natrium karbonat (Na2CO3)
(A2),kalium karbonat (K2CO3) (A3) dan natrium hidroksida (NaOH) (A4)
untuk perlakuan alkali pada fase starter dan finisher menggunakan Rancangan
Acak Lengkap yang memiliki bahan ujipenggabungan sebagai sumber utama
variasi.
Pakan starter diformulasikan untuk memberikan sekitar 3000Kkal energi dan
24% CP untuk semua kelompok eksperimen menggunakan perangkat lunak
formulasi pakan winfeed. Pakan diberi untuk 5 minggu (1 sampai 35 hari) fase
brooding dan pakan finisher diformulasikan sama untuk memberikan sekitar
3000 Kkal energi dan22% CP dan pakan diberi selama empat minggu (36-63
hari).

Statistik
Evaluasi kuantitatif
Data dikumpulkan untuk parameter berikut: Komposisi kimia kacang kedelai,
profil asam amino, analisis faktor anti nutrisi, performa, karakteristik karkas,
morfologi organ,hasil dan kerugian memasak, profil serum dan ekonomi
masing-masingpercobaan individu menjadi sasaran analisis varians(ANOVA),
jika terdapat perbedaan signifikan dilanjutkan menggunakan uji jarak
berganda Duncan (Duncan, 1955)menggunakan SPSS 16.0.

Evaluasi kualitatif
Percobaan ini menggunakan teknik evaluasi kualitatif Likert Scaling (Asika,
1991) digunakan untuk mempertimbangkan perlakuandari setiap parameter
yang diukur dalam setiap percobaan. Perlakuan kelompok dengan rata-rata
kumulatif terbaik di setiap percobaan(perlakuan termal, fermentasi dan alkali)
dipilih untukmewakili kelompok dalam proses evaluasi komparatif.

Proses seleksi untuk cara terbaik


Proses seleksi didasarkan pada evaluasi skor empat poinuntuk rata-rata dari
masing-masing parameter yang dinilai dalam tiga percobaan pengolahan
kacang kedelai. Evaluasi skor empat poin ini adalahterlepas dari kesamaan
rata-rata (P<0,05) dalam parameter yang samadan skor poin rata-ratakumulatif
untuk masing-masingkelompok perlakuan eksperimental diberi peringkat
sesuai denganmetode yang dijelaskan oleh Ajayi (2005) dan Rahman dan
Ogungbile(2006). Skor tersebut adalah sebagai berikut: 1 = Cukup; 2 = Baik;
3 = Lebih baikdan 4 = Rata-rata terbaik.

Proses seleksi untuk metode pemrosesan


Proses seleksi didasarkan pada evaluasi skor tiga poinuntuk rata-
ratakeseluruhan dari masing-masing parameter yang dinilai dalamtiga
percobaan pengolahan kacang kedelai. Rata-rata kumulatifskor poin untuk
masing- masing kelompok perlakuan percobaan dikumpulkan dan diberi
peringkat menurut metode yang dijelaskan oleh Ajayi(2005) dan Rahman dan
Ogungbile (2006). Skornya adalah sebagaiberikut: 3 = Baik; 2 = Lebih baik;
dan 1 = Terbaik.
Hasil dan Seluruh peringkat untuk pemilihankelompok perlakuan terbaik dalam tiga
Pembahasan percobaan disajikan dalam Tabel 5 sampai 8 untuk percobaan termal,
fermentasi dan pemrosesan alkali. Penampilan terbaik secara keseluruhan dari
proses memasak, memasak dan fermentasi serta 1% kalium karbonat (K 2CO3)
pada masing-masing kelompok mengkonfirmasi proses kacang kedelai
inisebagai perwakilan terbaik dari termal,fermentasi dan metode pengolahan
alkali yang akanmenjamin pelestarian nutrisi penting dan penghilangan ANF
untuk kinerja ayam pedaging yang lebih baik.
Skor terbaik diamati pada kelompok proses memasak dan fermentasidalam hal
kecernaan nutrisi, parameter kinerja seperti rata-ratapertambahan berat badan,
rasio konversi pakan, rasio efisiensi protein dan indeks kinerja antara fase
starter dan fase finisher. Hal ini didukung oleh Roozen dan De Groot(1985),
Matsui (1996), Caine dkk. (1998), Ayanwale danKolo (2001) dan Barde dan
Ari (2004) yang melaporkan bahwafermentasi mengakibatkan perbaikan
nutrisi dari bahan pakan untuk dimanfaatkan oleh hewan ternak.
Kesimpulan Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat variasi yang signifikan
dalam pengaruh termal yang berbeda, fermentasidan metode pemrosesan
alkali terhadap komposisi kimia, profil asam amino, penghilangan ANF
dankinerja ayam pedaging. Performa terbaik tercatat pada kelompok memasak
dikonfirmasi dengan pemrosesan hidrotermalkacang kedelai sebagai metode
pemrosesan termal terbaikyang akan menjamin pelestarian nutrisi pentingdan
penghilangan ANF untuk kinerja ayam pedaging yang lebih baik. Sementara
kinerja buruk dicatat pada kelompok pemanggangan dimana proses tersebut
bukan cara pengolahan kacang kedelai yang ideal untuk pakan ayam pedaging.
Kelompok memasak dan fermentasi menghasilkan kinerja terbaik dalam
proses fermentasi. Namun, fermentasi menggunakan kultur organisme terpilih
(Lactobacilus bulgricus, Saccharomyces cerevisiae danStreptococcus lactis)
membantu dalam perbaikan danpelestarian kualitas nutrisi tanpa
harusberdampak pada kinerja ayam pedaging. Penggunaan kalium karbonat
(1%K2CO3) dan natrium karbonat(1% Na2CO3) dalam pengolahan kacang
kedelai menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam penghilangan ANF
danpelestarian kualitas nutrisi, memberikan sifat kinerja, profil serum dan
pengembalian ekonomi yang lebih baik.
Evaluasi komparatif dari semua metode pemrosesanmenunjukkan bahwa
kelompok memasak dan fermentasi adalah yang terbaik dalam beberapa sifat
yang diukur jika dibandingkandengan metode-metode lainnya. Potensi metode
pemrosesan inidalam pelestarian nutrisi penting, kinerja ayam pedaging lebih
baikdan hasil ekonomi yang lebih besar dalam pengembalian investasi telah
mengkonfirmasi bahwa proses fermentasimengubah senyawa dalam makanan
menjadi struktur yang lebih layak melalui aktifitas mikroba. Dengan demikian,
alat kualitatif yang digunakan untuksampai pada keputusan ini telah
memberikan petani sebuahkriteria seleksi agregat untuk memilih yang
tepatmetode pemrosesan untuk diadopsi untuk manfaat optimal.
Komentar Pada bagian abstrak penulis sudah merangkup tujuan, metode serta hasil dari
penelitiannya, namun abstrak disini terlalu panjang. Pada bagian materi dan
metode, penulis menjelaskan dengan baik mengenai Pengolahan kacang
kedelai, Evaluasi kimia kacang kedelai olahan, Perlakuan dan persiapan
pakan, Evaluasi kuantitatif, Proses seleksi untuk cara terbaik hingga Proses
seleksi untuk metode pemrosesan.Pada bagian hasil dan pembahasan penulis
menjelaskan hasil penelitian dalam tabel-tabel sehingga memudahkan
pembaca untuk menerka proses mana yang menghasilkan skor terbaik. Selain
itu penulis juga membahas hasil penelitian dengan baik.Pada bagian
kesimpulan terlalu panjang, sehingga pembaca sulit untuk memahami maksud
dari penelitian ini.
Review Jurnal Internasional
Judul 3 Pengaruh bungkil biji kapas fermetasi terhadap performa pertumbuhan,
populasi mikroflora saluran cerna dan morfologi usus halus pada ayam broiler

Effects of fermented cottonseed meal on the growth performance,


gastrointestinal microflora population and small intestinal morphology in
broiler chickens
Penulis V. Jazi, F. Boldaji, B. Dastar, S. R. Hashemidan A. Ashayerizadeh
Jurnal British Poultry Science
Halaman 1-7
Tahun 2017
Download https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00071668.2017.1315051
Reviewer Elisma Santo (P2E121006)
Abstrak 1. Eksperimen ini dilakukan untuk mengevaluasi efek dari penggantian
makanan biji kapas (CSM) atau bungkil biji kapas fermentasi (FCSM)
untuk bungkil kacang kedelai (SBM) pada kinerja pertumbuhan,
karakteristik karkas, populasi mikroba saluran cerna, dan morfologi usus
ayam pedaging.
2. CSM difermentasi dengan Bacillus subtilis, Aspergillus niger dan A.
oryzae selama 7 hari. Sebanyak 300 ekor ayam broiler Ross 308 jantan
berumur satu hari digunakan dalam percobaan 42 hari di mana unggas
dialokasikan secara acak ke salah satu dari 5 perawatan pakan
(mengandung 0%, 10% dan 20% CSM atau FCSM) dalam desain yang
benar-benar acak. Unggas dipelihara di lantai serasah dan memiliki akses
gratis untuk makan dan air selama percobaan.
3. Hasil menunjukkan bahwa proses fermentasi secara
signifikanmengurangi serat kasar dan bebasgossypol, sementara itu
meningkatkan kandungan protein kasar dan jumlah bakteri asam laktat
(BAL) di CSM.
4. Penggunaan FCSM sebagai pengganti CSM secara
signifikanmeningkatkan kinerja pertumbuhan ayam pedaging. Hasil
lemak perut dalam perlakuan yang mengandung FCSM secara signifikan
lebih rendah daripada yang lain. Peningkatan populasi BAL pada crop
dan penurunan populasi coliform di ileum unggas yang diberi pakan yang
mengandung FCSM lebih signifikan daripada unggas lainnya. Vili di
duodenum dan jejunum unggas yang diberi pakan yang mengandung
FCSM secara signifikan lebih panjang daripada kelompok eksperimen
lainnya.
5. Efek positif dari diet yang mengandung FCSM pada kinerja pertumbuhan
dan kesehatan usus dariayam broiler menunjukkan bahwa olahan sumber
protein ini dapat menjadi alternatif yang tepat untuk SBM dalam pakan
ayam broiler.
Kata kunci : Bacillus subtilis; fermentasi;gosipol bebas;morfologi usus;
bakteri asam laktat
Latar Belakang Bungkil biji kapas (CSM) adalah sumber protein berkualitas tinggi, namun
penggunaannya terbatas dalam pakan unggas karena adanya polifenol yang
dikenal sebagai free gossypol (FG), yang menurunkan pertumbuhan dan
meningkatkan kematian unggas. Metode yang berbeda, seperti ekstraksi
denganpelarut (misalnya aseton) dan perawatan kimia dengan besisulfat atau
kalsium hidroksida, telah disarankan untuk eliminasi atau penonaktifan FG di
CSM (Wang et al., 2012). Kerugian dari ekstraksi FG dengan pelarut adalah
bahwapenghapusan tidak lengkap pelarut dari makanan mungkinberpotensi
membahayakan hewan. Perawatan dengan kalsiumhidroksida sering
mengurangi aktivitas biologis vitamindan efisiensi detoksifikasi, sementara
pengobatan dengan besisulfat juga biasanya menyebabkan umpan menjadi
hitam dan asupan pakan (FI)berkurang(Kanyinji dan Sichangwa, 2014).
Fermentasi mikroba dianggap sebagai metode terbaik untuk pemrosesan
CSM. Aktivitas metabolisme mikroorganisme selama fermentasi dapat
mengurangi kandungan FG dan memiliki pengaruh yang signifikanberdampak
pada pertumbuhan dan kesehatan hewan.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki karakteristik kimia dan biologi
FCSM dandampak penggantian bungkil kacang kedelai (SBM) padakinerja
pertumbuhan, populasi mikroba saluran cernadan morfologi usus pada ayam
broiler.
Materi dan Materi dan Metode dalam penelitian ini sudah cukup jelas dipaparkan, mulai
Metode dari Persiapan Bungkil biji kapas fermentasi (FCSM), cara menghitung
Bakteri Asam Laktat (BAL), pH dan analisis kimia FCSM serta persiapan
unggas percobaan dan perlakuan pakan.
Mikroba yang digunakan untuk fermentasi bungkil biji kapas yaitu Bakteri
Bacillus subtilis (PTCC1156), jamur Aspergillus oryzae (PTCC5163) dan A.
niger (PTCC5010).
Perlakuan :
Sebanyak 300 ekor DOC Ross 308 jantan dibagi dalam 25 kelompok
percobaan dengan 5 jenis pakan percobaan yang diformulasikan. Setiap
perlakuan diberikan 5 ulangan dengan 12 ekor per ulangan.
1. Pakan basal tanpa CSM dan FCSM (Kontrol)
2. 10% bungkil biji kapas (CSM)
3. 20% bungkil biji kapas (CSM)
4. 10% bungkil biji kapas fermentasi (FCSM)
5. 20% bungkil biji kapas fermentasi (FCSM).
Parameter :
1. Jumlah BAL, pH dan komposisi kimia CSM dan FCSM.
2. Performa pertumbuhan
3. Karakteristik Karkas dan Organ Internal
4. Populasi Mikroba dan nilai pH pada ayam broiler
5. Morfologi Usus Halus
Analisis Statistik
Data Populasi BAL, pH dan komposisi kimia CSM dianalisis berdasarkan uji-
T. Data pemberian pakan dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap
menggunakan prosedur GLM perangkat lunak SAS dilanjutkan uji jarak
berganda Duncan, tingkat probabilitas 0,05.
Hasil dan Hasil pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sehingga memudahkan
Pembahasan pembaca untuk lebih cepat mengerti, selain itu hasil penelitian juga dibahas
satu persatu untuk setiap parameternya. Berikut ringkasan hasil penelitian dari
jurnal tersebut:
Jumlah BAL, pH dan komposisi kimia CSM dan FCSM: Nilai pH pada
FCSM secara signifikan (P <0,05) berbeda nyata lebih rendah dibandingkan
dengan pH CSM. Proses fermentasi secara signifikan menurunkan Bahan
Kering (DM), Serat Kasar (CF), Gossypol Bebas (FG) dan meningkatkan
Protein Kasar (CP) pada CSM (P<0,05). Kandungan Ekstrak Eter (EE), abu,
dan Asam Amino (AA) dari CSM tidak dipengaruhi oleh proses fermentasi (P
> 0,05).
Performa Pertumbuhan : Penggunaan FCSM sebagai pengganti CSM pada
taraf 10% dan 20% meningkatkan performa ayam broiler. Ayam
mengkonsumsi pakan sebanyak perlakuan kontrol dan mencapai bobot serupa.
Konversi pakan pada kelompok yang mendapat pakan kontrol dan pakan yang
mengandung 10% dan 20% FCSM, secara signifikan lebih menguntungkan
daripada kelompok yang menerima pakan yang mengandung CSM (P <0,05).
Karakteristik karkas dan organ Internal : Persentase lemak perut pada
kelompok yang diberi pakan yang mengandung 10% dan 20% FCSM lebih
rendah dibandingkan kelompok lain (P<0,05). Persentase dada, paha, hati,
limpa, jantung dan bursa Fabricius tidak dipengaruhi oleh perlakuan
percobaan (P > 0,05).
Populasi Mikroba dan Nilai pH : Nilai pH ayam pedaging yang diberi pakan
yang mengandung 10% dan 20% FCSM pada crop dan ileum secara signifikan
lebih rendah daripada yang diberi 10% dan 20% CSM atau kontrol (P <0,05).
BAL dalam crop secara signifikan lebih banyak pada ayam pedaging yang
diberi 10% dan 20% FCSM dibandingkan dengan ayam pedaging yang diberi
10 dan 20% CSM dan kontrol (P <0,05).
Morfologi Usus Halus : Panjang vili di duodenum dan jejunum ayam yang
diberi pakan yang mengandung 10% dan 20% FCSM secara signifikan lebih
panjang dibandingkan kelompok percobaan lainnya (P <0,05). Penggunaan
10% dan 20% FCSM dalam pakan secara signifikan mengurangi kedalaman
kripta di jejunum dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan CSM(P < 0,05).
Rasio panjang vili terhadap kedalaman kripta di duodenum dan jejunum ayam
yang diberi pakan yang mengandung 10% dan 20% FCSM secara signifikan
lebih tinggi daripada unggas lainnya (P < 0,05).
Kesimpulan Teknik fermentasi mikroba secara efisien dapat mengurangi kandungan
Gossypol bebas dan meningkatkan kualitas CSM. Selain itu, penggunaan
FCSM dalam pakan ayam broiler dapat meningkatkan performa ayam melalui
penyeimbangan mikroflora usus dan perbaikan morfologi usus. Berdasarkan
efek positif dari pakan yang mengandung FCSM terhadap performa dan
kesehatan ayam broiler, maka dapat direkomendasikan bahwa sumber protein
olahan ini dapat digunakan sebagai alternatif yang tepat untuk pengganti SBM
dalam pakan ayam pedaging.
Komentar Pada bagian abstrak sudah mencakup tujuan penelitian, materi dan metode,
hasil serta kesimpulan dari penelitian, sehingga sudah cukup bagus. Pada
bagian materi dan metode sudah diterangkan oleh penulis, dari perlakuan
hingga kepada analisis data yang digunakan. Pada bagian kesimpulan, sudah
cukup jelas dipaparkan bahwa FCSM dapat digunakan sebagai pakan alternatif
penggunaan SBM.
Review Jurnal Internasional
Judul 4 Penggunaan probiotik untuk meningkatkan potensi biologis ayam pedaging

The use of probiotics for improving the biological potential of broiler


chickens
Penulis Lyudmila Nikolaevna Skvortsova, Andrey Georgievich Koshchaev,
Vyacheslav Ivanovich Shcherbatov, Yury Andreevich Lysenko, Vladimir
Ivanovich Fisinin, Irina Pavlovna Saleeva, Svetlana Failevna Sukhanova
Jurnal International Journal of Pharmaceutical Research
Vol (Issue) :
10(4): 760-765
Halaman
Tahun 2018
Download https://www.researchgate.net/publication/331877478_The_use_of_probiotics_
for_improving_the_biological_potential_of_broiler_chickens
Reviewer Elisma Santo (P2E121006)
Abstrak Artikel ini menunjukkan hasil penggunaan aditif pakan probiotik Biostim dan
Bacell untuk pertumbuhan ayam broiler. Telah ditemukan bahwa
menambahkan aditif Biostim ke air minum dan memberi Bacell dengan pakan
lengkap meningkatkanefisiensi budidaya ayam broiler. Sebagai hasil dari
perbaikan proses pencernaan, kecernaan pakan meningkat,yang memiliki efek
positif pada bobot hidup (melebihi kelompok referensi sebesar 6,7 – 11,2 % (P
<0,001)) dantingkat pelestarian ternak (meningkat 6 – 10%). Biaya pakan per
unit produk dalam kelompok eksperimenmenurun sebesar 6,8% – 10,6%.
Dengan itu, hasil terbaik diperoleh saat menggunakan Biostim dalam dosis 1
ml/10kepala, dan aditif Bacell – dalam dosis 2 g per 1 kg pakan lengkap
selama seluruh periode ayampertumbuhan.
Kata kunci: probiotik, bacell, biostim, unggas, bobot hidup, tingkat
pengawetan, kecernaan, produktivitas
Latar Belakang Menggunakan potensi genetik unggas pada skalaindustri dan mencapai kinerja
ekonomi yang tinggidalam pemuliaan unggas hanya mungkin dalam kasus
pendekatan ilmiah untukpenggunaan obat pencegahan, pemberian pakanyang
lengkap dan seimbang, dan kepatuhan yangketat terhadap persyaratan
veteriner dan sanitasi[ 1-8]. Pelanggaran terhadap teknologi, jadwalpemberian
pakan dan metode budidaya unggaspasti akan mengakibatkan penurunan
resistensiorganisme secara keseluruhan. Pada latar belakangini, kondisi yang
menguntungkan diciptakan untukaktivasi mikroflora oportunistik [9-14].
Probiotikdapat memberikan pengaruh denganmeningkatkan aktivitas enzim
yang berguna dan,khususnya, ᵦ-galaktosidase. Berbagai generalaktobasilus,
bila diberikan secara parenteral,merangsang aktivitas fagositosis [15-
17].Probiotik memiliki efek positif terhadap pencernaan, meningkaatkan
bobot hidup ternak muda, tingkat perawatan ternak, mengurangi biayapakan
per unit produk, dan meningkatkan kualitas daging[18-24].
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajaripengaruh probiotik dalam
bentuk cair dan kering terhadapproduktivitas dan metabolisme ayam pedaging
Materi dan Percobaan dilakukan di musim panas pada ayam broiler DOC – 42 hari yang
Metode diletakkan di kandang tiga tingkat. Air dan pakan dapat diakses secara bebas.
Kelompok dibentuk dengan metode pasangan analog, masing-masing
kelompok terdiri dari 50 ekor.
Perlakuan :
1-referensi = Pakan Lengkap (CF)
2-percobaan = CF + probiotic Biostim 1 ml/10 heads, 1 – 42 days
3-percobaan = CF + probiotic Biostim 1 ml/10 heads, 1 – 14 days
4-percobaan = CF + probiotic Bacell 2 g/kg pakan kombinasi, 1 – 42 days
5-percobaan = CF + probiotic Bacell 3 g/kg pakan kombinasi, 1 – 14 days
1 g/kg pakan kombinasi 15 – 42 days
Sampel diambil, pakan serta fesesnya dianalisis menurut metode analisis
zooteknikyang berlaku umum [28]. Dalam pakan dan feses, hal-hal berikut
ditentukan: Kelembaban awal dan higroskopis – mengeringkan sampel di
oven pada suhu 60 – 65˚C, 100 – 105˚C; Lemak kasar – menggunakan metode
Soxhlet (yang dimodifikasi oleh S. V.Rushkovsky); Abu – menggunakan
metode pengabuan kering yang dibakar di tanur suhu 200 – 550˚C; protein –
menggunakan metode Kjeldahl. Dalam menentukan kecernaan protein pada
campuran pakan, manur dipisahkan dari asam urat dan garamnya
menggunakan metode M. I. Dyakov (1933). Keseimbangan nitrogen
ditentukan dengan metode yang dijelaskan oleh O. I. Maslieva; Serat oleh
Henneberg Shtoman; kalsium — menggunakan metode trilonometrikdengan
calcein; dan fosfor — menggunakan metodekalorimetri oleh Fiske-Subbarow;
Parameter morfologi dan biokimia darah ayam broiler ditentukan menurut
Vasilyeva[29]. Mengingat bahwa kelompok yang dibentuk memiliki bagian
ayam betina dan jantan yang berbeda, dalam menganalisis data yang
diperoleh, penulis menggunakan nilairata-rata aritmatika.
Parameter :
1. Pertambahan bobot badan hidup absolut selama percobaan
2. Rataan pertambahan harian
3. Tingkat pelestarian
4. Konsumsi pakan per kepala, g/hari
5. Biaya pakan per kg
6. Hematologi darah ayam broiler
Analisis Statistik :
Hasil penelitian diproses secara biometrik menggunakan Microsoft Excel.
Perbedaan dianggap benar secara statistik dengan * (P <0,05); ** (P < 0,01);
dan *** (P < 0,001).
Hasil dan Bobot Hidup : Penggunaan probiotik Biostim dalam bentuk cair, dan Bacell
Pembahasan dalam bentuk kering terbukti meningkatkan bobot hidup ayam pada semua
umur pertumbuhan. Penggunaan probiotik meningkatkan bobot hidup ayam
sebesar 6,7 – 11,2% (P < 0,001). Pertambahan bobot hidup harian oleh ayam
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada pada kelompok referensi sebesar
10,0-11,6%.
Tingkat pelestarian : Tingkat pelestarian ayam secara keseluruhan kelompok
eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok referensi (sebesar 6,0 – 10,0 %).
Tingkat pelestarian yang tertinggi pada kelompok II dan IV ketika aditif pakan
digunakan selama seluruh periode pertumbuhan (10% lebih tinggi dari pada
kelompok referensi).
Biaya pakan : Dengan konsumsi pakan harian yang sama per ekor, biaya
pakan per 1 kg pertambahan bobot hidup selama seluruh periode pertumbuhan
pada kelompok percobaan secara signifikan lebih rendah dibandingkan pada
kelompok I; dengan nilai terendah pada kelompok II dan IV (lebih rendah dari
kelompok referensi masing-masing sebesar 9,7% dan 10,6%).
Hematologi darah :Jumlah hemoglobin di semua kelompok percobaan
sedikit lebih tinggi dari nilai referensi (7,5 – 12,8%). Peningkatan kadar
hemoglobin berbanding lurus dengan peningkatan kadar eritrosit
Kesimpulan Penggunaan Bacell dan aditif pakan Biostim pada ayam broiler dapat
meningkatkan vitalitas unggas dan kecernaan nutrisi dalam pakan, yang
memiliki efek positif pada pertumbuhan dan perkembangan ayam pedaging
dan mengurangi biaya pakan per unit produk. Indikator darah dan serum darah
dari ayam-ayam dalam kelompok referensi dan percobaan berada dalam
norma fisiologis. Penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan probiotik
meningkatkan bobot hidup ayam sebesar 6,7 – 11,2% (P < 0,001). Ini
memiliki efek positif pada kelangsungan hidup dan tingkat pelestarian ternak
(di atas nilai referensi sebesar 6,0 – 10,0 %). Biaya pakan per unit produksi
selama periode pertumbuhan pada kelompok eksperimen lebih rendah
daripada pada kelompok referensi. Kemudian nilai terendah di kelompok II
dan IV (di bawah referensi masing-masing sebesar 9,7 dan 10,6%) ketika
probiotik Biostim ditambahkan ke air, dan probiotik Bacell ditambahkan ke
pakan gabungan selama seluruh periode pertumbuhan ayam.
Komentar Pada bagian abstrak menjelaskan tujuan penelitian dan hasil penelitian, tanpa
memaparkan materi dan metode. Pada bagian kata kunci terlalu banyak, yaitu
delapan kata-kunci. Pada bagian hasil dan pembahasan tidak diberi subbab
ataupun paragraf sebagai pemisah antar parameter, sehingga cukup
membingungkan pembaca.Kesimpulan pada jurnal ini cukup singkat sehingga
tidak membingungkan pembaca.
Review Jurnal Internasional
Judul 5 Indeks Biokimia dan Hematologis Ayam Broiler yang Diberi Pakan Biji
Legum yang Diproses secara Berbeda

Biochemical and Heamatological Indices of BroilerChickens fed Differently


Processed Legume Seed Meals
Penulis Emiola, I. A., Ojediran, T. K. and Ajayi J. A.
Jurnal International Journal of Applied Agricultural and Apicultural
Research(IJAAR)
Vol (Issue) :
9 (1 & 2) : 140-149
Halaman
Tahun 2013
Download https://www.researchgate.net/publication/312591260_Biochemical_and_Hea
matological_Indices_of_Broiler_Chickens_fed_Differently_Processed_Legum
e_Seed_Meals
Reviewer Elisma Santo (P2E121006)
Abstrak Penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan
ayambroiler dengan pengolahan biji mucuna menggunakan metode domestik
sederhana terhadap parameter performa, hematologi dan biokimia. Kacang
yang diolahberbeda yaitu Pengupasan (DUMM), Pengupasan dan dimasak
(DCMM),direndam dan dimasak (SCMMI), perendaman dan pemasakan
dalam waktu yang lama(SCMMII) dan pemanggangan (TMM) mucuna
diberikan kepada dua ratus tujuh puluh ekor DOC ayam pedaging. Unggas-
unggas tersebut dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari 45 ekor per
kelompok. Setiap kelompokdibagi lagi menjadi 3 ulangan yang terdiri dari 15
ekor/ulangan dan dialokasikan ke 6 perlakuan pakan dalam rancangan acak
lengkap. Jagung –bungkil kedelaidisajikan sebagai pakan kontrol. Mucuna
yang telah diproses ditambahkan ke dalam ransum 200g/kg pakandengan
menyingkirkan bungkil kedelai dalamransum kontrol. Semua pakan yang
diformulasikan adalah isocaloric dan iso-nitrogenous. Konsumsi pakan tidak
dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P>0,05). Rata-rata kenaikan harian (ADG)
secara signifikan(P<0,05) dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Pertumbuhan
menurun pada unggas yang diberi pakan mucuna yang dikupasdibandingkan
dengan perlakuan pakan lainnya. Dibandingkan dengan DUMM, ada
peningkatan yang signifikan dalam ADG pada unggas yang diberi pakan
mucuna yang diberi perlakuan panas. Efisiensi konversi pakan meningkat
secara signifikan(P<0,05) pada unggas yang diberi pakanyang dipanaskan
dengan air (DCMM, SCMMI dan SCMMII) dibandingkan dengan mereka
yangmenerima pakan DUMM dan TMM. Perlakuan pakan secara signifikan
(P<0,05) mempengaruhi komponen seluler darah. PCV, Hb, danRBC ayam
broiler yang diberi DUMM berkurang dengan meningkatnya nilai MCV dan
MCH dibandingkan dengan perlakuanlainnya. Protein total serum dan
globulin dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,05). Nilai yang diperoleh
pada unggas yang diberi pakan SCMMI, SCMMII, DCMM dan TMM serupa
dan secara signifikan lebih rendah daripada unggas yang menerima pakan
kontroldan DUMM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan panas
(memasak) dengan air lebih efektif dalam meningkatkan nilai gizikacang
mucuna dibandingkan dengan pengupasan dan pemanggangan.
Kata kunci: Kacang mucuna, Pemrosesan, Kinerja, Hematologi, Biokimia
Latar Belakang Kacang mucuna (Mucuna pruriensvar utilis) merupakan tanaman legum tropis
dengan produktivitas biji dan daun yang tinggi (Afolabi dkk., 1985).
Komposisi bahan kimia dan nilai gizi biji mucuna diselidiki oleh Siddhurraju
dkk. (1996) dan Udedibie dan Carlini (2000), dankacang-kacangan tampaknya
memiliki potensi nutrisi yang besar sebagai komponen pakan ternak terutama
hewan monogastrik. Meskipun proteinnya tinggi (28,5 –35,75%) kacang
mucuna mengandungpenghambat tripsin, haemagglutinin, tanin, saponin, L-
dopa dan hidrogen sianida (Siddhurraju dkk., 1996; Emiola,
2004).Penghambatan hebat terhadap konsumsi pakan, laju pertumbuhan
dankejadian kematian yang tinggi pada anak ayambroiler yang diberi kacang
mucuna mentah telahdilaporkan oleh Afolabidkk. (1985). Pengamatanserupa
telah dilaporkan (D‟ mellodkk., 1983;Ologhobodkk., 1993) pada anak ayam
yang diberi makankacang mentah dan kacang Jack.Efek negatif ini telah
dikaitkan dengan faktoranti-nutrisi dalam kacang.
Upaya meningkatkan nilai gizi bijilegum telah dilakukan dengan berbagai
caraoleh peneliti yang berbeda dengan hasil yangbertentangan, menunjukkan
tidak lebih daridetoksifikasi parsial (Udedibie dan Carlini,2000; Emiola dkk.,
2003). Friedmandkk. (1991)dalam laporannya tentang kedelai diamati bahwa,
meskipun perlakuan panas intensif,kedelai mungkin masih mengandung
20%aktivitas sisapenghambat tripsin (TIA).Pengamatan serupa dilakukan pada
isolatkedelai oleh Van Amovengendkk. (1998) danAlonsodkk.
(2000).Parameter hematologi dan biokimiamerupakan indikator pentingdari
status kesehatanhewan dan telah menjadi alatyang sangat diperlukan dalam
diagnosis,pengobatan dan prognosis banyak penyakit.
Tujuan Penelitian ini dirancang untuk menyelidikiimplikasi pemberian pakan ayam
broilerdengan olahan kacang mucuna menggunakan metode domestik
sederhana terhadap kinerja, hematologi dan parameter biokimia.
Materi dan Persiapan sampel:Kacang Mucunapruriens mentah dari Institut
Metode PertanianTropis Internasional (IITA), Ibadan,Nigeria.Lima metode
pengolahan yang digunakan adalah:
(i). Dikupas dan Dikeringkan Matahari (DUMN)
Biji mucuna kering dipecah menjadi 6 – 7 mmdengan hammer
mill.Kutikula dihilangkandengan menampi. Biji mucuna yang
telahdikupas kulitnya dijemur selama 48 jamsetelah itu dikeringkan
dengan oven pada suhu 85˚C selama 48 jam.
(ii). Dikupas dan dimasak (DCMM)
Biji mucuna kering dipecah menjadi potongan 6-7 mm dengan hammer
mill, kutikuladihilangkan dengan menampi dan biji dimasak dalam air
mendidih (96˚C). selama 1jam. Air dituang dari kacang yang dimasak.
Pengupasan - kacang matang dijemur selama 5hari dan setelah itu
dikeringkan dengan oven pada suhu 85˚ C selama 48 jam.
(iii).Direndam dan Dimasak (SCMMI)
Biji mucuna kering direndam dalam air dingin pada suhu kamar selama
24jam dilanjutkan dengan memasak dalam air mendidih pada suhu
96˚Cselama 1 jam. Kacang yang direndam – dimasakdijemur selama 5
hari diikuti dengan pengeringan oven pada suhu 85˚C selama 48 jam
(iv). Direndam dan Dimasak dalam Waktu yang Lama (SCMMII):
Biji mucuna kering direndam dalam airdingin pada suhu kamar selama 48
jam dilanjutkan dengan memasak dalam air mendidih selama
30menit.Kacang yang direndam - dimasak dijemurselama 5 hari, setelah
itu dikeringkan dengan oven pada suhu 85˚C selama 48 jam
(v). Pemanggangan (TMM)
Biji kering yang dipanggang menghasilkan bijipanggang. Biji dimasukkan
pada pan, kemudian diletakkan di dalam oven (120˚C). Dilakukan
pengadukandari waktu ke waktu untukmempertahankan pemanasan yang
seragam.Pemanasan (pemanggangan) dianggap cukupketika warna biji
berubah menjadi coklat muda dan menjadi renyah saat disentuh.
Prosesnyaberlangsung antara 25 hingga 30 menit.
Perlakuan :
Kontrol = Jagung –bungkil kedelai
DUMN = Dikupas dan Dikeringkan Matahari
DCMM = Dikupas dan dimasak
SCMMI = Direndam dan Dimasak
SCMMII= Direndam dan Dimasak dalam Waktu yang Lama
TMM = Pemanggangan
Parameter :
1. Konsumsi Pakan
2. Rata-rata kenaikan harian (ADG)
3. Efisiensi konversi pakan
4. Komponen seluler darah.
5. Protein total serum dan globulin
Analisis kimia : Pakan dianalisis untuk memperoleh bahan kering, ekstrak
eter, abu dan serat kasar menurut metode standar AOAC (1995). Nitrogen
ditentukan dengan metode Kjeldahl AOAC (1995), protein kasar (N x 6,25) dan
ekstrak bebas nitrogen dihitung.

Analisis data : Data yang terkumpul dianalisis dengan rancangan acak


lengkap menggunakan prosedur GLM SAS (SAS Inst. Inc., Cary, NC). Ketika
signifikan F-hitung rata-rata perlakuan (P < 0,05) diamati dalam ANOVA,
rata-rata perlakuan dibandingkan dengan menggunakan uji jarak berganda
Duncan (Steel dan Torrie, 1980).

Hasil dan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan panas (memasak) dengan
Pembahasan air lebih efektif dalam meningkatkan nilai gizikacang mucuna dibandingkan
dengan pengupasan dan pemanggangan.
Konsumsi Pakan : Konsumsi pakan tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan
(P>0,05).Konsumsi pakan lebih tinggi pada kacang dengan perlakuan panas
sedangkan nilai terendah diperoleh pada unggas yang diberi pakan DUMM.
Rata-rata kenaikan harian (ADG):Rata-rata kenaikan harian (ADG) secara
signifikan(P<0,05) dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Pertumbuhan menurun
pada unggas yang diberi pakan mucuna yang dikupasdibandingkan dengan
perlakuan pakan lainnya. Dibandingkan dengan DUMM, ada peningkatan
yang signifikan dalam ADG pada unggas yang diberi pakan mucuna yang
diberi perlakuan panas.
Efisiensi konversi pakan : Efisiensi konversi pakanmeningkat secara
signifikan(P<0,05) pada unggas yang diberi pakanyang dipanaskan dengan air
(DCMM, SCMMI dan SCMMII) dibandingkan dengan mereka yangmenerima
pakan DUMM dan TMM.
Komponen seluler darah :Perlakuan pakan secara signifikan (P<0,05)
mempengaruhi komponen seluler darah. PCV, Hb, danRBC ayam broiler yang
diberi DUMM berkurang dengan meningkatnya nilai MCV dan MCH
dibandingkan dengan perlakuanlainnya.
Protein total serum dan globulin : Protein total serum dan globulin
dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,05). Nilai yang diperoleh pada unggas
yang diberi pakan SCMMI, SCMMII, DCMM dan TMM serupa dan secara
signifikan lebih rendah daripada unggas yang menerima pakan kontroldan
DUMM.
Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaperlakuan panas berair (memasak)
lebihefektif dalam meningkatkan nilai gizi bungkilkacang mucuna
dibandingkan dengan Pengupasan dan pemanggangan. KacangMucuna
pruriens dapatdimasukkan hingga 200gkg-1dalam pakan ayam pedaging
ketikamengalami perlakuan panas berair tanpa efeknegatif pada parameter
hematologi.
Komentar Abstrak yang disajikan sudah cukup jelas menggambarkan isi dari jurnal ini,
namun terlalu panjang. pada bagian materi dan metode penulis juga sudah
menjelaskan metode apa saja yang akan digunakan dalam penelitiannya. Pada
bagian kesimpulan pengolahan terbaik untuk kacang Mucuna pruriens adalah
dengan perebusan.

Anda mungkin juga menyukai