Anda di halaman 1dari 21

Prosiding Simposium Nasional

Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016


Dalam Rangka Dies Natalis ke-47 Fakultas Peternakan UGM

Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah


dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan

Hak Cipta Dilindungi Undang Undang


Copyright @2016
ISBN: 978-979-1215-28-2

Editor:
Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Sc., Ph.D.
Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc.
Rima Amalia Eka Widya, S.S.
Slamet Widodo, S.Pt.

Diterbitkan oleh:
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada
Bekerjasama dengan Indonesian Society for Sustainable Tropical Animal Production (ISSTAP)

Alamat Penerbit:
Fakultas Peternakan UGM
Jl. Fauna No. 3 Kampus UGM Bulaksumur Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 513363, Fax. (0274) 521578
Website: www.semnaster.fapet.ugm.ac.id
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Dalam rangka Dies Natalis Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada ke-47, Panitia
menyelenggarakan Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun
2016 dengan tema “Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal
Mendukung Agroekologi Berkelanjutan”. Tujuan Simposium ini adalah 1) menyediakan forum
diskusi, bertukar informasi dan pandangan mengenai hasil-hasil penelitian dan pengembangan
peternakan, 2) menyediakan forum diskusi mengenai plasma nutfah dan kearifan lokal dalam
produksi peternakan yang mendukung agroekologi berkelanjutan, 3) menyediakan forum untuk
bertukar informasi, ide, dan teknologi baru dalam pembangunan peternakan dan integrasi
produksi peternakan dan sistem agroekologi.
Harapan dari kegiatan Simposium ini adalah diperoleh informasi terbaru hasil-hasil
penelitian dan pengembangan peternakan terutama implementasi dan pengembangan
peternakan berbasis plasma nutfah dan kearifan lokal. Melalui pengembangan peternakan
tersebut diharapkan sektor peternakan mampu berkontribusi dalam mendukung ketahanan
pangan nasional. Pengembangan peternakan berbasis plasma nutfah telah banyak dilakukan para
akademisi dan peneliti dan potensinya masih harus dikembangkan. Kerjasama pemerintah,
akademisi, peneliti, peternak, dan semua stake holder akan mendukung semua upaya tersebut.
Dewasa ini pendekatan sistem secara menyeluruh dalam bidang pertanian dan peternakan
berdasarkan kearifan lokal, pertanian alternatif, dan penyediaan pangan yang dikenal sebagai
agroekologi sangat penting dalam usaha meningkatkan produktivitas.
Pada kesempatan ini Panitia mengucapkan terimakasih kepada para pembicara,
pemakalah, peserta, sponsor, dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya
Simposium ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebaik-baiknya.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 3 November 2016


Ketua Panitia Simposium

Andriyani Astuti, S.Pt., M.Sc., Ph.D.

iii
PENGANTAR EDITOR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Atas nama Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, saya gembira Bapak/Ibu
rekan sejawat telah berkenan hadir pada Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan
Peternakan Tropik Tahun 2016 yang diselenggarakan pada 3 November 2016 di Auditorium
drh. Soepardjo, Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta. Di bawah tema "Pengembangan
Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan", kami
berharap bahwa hasil-hasil penelitian yang terkait dengan pengembangan peternakan di
daerah tropik yang mengutamakan keunggulan plasma nutfah dan lokal akan diinformasikan di
antara peserta, dengan demikian kita akan dapat melakukan pendekatan terpadu dalam
mengembangkan peternakan di daerah tropis yang berkelanjutan. Saya percaya hal ini dapat
dicapai karena para banyak peneliti senior dan juga junior, termasuk rekan-rekan mahasiswa
S1 dan Pascasarjana, yang telah tergabung dan hadir dalam simposium nasional ini.
Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga untuk semua pihak yang telah berkontribusi bagi keberhasilan simposium nasional
ini. Ucapan terima kasih kami yang pertama kami sampaikan untuk semua peserta; terima
kasih atas kontribusi anda, waktu, dan upaya untuk berpartisipasi dalam semua sesi dalam
simposium ini. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada para reviewer dan editor
yang telah mendedikasikan keahlian dan waktu mereka yang berharga dalam meninjau dan
mengedit naskah-naskah yang masuk untuk dipublikasikan dalam prosiding seminar nasional
ini. Saya juga sangat menghargai kerja keras seluruh anggota dewan pengarah, panitia, dan
mahasiswa dari Fakultas Peternakan UGM dalam upaya membuat seminar ini mencapai
sukses besar.
Saya berharap semua peserta seminar nasional ini dapat memetik manfaat positif serta
menikmati jalannya seminar ini dari awal hingga selesai.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Editor

Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D.

iv
SAMBUTAN DEKAN

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh


Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati para nara sumber, para peserta simposium dan tamu undangan yang kami
muliakan. Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat Nya sehingga kita semua dapat hadir pada Simposium Nasional Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Tropik dalam rangka Dies Natalis ke-47 Fakultas Peternakan UGM.
Simposium ini sengaja diadakan untuk menyediakan forum akademik bagi para pemikir, peneliti,
dosen dan mahasiswa untuk bertukar gagasan dalam memajukan dunia peternakan di Indonesia
khususnya. Kata kunci peternakan tropik juga sengaja diambil sebagai tema penting mengingat peluang
sekaligus tantangan industri peternakan di kawasan tropik semakin berat. Pemanasan global,
peningkatan jumlah penduduk dan otomatis peningkatan permintaan akan pangan termasuk pangan
hasil ternak. Sementara produktivitas ternak tropik belum mampu mengimbangi permintaan yang
semakin meningkat. Banyak faktor yang turut menentukan produktivitas ternak tropik. Oleh karena
itulah pentingnya forum akademik ini diselenggarakan untuk menghimpun berbagai gagasan dan hasil-
hasil penelitian yang telah dilakukan para akademisi dan peneliti untuk selanjutnya dirumuskan
formula ideal pengembangan peternakan tropik.
Simposium dengan mengambil tema 'Pengembangan peternakan berbasis plasma nutfah dan
kearifan lokal mendukung agroteknolgi berkelanjutan' ini diharapkan akan menghasilkan rumusan
pengembangan plasma nutfah ternak tropik dan pola sinergitasnya dengan para stakeholders terkait,
untuk membantu menciptakan kecukupan pangan hasil ternak di masa yang akan datang. Indonesia
sebagai negara tropis kaya sumber daya genetik hewan tropik dan telah mengalami adaptabilitas yang
sangat baik bertahun-tahun bahkan berabad-abad lamanya. Sayang potensi tersebut semakin hari
semakin tersingkirkan akibat kemajuan pesat industrialisasi usaha ternak berbasis bibit impor yang
dipandang lebih produktif dan efisien dibanding ternak lokal. Beberapa breed ternak lokal asli
Indonesia terancam punah sedangkan perhatian akan upaya konservasi, penelitian pengembangan dan
komersialisasi pun sangat terbatas.
Besar harapan kita semua kepada para pihak terkait (pemerintah, akademisi, peneliti, pelaku
usaha, peternak) untuk mencurahkan waktu, tenaga, pikiran dan segala daya untuk konservasi dan
pengembangan plasma nutfah tropik secara bijak. Kehadiran para narasumber yang sudah tidak
diragukan lagi kompetensinya akan berbagi pengetahuan. Bagi Fakultas Peternakan UGM, setidaknya 5
hingga 10 tahun ke depan plasma nutfah ternak tropik akan mendapatkan perhatian serius dan
prioritas dalam penelitian dan pengembangannya. Oleh karena itu, simposium nasional penelitian dan
pengembangan ternak tropik akan diagendakan secara rutin setiap tahun.
Terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas partisipasi semua pihak khususnya para narasumber,
peserta, sponsor dan panitia atas jerih payah dan pengorbanannya demi plasma nutfah ternak tropik
kita sebagai sumber daya genetik yang tidak hanya dijaga eksistensinya akan tetapi dimanfaatkan
secara bijak untuk kesejahteraan umat manusia.
Atas nama pimpinan Fakultas Peternakan UGM dan segenap panitia mohon dengan segala
kerendahan hati dimaafkan jika ada kekurangan kekhilafan dalam penyelenggaraan simposium ini.
Selamat berdiskusi semoga menginspirasi dan memberikan manfaat bagi kemajuan peternakan tropik
di Indonesia dan bagi kemaslahatan bangsa dan negara.
Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, 3 November 2016


Dekan

Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA.

v
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………… iii

Pengantar Editor…………………………….………………………………………………………………………………… iv

Sambutan Dekan……………………….……………………………………………………………………………………… v

Daftar isi………………………………………………………………………………………………………………………….. vi

Makalah Utama

1. IMPLEMENTASI HASIL-HASIL PENELITIAN DAN KETERKAITANNYA DENGAN


PENGEMBANGAN PETERNAKAN DI INDONESIA
Bess Tiesnamurti, Eko Handiwirawan, dan Priyono………………………………………………..… 1

2. POTENSI GENOMIK TERNAK INDIGENOUS INDONESIA SEBAGAI PENYEDIA PANGAN HEWANI


UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Tety Hartatik…………………………………………………………..……………………………………………..... 13

Makalah Penunjang

A. Bioteknologi (Bio)

1. BIOSINTESIS DAN KARAKTERISASI NANO-ENKAPSULASI EKSTRAK BUAH MENGKUDU


(Morinda citrifolia) DENGAN KITOSAN-SODIUM TRIPOLIFOSFAT SEBAGAI KANDIDAT
ANTIOKSIDAN ALAMI (Bio-3-O)
Zainal Choiri, Ronny Martien, Nanung Danar Dono dan Zuprizal…………………….……..... 22

2. ANALISIS KUALITAS BIANG HASIL PRODUK FERMENTASI BERAS DENGAN Monascus


purpureus (Bio-22-O)
Ainu Rahmi dan Dewi Ratih Ayu Daning…………………………………………………………………... 29

3. PENGARUH PEMBERIAN ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT SEBAGAI INOKULAN TERHADAP


KETAHANAN AEROBISITAS FERMENTASI TOTAL CAMPURAN KONSENTRAT BERBASIS
AMPAS TAHU (Bio-56-O)
Zaenal Bachruddin, Santika Anggrahini, Ristianto Utomo, dan Lies Mira Yusiati……... 30

B. Nutrisi Ruminansia (NR)

4. KECERNAAN IN VITRO JERAMI JAGUNG YANG DISUPLEMENTASI JAHE (Zingiber officinale)


PADA LEVEL YANG BERBEDA (NR-2-O)
Cuk Tri Noviandi, Indri Aditya Saputri, Subur Priyono Sasmito Budhi, Ristianto Utomo, Ali Agus,
dan Andriyani Astuti…………….………………………………………………………………………………..... 31

vi
5. STUDI KERAGAMAN HIJAUAN PAKAN INDIGENOUS PADA EKOSISTEM TERTUTUP DI
PEGUNUNGAN KAPUR GOMBONG SELATAN - JAWA TENGAH (NR-15-O)
Doso Sarwanto, Sari Eko Tuswati, dan Pudji Widodo……………………………………………….. 36

6. PRODUCTIVITY AND QUALITY OF FORAGES IN GRASSLAND MERAPI POST-ERUPTION AREA,


SLEMAN, YOGYAKARTA, INDONESIA (NR-16-O)
Nafiatul Umami, Bambang Suhartanto, Bambang Suwignyo, Nilo Suseno, Sarah Adrian Fenila,
and Ruslina Fajarwati…………………………………………………………….……………………………...... .. 43

7. PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI XILANOLITIK PADA FERMENTASI LIMBAH PADAT


BATANG AREN (Arenga pinnata Merr.) TERHADAP KECERNAAN SECARA IN VITRO (NR-19-O)
Chusnul Hanim, Lies Mira Yusiati, dan Harwanto…………………………………………………...… 44

8. PERFORMA PRODUKSI TERNAK KAMBING SETELAH DIBERI VIRGIN COCONUT OIL SEBAGAI
SUBSTRAT PAKAN PENGHAMBAT METANOGENIK (NR-24-O)
Erwin H.B. Sondakh, M.R Waani, F.R Ratulangi, J.A.D. Kalele, dan S.C. Rimbing…….…. 51

9. EFEK SUPLEMENTASI PAKAN KONSENTRAT PADA PELEPAH SAWIT TERHADAP KINETIK


FERMENTASI DAN PRODUKSI BIOMASA MIKROBA RUMEN DIUKUR SECARA IN VITRO (NR-
25-O)
Saitul Fakhri dan Darlis…………………………………………………………………………………………..... 57

10. DEGRADASI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK SILASE OPF PADA RUMEN KERBAU
SECARA INVITRO (NR-37-O)
Yurleni, Saitul Fakhri dan Bayu Rosadi…………………………………………………………………….… 58

11. PENGARUH PENGGUNAAN ADITIF PADA KUALITAS SILASE HIJAUAN SORGHUM


VULGARE (NR-48-O)
Ristianto Utomo, Cuk Tri Noviandi, Andriyani Astuti, Nafiatul Umami, L.JM.C. Kale Lado, Aditya
Bayu Pratama, Nurul Azizah Jamiil, dan Nino Sugiyanto……….………………………………….. 63

12. KONSUMSI DAN KECERNAAN NUTRIEN PADA KAMBING KACANG YANG MENDAPAT PAKAN
TAMBAHAN SUMBER PROTEIN DI KELOMPOK WANITA SUMBER REJEKI, WONOLAGI,
GUNUNGKIDUL (NR-54-O)
Kustantinah, Edwin Indarto, Nanung Danar Dono, Zuprizal, dan Siti Zubaidah………... 70

13. GULMA: NILAI NUTRISI SEBAGAI PAKAN TERNAK PADA PERBEDAAN MUSIM (NR-60-O)
Suwignyo, B., B. A. Suparja, N. Umami, N. Suseno dan B. Suhartanto………………………. 71

14. EMBRIOGENESIS SOMATIK DAN REGENERASI RUMPUT BRACHIARIA DECUMBENS (NR-62-


O)
Nilo Suseno, Galih Pawening, Nofi Isnaini, Nafiatul Umami, Bambang Suwignyo, dan Bambang
Suhartanto……………………………………………………………………………………………………………..… 72

vii
15. BALANS NITROGEN PADA KAMBING BLIGON BETINA YANG MENDAPAT PAKAN DENGAN
TAMBAHAN VITAMIN E. (NR-63-O)
Lies Mira Yusiati, Ristianto Utomo, Chusnul Hanim, Zaenal Bachruddin dan Lian Gitari 77

16. POTENSI DAN PRODUKSI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI LAHAN PERTANIAN BANYUSOCO
PLAYEN GUNUNG KIDUL (NR-64-O)
Nafiatul Umami, Bambang Suhartanto, Ellentika Damayanti, Ristianto Utomo, Lies Mira
Yusiati, Kustantinah, Chusnul Hanim, Zaenal Bachruddin, dan Muhlisin………………......
. 82

17. POTENSI HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI BAWAH LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEI
ROKAN RIAU (NR-97-O)
Suwignyo, B, Baliarti, E, Suhartanto, B, Hamdani, M, Agus, Budisatria I.G.S., Panjono, Guntoro,
B, Trisakti, H, Bintara, S, Yuriadi, Atmoko, B. A , dan Galih, Y…………………………….…...... 94

18. KONDISI HIJAUAN PAKAN PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DI DORONCANGA


KECAMATAN PEKAT KABUPATEN DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NR-108-O)
Nining Ariani, Nafiatul Umami, dan Bambang Suhartanto………………………….………...... 101

C. Nutrisi Unggas (NU)

19. PEMANFAATAN TEPUNG DAUN SALAM (Eugenia polyantha Wight) DALAM PAKAN
TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING AYAM PEDAGING (NU-10-O)
Niati Ningsih, Irfan H. Djunaidi, dan Osfar Sjofjan…………………………………………………..... 107

20. POTENSI LIMBAH AMPAS SAGU SEBAGAI SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM BROILER DI
KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA (NU-26-O)
Deki Zulkarnain, Zuprizal, Wihandoyo dan Supadmo……………………………………………..... 115

21. PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) DALAM
RANSUM ITIK TEGAL PETELUR TERHADAP KECERNAAN NUTRIEN DAN ENERGI METABOLIS
RANSUM (NU-27-O)
U. Chabibah, I. Mangisah dan V. D. Yunianto………………………………………………………...... 123

22. FORMULASI NANOPARTIKEL EKSTRAK AIR SERAI DAN KAPULAGA (NU-34-O)


Tri Ujilestari, Ronny Martien, Bambang Ariyadi, Nanung Danar Dono, dan Zuprizal 129

23. EFEK EKSTRAK DAN JUICE DAUN GEDI (Abelmoschus manihot (L.) Medik) DALAM AIR
MINUM TERHADAP PERFORMA DAN PERSENTASE LEMAK ABDOMINAL AYAM PEDAGING
(NU-43-O)
Jet Saartje Mandey dan Cherly Joula Pontoh……………………………………………………………. 135

24. PENGARUH LEVEL PROBIOTIK DALAM AIR MINUM TERHADAP JUMLAH MIKROBIA USUS
DAN PROFIL ORGAN DALAM AYAM KAMPUNG SUPER (NU-68-O)
Evi Lisa Tri Widiarti…………………………………………………………………………………………………... 141

viii
25. PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) DALAM
RANSUM TERHADAP KONSUMSI PROTEIN, KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT TELUR ITIK
TEGAL (NU-102-O)
N. Rozikin, I. Mangisah dan B. Sukamto…………………………………………………………………... 142

26. PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) TERHADAP
ASUPAN PROTEIN DAN RASIO HETEROFIL-LIMFOSIT PADA ITIK TEGAL PETELUR (NU-106-O)
A. S. Wardi , N. Suthama dan I. Mangisah……………………………………………………………... 147

D. Pemuliaan dan Reproduksi Ternak (PRT)

27. PENGELOLAAN DAN KINERJA REPRODUKSI INDUK SAPI ACEH PADA PETERNAKAN RAKYAT
DI KABUPATEN ACEH UTARA (PRT-11-O)
I Gede Suparta Budisatria, Endang Baliarti, Tri Satya Mastuti Widi, Alek Ibrahim, dan Hendra
Koesmara……………………………………………………………………………………………………………….... . 152

28. PROGESTERONE HORMONE PROFILE AND REPRODUCTION EFICIENCY OF FRIESIAN


HOLSTEIN GRADE COWS (PRT-29-O)
Prihantoko, K. D, Kustono, and D. T. Widayati……………………………………………………........ 162

29. ASOSIASI GEN MC4R TERHADAP UKURAN-UKURAN TUBUH SAPI PERANAKAN ONGOLE
KEBUMEN PADA SAAT LAHIR DAN SAPIH (PRT-32-O)
Dyah Maharani, Sumadi, Tety Hartatik, Akhmad Fathoni dan Mukhamad Khusnudin 163

30. PEMERINGKATAN PEJANTAN DAN INDUK DOMBA EKOR GEMUK BERDASARKAN NILAI
PARAMETER GENETIK DI PT HRL INTERNASIONAL, PACET, MOJOKERTO, JAWA TIMUR (PRT-
35-O)
Sumadi, Nono Ngadiyono, Dwi Nur Happy Hariyono, dan Meyreni Cahyowati…………. 164

31. PERBEDAAN PROFIL BIOKIMIA DARAH PADA KAMBING GEMBRONG FASE ESTRUS DAN
DIESTRUS (PRT-39-O)
Sigit Bintara, Dyah Maharani, IGS Budisatria, Jafendi Sidadolog, Sumadi, Lies Mira Yusiati, I
Made Londra, dan Winda Az Zahra………………………….……………………………………………….. 169

32. OBSERVASI SIKLUS REPRODUKSI NAPU (Tragulus napu) DALAM RANGKA PENINGKATAN
POPULASI UNTUK TUJUAN KONSERVASI DAN DOMESTIKASI (PRT-40-O)
Darlis, A. Latief, Akmal, dan S. Fakhri…………..…………………………………………………………… 173

33. PROFILE OF BLOOD UREA NITROGEN AND PROGESTERONE HORMONE IN REPEAT


BREEDING OF FRIESIAN HOLSTEIN GRADE COWS (PRT-61-O)
Diah Tri Widayati, N. Maulida, K.D. Prihantoko, Kustono, dan Adiarto……………………… 177

34. PENERAPAN MODEL MATEMATIK NONLINEAR DALAM MEMPREDIKSI UMUR PUBERTAS


DAN LAJU PERTUMBUHAN SAAT PUBERTAS PADA SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE DAN
BRAHMAN (PRT-72-O)
Amir Husaini Karim Amrullah, Dyah Maharani, dan Diah Tri Widayati……………….….... 178

ix
35. PEMERINGKATAN PRODUKTIVITAS INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH BERDASARKAN
MUTU GENETIKNYA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN
MAKANAN TERNAK MALANG, JAWA TIMUR (PRT-90-O)
Sumadi, Nono Ngadiyono, dan Fathurrahman Hakim…..…………………………………………… 185

E. Produksi Ternak Perah (PTPe)

36. STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI SUSU NASIONAL MELALUI PENYEDIAAN SAPI PERAH
PENGGANTI BERKUALITAS (PTPe-4-O)
Anneke Anggraeni………………………………………………………………………………………………….… 193

37. KUALITAS SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN PADA KONDISI PEMELIHARAAN INTENSIF
(PTPe-13-O)
Anneke Anggraeni dan S.A. Asmarasari……………………………………………………………………. 203

38. EFEK FREKUENSI PEMERAHAN DENGAN AUTOMATIC MILKING SYSTEM TERHADAP BODY
CONDITION SCORE, SOMATIC CELL COUNT, DAN PENAMPILAN REPRODUKSI PADA SAPI
PERAH (PTPe-28-O)
Andriyani Astuti, Taketo Obitsu, Kohzo Taniguchi, dan Toshihisa Sugino…….…………....
. 210

39. PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIBERI PAKAN
TAMBAHAN UMBI SURINAME (Xanthosoma violaceum) (PTPE-51-O)
Rumtiah, Yustina Yuni Suranindyah dan Ristianto Utomo………………………………………... 211

40. RESPON KOEFISIEN TOLERANSI PANAS KAMBING PERAH SAANEN TERHADAP INDEKS SUHU
DAN KELEMBABAN LINGKUNGAN PADA MANAJEMEN PEMELIHARAAN DI BBPTU-HPT
BATURRADEN (PTPe-67-O)
Budi Prasetyo Widyobroto, Sulvia Dwi Astuti SW, Adiarto, Yuni Suranindyah, Tridjoko Wisnu
Murti, Bugi Rustamadji, dan Rahardian Cakra Riandika……..………………………………...... 215

F. Produksi Ternak Potong (PTPo)

41. PERFORMAN INDUK SAPI BALI SELAMA BUNTING YANG DIPELIHARA PETERNAK MITRA PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA V RIAU (PTPo-7-O)
Endang Baliarti, Rio Gustianto, Ali Agus, I Gede Suparta Budisatria, Bambang Suhartanto,
Yuriyadi, Panjono, Budi Guntoro, Sigit Bintara, Bambang Suwignyo, Trisakti Hariadi, Febri
Ariyanti, Bayu Andri Atmoko, dan Galih Tantyo Yuwono…………………………………………... 216

42. ESTIMASI OUTPUT SAPI ACEH DI KABUPATEN ACEH UTARA (PTPo-8-O)


Alek Ibrahim, I Gede Suparta Budisatria, Endang Baliarti, dan Tri Satya Mastuti Widi 222

43. DINAMIKA POPULASI SAPI ACEH DAN NON ACEH DI KABUPATEN ACEH UTARA (PTPo-9-O)
I Gede Suparta Budisatria, Endang Baliarti, Tri Satya Mastuti Widi dan Alek Ibrahim 236

x
44. KARAKTERISTIK EKSTERIOR DAN UKURAN TUBUH INDUK KAMBING BLIGON DI DESA
BANYUSOCO, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA (PTPo-38-O)
Latifah, Dwi Ahmad Priyadi, Dyah Maharani, Kustantinah, dan Tety Hartatik……....... 244

45. PERTUMBUHAN PASCA SAPIH KAMBING PERANAKAN ETAWA DITINJAU DARI PERBEDAAN
WARNA RAMBUT (PTPo-47-O)
Tri Satya Mastuti Widi, Endang Baliarti, Nono Ngadiono, I.G.S. Budisatria, Panjono, M.D.E.
Yulianto, dan F.R.G Putra……………………………………………………………………………………….… 249

46. REPRODUKSI SAPI MADURA DI KABUPATEN BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT (PTPo-77-


O)
Yuli Arif Tribudi dan Peni Wahyu Prihandini……………………………………………………………... 253

47. PERFORMA PRODUKSI KERBAU LUMPUR BETINA PADA KETINGGIAN DAN UMUR BERBEDA
DI KABUPATEN CIANJUR (PTPo-101-O)
Komariah, Koekoeh Santoso dan Rifqi Abdurrahman……………………………………………….. 260

G. Produksi Ternak Unggas (PTU)

48. PERTUMBUHAN SILANGAN AYAM LOKAL DENGAN RAS PEDAGING YANG RESPON
TERHADAP PAKAN KONVENSIONAL DEDAK PADI UMUR 0-10 MINGGU (PTU-44-O)
Sri Darwati, C Sumantri, H Nurcahya, R Afnan, dan S Prabowo………………………………... 265

49. DAMPAK TRANSPORTASI SIANG DAN MALAM HARI DI SULAWESI UTARA TERHADAP
RESPONS FISIOLOGIS AYAM BROILER (PTU-76-O)
Fredy Jotje Nangoy dan Linda M. S. Tangkau……………………………………………………………. 275

50. PENGARUH PENCAHAYAAN WARNA BIRU TERHADAP PERFORMAN PRODUKSI DAN


TINGKAH LAKU AYAM BROILER (PTU-99-O)
Sri Harimurti, Wihandoyo, Sri-Sudaryati, H. Sasongko, B. Ariyadi, M. Mauludin,
dan D.R. Asih………………………………………………………………………………………………………….... 281

H. Sosial Ekonomi Peternakan (SEP)

51. MIGRASI DAN POTENSI BISNIS PEDET DI JAWA BARAT (SEP-5-O)


Achmad Firman, Sauland Sinaga, Rangga Setiawan, dan Dwi Suharwanto…………......
. 288

52. PROFIL PENGGUNA, PREFERENSI INFORMASI DAN FAKTOR YANG BERPERAN PADA
PERILAKU MEMBACA LABEL PANGAN PRODUK OLAHAN PETERNAKAN (SEP-6-O)
Candra Pungki Wibowo, Suci Paramitasari Syahlani, dan Sudi Nurtini…………………...... 294

53. PROSES PEMBELAJARAN KELOMPOK TERNAK SAPI POTONG DALAM PEMBUATAN PUPUK
ORGANIK DI KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO (SEP-12-O)
Bekti Nur Utami dan Deha Purwoko……………………………………………………………………...... 302

xi
54. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA TERNAK SAPI POTONG INDUK ANAK DI KABUPATEN
GROBOGAN (SEP-14-O)
Titik ekowati, Edy Prasetyo, dan Migie Handayani……………………………………………......... 309

56. PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA


PETERNAK : STUDI KASUS PADA KELOMPOK PETERNAK AYAM NGUDI MULYO, GUNUNG
KIDUL (SEP-21-O)
R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, Bambang Ariyadi, Novita Kurniawati,
dan F. Trisakti Haryadi………………………………………………………………………………………........ 320

57. PERAN DAN SIKAP WANITA DALAM PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH UNTUK
PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA DI KABUPATEN SEMARANG (SEP-41-O)
Wiludjeng Roessali, Tutik Dalmiyatun, Wulan Sumekar, Dyah Mardiningsih, dan
Sriroso Satmoko…………………………………………………………………………………………………....... 321

58. TATARUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU SEBAGAI PENGHASIL DAGING DALAM


MENUNJANG SWASEMBADA DAGING DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN, SUMATERA
BARAT (SEP-42-O)
Arfai, Jhon Farlism dan Yuliaty Shafan Nur………..………………………………………………........ 322

59. PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAPI POTONG (LOKAL) DI PEDESAAN YANG BERKELANJUTAN


(SEP-46-O)
Sri Nastiti Jarmani…………………………………………………………………………………………..........… 332

60. ANALISIS TATALAKSANA PENANGANAN KESEHATAN DAN PEMASARAN USAHA SAPI


POTONG RAKYAT DI KABUPATEN BANGKALAN MENUJU SWASEMBADA DAGING DAN
KETAHANAN PANGAN NASIONAL (SEP-53-O)
Sri Hidanah, Koesnoto Supranianondo, dan Retno Sri Wahyuni……………………….......…. 340

61. ARUS KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI DI PETERNAKAN KAMBING KALIGESING,


PURWOREJO (SEP-55-O)
Budi Guntoro, F. Trisakti Haryadi, Endang Sulastri, Siti Andarwati, R. Ahmad Romadhoni Surya
Putra, dan Wahyudi…………………………………………………………………………………………......… 347

62. KAJIAN BIAYA PRODUKSI PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR SKALA- RUMAH TANGGA PADA
KELOMPOK PETERNAK AYAM PETELUR “SIDOMULYO” PAJANGAN BANTUL (SEP-70-O)
Sudi Nurtini, Rini Widiati, Suci Paramitasari Syahlani, Tri Anggraeni Kusumastuti, Mujtahidah
Anggriani Ummul Muzayanah, dan Tian Jihadhan Wankar…………………………………...... 351

63. PENERAPAN METODE KOMPETISI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PETERNAK


DALAM MEMILIH KAMBING PERAH (SEP-74-O)
Fransiskus Trisakti Haryadi, Yuni Suranindyah, Dyah Maharani, Diah Tri Widayati, Andriyani
Astuti, Suci Paramitasari Syahlani, Budi Prasetyo Widyobroto, Bastian Titus Ari Prayogo,
dan P Saepul ……………………………………………………………………………………………………......... 359

xii
64. ANALISIS PROFIL DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING
PERANAKAN ETAWAH DI YOGYAKARTA INDONESIA (SEP-75-O)
Tri Anggraeni Kusumastuti dan Sigit Bintara…………………………………………………………..... 364

I. Teknologi Hasil Ternak (THT)

65. KARAKTERISTIK KEJU MOZZARELLA DARI SUSU KERBAU PAMPANGAN SUMATERA


SELATAN YANG DIPERKAYA PROBIOTIK Lactobacillus plantarum SKP10 (THT-45-O)
Heni Rizqiati, Nurwantoro, dan Sri Mulyani……………………………………………………………... 370

66. KARAKTERISTIK FISIK EDIBLE FILM DARI GELATIN KULIT KAKI AYAM (THT-49-O)
Meity Sompie, Surtijono Siswosubroto, dan Wiesje Pontoh…………………………………....... 379

67. PENGARUH PROPORSI ABU VULKANIK DAN JENIS CACING TANAH TERHADAP KUALITAS
VERMIKOMPOS FESES SAPI POTONG (THT-50-O)
Nanung Agus Fitriyanto, Tita Hastari, dan Bambang Suwignyo, Bambang Suhartanto, dan
Ambar Pertiwiningrum………………………………………………………………………………………........ 384

68. EVALUASI ISOLAT Lactobacillus paracasei M104 ASAL SUSU KAMBING SEBAGAI STARTER
FERMENTASI SUSU DENGAN BERBAGAI LEVEL KOMBINASI MEDIUM (THT-52-O)
Endang Wahyuni, Nurliyani, Widodo, dan Indratiningsih……………………………………....... 399

69. PENGARUH LEVEL ANGKAK TERHADAP KOMPOSISI KIMIA DAN SIFAT FISIK SOSIS DAGING
AYAM BROILER (THT-100-O)
Edi Suryanto, Jamhari, Rusman, Setiyono, Rusman, Setiyono, Winny Swastike, Rio Olympias
Sujarwanta, dan Endy Triyannanto……………………………………………………………………........ 400

xiii
Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016
"Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

PENGARUH PENGGUNAAN ADITIF PADA KUALITAS SILASE HIJAUAN Sorghum vulgare


THE EFFECT OF ADDITIVES ON THE QUALITY OF Sorghum vulgare
Ristianto Utomo1*, Cuk Tri Noviandi1, Andriyani Astuti1, Nafiatul Umami1, L.J.M.C. Kale-
Lado2, Aditya Bayu Pratama1, Nurul Azizah Jamiil1, dan Nino Sugiyanto1
1
Fakultas Peternakan , Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2
Department of Animal Husbandry, Polytechnic State Agricultural, Kupang - NTT

INTISARI
Hijauan sorghum (Sorghum vulgare) sangat potensial sebagai sumber hijauan pakan
karena tahan kering dan mampu tumbuh kembali setelah dipotong. Pembuatan silase hijauan
sorghum telah dilakukan dengan empat perlakuan, yaitu tanpa pemberian aditif sebagai
kontrol (Ko), pemberian aditif dedak halus (DH), putak (Pu), dan gula air (GA), masing-masing
4 dan 8%, dengan 4 kali ulangan, sehingga merupakan rancangan acak lengkap pola searah.
Penilaian silase dilakukan setelah 28 hari pemeraman. Data yang diambil meliputi bahan
kering, bahan organik, kandungan NH3, dan pH silase. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan GA 8% sebagai aditif menghasilkan pH silase terendah (3,95; P<0,05) daripada 4%
GA (4,50), 8% Pu (4,62), 4% Pu (4,68), 4% Pu, 8% DH (4,70), 4% DH (4,72), dan tertinggi Ko
(4,94). Penggunaan 8% GA juga menghasilkan skor Fleigh tertinggi (86,0; P<0,05) daripada 4%
GA (64,7), 8% Pu (66,2), 4% Pu (58,5), 4% Pu, 8% DH (62,8), 4% DH (57,2), dan terendah pada
Ko (45,5). Disimpulkan bahwa penggunaan gula air sebanyak 8% menghasikan kualitas silase
terbaik.
Kata kunci: Silase Sorghum vulgare, Silase aditif, Dedak halus, Putak, Gula Air, pH, Skor Fleigh

ABSTRACT
Sorghum (Sorghum vulgare) is very potential plant as a forage source due to its drought
resistant and regrowth ability after being cut. By following a completely randomized design,
four treatments [without additives as control (Ko), added with rice bran (DH), putak (Pu), and
sugar water (GA), respectively 4 and 8%] have been applied into sorghum forage silages, which
each treatments has been done in 4 replications. Data were taken after silages were incubated
for 28 days. Data taken was included dry matter, organic matter, NH3 concentration, and pH of
the silage. The results showed added 8% GA into silage resulted in lower pH (3.95; P<0.05) than
the 4% GA (4.50), 8% Pu (4.62), 4% Pu (4.68), 4% Pu, 8% DH (4.70), 4% DH (4.72), and the
highest was the Ko (4.94). Adding 8% GA also resulted in the highest Fleigh score (86.0; P<0.05)
than those with 4% GA (64.7), 8% Pu (66.2), 4% Pu (58.5), 4% Pu, 8% DH (62.8), 4% DH (57.2)
additions, and lowest in the Ko (45.5). It was concluded that adding 8% sugar water in the
sorghum silage resulted in the best silage quality.
Keywords: Sorghum vulgare silage, Silage additives, Rice bran, Putak, sugar water, pH, Fleigh
score

* Korespondensi (corresponding author):


Telp. +62 816 681 614
E-mail: ristiantoutomo@ugm.ac.id

63
Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016
"Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Silase adalah hijauan segar yang


Pendahuluan
disimpan dalam kondisi kedap udara
Produktivitas ternak dipengaruhi oleh (anaerob) dalam suatu tempat khusus yang
kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan disebut silo (Utomo, 2015). McDonald
secara berkesinambungan (kontinyu), (1981), Cullison dan Lowrey (1987)
sehingga tidak hanya kualitas dan kuantitas mendefinisikan silase sebagai produk
saja yang harus diperhatikan tetapi olahan fermentasi terkontrol yang dibuat
diperlukan ketersediaan pakan sepanjang dari potongan hijauan segar atau hijauan
tahun. Agar ketersediaan pakan dapat yang berkadar air tinggi, yaitu sebesar 65 –
kontinyu sepanjang tahun, perlu dilakukan 75%. Terkontrol dalam hal ini meliputi
konservasi yakni pada saat berlebih kondisi anaerob, kadar air hijauan, substrat,
dilakukan pengawetan agar dapat mikrobia, dan komposisi kimia bahan pakan
digunakan saat kekurangan pakan. Moran yang dibuat silase (Utomo, 2015).
(1996) menyatakan konservasi hijauan Meeske (2005) menjelaskan bahwa
dapat berdampak besar pada keseluruhan prinsip pembuatan silase yaitu selain untuk
manajemen peternakan. Dalam menciptakan kondisi anaerobik juga untuk
memanfaatkan konservasi, peternak harus menghambat aktivitas mikroorganisme
dapat meminimalkan kerugian akibat yang tidak diinginkan, yaitu clostridia dan
konservasi, menghasilkan produk yang enterobakteria. Kondisi anaerob dapat
tetap berkulitas baik, meminimalkan biaya diciptakan dengan cara pemadatan dan
konservasi, dan mengefisiensikan penutupan silo yang baik serta menciptakan
penggunaannya untuk memaksimalkan suasana asam dalam silo. Fungsi terakhir ini
produksi. yang umumnya dimodifikasi dengan
Sorghum (Sorghum bicolor L.) menggunakan berbagai bahan aditif sumber
merupakan tanaman mudah beradaptasi karbohidrat seperti gula air, putak, dan
terhadap iklim terutama tahan terhadap dedak padi. Gula air, putak, dan dedak padi
kekeringan dan memiliki hasil panen yang mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai
tinggi, baik biji maupun hijauannya sehingga sumber karbohidrat mudah difermentasi.
cocok digunakan sebagai bahan pakan Gula air merupakan hasil pemasakan
dalam usaha peternakan. Sorghum terdiri nira lontar berbentuk cairan yang sangat
atas beberapa spesies, bahkan varietas yang kental dan lengket berwarna coklat
produksi pun berbeda-beda, produksi segar kehitaman. Komposisi zat-zat kimia yang
Sorghum cv. Ray dapat mencapai 95,9 terkandung dalam gula air hampir sama
ton/ha/tahun (Lugiyo, 2003). dengan molases. Manu (2007) melaporkan
Pada hijauan pakan yaitu pakan bahwa kandungan ekstrak tanpa nitrogen
berserat yang berkualitas tinggi saat (ETN) molases 85,7%, sedangkan ETN gula
dilakukan konservasi atau pengawetan air adalah 86,0%. Nulik et al. (1988)
diharapkan tidak terjadi atau sedikit terjadi menjelaskan bahwa putak adalah umbut
penurunan kualitas bahan pakan. Pada pohon gewang (Corypha gebanga) yang
pembuatan silase terkadang dibutuhkan merupakan jaringan berdaging dan dapat
bahan tambahan (aditif) dalam hal ini dimakan. Kandungan ETN putak 70,0%
karbohidrat mudah larut untuk (Lona, 2001 cit. Manu, 2007). Dedak padi
memperlancar proses silase, sehingga merupakan limbah proses pengolahan padi
diperoleh silase yang berkualitas baik. Silase menjadi beras. Kandungan ETN dedak halus
yang berkualitas baik antara lain ditandai 48,7% (Hartadi et al., 1980).
oleh rendahnya pH yang dicapai selama Penelitian ini bertujuan untuk
proses silase dan tidak terjadi penurunan mengetahui pengaruh pemberian aditif
kualitas yang berlebihan pada hijauan yang silase berupa dedak, putak, dan gula air
dibuat silase. pada pembuatan silase dari hijauan

64
Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016
"Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

sorghum terhadap kualitas silase yang pH. Penetapan pH pada cuplikan sampel
dihasilkan. yang diambil dari silase yang baru dipanen
dilakukan menggunakan pH meter digital
Materi dan Metode merk TOA DKK tipe HM 20J. Sampel diberi
Penelitian ini dilaksanakan di aquades dengan perbandingan 1:10 (Nahm,
Laboratorium Teknologi Makanan Ternak, 1992). Penetapan bahan kering dan
Departemen Nutrisi Makanan Ternak, komposisi kimia dilakukan menggunakan
Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah metode Wendee (Harris, 1970). Penetapan
Mada, Yogyakarta. Hijauan yang digunakan skor Fleigh dilkukan menggunakan rumus.
adalah hijauan sorghum (Sorghum bicolor L. Skor Fleigh (SF) dihitung berdasarkan
Moench) lokal Belu umur potong 70 hari formula Kilic (1986) sebagai berikut: SF =
yang diperoleh dari kebun Fakultas 220 + (2 × %BK – 15) – (40 × pH). Skor Fleigh
Peternakan UGM. Penanaman sorghum silage: 85 – 100 (sangat baik), 60 – 80 (baik),
dilakukan dengan menggunakan biji dengan 55 – 60 (agak baik), 25 – 40 (sedang), < 20
cara tugal pada jarak tanam 40 × 20 cm. (sangat buruk) (Santosa et al., 2009). Data
Tanaman sorgum dipupuk urea (45% N) yang diperoleh dilakukan analisis variansi,
dengan dosis 100 kg/ha dan pupuk SP 36 pada yang terdapat perbedaan nyata
(36% P2O5) dengan dosis 75 kg/ha. Bahan dilanjutkan uji Duncan’s multiple range test
aditif yang digunakan berupa dedak halus (Gomez dan Gomez, 2010). Analisis variansi
berasal dari Yogyakarta serta putak dan gula pada data yang diperoleh dilakukan dengan
air dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. bantuan personal komputer dengan
Bahan silo yang digunakan berupa kantong menggunakan software Statistical Program
plastik jenis polyethylene kapasitas 1 kg. for Social Science (SPSS) versi 20 for
Peralatan yang digunakan meliputi chopper, Windows (Santosa, 2012).
timbangan, dan pH meter.
Hasil dan Pembahasan
Perlakuan yang digunakan adalah
penambahan aditif yang terdiri atas Bahan baku dan aditif
karbohidrat mudah larut berupa dedak, Hasil penetapan komposisi kimia bahan
putak, dan gula air. Penelitian dilakukan baku (hijauan soghum), dan bahan
mengunakan rancangan acak lengkap pola tambahan yang digunakan sebagai silase
searah dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. adtitif (dedak, putak, dan gula air)
Adapun perlakuannya sebagai berikut : Ko = tercantum dalam Tabel 1.
sorghum tanpa aditif, DH4 = sorghum + 4% Hasil analisis proksimat menunjukkan
aditif dedak halus (DH) , DH8 = sorghum + bahwa dedak halus yang digunakan sebagai
8% aditif DH, Pu4 = sorghum + 4% aditif bahan aditif berkualitas rendah, serat
putak, Pu8 = sorghum + 8% aditif putak, kasarnya 31,2% (Tabel 1), sangat jauh dari
GA4 = Sorghum + 4% aditif gula air (GA), persyaratan sebagai bahan pakan
dan GA8 = sorghum + 8% aditif GA. Hijauan konsentrat sumber energi yang kandungan
sorghum dipotong-potong menggunakan serat kasarnya kurang dari 18%.
chopper, panjang 2 – 3 cm, dilayukan hingga Berdasarkan hasil analisis proksimat yang
kadar air mencapai sekitar 65%, dilakukan berarti dedak yang digunakan
ditambahkan aditif sesuai perlakuan, dan dapat dikatagorikan dedak kasar.
dicampur merata. Hijauan sorghum Keberadaan dedak halus di pasaran
dimasukkan dalam kantong plastik yang sekarang semakin sulit karena
berfungsi sebagai silo sambil ditekan-tekan perkembangan mesin pengupas padi untuk
sampai padat untuk mengeluarkan udara menghasilkan beras yang tidak lagi lewat
lalu diperam selama 28 hari. tahapan pecah kulit dulu untuk
Penetapan kualitas silase dilakukan memisahkan sekamnya. Hasil samping
secara fisik, kandungan bahan kering, dan penggilingan padi semacam ini di daerah

65
Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016
"Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Grati Pasuruan disebut grantek (Utomo, terendah (P < 0,05) dicapai pada silase yang
2012). mendapat perlakuan aditif gula air 8%
(3,95). Kualitas silase yang baik antara lain
Penampilan
ditunjukkan oleh pH yang rendah, di bawah
Penampilan silase hijauan sorghum
4,2 (Utomo, 2015). Penetapan kadar asam
yang tidak diberi aditif (kontrol) dan yang
laktat yang juga digunakan untuk
diberi aditif dedak halus, putak, dan gula air
penetapan kualitas silase, tetapi tidak
tercantum dalam Tabel 2, berdasarkan
dilakukan. Menurut Utomo (2015)
skoring yang terdapat dalam Tabel 3.
penetapan kualitas silase secara
Tabel 2 menunjukkan skor kualitas
laboratorium cukup dengan penetapan pH
silase sorghum yang diperoleh secara fisik
karena pH berkorelasi negatif dan sangat
berkisar antara 2,95 (sedang) sampai 3,39
nyata dengan kadar asam laktat yang
(baik). Penambahan dedak halus 4%
terbentuk, semakin rendah pH yang terukur
menurunkan kualitas silase sorgum menjadi
berarti semakin tinggi kadar asam laktatnya.
sedang (2,95), padahal silase yang tanpa
Skor Fleigh yang diperoleh antara 45
aditif (kontrol) berpredikat baik (3,39). Hal
(kualitas sedang) sampai 86,0 (kualitas
ini disebabkan karena dedak yang
baik). Seiring dengan kualitas silase
digunakan ternyata berkualitas rendah,
berdasarkan pHnya, penggunaan aditif gula
kandungan serat kasarnya 31,2% dan ETN-
air sebanyak 8% juga menghasilkan skor
nya 29,1% (Tabel 1).
Fleigh (86,0) tertinggi yang berarti
Derajat keasaman dan skor Fleigh berkualitas baik. Keadaan ini menunjukkan
Derajat keasaman (pH) dan skor fleigh bahwa silase dengan penambahan aditif
(SF) silase hijauan sorghum yang tidak diberi gula air sebanyak 8% menghasilkan silase
aditif (kontrol) dan yang diberi aditif yang terbaik (P<0,05) dibandingkan kontrol
tercantum dalam Tabel 4. maupun penambahan aditif dedak dan
Derajat keasaman tertinggi atau pH putak.
Tabel 1. Komposisi kimia bahan baku (hijauan soghum) dan bahan tambahan yang digunakan
sebagai silase aditif (% BK)
Variabel
Bahan pakan
BK PK SK EE ETN
Hijauan sorghum 27,4 8,13 34,4 5,69 40,3
Dedak halus 91,6 4,67 31,2 6,00 29,1
Putak 87,3 1,52 5,10 5,48 83,4
Gula air 82,5 ttd ttd ttd 98,3
Sumber: Hasil analisis di Lab. Teknologi Makanan Ternak, Fakultas Peternakan UGM.
Tabel 2. Penampilan silase hijauan sorghum yang tidak diberi aditif (kontrol) dan yang diberi
aditif dedak halus 4 dan 8%, putak 4 dan 8%, serta gula air 4 dan 8%
Variabel Rata-rata
Perlakuan
Warna Bau Tekstur Jamur Gumpal
Tanpa aditif (kontrol) 3,10 2,45 3,10 4,00 4,00 3,33
Dedak halus 4% 2,95 2,10 2,40 3,55 3,75 2,95
Dedak halus 8% 2,95 2,60 2,75 3,65 3,65 3,12
Putak 4% 2,95 2,30 2,25 3,70 3,75 2,99
Putak 8 % 3,10 2,70 2,70 4,00 4,00 3,30
Gula air 4% 2,80 2,60 2,70 3,75 4,00 3,17
Gula air 8% 3,10 3,15 2,70 4,00 4,00 3,39
Skor penilaian: 1 – 4. 1 = jelek (poor), 2 = sedang (fair), 3 = baik (good), dan 4 = sangat baik
(excellent).

66
Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016
"Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Komposisi kimia heterofermentatif. Menurut McDonald


Hasil penetapan komposisi kimia pada (1981) pada heterofermentatif selain
silase sorghum dilakukan setelah silase terbentuk asam laktat juga terbentuk
shorgum dikomposit sesuai perlakuannya alkohol. Selain itu diduga masih terjadi
tercantum dalam Tabel 5. respirasi karena menggunakan kantong
Melihat komposisi kimia yang plastik sebagai silo, yang diduga tidak dapat
diperoleh, setelah dilakukan analisis kedap udara 100%, dengan kata lain masih
proksimat menunjukkan terjadi penurunan sedikit porous. Pernyataan ini didukung oleh
kadar bahan kering hijauan sorghum dari pH yang terukur masih di atas 4,2 kecuali
27,7 menjadi sekitar 20%. Keadaan ini perlakuan gula air 8% (Tabel 4).
menunjukkan telah terjadi fermentasi yang Penambahan dedak sebagai aditif
Tabel 3. Skoring untuk pentapan kualitas fisik silase hijauan sorghum
Warna 1. Tanpa warna hijauan, coklat sampai hitam
2. Kuning kecoklatan
3. Hijau gelap, hijau kekuningan
4. Hijau alami, atau hijau seperti daun direbus
Bau 1. Bau busuk dan merangsang
2. Bau merangsang (amonia atau asam butirat)
3. Sedang, bau manis agak asam
4. Bau harum keasaman
Tekstur 1. Lembek, mengelupas, berlendir
2. Agak lembek, agak berlendir
3. Agak keras, tidak berlendir
4. Seperti hijauan segar, keras/tidak lembek, tidak berlendir
Jamur 1. Banyak (> 60%)
2. Sedang (30 – 60%)
3. Sedikit (10 – 30%)
4. Tidak ada jamur atau bebas dari jamur
Gumpal 1. Banyak atau menyeluruh
2. Sedang (30 – 60%)
3. Sedikit (10 – 30%)
4. Tidak ada gumpalan
Tabel 4. Derajat keasaman (pH) dan skor Fleigh (SF), silase hijauan sorghum yang tidak diberi
aditif (kontrol) dan yang diberi aditif dedak halus 4 dan 8%, putak 4 dan 8%, serta gula air 4
dan 8%
Perlakuan pH1) SF
a a
Tanpa aditif (kontrol) 4,94 ± 0,05 45,1 ± 1,96
a
Dedak halus 4% 4,72 ± 0,04 45,2 a ± 3,59
Dedak halus 8% 4,70 a ± 0,05 57,2 a ± 1,97
a
Putak 4% 4,68 ± 0,08 58,5 a ± 2,36
Putak 8 % 4,62a ± 0,08 66,2 a ± 3,47
Gula air 4% 4,50 a ± 0,19 64,7 a ± 7,58
b
Gula air 8% 3,95 ± 0,08 86,0b ± 3,25
ab
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05).
1)
Hasil penetapan di Lab. Teknologi Makanan Ternak Fakultas Peternakan UGM.

67
Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016
"Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Tabel 5. Komposisi kimia kandungan bahan kering (BK), protein kasar (PK), serat kasar (SK),
ekstrak eter (EE), dan ekstrak tanpa nitrogen (ETN) silase hijauan sorghum yang tidak diberi
aditif (kontrol) dan yang diberi aditif dedak halus 4 dan 8%, putak 4 dan 8%, serta gula air 4
dan 8%
Perlakuan BK PK SK EE ETN TDN1)
Tanpa aditif (kontrol) 18,7 5,43 38,8 4,29 39,2 52,0
Dedak halus 4% 20,3 5,38 37,8 3,72 37,3 47,6
Dedak halus 8% 22,7 4,90 39,1 3,99 36,5 48,2
Putak 4% 20,2 5,52 32,4 3,22 46,9 54,3
Putak 8 % 22,9 4,59 28,4 3,17 53,4 59,1
Gula air 4% 19,9 5,48 35,9 3,03 43,7 51,5
Gula air 8% 19,6 5,45 33,9 3,16 46,7 53,7
Sumber: Hasil analisis Lab. Teknologi Makanan Ternak Fak. Peteranakan UGM.
1)
Dihitung menggunakan rumus Harris (1970) cit. Utomo (2012), berdasarkan hasil analisis
proksimat
sebanyak 4 dan 8% menghasilkan total by the IFI. Utah Agricultural Experiment
digestible nutrients (TDN) terendah. Hal ini Station, Utah State University, Logan,
disebabkan penambahan dedak menaikkan Utah.
kandungan serat kasar dan menurunkan Lugiyo. 2003. Peluang pemanfaatan
kandungan ekstrak tanpa nitrogen (ETN). pascapanen hijauan limajenis sorghum
sebagai alternatif pakan ternak.
Kesimpulan Prosiding Temu Teknis Fungsional Non
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Peneliti. Balai Penelitian Ternak, P.O.
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa Box 221, Bogor 16002.
penggunaan aditif gula air sebanyak 8% Manu, A.E. 2007. Suplementasi Pakan Lokal
menghasilkan silase yang terbaik yang Urea Gula Air Multi Nutrien Blok Untuk
ditandai dengan pH 3,95 dan skor Fleigh Meningkatkan Kinerja Induk Bunting
85,98. Menyusui Serta Menekan Kematian
Anak Kambing Bligon Yang
Daftar Pustaka Digembalakan Di Sabana Timor.
Disertasi. Fakultas Peternakan.
Cullison, A.E. and R.S. Lowrey. 1999. Feeds Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
and Feeding. 4th ed. Prentice-Hall of McDonald, P. 1981. The Biochemistry of
India Pvt. Ltd, New Delhi. pp. 81-94. Silase. John Willey and Sons. New York.
Gomez, K.A. dan A.A. Gomez. 2010. pp: 20-179.
Prosedur Statistik Untuk Penelitian Meeske, R. 2005. Silage additives: do they
Pertanian Edisi Kedua. UI Press, Jakarta. make a difference. South African
pp: 1-240. Society for Animal Science: Popular-
Harris, L. E. 1970. Chemical and Biological scientific articles 6: 49-55.
Methods for Feeds Analysis. Center for Nahm, K.H. 1992. Practical Guide to Feed,
Tropical Agric. Feed Composition Forage and Water Analysis. 1st ed. Yoo
Project. Livestock Pavilion University of Han Publishing, Seoul. Korea. Pp: 1-155.
Florida, Gainesville Florida. Pp: 2101 - Nulik, J.P., Th. Fernandes, dan A. Bamualim.
2601. 1988. Pemanfaatan dan produksi putak
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, S. sebagai sumber energi makanan ternak
Lebdosukojo, A.D. Tillman, L.C. Kearl, sapi dan kambing. Laporan Penelitian.
and L.E. Harris. 1980. Tables of Feed Sub Balai Penelitian Ternak Lili, Kupang.
Composition for Indonesia. Published

68
Prosiding Simposium Nasional Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tropik Tahun 2016
"Pengembangan Peternakan Berbasis Plasma Nutfah dan Kearifan Lokal Mendukung Agroekologi Berkelanjutan"
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Santosa, B., B.Tj. Hariadi, H. Manik, dan H. Utomo, R. 2012. Bahan Pakan Berserat
Abubakar. 2009. Kualitas Rumput Untuk Sapi. Cetakan Pertama. PT. Citra
Unggul Tropika Hasil Ensilase dengan Aji Parama. Yogyakarta.
Bakteri Asam Laktat dan Ekstrak Utomo, R. 2015. Konservasi Hijauan Pakan
Rumput Terfermentasi. Jurnal Media dan Peningkatan Kualitas Bahan Pakan
Peternakan 32 (2): 137 - 144. Berserat Tinggi. Cetakan pertama.
Santosa, S. 2012. Panduan Lengkap SPSS Gadjah Mada University Press,
Versi 20. Elex Media Komputindo, Yogyakarta. Pp: 74 -123.
Jakarta. Pp:1-98.

69
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai