Anda di halaman 1dari 6

Secara singkat perihal aneka kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan bentuk dan

nilai komunikatifnya. Lazimnya, kalimat dipahami sebagai rentetan kata yang disusun secara
teratur berdasarkan kaidah pembentukan tertentu. Setiap kata dalam rentetan itu memiliki makna
sendiri-sendiri-sendiri dan urutan kata-kata itu menentukan jenis kalimatnya. Kalimat dapat
dibedakan dengan dua macam cara. Cara yang pertama adalah pembedaan berdasarkan
bentuknya, sedangkan cara yang kedua adalah pembedaan berdasarkan nilai komunikatifnya.
Dari pembedaan pertama didapatkan dua macam kalimat, yakni (1) kalimat tunggal, dan (2)
kalimat majemuk. Kalimat tunggal dapat dipahami sebagai kalimat yang terdiri atas satu klausa
bebas, sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas beberapa klausa bebas.
Kedua macam kalimat itu masing-masing dapat dilihat pada contoh tuturan (92) dan tuturan (93)
berikut.

(92) “Saya dosen ASMI Santa Maria Yogyakarta.”

(93) “ Saya dosen ASMI Santa Maria Yogyakarta, sedangkan istri saya guru pada
sebuah sekolah menegah swasta di Yogyakarta.”

Informasi Indeksal:

Tuturan-tuturan di atas dituturkan oleh seseorang dosen pada saat ia ditanyai tentang
profesinya dan juga profesi istrinya.

Tuturan (92) yang berbunyi “Saya dosen ASMI Santa Maria Yogyakarta” hanya terdiri
dari satu klausa bebas, sedangkan tuturan (93) “Saya dosen ASMI Santa Maria Yogyakarta”,
sedangkan istri saya guru pada sebuah sekolah menengah swasta di Yogyakarta”terdiri dari dua
buah klausa bebas. Klausa yang pertama adalah saya dosen ASMI Santa Maria Yogyakarta dan
klausa yang kedua adalah istri saya guru pada sebuah sekolah menengah swasta di Yogyakarta.
Karena memiliki dua buah klausa bebas, tuturan itu dapat disebut sebagai kalimat majemuk.
Kalimat tunggal dapat dibedakan berdasarkan kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi
predikat pada kalimat itu. Dengan demikian, kalimat dapat dibedakan menjadi empat macam,
yakni (1) kalimat tungal yang berpredikat frasa nominal, (2) kalimat tunggal yang berpredikat
frasa adjectival, (3) kalimat tunggal yang berpredikat frasa verbal, dan (4) kalimat tunggal yang
berpredikat frasa dan yang lainnya. Tuturan (94), (95), (96), dan (97) pada contoh berikut
memperjelas hal ini.
(94) “Anak laki-laki kerempeng itulah pemerkosanya.”

Informasi Indeksal:

Dituturka oleh seorang penghujung pada sebuah siding pemerkosaan seorang


wanita terkenal di sebuah kantor pengadilan negeri di Yogyakarta.

(95) “Penjelasan juru kampanye itu membingungkan sekali.”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang Ibu kepada suaminya pada saat ia melihat dan
mendengarkan kampanye salah satu OPP di dalam televisi.

(96) “Direkturku sedang pergi ke negeri Belanda.”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seoranng sekretaris pada saat ini berbincang-bincang dengan


rekannya yang bekerja di perusahaan lain. Pembicaraan itu dilakukan melalui
telepon.

(97) “Siti di Jakarta”.

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang Ibu pada saat menjawab pertanyaan teman Siti yang
datang ingin menemuinya.

Frasa Pemerkosaannya pada tuturan (94), frasa membingungkan pada tuturan (95), frasa
sedang pergi ke negri Belanda pada tuturan (96), dan frasa di Jakarta pada tuturan (97)
semuanya menduduki fungsi predikat. Frasa-frasa tersebut memiliki kategori yang tidak sama,
yakni secara berurutan berfrasa nominal, berfrasa ajektival, berfrasa verbal dan berfrasa
preposisional. Olwh karena itulah, kalimat-kalimat itu dapat diberi nama sesuai kategori frasa
yang menduduki fungsi predikat itu. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi dua macam,
yakni (1) kalimat majemuk setara, (2) kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara
dapat dipahami sebagai kalimat yang terdiri dari klausa-klausa bebas, sedangkan kalimat
majemuk bertingkat adalah kalimat yang klausanya dihubungkan secara fungsional; jadi, salah
satu di antaranya yang berupa klausa bebas merupakan bagian fungsional dari klausa atasan yang
berupa klausa bebas juga. Masing-masing jenis kalimat itu dapat dilihat pada contoh tuturan (98)
dan tuturan (99) berikut.

(98) “Mahasiswa itu agak bodoh, mahasiswa itu sangat pandai.”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga seorang dosen pada
saat mereka berada di ruang kerja mereka di kampus.

(99) “Kami mendengar bahwa Solo luluh lantak dalam kerusuhan bulan Mei yang lalu.”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang pedagang kepada temannya yang juga sesame pedagang
pada saat mereka bertemu di sebuah pasar tempat mereka berjual-beli di
Yogyakarta.

Tuturan (98) terdiri dari dua buah klausa bebas, yakni mahasiswa itu agak bodoh dan
mahasiswa itu sangat pandai. Kedua klausa itu bebas dan secara fungsional tidak saling
bergantungan antara klausa yang satu dengan klausa yang lainnya. Oleh karena itu, tuturan yang
demikian dapa di namakan dengan kalimat majemuk setara. Tuturan (99) juga terdiri dari dua
buah klausa, yakni kami mendengar dan bahwa Solo luluh lantak dalam kerusuhan bulan Mei
yang lalu. Klausa yang kedua secara fungsional tidak berdiri bebas karena berfungsi sebagai
objek pada klausa pertama. Oleh karena itulah, kalimat yang demikian dapat disebut dengan
kalimat majemuk bertingkat. Dari pembedaan yang kedua, yakni pembedaan berdasarkan nilai
komunikatifnya kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi lima macam, yakni (1)
kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat perintah ( imperative), (3) kalimat tanya (interogratif), (4)
kalimat seruan (ekslamatif), dan (5) kalimat penegas (empatik). Masing-masing jenis kalimat itu
secara berturut-turut dapat dilihat pada tuturan (100) sampai dengan (104) berikut ini.

(100) “Tadi malam saya melihat mereka berkejar-kejaran di jalan lingkar Selatan.”

Informasi Indeksal:
Dituturkan oleh seorang Bapak kepada temannya pada saat mereka bersama-sama
bertugas ronda malam di lingkungannya.

(101) “Mereka Rekerda itu diserahkan ke Kopertis secepatnya, ya!”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang Direktur kepada salah seorang pembantu direktur pada
sebuah akademi ketika mereka sedang rapat bersama di sebuah ruang rapat
perguruan tinggi.

(102) “Apa yang dia kerjakan setelah pulang kerja?”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang Bapak kepada istrinya. Mereka merasa agak jengkel
dengan ulah anaknya yang selalu mabuk setelah pulang kerja.

(103) “Alangkah bebasnya pergaulan dua mahasiswa itu?”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang pemilik rumah kos kepada tetangganya yang juga
pemilik rumah kos pada sebuah wilayah di Yogyakarta.

(104) “Dua dosen itulah yang mendominasi pertemuan malam itu.”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga berprofesi dosen pada
saat merekan bersama-sama minum di ruang minum kampus perguruan tinggi.

1. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia mengandung maksud memberitakan
kepada si mitra tutur. Sesuatu yang diberitakan kepada mitra tutur itu, lazimnya,
merupakan pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian. Kalimat deklaratif dalam
bahasa Indonesia dapat merupakan tuturan langsung dan dapat pula merupakan tuturan
tidak langsung. Berikut dengan pernyataan itu, tuturan-tuturan berikut dapat digunakan
sebagai ilustrasi.

(105) “Ibu menyahut, “Si Atik akan segeraa pulang dari Jepang bulan depan.”

(105a) “Ibu menyahut dengan mengatakan bahwa Si Atik akan segera pulang dari
Jepang bulan depan.”

Infomasi Indeksal:

Dituturkan oleh Ibu Atik kepada suaminya ketika mereka bersama-sama duduk
dengan santai di serambi rumah mereka sambil membaca koran.

Baik tuturan (105) maupun (105a) keduanya mengandung maksud menyatakan atau
memberitahukan sesuatu, dalam hal ini informasi bahwa seseorang yang bermana Atik itu akan
segera pulang dari negara Jepang. Dengan demikian, jelas bahwa kedua kalimat itu merupakan
kalimat deklaratif. Dari segi bentuk, kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan
menjadi bermacam-macam, yakni kalimat deklaratif yang bersusunan inverse, kalimat deklaratif
yang berdiatesis aktif, dan kalimat deklaratif yang berdiatesis pasif. Tuturan (106), (107), dan
(108) berikut dapat dicermati untuk memperjelas penyataan ini.

(106) “Tidur saya setelah itu.”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada temannya yang juga mahasiswa. Ia


menceritakan apa yang ia lakukan setelah mendapatkan marah dari ayahnya
ketika pulang terlambat.”

(107) “Saya segera menyampaikan berita duka itu kepada keluarganya yang berada di
Tangerang.”

Informasi Indeksal:

Dituturkan oleh seorang Ibu kepada tetangganya ketika mendengar bahwa saudara
dari tetangga itu ada yang meninggal dunia.
(108) “Kemarin siang ada mobil Daihatsu Charade dihancurkan peserta kampanye di
Jalan Kyai Mojo.”

Anda mungkin juga menyukai