Gejala yang timbul pada Pre-eklampsia ialah edema. Timbulnya hipertensi dan
proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun penderita seringkali tidak merasakan
perubahan ini. Biasanya pasien datang dengan gejala pada kondisi yang sudah cukup lanjut atau
pre-eklampsia berat, seperti gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri perut bagian atas.
Faktor Risiko :
c. Nefropati
e. Nulipara
Pemeriksaan Fisik
a. Pada pre-eklampsia ringan: ditandai adanya peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.
b. Pada pre-eklampsia berat : tekanan darah > 160/110 mmHg, edema, pandangan kabur, nyeri
di epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula
glisson), sianosis, adanya pertumbuhan janin yang terhambat.
Pemeriksaan Penunjang :
Proteinuria
2. MALPOSISI
A. Definisi
Malposisi adalah posisi abnormal verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai
penanda) terhadap panggul ibu yakni oksiput posterior dan lintang
B. Faktor Predisposisi
- Ibu dengan diabetes melitus
- Riwayat hidramnion dalam keluarga
C. Tatalaksana
- Rotasi spontan dapat terjadi pada 90% kasus
- Jika terdapat tanda persalinan macet, denyut jantung janin >180 atau <100 pada fase
apapun, lakukan seksio sesarea
- Jika ketuban utuh, pecahkan ketuban
- Jika pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi, lakukan
augmentasi persalinan dengan oksitosin
- Jika pembukaan serviks lengkap dan tidak ada kemajuan fase pengeluaran, periksa
kemungkinan obstruksi
o Jika tidak ada obstruksi, akhiri persalinan dengan ekstraksi vakum/forsep bila
syarat – syarat dipenuhi
o Bila ada tanda obstruksi atau syarat – syarat pengakhiran persalinan tidak
dipenuhi, lakukan seksio sesarea
MALPRESENTASI
A. Definisi
Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim, bukan
belakang kepala.
B. Faktor Predisposisi
- Wanita multipara
- Kehamilan multipel (gamelli)
- Polihidramnion/oligohidramnion
- Plasenta previa
- Kelainan bentuk uterus atau terdapat massa (misalnya mioma uteri)
- Partus perterm
b. Pada ibu :
- Pelepasan plasenta
- Perlukaan vagina atau serviks
- Endometritis
Letak Lintang Sumbu panjang janin Sebelum inpartu - Lakukan versi luar bila permulaa
teraba melintang, tidak tidak ada bagian partu dan ketuban intak
teraba bagian pada terendah yang - Bila ada kontraindikasi versi
pelvis inlet sehingga teraba di pelvis, lakukan seksio sesarea
terasa kosong. sedangkan saat - Lakukan pengawasan adanya prolap
inpartu yang pusat
teraba adalah - Dapat terjadi ruptur uteri bila ibu
bahu, siku atau diawasi
tangan
DISTOSIA BAHU
A. Definisi
Distonia bahu adalah suatu keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak
dapat lewat di bawah simfisis pubis. Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan obstetri
karena bayi dapat meninggal jika tidak segera dilahirkan.
B. Gejala
Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat lahir
Kepala bayi sudah lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi luar
Kepala bayi tetap melekat erat di vulva atau bahkan tertarik kembali (turtle sign)
Kala II memanjang
C. Faktor Predisposisi
- Waspadai terjadinya distosia bahu pada persalinan berisiko :
- Identifikasi dan obati diabetes pada ibu. Tawarkan persalinan elektif dengan induksi
maupun seksio sesarea pada ibu dengan diabetes yang usia kehamilan mencapai 38
minggu dan bayinya tumbuh normal.
- Selalu bersiap bila sewaktu – waktu terjadi distosia bahu
- Kenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan, menekan suprapubis atau
fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan resiko cedera pada janin.
3. IUFD
Adalah kematian janin dalam rahim. Karena gawat janin, infeksi. Tidak ada tanda
tanda kehidupan dalam rahim.
Klasifikasi :
1. Sebelum masa kehamilan 20 miggu
2. 20-28 minggu
3. Lebih dari 28 minggu
4. Tidak dapat digolongkan
Etiologi : faktor placenta : solutio, placenta previa
Faktor Ibu : sifilis, preeklampsia
Faktor maternal
Faktor predisposisi : Ibu : sosio ekonomi rendah
Bayi : kelainan kongenital
Kehamilan : solutio placenta, placenta previa
Diagnosis : dengan menggunakan djj, gerakan janin tidak terasa
Anamnesis : tidak ada gerakan janin, perut tidak bertumbuh besar,
Inspeksi : dilihat gerakan janin
Palpasi : fundus uteri lebih rendah, tidak ada krepitasi
Auskultasi
Tata laksana : penanganan umum terkait emosional ibu, djj, tunggu persalinan
spontan lebih dari 2 miggu, persalinan SC
4. Diabetes Gestasional
DM gestasional : terkena dm saat hamil
DM pregestasional : terkena dm sebelum hamil
Prevalensi 2-3%
Kehamilan normal : ada retensi insulin untuk menjaga nutrisi pada janin, puncak : trimester
ketiga. Pada DMG dapat memperparah, akan membaik saat post partum.
Akibat : genetik
Diagnosis : GDP > 140 , GD2PP >180 (WHO).
Faktor risiko : riwayat keguguran, IUFD, riwayat melahirkan dengan cacat bawaan,
polihidraamnion, infeksi saluran kemih
Tata Laksana : Terapi nutrisi : diet ketat, aktivitas fisik yg tidak menyebabkan kontraindikasi.
Insulin : golongan B.
Faktor risiko : rendah : tes glukos darah tidak dibutuhkan jika angka DMG di daerah tersebut
rendah, tidak ada riwayat obstetri terganggu sebelumnya. Tinggi : obes, riwayat DM, glukosuria,
dilakukan tes gula darah (diulang di minggu 24 / 28).
Diagnosis : GDP : >126, G2PP >140