NIM : 1181002040
Manajemen Strategic AKT 52
TUGAS PERTEMUAN 5
MANAJEMEN STRATEGIC
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Perusahaan Telekomunikasi sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang
menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi Indonesia (PT.
TELKOM) sendiri juga termasuk bagian dari perusaahaan tersebut yang mempunyai bentuk
badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad No.52 tahun 1884. Dan sejak tahun
1905 perusahaan Telekomunikasi sudah berjumlah 38 peusahaan. Namun setelah itu
pemerintah Hindia Belanda mengambil alih perusahaan tersebut yang berdasar kepada
Staatsblaad tahun 1906. Dan sejak itu berdirilah Post, Telegraf en Telefoon Dients
(PTTDients),dan perusahaan ini ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar Staats blaad
No.419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijven Weet (I.B.W UndangUndang Perusahaan
Negara).
Namun pada tahun 1965 pmemerintah membagi perusahaan Pos dan Telekomunikasi
menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan Giro (PN. Pos dan Giro) serta
Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN. Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan
Pemerintah No.30 tahun 1965. Dan perusahaan tersebut berkembang menjadi Perusahaan
Umum (Perum). Dalam Peraturan Pemerintah No.36 tahun 1974 dinyatakan bahwa Perum
Telekomunikasi sebagai penyelenggara jasa Telekomunikasi untuk umum baik Telekomunikasi
dalam negeri maupun luar negeri.
1. 1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada
masa pemerintahan kolonial Belanda.
2. 1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur
layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan (Post,
Telegraph en Telephone Dienst/PTT).
3. 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat,
lepas dari pemerintahan Jepang.
4. 1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi
(PN Postel).
5. 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro),
dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
6. 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi
(Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun
internasional.
7. 1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.
8. 1989 Undang-undang No. 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran
serta swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi.
9. 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no. 25 tahun 1991.
10. 1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering) dilakukan
pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham TELKOM tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York
Nama : Salsabila Putri Sabrina
NIM : 1181002040
Manajemen Strategic AKT 52
Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga
diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing) di Tokyo Stock
Exchange.
11. 1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di
wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara
(Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten-dengan mitra PT Aria West
International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta - dengan
mitra PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI
Kalimantan dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi
Regional VII Kawasan Timur Indonesia-dengan mitra PT Bukaka Singtel.
12. 1999 Undang-undang nomor 36/ 1999, tentang penghapusan monopoli
penyelenggaraan telekomunikasi.
13. 2001 KOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari
implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai
dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM
dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel.
TELKOM membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan
keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.
14. 2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham
pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15%
pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember
2004. TELKOM menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan
dengan demikian TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002
terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
15. Sejak 1 Juli 1995 PT. Telkom telah menghapus struktur wilayah usaha
telekomunikasi (WTTEL) dan secara de facto meresmikan dimulainya era Divisi
Network. Badan Usaha utama dikelola oleh 7 divisi regional dan 1 divisi network.
Divisi regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayah masing masing dan
divisi network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh luar negeri melalui
pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Daerah regional.
8. Divisi Regional VII, Kawasan timur Indonesia (Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua).
Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah berdasarkan prinsip
desentraiisasi serta bertindak sebagai pusat investasi (Divisi Regional) dan pusat keuntungan
(Divisi Network), serta divisi lainnya yang mempunyai keuntungan internal secara terpisah.
Divisi-divisi pendukung terdiri dari divisi pelatihan, divisi properti, divisi sistem informasi.
Berdasarkan organisasi divisional ini, maka kantor pusat diubah menjadi pusat biaya.
Berlakunya kebijaksanaan dekonsentrasi menjadikan jumlah SDM menjadi lebih sedikit.
Pada Penawaran saham pada 14 November 1995 dan block sale Desember 1996, komposisi
saham Telkom menjadi:
Corporate Strategy
Corporate Action
Rencana Pembelian Kembali Saham Perseroan (Buy Back) Dalam Kondisi Pasar Yang
Berfluktasi Secara Signifikan
Perjanjian Penyetoran Saham Bersyarat PT Fintek Karya Nusantara Oleh Para Investor
Nama : Salsabila Putri Sabrina
NIM : 1181002040
Manajemen Strategic AKT 52
Penjualan Saham Perseroan pada PT Jalin Pembayaran Nusantara kepada PT Danareksa
(Persero)
Pengambilalihan Saham PT Persada Sokka Tama oleh PT Dayamitra Telekomunikasi
Penyertaan Modal Nontunai Finarya oleh Telkomsel & Perubahan Layanan Uang
Elektronik TCASH Menjadi LinkAja
Pembentukan PT Fintek Karya Nusantara oleh PT Telekomunikasi Selular
Akuisisi PT Collega Inti Pratama oleh PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma)
Perjanjian Jual Beli dan Pengambilbagian Saham Baru (Shares Sales & Purchase and
Subscription Agreement) antara SSI dengan Telkom Metra
Informasi kepada Investor - Perjanjian Penyertaan Saham Baru Bersyarat (Conditional
Shares Subscription Agreement) antara Cellum Global Zrt. (Cellum) dengan PT MetraNet
(MetraNet)
Informasi kepada Investor - Akuisisi saham PT Nutech Integrasi (PT Nutech)oleh PT
Multimedia Nusantara (Telkom Metra)
Informasi kepada Investor -Perjanjian Jual-Beli Saham Bersyarat Untuk Mengakuisisi TS
Global Network Sdn Bhd
Informasi kepada Investor -Akuisisi Saham PT Bosnet Distribution Indonesia oleh PT
Sigma Cipta Caraka
Informasi kepada Investor - Penjualan Saham Hasil Pembelian Kembali TLKM
Informasi kepada Investor - AP Teleguam
Anak perusahaan
Mojopia (Metranet)
100% saham Mojopia dimiliki oleh Multimedia Nusantara. MetraNet adalah nama lain
dari Mojopia. Mojopia bergerak dalam membina dan membantu memasarkan produk
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia secara perdagangan elektronik.
AdMedika didirikan pada tahun 2002 dan merupakan perusahaan third party
administrator (TPA) pertama di Indonesia yang mengombinasikan aplikasi proses klaim
kesehatan secara daring dengan layanan administrasi asuransi/jaminan kesehatan. Sejak
tahun 2010, AdMedika resmi bergabung di Telkom Group dengan akuisisi melalui anak
Nama : Salsabila Putri Sabrina
NIM : 1181002040
Manajemen Strategic AKT 52
perusahaan Telkom yang bernama PT Multimedia Nusantara (Metra) dengan
kepemilikan saham mayoritas 75%.
PT Finnet Indonesia adalah anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang sistem
pembayaran elektronik. Finnet didirikan oleh Telkom dalam bentuk joint venture
company antara anak perusahaan Telkom yaitu Multimedia Nusantara dengan PT Mekar
Prana Indah (MPI) yang sahamnya dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank
Indonesia (YKBI). Adapun komposisi kepemilikan antara Metra dan MPI adalah masing-
masing 60% dan 40%. Pendirian Finnet adalah langkah nyata Telkom dalam rangka
menangkap peluang pasar dalam menyediakan Layanan sistem pembayaran secara
elektronik dengan menyediakan layanan solusi terpadu sistem pembayaran elektronik
untuk perbankan atau semua sektor yang berkaitan dengan transaksi finansial
elektronik.
Melon merupakan perusahaan joint venture didirikan pada tanggal 16 Agustus 2010
oleh Multimedia Nusantara dan South Korea Telecom dengan komposisi saham 51% dan
49%. Perusahaan yang merupakan realisasi ekspansi di bisnis media pendidikan yang
berfokus pada bisnis layanan musik digital dan konten lain untuk telepon seluler,
komputer pribadi, kanal elektronik konsumen dan media digital lainnya. Pada tahun
2016,PT Telekomunikasi Indonesia mengakuisisi 100% dari saham yang dimiliki South
Korea Telecom sebelumnya sebesar 49%.
100% saham Pramindo dimiliki oleh Telkom. Pramindo didirikan dengan Akta Notaris
Benny Kristianto, S.H., No. 135 tanggWal 17 Oktober 1995, berkedudukan di Jakarta. Akta
ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan Menteri No.
C2-13.200.HT.01.01.TH.95 tanggal 18 Oktober 1995 dan diumumkan dalam Tambahan
Berita Negara No. 101 tanggal 19 Desember 1995. Pramindo didirikan dengan tujuan
menyelenggarakan Kerja Sama Operasi (KSO) telekomunikasi di wilayah Sumatra dengan
Telkom untuk membangun jaringan baru sebanyak 516.487 sst.
Namun, krisis ekonomi melanda Indonesia pada sekitar 1997-1998. Akibatnya, dibuatlah
revisi perjanjian KSO antara Pramindo dan Telkom yang dituangkan dalam
memorandum of understanding dengan menyebutkan jumlah jaringan baru yang
dibangun menjadi 290.000 sst. Kewajiban membangun tersebut telah dirampungkan
seluruhnya oleh Pramindo pada 31 Maret 1999.
Tiga tahun berselang, tepatnya pada 19 April 2002, Telkom mengakuisisi seluruh saham
Pramindo. Berada sepenuhnya dalam kendali Telkom, pengelolaan Pramindodapat
dilakukan lebih terpadu sesuai rencana strategis Telkom.
Di bawah payung Telkom, Pramindo berkembang menjadi penyedia jaringan dan jasa
telekomunikasi & informatika yang dapat diandalkan. Tonggak-tonggak prestasi
terpancang melalui berbagai keberhasilan pelaksanaan pembangunan antara lain
penyediaan dan pemasangan Fastel USO/KPU berbasis teknologi radio di 386 desa di
Sumatra (2004), penyediaan dan pemasangan Fastel di Pulau Rondo- pulau terluar
Provinsi Aceh (2008), penyediaan dan pendistribusian terminal telepon Flexi ULCH se-
Indonesia (2010-2011), distribusi modem ADSL ke Telkom di seluruh Indonesia (2010-
2011), serta penyediaan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK)/USO di 1.396
Kecamatan di seluruh Indonesia (2010-2014).
Pada 20 Desember 2012, PT Pramindo Ikat Nusantara secara resmi berganti nama
menjadi PT PINS Indonesia.
Nama : Salsabila Putri Sabrina
NIM : 1181002040
Manajemen Strategic AKT 52
PT Infomedia Nusantara (Infomedia)
Balebat yang diakuisisi pada tanggal 1 Oktober 2003, melayani jasa percetakan. Telkom
memiliki 65% saham di Balebat melalui Infomedia.
PT METRA-NET
Pada 17 November 2011, Metranet memulai babak baru dalam melakukan kerja sama
strategis dengan Microsoft, dengan menghadirkan media online PlasaMSN (umsn.co.id).
Memasuki 2012 Metranet memprakarsai kerja sama dengan mitra global di bidang e-
commerce, eBay. Hasilnya, pada 17 September 2012 kerjasama dengan eBay dibuktikan
dengan membentuk usaha patungan dengan nama baru, PT Metraplasa (sekarang
adalah Blanja.com)
Dimulai pada 2013 Metranet fokus pada 2 portofolio: Pembayaran Digital (UPoint) dan
Periklanan Digital (UAd) dengan tagline Bantu Anda Mendapatkan Uang Lebih Banyak .
Pada November 2016, Metranet menjadi Perusahaan Induk sejak membeli 52% saham
PT Melon Indonesia (Melon) untuk memperkuat bisnis konten digital.
Sebelumnya bernama PT Aria West International Finance. 100% sahamnya dimiliki oleh
Telkom. Telin bertanggungjawab mengelola telekomunikasi internasional serta
mengelola bisnis Telkom di luar negeri.
Telin Hong Kong didirikan di Hong Kong pada tanggal 8 Desember 2010 dan telah
memperoleh unified carrier license ("UCL") pada tanggal 1 Maret 2011 untuk
membangun, memberikan dan memelihara pelayanan jaringan telekomunikasi publik
dengan menggunakan instalasi radio komunikasi. Telkom memiliki 100% saham Telin
Hong Kong melalui Telin.
Telin Singapore yang 100% sahamnya dimiliki Telin didirikan pada tanggal 6 Desember
2007 berdasarkan hukum di Singapura. Ragam layanan yang dimiliki adalah jasa
telekomunikasi termasuk data berbasis Internet, layanan data, callback/call-
reorigination, jasa kartu telepon prabaya, dan jasa sewa sirkuit.
Telkom Australia didirikan pada 14 Januari 2013. Saham dari perusahaan ini 100%
dimiliki oleh Telin. Perusahaan ini didirikan berdasarkan hukum Australia. Usaha yang
dilakukan oleh Telkom Australia adalah Business Process Outsourcing (BPO),
Information Technology Outsourcing (ITO), dan juga layanan telekomunikasi.
Scicom didirikan pada tahun 1997, merupakan perusahaan penyedia jasa contact centre
yang berbasis di Malaysia. Kepemilikan saham Telkom di Scicom melalui Telin adalah
sebesar 29,71% yang memposisikannya sebagai pemegang saham mayoritas.
Mitratel/Dayamitra didirikan pada tahun 1995. Berawal dari perusahaan mitra KSO di
wilayah Kalimantan dengan nama PT Dayamitra Malindo yang pada awalnya sahamnya
dimiliki oleh beberapa perusahaan swasta nasional dan swasta asing. Namun dalam
perjalanannya kepemilikan saham telah mengalami beberapa kali perubahan dan
akhirnya pada tanggal 3 Desember 2004 saham Mitratel 100% dimiliki Telkom.
Sejak penghujung tahun 2007 Mitratel mengalami transformasi bisnis dengan mulai
memasuki bisnis penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang salah satu diantaranya
berupa penyediaan menara telekomunikasi (tower provider) untuk memenuhi
kebutuhan penempatan BTS bagi para operator telekomunikasi di seluruh wilayah
Indonesia. Saat ini perusahaan telah menyediakan penyewaan tower untuk beberapa
operator teiekomunikasi antara lain: PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT XL Axiata
Tbk, PT Indosat Tbk, PT Axis Telekom Indonesia, PT Hutchison CP Telecommunications,
PT Bakrie Telecom Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, Divisi TelkomFlexi (DTF) yang
tersebar di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Bali, Kepulauan Nusa
Tenggara, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan Barat,
Nama : Salsabila Putri Sabrina
NIM : 1181002040
Manajemen Strategic AKT 52
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Tenggara, Maluku hingga ke Papua
Dalam upaya mempercepat tercapainya sasaran perusahaan untuk menjadi leader dan
provider terbesar di bisnis penyediaan menara telekomunikasi dan infrastrukturnya,
maka Mitratel terus melakukan proses pembangunan yang berkesinambungan serta
melakukan berbagai macam proses akuisisi, baik akuisisi asset ataupun akuisisi atas
perusahaan yang sejenis.
GSD merupakan sebuah perusahaan properti terpadu yang dimiliki oleh Telkom pada
tahun 2001, dengan porsi kepemilikan saham Telkom sebesar 99,99%.
GSD didirikan pada tanggal 30 September 1981 sebagai Graha Sarana Duta untuk
menyediakan Office Building, Jasa Pemeliharaan dan Perawatan Gedung Bank Duta
(pada saat itu). Sejalan dengan perkembangan bisnis perusahaan, Perseroan kemudian
mengembangkan portofolio ke bidang Jasa Konstruksi dan dipercaya untuk membangun
beberapa kantor cabang Bank Duta dan Bank Bukopin serta sebuah Gedung Kampus YAI
di Jalan Salemba, Jakarta.
Pada tanggal 25 April 2001, kepemilikan Graha Sarana Duta diambil alih sepenuhnya
oleh Telkom untuk mengelola gedung-gedung kantor dan asset properti Telkom, yang
sebelumnya dikelola oleh Divisi Properti Telkom. Di bawah kendali Telkom, GSD terus
berkembang menjadi perusahaan properti yang terpadu (integrated property
development) dan kini memiliki tiga portofolio bisnis yaitu:
Selama tiga puluh tahun sejak didirikan oleh PT Bank Duta pada tahun 1981, Perseroan
menggunakan nama belakang ‘Duta’ yang diadopsi dari nama PT Bank Duta dan
menggunakan logo Perseroan yang diciptakan oleh PT Bank Duta. Pada tahun 2011,
manajemen Perseroan memutuskan untuk melakukan pencitraan kembali perusahaan
(corporate rebranding) dilatar belakangi oleh alasan – alasan sebagai berikut:
Saat ini, GSD memiliki cakupan wilayah kerja di seluruh Indonesia dan melakukan
pengelolaan terhadap gedung-gedung perusahaan Telkom Group seperti gedung PT
Telekomunikasi Indonesia, PT Telkomsel, PT Infomedia Nusantara dan PT Multimedia
Nusantara. Selain itu, GSD juga mengelola 106 lokasi gedung lain yang dimiliki oleh
berbagai bidang usaha di luar Telkom Group seperti perkantoran, apartemen, mall, dan
bandara baik secara keseluruhan maupun secara parsial. Sejak tahun 2012, Telkom
mengubah nama Graha Sarana Duta menjadi TelkomProperty sebagai nama anak
perusahaan baru Telkom bidang Properti.
PT Telkom Akses
Telkom Akses merupakan salah satu anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang
konstruksi pembangunan dan manage service infrastruktur jaringan. PT Telkom Akses
didirikan pada tanggal 12 Desember 2012. PT Telkom Akses (PTTA) merupakan anak
perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki
sepenuhnya oleh Telkom. PTTA bergerak dalam bisnis penyediaan layanan konstruksi
dan pengelolaan infrastruktur jaringan. Pendirian PTTA merupakan bagian dari
Nama : Salsabila Putri Sabrina
NIM : 1181002040
Manajemen Strategic AKT 52
komitmen Telkom untuk terus melakukan pengembangan jaringan broadband untuk
menghadirkan akses informasi dan komunikasi tanpa batas bagi seluruh masyarakat
indonesia. Telkom berupaya menghadirkan koneksi internet berkualitas dan terjangkau
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bersaing di level
dunia. Saat ini Telkom tengah membangun jaringan backbone berbasis Serat Optik
maupun Internet Protocol (IP) dengan menggelar 30 node terra router dan sekitar
75.000 Km kabel Serat Optik. Pembangunan kabel serat optik merupakan bagian dari
program Indonesia Digital Network (IDN) 2015. Sebagai bagian dari strategi untuk
mengoptimalkan layanan nya, Telkom mendirikan PT Telkom Akses. Kehadiran PTTA
diharapkan akan mendorong pertumbuhan jaringan akses broadband di indonesia.
Selain Instalasi jaringan akses broadband, layanan lain yang diberikan oleh PT Telkom
Akses adalah Network Terminal Equipment (NTE), serta Jasa Pengelolaan Operasi dan
Pemeliharaan (O&M – Operation & Maintenance) jaringan akses pita lebar.
Napsindo yang 60% saham dimiliki oleh Telkom dan lebihnya dimiliki oleh PT Infoasia
Teknologi Global Tbk (IATG) merupakan perusahaan milik Telkom Group yang bergerak
pada bidang Bisnis dan Pemasaran.
PT Citra Sari Makmur (CSM): Perusahaan jaringan satelit dan terestrial - Saham 25%.
PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN): Perusahaan Telekomunikasi Satelit - Saham 14,60%.
PT Batam Bintan Telekomunikasi (BBT): Telekomunikasi sambungan kabel tidak bergerak
di Kawasan Industri Batamindo, Batam dan Bintan Beach International Resort serta
Kawasan Industri Bintan di Pulau Bintan - Saham 5%.
PT Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (Bangtelindo): Perencanaan
Telekomunikasi, konstruksi, instalasi dan Perusahaan perawatan.
Saham terbagi :
o Dana Pensiun Telkom - 54.23%
o Koperasi Telkom - 2.65%
o PT Telekomunikasi Indonesia Tbk - 2.11%