Anda di halaman 1dari 37

PERTEMUAN 1

MODUL
Matematika

MATRIKS
Pokok Bahasan
Pengertian Matriks

KELAS XI
SEMESTER GANJIL

Oleh
Ade Maria Citra Dewi
SMK NEGERI 1 SAYAN
KOMPETENSI DASAR

3.3. Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks dengan menggunakan masalah kontekstual dan
melakukan operasi pada matriks yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar,
dan perkalian serta transpose.
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matriks dan operasinya

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.3.1 Mendefinisikan matriks


3.3.2 Menemukan konsep kesamaan matriks
4.3.1 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan matriks
yang menyatakan konsep kesamaan matriks

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran model Discovery Learning peserta didik dapat:


1. Menganalisis konsep matriks beserta unsur-unsur matriks dengan menggunakan masalah kontekstual.
2. Menyusun transpose suatu matriks dari suatu permasalahn kontekstual dengan tepat dan benar
3. Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan matriks dan
kesamaan matriks dengan tepat dan benar
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Keberhasilan belajar tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan peserta didik dalam memahami dan mematuhi
langkah – langkah belajarnya. Adapun langkah – langkah penggunaan modul ini sebagai berikut:
1. Belajar dengan modul ini dilakukan secara mandiri atau kelompok, baik disekolah maupun luar sekolah.
2. Dalam modul ini semua materi dijelaskan secara rinci dan merupakan sumber belajar.
3. Baca dan pahami benar – benar tujuan yang tedapat dalam modul ini.
4. Perhatikan uraian materi yang terdapat dalam modul
5. Bila dalam mempelajari modul tersebut mengalami kesulitan , diskusikan dengan teman – teman yang lain.
Dan apabila belum terpecahkan sebaiknya tanyakan pada guru.
6. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya
atau bertanyalah kepada guru
PENDAHULUAN
Biografi Arthur Cayley

Tahukah kamu siapa penemu rumus matriks? Dia


adalah seorang anak ber usia 17 tahun bernama
Arthur Cayley. Arthur Cayley adalah anak dari
pedagang yang bernama Henry Cayley dengan
seorang wanita yang bernama Maria Antoina
Doughty. Arthur Cayley adalah ahli matematika
berkebangsaan Ingris ini lahir pada tanggal 16
Agustus 1821. Dan wafat pada tanggal 26 Januari
tahun 1895. Kemampuannya dalam berhitung telah
terlihat ketika dia sekolah di King College di tahun
1835.
Pendidikan tinggi Cayley dimulai pada tahun 1838 dengan kuliah di Tinity College. 3 Tahun berselang Cayley
lulus. Ahli matematika yang hobi membaca novel Jane Austin, Byron, Thackeray dan Shakespeare ini
mengarang dua karya di Cambridge Mathematical Journal. Karirnya dimulai dengan mengajar di Cambridge
disela melanjutkan pendidikannya. Dalam rentang waktu tersebut karyanya mencapai 28 makalah
untuk Cambridge Mathematical Journal. Selepas kontrak di Cambridge, Cayley menjadi tutor di Fellow of
Trinity. Di samping itu dia juga melanjutkan beberapa penelitian tentang matematika. Bisa dibilang,
matematika yang dipelajarinya hanya dengan modal bakat ilmiah. Dalam pendidikannya, Cayley sebenarnya
adalah mahasiswa jurusan hukum. Bahkan dia juga pernah menjadi pengacara. Profesi pengacara sendiri
dijalani hanya sebatas rutinitas. Sementara ketekunannya tetap pada matematika. Ini dibuktikan dimana pada
usia 17 tahun Cayley telah berhasil menemukan matriks. Cayley dinobatkan sebagai penemu matriks dalam
matematika. Selain itu, Cayley juga dikenal dengan Teorema Cayley. Ditahun 1862 Cayley diterima untuk
menjadi pengajar matematika murni di Cambridge. Meskipun gaji pengajar jauh dibawah gaji sebelumnya
yaitu menjadi pengacara, namun Cayley memilih jalan hidup menjadi seorang pengajar matematika. Tercatat
lebih dari 900 makalah telah dibuat Cayley, membahas semua bidang mateematika, dari aljabar hingga
trigonometri. Hingga akhirnya Dia wafat pada tahun 1985.
Pembelajaran yang dapat kita petik dari kehidupan Arthur Cayley, bahwa ketekunan kita dalam melakukan
sesuatu yang kita cintai dan minati pasti akan membuahkan hasil yang bermanfaat bagi diri sendiri dan juga
bagi orang-orang di sekitar kita. Serta Cayley juga menunjukkan kepada kita bahwa materi dalam bentuk uang
bukanlah segala-galanya, karena dengan ilmu pengetahuan kita bahwa materi dalam bentuk uang bukanlah
segala-galanya, karena dengan ilmu pengetahuan kita pun dapat menjadi seorang yang berguna bagi orang
lain.
Dikutip dari https: //id.wikipedia.org/wiki/Arthur_Cayley

INFO

Penerapan Matriks dalam kehidupan sehari -


hari
https://www.youtube.com/watch?v=gZV
3uBhwWrM dan
https://www.youtube.com/watch?v=ZCap
n7p_Zs4
Ide matriks bermula dari pembuatan jadwal atau data tentang keberangkatan dan kedatangan pesawat
udara yang melintasi antarkota dalam sebuah negara maupun penerbangan pesawat antar negara, lalu
berkembang ke dalam pembuatan data pada komputer. Matriks sangat berguna dalam kehidupan sekarang ini
dan pengembangan komputer maupun alat komunikasi seperti handphone, telpon, kalkulator, serta beragam
produk alat komunikasi lainnya. Coba kamu perhatikan susunan benda-benda disekitar kamu! Sebagai contoh
susunan buku di meja, susunan buku di rak buku/lemari, posisi siswa berbaris di lapangan, susunan keramik
lantai, dll.

Tentu kamu dapat melihat susunan tersebut dapat berupa pola baris atau kolom, bukan? Bentuk susunan
berupa baris dan kolom akan melahirkan konsep matriks yang akan dipelajari. Sebagai contoh lainnya adalah
susunan angka dalam bentuk tabel. Pada tabel terdapat baris atau kolom, banyak baris atau kolom bergantung
pada ukuran tabel tersebut.Ini sudah merupakan gambaran dari sebuah matriks. Agar kamu segera dapat
menemukan konsepnya, mari perhatikan beberapa gambaran dari permasalah.

A. Pengertian Matriks

Sebelum kita membahas tetang pengertian matriks terlebih dahulu kita akan menyimak masalah yang disajikan
berikut ini.

Masalah
Seorang wisatawan lokal hendak berlibur ke beberapa tempat wisata yang ada di Pulau Jawa. Untuk
memaksimalkan waktu liburan, ia mencatat jarak antara kota – kota tersebut sebagai berikut:
Bandung – Semarang 367 km
Semarang-Yogyakarta 115 km
Bandung – Yogyakarta 428 km
Dapatkah kamu membuat susunan jarak antar kota tujuan wisata tersebut jika wisatawan tersebut
memulai perjalanannya dari Bandung? Kemudian berikan makna setiap angkan dalam susuna tersebut.

Alternatif Penyelesaian
Wisatawan akan memulai perjalanannya dari Bandung ke kota – kota wisata di Pulau Jawa. Jarak antar
kota tujuan wisata dituliskan sebagai berikut:
Bandung Semarang Yogyakarta
Bandung 0 367 428
Semarang 367 0 115
Yogyakarta 428 115 0

Berdasarkan tampilan diatas, dapat dilihat jarak antar kota tujuan wisata dengan membaca data dari baris
ke kolom. Susunan tersebut dapat juga dituliskan sebagai berikut
0 367 428
[367 0 115]
428 115 0
Susunan Jarak antarkota di Pulau jawa ini terdiri dari 3 baris dan 3 kolom
Sehingga dari penyelesaian permasalahan diatas kita dapat membuat definisi mengenai matriks, yaitu
matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam satuan jajaran
berbetuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu diletakkan dalam kurung biasa "( )" atau
kurung siku "[ ]"

Selanjutnya, kita akan membahas mengenai entry – entry pada matriks melalui permasalaahn berikut!

Masalah
Manager supermarket ingin menata koleksi barang yang tersedia. Ubahlah bentuk susunan barang di
supermarket dibawah ini menjadi matriks dan tentukan entry – entrynya

Alternatif penyelesaian
Gambar diatas mendeskripsikan susunan barang – barang pada rak supermarket yang terdiri tiga baris
dan tiga kolom. Bentuk matriks dari susunan barang tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut
10 20 14
𝐴 = [18 12 8 ]
22 6 17
Misalkan pada matriks A diats entry – entrynya dinyatakan dengan 𝑎 dan umumnyan entry – entry dari
suatu matriks diberi tanda indeks, misalnya 𝑎𝑖𝑗 yang artinya entry dari matriks 𝐴 yang terletak pada baris
𝑖 dan kolom 𝑗. Maka koleksi susu yang terdapat pada baris ke-1, kolom ke-1 dapat dinyatakan dengan
𝑎11 = 10. Koleksi barang yang terdapat pada baris ke-2 kolom ke-3 adalah koleksi detergen yang
dinyatakan pula dengan 𝑎23 = 8 dana untuk selanjutnya entry matriks 𝐴 dapat dinyatakan dengan
𝑎11 = 10 𝑎21 = 18 𝑎31 = 22

𝑎12 = 20 𝑎22 = 12 𝑎32 = 6

𝑎13 = 14 𝑎23 = 8 𝑎33 = 17


Maka entry matriks 𝐴 dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝐴 = [𝑎21 𝑎22 𝑎23 ]
B. Ordo
𝑎31Matriks
𝑎32 𝑎33
Jika suatu matriks 𝐴 terdiri dari 𝑚 baris dan 𝑛 kolom maka 𝑚 × 𝑛 menyatakan ukuran atau ordo dari matriks

Contoh
1 2 3
1. Matrika 𝐴 = [ ] maka ordo matriks 𝐴 tersebut adalah 2 × 3 dan dituliskan 𝐴2×3
3 0 −1
1
2. 𝐵 = [2] maka ordo matriks 𝐵 tersebut adalah 3 × 1 dan dituliskan 𝐵3×1
3
C. Jenis – Jenis Matriks

1. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang terdiri atas satu baris asja. Biasanya ordo matriks seperti ini adalah 1 ×
𝑛, dengan 𝑛 banyak nya kolom pada matriks tersebut
Contoh:
𝐴1×2 = [46 3]
𝐵1×4 = [22 19 14 12]

2. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas suatu kolom saja. Matriks kolom berordo 𝑚 × 1, dengan 𝑚
banyak baris pada matriks tersebut.
Contoh:
43
𝐴3𝑥1 = [22]
19
46
43
𝐵5𝑥1 = 22
19
[12]

3. Matriks Persegi Panjang


Matriks persegi adalag matriks yang banyak barisnya tidak sama dengan banyak kolomnya. Matriks seperti
ini memiliki ordo 𝑚 × 𝑛
Contoh:
46 43 22
𝐴2×3 = [ ]
19 14 12
46 43
𝐵3×2 = [22 19]
14 12

4. Matriks Persegi
Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom sama.Matriks ini memiliki ordo
𝑛×𝑛
Contoh:
46 43
𝐴2×2 = [ ]
22 19
46 43
𝐵2×2 = [ ]
22 19

5. Matriks seitiga
Matriks Segitiga Atas, yaitu matriks yang semua elemen di bawah diagonal utamanya nol.
5 7 9 4
2 1  3 0  1
  1 6
Contoh : A  0 1 4 B  
  0 0 4 8
0 0 5   
0 0 0 3
Matriks Segitiga Bawah, yaitu matriks yang semua elemen di atas diagonal utamanya nol
5 0 0 0
3 0 0 0  1
4 4 0  0 0
Contoh : K    B  9 3 4 0
1  3 2  
8 2 6 7
6. Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang semua elemennya nol, kecuali elemen-elemen diagonal
utamanya.
 2 0 0 0
  1 0 0 0
  1 0 0
Contoh : E  0 2 0
  F
0 0 5 0
 0 0 5  
0 0 0 4

7. Matriks Identitas
Matriks Identitas adalah matriks persegi yang semua elemen diagonal utamanya satu, dan elemen lainnya
nol.
1 0 0 0
1 0 0 0
1 0    1 0 0
Contoh : I 2    I 3  0 1 0 I 4  0 0
 0 1  0 0 1
0 1
 
0 0 0 1
8. Matriks Nol
Matriks nol adalah matriks yang setiap elemennya nol.
0 0  0 0 0 
Contoh : A   , B 
0 0  0 0 0 

D. Transpose Matriks

Transpose dari matriks 𝐴 yang berordo 𝑚 × 𝑛 adalah matriks yang diperoleh dari matriks 𝐴 dengan menukar
entry baris menjadi entry kolom dan sebaliknya, sehingga berordo 𝑛 × 𝑚. Notasi transpose matriks 𝐴𝑚×𝑛
adalah 𝐴𝑇 𝑛×𝑚 .
Contoh:
15 5 ] 15 30]
Jika 𝐴 = [ maka 𝐴𝑡 = [
30 25 5 25
10 20 14 10 18 22
Jika 𝑆 = [ 18 12 8 ] maka 𝑆 𝑡 = [ 20 12 6 ]
22 6 17 14 8 7
1 2 3 1 3 2
Jika 𝐴 = [3 4 5] maka 𝐴𝑡 = [2 4 1]
2 1 2 3 5 1

E. Kesamaan Dua Matriks

Konsep

Matriks 𝐴 dan Matriks 𝐵 dikatakan sama (𝐴 = 𝐵) jika dan hanya jika:


i. Ordo matriks 𝐴 sama dengan ordo matriks 𝐵
ii. Setiap entry yang seletak pada matriks 𝐴 dan matriks 𝐵 mempunyai nilai yang
sama, 𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗 (untuk semua nilai 𝑖 dan 𝑗)
Contoh:

1. Perhatikan matriks-matriks berikut ini:

Kedua matriks pada contoh a dan b adalah sama. Entry masing-masing matriks juga sama, bukan?
Bagaimana dengan ordo kedua matriks? Dari kedua contoh di atas tampak bahwa entry-entry seletak dari
kedua matriks yang berordo sama mempunyai nilai yang sama.

2. Jika diketahui bahwa 𝑃 = 𝑄 untuk matriks – matriks

Tentukan nilai 𝑎 + 𝑏 + 𝑥 + 𝑦 !

Alternatif Penyelesaian:

9 2𝑥 3𝑎 12
Karena 𝑃 = 𝑄 maka [ ]=[ ]
𝑦 10 2 2𝑏
Dari kesamaan diatas diperoleh
9
 9 = 3𝑎 maka 𝑎 = 3 = 3
12
 2𝑥 = 12 maka 𝑥 = =6
2
 𝑦=2
10
 10 = 2𝑏 maka 𝑏 = 2 = 5
Maka nilai 3 + 5 + 6 + 2 = 16

Kesimpulan

https://www.youtube.com/wat
ch?v=HqssIxIg7T4
EVALUASI

Petunjuk:
1. Kerjakanlah lembar evaluasi dengan baik dan jangan bekerjasama dengan peserta didik lain
2. Lembar evaluasi ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik
3. Evaluasi dikerjakan setelah semua materi ini selesai dibahas dan hasil pekerjaan di unggah melalui google
class room

Soal Uraian!

8 12 14
1. Diberikan matriks 𝐴 = [18 16 8 ]
22 6 17
Sebutkan entry matriks yang terletak pada:
a. Baris ke-2
b. Kolom ke-3
c. Baris ke-3 dan kolom ke-1
d. Baris ke-1 dan kolom ke-3
2. Diketahui sistem persamaan linear berikut.
3x + 5y – x = 4
5x + 2y – 3z = 8
2x – 4y + 2z = 6
Maka:
a. Susunlah sistem persamaan linear di atas ke dalam matriks A.
b. Tentukan ordo matriks A.
c. Hitunglah a32 + a21 + a13
3. Diberikan sistem persamaan linear sebagai berikut:
3𝑥 + 4𝑦 − 3𝑧 = 12
a. {−2𝑥 + 7𝑦 − 6𝑧 = 9
5𝑥 + 8𝑦 − 𝑧 = −10
−3 = 9𝑥 + 6𝑦 − 7𝑧
b. {
−5 = 12𝑥 + 4𝑦 − 8𝑧
Nayatakanlah:
1. Matriks koefisien sistem persamaan linear tersebut
2. Ordo matriks yang terbentuk
𝑝+2 2 𝑝 6
4. Misalkan matriks 𝐴 = [ ] dan 𝐵 = [ ]. Bila 3𝐴 = 𝐵, tentukan nilai 𝑝 dan 𝑞!
3 5 6 𝑞 + 3

𝑝−𝑞 𝑞+𝑟 16 2
5. Diketahui [ ]=[ ]. Tentukan nilai 𝑝, 𝑞, 𝑟, dan 𝑠!
3𝑠 + 𝑟 2𝑝 − 4𝑠 14 12
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.Matematika SMA Kelas XI Revisi 2017. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

https://id.wikipedia.org/wiki/Arthur_Cayley (Biografi Arthur_Cayley) diakses tgl 21/09/2020

https://www.youtube.com/watch?v=HqssIxIg7T4 diakses tgl 19/09/2020


PERTEMUAN 2
MODUL
Matematika

MATRIKS
Pokok Bahasan
Operasi Pada Matriks

KELAS XI
SEMESTER GANJIL

Oleh
Ade Maria Citra Dewi
SMK NEGERI 1 SAYAN
PERTEMUAN 1

KOMPETENSI DASAR

3.3 3.3. Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks dengan menggunakan masalah kontekstual dan
melakukan operasi paa matriks yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar, dan perkalian
serta transpose
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan matriks dan operasinya.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.3.3 Memahami operasi – operasi pada matriks


4.3.2 Menyatakan operasi – operasi pada matriks

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran model Discovery Learning peserta didik dapat:


1. Merancang model masalah kontekstual yg berkaitan dengan matriks ke bentuk operasi
matriks dengan benar dan tepat.
2. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan operasi matriks dengan benar
dan tepat
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Keberhasilan belajar tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan peserta didik dalam memahami dan mematuhi
langkah – langkah belajarnya. Adapun langkah – langkah penggunaan modul ini sebagai berikut:
1. Belajar dengan modul ini dilakukan secara mandiri atau kelompok, baik disekolah maupun luar sekolah.
2. Dalam modul ini semua materi dijelaskan secara rinci dan merupakan sumber belajar.
3. Baca dan pahami benar – benar tujuan yang tedapat dalam modul ini.
4. Perhatikan uraian materi yang terdapat dalam modul
5. Bila dalam mempelajari modul tersebut mengalami kesulitan , diskusikan dengan teman – teman yang lain.
Dan apabila belum terpecahkan sebaiknya tanyakan pada guru.
6. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya
atau bertanyalah kepada guru
PETA KONSEP MATRIKS
PENDAHULUAN
Penggunaan Operasi Perkalian Matriks Dalam Militer
Kriptografi berasal dari dua kata Yunani,
yaitu Crypto yang berarti rahasia dan Grapho yang
berarti menulis. Jadi, dapat dikatakan kriptografi
adalah tulisan yang tersembunyi. Secara umum
kriptografi dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
penyandian yang bertujuan untuk menjaga
keamanan dan kerahasiaan suatu pesan. William
Stallings mendefinisikan kriptografi sebagai “the art
and science of keeping messages secure”. Dengan
adanya tulisan yang tersembunyi ini, orang-orang
yang tidak mengetahui bagaimana tulisan tersebut
disembunyikan tidak akan mengetahui bagaimana
cara membaca maupun menerjemahkan tulisan
tersebut. Kriptografi pada dasarnya sudah dikenal
sejak lama. Menurut catatan sejarah, kriptografi
sudah digunakan oleh bangsa Mesir sejak 4000
tahun yang lalu oleh raja-raja Mesir pada saat perang
untuk mengirimkan pesan rahasia kepada panglima
perangnya melalui kurir-kurinya. Orang yang
melakukan penyandian ini disebut kriptografer,
sedangkan orang yang mendalami ilmu dan seni
dalam membuka atau memecahkan suatu algoritma
kriptografi tanpa harus mengetahui kuncinya
disebut kriptoanalis.
Seiring dengan perkembangan teknologi, algoritma kriptografi pun mulai berubah menuju ke arah algoritma
kriptografi yang lebih rumit dan kompleks. Kriptografi mau tidak mau harus diakui mempunyai peranan yang
paling penting dalam peperangan sehingga algoritma kriptografi berkembang cukup pesat pada saat Perang
Dunia I dan Perang Dunia II. Menurut catatan sejarah, terdapat beberapa algoritma kriptografi yang pernah
digunakan dalam peperangan, diantaranya adalah ADFVGX yang dipakai oleh Jerman pada Perang Dunia
I, Sigaba/M-134 yang digunakan oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Typex oleh Inggris,
dan Purple oleh Jepang. Selain itu Jerman juga mempunyai mesin legendaris yang dipakai untuk memecahkan
sandi yang dikirim oleh pihak musuh dalam peperangan yaitu, Enigm Dalam militer ternyata matriks juga
dibutuhkan fungsinya, di dalam dunia spionase dan militer pesan-pesan yang dikirim seing kali ditulis dengan
menggunakan kode-kode rahasia. Hanya penerima yang sebenarnya yang memiliki kuncinya sehingga dapat
membuka kode tersebut. Kode atau tulisan rahasia tersebut disebut kriptogram Semakin sulit kriptogramnya
maka semakin disukai oleh si pengguna. Pemakaian bilangan pengganti abjad sering dijumpai dalam
kriptografi salah satu penggunaannya adalah dalam bentuk matriks. Mengapa matriks? Matriks memiliki
operasi perkalian yang melibatkan beberapa elemennya sekaligus sehingga penyidikan kode yang
berbentuk kode matriks sulit dilakukan
Dikutip dari https://muchad.com/penerapan-matriks-dalam-kriptografi-ilmu-pembacaan-sandi

INFO
Penerapan Operasi Matriks dalam
kehidupan sehari - hari
https://www.youtube.com/watch?v=4U
AU9CrUizs
A. OPERASI PENJUMLAHAN PADA MATRIKS

Ayo Mengamati!
Pak Lukman adalah seorang pengusaha batik dan memiliki cabang di Pemalang dan Tegal. Di
dua cabang tersebut diproduksi dua jenis pakaian, yaitu kemeja dan kaos. Produksi pakaian
tersebut dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan kualitasnya, yaitu standard, deluxe dan premium.
Cermati tabel di bawah ini tentang total produksi kemeja dan kaos pada tahun 2019 di kedua
cabang. Cabang Pemalang Cabang Tegal

Hitunglah total produksi pakaian kedua cabang berdasarkan jenis kualitas pakaian!

Alternatif Penyelesaian 1

Jumlahkan total produksi pada tiap cabang sesuai dengan jenis pakaian dan jenis kualitasnya.
Sehingga diperoleh
1. Total produksi kemeja
Kualitas Standar = Kemeja cabang pemalang + kemeja cabang Tegal = 1.960 + 2.960= 4.920
Kualitas Deluxe = Kemeja cabang pemalang + kemeja cabang Tegal = 1.240 + 3.240= 4.480
Kualitas Premium = Kemeja cabang pemalang + kemeja cabang Tegal = 921 + 820=1.741
2. Total produksi kaos
Kualitas Standar = Kaos cabang pemalang + kaos cabang Tegal = 3.820 + 4.220= 8.040
Kualitas Deluxe = kaos cabang pemalang + kaos cabang Tegal = 2.460 + 2.960= 5.420
Kualitas Premium = kaos cabang pemalang + kaos cabang Tegal = 1.540 + 1.640=3.180

Alternatif Penyelesaian 2

Sajikan total produksi pakaian kedua cabang berdasarkan jenis kualitas pakaian
menggunakan tabel seperti berikut!
Alternatif Penyelesaian 3

Misalkan matriks A mewakili tabel produksi cabang Pemalang, matriks B mewakili tabel
produksi cabang Tegal, dan matriks C mewakili tabel total produksi kedua cabang. Maka:

1.960 3.820 2.960 4.220 4.920 8.040


𝐴 = (1.240 2.460 ) , 𝐵 = (3.240 2.960 ) dan 𝐶 = (4.480 5.420)
921 1.540 820 1.640 1.741 3.180

Sehingga:

1.960 3.820 2.960 4.220


𝐶 = (1.240 2.460) + (3.240 2.960)
921 1.540 820 1.640
1.960 + 2.960 3.820 + 4.220
𝐶 = (1.240 + 3.240 2.460 + 2.960)
921 + 820 1.540 + 1.640
4.920 8.040
𝐶 = (4.480 5.420)
1.741 3.180

Definisi

Misalkan 𝑨 dan 𝑩 adalah matriks berordo 𝒎 × 𝒏 dengan entry – entry 𝒂𝒊𝒋 dan 𝒃𝒊𝒋 . Matriks
𝑪 adalah jumlah matriks 𝑨 dan matriks 𝑩, ditulis 𝑪 = 𝑨 + 𝑩, apabila matriks 𝑪 juga
berordo 𝒎 × 𝒏 dengan entry – entry ditentukan oleh 𝒄𝒊𝒋 = 𝒂𝒊𝒋 + 𝒃𝒊𝒋 untuk semua 𝒊 dan 𝒋

CONTOH SOAL

10 2 4 2 2 8
1. Jika 𝑃 = [ ], 𝑄 = [ ], maka
1 3 5 1 0 1
10 + 2 2+2 4+8 12 4 12
𝑃+𝑄 = [ ]=[ ]
1+1 3+0 5+1 2 3 6

6 3 1
2. Diketahui matriks 𝑇 = [5 5 0]. Mari kita tunjukan bahwa 𝑇 + 𝑂 = 𝑇 dan 𝑂 + 𝑇 = 𝑇.
1 3 7
Matriks 𝑂 dalam hal ini adalah matriks nol berordo 3 × 3, karea matriks tersebut akan dijumlahkan
dengan matriks 𝑇 berordo 3 × 3 juga
6 3 1 0 0 0
𝑇 + 𝑂 = [5 5 0 ] + [0 0 0]
1 3 7 0 0 0
6+0 3+0 1+0
= [5 + 0 5 + 0 0 + 0 ]
1+0 3+0 7+0
6 3 1
= [5 5 0 ] = 𝑇
1 3 7
0 0 0 6 3 1
𝑂 + 𝑇 = [0 0 0 ] + [5 5 0]
0 0 0 1 3 7
0+6 0+3 0+1
= [0 + 5 0+5 0 + 0]
0+1 0+3 0+7
6 3 1
= [5 5 0] = 𝑇
1 3 7

Kesimpulan

Dua Matriks dapat dijumlahkan hanya jika memiliki ordo yang sama dan ordo matriks hasil
penjumlahan dua matriks adalah sama dengan ordo matriks yang dijumlahkan

B. OPERASI PENGURANGAN PADA MATRIKS


Ayo Mengamati!
Restaurant cepat saji “KFC” memiliki banyak outlet yang menyebar di seluruh Indonesia, dua
di antaranya terdapat di Bandung dan Makassar. Setiap outlet menjual menu makanan yang
sama. Tiga diantara menu makanan yang dijual adalah whole chicken original, whole chicken
crispy, dan wing bucket original. Karena pertimbangan biaya akomodasi pengiriman bahan
baku dari kantor pusat ke outlet Makassar yang lebih banyak mengelurkan dana, maka terjadi
perbedaan harga produksi dan harga penjualan dari kedua outlet tersebut. Berikut ini
disajikan tabel harga produksi dan harga penjualan dari setiap outlet untuk 3 menu di atas.
Harga Produksi
Menu Makanan Bandung Makassar

whole chicken original Rp93.000 Rp101.000


whole chicken crispy Rp91.000 Rp97.000
wing bucket origina Rp62.000 Rp66.000

Harga Produksi
Menu Makanan Bandung Makassar
whole chicken original Rp108.000 Rp114.000
whole chicken crispy Rp101.000 Rp109.000
wing bucket origina Rp67.000 Rp70.000

Hitunglah keuntungan dari outlet Bandung dan Makassar dari masing-masing menu
makanan!
Alternatif Penyelesaian 1

Keuntungan di peroleh dengan cara melakukan pengurangan terhadap harga jual dengan
harga produksi .Sehingga diperoleh
1. Keuntungan Outlet Bandung
Keuntungan w.c Original= Harga jual - Harga produksi = 108.000 – 93.000= 15.00
Keuntungan w.c Crispy= Harga jual - Harga produksi = 101.000 – 91.000= 10.000
Keuntungan w.b Original= Harga jual - Harga produksi = 67.000 – 62.000= 5.000
2. Keuntungan Outlet Makassar
Keuntungan w.c Original= Harga jual - Harga produksi = 114.000 – 101.000= 13.000
Keuntungan w.c Crispy= Harga jual - Harga produksi = 109.000 – 97.000= 12.000
Keuntungan w.b Original= Harga jual - Harga produksi = 70.000 – 66.000= 4.000

Alternatif Penyelesaian 2

Sajikan keuntungan keuntungan dari outlet Bandung dan Makassar menggunakan tabel
seperti berikut!

Outlet Bandung

Outlet Makassar
Alternatif Penyelesaian 3

Misalkan matriks A mewakili tabel biaya produksi, matriks B mewakili tabel harga jual,dan
matriks C mewakili tabel keuntungan.Maka diperoleh:

93.000 101.000 108.000 114.000 15.000 13.000


(
𝐴 = 91.000 ), (
97.000 𝐵 = 101.000 ) (
109.000 , dan 𝐶 = 10.000 12.000)
62.000 66.000 67.000 70.000 5.000 4.000
Sehingga keuntungan masing – masing cabang diperoleh melalui
𝐶 =𝐵−𝐴
108.000 114.000 93.000 101.000
( ) (
𝐶 = 101.000 109.000 − 91.000 97.000 )
67.000 70.000 62.000 66.000
108.000 − 93.000 114.000 − 101.000
(
𝐶 = 101.000 − 91.000 109.000 − 97.000 )
67.000 − 62.000 70.000 − 66.000
15.000 13.000
𝐶 = (10.000 12.000)
5.000 4.000

Definisi

Misalkan 𝑨 dan 𝑩 adalah matriks berordo 𝒎 × 𝒏. Pengurangan matriks 𝑨dan matriks


𝑩didefinisikan sebagai jumlah antara matriks 𝑨 dengan matriks −𝑩. Matriks −𝑩 adalah
lawan dari matriks B. Ditulis:
𝑨 − 𝑩 = 𝑨 + (−𝑩)
Matriks dalam kurung merupakan matriks yang entrynya berlawanan dengan setiap
entry yang bersesuaian dengan matriks 𝑩
(Buku siswa Kelas XI)

CONTOH SOAL

−2 9
1. Jika 𝐾 = [ 3 ] dan 𝐿 = [7], maka
5 5
−2 −9 −2 + (−9) −11
𝐾 − 𝐿 = 𝐾 + (−𝐿) = [ 3 ] + [−7] = [ 3 + (−7) ] = [ −4 ]
5 −5 5 + (−5) 0
1 3 2 4 2 3 5
2. Diketahui matriks 𝐴 = [5 7 ], 𝐵 = [ 8 6 ] dan 𝑍 = [ 7 11 13]
9 11 10 12 17 19 23
Jika ada, tentukan pengurangan – pengurangan matriks berikut
a. 𝐵 − 𝐴
b. 𝐵 − 𝐶
c. 𝐴 − 𝐶
Maka:
2 4 1 3 2−1 4−3 1 1
a. 𝐵 − 𝐴 = [ 8 6 ] − [5 7 ] = [ 8 − 5 6 − 7 ] = [3 −1]
10 12 9 11 10 − 9 12 − 11 1 1
b. Matriks 𝐵 dan matriks (−𝐶 ) tidak dapat dioperasikan karena matriks 𝐵 memiliki ordo yang tidak
sama dengan ordo matriks (−𝐶 ), yaitu matriks 𝐵 memiliki ordo 3 × 2 dan matriks (−𝐶 ) memiliki
ordo 3 × 3. Sehingga 𝐵 − 𝐶 tidak ada.
c. Matriks 𝐴 dan matriks (−𝐶 ) tidak dapat dioperasikan karena matriks 𝐴 memiliki ordo yang tidak
sama dengan ordo matriks (−𝐶 ), yaitu matriks 𝐵 memiliki ordo 3 × 2 dan matriks (−𝐶 ) memiliki
ordo 3 × 3. Sehingga 𝐴 − 𝐶 tidak ada

Kesimpulan

1. Pengurangan dua matriks dapat dilakukan jika jika memiliki ordo yang sama dan ordo
matriks hasil pengurangan dua matriks adalah sama dengan ordo matriks yang
dikurangkan
2. Pengurangan dua matriks dapat juga dilakukan dengan mengurangkan langsung entry –
entri yang seletak dari kedua matriks tersebut, seperti yang berlaku pada penjumlahan
dua matriks, yaitu 𝑨 − 𝑩 = ൣ𝒂𝒊𝒋 ൧ − ൣ𝒃𝒊𝒋 ൧

C. OPERASI PERKALIAN SKALAR PADA MATRIKS

Telah kita ketahui bahwa untuk bilangan nyata n berlaku


n+ n = 2n
n + n + n = 3n

Misal hasil panen jagung dan kedelai (dalam ton) Pak Adi dan Pak Budi pada tahun 2017
dinyatakan pada tabel berikut.

Hasil Panen Tahun 2017


Jika pada tahun 2019 hasil panen jagung dan kedelai pak Adi dan Pak Budi meningkat dua
kali hasil panen tahun 2017, maka hasil panen jagung dan kedelai tahun 2019 dinyatakan
pada table berikut.

Hasil Panen Tahun 2019


Definisi

Misalkan 𝑨 adalah suatu matriks berordo 𝒎 × 𝒏 dengan entry – entry 𝒂𝒊𝒋 dan 𝒌 adalah
suatu bilangan real. Matriks 𝑪 adalah hasil perkalian bilangan real 𝒌 terhadap matriks 𝑨,
dinotasikan 𝑪 = 𝒌𝑨, bila matriks 𝑪 berordo 𝒎 × 𝒏 dengan entry – entrynya ditentukan
oleh:
𝒄𝒊𝒋 = 𝒌𝒂𝒊𝒋 (untuk semua 𝒊 dan 𝒋)

Sehingga perkalian skalar dengan matriks donotasikan sebagai berikut:

Contoh:
2 3 2×2 2×3 4 6
1. Jika 𝐻 = [4 5], maka 2𝐻 = [2 × 4 2 × 5] = [8 10]
1 2 2×1 2×2 2 4

1 1 1
× 12 × 30 × 15
12 30 15 3 3 3 4 10 5
1 1 1 1
2. Jika 𝐴 = [ 0 24 18 ], maka 3 𝐴 = 3
×0
3
× 24
3
× 18 = [0 12 6 ]
3 −3 −12 1 1 1 1 −1 −4
[ 3×3 3
× (−3) 3
× (−12)]
D. OPERASI PERKALIAN DUA MATRIKS
Perhatikan contoh berikut!
Harga satu pensil dan bolpoin di Koperasi Sekolah berturut-turut adalah Rp1.000,00
dan Rp2.000,00. Desy membeli 2 pensil dan 3 bolpoin, sedangkan Sinta membeli 1
pensil dan 4 bolpoin. Berapa rupiah uang yang harus dibayarkan Desy dan Sinta
masing-masing?

Definisi

Misalkan 𝑨𝒎×𝒏 dan matriks 𝑩𝒏×𝒑 matriks 𝑨 dapat dikalikan dengan matriks B jika
banyak baris matriks A dama dengan banyak kolom matriks B. Hasil perkalian matriks
A berordo 𝒎 × 𝒏 terhadap matriks B berordo 𝒏 × 𝒑 adalah suatu matriks berordo 𝒎 × 𝒑
Jika C adalah matriks hasil perkalian matriks 𝑨𝒎×𝒏 terhadap matriks 𝑩𝒏×𝒑 dan
dinotasikan dengan 𝑪 = 𝑨 ∙ 𝑩 maka:
a. Matriks C berordo 𝒎 × 𝒑
b. Entry – entry matriks C pada baris ke-i dan kolom ke-j dinotasika dengan 𝒄𝒊𝒋 , diperoleh
dengan cara mengalikan entry baris ke-i dari matriks A terhadap entry kolom ke-j dari
matriks B, kemudian dijumlahkan. Dinotasikan
𝑪𝒊𝒋 = 𝒂𝟏𝒊 𝒃𝟏𝒋 + 𝒂𝒊𝟐 𝒃𝟐𝒋 + 𝒂𝒊𝟑 𝒃𝟑𝒋 + ⋯ + 𝒂𝒊𝒏 𝒃𝒏𝒋
CONTOH SOAL

Diketahui
3 2 5  5 6
A  , B  6  , C  7 9  D  7 8 
1 4   dan  .
Terntukan :
a. AB
b. AC
c. AD

Alternatif Penyelesaian:

3 2 5 (3)(5) + (2)(6) 15 + 12 27
a. 𝐴𝐵 = [ ][ ] = [ ]=[ ]=[ ]
1 4 6 (1)(5) + (4)(6) 5 + 24 29

b. AC tidak dapat dikalikan, karena banyaknya baris matriks A tidak sama dengan banyaknya baris matriks C

3 2 3 2 (3)(3) + (2)(1) (3)(2) + (2)(4) 9+2 6+8 11 14


c. 𝐴𝐷 = [ ][ ]=[ ]=[ ]=[ ]
1 4 1 4 (1)(3) + (4)(1) (1)(2) + (4)(4) 3 + 4 2 + 16 7 18

Kesimpulan

https://www.youtube.com/wat
ch?v=2mIQgRSsGyc
EVALUASI
Petunjuk:
1. Kerjakanlah lembar evaluasi dengan baik dan jangan bekerjasama dengan peserta didik lain
2. Lembar evaluasi ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik
3. Evaluasi dikerjakan setelah semua materi ini selesai dibahas dan hasil pekerjaan di unggah melalui google
class room

Soal Uraian!
1. Diketahui matriks-matriks:
 1 2 4  8 1 0
  5  2  
A =  6 4 3 , B =   , C =  1 1 3 
 0 5 4 0 1   2  4 1
   
Tentukan:
a. AB c. AC e. 2A + C
b. BA d. CA f. 3(A – C)

 1 1 0 1
2. Jika A =   dan B    , maka matriks ( A + B ) ( A – B ) – ( A – B ) ( A + B )
 1 1 1 0
adalah...
2 1
 , maka matriks A – A adalah ......
2
3. Jika A = 
0 2
5  2 2 1  1 0
4. Jika P =   , Q  , dan P.Q =   , maka x – y adalah ....
  4
9 x x  y 0 1
 1  2 4 3  2
5. Jika A =   B= 2 1 maka ( A + B ) =
 3 4   
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.Matematika SMA Kelas XI Revisi 2017. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

https://muchad.com/penerapan-matriks-dalam-kriptografi-ilmu-pembacaan-sandi diakses tanggan


21/09/2020

https://www.youtube.com/watch?v=2mIQgRSsGyc diakses tgl 19/09/2020


PERTEMUAN 3
MODUL
Matematika

MATRIKS
Pokok Bahasan
Determinan dan Invers Matriks

KELAS XI
SEMESTER GANJIL

Oleh
Ade Maria Citra Dewi
SMK NEGERI 1 SAYAN
KOMPETENSI DASAR

3.4 Menganalisis sifat – sifat determinan dan invers matriks berordo 2x2 dan 3x3
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan dan invers matriks berordo 2x2 dan 3x3

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.4.1 Menyatakan determinan matriks


3.4.2 Menyatakan invers matriks
4.4.1 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan determinan matriks
4.4.2 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan invers matriks

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran model Discovery Learning peserta didik dapat:


1. Mengidentifikasi sifat – sifat determinan dan invers matriks berordo 2x2 dan 3x3
2. Menemukan penyelesaian dari permasalahan kontekstual melalui konsep determinan matriks berordo
2x2 dan 3x3
3. Menemukan penyelesaian dari permasalahan kontekstual melalui konsep invers matriks 2x2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Keberhasilan belajar tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan peserta didik dalam memahami dan mematuhi
langkah – langkah belajarnya. Adapun langkah – langkah penggunaan modul ini sebagai berikut:
1. Belajar dengan modul ini dilakukan secara mandiri atau kelompok, baik disekolah maupun luar sekolah.
2. Dalam modul ini semua materi dijelaskan secara rinci dan merupakan sumber belajar.
3. Baca dan pahami benar – benar tujuan yang tedapat dalam modul ini.
4. Perhatikan uraian materi yang terdapat dalam handout
5. Bila dalam mempelajari modul tersebut mengalami kesulitan , diskusikan dengan teman – teman yang lain.
Dan apabila belum terpecahkan sebaiknya tanyakan pada guru.
6. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya
atau bertanyalah kepada guru.
PENDAHULUAN
Biografi Seki Takakazu

Tahukah kamu siapa penemu konsep determinan? Seki Kowa


atau Seki Takakazu adalah seorang matematikawan dari
Jepang zaman Edo yang menciptakan sistem notasi baru
matematika yang digunakan dibanyak teorema dan teori.
Sumbangan terkenal dari Seki pada aljabar adalah
menemukan Determinan. Beliau hanya dapat menyelesaikan
matrik ordo 2x2 dan 3x3, dan gagal untuk ordo yang lebih
tinggi. Akan tetapi muridnya yaitu Laplace berhasil
menyelesaikan unsur untuk matriks ordo yang lebih tinggi
yang digunakan untuk mengeliminasi variabel pada sistem
persamaan. Seki meletakkan dasar bagi perkembangan
selanjutnya dari matematika Jepang yang dikenal sebagai
wasan.
Seki Kowa lahir pada bulan Maret 1642 di Edo atau Fujioka, Jepang. Dia lahir dari Klan Uchiyama, subjek
Ko-shu han, dan diadopsi ke dalam keluarga Seki, subjek dari Shogun. Sementara di Ko-shu han, dia terlibat
dalam sebuah proyek survei untuk menghasilkan peta yang dapat digunakan untuk tanah majikannya. Dia
menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam mempelajari kalender Cina abad ke-13 untuk memperbaiki
kekurangakuratan yang digunakan di Jepang pada waktu itu. Seki Kowa mempublikasikan konsep determinan
pertama kali di Jepang tahun 1683. Seki menulis buku Method of Solving the dissimulated problems yang
memuat metode matriks. Akan tetapi Seki Kowa belum menggunakan istilah determinan dalam memaparkan
konsep determinan ini. Walaupun Seki Kowa telah memperkenalkan bentuk determinan dan memberi metode
umum untuk menghitungnya. Seki Kowa menemukan determinan khusus untuk matriks ordo 2 x 2, 3 x 3 , 4 x
4, 5 x 5 saja.
Dikutip dari https://blogpenemu.blogspot.com/2014/09/seki-takakazu-seki-kowa-penemu.html

INFO

Penerapan Determinan dalam kehidupan


sehari - hari
https://www.youtube.com/watch?v=kLB0zl
T7Xf0
A. Determinan Matriks

Sebelum membahas determinan matriks lebih jauh. Mari kita cermati masalah berikut beserta alternatif
penyelesaiannya!

Masalah
Siti dan teman – temannya makan di kantin sekolah. Mereka memesan 3 ayam oenyet dan 2 gelas es
jeruk dikantin sekolahnya. Tak lama kemudian Beni dan teman – temannya datang memesan 5 porsi
ayam porsi ayam penyet dan 3 gelas es jeruk. Siti menantang Amir menentukan harga satu porsi ayam
penyet dan harga es jeruk pergelas, jika siti membayar Rp 70.000,- untuk semua pesanannya dan Beni
harus membayar Rp 115.000,- untuk semua pesanananya

Alternatif Penyelesaian

Petunjuk:
Ingat kembali materi sistem persamaan linear yang sudah kamu pelajari. Buatlah sistem persamaan
linier dari masalah tersebut, lalu selesaikan dengan matriks.

Misalkan:
𝑥 = harga ayam penyet per porsi
𝑦= harga es jeruk per gelas
Sistem persamaan linearnya:
3𝑥 + 2𝑦 = 70.000
5𝑥 + 3𝑦 = 115.000
Dalam bentuk matriks adalah sebagai berikut
3 2 𝑥 70.000
[ ][ ] = [ ]
5 3 𝑦 115.000

Mengingat kembali bentuk umum persamaan linear


𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1 𝑎 𝑏1 𝑐1
}→[ 1 ][ ]
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 𝑎2 𝑏2 𝑐2
Solusi persamaan tersebut adalah
𝑏 ∙𝑐 −𝑏 𝑐 𝑎 ∙𝑐 −𝑎 𝑐
𝑥 = 2 1 1 2 dan 𝑥 = 1 2 2 1 , 𝑎1 ∙ 𝑏2 ≠ 𝑎2 ∙ 𝑏1
𝑎1 ∙𝑏2 −𝑎2∙𝑏1 𝑎1 ∙𝑏2−𝑎2 ∙𝑏1

Ingat kembali bagaimanan menentukan himpunan penyelesaian SPLDV. Tentunya kamu mamapu
menunjukannya

𝑎 𝑏1
Dalam konsep matriks (𝑎1 ∙ 𝑏2 − 𝑎2 ∙ 𝑏1 ) disebut sebagai determinan matriks [ 1 ], dinotasikan
𝑎2 𝑏2
𝑎 𝑏1 𝑎 𝑏1
| 1 | atau det 𝐴, dengan matriks [ 1 ]=𝐴
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2
Oleh karena itu, nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan tersebut dapat dituliskan menjadi:
𝑐 𝑏1 𝑎 𝑐
| 1 | |𝑎1
𝑐2 𝑏2 2 𝑐2 | 𝑎1 𝑏1
𝑥= 𝑎 𝑏1 dan 𝑦 = 𝑎1 𝑏1 dengan [𝑎2 𝑏2
]≠0
| 1 | | |
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2
4 1
Dari permasalahan yang disajikan diatas jika diketahui matriks A = [ ] maka hasil kali antara 4 dan 3
2 3
dikurangi hasil kali 2 dan 1, yaitu 12 – 2 = 10 dinamakan determinan. Determinan sebuah matriks adalah
sebuah angka atau skalar yang diperoleh dari elemen–elemen matriks tersebut dengan operasi tertentu. Maka
Khusus untuk matriks ordo 2 × 2, nilai determinannya merupakan hasil kali elemen–elemen pada diagonal
utama dikurangi hasil kali elemen–elemen pada diagonal samping
a b] a b]
A=[ maka determian matriks A adalah : det A = |A| = [ ad − bc
c d c d

Sedangkan untuk menentukan determinan matriks A yang berordo 3 × 3 adalah :


Cara I (metode sarrus)
- - -
a11 a12 a13 a11 a12
det (A) = a 21 a 22 a 23 a 21 a 22
a31 a32 a33 a31 a32
+ + +
= (a11a22a33) + (a12a23a31) + (a13a21a32) – (a31a22a13) – (a32a23a11) – (a33a21a12)

Cara II (metode cramer)


a11 a12 a13
a a 23 a 21 a 23 a 21 a 22
det (A) = a 21 a 22 a 23 = a11 22 - a12 + a13
a32 a33 a31 a33 a31 a32
a31 a32 a33
= a11(a22a33-a32a23) – a12(a21a33-a31a23) + a13(a21a32-a31a22)
Contoh:
1. Tentukanlah determinan matriks berikut!

Pembahasan:

 1 2  1
 
2. Hitunglah Determinan matriks A =  0  2 3  !
 3 4 5 

Alternatif Penyelesaian

Metode Sarrus
- - -
1 2 1 1 2
det(A) = 0  2 3 0  2
3 4 5 3 4
+ + +
= [1.(-2).5] + [2.3.(-3)] + [(-1).0.4] – [(-3).(-2).(-1)] – [4.3.1] – [ 5.0.2]
= -10 – 18 + 0 + 6 – 12 – 0 = -34

Metode Carmer
1 2 1
2 3 0 3 0 2
det(A) = 0  2 3 = 1 -2 + (-1)
4 5 3 5 3 4
3 4 5
= 1(-10-12) – 2(0-(-9)) + (-1)(0-6)
= -22 -18 + 6 = -34
Jadi, determinan A adalah -34

Sifat - SIfat

1. Misalkan matriks A dan matriks B berordo 𝒎 × 𝒏 dengan 𝒎 ∈ 𝑵. Jika 𝒅𝒆𝒕 𝑨 = |𝑨|


maka 𝒅𝒆𝒕 𝑩 = |𝑩| maka |𝑨𝑩| = |𝑨||𝑩|
2. Misalkan matriks A dan matriks B berordo 𝒎 × 𝒏 dengan 𝒎 ∈ 𝑵. Jika 𝒅𝒆𝒕 𝑨 = |𝑨|
maka 𝒅𝒆𝒕 𝑩 = |𝑩| maka 𝒅𝒆𝒕 𝑨𝒕 = |𝑨𝒕 | maka |𝑨| = |𝑨𝒕 |
3. Misalkan matriks A dan matriks B berordo 𝒎 × 𝒏 dengan 𝒎 ∈ 𝑵. Jika 𝒅𝒆𝒕 𝑨 = |𝑨|
−𝟏
dan 𝒅𝒆𝒕 𝑨−𝟏 = ห𝑨−𝟏 ห maka ห𝑨−𝟏 ห =
|𝑨|

B. Invers Matriks

Pada teori dasar matriks, bahwa tidak ada operasi pembagian pada matriks tetapi yang ada adalah invers
matriks atau kebalikan matriks
𝑎 𝑐
Misalkan A matriks persegi berordo 2 × 2. 𝐴 = [ ] dan invers matriks A di notasikan 𝐴−1
𝑏 𝑑
−1 1 𝑑 −𝑏 𝑑 −𝑏]disebut
𝐴 = (𝑎𝑑−𝑏𝑐) [ ] dengan 𝑎𝑑 ≠ 𝑏𝑐 dan [ adjoin matrika A dan dinotasikan Adjoin A
−𝑐 𝑎 −𝑐 𝑎

Sifat – Sifat Invers Matriks

4. Misalkan matriks A berordo 𝒏 × 𝒏 dengan 𝒏 ∈ 𝑵 , 𝒅𝒆𝒕 𝑨 ≠ 𝟎. Jika 𝑨−𝟏 adalah invers


−𝟏
matriks 𝑨 maka (𝑨−𝟏 ) = 𝑨
5. Misalkan matriks A dan matriks B berordo 𝒏 × 𝒏 dengan 𝒏 ∈ 𝑵,𝒅𝒆𝒕 𝑨 ≠ 𝟎 dan
𝒅𝒆𝒕 𝑩 ≠ 𝟎 dengan. Jika 𝑨−𝟏 dan 𝑩−𝟏 adalah invers dari matriks A dan B, maka
−𝟏
(𝑨𝑩−𝟏 ) = 𝑨−𝟏 𝑩−𝟏

Contoh:
3 5
1. Diketahui A =   , tentukan A-1 !
1 2

Alternatif Penyelesaian
det(A) = ad – bc = 3.2 – 5.1 = 6 – 5 = 1

3 5 1  d  b
A =    A-1 =  
1 2 det( A)   c a 
Kesimpulan
1  2  5  2  5
  = 
1   1 3    1 3 
=
https://www.youtube.com/wat
ch?v=0Ipy1aKNZa8&t=351s
 2  5
Jadi, invers matriks A adalah  
 1 3 
EVALUASI
Petunjuk:
1. Kerjakanlah lembar evaluasi dengan baik dan jangan bekerjasama dengan peserta didik lain
2. Lembar evaluasi ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik
3. Evaluasi dikerjakan setelah semua materi ini selesai dibahas dan hasil pekerjaan di unggah melalui google
class room

Soal Uraian!
1. Tentukanlah determinan matriks berikut ini!
4 −6
a. [ ]
8 5
2𝑥 −2𝑥
b. [ ]
3 7

2 −3 5
c. [1 2 4]
3 2 3

4 3 −5
d. [0 2 4]
3 1 3
 2 5 5 4
2. Diketahui matriks P =   dan Q =   . Jika P–1 adalah invers matriks P dan Q–1 adalah invers
 1 3   1 1 
matriks Q, maka tentukan determinan matriks Q–1 P–1 !
3. Hitunglah !
2 3 4
5 6
a. b. 1 1 1
1 3
3 0 5

4. Tentukan invers matriks-matriks berikut !

 3 2 4 8  2 4
a.   b.   c.  
 10 7   3 6   4 7 
5. Tentukan matriks X ordo 2x2 sehingga A.X = B, jika :

2 1  5 7
A =   dan B =  
 3 4 11 3 
6. Tentukan matriks X ordo 2x2 sehingga X.A = B, jika :

2 1  5 7
A =   dan B =  
 3 4 11 3 
7. Tentukan himpunan penyelesaian dari system persamaan berikut dengan matriks !

2 x  3 y  1  1 x  13 y  9  0
a.  b.  2
 3x  y  5 x y20
8. Tentukan himpunan penyelesaian dari system persamaan berikut dengan matriks !

 2x  y  z  5  x yz 3
 
a.  x  2 y  3z  9 b. 2 x  y  z  5
 x  3y  z  0 x  2 y  z  7
 
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.Matematika SMA Kelas XI Revisi 2017. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

https://blogpenemu.blogspot.com/2014/09/seki-takakazu-seki-kowa-penemu.html diakses tgl 22/09/2020

https://www.youtube.com/watch?v=0Ipy1aKNZa8&t=351s diakses tgl 19/09/2020

Anda mungkin juga menyukai