Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi Knee Joint

Knee joint osteoarthritis adalah penyakit sendi yang berkaitan

dengan kerusakan kartilago (tulang rawan sendi) yang ditandai dengan

perubahan klinis, terasa nyeri ketika berjalan. Tulang penyusun sendi

lutut terdiri dari femur, patella, tibia, dan fibula (Ballinger & Frank,

2003), Sendi lutut adalah gabungan kompleks besar yang melibatkan

sendi femorotibial antara dua kondilus femur dan kondilus tibia yang

sesuai. Sendi patellofemoral juga merupakan bagian dari sendi lutut,

dimana patella mengartikulasikan dengan permukaan anterior.

Keterangan gambar :
1. Os Femur
2. Os Patella
3. Os Fibula
4. Os Tibia

Gambar 2.1 Anatomi Knee Joint (Bontrager & Lampignano, 2014).

7
8

a. Tulang Femur

Tulang femur merupakan tulang pipa terpanjang dan

terbesar di dalam tulang kerangka pada bagian yang berhubungan

dengan acetabulum membentuk kepala sendi yang disebut caput

femoris. Disebelah atas dari columna femuris terdapat tonjolan

yang disebut trochantor mayor dan trochantor minor, bagian

unjung membentuk persendian lutut yang terdapat dua buah

tonjolan yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis

diantara kedua condylus ini terdapat lekukan tempat letaknya

tulang tempurung lutut (Patella) yang disebut fosa condylus

(Wiarto, 2013).

Mirip dengan semua tulang panjang, tubuh atau poros

tulang paha adalah bagian tulang ramping yang memanjang.

Femur distal yang dilihat anterior menunjukkan posisi patella atau

tempurung lutut. Patella, yang merupakan tulang sesamoid

terbesar di tubuh, terletak di anterior ke femur distal. Bagian yang

paling distal dari patella adalah superior atau proksimal ke sendi

lutut yang sebenarnya sekitar ½ inci (1,25 cm) pada posisi ini

dengan kaki bagian bawah sepenuhnya diperpanjang. Hubungan ini

menjadi penting dalam penentuan posisi sendi lutut (Wiarto, 2013).


9

Keterangan gambar :

1. Hip joint
2. Body
3. Patella
4. Patellar surface
5. Parallel to floor

Gambar 2.2 Os Femur (Bontrager & Lampignano, 2014)

b. Tulang Patella

Tulang patella berfungsi untuk gerakan fleksi dan ekstensi

patella akan bergerak pada tulang femur. Jarak patella dengan

tibia saat terjadi gerakan tidak berubah, hanya jarak antara patella

dengan femur yang berubah. Fungsi patella selain sebagai perekat

otot atau tendon. Pada posisi fleksi lutut 90 darajat kedudukan

patella diantara kedua condylus femur dan saat ektensi maka

patella terletak pada permukaan anterior femur (Bontrager &

Lampignano, 2014).

Keterangan gambar :

1. Base
2. Articular surface
3. Apex

Gambar
2.3
10

c. Tulang Fibula

Tulang fibula bentuknya lebih kecil dan panjang, pada

bagian pangkal melekat pada tulang tibia, pada bagian ujung

membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat

tonjolan yang disebut tulang maleolus medialis (Bontrager &

Lampignano, 2014).

Keterangan gambar :
1. Medial condyle
2. Lateral condyle
3. Head
4. Tibia
5. Fibula
6. Lateral malleolus
7. Medial malleolus

Gambar 2.4 Os fibula (Bontrager & Lampignano, 2014).

d. Tulang Tibia

Tulang tibia merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah

tulang femur, yang membentuk persendian lutut dengan tulang

femur pada bagian ujungnya. Pada ujung tulang tibia terdapat

tonjolan yang disebut tulang maleolus laterialis (Bontrager &

Lampignano, 2014).
11

Keterangan gambar :

1. Posterior cruciate (ligament)


2. Lateral meniscus
3. Intrapatellarfat
4. Anterior cruciate (ligament)
5. Medial meniscus

Gambar 2.5 Os.Tibia (Bontrager & Lampignano, 2014)

2.2 Proteksi Radiasi

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor

4 Tahun 2013 Tentang proteksi dan keselamatan radiasi dalam

pemanfaatan tenaga nuklir adalah tindakan yang dilakukan untuk

mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.

Paparan radiasi adalah penyinaran radiasi yang diterima oleh manusia atau

materi, baik disengaja atau tidak, yang berasal dan radiasi internal maupun

eksternal.

Wiarto (2013) mengemukakan bahwa proteksi radiasi dibagi

menjadi 2, yaitu:

1. Proteksi pasien terhadap radiasi

a. Hindari penyinaran bagian-bagian tubuh yang tidak terlindung.

b. Pemakaian sarung tangan dan apron.

c. Hindari melakukan sinar tembus.


12

d. Gunakan alat-alat pengukur sinar-x.

2. Proteksi terhadap dokter pemeriksan dan petugas radiologi lainnya:

a. Hindari penyinaran bagian-bagian tubuh yang tidak terlindung

b. Pemakaian sarung tangan dan apron yang berlapis Plumbum.

c. Hindari melakukan sinar tembus.

d. Gunakan alat-alat pengukur sinar-x

e. Pemeriksaan pesawat serta perlengkapan-perlengkapan pelindung

berlapis Plumbum.

2.3 Patologi

Pada osteoarthritis terdapat degenerasi, reparasi dan inflamasi

yang terjadi dalam jaringan ikat dan lapisan rawan. Pada saat penyakit

sedang terasa, salah satu proses dominan atau beberapa proses terjadi

bersama dalam tingkat intensitas yang berbeda. Menurunnya lingkup

gerak sendi, nyeri lutut sangat kuat berhubungan dengan penurunan

kekuatan otot berfungsi untuk melindungi struktur sendi lutut. Pada

penderita usia lanjut kekuatan otot pada kelompok usia yang sama,

yang tidak menderita osteoartritis pada lutut . Penurunan kekuatan otot

pada lutut disebabkan oleh otot atrofi yang bertanggung jawab untuk

menghasilkan tenaga secara cepat (Ballinger & Frank, 2003).

Berikut perubahan yang terjadi pada osteoarthritis menurut Wiarto

(2013) :

1. Osteofit
13

Bersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul juga

reparasi yang berupa pembentukan osteofit ditulang Subkondral.

2. Sklerosis Subkondral

Pada tulang subkondral terjadi refarasi berupa sclerosis

(pemadatan atau penguatan tulang tepat dibawah lapisan rawan

yang mulai rusak).

3. Sinovitis

Sinovitis adalah inflamasi dari sinovium dan terjadi akibat proses

degenerasi dan fragmantasi. Matriks rawan sendi yang putus

terdiri dari kondrosit yang menyimpan proteoglycan yang bersifat

immunogenic dan dapat mengaktivikasi leukosit. Sinovitis dapat

meningkatkan cairan sendi, cairan sendi yang mengandung

bermcam-macam enzim akan tertekan kedalam celah-celah sendi

rawan. Pada tahap lanjut terjadi tekanan tinggi dari cairan sendi

terhadap permukaan sendi yang rapuh, cairan ini akan masuk

kedalam celah-celah tulang subkondral dan akan menimbulkan

kantung yang disebut kista subkondral.

2.4 Prosedur Pemeriksaan

1. Pengertian Knee joint

Knee joint salah satu sendi kompleks dalam tubuh manusia

femur,tibia,fibula,dan patella disatukan menjadi satu kelompok

yang kompleks oleh ligament (Ballinger & Frank, 2003).


14

2. Tujuan Pemeriksaan Knee Joint.

Tujuan pemeriksaan knee joint adalah untuk melihat

anatomi fisiologi dari knee joint dan untuk melihat ada tidaknya

kelainan pada knee joint.

a. Indikasi Pemeriksaan

Indikasi pemeriksaan radiologi pada pemeriksaan knee joint

adalah sebagai berikut :

1. Fraktur

2. Dislokasi

3. Pengikisan Tulang

b. Persiapan Pemeriksaan Knee Joint

1. Persiapan alat

Alat dan bahan yang harus dipersiapkan pada pemeriksaan

knee joint antara lain :

a) Pesawat sinar X

b) Meja Pemeriksaan dengan grid

c) Kaset ukuran 18 x 24cm & Film ukuran 18 x 24 cm

d) Marker R/L

2. Persiapan Pasien

Tidak ada pemeriksaan khusus pada pemeriksaan knee joint.

3. Teknik Pemeriksaan
15

2.4.1 Proyeksi Anterior Posterior Weight Bearing (Proyeksi AP)

Tujuan pemeriksaan :Untuk mengetahui dan melihat bentuk

dan lokasi serta kedudukan knee joint AP

weight bearing serta mengetahui adanya

kelainan pada daerah knee joint AP.

a. Posisi Pasien :Posisi pasien bediri membelakangi kaset

dan menghadap sumber sinar dengan berat

badan terdistribusi merata pada kedua

kaki.

b. Posisi objek :Knee joint rotasi, sehingga patella berada

dipertengahan antara condylus femuralis.

c. Central Ray :Tegak lurus terhadap kaset

d. Central point :Pada pertengahan Patella

e. Fokus Film Disten :100 cm

d. Hasil gambar :Tampak seluruh Os Knee Joint

e. Kriteria gambar :Tampak os patella, os distal femur, os

proksimal cruris dan femoral condyles

articular facets.
16

Gambar 2.6 Proyeksi Knee Joint Weight Bearing


(Bontrager & Lampignano, 2014)

Gambar 2.7 Radiograf Anterior Posterior Osteoarthritis


(Bontrager & Lampignano, 2014)
2.4.2 Proyeksi Anterior Posterior Supine (Proyeksi AP)

Tujuan pemeriksaan :Untuk mengetahui dan melihat bentuk

dan lokasi serta kedudukan knee joint ap

weight bearing serta mengetahui adanya

kelainan pada daerah knee joint ap.

a. Posisi Pasien :Posisi pasien tidur dan menghadap

sumber sinar dengan berat badan

terdistribusi merata pada kedua kaki.


17

b. Posisi objek :Knee joint rotasi, sehingga patella berada

dipertengahan antara condylus femuralis.

c. Central Ray :Tegak lurus terhadap kaset

d. Central point :Pada pertengahan patella

e. Fokus Film Disten :100 cm

d. Hasil gambar :Tampak seluruh os knee joint

e. Kriteria gambar :Tampak os patella, os distal femur, os

proksimal cruris dan femoral condyles

facets.

Gambar 2.8 Proyeksi Knee Joint Supine


(Bontrager & Lampignano, 2014)

Gambar 2.9 Radiograf Anterior Posterior Osteoarthritis


(Bontrager & Lampignano, 2014)

Anda mungkin juga menyukai