Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN MESIN PENCETAK PELET IKAN KAPASITAS

100 KG/JAM
Sigit Prismatul Hudha1) Priyagung Hartono2) H. Margianto3)
1)
Mahasiswa Teknik Mesin 2) 3)Dosen Jurusan Teknik Mesin
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Malang
Jl. Mayjen Haryono No.193, Dinoyo, Malang, Jawa Timur 65144
Email: Sigitccuphang@gmail.com

Fish cultivation in Indonesia is an activity that continuously receives the attention of


the government so that fisheries productivity will increase, one of which is by increasing fish
feed. Fish feed (pellet) is one of the most important factors for increasing fisheries production
in order to produce maximum quality.

The development of fish culture must be followed by a quality feed program, pellet-
type fish feed becomes the choice of farmers. Fish pellets are fish feed that is printed in the
form of small granules consisting of animal and vegetable material, as a substitute for food in
their habitat. Substitute food must be met the minimum threshold so that fish can develop and
grow well (Nurihal et al. 2018)

To overcome the problems above, this tool is planned to be able to make quality fish
feed using tapioca flour, soy flour, corn flour, fine bran, fish oil and minerals. From the
results of the tool planning obtained planning pellet printing machine fish capacity of 100 kg
/ hour and has the specifications of the components are 1Hp electric motor with 1400 rpm
rotation, motor pulleys and 75 mm screw pulleys, bearings used are single row bearings,
grove ball series 6200 bearing number 6206, shaft diameter 30 mm, peg length 10 mm, belt
length used 435.5 mm

Keywords: fish pellets, planning of pellet printer with 100 kg / hour capacity

Pendahuluan

Budidaya perikanan merupakan salah satu Indonesia membuat kebutuhan pakan ikan
kegiatan yang terus mendapatkan menjadi meningkat, sehingga apabila
perhatian secara serius dari pemerintah hanya mengandalkan pakan alami saja
agar produksi perikanan nasional tidak akan mencukupi kapasitas pakan
meningkat. Dengan pesatnya ikan tersebut dan juga hasil dari
perkembangan budidaya perikanan di perkembangbiakan ikan kurang maksimal

12
dikarenakan ikan ternak tidak mendapat memanfaatkan ulir – ulir pada screw
suplai pakan yang cukup. Pembuatan sebagai wadah yang membawa bahan dan
pakan ikan secara mandiri menggunakan menekan (pressing) kearah ujung tabung
mesin dengan prinsip screw pendorong, (form hole plate) yang menjadikan bahan
juga dengan resep yang tepat, serta bahan berbentuk pellet padat.
baku yang tepat dapat meningkatkan
TINJAUAN PUSTAKA
pendapatan peternak ikan. Selain itu,
proses pembuatan pakan ikan menjadi Pakan (Pelet Ikan)
lebih cepat dan kualitas pellet menjadi
Pelet adalah bentuk makanan buatan yang
lebih bagus dan pencampuran lebih merata
dibuat dari beberapa macam bahan yang
Pada dasarnya sudah banyak peneliti
mengandung gizi untuk pertumbuhan ikan
maupun industri-industri alat tepat guna
lele. Cara membuatnya, bahan-bahan
yang sudah mengembangkan mesin
tersebut dijadikan adonan kemudian
pembuat pellet, namun sepanjang studi
dicetak sehingga berbentuk batangan atau
yang sudah dilakukan hampir semuanya
bulatan kecil-kecil. Ukurannya berkisar
menggunakan mesin diesel dengan
antara 1-2 cm. Jadi pelet tidak berupa
kapasitas yang cukup besar yaitu kurang
tepung, tidak berupa butiran, dan tidak
lebih 8 HP dengan kapasitas rata-rata 100
pula berupa larutan
kg. Selain efisiensi kebutuhan daya dari
mesin yang tidak optimal dengan membuat Dalam perencanaan ini bahan baku pellet
over capacity daya mesin yang ada juga ikan yang akan dicetak menggunakan
dapat menyebabkan kebisingan karena komposisi tepung ikan 38 kg, tepung
suara mesin itu sendiri. Penelitian ini kedelai 10 kg, tepung jagung 25 kg, dedak
ditekankan pada perhitungan-perhitungan halus 15 kg, tepung tapioka 10 kg, minyak
kapasitas, daya, dan pemakaian ikan 1 kg, mineral 1 kg. Komposisi
komponen-komponen yang sesuai dengan tersebut merupakan komposisi untuk 100
kebutuhan sehingga tidak over capacity. kg. Pelet yang akan dibuat merupakan
Kelebihan dari desain yang diusulkan pelet apung yang sering diberikan kepada
adalah dapat meminimalisir daya yang ikan lele. Pelet apung harus memiliki
dibutuhkan karena dihitung kebutuhannya kadar air sebesar 10%-15% agar dapat
secara teliti. Selain itu, mesin pembuat mengapung. Kelebihan pelet apung ialah
pellet yang dirancang diharapkan memiliki dapat disimpan lama karena sangat kering.
efisiensi yang tinggi dengan menggunakan
prinsip kerja screw pendorong yang
13
Prinsip Kerja Mesin hub pada elemen sistem power-transmisi,
yang bertujuan untuk mentransmisikan
Alat pencetak pellet ini bekerja dengan
torsi dan juga sebagai penahan elemen.
prinsip mengempa atau mengepes bahan
Selain itu pasak juga digunakan untuk
dengan menggunakan screw pres
memfasilitasi perakitan dan pembongkaran
sehinggga bahan akan terpres dan akan
sistem poros. Seperti halnya baut dan
keluar melalui saluran pengeluaran
sekrup, pasak digunakan untuk membuat
kemudian bahan akan terpotong dengan
sambungan yang dapat dilepas yang
mata pisau yang berada di depan saluran
berfungsi untuk menjaga hubungan
pengeluaran. Alat pencetak pellet
putaran relatif antara poros dengan elemen
berbentuk silinder ,pada bagian dalamnya
mesin yang lain.
terdapat ulir pengepresan pellet. Ulir
pengepresan pellet ini mendorong bahan Bantalan (Bearing)
adonan kearah ujung dilinder dan menekan
Tujuan dari bantalan adalah untuk
plat berlubang sebagai pencetak pellet.
mendukung beban sambil memungkinkan
Lubang plat menggerakan poros pencetak
gerakan relatif antara dua elemen mesin.
sesuai dengan ukuran yang di kehendaki.
Istilah pendekatan kontak secara bergiliran
Pellet yang keluar dari lubang akan di
mengacu pada berbagai macam bantalan
potong oleh pisau
yang menggunakan bola bola atau
Elemen-Elemen Yang Dipakai Pada beberapa jenis roller lainnya antara
Perencanaan stasioner dan elemen bergerak. Jenis
bantalan yang paling umum mendukung
Poros
poros yang berputar, memenuhi beban
Poros adalah salah satu bagian dari mesin radial murni atau kombinasi beban radial
yang sangat penting. Hampir seluruh dan aksial (dorong). Beberapa bantalan
mesin meneruskan tenaga bersama dengan dirancang hanya untuk membawa beban
putaran. Peranan utama disitulah yang dorong. Kebanyakan bantalan digunakan
dipegang oleh sebuah poros. Poros dalam aplikasi yang melibatkan rotasi,
merupakan sebuah batang logam yang tetapi beberapa digunakan dalam aplikasi
memiliki penampang berbentuk silinder. gerakan linier.

Pasak (key) Sabuk (Belt)

Pasak merupakan komponen mesin yang Sabuk yang akan digunakan pada
ditempatkan pada antarmuka poros dan perancangan mesin pengupas sabut kelapa

14
ini adalah Sabuk-V (V-belt). Sabuk-V magnet yang terbentuk dari arus listrik
digunakan karena memiliki kelebihan pada kumparan tembaga (Purnomo dan
seperti terjadinya slip apabila beban yang Rizal, 2017). Komponen utama pada
ditanggung oleh sabuk melebihi kapasitas motor listrik adalah
sehingga motor tidak cepat rusak, a. Stator stationer
goncangan dan goncangan yang terjadi b. Rotor
dapat diredam, serta dapat digunakan Hopper
untuk menggerakkan dua poros yang
Hopper direncanakan untuk dapat
dengan dua arah tanpa merubah posisi
menampung bahan sebesar 100 kg dalam
motor.
sekali pengisian.
Pulley Volume hooper yang dibutuhkan sebesar :
(Spivakovsky,1996)
Pulley dapat digunakan untuk
mentransmisikan daya dari poros satu ke Maka menggunakan persamaan :

poros yang lain melalui sistem transmisi


penggerak berupa flat belt, V-belt atau Dimana : : volume
circular belt. Perbandingan kecepatan : jumlah bahan
(velocity ratio) pada pulley berbanding : massa jenis
terbalik dengan diameter pulley. Apabila bentuk hopper adalah kubus maka
Berdasarkan material yang digunakan, :
pulley dapat diklasifikasikan dalam : Panjang sisi (s) = √
1. Cast iron pulley Pisau pemotong
2. Steel pulley
3. wooden pulley Ditentukan kecepatan aliran material

4. Paper pulley dari jarak pitch screw yang paling ujung.


V = S.n/60 (m/s) (Spivakovsky,1996)
Motor AC Dimana:

Motor AC merupakan mesin V: kecepatan aliran

penggerak yang menggunakan sumber S : jarak pitch

daya listrik arus bolak balik atau n: putaran screw (rpm)

Altercnative Current (AC). Prinsip kerja Untuk kecepatan sudut putaran screw Ꙍ (

dari Motor AC sebagai berikut energy tiap detik)

listrik akan dikonversi menjadi energy Ꙍ= (2. .n)./60

mekanik dengan memanfaatkan medan

15
Dimensi pellet yang diinginkan METODE PERENCANAAN
diameter 5 mm dan panjang 5 mm untuk
memenuhi spesifikasi tersebut digunakan
cetakan dengan diameter lubang 5mm dan
waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan panjang 5mm dengan
kecepatan aliran massa maka :

sehingga

Dimana :
t: waktu yang dibutuhkan
V: waktu yang dibutuhkan
Apabila daam 1 detik screw yang
berputar dapat menempuh sudut Ꙍ ,maka
pada waktu detik sudut putar screw
sebesar
Ꙍ =1 detik
x= t . Ꙍ Metode Perencanaan
Maka:
Dalam perencanaan mesin pencetak
1 putaran = 3600
pellet ikan kapasitas 100 kg/jam ada
Pisau yang dibutuhkan berjumlah :
beberapa tahapan yang harus dilakukan
Totalpisau agar perencanaan dapat berjalan lancar
yakni : tahapan awal dilakukan
pengamatan penelitian terdahulu yang
sudah ada. Penelitian terdahulu dilakukan
dengan tujuan mendapatkan gambaran
tentang model gambar dan sistem kerja
mesin pencetak pellet kapasitas 100
kg/jam yang akan dikembangkan.
Metode observasi digunakan
mencapai tujuan penerencanaan ini.

16
Kegiatan observasi ini merupakan tahap Model keseluruhan mesin pencetak
pengumpulan data dan referensi, Hal ini pellet
dilakukan melalui studi literatur atau
kepustakaan yang relevan dengan topic
perencanaan. Pada tahap ini penulis
mencari sumber-sumber referensi baik
teori yang bersumber dari teks, hasil
penelitian dan perencanaan maupun jurnal
yang berkaitan dengan ”perencanaan
mesin pencetak pellet ikan kapasitas 100
kg/jam”.

Kebutuhan Alat

Keterangan :
NO Alat Fungsi

Mesin Las 1. Penutup casing screw. pelet.


1 Menyambungkan plat besi
Listrik 2. Hexbolt M5 (baut). 3.Cetakan pellet.
Gerinda Memotong dan menghaluskan
2 4. Pisau pemotong.
Tangan plat besi
5. Screw conveyor.
3 Bor Tangan Melubangi plat besi
6. Casing screw.
4 Jangka Sorong Mengukur komponen part 7. Hopper screw conveyor.
8. Hopper adonan
5 Penggaris Siku Mengukur sudut part
9. Pulley screw conveyor.
Memberikan gas pelindung
6 Elektroda 10. V-belt.
pada logam yang dilas
11. Pulley motor.
7 Meteran Mengukur panjang besi
12. Motor listrik.
Membuka atau melepaskan
13. Bearing.
8 Kunci L baut dengan kepala
lubang segi 6 14. Kerangka mesin.
Membuka atau melepaskan PERHITUNGAN
9 Kunci Ring
mur dan baut Perencanaan Kapasitas Mesin
Membuka atau melepaskan
10 Kunci Pas
mur dan baut Kapasitas yang direncanakan pada
mesin ini adalah 100kg/jam. Diketahui
jarak S pitch (m) = 0,8 ds dan massa jenis

17
ρ = 0,84 ton/m3 (Triwissaka, dkk 2010).
Dimensi mesin yang ditentukan :
1. DScrew = 80 mm
2. dcasing = 80 mm
3. Lcasing = 500mm Dipilih motor dengan daya 1 HP
4. Lscrew =450 mm karena daya rencana < daya motor. Motor
3
5. ρ =0,84 ton/m dengan daya 1 HP cukup untuk melakukan
6. ms = 3 kg proses pembuatan pellet, kecepatan
Kapasitas mesin pencetak pellet putaran motor sebesar 1400 rpm. Berikut
spesifikasi dimensi dari motor yang
digunakan.
= 60. . 0,064.25.0,25.0,84.1 Tipe: AEEB foot mounting B3 (IM 1001)
= 0,101 ton/m3 = 101 kg/jam Output (HP) 4P =1
Kecepatan Putaran yag dibutuhkan Perencanaan pulley dan V-Belt

Pemilihan material bahan yang

Atau direncanakan besi cor kelabu (JIS G 5501)


dengan lambang FC 20 pemilihan ini
√ didasarkan karena koefisien geseknya
lebih tinggi dari pada baja tempa dan juga
dapat menahan getaran (Khurmi, 2005)

Diameter pulley motor (Dp1)
: 75 mm (Direncanakan)
Putaran motor (n1)
0,0162.n = 0,4 : 1400 rpm (Direncanakan)
n=24,69 Diameter pulley Gear box (Dp2) inlet
n=25 rpm : 75 mm (Direncanakan)
Daya rencana Diameter pulley Gear box (Dp3) outlet

Faktor koreksi (fc) yang : 75 mm (Direncanakan)

direncanakan diambil 2 dengan daya motor Rasio gearbox

(Pd) sebesar 0,177 HP (sularso, 1994) : 1:40

maka besar daya yang direncanakan adalah n gearbox = n3 = x 1400 = 35 rpm


:

18
Putaran screw (n)  Reliability factor (Cr) : 0.75 (0,999%)
: 25 rpm (Direncanakan) tabel (5-1)
Massa jenis besi cor kelabu (ρ) :  Stress factor (Cst) : 1,00
3
0,00725 kg/cm  Size Factor (Cs) : 0.879 dengan asumsi
maka untuk mencari diameter puli poros diameter 1inch
screw (Dp4) dapat di cari dengan rumus  Ketahan lelah aktual (S’n) :
sebagai berikut :

i= =

(Khurmi, 2005
657)
N = 2.0 (digunakan karena adanya
realibility factor pada data material. Dan
disarankan dalam referensi buku). (Mott,
2004)

Perencanaan Pasak
Perencanaan Material Poros dan
Perhitungan pasak yang
Diameter Poros
dimaksudkan dalam sub bab ini adalah
Setelah mengetahui momen pada pasak yang terdapat pada poros screw pada
kedua sumbu, maka dapat dilanjutkan bagian puli penggerak, sedangkan dimensi
menentukan dimaeter minimal poros pasak yang digunakan pada poros motor
dengan mempertimbangkan meterial yang menyesuaikan dengan dimensi poros
dipilih. Pada pemilihan material poros, motor bawaan pabrik dengan spesifikasi
penulis menentukan Baja AISI 1050 Cold motor yang dipilih yaitu w= 6 mm.
Drawn sebagai material poros. a. Perhitungan dimensi pasak berdasarkan
Berdasarkan Lampiran I berikut material buku L. Mott (2004) : Dimensi pasak
properties dari Baja AISI 1050 Cold untuk diameter poros 30 mm. Diameter
Drawn. 30 mm masuk dalam nominal diameter
 Material poros : AISI 1050 Cold Drawn 7/8 inch sampai 1 1/4 inch sehingga
 Tegangan ultimate (Su) : 690 MPa tipe pasak persegi dipilih dengan nilai:

 Tegangan yield (Sy) : 579 MPa w = 0,25 inch = 6,35 mm

 Endurance strength (Sn) :38 Ksi x 6,8947 = H = 0,25 inch = 6,35 mm.

262 MPa

19
b. Menentukan bahan pasak : KESIMPULAN
 Diketahui bahan poros : AISI 1020
1. Berdasarkan hasil perhitungan
Hot Rolled Sy = 207 MPa
didapatkan kapasitas mesin pemarut
c. Berdasarkan material pasak dan poros :
101 kg/jam.
(σ pasak > σ poros) maka digunakan
2. Dari hasil perhitungan didapatkan
persamaan berdasarkan gaya tekan:
total daya yang dibutuhkan sebesar
N=2
0,354 HP. Dengan pertimbangan gaya
Perancangan Bearing
tension akibat v-belt, maka daya
Karena beban bearing sebesar 148 motor menggunakan 1 HP.
N x 0,225 = 33,3 lbf maka untuk 3. Berdasarkan perhitungan minimal
pemilihan jenis bearing dilihat melalui poros yang telah dilakukan, maka
faktor kecepatan putar poros, faktor umur ditentukan diameter poros untuk
bearing, penggunaan bearing, dan beban screw menggunakan 30 mm..
dinamis bearing, serta dimensi poros. 4. Perhitungan matematis pasak
a. Berdasarkan tabel pada bab 2, Life digunakan panjang 0,01m (10mm),
design bearing adalah 9000 namun untuk keamanan kemudian
(multipurpose gearing) panjang pasak menyesuaikan
b. Berdasarkan gambar pemilihan pada ketebalan pulley. Dengan
gambar life and speed factor menggunakan bahan poros : AISI
didapatkan faktor FN dan FL, 1020 Hot Rolled Sy = 207 MPa
sehingga didapatkan dynamic load 5. Karena beban bearing sebesar 148 N
rating (C) yang disarankan. x 0,225 = 33,3 lbf maka untuk
 FN = 1,1 pada kecepatan 25 pemilihan jenis bearing yaitu
rpm menggunakan bearing single row,
 FL = 2,6 pada life time grove ball, series 6200 dengan nomor
9000 jam bearing 6206.

 C = Pd x (FL/FN)
DAFTAR PUSTAKA
C = 33,3 x (2,6/1,1)
C = 78,7 lb Leksono, Y. K., & Tika, I. W. (2014).
MODIFIKASI MESIN
PENCETAK PAKAN
BUDIDAYA LELE
BERBENTUK PELLET

20
DENGAN KEBUTUHAN PENGGILING PAKAN
DAYA RENDAH. Jurnal BETA IKAN. Jurnal Rekayasa
(Biosistem dan Teknik Mesin, 4(02).
Pertanian), 2(1). Nugroho, S. (2018). Design of Pellet
Nurhilal, M., Girawan, B. A., & Aji, G. M. making Machines from Egg
(2018). RANCANG BANGUN Waste for Alternative Animal
MESIN PENGERING PELLET Feed Solutions. Jurnal Mesin
IKAN TIPE ROTARY DRYER Nusantara, 1(2), 104-113.
UNTUK KELOMPOK USAHA Alamsyah, A. A. D., Christyawan, J.,
PETANI (UPET) KABUPATEN Tiarasukma, A. P., & Paramita,
CILACAP. J-Dinamika, 3(1). V. (2013). Pembuatan pangan
Hariyanto, S., & Widodo, M. S. (2017). ternak lele organik berbahan baku
IMPLEMENTASI MESIN protein dari bulu ayam dengan
PRODUKSI PAKAN LELE metode fermentasi bio. Prosiding
DUMBO PADA PETERNAK DI SNST Fakultas Teknik, 1(1).
DESA ARJOWINANGUN Iswanto, B., & Suprapto, R. (2015).
KOTA MALANG. Jurnal Abnormalitas Morfologis Benih
Pengabdian Kepada Ikan Lele Afrika (Clarias
Masyarakat, 1(1). gariepinus) Strain Mutiara. Media
Ertanto, D. A., Daulay, S. B., & Munir, A. Akuakultur, 10(2), 51-57.
P. RANCANG BANGUN ALAT Zaenuri, R., Suharto, B., & Sutanhaji, A.
PENCETAK PELET IKAN T. (2014). Kualitas pakan ikan
MANUAL (Design of Manual berbentuk pelet dari limbah
Fish Pellet Mold). Jurnal pertanian. Jurnal Sumber Daya
Rekayasa Pangan dan Alam dan Lingkungan, 1(1), 31-
Pertanian, 5(3), 565-570. 36.
Uslianti, S., & Saleh, M. Rancang Bangun PUJIYANTI, R. A. (2017). PEMBUATAN
Mesin Pelet Ikan Untuk PELET KOMPOS DARI
Kelompok Usaha Tambak SAMPAH ORGANIK PASAR
Ikan. ELKHA, 6(2). DENGAN BAHAN PEREKAT
BUSTANUL ARIFIN, E. K. A. (2017). TEPUNG TAPIOKA DAN
ANALISA PENGARUH MOLASSES MENGGUNAKAN
VARIASI RASIO PULLEY BIOAKTIVATOR
TERHADAP HASIL MESIN SRIDEK (Doctoral dissertation,
21
POLITEKNIK NEGERI Waste for Alternative Animal
SRIWIJAYA). Feed Solutions. Jurnal Mesin
Khurmi, R.S., Gupta, J.K., 1979. Text Nusantara, 1(2), 104-113.
Book of Machine Design, Eurasia Jamila. 2014. Pemanfaatan Limbah
Publising Cangkang Telur. Modul
House., ltd Ram Nagar, New https://www.scribd.com/documen
Delhi.. t/ 357025518/Modul
Sularso, Ir, MSME dan Suga Kiyokatsu., 1PemanfaatanCangkang-Telur
1997. Dasar Perencanaan dan pdf. Diakses pada tanggal 13 Mei
Pemilihan Elemen Mesin, Jakarta 2018
: PT Pradnya Paramita. Satriyo BA, dkk. 2008. Balai Besar
Aria Triwissaka, dkk. 2014. Teknologi Pengembangan Mekanisasi
Pengolahan Limbah Dan Sisa Pertanian Situgadung. Legok.
Hasil Ternak. Tugas Akhir tidak Tangerang.
diterbitkan. Surabaya: Institut http://www.cabi.net.id. Diakses
Teknologi Sepuluh Nopember. pada tanggl 21 Mei 2018.

Nugroho, S. (2018). Design of Pellet


making Machines from Egg

22

Anda mungkin juga menyukai