Ragam Hias Arsitektur Tradisional Bali
Ragam Hias Arsitektur Tradisional Bali
NAMA :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat di buatnya makalah ini adalah dapat di gunakan sebagai acuan dalam
merencanakan Arsitektur Tradisional Bali.
Pada laporan penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah Ragam Hias
Arsitektur Tradidional Bali.
BAB II
ISI
2.1 FLORA
Bentuknya yang mendekati keadaan sebenarnya ditampilkan sebagai
latar belakang hiasan-hiasan bidang dalam bentuk hiasan atau pahatan relief. Ceritera
- ceritera pewayangan,legenda dan kepercayaan, yang dituangkan ke dalam lukisan
atau pahatan relief umumnya dilengkapi dengan latar belakang berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang menunjang penampilannya.
Berbagai macam flora yang ditampilkan sebagai hiasan
dalam bentuk simbolis atau pendekatan bentuk-bentuk
t u m b u h - t u m b u h a n d i p o l a k a n d a l a m bentuk-bentuk pepatraan dengan
macam-macam ungkapan masing-masing.
Ragam hias yang dikenakan pada bagian-bagian bangunan atau
peralatan d a n p e r l e n g k a p a n b a n g u n a n d a r i j e n i s - j e n i s f l o r a
d i n a m a k a n s e s u a i j e n i s d a n keadaannya.
1. Keketusan
Mengambil sebagian terpenting dari suatu tumbuh-tumbuhan
yang dipolakan berulang dengan pengolahan untuk
m e m p e r i n d a h penonjolannya. Keketusan wangga melukiskan bunga-
bunga besar y a n g m e k a r d a r i j e n i s b e r d a u n l e b a r d e n g a n
lengkung-lengkung keindahan. Keketusan wangga umumnya
ditatahkan pada bidang - bidang luas atau peperadaan lukisan
c a t p e r a d a w a r n a e m a s p a d a lembar-lembar kain hiasan. Keketusan
bunga tuwung, hiasan berpola bunga terung dipolakan dalam bentuk
liku-liku segi banyak berulang a t a u b e r t u m p u k m e n y e r u p a i b e n t u k
bunga terung. Keketusan bun - bunan, hiasan berpola tumbuh-
t u m b u h a n j a l a r a t a u j a l a r b e r s u l u r , memperlihatkan jajar-jajar
jalaran dan sulur-sulur di sela-sela bunga - bunga dan dedaunan.
2. Kekarangan
Menampilkan suatu bentuk hiasan dengan suatu karangan atau r a n c a n g a n
y a n g b e r u s a h a m e n d e k a t i b e n t u k - b e n t u k f l o r a y a n g a d a dengan
penekanan pada bagian-bagian keindahan.
Karang simbar
S u a t u h i a s a n r a n c a n g a n y a n g m e n d e k a t i atau serupa
dengan tumbuh-tumbuhan lekar dengan daun terurai ke bawah yang
namanya simbar manjangan. Karang simbar dipakai untuk hiasan-
hiasan sudut bebaturan di bagian atas pada pasangan b a t u a t a u
t a t a h a n k e r t a s p a d a b a n g u n a n p a d a b a n g u n a n b a d e wadah,
bukur atau hiasan-hiasan sementara lainnya.
Pura Kediri
Karang suring
Suatu hiasan yang menyerupai serumpun perdu dalam bentuk
kubus yang difungsikan untuk sendi alas tiang tugeh yang dalam bentuk
lain dipakai bersayap garuda. Karangan suring yang diukir
dalam-dalam, memungkinkankan karena tiang tugeh bebas beban.
Bentuk-bentuk karangan yang lain mengambil bentuk-bentuk binatang atau
jenis fauna yang dikarang keindahannya.
3. Pepatraan
Mewujudkan gubahan-gubahan keindahan hiasan dalam patern-patern yang
disebut Patra atau Pepatraan. Pepatraan yang juga banyak didasarkan pada
bentuk-bentuk keindahan flora menamai pepatraan dengan jenis flora
yang diwujudkan Pepatraan yang memakai nama yang
memungkinkan kemungkinan negara asalnya ada pula yang
merupakan perwujudan jenis-jenis flora tertentu. Ragam hias
y a n g tergolong pepatraan merupakan pola yang berulang yang dapat
pula diwujudkan dalam pola berkembang. Masing-masing Patra
memiliki identitas yang kuat untuk penampilannya sehingga mudah
diketahui. Dalam penterapannya dapat bervariasi sesuai kreasi masing-
masing seniman Sangging yang merancang tanpa meninggalkan pakem-pakem
identitasnya.
Patra Wangga
Kembang mekar atau kuncup dengan daun – daun yang lebar
divariasi lengkung-lengkung keserasian yang harmonis. Batang -
batang bersulur di selas-sela bawah bunga dan daun-daun. Patra
Wangga juga tergolong kekerasan yang merupakan sebagian dari
suatu flora dengan penampilan bagian-bagian keindahannya
Pura Kediri
Patra Sari
Bentuknya menyerupai flora dari jenis
berbatang jalar melingkar-linggar balik
berulang. Penonjolan sari bunga merupakan
identitas pengenal sesuai namanya, Patra Sari. Daun - d a u n d a n
bunga-bunga dilukiskan dalam patern-patern yang
diperindah. Patra sari dapat digunakan pada bidang-bidang lebar
atas, daun umumnya untuk bidang-bidang sempit tidak
b a n y a k dapat divariasi karena lingkar-lingkar batang jalar, daun-daun sari
kelopak dan daun bunga merupakan pola-pola
t e t a p s e b a g a i identitas.
Pura Bukit Dharma
Patra Bun – Bunan
Dapat bervariasi dalam berbagi jenis flora yang
tergolong b u n - b u n a n ( t u m b u h - t u m b u h a n b e r b a t a n g
j a l a r ) . D i p o l a k a n berulang antara daun dan bunga di rangkai batang
jalar. Dapat pula divariasi dengan julur-julur dari batang jalar.
Patra Pid – Pid
Juga melukiskan flora dari jenis daun
b e r t u l a n g t e n g a h dengan daun-daun simetris yang dapat
bervariasi sesuai dengan jenis daun yang dilukiskan
penempatannya pada bidang-bidang sempit.
Patra Punggel
Mengambil bentuk dasar liking paku, sejenis flora dengan
lengkung-lengkung daun muda pohon paku. Bagian-bagiannya ada yang
disebut batu pohon kupil guling, util sebagai identitas Patra P u n g g e l .
Pola patern patra punggel merupakan pengulangal
dengan lengkung timbal balik atau searah pada gegodeg
h i a s a n sudut-sudut atap berguna. Dapat pula dengan pola
mengembang untuk bidang-bidang lebar atau bervariasi/ kombinasi dengan
patra lainnya.
Patra punggel merupakan patra yang paling banyak digunakan.
Selain bentuknya yang murni sebagai Patra Punggeh Utuh. Patra
punggel umumnya melengkapi segala jenis kekarangan (patra-
patra dari jenis fauna) sebagai hiasan bagian (lidah naga patra
punggel api-apian), ekor singa, dan hiasan-hiasan. Untuk patra tunggal
puncak atap yang disebut Bantala pada atap y a n g b u k a n
berpuncak satu. Untuk hiasan atap berpuncak satu
dipakai bentuk Murdha dengan motif-motif
K u s u m a T i r t a Amertha Murdha Bajra yang masing-
m a s i n g j u g a d i l e n g k a p i dengan patra punggel sebagai hiasan
bagian dari Karang Goak di sudut-sudut alas Murdha.
Pura Kediri
Patra Samblung
Pohon jalar dengan daun-daun lebar dipolakan dalam bentuk p a t e r n
yang disebut Patra Samblung. Ujung-ujung pohon jalar
melengkung dengan kelopak daun dan daun-daun dihias lengkung - lengkung
harmonis.
Serupa dengan Patra Samblung ada patra Olanda, Patra Cina, P a t r a
Bali masing-masing dengan nama kemungkinan Negara
asalnya. Ada pula patra Banci yang bervariasi dari gabungan patra yang
dirangkai dalam satu kesatuan serasi dengan mewujudkan identitas
baru.
Patra pae
Mengambil bentuk tumbuh-tumbuhan sejenis kapu-
k a p u yang dipolakan dalam bentuk berulang berjajar memanjang.
Pura Kediri
Patra Ganggong
Menyerupai bentuk tumbuh-tumbuhan ganggang air
y a n g dipolakan dalam bentuk berulang berjajar memanjang.
Pura Bukit Dharma
Patra Batu Timun
Bentuk dasar serupa biji mentimun yang dipolakan
dalam susunan diagonal berulang. Sela-sela
s u s u n a n d i h i a s d e n g a n bentuk-bentuk para mas-masan setengah
bidang.
Patra sulur
Melukiskan pohon jalar jenis beruas-ruas dengan daun-daun sulur
bercabang-cabang tersusun, berulang. Patra sulur dipolakan pula dalam bentuk
tiga jalur batang jalar teranyam berulang.
2.2 FAUNA
2.2.1 NAMA
Pura Kediri
K a r a n g Ta p e l
Serupa dengan Karang Boma dalam bentuk yang lebih kecil
hanya dengan bibir atas. Gigi datar taring runcing mata bulat d e n g a n
hidung kedepan, lidah terjulur yang diambil dari j e n i s -
jenis muka yang galak. Hiasan kepala dan
p i p i mengenakan Patra Punggel. Ke arah bawah kepala karang
simbar dari jenis flora yang disatukan.
Karang tapel ditempatkan sebagai hiasan
p e r a l i h a n b i d a n g d i b a g i a n tengah.
Karang Bentulu
Bentuknya serupa dengan Karang Tapel lebih kecil dan lebih
s e d e r h a n a . Te m p a t n y a d i b a g i a n t e n g a h a t a u b a g i a n p a d a
peralihan bidang di bidang tengah. Bentuknya abstrak bibir hanya
sebelah atas gigi datar taring runcing lidah terjulur. Hanya
bermata satu di tengah tanpa hidung. Hiasan kepala d a n p i p i
P a t r a P u n g g e l y a n g d i s a t u k a n m e r u p a k a n s u a t u bentuk
kesatuan Karang Bentulu.
2. Patung
U n t u k p a t u n g - p a t u n g h i a s a n p e r m a n e n
u m u m n y a mengambil bentuk-bentuk dewa-dewa
d a l a m i m a j i n a s i manifestasinya, manusia dari dunia pewayangan,
raksasa dalam ekspresi wajah dan sifatnya dan
b i n a t a n g d a l a m b e r b a g a i bentuknya. Benda-benda souvenir
dari kerajinan seni ukir ada pula yang mengambil bentuk-bentuk
binatang yang umumnya realis naturalis.
Patung-patung dari jenis-jenis fauna yang dijadikan hiasan a t a u
sebagai elemen bangunan umumnya merupakan patung -
patung expresionis yang dilengkapi dengan elemen-elemen
hiasan dari jenis-jenis pepateraan. P a t u n g - p a t u n g d a r i j e n i s r a k s a s a
u n t u k e l e m e n - e l e m e n hiasan yang seakan yang seakan berfungsi
untuk menertibkan. Patung-patung modern ada pula yang kembali ke bentuk-
bentuk p r i m i t i p u n t u k e l e m e n p e n g h i a s a t a u t a m a n
a t a u r u a n g . Penempatannya pada bangunan sebagai sendi alas
tiang tugeh yang menyangga konstruksi puncak atap. Sesungguhnya
tiang t u g e h b e b a s b e b a n s e h i n g g a m e m u n g k i n k a n u k i r a n
p a t u n g Garuda sebagai alas penyenggahnya. Untuk fungsinya sebagai
penyanggah tiang tugeh bahannya dari kayu yang diselesaikan
tanpa atua dengan pewarnaan. Sesuai dengan penempatannya
sebagai sendi tugeh umumnya merupakan Garuda tunggal yang besarnya
sekitar empat kali tebal tiang.
Patung Garuda yang difungsikan sebagai hiasan ruang
umumnya lengkap dengan pijakan Naga atau Kura-kura dan naga
serta awatara Wisnu sebagai pengendaraannya. Patung garuda
sebagai hiasan simbolis pada bangunan Padmasana ditempatkan pada bagian sisi
ulu batur sari dengan sikap tegak terbang. Di atas Patung garuda dilengkapi
dengan Patung Angsa, juga dalam posisi terbang melayang. Masing-masing
dengan filosofi yang mendukung perwujudan Padmasana. Patung Garuda Wisnu
juga d i w u j u d k a n u n t u k p r a t i m a y a n g d i s a k r a l k a n b e r f u n g s i
r i t u a l . Untuk benda-benda souvenir sebagai kerajinan seni ukur Patung
Garuda diwujudkan dalam berbagai variasi dan dimensi dari
sebesar biji catur sampai setinggi orang tanpa atau
d e n g a n pewarnaan.
Patung Singa
Wujudnya singa bersayap yang juga disebut Singa A m b a r a
R a j a . D a l a m k e a d a a n s e b e n a r n y a t i d a k b e r s a y a p . Patung
Singa bersayap untuk keagungan keadaan sebenarnya tidak bersayap.
Patung singa difungsikan juga untuk sendi alas tugeh seperti
patung Garuda. Bahannya dari kayu jenis k u a t , k e r a s d a n
a w e t . P a t u n g s i n g a d i g u n a k a n p u l a u n t u k sendi alas tiang
pada tiang-tiang struktur atau tiang-tiang jajar dengan bahan dari
batu padas keras, atau batu karang laut yang putih masif dan
keras. Patung singa bersayap juga d i b u a t sebagai
k e r a j i n a n s e n i u k u r u n t u k b e n d a - b e n d a souvenir dari
ukuran kecil untuk hiasan meja sampai ukuran besar untuk hiasan ruang.
Bahannya dari batu padas kelabu a t a u k a y u j e n i s
k e r a s y a n g a w e t , t a n p a a t a u d e n g a n
pewarnaan. P a t u n g - p a t u n g s i n g a b e r s a y a p a d a
p u l a y a n g disakralkan untuk Pratima sebagai simbol-simbol
pemujaan. Untuk petualangan sebagai tempat-tempat pembakaran mayat
dalam upacara ngaben selain patung lembu, patung
s i n g a juga dipakai dengan perwujudan dan hiasan sementara
yang i k u t t e r b a k a r b e r s a m a p e m b a k a r a n
m a y a t d i b a d a n Petualangan Patung Singan.
Patung Naga
Perwujudan Ular Naga dengan mahkota kebesaran
hiasan gelung kepala, bebadong leher anting-anting telingan
rambut terurai, rahang terbuka taring gigi runcing lidah api
bercabang. Patung Naga sikap tegak bertumpu pada dada, ekor
menjulang ke atas gelang dan permata di ujung ekor. Patung naga
sebagai penghias bangunan ditempatkan sebagai p e n g a p i t t a n g g a
m e n g h a d a p k e d e p a n l e k u k - l e k u k e k o r mengikuti
t i n g k a t - t i n g k a t t a n g g a k e a r a h a t a s . P e m a k a i a n patung
Naga. Dalam fungsinya sebagai hiasan dan stabilitas losofis, P a t u n g N a g a
y a n g m e m b e l i t B e d a w a n g k u r a - k u r a r a k s a s a ditempatkan
pada dasar Padmasana. Naga juga sebagai dasar Meru seperti tumpang 11
di Pura Kehen Bangli. Untuk bale wadah pada upacara Ngaben
bagi s a t r i a t i n g g i j u g a m e m a k a i B e d a w a n g N a g a s e b a g a i
d a s a r Bade wadah yang disebut Naga Badha. U n t u k f u n g s i
r i t u a l P a t u n g N a g a b e r s a y a p j u g a digunakan
u n t u k p r a t i m a s e b a g a i s i m b o l p e m u j a a n y a n g disakralkan.
Sebagai benda-benda souvenir kerajinan seni ukur juga membuat
patung-patung Naga dalam ukuran kecil atau besar yang
umumnya disatukan dengan patung Garuda a t a u G a r u d a W i s n u
y a n g b e r p i j a k p a d a b e l i t a n B e d a w a n g Naga.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah yang saya buat ini, ornament adalah bagian salah
satu bagian terpenting dari Arsitektur Tradisional Bali karena hamper di setiap
bangunan Arsitektur Tradisional Bali menggunakan ornament-ornamen t e r s e b u t
sebagai identitas dari arsitektur tradisional itu sendiri.
K a r e n a ornament juga menambah kesan estetis dari sebuah bangunan.