Anda di halaman 1dari 7

Judul ACARA 1 : MEMBACA DAN MENGGAMBAR PETA

Nama Dishilda Fouristi Nilai Total


NIM 18/423644/GE/08693 Laporan :
Kelompok Praktikum Selasa, 09.00 – 10.50
Asisten 1. Dyah Resky Annisa
2. Wedha Ratu Della
Komponen Penilaian Laporan dikumpulkan pada
A : Pretest A: Tanggal : Jam :
B : Kegiatan B: Praktikan Asisten
Praktikum
C : Laporan C:
Praktikum
D : Tugas D: (Dishilda Fouristi) ( )

MEDIA PEMBELAJARAN
Isilah media2, alat, dan bahan apa saja yang Anda gunakan di praktikum acara tersebut
1) Gambar atau peta acuan (guide map)
2) Peta RBI dan Peta Topografi
3) Kertas Kalkir
4) Alat tulis (Drawing pen (0,1;0,3;0,5), pensil, spidol,dll)
5) Penggaris
6) Kertas HVS A4
7) Selotip
8) Meja sinar
9) Laptop
10) Peta dalam format digital

Nilai

LANGKAH KERJA
Guide Map Instruksi Asisten
Amsterdam Cari 5
Peta Peta
Digit Membaca
Men Identi
De Peta Digital
yali fikasi
mo dan Cetak
n dan
nstr De Per
Men Tabel
Me skr ban
yali Klasifik
ncat ips din
n asi Peta
at
Melen Hasil
Deskrip
gkapi Deskripsi
si
Peta
pengga Input
Salina
mbaran Proses
n dan
Output

Nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kartografi ialah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta-peta,
sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni (ICA, 1973).
Kartografi juga mempelajari kegiatan koleksi data, klasifikasi data, desain dan kontruksi peta,
charts, plans, dan atlas. Salah satu output atau produk yang dihasilkan dari kajian ilmu
kartografi adalah peta. Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi
lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan
pada tahapan dan tingkatan pembangunan (Bakosurtanal, 2005). Isi dari peta
merepresentasikan fenomena geografis yang ada di alam dengan memperkecil ukuran aslinya
pada skala tertentu. Penyajian peta mengalami perkembangan dari penyajian secara
konvesional dengan menggunakan pena dan kertas dan kini telah berkembang penyajian peta
secara digital yang produksinya dengan teknik digital dikarenakan perkembangan informasi
dan teknologi yang pesat.

Hasil Praktikum
1. Deskripsi pembacaan peta cetak
2. Deskripsi pembacaan peta digital

Pembahasan

Sumber : http://citarum.org/citarum-knowledge/pusat-database/data-spasial/basemap/

Peta yang digunakan sebagai bahan deskripsi pembacaan peta cetak dalam praktikum
ini adalah Peta Rupabumi Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) yang kini menjadi Badan Informasi Geospasial
pada tahun 1990. Pembacaan peta cetak dimulai dengan meninjau unsur-unsur peta cetak.
Peta RBI Purwakarta lembar 1209-244 memiliki skala 1 : 25.000. Peta ini memberikan
gambaran kenampakan alam dan buatan yang ada di Purwakarta secara rinci dan jelas.
Kenampakan yang ditampilkan pada peta ini meliputi sawah, hutan, terumbu karang, danau,
sungai, rawa, bendungan, air terjun, dan sebagainya. Selain itu, gedung dan bangunan lainnya
seperti pemukiman, tempat ibadah, kantor, sekolah, rumah sakit, kantor pos, pabrik,
pembangkit listrik, bangunan bersejara, dan sebagainya.
Berdasarkan informasi yang diberikan pada peta ini, Purwakarta terletak di Provinsi
Jawa Barat. Kecamatan di dalam Purwakarta ada lima, yaitu Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan
Plered, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Campaka, dan Kecamatan Pasawahan.
Berdasarkan petunjuk letak peta batas-batas wilayah daerah ini di sebelah utara adalah
Cikampek, batas barat adalah Waduk Jatiluhur, batas selatan adalah Cikalong Wetan
sedangkan batas timurnya adalah Cipendeuy. Selain itu, dapat ditinjau dari peta ini bahwa
pemukiman padat terletak di pusat Kabupaten Purwakarta.

Sumber : http://tools.geofabrik.de/mc
Pembacaan peta digital ini dapat dilakukan dengan membandingkan dua jenis peta
digital yang dapat diperoleh dengan membuka tautan pada http://tools.geofabrik.de/mc. Dua
jenis peta yang dipilih untuk dibandingkan dalam deskripsi pembacaan peta digital ini adalah
OSM Carto dan Google Maps. OSM Carto menyajikan pemukiman secara detail sedangkan
pada Google Maps pemukiman disajikan tidak terlalu detail. Warna pada OSM Carto
cenderung gelap dan menarik untuk dibaca sedangkan Google Maps menggunakan warna
pastel terutama pada bagian pemukiman sehingga pola pemukiman tidak terlalu jelas.
Bangunan dan fasilitas umum pada Google Maps cenderung kurang lengkap jika
dibandingkan dengan OSM Carto. Simbol bentang alam dan buatan seperti gunung berapi
dan bandara hanya tercantumkan pada OSM Carto sedangkan di Google Maps tidak.
Persamaan kedua jenis peta digital tersebut yakni adanya penulisan nama jalan, bentuk
pemukiman, dan sama-sama menyajikan bangunan dan fasilitas umum.
Peta cetak dan peta digital dibedakan berdasarkan cara penyajian atau cara produksinya.
Peta cetak diproduksi dengan mencetaknya pada kertas sehingga berupa media yang
berwujud. Peta digital diproduksi dengan teknik digital menggunakan software aplikasi
sebagai akibat dari perkembangan informasi dan teknologi yang pesat. Kedua jenis peta ini
memiliki variabel visual yang hampir sama, yaitu bentuk, ukuran, kepadatan, arah, nilai,
warna, dan posisi. Pada peta digital selain tujuh variabel tersebut juga ada variabel animasi,
bayangan, dan multimedia.

Hasil Praktikum
Peta salinan guide map (terlampir)

Pembahasan
Peta yang digunakan sebagai guide map pada penyalinan ini adalah Peta Amsterdam.
Peta ini memiliki skala 1:15.000 yang artinya setiap 1 satuan pada peta sama dengan 15.000
satuan pada kenampakan aslinya. Peta Amsterdam memiliki tingkat detail yang cukup baik.
Tingkat kedetailannya dapat ditinjau dari skala yang besar dan luas wilayah asli yang tidak
luas. Kenampakan yang ada disimbolkan dengan titik, garis, dan area atau bidang. Pada peta
ini digunakan wujud simbol berupa abstrak, huruf, dan pictorial. Contoh simbol yang ada
pada peta ini adalah simbol salib untuk menggambarkan gereja, simbol angka untuk
menggambarkan tempat tertentu, dan simbol garis untuk menggambarkan jalan.
Proses penyalinan dimulai dengan merekatkan Peta Amsterdam bersama kertas kalkir
dengan selotip agar tidak bergeser selama proses penyalinan. Selanjutnya, peta disalin di atas
meja sinar atau alas yang bercahaya agar garis-garis peta terlihat jelas sehingga hasil akan
lebih detail dan tepat. Alat tulis yang digunakan dalam penyalinan adalah drawing pen
ukuran 0.1, 0.3 dan 0.5 serta pensil. Ukuran drawing pen berbeda-beda sesuai dengan tingkat
ketelitian garis dan detail objek pada peta. Selain itu, agar peta terlihat menarik kita juga bias
menggunakan pencil tic atau spidol berwarna.
Proses penyalinan peta memerlukan ketelitian untuk menyalin simbol-simbol secara
detail. Apabila penyalinan garis tidak tepat maka akan mempengaruhi hasil peta yang
lainnya. Selain itu, penyalinan tidak boleh melewatkan simbol-simbol yang ada. Apabila ada
simbol yang tidak disalin, maka akan mengurangi informasi dari peta tersebut. Beberapa garis
saling berdekatan membuat proses penyalinan harus dilakukan secara perlahan agar hasil
tetap akurat. Kesulitan pada kegiatan ini adalah kebutuhan sinar atau cahaya agar garis-garis
yang disalin dapat terlihat dan letak garis yang saling berdekatan membuat penyalinan harus
dilakukan secara hati-hati.

Hasil Praktikum
Tabel klasifikasi peta (terlampir)

Pembahasan
Peta diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk. Salah satunya klasifikasi berdasarkan
fungsi peta, yaitu Peta Topografi, Peta Tematik, Peta Navigasi, dan Peta Persuasif. Peta
Referensi/ Peta Topografi, ialah peta yang menyajikan informasi dasar pada suatu daerah dan
secara umum berisi informasi tentang kenampakan alam dan buatan. Contoh Peta Topografi
adalah Peta Administrasi Provinsi Maluku dan Sulawesi yang diterbitkan oleh BNPB. Peta
Kepulauan Maluku ini berskala 1:250.000 dengan isi terkait gambaran kenampakan wilayah
Kepulauan Maluku yang disertai dengan batas-batas administrasi provinsi-provinsinya.
Kepulauan Maluku dikelilingi lautan yang luas. Sebagian besar wilayah di Kepulauan
Maluku berada pada ketinggian yang rendah dan sedang sedangkan daerah dataran tinggi
berada di Maluku Tengah dan Buru.
Peta Tematik memiliki fokus dalam menyajikan informasi berdasarkan tema tertentu.
Contoh dari peta tematik adalah Peta Indeks Rawan Bencana Provinsi Maluku Utara, Peta
Presentase Daerah Urban dan Rural di Indonesia, dan Peta Zonasi Ancaman Bencana
Tsunami di Indonesia. Peta Indeks Rawan Bencana Provinsi Maluku Utara memberi
informasi bahwa tingkat kerawanan bencana tinggi berada di sebelah selatan Halmahera
Tengah dan seluruh Halmahera Selatan sedangkan daerah lain berada pada tingkat sedang.
Pada Peta Presentase Daerah Urban dan Rural di Indonesia dapat diidentifikasi bahwa
sebagian besar daerah di Indonesia masih berupa kawasan pedesaan atau rural kecuali di
Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peta Zonasi Ancaman
Bencana Tsunami di Indonesia memberikan informasi bahwa sebagian besar pulau di
Indonesia dikelilingi oleh zona tsunami kecuali pada beberapa daerah yang seluruh
wilayahnya dikelilingi oleh zona tsunami seperti di Maluku Utara, Pulau Sulawesi, dan Nusa
Tenggara.

Nilai

KESIMPULAN
1. Deskripsi peta dapat ditentukan dengan membaca legenda peta sebagai representasi
dari dunia nyata yang berupa simbol titik, garis, dan area.
2. Perbedaan penggambaran peta secara manual maupun digital dapat ditinjau dari
media yang digunakan. Penggambaran manual dengan media fisik (tangan manusia)
sedangkan penggambaran digital menggunakan media software. Selain itu, hasil dari
penggambaran digital lebih estetik jika dibandingkan dengan penggambaran manual.
3. Klasifikasi peta dapat ditinjau dari berbagai aspek seperti fungsi, skala, hal pokok
yang ditampilkan serta media yang digunakan. Klasifikasi peta berdasarkan fungsinya
dibagi menjadi empat, yaitu Peta Topografi, Peta Tematik, Peta Navigasi, dan Peta
Persuasif. Setiap jenis peta tersebut memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda.
Nilai

DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, T.W. dkk. 2014. Petunjuk Praktikum Kartografi (GKP 0101). Yogyakarta:
Fakultas Geografi, UGM.
Karsidi, A dan Rahardjo, S. 1996. Sistem Informasi Geografis: Makalah Pelatihan. Jakarta:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
Nilai

TUGAS

Gambar di atas sama-sama menunjukan rute jalan alternatif. Menurut saudara apa hal yang
menyebabkan keduanya memiliki tampilan yang berbeda?

Gambar tersebut sama-sama menunjukan rute jalan alternatif tetapi pada gambar pertama
perbedaan dapat dilihat dari historic buildings yang mengelilingi sepanjang jalan. Pada
jalan tersebut, wilayah Oberlin Historic Distric yang terdiri dari Olmsted’s Lincoln Park,
Historic “Shotgun” Houses, Historic City Hall, dan Oldest Home in City diberi warna lebih
gelap. Selain itu, pada gambar pertama persebaran historic buildings bersifat high. Jalan
pada gambar pertama memiliki peluang sebagai destinasi wisata sejarah bagi pengendara
yang melintasi jalur alternatif tersebut. Pada gambar kedua, historic buildings yang
dominan medium merupakan daerah dari 100 Year Floodplain yang artinya daerah tersebut
berada pada dataran banjir di sisi sungai yang kemungkinan telah dibanjiri dalam periode
rata-rata 100 tahun. Hal tersebut yang menyebabkan perbedaan gambar dari rute jalan
alternatif pada Crestview Rd.
Nilai

Anda mungkin juga menyukai