Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FADILA MAGHFIROTUL HASANAH

NIM : 12405193186

KLS : MBS 3E

UTS PENGANTAR BISNIS SYARIAH

Bakar uang Istilah ini, secara sederhana bisa didefinisikan sebagai sebuah
kegiatan untuk menghabiskan uang banyak untuk proses bisnis tertentu, seperti
akuisisi pasar dan marketing. Istilah ini lebih dikenal sebagai cara investor memberikan
dana untuk kebutuhan marketing suatu perusahaan, dengan tujuan mendapat
keterikatan dari konsumen. startup beranggapan dengan melakukan melakukan bakar
uang berharap uang mereka kembali dari dana yang sudah ditanam di awal. Bakar
uang juga tak hanya dilakukan startup. Hal ini pun juga dilakukan perusahaan lainnya,
yang tak berbasis teknologi. Hanya saja, perusahaan-perusahaan itu melakukannya
dengan cara konvensional, seperti mencetak brosur, membuat stan di mal, serta
melakukan berbagai promosi di bandar udara atau ruang publik lainnya. Hanya saja
dalam konteksnya, mereka sudah di-budget dari awal oleh perusahaan. Sedangkan
startup tidak ada budget-nya Karena semua dana didapat dari guyuran investor,” 

Di era revolusi digital 4.0, bakar uang menjadi hal yang biasa. Tren ini sangat
berbeda jika dibandingkan tahun 1990-an dan awal 2000. Saat itu, pelaku usaha
bergerak membuat situs web, kemudian mendapatkan keuntungan dari pemasang
iklan. Sementara saat ini, iklan sudah tak lagi menjadi primadona sebagai pendapatan
utama. Kini, startup menjual langsung melalui e-commerce. strategi bakar uang ini
takbisa dilakukan secara berkelanjutan alias hanya dalam jangka waktu tertentu.
Setelah bakar uang, perusahaan harus kembali fokus untuk bisa mendapatkan profit.
Manfaat berupa keuntungan dari bakar uang tak bisa dirasakan secara langsung.
Manfaat itu baru terasa dalam waktu 10 tahun yang akan datang. Bukan hanya di
Indonesia, hal itu terjadi pula di Amerika Serikat, China, dan Eropa.

Sebenarnya dengan melakukan sister bakar uang ini memiliki resiko yang
cukup riskan karena dengan terus elakukan bakar uang dapat meningkatkan angka
kegagalan dalam berbisnis bahkan Forbes pernah merilis angka kegagalan dalam
bisnis startup itu mencapai 90 persen. Dalam riset GORC,melanjutkan, gejala latah
bisnis digital ini hampir sama seperti yang terjadi pada 2000. Saat itu, banyak
perusahaan internet yang sempat mempunyai nilai triliunan berakhir gagal tanpa nilai
sama sekali. Fenomena ini dikenal dengan internet bubble. Pets.com bangkrut, diikuti
dengan Boo.com, Webvan, hingga semua saham perusahaan internet turun 75
persen.Strategi bakar uang akan terus dilakukan demi tetap eksis dalam persaingan
karena pasar hanya loyal terhadap harga dan promo serta diskon Itu akan selalu
menjadi lingkaran setan yang tidak ada habisnya jika sebuah startup baru berusaha
masuk dalam suatu pasar.

Ada dua hal yang membuat konsumen loyal pada perusahaan startup adalah
kenyamanan dan kepercayaan. Namun nyatanya Penggunaan strategi ini hingga
sekarang masih kontroversial, terkait dengan kemungkinan keuntungan yang tinggi,
namun disertai juga dengan resiko kehilangan budget yang sama besarnya. Era
distrubsi memang menghadirkan banyak strategi yang sebenarnya kontras dengan
sebelumnya, namun terbukti beberapa strartup sukses bakar-bakar uang yang
kemudian menjadi unicorn, dualcorn, dan seterusnya
Menurut saya jika disinggung dengan urusan bisnis syariah menurut saya
konsep bakar uang ini tidak bertetangan dengan adanya bisnis syariah, karena konsep
bakar uang ini adalah konsep untuk memberikan hadiah atau promo kepada konsumen
dengan tujuan promosi untuk meningkatkan minat konsumen pada perusahaan startup
dengan harapan dapat mencuri perhatian pasar atau awareness dan untuk
memunculkan loyalitas dalam pasar. jadi menurut saya jika diperlukan konsep ini tidak
apa-apa digunakan pada bisnis syariah.

Anda mungkin juga menyukai