Anda di halaman 1dari 3

MATA PELAJARAN : FISIKA TERAPAN

KELAS : 10 ATP
PENGAMPU : ADE MARIA CITRA DEWI, S.Pd
HARI/ TANGGAL : JUM’AT, 29 JANUARI 2021

BAB 1
SUHU DAN KALOR
B. KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi.
Satuan Notasi
Dalam SI : Joule (J) 𝑄
Dalam Sistem cgs : erg
Satuan lainnya: kalori (kal)
atau kilokalori (kkal)
1 joule = 0,24 kalori atau
1 kalori = 4,2 joule

KAPASITAS KALOR (𝑪)


Kapasitas kalor suatu zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 10 𝐶. Jika kapasitas
kalor zat disimbolkan dengan 𝐶, untuk menaikkan/ menurunkan suhu suatu zat sebesar ∆𝑇 diperlukan kalor
sebesar:
𝑄 = 𝐶∆𝑇

Keterangan:
𝑄 = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 ( 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑙)
𝐶 = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 ( 𝐽/0C atau 𝑘𝑎𝑙/0C)
∆𝑇 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 (0C)

KALOR JENIS (𝒄)


Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram zat untuk menaikkan suhu 10 𝐶. Jika
kalor jenis suatu zat 𝑐, untuk menaikkan atau menurunkan suatu zat bermassa m, sebesar ∆𝑇 0C, kalor yang
diperlukan atau dilepaskan sebesar:
𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇
Keterangan:
𝑄 = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 ( 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑙 )
𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 ( 𝑘𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑔)
𝑐 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 ( 𝐽/𝑘𝑔0C atau 𝑘𝑎𝑙/𝑔0C)
∆𝑇 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 (0C)

Kalor Jenis beberapa zat


Bahan 𝑐(𝐽/𝑘𝑔0 𝐶)
Tembaga 385
Besi/ Baja 450
Air 4.200
Es 2.100

CONTOH SOAL
1. Suatu zat mengalami kenaikan suhu sebesar 60 𝐶 setelah menyerap 20 J kalor. Tentukan kapasitas kalor zat
tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui :
∆𝑇 = 60 𝐶
𝑄 = 20 𝐽
Ditanya :
Kapasitas kalor (C)?
Penyelesaian :
𝑄 = 𝐶∆𝑇

20 = 𝐶 (6)
20
𝐶= = 3,3 𝐽/0 𝐶
6
Jadi, besarnya kapasitas kalor dari zat tersebut adalah 3,3 𝐽/0 𝐶
2. Jika 20 J kalor digunakan untuk menaikkan suhu 0,5 kg zat sebesar 100 𝐶. Hitunglah kalor jenis zat tersebut!
Diketahui :
∆𝑇 = 100 𝐶
𝑄 = 20 𝐽
m = 0,5 kg
Ditanya :
Kalor jenis zat tersebut (c)?
Penyelesaian :
𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇

20 = 0,5 × 𝑐 × 10
20
𝑐= = 4 𝐽/𝑘𝑔0 𝐶
5
Jadi, besarnya kalor jenis dari zat tersebut adalah 4 𝐽/𝑘𝑔0 𝐶

LATIHAN SOAL
1. Sepotong besi diberi kalor sebesar 400 J sehingga mengalami perubahan suhu dari 600 𝐶 menjadi 1000 𝐶.
Hitunglah kapasitas kalor besi tersebut!
2. Benda yang bermassa 0,5 kg suhunya mula – mula 400 𝐶. Setelah menyerap 100 J kalor naik menjadi
800 𝐶. Hitunglah kalor jenis benda tersebut!

PENGARUH KALOR TERHADAP ZAT


1. Perubahan Suhu Zat
Kalor adalah bentuk energi yang dapat diperoleh dari perubahan energi mekanik sehingga dapat
mempengaruhi bentuh atau temperatur suatu zat. Jika suatu zat diberikan kalor, dapat terjadi perubahan
pada zat tersebut, seperti pemuaian, perubahan wujud dan kenaikan suhu zat.
2. Pemuaian
Pemberian kalor pada suatu zat selain dapat menaikkan suhu zat, dapat juga mengubah wujud suatu zat
atau menyebabkan benda mengalami pemuaian. Umumnya, semua zat akam memuai jika mengalami
kenaikan suhu, kecuali beberapa zat yang mengalami penyusutan saat terjadi kenaikan suhu pada suatu
interval suhu tertentu. Kejadian penyusutan wujud zat saat benda mengalami kenaikan suhu disebut
anomali. Salah satu zat yang mengalami anomali adalah air. Pada umumnya, zat akan memuai menurut
gejala pemuaian sebagai berikut:
a. Pemuaian Panjang
Suatu batang sepanjang 𝑙0 dipanaskan sehingga panjangnya bertambah sebesar ∆𝑙. Jika perubahan
suhunya ∆𝑇 maka:
∆𝑙 = 𝑙0 𝛼∆𝑇

Dengan 𝛼 = koefisien muai panjang zat padat (𝐽 0 𝐶 )


Sehingga panjang batang suatu logam yang suhunya dinaikkan sebesar ∆𝑇 secara matematis dituliskan:
𝑙1 = 𝑙0 + ∆𝑙

𝑙1 = 𝑙0 (1 + 𝛼∆𝑇)
Keterangan:
𝑙1 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑚)
𝑙0 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑚)
∆𝑇 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 (0 𝐶)
Contoh pemuaian panjang:
1. Rel kereta api harus diberi celah diantara sambungan untuk memberi ruang dari pemuaian panjang
ketika rel terkena panas. Jika celah tidak cukup lebar, rel akan melengkung dan membahayakan laju
kereta api

b. Pemuaian Bidang (luas)


Suatu bidang luasnya mula – mula 𝐴0 = 𝑙0 × 𝑙0. Jika terjadi kenaikan suhu sebesart ∆𝑇 sehingga
bidang bertambah luas sebesar ∆𝐴, secara matematis dapat dituiskan:
∆𝐴 = 𝐴0 𝛽∆𝑇
Dengan 𝛽 = koefisien muai luas suatu padat (𝐽 0 𝐶 )
Untuk zat padat 𝛽 = 2𝛼.Sehingga luas bidang yang suhunya dinaikkan sebesar ∆𝑇akan menjadi:
𝐴𝑡 = 𝐴0 + ∆𝐴
𝐴𝑡 = 𝐴0 (𝐼 + 𝛽∆𝑇)
Keterangan:
𝐴𝑡 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑚 2 )
𝐴0 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎 ( 𝑚 2 )
∆𝑇 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 (0 𝐶)

c. Pemuaian Ruang (volume)


Pada pemaian volume, volume mula – mula suatu benda 𝑉0 , kemudian dipanaskan sehingga suhunya
naik sebesar ∆𝑇 dan volumenya bertambah ∆𝑉. Secara matematis, persamaanya dituliskan sebagai
berikut:
∆𝑉 = 𝑉0 𝛾∆𝑇
Dengan 𝛾 = koefisien muai ruang suatu zat (𝐽 0 𝐶 )
3
Untuk zat padat, 𝛾 = 3 = 2 𝛽
Persamaan volume akhirnya menjadi:
𝑉𝑡 = 𝑉0 + ∆𝑇
𝑉𝑡 = 𝑉0 (𝐼 + 𝛾∆𝑇)
Keterangan:
𝑉0 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑚 3 )
𝑉𝑡 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑚 3 )
∆𝑉 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚 3 )
𝛾 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑢𝑎𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Selain pemuaian volume zat padat, juga terdapat pemuaian pada zat cair dan gas.
1. Pemuaian volume zat cair
Sifat zat cair selalu mengikuti bentuk, wadah yang ditempati. Pada zat cair hanya terjadi pemuaian
voume saja. Jika volume mula – mula suatu zat cair 𝑉0 , kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga
suhunya naik sebesar ∆𝑇 dan voumenya bertambah besar ∆𝑉 dapat ditulis sebagai berikut:
∆𝑉 = 𝑉0 ∆𝑇

Sehingga volume akhirnya menjadi


𝑉𝑡 = 𝑉0 + ∆𝑉
𝑉𝑡 = 𝑉0 (1 + ∆𝑇)

Hal ini tidak berlaku bagi air pada suhu anomali (antara 00 𝐶 − 40 𝐶)

2. Pemuaian volume gas


Pemuaian volume gas dirumuskan sebagai berikut:
𝑉𝑡 = 𝑉0 (1 + ∆𝑇)
Pemuaian volume gas tidak hanya menggunakan persamaan tersebut, namun ada besaran – besaran
lain yang perlu diperhatikan seperti tekanan dan temperatur. Persamaan yang berlaku dalam
pemuaian gas dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.
Pada saat tekanan konstan, berlaku hukum Gay – Lussac:
𝑉1 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2

Pada saat temperatur konstan, berlaku hukum Boyle:


𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2

Pada saat volume konstan, berlaku hukum Charles:


𝑃1 𝑃2
=
𝑇1 𝑇2

Pada saat kondisi ideal berlaku hukum Boyle – Gay Lussac:


𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2

Keterangan:
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚 3 )
𝑇 = 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 (𝐾)
𝑃 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑁/𝑚2 atau atm atau Pa)

Anda mungkin juga menyukai