id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori dan metode yang akan digunakan
untuk pemecahan masalah. Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber yang
berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
commit to user
II-1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat
untuk melekatnya otot- otot yang menggerakan kerangka tubuh. Tulang ekstrimitas
bawah atau anggota gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan perantara
gelang panggul terdiri dari 31 pasang antra lain: (Price dan Wilson, 2002)
1. Tulang Koksa (tulang pangkal paha)
2. Tulang Femur (tulang paha)
3. Osteum Tibialis dan fibularis (tulang kering dan tulang betis)
4. Tulang Tarsalia (tulang pangkal kaki)
5. Meta Tarsalia (tulang telapak kaki)
6. Falangus (ruas jari kaki)
Sedangkan tulang ekstrimitas atas atau anggota gerak atas dikaitkan pada
batang tubuh dengan perantara gelang bahu terdiri dari: (Price dan Wilson, 2002)
1. Tulang Skapula (tulang belikat)
2. Tulang Klavikula (tulang selangka)
3. Tulang Humerus (tulang lengan atas)
4. Tulang Ulna (tulang hasta)
5. Tulang Radius (tulang pengumpil)
commit to user
6. Tulang Karpal (tulang pergelangan tangan)
II-2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Setiap tulang memiliki kisaran panjang dan kisaran sudut tertentu yang
diijinkan. Ketika panjang dan sudut yang dihasilkan melebihi kisaran tersebut,
maka dapat dikatakan tulang tersebut mengalami deformitas. Deformitas tulang
merupakan penyimpangan yang terjadi dari struktur atau posisi tulang yang normal
(Shapiro, 2016). Deformitas pada ekstermitas disebabkan oleh dua faktor utama
(Shapiro, 2016) :
1. Mutasi gen yang menyebabkan kelainan tulang (perkembangan jaringan
tulang maupun tulang yang sedang berkembang secara abnormal).
2. Trauma (luka berat) yang dapat berakibat pada fraktur (terputusnya
kontinuitas tulang).
Deformitas yang terjadi pada ekstermitas berdasarkan bidangnya dapat dibagi
menjadi dua :
commit to user
II-3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Translasi : jarak tegak lurus dari fragmen referensi ke titik yang sesuai
pada fragmen bergerak. Pemisahan titik yang berdekatan (atau yang
bersesuaian) dari titik asal. Translasi dapat diukur sepanjang sumbu
koordinat dari fragmen referensi. (lihat gambar 2.5)
II-6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
deformitas secara unilateral maupun multiplanar. Selain itu metode ini dapat
mengatasi kelemahan fiksasi internal mengenai limitnya waktu operasi untuk
mendapat koreksi yang harus dicapai karena metode ini mengijinkan
penambahan panjang/perubahan sudut dalam beberapa hari pasca osteotomi
dengan fiksator eksternal. Kelemahan dari metode ini adalah infeksi yang
mungkin terjadi dari pemasangan kawat atau sekrup dalam jangka waktu
panjang. Penjelasan lebih lanjut mengenai fiksator eksternal dapat dilihat
pada subbab selanjutnya.
II-8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2.7 Beberapa Variasi Fiksator Eksternal (a) Malgaigne; (b) Lambotte; (c) Hoffman-
Vidal; (d) Ilizarov; (e) Taylor Spatial Frame; (f) Ortho-SUV; (g) Ilizarov Hexapod System
Sumber: Solomin, 2012
II-9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dapat ditentukan panjang strut fiksator yang tepat untuk dipasangkan pada
tubuh pasien.
a. Deformitas skeletal pada pasien dapat digambarkan dengan mengukur
enam parameter deformitas: tiga proyeksi sudut (rotasi) dan tiga proyeksi
translasi antara fragmen-fragmen utama.
b. Parameter frame terdiri dari diameter ring proksimal, diameter ring distal
dan panjang strut netral atau tinggi frame netral.
commit to user
II-13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2.11 Contoh Variasi Pemasangan Frame (a) Full Ring dengan Foot Plate; (b) 2/3 Ring
dengan Full Ring
Sumber: Taylor, 2002
- Tinggi Frame Netral dan Panjang Strut Netral
Strut teleskopis standar tersedia dengan ukuran x-short, shot, medium,
dan long dengan range 75-284 mm. Strut FastFxTM tersedia dengan
ukuran x-short, shot, medium, dan long dengan range 91-311 mm.
Untuk ukuran tertentu, strut memiliki spesifik rentang dari ukuran yang
terpendek hingga terpanjang dan posisi tengah ditandai pada setiap
strut. Pada bagian luat strut diberikan pengukuran satuan milimeter
dengan jarak tiap 10 milimeter.
Gambar 2.12 Variasi Ukuran Strut dalam Berbagai Posisi: Terpendek, Posisi Tengah dan
Terpanjang
Sumber: Taylor, 2002
Ketinggian frame netral adalah jarak dari pusat satu ring ke pusat ring
lainnya dengan semua panjang strut yang netral. Ketinggian frame
netral atau panjang strut netral dipilih oleh ahli bedah sebelum operasi
untuk koreksi deformitas kronis. Tinggi frame netral merupakan target
atau tujuan akhir yang akan dicapai pada koreksi penuh.
commit to user
II-14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang bergerak) yang dihubungkan dengan sambungan paralel (berupa strut) dengan
bantuan sambungan prismatik tertentu. Struktur mekanisme hexapod memiliki
enam kaki yang merupakan aktuator linier (contoh: silinder hidrolik). Hasil dari
mekanisme ini adalah platform yang dapat bergerak dengan enam derajat
kebebasan (Degrees of Freedom/DOF) secara relatif terhadap platform lainnya
(base). Derajat kebebasan sendiri merupakan jumlah gerakan independen yang
dapat dibuat suatu objek terhadap sistem koordinat yang dapat menyebabkan
perubahan posisi atau orientasi. Semakin banyak derajat kebebasan gerak, makin
kompleks pergerakan yang dapat dilakukan. Karena memiliki enam DOF, platform
ini mampu bergerak dalam tiga arah linear dan tiga arah angular baik secara tunggal
maupun dengan kombinasi apapun.
II-16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang akan dibuat. Menurut Darmawan, (2004), perancangan itu terdiri dari serangkaian
kegiatan yang beruntun, karena itu disebut sebagai proses perancangan. Kegiatan
dalam proses perancangan disebut fase. Fase-fase dalam proses perancangan berbeda
satu dengan yang lainya. Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan yang
penting, artinya rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jikarancangan
tersebut tidak dibuat. Sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik
tanpa terlebih dahulu dibuat gambar rancangannya (Darmawan, 2004).
Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang
dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap
produksi, penjualan, dan pengiriman produk. Perancangan dan pengembangan
produk juga dapat diartikan sebagai urutan langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan
dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk.
2.4.1 Tipe Perancangan dan Pengembangan Produk
Proyek perancangan dan pengembangan produk dapat dikelompokkan
menjadi 4 tipe :
a. Inovasi produk baru
Pengembangan produk untuk merancang suatu keluarga produk baru
berdasarkan platform yang baru dan umum. Keluarga produk baru akan
memasuki kategori pasar dan produk yang sudah dikenal.
b. Turunan dari produk yang telah ada
Pengembangan produk untuk memperpanjang platform produk supaya
lebih baik dalam memasuki pasar yang telah dikenal dengan satu atau
lebih produk baru.
c. Peningkatan perbaikan produk yang telah ada
Pengembangan produk yang mungkin hanya melibatkan penambahan
atau modifikasi beberapa detil produk dari produk yang telah ada dalam
rangka menjaga lini produk yang ada pesaingnya.
d. Pada dasarnya produk baru
Pengembangan produk yang melibatkan produk yang sangat berbeda
atau teknologi produksi dan mungkin membantu untuk memasuki pasar
yang belum dikenal dan baru.
commit to user
II-19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-25