Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

SKENARIO KEBUNTUAN TERAPEUTIK

Dosen Pengampu : Ns. Erti I. Dewi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J

oleh:
Kelompok 10
Fatiya Putri Nurul Q 192310101048
Sabella Rakasiwi 192310101120
Annisa Zahra M 192310101131
Lutfiyyah Rizqi N F 192310101133
D 2019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
SKENARIO KEBUNTUAN TERAPEUTIK

1. Kebuntuan Terapeutik: Resisten


Di siang hari, perawat Fiya sedang mengunjungi pasiennya yang bernama Ny. Ani yang
merupakan pasien post operasi.

Perawat : Selamat siang ibu, perkenalkan saya perawat Fiya yang bertugas pada siang hari
ini untuk merawat ibu

Pasien : iya selamat siang mbak

Perawat : sebelumnya ini dengan ibu siapa nggih Namanya kalau boleh tau?

Pasien : Dengan bu Ani mbak, Ani Sinarti

Perawat : Bu Ani, boleh minta tolong untuk disebutkan tanggal lahirnya bu?

Pasien : 8 Januari 1970 mbak

Perawat : baik terimakasih bu Ani. Jadi disini saya hanya akan memeriksa kondisi ibu Ani
setelah melakukan operasi 3 hari yang lalu bu, mungkin hanya melihat tensi, suhu, dan
menanyakan beberapa hal kepada ibu. Mungkin untuk estimasi waktu hanya sekitar 15 menit bu,
bagaimana, apa diperbolehkan?

Pasien : iya mbak silahkan (dengan nada tidak bersemangat)

Perawat : Gimana bu Ani setelah operasi kemaren? Apa masih ada yang kerasa sakit atau
ada keluhan lain bu?

Pasien : Sudah nggak ada mbak, sehat sehat aja sekarang saya dan bekas luka juga tidak
sakit lagi, kalo sudah sehat gini besok boleh pulang kan mbak?

Perawat : iya bu boleh, tapi harus dipastikan untuk sembuh total lebih dulu bu baiknya.
Saya periksa dulu nggih bu (perawat melakukan pemeriksaan ttv dan cek luka bekas operasi)

Pasien : sudah baikan kok mbak saya (pasien tetap beropini bahwa dia baik baik saja).
Saya besok boleh pulang kan mbak? Kasihan anak saya di rumah tidak ada yang ngurus
Perawat : iya bu, untuk saat ini tensi dan suhu tubuh ibu Ani memang cukup normal, tetapi
ini bekas luka jahit pasca operasi masih belum tertutup sempurna bu, jadi bu Ani bisa menunggu
beberapa hari lagi ya untuk bisa pulang ke rumah

Pasien : bisa nggak mbak ya kalau besok saja saya pulang, minggu depan anak saya
wisuda dan sekarang tidak ada yang mengurus anak saya. Saya sudah baik baik saja kok mbak,
tadi dibuat duduk juga sudah baik baik saja (pasien masih tetap teguh pada opininya bahwa dia
ingin segera pulang dan mengatakan kondisinya baik baik saja)

Perawat : mungkin seperti ini bu, saya beri gambaran sedikit nggih. Apabila bu Ani
menunggu beberapa hari lagi sampai luka bu Ani tertutup sempurna, kemungkinan terjadinya
komplikasi akan kecil bu dan bu Ani akan bisa beraktivitas lebih nyaman bu sehingga nanti bu
Ani bisa menghadiri wisuda anaknya dengan nyaman tanpa khawatir pada luka operasi ibu. Dan
apabila bu Ani memaksakan pulang dalam kondisi luka pasca operasi masih belum tertutup,
maka akan muncul kemungkinan ibu untuk terjadi infeksi pada luka ibu apabila tidak dirawat
dengan baik. Dan mungkin bisa dipikirkan kembali nantinya akan seperti apa jika kondisi bu ani
belum benar benar pulih

Pasien : iya juga sih mbak ya, setelah dipikir lagi kalau saya paksakan juga nanti kasian
anak saya kalau ternyata nanti malah ngeluh kesakitan. Mungkin benar saya harus menuggu
beberapa hari untuk menunggu kondisi saya benar benar baik. Iya sudah mbak saya akan tunggu
beberapa hari lagi dan beri kabar ke anak saya

Perawat : alhamdulillah kalau bu Ani berpikir seperti itu. Saya berdoa supaya bu Ani
segera sembuh total ya bu, agar bu Ani bisa segera bertemu anaknya dan menghadiri wisuda
anaknya.

Pasien : iya mbak terimakasih banyak ya mbak, aamiin

Perawat : iya bu. Ini tadi untuk tensi dan suhu bu Ani normal bu, hanya luka operasi saja
yang masih belum tertutup sempurna. Mungkin bu Ani punya keluhan?

Pasien : tidak ada mbak sepertinya

Perawat : baik bu kalau begitu alhamdulillah. Namun apabila bu Ani mengeluhkan sesuatu
mungkin bisa langsung menghubungi saya atau perawat yang lain ya bu. Bisa bu Ani menekan
tombol yang ada disebelah ranjang bu Ani. Nanti dari perawat yang bertugas akan segera
menemui bu Ani. Mungkin cukup bu dari saya, apa ada yang ingin diklarifikasi?

Pasien : tidak mbak

Perawat : baik. Mungkin sekitar pukul 4 sore nanti saya akan kembali lagi untuk
memberikan obat yang harus bu Ani minum demi kesehatan bu Ani. Cukup nggih bu,
terimakasih bu Ani sudah mau bekerja sama pada tindakan saya kali ini. Saya berharap bu Ani
segera pulih dan dapat pulang secepatnya. Terimakasih bu, saya pamit dulu Assalamualaikum

Pasien : aamiin, terimakasih kembali nggih mbak. Waalaikumsalam

2. Kebuntuan Terapeutik: Transferen

Transferen merupakan respon tidak sadar dari perasaan dan perilaku klien terhadap
perawat yang biasanya dihubungkan dengan figur seseorang di masa lalu. Ada dua macam reaksi
transferen, yaitu hostile transferen (bermusuhan) dan dependent rection transferen (tergantung).
Skenario
Ny. A merupakan salah satu klien di RS Sahabat dengan diagnosa maag akut. Beliau hanya mau
dirawat oleh perawat F dan tidak mau dirawat oleh yang lain terutama dengan perawat G. Setelah
dikaji, ternyata hal tersebut disebabkan oleh perawat F yang mirip dengan mendiang neneknya
dan perawat G mirip dengan wanita yang telah menyakiti hati neneknya puluhan tahun silam.
Perawat F : Assalamualaikum, selamat pagi Ibu.
Ny. A : Waalaikumsalam, selamat pagi Ners
Perawat F : Sebelumnya, perkenalkan saya perawat F yang bertugas pada pagi hari ini dan
akan memeriksa progress kesehatan Ibu. Mungkin sekitar 5-10 menit, apakah ibu bersedia?
Ny. A : Iya bersedia.
Perawat F : Baik Ibu, sebelumnya saya akan memeriksa idenitas Ibu nggih. Boleh
disebutkan namanya siapa, kemudian tempat dan tanggal lahir Ibu nggih.
Ny. A : Nyonya A, lahir di Jember tanggal 13 Mei 1985
Perawat F : Bagus sekali nggih bu. Apakah ibu nyaman dengan posisi ini, atau mau duduk
aja?
Ny. A : Seperti ini saja tidak apa apa ners
Perawat f : Baik jika seperti itu, saya izin untuk memeriksa TTV ibu nggih. Permisi
Ny. A : Iya ners silahkan, saya suka kalau ners F yang memeriksa saya.
Perawa F : Waduh, terima kasih bu, tapi semua perawat disini sama saja kok. Gimana nih
keadaan ibu, apa ibu sudah merasa lebih baik?
Ny. A : Sudah ners, tapi masih agak mual
Perawat F : Untuk makan dan obatnya sudah dikonsumsi dengan benar atau belum?
Ny. A : Sudah ners, biasanya saya dibantu anak saya untuk makan dan minum obat.
Perawat F : Alhamdulillah jika seperti itu. TTV ibu sudah kembali normal, dengan pola
makan dan konsumsi obat dengan teratur, ibu bisa sembuh dengan cepat.
Ny. A : Alhamdulillah, saya akan rajin makan dan minum obat jika ners F yang merawat
saya, bukan yang lain.
Perawat F : Kalau boleh tau, kenapa seperti itu nggih bu? Semua perawat disini sama saja,
memiliki kualitas yang luar biasa
Ny. A : Pokoknya saya tidak mau dengan yang lain, saya hanya mau dengan ners F. Jika
tidak, saya tidak akan makan dan konsumsi obat secara rutin.
Perawat F : Mohon maaf sebelumnya Ibu, bukannya saya tidak mau, tapi memang tidak bisa.
Karena sistem penjagaan disini adalah tiga shift, jadi saya hanya bisa memeriksa ibu ketika saya
sedang berjaga, kemudian akan dilanjutkan dengan perawat yang lain.
Ny. A : Saya maunya sama mbak aja, lainnya gamau. Soalnya, mbak ini memiliki wajah
dan suara yang sama persis dengan mendiang nenek saya. Saya sangat menyayangi dan
disayangi oleh nenek saya
Perawat F : Ibu, saya sangat mengapresiasi dan berterimakasih jika Ibu merasa saya mirip
dengan nenek Ibu yang sangat disayangi dan menyayangi Ibu. Tetapi ibu, seperti yang saya
jelaskan tadi, seluruh perawat di RS ini memiliki kualitas yang luar biasa. Semuanya memiliki
tujuan yang sama, yaitu melayani dan membantu Ibu untuk kembali sehat. Ibu bisa menganggap
seluruh perawat disini seperti nenek Ibu, karena kami semua disini sangat menyayangi Ibu.
Ny. A : Baik jika seperti itu, mohon maaf jika saya berlebihan. Terimakasih juga atas
pengertian yang mbak berikan
Perawat F : Nggih, bu, saya juga ucapkan terimakasih atas pengertian Ibu, saya sangat
bangga kepada Ibu. Apa ada hal lain yang ingin disampaikan bu?
Ny. A : Iya ada, mbak. Saya tidak suka dengan perawat G, jadi saya nggak mau nanti
dirawat sama dia. Kemarin saya diperiksa olehnya, saya sangat malas bahkan hanya untuk
melihat mukanya. Saya jadi malas untuk minum obat dan mengikuti segala anjurannya.
Perawat F : Mmm, kalau boleh saya tau, kenapa seperti itu nggih bu? Padahal kan, ners G
itu perawat yang sangat baik dan ramah loh
Ny. A : Karena dia memiliki wajah yang sanga mirip dengan orang yang pernah
menyakiti nenek saya. Saya sangat membenci orang tersebut.
Perawat F : Mohon maaf nggih bu, sebelumnya. Apakah nenek ibu dengan orang tersebut
masih belum berdamai, aau bagaimana?
Ny. A : Sudah, sudah berlalu belasan tahun lalu juga. Tapi saya belum bisa memafkan
orang itu mbak, jadi saya gasuka liat wajahnya perawat G itu.
Perawat F : Sebelumnya mohon maaf. Jadi gini, nenek Ibu kan sudah berdamai dengan
orang tersebut, kenapa Ibu sendiri tidak bisa memaafkan orang tersebut?
Ny. A : Saya juga nggak tau kenapa, pokoknya saya gasuka aja sama perawat itu. Saya
gamau kalau dirawat sama dia.
Perawat F : Seperti yang saya jelaskan tadi nggih bu, seluruh perawat disini sayang Ibu dan
memiliki tujuan yang sama yaitu membantu Ibu sehat lagi seperti itu. Walaupun perawat G
memiliki wajah yang sama dengan orang yang pernah menyakiti nenek Ibu, bukan berarti dia
juga akan menyakiti nenek Ibu atau Ibu sendiri, seperti itu. Mungkin ibu bisa mulai dengan
memaafkan orang tersebut kemudian ubah pandangan ibu terhadap perawat G.
Ny. A : Baik jika seperti itu mbak, mohon maaf ya. Mungkin nanti saya akan mencoba
untuk melakukan apa yang mbak sarankan.
Perawat F : Terimakasih bu, atas pengertiannya. Apa ada lagi yang ingin disampaikan? Apa
ibu merasa lebih lega?
Ny. A : Sudah cukup mbak, iya saya jadi lebih lega.
Perawat F : Baik bu jika seperti itu, pemeriksaan saya akhiri. Kurang dan lebihnya saya
mohon maaf nggih. Ibu harus tetap semangat, jaga pola makan, konsumsi oba dengan eratur.
Siapapun perawat yang merawat ibu, semuanya adalah perawat yang sangat menyayangi ibu dan
mengharapkan kesehatan ibu lekas kembali. Semoga lekas sembuh ya, Ibu. Nanti aka nada
perawa shift berikutnya yang memeriksa perkembangan kesehatan Ibu.
Ny. A : Iya mbak, terimakasih ya
Perawat F : Iya ibu, sama sama. Terimakasih kembali. Saya pamit undur diri, selamat pagi.
Ny. A : Pagi ners.

3. Kebuntuan Terapeutik: Countertransferen

Countertransferen merupakan respon tidak sadar dari perasaan dan perilaku perawat
dimana respon emosional ini disebabkan oleh kualitas atau kemampuan pasien. Ada dua macam
reaksi countertransferen, yaitu reaksi cinta atau perhatian yang berlebihan dan reaksi benci atau
memusuhi secara berlebihan.
Skenario
Klien A merupakan salah satu klien di RS Mekarjati karena kecelakaan dengan faktur di bagian
kaki. Setelah dikaji, ternyata klien A mirip dengan mantan kekasih perawat F yang telah
meninggal dunia. Sehingga perawat F tanpa sadar memberikan perhatian dan kasih sayang nya
Secara berlebihan ke Klien A
Perawat F : Assalamualaikum, selamat pagi Ibu.
Ny. A : Waalaikumsalam, selamat pagi Ners
Perawat F : Sebelumnya, perkenalkan saya perawat F yang bertugas pada pagi hari ini dan
akan memeriksa progress kesehatan Ibu. Mungkin sekitar 5-10 menit, apakah ibu bersedia?
Ny. A : Iya bersedia.
Perawat F : Baik Ibu, sebelumnya saya akan memeriksa idenitas Ibu nggih. Boleh
disebutkan namanya siapa, kemudian tempat dan tanggal lahir Ibu nggih.
Klien A : Klien A, lahir di Jember tanggal 13 Mei 1985
Perawat F : Bagus sekali nggih . Apakah mas A nyaman dengan posisi ini, atau mau duduk
aja?
Klien A : Seperti ini saja tidak apa apa ners
Perawat f : Baik jika seperti itu, saya izin untuk memeriksa TTV nggih. Permisi.
Sebelumnya apa nyerinya sudah hilang?
Ny. A : Sudah ners, tapi masih agak perih
Perawat F : Untuk hari ini apakah makan dan obatnya sudah dikonsumsi?
Ny. A : Belum ners
Perawat F : Apakah perlu dibantu untuk makan paginya?
Klien A. : Tidak perlu ners saya bisa menggunakan tangan saya sendiri
Perawat F : Baik apa yang diperlukan lagi, mungkin camilan atau makanan lainnya?
Klien A : Sebenarnya dari kemarin saya belum makan buah ners
Perawat F : kalau begitu saya siapkan buahnya nggih
Klien A. : Iya ners terimakasih
Perawat F : Ini buah nya sudah saya kupas tinggal dikonsumsi. Apa ada yang diinginkan lagi
seperti jus atau minuman?
Klien A : Kalau boleh saya mau jus mangga ners karena saya suka sekali dengan jus
mangga
Perawat F. : Boleh saya siapkan jus mangganya
Klien A. : Terimakasih ners
Perawat F. : Ini jus mangga nya. Apa ada yang diinginkan lagi?
Klien A. : Sudah ners
Perawat F. : Baik kalau ada yang ingin dibantu bisa hubungi saya, saya bersedia 24 jam
untuk kakaknya
Klien A : Baik ners

Setelah itu perawat F ditegur oleh temannya karena terlalu berlebihan dalam memberikan
perhatian pada satu lain yaitu klien a kemudian Perawat F disarankan untuk tidak memberikan
perhatian lebih dan mengatakan bahwa semua klien itu sama. Kemudahan perawat F sadar
bahwa klien A hanya klien yang membutuhkan asuhan keperawatan bukan mantan kekasih nya
yang telah meninggal. Setelah itu perawat F mengkonfirmasi dan memohon maaf pada klien A

4. Kebuntuan Terapeutik: Boundary Violation (Batas Peran)

Pasien Azzahra Zahida, usia 19 tahun memiliki keluhan dismenorea atau kram perut
bagian bawah akibat nyeri haid. Rencana keperawatan memberikan tindakan kompres hangat
pada bagian perut untuk memberikan efek nyaman pada perut. Perawat juga mengajarkan
tindakan ini pada pasien agar pasien dapat melakukan secara mandiri di rumah. Dalam tindakan
ini, alat yang diperlukan adalah buli-buli namun pasien tidak memilikinya di rumah. Perawat
menjadikan kesempatan ini untuk menjual buli-buli dan produk pembalut “kesehatan” demi
meraup keuntungan.

Perawat : Selamat pagi, Mbak. Perkenalkan saya Perawat Nisa yang bertugas pada shift pagi
hari ini dari jam 07.00 pagi sampai jam 02.00 siang. Sebelumnya, dengan mbak siapa
dan usianya berapa?
Pasien : Azzahra Zahida Ners. Panggil saja Zahra Ners. Umur saya 19 tahun, Ners.
Perawat : baik Mbak Zahra, bagaimana kondisi mbak sekarang?
Pasien : perut bagian bawah saya kram ketika haid Ners.
Perawat : sebelumnya, apakah Mbak Zahra sering mengalami nyeri perut saat haid?
Pasien : sering Ners.
Perawat : sejak kapan Mbak Zahra merasakan kram pada bagian perut?
Pasien : kram perut saya muncul saat menjelang haid dan awal haid, Ners.
Perawat : dari skala 1 sampai 10, pada angka berapa Mbak Zahra merasakan nyeri?
Pasien : pada angka 4 Ners.
Perawat : selain kram perut apakah adakah keluhan lain yang dirasakan?
Pasien : kadang- kadang saya suka pusing berkunang-berkunang dan merasa lemas Ners.
Perawat : kalau begitu saya akan mengecek konjungtiva dan tekanan darah Mbak Zahra
terlebih dahulu untuk melihat apakah Mbak Zahra terkena gejala anemia.
(melakukan pemeriksaan). Baik Mbak Zahra sudah selesai melakukan pemeriksaan,
disini saya lihat konjungtiva mbak terlihat masih berwarna merah dan tekanan darah
Mbak Zahra 120/ 70 mmHg ini agak rendah ya mbak tapi Mbak Zahra belum sampai
terkena gejala anemia.
Perawat : baik Mbak Zahra, disini saya akan melakukan tindakan pemberian kompres hangat
bagian perut bawah tujuannya agar perut Mbak Zahra merasa nyaman dan berkurang
rasa nyerinya. Nanti membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit, apakah Mbak Zahra
bersedia?
Pasien : Silakan, Ners.
Perawat : Baik saya izin menyiapkan alat-alatnya terlebih dahulu yaa mbak.
(Perawat menyiapkan alat)
(Perawat melakukan tindakan kompres hangat pada pasien menggunakan buli-
buli berisi air hangat)
Perawat : Bagaimana perasaan Mbak Zahra setelah dilakukan kompres hangat tadi?
Pasien : sudah merasa nyaman dan berkurang rasa nyerinya, Ners.
Perawat : Baik, sekarang coba mbak Mbak Zahra jelaskan kembali alat yang dibutuhkan
untuk kompres hangat tadi
Pasien : alat-alat yang digunakan adalah kirbat/buli-bul berisi air hangat dan kain pengalas.
Tapi di rumah saya tidak memiliki alat tersebut. Bagaimana Ners?
Perawat : Tenang Mbak Zahra, saya menawarkan alat buli-buli dengan kualitas bagus dan
harga terjangkau. Jadi anda tidak perlu repot-repot lagi dalam mengatasi nyeri haid
setiap kali mengalami.
Pasien : Wah kebetulan Ners
Perawat : Selain itu, sepertinya Mbak Zahra juga membutuhkan Produk Pembalut Kesehatan.
Ini saya tawarkan juga pada Mbak Zahra. Pembalut ini dirancang khusus oleh para
Ahli sehingga berbeda dengan pembalut pada umumnya. Produk ini memiliki banyak
khasiat untuk mengatasi masalah kewanitaan, salah satunya nyeri haid mbak.
Pasien : Boleh Ners, saya mau produk itu juga. Untuk harganya berapa ya Ners?
Perawat : Baik Mbak Zahra, untuk masalah harga dan pemesanan nanti saya hubungi Mbak
melalui whatsapp nggih. Kalau boleh tau nomor telepon pribadi Mbak Zahra berapa?
Pasien : 085768439476
Perawat : Baik terimakasih Mbak Zahra, nanti akan saya informasikan lebih lanjut terkait
produk tadi. Semoga lekas sembuh.
Pasien : Baik terima kasih kembali, Ners.

Anda mungkin juga menyukai