Anda di halaman 1dari 5

Dishilda Fouristi

14/423644/GE/08693
TUGAS GEOLOGI
KETIDAKSELARASAN BATUAN (UNCONFORMITY)

I. Pengertian
Ketidakselarasan batuan (unconformity) merupakan hubungan antara satu lapis batuan
dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang tidak menerus, terdapat
selang waktu (rumpang waktu) pengendapan. Ketidakselarasan ini menunjukan suatu
interupsi sedimentasi dengan adanya substantial gap in time (hiatus). Kontak yang
terjadi dapat berupa kontak erosi atau tidak ada pengendapan lapisan sedimen.

II. Penyebab
Ketidakselarasan merupakan bentuk hubungan tidak normal antara lapisan batuan satu
dengan lainnya karena adanya selang waktu pengendapan sebagai akibat dari
pemberhentian (break) dalam proses sedimentasi.

III. Proses
Perlapisan batuan terjadi dengan terbentuknya suatu lapisan batuan yang baru di atas
lapisan sebelumnya. Perlapisan ini memungkinya jeda sementara tetapi sangat jarang
untuk terjadi dalam jangka waktu lama. Berhentinya proses ini dianggap sebagai ada
lapisan yang “hilang” sehingga disebut sebagai ketidakselarasan. Pengendapan yang
tidak terus menerus menyebabkan permukaan erosi atau permukaan no deposisi
umumnya menjadi permukaan yang lama yang memisahkan antara perlapisan batuan
yang umurnya lebih muda dengan yang lebih tua.

Tahapan Perkembangan Ketidakselaran


1. Adanya formasi batuan yang lebih tua,
2. Formasi batuan terangkat dan tererosi,
3. Formasi batuan yang lebih muda terendapkan.

IV. Tipe-tipe
a) Disconformity
Disconformity merupakan salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara
lapisan batuan (sekelompok batuan) dengan lapisan batuan lainnya (kelompok
batuan lainnya) dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang
waktu dimana tidak terjadi pengendapan). Disconformity ini terjadi karena
sedimentasi terhenti beberapa waktu dan mengakibatkan lapisan paling atas
tererosi sehingga menimbulkan lapisan irreguler (kasar).

b) Paraconformity
Paraconformity adalah hubungan dua lapisan batuan yang sejajar bidang
perlapisan, karena proses erosi yang mendatar. Jenis ketidakselarasan ini adalah
jenis yang rumit, karena tidak mempunyai bidang erosi yang tegas akibat dari
lapisan batuan yang terakhir tidak mengalami erosi, sehingga kenampakan
perlapisan batuan terlihat normal, dan tidak nampak menonjol, tetapi berdasarkan
umur terjadi loncatan . Bentuk ini sulit diketahui karena tidak ada batas bidang
erosi. Cara yang digunakan untuk mengetahui bentuk lapisan tersebut adalah
dengan melihat fosil di tiap lapisan sebab setiap sedimen memiliki umur yang
berbeda dan fosil yang terkubur di dalamnya pasti berbeda jenis.
Paraconformity ini terjadi ketika sedimentasi terjadi untuk waktu yang sangat
lama, tetapi lapisan batuan yang terakhir tidak mengalami erosi. Perlapisan batuan
hasil paraconformity itu terlihat normal-normal saja seperti lapisan batuan yang
terbentuk secara selaras akan tetapi bentuk ini dapat diketahui setelah ditemukan
"loncat fosil" antara lapisan batuan sedimen yang saling bersebelahan. Seperti
yang dijelaskan pada ‘Hukum Suksesi Fauna’, bahwa setiap periode geologi
diwakili oleh fosil yang unik, khas pada zaman itu. Namun, jika perlapisan batuan
sedimen terbentuknya selaras, seharusnya fosil-fosil yang dikandungnya pun
bergantian dengan mulus dari zaman ke zaman.Tapi jika ternyata antara dua
lapisan batuan sedimen yang bersebelahan namun fosil yang dikandungnya
didapati “loncat zaman”, berarti pasti dulunya ada jeda sedimentasi yang sangat
lama walaupun tanpa bidang erosi.

c) Angular unconformity
Angular unconformity atau ketidakselarasan bersudut merupakan salah satu
jenis dari ketidakselarasan dimana hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok
batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya membentuk suatu
sudut yang menunjukan setiap pengendapan berhenti periode deformasi dan erosi
terjad. Ketidakselarasan ini yang paling mudah dikenali diantara tipe lainnya.
Ketidakselarasan bersudut terdiri dari perlipatan batuan sedimen yang dilapisi
oleh batuan yang lebih muda dan datar.  Angular Unconformity  memiliki ciri-ciri,
yakni adanya beda dip yang sangat tajam antara perlapisan di atas dan perlapisan
di bawah. Misalnya, dalam suatu tubuh perlapisan batuan sedimen, tiga lapisan
teratas mempunyai dip 0 derajat atau lapisan horizontal sedangkan lima lapisan di
bawahnya mempunyai dip 60 derajat.
Lapisan yang lebih tua memiliki kemiringan yang berbeda (umumnya lebih
curam) dibandingkan dengan lapisan yang lebih muda. Hubungan ini merupakan
tanda yang paling jelas dari sebuah rumpang, karena ia mengimplikasikan lapisan
yang lebih tua terdeformasi dan terpancung oleh erosi sebelum lapisan yang lebih
muda diendapkan.
d) Nonconformity
Nonconformity merupakan salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara
lapisan batuan (sekelompok lapisan batuan) dengan satuan batuan beku atau
metamorf. Proses terbentuknya dimulai dari adanya sebuah perlapisan batuan
sedimen yang mengandung batuan metamorf/intrusi batuan beku. Apabila proses
sedimentasi berhenti dalam waktu yang lama, perlapisan batuan sedimen ini pun
tererosi. Proses erosi ini menyebabkan batuan beku/metamorf muncul ke
permukaan. Selanjutnya, proses sedimentasi kembali berlanjut hingga akhirnya
dihasilkan batuan beku/metamorf dengan bagian atas tampak tererosi dan
ditumpangi suatu lapisan batuan sedimen.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Mulyo. 2004. Pengantar Ilmu Kebumian. Pustaka Setia: Bandung.


Guru Geografi. 2017. Ketidakselarasan (Unconformity) Batuan.
https://www.gurugeografi.id/2017/01/ketidakselarasan-unconformity-batuan.html
(Diakses tanggal 3 Desember 2018)
Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai