Anda di halaman 1dari 8

1.

Gangguan pada kehamilan


a. Hipertensi pada kehamilan (gestational hypertension, chronic hypertension,
eklampsia, preeklampsia, hellp sindrom)
b. Kelainan posisi janin
c. IUFD
d. Diabetes pregestational dan gestational
e. Oligohidroamnion dan polihidroamnion
f. Post-term pregnancy
g. Gamelli
2. Program KB
3. Program KB ditinjau dari sosial, hukum, dan budaya

1. Hipertensi kronis : sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu


Hipertensi gestasional : hipertensi tanpa proteinuria, setelah 20 minggu kehamilan
Faktor risiko gestasional hipertensi : kurang dari 20 th / lebih dari 40 th, obes,
gangguan ginjal, kehamilan kembar, riwayat keluarga. Diobati : monitoring dan metildopa,
diberikan magnesium sulfat untuk mencegah dari preeklampsia/ eklampsia

Pre eklampsia : ada proteinuria, seperti hipertensi gestasional

Gejala yang timbul pada Pre-eklampsia ialah edema. Timbulnya hipertensi dan
proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun penderita seringkali tidak merasakan
perubahan ini. Biasanya pasien datang dengan gejala pada kondisi yang sudah cukup lanjut atau
pre-eklampsia berat, seperti gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri perut bagian atas.
Faktor Risiko :

a. Kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan penyakit mikrovaskular (antara lain :


diabetes melitus, hipertensi kronik, gangguan pembuluh darah)

b. Sindrom antibody antiphospholipid (APS)

c. Nefropati

d. Umur ibu > 40 tahun

e. Nulipara

Pemeriksaan Fisik

a. Pada pre-eklampsia ringan: ditandai adanya peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.

b. Pada pre-eklampsia berat : tekanan darah > 160/110 mmHg, edema, pandangan kabur, nyeri
di epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula
glisson), sianosis, adanya pertumbuhan janin yang terhambat.

Pemeriksaan Penunjang :

Proteinuria

Hellp syndrome : adanya anemia hemolitik, enzim hati yang rendah


Eklampsia : pre eklampsia lanjut yang ada kejang
Obat hipertensi yang aman : metildopa, nifedipin, tidak perlu dierikan diuretik dan
sedatif

2. MALPOSISI
A. Definisi
Malposisi adalah posisi abnormal verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai
penanda) terhadap panggul ibu yakni oksiput posterior dan lintang
B. Faktor Predisposisi
- Ibu dengan diabetes melitus
- Riwayat hidramnion dalam keluarga
C. Tatalaksana
- Rotasi spontan dapat terjadi pada 90% kasus
- Jika terdapat tanda persalinan macet, denyut jantung janin >180 atau <100 pada fase
apapun, lakukan seksio sesarea
- Jika ketuban utuh, pecahkan ketuban
- Jika pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi, lakukan
augmentasi persalinan dengan oksitosin
- Jika pembukaan serviks lengkap dan tidak ada kemajuan fase pengeluaran, periksa
kemungkinan obstruksi
o Jika tidak ada obstruksi, akhiri persalinan dengan ekstraksi vakum/forsep bila
syarat – syarat dipenuhi
o Bila ada tanda obstruksi atau syarat – syarat pengakhiran persalinan tidak
dipenuhi, lakukan seksio sesarea

MALPRESENTASI
A. Definisi
Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim, bukan
belakang kepala.
B. Faktor Predisposisi
- Wanita multipara
- Kehamilan multipel (gamelli)
- Polihidramnion/oligohidramnion
- Plasenta previa
- Kelainan bentuk uterus atau terdapat massa (misalnya mioma uteri)
- Partus perterm

C. Jenis – Jenis Malpresentasi


Presentasi Pemeriksaan Pemeriksaan Tatalaksana
Abdominal Vaginal
Dahi Kepala janin lebih Oksiput lebih - Lakukan seksio sesarea bila janin hidu
separuhnya di atas tinggi dari - Janin mati, lakukan kraniotomi
pelvis, denyut jantung sinsiput, teraba memungkinkan atau seksio sesarea
janin sepihak dengan fontanella syarat dan sarana kraniotomi
bagian kecil anterior dan terpenuhi
orbita, bagian
kepala masuk
pintu atas
panggul (PAP)
adalah antara
tulang orbita dan
daerah ubun-
ubun besar. Ini
adalah diameter
yang paling
besar, sehingga
sulit lahir
pervaginam.
Muka Lekukan akan teraba Muka dengan Posisi dagu anterior :
antara daerah oksiput mudah teraba,  Pembukaan LENGKAP
dan punggung (sudut teraba mulut dan - Lahirkan dengan persalinan spo
Fabre), denyut jantung bagian rahang pervaginam
janin sepihak dengan mudah diraba, - Bila penurunan kurang lancar, lak
bagian kecil janin. tulang pipi, ekstrasi forsep
tulang orbita,  Pembukaan BELUM LENGKAP
kepala janin - Bila tidak ada kemajuan pembu
dalam keadaan dan penurunan, lakukan s
defleksi sesarea
maksimal.
Posisi dagu posterior:
Untuk  Pembukaan LENGKAP
membedakan - Lahirkan dengan seksio ses
mulut dan anus :  Pembukaan BELUM LENGKAP
- Anus - Bila tidak ada kem
merupakan pembukaan dan penur
garis lurus lakukan seksio sesarea
dengan tuber  Jika janin mati, lakukan kraniotomi
iskhii seksio sesarea
- Mulut
merupakan
segitiga
dengan
prominen
molar
Prolaps ekstremitas bersamaan dengan Coba lakukan posisi Trendelenburg (knee-
bagian terendah janin (kepala/bokong) position)
- Berhasil : persa
Majemuk
pervaginam
- Gagal/terjadi prolapsus
pusat : seksio sesarea
Bokong/Sungsang Kepala terletak di Presentasi - Coba versi luar  gagal  seksio sesa
bagian atas, bokong bokong - Langsung pervaginam bila :
pada daerah pelvis, sempurna,  Pembukaan sudah lengkap
auskultasi presentasi kepala bayi dibawah
menunjukkan denyut bokong murni  Bayi preterm yang kemungk
jantung janin lokasinya dan presentasi hidupnya kecil
lebih tinggi kaki (footling)
Macam – macam :
 Complete breech/sempurna 
bokong + 2 kaki
 Incomplete breech/tidak sempurna
bokong + 1 kaki
 Frank breech/murni  bokong
saja, kaki bayi ekstensi lutut, fleksi
panggul

 Bayi kedua pada keham


kembar

Metode persalinan pervaginam :


- Spontan : kekuatan dan tenag
hamil ibu hamil itu sendir
Brach
Komplikasi ; - Manual aid : sebagian
a. Pada janin : sebagaian tenaga kesehatan
- Kematian perinatal Klasik, Mueller, Lo
- Prolaps tali pusat Bickenbach
- Trauma pada bayi akibat : - Ekstraksi sungsang
tangan dan kepala yang
menjuntai, pembukaan serviks
yang belum lengkap, CPD
- Asfiksia karena prolaps tali
pusat, kompresi tali pusat,
pelepasan plasenta dan kepala
macet
- Perlukaan / trauma pada organ
abdominal atau pada leher

b. Pada ibu :
- Pelepasan plasenta
- Perlukaan vagina atau serviks
- Endometritis
Letak Lintang Sumbu panjang janin Sebelum inpartu - Lakukan versi luar bila permulaa
teraba melintang, tidak tidak ada bagian partu dan ketuban intak
teraba bagian pada terendah yang - Bila ada kontraindikasi versi
pelvis inlet sehingga teraba di pelvis, lakukan seksio sesarea
terasa kosong. sedangkan saat - Lakukan pengawasan adanya prolap
inpartu yang pusat
teraba adalah - Dapat terjadi ruptur uteri bila ibu
bahu, siku atau diawasi
tangan

DISPROPORSI KEPALA PANGGUL (Cephalopelvic Dysproportion / CPD)


A. Definisi
Hambatan lahir yang diakibatkan oleh disparitas ukuran kepala janin dan pelvis maternal
B. Diagnosis
 Terhentinya kemajuan pembukaan serviks dan penurunan kepala walaupun his
adekuat. CPD terjadi akibat janin terlalu besar dan/atau panggul ibu kecil
 Waspadai CPD terutama pada keadaan :
o Arkus pubic <90◦
o Teraba promontorium
o Terapa spina iskhiadika
o Teraba linea innominata
o Pada primigravida bagian terbawah tidak masuk ke pintu atas panggul pada
usia >36 minggu
C. Tatalaksana
 Bila janin hidup  seksio sesarea
 Bila bayi mati  embriotomi atau kraniotomi
Syarat embriotomi :
o Janin sudah mati, kecuali pada kasus hidrosefalus
o Pembukaan serviks >7 cm
o Ketuban sudah pecah
o Jalan lahir normal
o Tidak terdapat tanda – tanda ruptur uteri

DISTOSIA BAHU
A. Definisi
Distonia bahu adalah suatu keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak
dapat lewat di bawah simfisis pubis. Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan obstetri
karena bayi dapat meninggal jika tidak segera dilahirkan.
B. Gejala
 Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat lahir
 Kepala bayi sudah lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi luar
 Kepala bayi tetap melekat erat di vulva atau bahkan tertarik kembali (turtle sign)
 Kala II memanjang
C. Faktor Predisposisi
- Waspadai terjadinya distosia bahu pada persalinan berisiko :
- Identifikasi dan obati diabetes pada ibu. Tawarkan persalinan elektif dengan induksi
maupun seksio sesarea pada ibu dengan diabetes yang usia kehamilan mencapai 38
minggu dan bayinya tumbuh normal.
- Selalu bersiap bila sewaktu – waktu terjadi distosia bahu
- Kenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan, menekan suprapubis atau
fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan resiko cedera pada janin.
3. IUFD
Adalah kematian janin dalam rahim. Karena gawat janin, infeksi. Tidak ada tanda
tanda kehidupan dalam rahim.
Klasifikasi :
1. Sebelum masa kehamilan 20 miggu
2. 20-28 minggu
3. Lebih dari 28 minggu
4. Tidak dapat digolongkan
Etiologi : faktor placenta : solutio, placenta previa
Faktor Ibu : sifilis, preeklampsia
Faktor maternal
Faktor predisposisi : Ibu : sosio ekonomi rendah
Bayi : kelainan kongenital
Kehamilan : solutio placenta, placenta previa
Diagnosis : dengan menggunakan djj, gerakan janin tidak terasa
Anamnesis : tidak ada gerakan janin, perut tidak bertumbuh besar,
Inspeksi : dilihat gerakan janin
Palpasi : fundus uteri lebih rendah, tidak ada krepitasi
Auskultasi
Tata laksana : penanganan umum terkait emosional ibu, djj, tunggu persalinan
spontan lebih dari 2 miggu, persalinan SC
4. Diabetes Gestasional
DM gestasional : terkena dm saat hamil
DM pregestasional : terkena dm sebelum hamil
Prevalensi 2-3%
Kehamilan normal : ada retensi insulin untuk menjaga nutrisi pada janin, puncak : trimester
ketiga. Pada DMG dapat memperparah, akan membaik saat post partum.
Akibat : genetik
Diagnosis : GDP > 140 , GD2PP >180 (WHO).
Faktor risiko : riwayat keguguran, IUFD, riwayat melahirkan dengan cacat bawaan,
polihidraamnion, infeksi saluran kemih
Tata Laksana : Terapi nutrisi : diet ketat, aktivitas fisik yg tidak menyebabkan kontraindikasi.
Insulin : golongan B.

Faktor risiko : rendah : tes glukos darah tidak dibutuhkan jika angka DMG di daerah tersebut
rendah, tidak ada riwayat obstetri terganggu sebelumnya. Tinggi : obes, riwayat DM, glukosuria,
dilakukan tes gula darah (diulang di minggu 24 / 28).
Diagnosis : GDP : >126, G2PP >140

Jika ibu memiliki faktor risiko : di tes TTGO.


Tata laksana : non farmako : diet, aktivitas fisik, menjaga bb.
Medis : insulin
Diabetes gestational merupakan faktor risiko preeklampsia. Dapat menyebabkan pembuluh
darah tidak merespon dengan baik.
5. Oligohdroamnion dan Polihidroamnion
Oligohidroamnion : air ketuban < 500 cc. Banyak disebabkan karena ketuban pecah dini.
Komplikasi bisa menyebabkan deformitas janin karena perbedaan tekanan. Diagnosis : USG,
amnioskopi. Tata laksana : injeksi amnion sintetis
Polihidroamnion : Bayi tidak menelan / memproses cairan amnion. Diagnosis : perut sangat
membesar. Tata laksana : amnioreduksi.
Air ketuban berlebihan. AFI > 24 cm. Berkaitan dengan premature birth. Bisa karena infeksi
TORCH, kelainan jantung ibu, kelainan ginjal, DMG. Bisa menyebabkan dampak pada janin
seperti kelainan genetik (down syndrome), gangguan gastrointestinal. Terapi : masuk rs
(amnioreduksi)
6. Post term pregnancy
Kehamilan yg berlangsung sampai 42 minggu atau lebih dihitung dari HPHT. Permasalahan :
terjadi penimbunan Ca, edema, fibrosis. Pengaruh pada janin : sindrom post maturitas. Partus
lama. Pemeriksaan kematangan serviks. Tata laksana : rujuk ke RS, induksi persalinan (41
minggu), lebih dari 42 minggu harus segera dilahirkan.
Kehamilan lewat waktu (lebih dari 42 minggu). Faktor risiko : primiparitas, jenis kelamin
bayi laki-laki, predisposisi dari bayi. Diagnosis : USG trimester 1, anamnesis untuk
menentukan HPHT. Pemeriksaan penunjang : USG, penilaian ANC. Tata laksana : 42 minggu
jika tanpa komplikasi dipantau dan diinduksi, dengan komplikasi dilakukan SC atau
diinduksi. Prognosis : komplikasi pada janin bisa menyebabkan cerebral palsy
7. Gamelli
Bayi kembar dua. Jenis : kehamilan monozygote (dari 1 sel telur yang sama, bisa terjadi
kesalahan dan terjadi kembar siam), kehamilan dizygotic (2 sel telur dan dibuahi sperma yang
berbeda). Diagnosis : hidraamnion. Umumnya pertumbuha janin bisa terhambat dibanding
kehamilan tunggal. Saat persalinan bisa saja letak bayi berubah ubah. Pada perabaan ada 2
kepala, 2 punggung, 2 djj.
Biasanya mengandung lebih singkat 34-36 minggu. Dizygotic : 2 kali ovulasi dalam 1 siklus
menstruasi, goldar berbeda, dna berbeda. Monozygote : 1 ovum 2 sperma, dna sama, goldar
sama. Kehamilan identical : bisa terjadi melilitnya tali pusar, nutrisi berkurang. Persalinan :
pervaginam, atau SC
8. Program KB
Program yang memungkinkan pasangan dan individu untuk memtuskan jumlah anak yang
diinginkan dengan cara aman. Pada remaja lebih ke kesehatan reproduksi dan penyedia
informasi. KB tidak hanya tertuju pada anak-anak, tetapi juga ke remaja seperti penyuluhan
seksualitas ke sekolah.
9. Program KB berdasar soisal budaya
MUI : KB yg diperbolehkan adalah yang tidak permanen, tidak membatasi ciptaan dari Allah
SWT. Penggunaan AKDR, suntik boleh. Yang tidak diperbolehkan : vassektomi dan
tubektomi, kecuali yang tidak menimbulkan kemandulan permanen, yang bisa dilakukan
rekanalisasi, tidak seumur hidup.
10. Tatalaksana  ALARMER

Ask for help


Lift - the buttocks
- the leg
Mc Roberts Manuver

Anterior disimpaction of shoulder


o suprapubic pressure (Massantil)
o rotate to oblique (Rubin)
Rotation of the posterior shoulder
o Woodscrew Maneuver
Manual removal of posterior arm (Schwartz)
Episiotomy + consider
Roll over  onto 2-4 or knee chest (Gaskin)

Anda mungkin juga menyukai