Makalah Uas Sosiologi
Makalah Uas Sosiologi
Covid 19
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian
Akhir Semester padamata kuliah “Ilmu Sosiologi dan Antropologi”
Dosen Pengampu:
Cut Dhien Nourwahida M.A.
Disusun oleh:
HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah
Pengantar Ilmu Sosiologi dengan judul “Perubahan Sosial Budaya Dan Pendidikan Di
Era New Normal Covid 19”. Semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah, sehingga kedepannya dapat lebih baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Dampak Perubahan Sosial Akibat Pandemi
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harus diakui bahwa dampak pandemi Covid-19 telah memaksa
komunitas masyarakat harus adaptif terhadap berbagai bentuk perubahan
sosial yang diakibatkannya. Ragam persoalan yang ada telah menghadirkan
desakan transformasi sosial di masyarakat. Lebih lanjut, wajah dunia pasca
pandemi bisa saja tidak akan pernah kembali pada situasi seperti awalnya.
Gegara virus corona baru pula kalangan pelaku seni dan budaya
melahirkan ciptaan barunya, seperti yang telah nampak mengemuka di
internet maupun viral di media sosial berupa karya-karya baru dan semarak
tentang musik dan lagu bernuansa COVID-19. Pendidikan di era new
normal akan membawa banyak perubahan, terutama pada proses integrasi
teknologi digital dalam proses belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dampak Perubahan Sosial Akibat Pandemi ?
C. Tujuan
1. Memahami Perubahan Sosial Akibat Pandemi.
D. Manfaat Penulisan
Maanfaat dari penulisan makalah ini, yakni menambah ilmu pengetahuan terkait
dengan . Semoga makalah ini dapat membuka mata dan pikiran pembaca akan
pentingnya pembelajaran tentang sejarah ilmu antropologi terhadap kehidupan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
Kedepan, masyarakat justru akan dihadapkan pada situasi perubahan yang tidak
pernah terbayangkan sebelumnya. Sejumlah tata nilai dan norma lama harus ditata
ulang dan direproduksi kembali untuk menghasilkan sistem sosial yang baru.
Munculnya tata aturan yang baru tersebut kemudian salah satunya ditandai dengan
adanya himbauan dari pemerintah untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah sejak
awal kemunculan virus ini di Indonesia. Begitu pula dengan pola kebiasaan
masyarakat yang guyub, senang berkumpul dan bersalaman, kini dituntut untuk
terbiasa melakukan pembatasan sosial.
Kenormalan Baru
Corona baru virus yang viral setelah ditemukan pertama kali menimpa warga
Wuhan, China akhir tahun lalu, kemudian merambah ke berbagai negara di dunia, dan
saat ini menjadi persoalan serius di negeri kepulauan, ini.
Sejumlah media melaporkan tiga negara dengan kasus terbesar, yakni Amerika
Serikat, Italia, dan Spanyol. China di posisi keempat dan Indonesia ke-26 di antara 50
negara dengan kasus cukup banyak. Italia dengan korban terbesar meninggal dunia,
disusul Spanyol, China, dan Amerika Serikat.
Dalam dunia kesehatan ada tingkatan serangan penyakit secara merebak, seperti
endemi, epidemi atau wabah, dan pandemi, sedangkan dalam masyarakat Jawa ada
sebutan kondang, yakni pagebluk dengan sawan sebagai sebutan untuk suatu penyakit
yang tiba-tiba menyerang dan merebak, serta mengakibatkan kematian.
Popularitas kata viral kini bukan hanya tersekat dalam dunia informasi melalui
kemajuan teknologi informatika abad ini dalam wujud telepon cerdas, internet, dan
media sosial. COVID-19 viral juga hingga menyerang berbagai aspek kehidupan.
Sebut saja misalnya menyerang nilai rupiah yang melemah, pasar-pasar sepi,
pemerintah harus mengeluarkan kebijakan penanganan, seperti pembatasan sosial,
pengaturan jarak antarorang, memperluas skala pembatasan sosial, menganjurkan
ibadah berjamaah sementara waktu ditiadakan, kegiatan sekolah dan perkuliahan
dialihkan secara daring dari rumah, aparatur bekerja dari rumah, tradisi budaya
bersalaman atau cipika cipiki terhenti, tradisi budaya Jawa, "Ruwahan" (menjelang
Bulan Puasa Ramadhan) harus disetel ulang wujudnya, termasuk penundaan tahapan
pesta demokrasi.
Corona dan jejak budaya
Gegara virus corona baru pula kalangan pelaku seni dan budaya melahirkan
ciptaan barunya, seperti yang telah nampak mengemuka di internet maupun viral di
media sosial berupa karya-karya baru dan semarak tentang musik dan lagu bernuansa
COVID-19.
Letusan dahsyat Gunung Tambora pada April 1815 membuat hilangnya hampir
separuh gunung berapi di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, melenyapkan tiga
kerajaan, yakni Tambora, Pekat, serta Sanggar. Dampak letusan itu, Eropa gelap,
tanpa cahaya Matahari, dan tak ada musim panas selama 1816. Langit Eropa tertutup
abu vulkanik dari letusan Tambora. Peristiwa besar itu bukan saja mengakibatkan
krisis pangan dan penularan penyakit, serta kematian, tetapi juga melahirkan novel
"Frankenstein" (Mary Shelley) dengan kisah horor tentang vampir yang masih
dijumpai dalam berbagai variannya, hadir melalui media seni dan budaya hingga saat
ini.
Demikian pula virus corona dengan kekuatan viralnya pada era kemajuan
teknologi informasi saat ini, bukan hanya melahirkan kesedihan saat pandemi itu
menerjang, tetapi boleh jadi melahirkan karya-karya seni budaya untuk menandai
zaman milenial ini. Setidaknya, bagi Sujono Keron yang sedang bertafakur atas
inspirasi pandemi COVID-19 untuk menjadi karya baru atas eksplorasi dunia
pewayangan serangga yang diciptakan selama ini, menjadi wayang sawan serangga
atau wayang korona serangga.
Begitu juga dengan pelukis Borobudur, Easting Medi, dengan kekhasan karya
lukisnya berupa kepala Buddha dan relief candi selama ini. Boleh jadi penggunaan
pewarna empon-empon untuk lukisannya, menginspirasi pemanfaatan jamu untuk
karya dan ciptaan baru beragam seni budaya lainnya. Barangkali pula serangan
COVID-19 membuat kampanye hidup bersih dan sehat orang dalam hidup sehari-hari,
disiplin terhadap aturan, pemuliaan terhadap karakter dan nilai luhur bangsa, beroleh
momentum menjadi tradisi budaya yang mengakar secara kukuh di negeri ini.
Pandemi virus itu bukan sekadar potongan peristiwa masyarakat global, tetapi
memviralkan suatu kekuatan dahsyat bagi masa depan sendi-sendi kehidupan manusia.
Mungkin boleh diimpikan bahwa munculnya virus corona baru abad ini bakal
melahirkan jejak baru kebudayaan bangsa ini dan cara masyarakat global membangun
peradaban baru.
Pendidikan di era new normal akan membawa banyak perubahan, terutama pada
proses integrasi teknologi digital dalam proses belajar mengajar. Sebenarnya teknologi
digital sudah cukup digunakan dalam dunia pendidikan sebelum pandemi COVID-19
terjadi, namun penggunaannya tidak semasif hari ini. Berbeda dengan BINUS Online
Learning yang sudah menggunakan teknologi digital untuk proses perkuliahannya.
Jika dahulu teknologi digital di bidang pendidikan hanya digunakan sebagai alat
pendukung, saat ini teknologi digital digunakan sebagai instrumen yang utama.
Pentingnya integrasi teknologi digital dan manfaatnya pada aktivitas pendidikan kini
dapat terlihat dari bagaimana fitur-fiturnya menjawab kebutuhan di sektor pendidikan
saat ini. Apalagi di era new normal seperti ini, baik pengajar maupun mahasiswa-
mahasiswi bergantung pada perangkat teknologi digital agar dapat tetap terhubung.
Interaksi interaktif dengan teknologi
Sementara untuk kelas online, interaksi antar pengajar dan mahasiswi sangat
bergantung pada teknologi digital. Contohnya seperti aplikasi video conference
dengan fitur share screen untuk mempermudah berlangsungnya kelas online, termasuk
perangkat yang kompatibel dengan aplikasi yang akan dipakai yakni smartphone,
tablet, atau laptop. Kontribusi teknologi digital memungkinkan kelas online
berlangsung tanpa hambatan.
Baik pengajar maupun pelajar harus berpacu untuk segera beradaptasi dengan
fitur-fitur teknologi digital yang terus menerus diperbarui. Hal ini memang tidak sulit
dilakukan bagi yang sudah terbiasa dengan teknologi, tetapi lain halnya untuk mereka
yang baru bersentuhan dengan teknologi. Mereka membutuhkan waktu yang lebih
panjang untuk paham fungsi dan cara menggunaka teknologi digital dengan baik demi
proses belajar-mengajar berjalan dengan lancar.
Medium komunikasi
Sumber daya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gegara virus corona baru pula kalangan pelaku seni dan budaya melahirkan
ciptaan barunya, seperti yang telah nampak mengemuka di internet maupun viral di
media sosial berupa karya-karya baru dan semarak tentang musik dan lagu bernuansa
COVID-19. Begitu pula terjadinya penguatan kesadaran atas tradisi budaya
masyarakat Jawa minum jamu (berbahan baku empon-empon) yang makin dimengerti
sebagai bermanfaat memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi sentuhan
COVID-19.
Pendidikan di era new normal akan membawa banyak perubahan, terutama pada
proses integrasi teknologi digital dalam proses belajar mengajar. Sebenarnya teknologi
digital sudah cukup digunakan dalam dunia pendidikan sebelum pandemi COVID-19
terjadi, namun penggunaannya tidak semasif hari ini. Berbeda dengan BINUS Online
Learning yang sudah menggunakan teknologi digital untuk proses perkuliahannya.
B. Saran