Anda di halaman 1dari 37

ISBN: 978-979-98109-5-3

KUMPULAN MAKALAH (PROCEEDING)


SEMINAR NASIONAL BIODIVERSITAS VI
SURABAYA, 3 SEPTEMBER 2016

BIODIVERSITAS UNTUK
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Keanekaragaman Hayati Indonesia
dan Perannya dalam Menunjang
Kemandirian Bangsa

Editor:
Dr. Alfiah Hayati
Dr. Dwi Winarni, M.Si
Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D
Dr. Nimatuzahroh
Dra. Thin Soedarti, CESA
Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, ST, DEA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Proceeding
Seminar Nasional Biodiversitas VI

Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Perannya


dalam Menunjang Kemandirian Bangsa

Surabaya, 3 September 2016

Editor:
Dr. Alfiah Hayati
Dr. Dwi Winarni, M.Si
Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D
Dr. Nimatuzahroh
Dra. Thin Soedarti, CESA
Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, ST, DEA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA Surabaya

i
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL BIODIVERSITAS VI
Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Perannya dalam
Menunjang Kemandirian Bangsa

ISBN: 978-979-98109-5-3

Editor:
Dr. Alfiah Hayati
Dr. Dwi Winarni, M.Si
Prof. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D
Dr. Nimatuzahroh
Dra. Thin Soedarti, CESA
Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, ST, DEA

Tim Penyusun
Dr. Alfiah Hayati Binti Maratus Solikha
Dr. Fatimah, M.Kes. Antien Rekyan Seta
Dr. Dwi Winarni, M.Si. Moh. Maulana Abdi Zen
Imam Dary Supriyadi Putra

Desain Sampul
Yusuf Bilfaqih, ST., MT.

Diterbitkan oleh :
Departemen Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur, INDONESIA
Telp & fax : (031) 5926804
Email : biologi@fst.unair.ac.id
Website : biologi.fst.unair.ac.id

Cetakan pertama, Desember 2016

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak baik sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa ijin
tertulis dari Penerbit.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Taala, Tuhan


Semesta Alam atas karunia dan ridhoNya sehingga Proceeding Seminar
Nasional Biodiversitas VIKeanekaragaman Hayati Indonesia dan Perannya
dalam Menunjang Kemandirian Bangsa dapat diselesaikan dengan baik.
Proceeding ini merupakan rangkaian kegiatan Seminar Nasional
Biodiversitas ke VI yang diselenggarakan pada tanggal 3 September 2016 di
Departemen Biologi Universitas Airlangga. Proceeding ini memaparkan tentang
hasil penelitian yang telah diseminarkan dan disusun berdasarkan bidang
keahlian meliputi Botani, Ekologi, Mikrobiologi, dan Zoologi

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Kontributor artikel


(peserta seminar) dan Panitia Seminar, para Sponsorship, dan Pimpinan, serta
pihak-pihak lain yang belum kami sebut atas terselenggaranya seminar ini serta
terwujudnya proceeding ini. Semoga Allah SWT meridhai semua langkah dan
perjuangan kita, serta berkenan mencatatnya sebagai amal ibadah.Amin.

Surabaya, 3 September 2016

Panitia Seminar Nasional Biodiversitas VI

iii
SAMBUTAN KETUA PANITIA
SEMINAR NASIONAL BIODIVERSITAS VI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Taala Tuhan


Semesta Alam, atas semua karunia yang diberikan kepada kita semua sehingga di hari
yang berbahagia ini kita dapat berkumpul dalam forum Seminar Nasional Biodiversitas
VI, yang diselenggarakan oleh Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya
kami sampaikan kepada yang saya hormati Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga beserta Para Wakil Dekan, Ketua Departemen Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Pembicara Utama, yang saya hormati Prof.
Ir. Triwibowo Yuwono, Ph.D. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Tini
Surtiningsih, DEA., Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, dan Dr. Teguh
Triono, Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Indonesia. Terimakasih atas
kehadiran dan dukungannya dalam kegiatan seminar kali ini.Terimakasih yang tak
terhingga kami sampaikan kepada para pemakalah dan peserta seminar atas
partisipasinya yang sangat membanggakan.

Seminar Nasional Biodiversitas VI ini merupakan sarana bagi peneliti untuk


memaparkan berbagai kajian ilmiah yang terkait dengan keanekaragaman hayati
Indonesia dan perannya dalam menunjang kemandirian bangsa. Panitia telah
menghimpun 210 makalah dari para akademisi, peneliti, dan mahasiswa yang disajikan
melalui presentasi oral dan poster. Makalah-makalah tersebut dikelompokkan menjadi
empat bidang yaitu Botani, Ekologi, Mikrobiologi dan Zoologi. Peserta seminar berasal
dari 53 instansi dari 19 provinsi yang tersebar di Indonesia. Propinsi Sumatera Utara
(Universitas Sumatera Utara), Sumatera Barat (Universitas Andalas), Jambi (Universitas
Batanghari), Jawa Barat (Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Bandung, Puslitbio
LIPI, Puslit Limnologi LIPI, Pulit Bioteknologi LIPI, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun
Raya Bogor, Institut Pertanian Bogor, Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Cibodas, Balai Penelitian Teknologi Agroforestry), DI Yogyakarta (Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi
dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Universitas gadjah Mada) Jawa Tengah (Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto, Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret,

vi
BPTP), Jawa Timur (IAIN tulung Agung, IKIP PGRI Madiun, Universitas PGRI
Ronggolawe Tuban, Universitas Islam Lamongan, Universitas Negeri Malang,
Universitas Brawijaya, Balitjestro, Universitas Muhammadiyah Malang, UPT BKT Kebun
Raya Purwodadi, Universitas Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Universitas Airlangga, Universitas Surabaya, Universitas PGRI Adi Buana, Universitas
Tujuh Belas Agustus, Universitas Wijaya Kusuma, UPN Veteran, Universitas Negeri
Jember), Bali (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian), NTT (Universitas Muhammadiyah Kupang, Balai
Taman Nasional Kelimutu), NTB (Universitas Mataram), Kalimantan Tengah (Universitas
Palangka Raya), Kalimantan Selatan (Universitas Universitas lambung Mangkurat),
Sulawesi Utara (Balitbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado), Sulawesi
Selatan (Universitas Hasanudin), Sulawesi Tenggara (Universitas Halu Oleo), Maluku
(Universitas Pattimura), Maluku Utara (Universitas Khairun Ternate), Papua (Universitas
Sains dan Teknologi Jayapura), Papua Barat (Universitas Negeri Papua, Balitbang
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manokwari, Balai Penelitian Kehutanan Manokwari).
Panitia menyampaikan penghargaan atas karya ilmiah yang akan disajikan oleh
pemakalah dalam forum ini.

Terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada


Panitia Seminar Nasional Biodiversitas VI yang bekerja sama dengan sangat baik dan
dengan senang hati menyumbangkan pikiran, waktu, dan tenaga untuk terlaksananya
kegiatan ini. Akhirnya, saya mewakili panitia penyelenggara memohon maaf apabila
dalam pelaksanaan seminar kali ini terdapat kekurangan. Semoga forum ini bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemanfaatan biodiversitas Indonesia.
Kepada peserta saya ucapkan selamat melaksanakan seminar, semoga ilmu kita
semakin bertambah dan bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ketua Panitia

Dr. Fatimah, M.Kes.

vii
SAMBUTAN KETUA DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Para peserta seminar yang saya hormati, pertama-tama marilah kita panjatkan
puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi limpahan berbagai
kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga kita dapat berkumpul di forum ini. Karena
kita diberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kita dapat
menyelenggarakan seminar ini. Selamat datang para peserta Seminar Nasional
Biodiversitas VI di kampus Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.

Selanjutnya perkenankan saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima


kasih kepada Ketua Panitia beserta seluruh jajaran kepanitiaan Seminar Nasional
Biodiversitas VI yang telah mempersiapkan terselenggaranya Seminar Nasional ini.
Secara khusus perkenankan saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk. Prof. Ir.
Triwibowo Yuwono, Ph.D Dosen Fakultas Pertanian UGM, Teguh Triono, Ph.D Direktur
Program PPB Yayasan Kehati Indonesia, dan Prof. Dr. Ir. Tini Surtiningsih, DEA Dosen
Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga yang telah
berkenan menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional Biodiversitas VI ini.

Seminar Nasional Biodiversitas VI dengan tema Keanekaragaman Hayati


Indonesia dan Perannya dalam Menunjang Kemandirian Bangsa tentu saja akan
bermanfaat untuk memberikan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan
bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Negara Indonesia tercinta ini, menduduki
posisi keanekaragaman alam hayati di dunia tingkat pertama untuk tumbuh-tumbuhan
palmae dan untuk jenis burung paruh bengkok, tingkat kedua untuk mamalia, dan
tingkat ketiga untuk ikan tawar, tingkat keempat untuk reptil dan primata serta tingkat
kelima untuk burung. Akan tetapi kita belum memiliki kemampuan sains dan teknologi
untuk mengembangkannya menjadi kekuatan penggerak utama pembangunan.
Kemampuan sains dan teknologi berada di negara maju yang umumnya hanya bersedia
mengembangkannya di negara kita dan negara berkembang lainnya dengan prinsip
hak-cipta. Ini berarti negara kita harus membeli sains dan teknologi negara maju agar
dapat memanfaatkan kekayaan hayatinya sendiri.

viii
Harapan saya dengan seminar ini paling tidak dapat sedikit demi sedikit
memberikan pemahaman bagi kita, pejabat pemerintah, pengusaha, para wakil rakyat,
maupun masyarakat awam untuk mengetahui apa itu kekayaan alam hayati, mengapa
keanekaragamannya penting, apa kedudukan Indonesia dalam perangkat dunia dalam
keunggulan keanekaragaman hayati, dan manfaatnya bagi Negara kita di masa depan.

Akhirnya saya mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam Seminar


Nasional Biodiversitas VI yang diselenggarakan oleh Departemen Biologi Fakultas Sains
dan Teknologi Unair ini dengan harapan semoga memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Surabaya, 3 September 2016


Ketua Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga

Dr. Sucipto Hariyanto, DEA

ix
SAMBUTAN DEKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sungguh merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami bahwa pada


tahun ini, tepatnya pada tanggal 3 September 2016 Fakultas Sains dan
Teknologi (FST) telah berhasil menyelenggarakan kembali Seminar Nasional
Biodiversitas VI.
Pertama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridhonya,
sehingga fakultas yang kami banggakan ini diberi cahaya dan kekuatan untuk
melaksanakan seminar nasional ini.Yang kedua kami sampaikan rasa syukur
dan ucapan terimakasih kepada seluruh anggota sivitas akademika khususnya
Departemen Biologi dan panitia penyelenggara Seminar Nasional Biodiversitas
VI, yang tetap setia mengabdi dan berkreasi dalam mengembangkan institusi
dan keilmuan hingga hari yang berbahagia ini.Tanpa jerih payah dan kerja keras
semua komponen, mustahil FST Universitas Airlangga mampu menuju
keberhasilan.
Perkembangan informasi dan teknologi dewasa ini menuntut penguasaan
ilmu yang dapat diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan sebagai usaha
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.Biologi adalah satu dari sekian
banyak subjek keilmuan yang berkembang dengan kecepatan luar biasa
khususnya temuan temuan ditingkat molekuler sampai tingkat nano science dan
sudah diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan.Ilmu Biologi
terapan menjadi suatu harapan besar dalam mengiringi perkembangan teknologi
life science dalam menunjang kemandirian bangsa. Oleh karena itu Seminar
Nasional Biodiversitas VI ini mengambil tema Biodiversitas Untuk Pembangunan
Berkelanjutan, dengan memfokuskan pada Keanekaragaman Hayati Indonesia
dan Perannya dalam Menunjang Kemandirian Bangsa.
Harapan besar bagi kita semua dari hasil forum seminar seperti ini, akan
memunculkan konsep-konsep baru tentang perkembangan ilmu biologi. Oleh

x
karena itu, setiap orang yang terlibat dalam aktivitas yang menggunakan
pendekatan biologi dituntut memahami konsep-konsep dasar keilmuan itu secara
seksama. Hanya dengan memahami konsep tersebut, maka manusia akan dapat
menerapkan ilmu pengetahuan yang dikuasainya untuk kemaslahatan umat
dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk industri dan kedokteran.
Dalam bidang pendidikan, peserta didik perlu diberi kesempatan untuk
berlatih memecahkan berbagai persoalan sebagai cara yang paling tepat untuk
mempelajari konsep keilmuan. Melalui pendekatan seperti itu, maka Insya Allah
generasi muda akan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi karena potensi
yang mereka miliki sebagai bekal membangun bangsa yang mandiri dan unggul.
Oleh karena itu saya berharap agar seminar nasional yang kita
laksanakan pada hari ini mampu menghantarkan bangsa ini mencapai
kemandirian bangsa melalui pembangunan berkelanjutan, dengan
memanfaatkan keanekaragaman hayati di tanah air Indonesia tercinta ini.
Pada akhir sambutan ini sekali lagi kami ucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada semua yang telah ikut partisipasi dalam mensukseskan
kegiatan ini, panitia, peserta, sponsor, dan semua pihak yang terkait.Semoga
sukses dan lancar.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Surabaya, 3 September 2016

Dekan, Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Airlangga

Win Darmanto

xi
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................... iii
Sambutan Ketua Panitia ....................................................................................................... vi
Ketua Panitia ........................................................................................................................ vii
Sambutan Ketua Departemen Biologi .................................................................................. viii
Sambutan Dekan .................................................................................................................... x
Daftar Isi............................................................................................................................... xii

I. MAKALAH UTAMA

Tribowo Buwono 1
EKSPLORASI DAN PEMANFAATAN BIODIVERSITAS MIKROBIA
INDONESIA UNTUK PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Tini Surtiningsih 11
KEANEKARAGAMAN MIKROBA SEBAGAI PENYUSUN
BIOFERTILIZER DAN PERANANNYA DALAM MENUNJANG
PRODUKTIFITASTANAMAN PANGAN NASIONAL

II. BIDANG BOTANI

Apriyono Rahadiantoro 23
KERAGAMAN JENIS-JENIS POHON FAMILIA MORACEAE DI
HUTAN SEKITAR WARU-WARU-TELOGO DOWO, PULAU SEMPU
Budi Waluyo 31
KERAGAMAN KARAKTER AGROMORFOLOGI DAN KANDUNGAN
NUTRISIPADA KENTANG HITAM (Solenostemon rotundifolius (Poir)
J. K. Mort)
Darmawan Saptadi 39
POTENSI KERAGAMAN TANAMAN KECIPIR UNTUK KETAHANAN
PANGAN DAN PANGAN FUNGSIONAL
Dyah Irawati Dwi Arini 49
KEANEKARAGAMAN MAKROFUNGI DI CAGAR ALAM GUNUNG
AMBANG SULAWESI UTARA DAN PELUANG POTENSINYA
Fatmawaty B 60
ORGANOGENESIS EKSPLAN MAHKOTA BUAH NANAS (Ananas
comosus (LINN.) MERR.) PADA MEDIA MURASHIGE AND SKOOG
(MS) DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI ZAT
PENGATUR TUMBUH THIDIAZURON
Ida Bagus M Artadana 67
INDUKSI KALUS DARI EMBRIO PADI MERAH (Oryza sativacv Barak
Cenana) MENGGUNAKAN ZAT PENGATUR TUMBUH 2,4 D
Jajuk Herawati 74
UJI APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK ANORGANIK
TERHADAP PRODUKSI KEDELAI
Junairiah 83
ISOLASI SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK HEKSAN, ETIL ASETAT,
DAN METANOL Hypnodendron diversifolium Broth. & Geh.

xii
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

Kristanti Indah Purwani 90


UJI EFEKTIVITAS FORMULASI BIOINSEKTISIDA BENTUK
GRANUL BERBAHAN AKTIF EKSTRAK DAUN BINTARO (Cerbera
odollam) TERHADAP SERANGAN LARVA Spodoptera litura F. PADA
TANAMAN Brassica rapa L.
Liliana Baskorowati 102
THE EFFECTS OF SEED SOURCES ON THE GALL RUST
DISEASE INTENSITY OF SENGON (Falcataria moluccana)
Marmi 112
POTENSI BUAH LERAK (Sapindus rarak, DC) SEBAGAI
BIOINSEKTISIDA TERHADAP JENTIK-JENTIK NYAMUK Aedes
aegypti L
Mashudi 121
KERAGAMAN PERTUMBUHAN BIBIT MAHONI DAUN LEBAR
(Swietenia macrophylla King.) DARI DUA POPULASI DI
YOGYAKARTA
Mashudi 130
DIVERSITAS PERTUMBUHAN TANAMAN UJI KETURUNAN
Alstonia scholaris UMUR 18 BULAN DI SUMBER KLAMPOK, BALI
Nailul Firdausi,Nuzulul Rohmah 138
STUDI KEEFEKTIFAN PUPUK HAYATI SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH (Arachis
hypogea) dan UNSUR HARA TANAH yang BERBASIS RAMAH
LINGKUNGAN
Nindia Fairuzi 147
ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN Curcuma sp.
BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI
Nindya Sekar Mayuri 159
EFFECT OF INOCULATION WITH AZOTOBACTER AND
RHIZOBIUM ON GROWTH OF HOT PEPPER (Capsicum annuum
L.cv. Pilar F1)
Pangesti Nugraheni 167
PERBANYAKAN TUNAS KRISAN (Chrysanthemum indicum) PADA
MEDIA MS + AIR KELAPA SECARA IN VITRO
Popy Hartatie Hardjo 173
INDUKSI PROTOCORM-LIKE BODIES (PLBs) Vanda tricolor Lindl.
var. pallida
Rony Irawanto 181
PEMETAAN KOLEKSI TUMBUHAN HASIL EKSPLORASI PULAU
SEMPU 2016
Rudi Cahyo Wicaksono 193
KETAHANAN KANDIDAT JERUK SEEDLESS TERHADAP
SERANGAN TUNGAU BROAD MITE (Polyphagotarsonemus latus)
Solikhin 200
PERKECAMBAHAN BIJI SAMBILOTO (Andrographis paniculata
(Burm.f.) Nees) PADA BEBERAPA WARNA DAN BERAT BIJI

xiii
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

Sri Lestari 207


OPTIMASI KONSENTRASI OSMOTIKUM SUKROSA PADA
ISOLASI PROTOPLAS MESOFIL DAUN ANGGREK Dendrobium
lasianthera DAN Dendrobium macrophyllum DENGAN METODE
PEMURNIAN SENTRIFUGASI
Untung Santoso 215
INDUKSI KALUS BEBERAPA VARIETAS APEL DENGAN
KOMBINASI AUKSIN DAN SITOKININ
Putri Kesuma Wardani 225
STUDI KERAGAMAN DAN MANFAAT KOLEKSI PANDANACEAE
DI KEBUN RAYA EKA KARYA BALI

III. BIDANG EKOLOGI

Abdu Masud 239


KEANEKARAGAMAN KUPU FAMILI PAPILIONIDAE (Pappilio
ulyses DAN Ornithoptera croesus) PADA BERBAGAI KETINGGIAN
TEMPAT DI CAGAR ALAM GUNUNG SIBELA PULAU BACAN
Amalia Paramita 246
STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (ORDO COLEOPTERA)
DI HUTAN DATARAN RENDAH SEKUNDER TUA BLOK KEPUH,
CAGAR ALAM BOJONGLARANG JAYANTI, JAWA BARAT
Angky Soedrijanto 244
STRATEGI INDUSTRIALISASI HUTAN MANGROVE
Arif Irawan 269
KEMAMPUAN ADAPTASI JENIS TANAMAN LOKAL DALAM
MENDUKUNG KEGIATAN REHABILITASI LAHAN ALANG-ALANG
DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
Arif Munaim 276
KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN CAPUNG (Odonata)
DI SEKITAR SUMBER MATA AIR DESA JABUNG KECAMATAN
PANEKAN KABUPATEN MAGETAN
Catur Retnaningdyah 289
PROFIL VEGETASI RIPARIAN DAN KELAYAKAN KUALITAS AIR
IRIGASI DI DAERAH MALANG RAYA MENGGUNAKAN
IRRIGATION WATER QUALITY INDEX
Dedi Setiadi 301
KERAGAMAN PERTUMBUHAN SEMAI GMELINA (Gmelina
arborea Robx) DARI BEBERAPA SUMBER ASAL BENIH DI
INDONESIA
Desi Kartikasari 311
KEPADATAN DAN POLA DISTRIBUSI Cerithideopsilla cingulata DI
DAERAH PASANG SURUT MUARA SUNGAI LAWEAN
KABUPATEN GRESIK
Dewi Meidira Chairunnisa 320
PEMETAAN SALINITAS WILAYAH PESISIR KOTA SURABAYA
BERDASAR KEBERADAAN MANGROVE DENGAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS

xiv
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

Dwie Retna Suryaningsih 328


PROFIL JASMINE OIL DARI 4 SPESIES Jasminum sp
Erni Junilawaty 334
PERKEMBANGBIAKAN BURUNG KUNTUL (Egrettaspp)DI
TANJUNG REJO, DELISERDANG SUMATERA UTARA
Esti Munawaroh 343
STUDI SUKU ARACEAE DI KEBUN RAYA LIWA,SEBAGAI
TANAMAN HIAS DAUN
Hamdan A. A. 354
SELEKSI KLON JATI PADA HUTAN RAKYAT UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TEGAKAN
Herwinda Noor Rachmayani 363
PERENCANAAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS DI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
Inggit Puji Astuti 372
Pellacalyx sp. FROM LONG BAGUN, WEST KUTAI:
MORPHOLOGICAL CHARACTERIZATION AND ITS
DISTRIBUTION
Ketut Maha Setiawati 378
AWAL PEMBERIAN KOPEPOD SEBAGAI PAKAN ALAMI PADA
PEMELIHARAAN LARVA KERAPU SUNU (Plectropomus
leopardus)
Lita Soetopo 387
MENINGKATKAN KERAGAMAN GENETIK PADA ANGGREK
DENDROBIUM MELALUI PERSILANGAN ANTARA SEKSI
SPATULATA DAN ELEUTHERO-GLOSSUM
Mudji Susanto 394
TREN PERTUMBUHAN POPULASI MIMIKI PAPUA DAN JAWA DI
UJI KETURNAN SENGON (Paraserianthes mollucana) DI BALI
Mudji Sasanto 403
VARIASI GENETIK WARU GUNUNG (Hibiscus macrophyllus)
DALAM BIODIVERSITAS HUTAN RAKYAT DI JAWA
Mustaid Siregar 412
PEMANFAATAN PETA DISTRIBUSI VEGETASI ALAMI UNTUK
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KONSERVASI TUMBUHAN DI
KEBUN RAYA: STUDI KASUS BIOREGION NUSA TENGGARA
Nina Dwi Lestari 434
ANALISIS PENGARUH ELEVASI, PERSEPSI DAN
KESEJAHTERAAN PETANI, AKSESIBILITAS TERHADAP
KEANEKARAGAMAN VEGETASI DI AGROFORESTRI, SIGI -
SULAWESI TENGAH
Noer Rahmi Ardiarini 453
POTENSI PEMANFAATAN TANAMAN BAMBU DI KABUPATEN
MALANG
Novitasari Ratna Dewi 462
KERAPATAN DAN STRUKTUR POPULASI EDELWEIS JAWA
(Anaphalis javanica (DC.) Sch.Bip.) DI SEKITAR JALUR
PENDAKIAN SELO, RESORT SEMUNCAR, TAMAN NASIONAL
GUNUNG MERBABU

xv
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

Nur Her Riyadi 455


KARAKTERISASI VEGETABLE LEATHER BERBASIS PARE
GAJIH (Momordicha charantia L.) DENGAN VARIASI
KONSENTRASI KARAGINAN (SENSORI, FISIK, -KAROTEN,
SERTA KALSIUM)
Nur Indradewi 486
POTENSI AIR LIMBAH TAHU SEBAGAI MEDIA TUMBUH Chlorella
vulgaris
Rachmadita Lestari 494
PERENCANAAN PENGELOLAAN LIMBAH PADATTERMINAL
MIRAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA
Richard Gatot N. Triantoro 502
POPULASI JENIS DAN HABITAT KURA-KURA AIR TAWAR DI
RAWA DUNG, MERAUKE
Sugeng Pudjiono 511
VARIASI GENETIK Acacia mangium PADA KEBUN BENIH SEMAI
UJI KETURUNAN GENERASI KETIGA DI WONOGIRI JAWA
TENGAH
Sumarhani 520
AGROFORESTRI DI ZONA PENYANGGA SEBAGAI SALAH SATU
UPAYA PERLINDUNGAN TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN
SELATAN
Sundari 529
DISTRIBUSI SPASIAL DAN KARAKTER POPULASI DURIAN
LOKAL (Durio zibethinus Murr.) Di PULAU TERNATE
Tatuk Tojibatus Saadah 536
PENGEMBANGAN TEKNIK PRODUKSI MASAL BIOMAS ECENG
GONDOK
Thin Soedarti 547
PEMETAAN PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DI WILAYAH
SURABAYA TIMUR DENGAN INDERAJA
Tri Suwarni 558
MONITORING GENETIC DIVERSITY OF Dyera lowii Hook.f. WITH
ISOZYME MARKERS FOR BASIC DATA OF BREEDING
PROGRAMS IN CENTRAL KALIMANTAN
Ulfi Faizah 569
PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAKSONOMI
INVERTEBRATA UNTUK MELATIH KEMANDIRIAN MAHASISWA
MEMPELAJARI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Wahyu Widodo 580
KEMELIMPAHAN RELATIF, DISTRIBUSI DAN SUMBER PAKAN
ALAMI BURUNG-BURUNG SEBARAN TERBATAS DI HUTAN
PEGUNUNGAN WILIS, JAWA TIMUR
Wahyu Anggar Wanto 596
DIVERSITAS TUMBUHAN PENUTUP TANAH DAN HEWAN
TANAH PADA TIGA LAHAN REKLAMASI PASCATAMBANG
BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

xvi
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

IV. BIDANG MIKROBIOLOGI

Arika Purnawanti 609


BAKTERI ENDOFIT PADA TANAMAN CASSAVA, TOMAT DAN
CABAI
Dini Ermavitalini 614
ISOLASI, KARAKTERISASI DAN SELEKSI MIKROALGA YANG
BERPOTENSI SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL DARI
PERAIRAN WONOREJO SELATAN
Enny Zulaikha 625
KEANEKARAGAMAN BAKTERI PELARUT FOSFAT DARI
KAWASAN MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN
TAKSONOMI NUMERIK FENETIK
Maya Shovitri 631
DEGRADASI PLASTIK KRESEK OLEH BAKTERI Bacillus PL-01
DAN Pseudomonas PL-01
Nimatuzahroh 641
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN INTERAKSI BAKTERI
HIDROKARBONOKLASTIK DARI LIMBAH LUMPUR MINYAK
PERTAMINA DUMAI
Nur Hidayatul Alami 650
POTENSI YEAST DARI RHIZOSPHERE MANGROVE PANTAI
TIMUR SURABAYA SEBAGAI AGEN PENDEGRADASI
SELULOSA
Pujiati 660
UJI ANTIBAKTERI KACANG GUDE (Cajanus cajan) TERHADAP
BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escerichia coli
Sri Arijanti Prakoeswa 667
EFEKTIFITAS ROSE OIL DARI KALUS DAUN MAWAR (Rosa
hybrida L.) SEBAGAI ANTIMIKROBA
Sri Sumarsih 672
DETEKSI GEN DAN AKTIVITAS ENZIM ALKANA HIDROKSILASE
BAKTERI Pseudomonas putida T1-8 DENGAN SUBSTRAT
HEKSADEKANA
Nengah D.Kuswytasari 681
DIVERSITAS JAMUR TANAH PULAU POTERAN PENGURAI
BAHAN ORGANIK
Sugianti Rohmanah 690
PENGARUH VARIASI DOSIS DAN FREKUENSI PUPUK HAYATI
BIOFERTILIZER) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
Wina Dian Savitri 704
ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF ENDOPHYTIC
BACTERIA FROM THE LEAF EXPLANTS OF Avicennia marina
(Forsk.)

xvii
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

V. BIDANG ZOOLOGI

Aditya Kuspriyangga 719


DUGAAN POPULASI ELANG FLORES (Nisaetus floris) DI TAMAN
NASIONAL KELIMUTU DAN SEKITARNYA
Anak Agung Alit 727
KERAGAAN PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BANDENG,
Chanos-chanos Forskall HASIL BUDIDAYA DI HATCHERY
SWASTA
Bambang Supeno 734
KARAKTERISTIK NGENGAT PREDATOR LEBAH MADU LOKAL
(Apis cerana) di Pulau Lombok
Cicilia Novi Primiani 746
POTENTIAL ESTROGENIC PIGEON PEA (Cajanus cajan)ON
UTERUS AND BONE TISSUE STRUCTURE OF RAT FEMALE
Hadi Warsito 754
PEMANFAATAN KUSKUS (Phalanger sp.) OLEH MASYARAKAT
DI PULAU MOOR, PAPUA
Herry Agus Hermadi 767
CARA MEMAANIPULASI REPRODUKSI MERAK JAWA (Pava
muticus muticus)
Hesti Wahyuningsih 774
KERAGAMAN IKAN JURUNG (Tor spp.) DI SUNGAI BAHOROK
SUMATERA UTARA
La Ode Abdul R. 785
EKSPLORASI IKAN KERAPU KLASTER EKONOMIS DAN
NON EKONOMIS PENTING DAN PEMANFAATANNYA DI
PULAU-PULAU KECIL 3T(TERPENCIL, TERLUAR DAN
TERISOLASI) KABUPATEN MUNA
Mumpuni 806
PENAMPILAN ULAR KOBRA Naja sputatrix YANG
DIPANEN DI JAWA TENGAH
Noor Nailis Saadah 816
PROFIL LIPID DAN INDEKS ATEROGENIK TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) HIPERLIPIDEMIA
DENGAN ASUPAN PELET NASI DAN BEKATUL BERAS
HITAM (Oryza sativa L.) IRENG
Rizki Amalia 831
PERBANDINGAN KUALITAS SPERMATOZOA SAPI
LEMOSIN (Bos taurus) DALAM PENGENCER TRIS
DENGAN DAN TANPA SOYA PADA PENYIMPANAN
SUHU 4-50C
Sahrah 842
POTENSI EKSTRAK DAUN JARAK TINTIR (Jatropha
multifida,L.) TERHADAP EKSPRESI TRANSFORMING
GROWTH FAKTOR- (TGF-) DAN EPITELISASI PADA
PROSES PENYEMBUHAN ULSER TRAUMATIKUS ORAL
MUCOSA TIKUS WISTAR

xviii
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

Saikhu Ahmad Husen 852


POTENSI EKSTRAK KASAR KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana, L. ) TERHADAP KADAR
KOLESTEROL DAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA
MENCIT DIABETIK
Sri Puji Astuti 862
EFEK PEMBERIAN POLISAKARIDA KRESTIN DARI
EKSTRAK Coriolus versicolor TERHADAP KADAR SGOT
DAN SGPT PADA Mus musculus
Suprio Guntoro 870
PENGARUH PERBAIKAN PAKAN TERHADAP DAYA
REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN KAMBING
GEMBRONG
Wardah 876
PENURUNAN KOLESTEROL TELUR DAN
PENINGKATAN IMMUNITAS PUYUH (Coturnix coturnix
japonica) YANG DIBERI SERBUK DAUN SELIGI
(Phyllanthus buxifolius) SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN
HERBAL
Zauhani Kusnul 894
STUDY IN SILIKO SENYAWA AKTIF EKSTRAK
PROPOLIS TERHADAP MOLEKUL TARGET TERKAIT
AKTIFITAS SEL T REGULATOR
Erlyn Nurul Fauziah 908
DAMPAK PEMBERIAN ARAK BALI TERHADAP JUMLAH
SEL SPERMATOGENIK TESTIS TIKUS (Rattus norvegicus
L.)
Win Darmanto, Jovita 919
INDUKSI 2-METHOXYETHANOL TERHADAP
GANGGUAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA,
KERUSAKAN JARINGAN PANKREAS, DAN KADAR
NITRIT PADA MENCIT (Mus musculus L.).

VI. POSTER

Apriliana Dyah Pawestari 933


RESPONSE OF SEED ANDSEEDLING OF MUNG BEAN
(Vigna radiata (L.) R. Wilczek) AND SOYBEAN (Glycine
max (L.) Merr.) TO SOUND EXPOSURE
Diah Sulistiarini 942
JENIS-JENIS ANGGREK Coelogyne spp. DARI BALI
Indah Pertiwi 948
PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH RAMBUT MANUSIA YANG
DI-STEAM SEBAGAI PUPUK ORGANIK
Intani Quarta 959
KOLEKSI MINYAK ATSIRI TUMBUHAN KEBUN RAYA CIBODAS,
JAWA BARAT
Rony Irawanto 971
PEMETAAN KOLEKSI TUMBUHAN HASIL EKSPLORASI PULAU
SEMPU 2016

xix
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

Sahromi 984
UPAYA KONSERVASI Lycopodium squarrosum G. Forst.DI
KEBUN RAYA BOGOR
Sahromi 990
JENIS-JENIS ANGGREK DI CAGAR ALAM RIMBO PANTI,
SUMATERA BARAT
Elika Joenarti 998
PEMANFAATAN KURKUMIN DARI EKSTRAK KUNYIT UNTUK
MENINGKATKAN FOTOSTABILITAS INSEKTISIDA NABATI
EKSTRAK DAUN MIMBA
Fitri Kurniawati 1006
PEMERIKSAAN POHON BERISIKO TUMBANG DI KEBUN RAYA
CIBODAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TREE RISK
ASSESSMENT DARI ISA(INTERNATIONAL SOCIETY OF
(ARBORICULTURE)
Imroatushoolikhah 1015
STRUKTUR KOMUNITAS BENTIK MAKROINVER-TEBRATA
PADA TUMBUHAN AIR DI DANAU TEMPE, SULAWESI
SELATAN
Rahmi Dina 1025
THE FISH OF SITU GUNUNG, GUNUNG GEDE PANGRANGO
NATIONAL PARK, WEST JAVA
Setyawan Agung Danarto 1033
POTENSI RUANG TERBUKA HIJAU DALAM SEKUESTRASI
KARBON PADA PERUMAHAN HIJAU: STUDI KASUS DI
PERUMAHAN GRAHA NATURA INTILAND SURABAYA
Setyawan Agung Danarto 1042
POLA SISTEM AGROFORESTRI DI KAWASAN SUB DAS GUBRI
DAS SAMPEAN SEBAGAI DASAR DALAM REHABILITASI
KAWASAN DAS SAMPEAN
Tutie Djarwatiningsih 1051
PENGARUH PEMANGKASAN DAUN PADA TANAMAN CABE
BESAR (Capsicum annuum) TERHADAP PRODUKSI
Uslan 1056
ANALISIS KERAGAMAN TUMBUHAN FALOAK (Sterculia
quadrifida R.Br) YANG TUMBUH DI KOTA KUPANG
BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI
Siti Fatimah Hanum 1065
EXPLORATION AND INVENTORY OF ARACEAE IN MERBUK
FOREST, JEMBRANA REGENCY, BALI
Agung Astuti 1072
OPTIMASI PCR FRAGMEN 16s-DNA DARI ISOLAT
RHIZOBACTERIA INDIGENOUS MERAPI YANG BERPOTENSI
SEBAGAI PUPUK HAYATI PADA TANAMAN PADI YANG
MENGALAMI CEKAMAN KEKERINGAN
Eris Septiana 1078
ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN POLIMERISASI
HEMDARI KAPANG ENDOFIT TANAMAN KUNYIT ASAL
SUKABUMI

xx
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI ISBN: 978-979-98109-5-3
Departemen Biologi, Universitas Airlangga
Surabaya, 3 September 2016

Ernawati 1086
AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK KULIT BUAH ALPUKAT
(Persea americana P. Mill) TERHADAP PERTUMBUHAN
JAMUR Candida albicans.
Suryani dan Sainudin 1092
PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK GERGAJI, SEKAM
PADI DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI MEDIA TANAM
TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus
ostreatus)
Yati Sudaryati Soeka 1098
OPTIMASI AKTIVITAS ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas
fluorescens
Amalia Paramitha 1113
STUDI KEANEKARAGAMAN KUMBANG (ORDO
COLEOPTERA)DI HUTAN DATARAN RENDAH SEKUNDER
TUA BLOK KEPUH, CAGAR ALAM BOJONGLARANG
JAYANTI, JAWA BARAT
Daniar Kusumawati 1132
PROFIL PROTEIN PADA TULANG KERAPU HYBRID CANTIK
(Epinephelus fuscoguttatus X Epinephelus polyphekadion)
YANG MENGALAMI MALFORMASI TULANG BELAKANG
David Romulus P.Silaban 1142
PENGGUNAAN GULMA AIR KIAMBANG (Salvinia molesta)
SEBAGAI BAHAN PAKAN ALTERNATIF DENGAN
MENAMBAHKAN MULTIENZIM DALAM RANSUM TERHADAP
KUALITAS TELUR ITIK LOKAL
Dhian Dwibadra 1153
TUNGAU MACROCHELIDAE YANG BERASOSIASI DENGAN
KUMBANG KOTORAN SCARABAEIDAE DI PULAU MADURA
Gadhing Alfiil Rolyno 1165
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH RUMPUT LAUT
(Gracilaria sp.) DENGAN PENAMBAHAN MULTIENZIM DALAM
RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL
SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PAKAN UNGGAS
Irwan Setyadi 1175
PENGAMATAN PEMBESARAN CALON INDUK UNGGUL
BANDENG Chanos chanos HASIL SELEKSI DI TAMBAK
Sri Hartini 1184
TUNGAU MACROCHELIDAE: MESOSTIGMATA: ACARI DI
KAWASAN TAMAN NASIONAL UJUNG KULON, BANTEN

xxi
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

UJI ANTIBAKTERI KACANG GUDE (Cajanus Cajan) TERHADAP BAKTERI


Staphylococcus aureus DAN Escerichia coli

Pujiati1*, Cicilia Novi Primiani2


1,2
Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP PGRI MADIUN
*Corresponding author : Email: poesky86@gmail.com1

______________________________________________________________________________________

ABSTRACT

Exploration of natural materials which have multi potential continued as one solution of diseases
caused by infectious factor and the others. One type of natural material that have multiple
potential to human health is pigeon pea (Cajanus cajan). But using this plant as subject for
research was not optimal. Pigeon pea (Cajanus cajan) is one of leguminoceae which have a
potency as phytoestrogens and also producing antibiotics. This study aimed to test the pigeon
pea extract to antibacterial activity with Staphylococcus aureus and Escerichia coli as a
pathogenic agent. Antibacterial activity test was done by solid dilution method tested to S. aureus
and E. coli. Pigeon pea extract concentration used was 100% b / v, 75% b / v, 50% b / v and 25%
b / v. The results showed that the pigeon pea extracts have antibacterial activity to S. aureus and
E. coli. The best inhibition was shown in S. aureus. The 100% b / v of concentration produced the
highest inhibition zone with 13.1 mm and the inhibition index was 4.95. The concentration 25%
b/v have lowest inhibition zone (3.1 mm) with 0.41 of inhibition index.

Keywords: antibacterial, Cajanus cajan., Extracts, S. aureus, E. coli

PENDAHULUAN
Keragaman tanaman yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara merupakan sumber daya alam
yang mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan. Keanekaragaman sumber daya alam
khususnya tanaman obat merupakan potensi kearifan lokal yang memberikan kontribusi sangat
besar dalam bidang kesehatan. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman berkasiat obat
merupakan warisan budaya bangsa yang telah dilakukan secara turun temurun.
Cajanus cajan sering disebut pigeon peas dengan nama Indonesia kacang gude merupakan
salah satu spesies tanaman famili Leguminoceae. Pemanfaatan kacang gude oleh masyarakat
saat masih kurang optimal, meskipun produksinya cukup banyak. Masyarakat memanfaatkan
kacang gude (Cajanus cajan) sebagai sayur lodeh dan sayur bongko, sehingga membuat kacang
gude tidak begitu diminati.
Kacang gude merupakan salah satu tanaman Leguminoceae seperti pada tanaman
Leguminoceae lainnya, kacang gude diduga mengandung senyawa isoflavon. Struktur kimia
isoflavon menyerupai 17-estradiol (Gruber et al., 2002; Delmonte dan Rader, 2006; Barlow et
al,. 2007), sehingga tanaman famili Leguminoceae sering disebut sebagai kelompok tanaman
fitoestrogen (Urasopon et al., 2008 dan USPA, 2006). Komponen terbesar isoflavon adalah
senyawa daidzein dan genistein, diduga dapat ditemukan pada famili Leguminoceae termasuk

659
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

kacang gude yang terdistribusi dalam tanaman serta produknya (Kang et al., 2006; Cavaliere et
al., 2007).
Senyawa flavonoid disintesis oleh tanaman sebagai sistem pertahanan dan dalam responsnya
terhadap infeksi oleh mikroorganisme, sehingga tidak mengherankan apabila senyawa ini efektif
sebagai senyawa antimikroba terhadap sejumlah mikroorganisma. Flavonoid merupakan salah
satu senyawa polifenol yang memiliki bermacam-macam efek antara lain efek antioksidan, anti
tumor, anti radang, antibakteri dan anti virus (Parubak, 2013).
Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme yang banyak peranannya dalam kehidupan
manusia, ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Bakteri yang merugikan dapat
menyebabkan bahaya, yaitu menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit
yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Penanganan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri dapat dilakukan dengan pengobatan. Pengobatan ini bertujuan untuk
menghambat/membunuh bakteri penyebab penyakit.
Pengendalian secara kimia, diperlukan suatu zat anti bakteri, sehingga jumlah bakteri dapat
dikendalikan dengan cara menghambat pertumbuhannya. Secara umum zat antibakteri dapat
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang mengarah pada kematian sel bakteri. Zat
antibakteri sangat banyak jenisnya, dapat berasal dari alam atau bisa dibuat oleh manusia. Zat
antibakteri yang sering digunakan masyarakat kebanyakan berasal dari bahan-bahan kimia
berupa obat dibandingkan antimikroba alami. Penggunaan bahan-bahan kimia tersebut dapat
menyebabkan residu pada ginjal. Obat/senyawa antibakteri baru tersebut dapat diperoleh dari
bahan alam (tumbuh-tumbuhan).Peluang untuk mendapatkan senyawa/obat antibakteri dari
bahan alam lebih besar (memungkinkan), karena mengingat Indonesia adalah negara yang
memiliki beranekaragam jenis tanaman, terutama yang dapat digunakan/dimanfaatkan sebagai
bahan obat.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan antibakteri larutan kacang gude dalam
menekan pertumbuhan bakteri pathogen E.Coli dan S. aureus

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Biologi IKIP PGRI Madiun dan laboratorium Kimia
Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan april-Juni 2016.Data merupakan keterangan -
keterangan tentang suatu hal yang diperoleh melalui suatu penelitian atau pengamatan. Adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Sterilisasi Alat dan Bahan
Pada sterilisasi alat, semua alat yang mudah pecah atau yang berbahan gelas Dan kaca
dibungkus kertas. Pada aquadest dimasukan di dalam tabung reaksi dan Nutrien Agar di dalam
o
gelas beker, kemudian disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 15
menit.

660
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

2. Pembuatan ekstrak kacang gude


Pembuatan ekstrak kacang gude dilakukan dengan melarutkan kacang gude pada aquadest
steril dengan perbandingan (tepung kacang gude : aquades) 8 : 8 ml (100% b/v); 8 gr : 16 ml
(75% b/v); 8 gr: 24 ml (50% b/v); 8 gr: 32 ml (25% b/v). Pembuatan tepung kacang Gude
dilakukan dengan menghaluskan kacang gude kering (blender) dan di ayak.
3. Pembuatan Suspensi Bakteri
Pembuatan suspensi bakteri dilakukan berdasarkan penelitian Oonmettaaree (2005) dalam
Fatisa (2013:33) dari stok kultur Staphylococcus aureus yang telah tumbuh diambil dengan kawat
ose steril lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan natrium klorida 0,9%
sampai didapat kekeruhan suspensi bakteri sama dengan kekeruhan larutan standard Mc.
Farland, berarti konsentrasi suspensi bakteri adalah 108 CFU/ml. Setelah itu dilakukan
8
pengenceran dengan mengambil 0,1 ml suspensi bakteri (10 CFU/ml), dimasukkan ke dalam
tabung steril dan ditambahkan larutan natrium klorida 0,9% sebanyak 9,9 ml dan di homogenkan.
Dari sini diperoleh suspensi bakteri dengan konsentrasi 106 CFU/ml. Penyiapan inokulum bakteri
Escherichia coli dilakukan cara yang sama.
4. Penentuan Aktivitas Antibakteri
Kultur bakteri yang telah diremajakan diambil sebanyak 1 ml menggunakan micropipet lalu
dimasukkan ke dalam cawan petri steril, selanjutnya media NA steril 15 ml, dituangkan ke dalam
cawan petri, lalu dicampur merata dan dibiarkan memadat pada suhu kamar. Setelah media
memadat, dibuat sumur difusi yang diberi larutan kacang gude dengan konsentrasi 100% b/v,
75% b/v, 50% b/v and 25% b/v. Media disimpan pada suhu 37 0C selama 24 jam. Daya
antibakteri masing-masing perlakuan ditunjukkan oleh zona hambat yang dihasilkan dan diukur
menggunakan jangka sorong. Setelah besar zona hambatnya diketahui selanjutnya diukur indeks
zona hambat.
5. Analisis kandungan pada larutan kacang gude
Untuk mengetahui beberapa senyawa potensial yang ada pada lautan kacang gude maka
dilakukan uji senyawa kandungan dengan menggunakan GC-MS. Salah satu senyawa yang ingin
diketahui dalam larutan kacang gude ini adalah isoflavon/senyawa flavonoid.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar menunjukkan larutan kacang
gude (Cajanus cajan)menunjukkan penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan E.Coli. Data hasil penelitian di sajikan pada tabel 1.

661
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

Tabel 1. Besar zona hambat dan indeks zona hambat larutan kacang gude pada bakteri uji
Staphylococcus aureus dan E.Coli

Bakteri Konsentrasi Zona hambat Indeks zona


(mm) hambat
S. aureus kontrol 0 -1.00
25% 3.1 0.41
50% 6.8 2.09
75% 9.2 3.18
100% 13.1 4.95
E. Coli kontrol 0 -1.00
25% 3.8 0.73
50% 4.2 0.91
75% 5.7 1.59
100% 8.3 2.77

Apabila dilihat dari ukuran Diameter Daya Hambat (DDH) yang muncul tampaknya aktivitas anti
bakteri larutan kacang gude (Cajanus cajan) berkekuatan sedang sampai kuat. Menurut
Elgayyar (2001), menyatakan bahwa aktivitas antibakteri dikatakan kuat jika DDH yang muncul
disekitar cakram berukuran lebih dari 8 mm, sedang bila DDH 7-8 mm dan bila daerah hambatan
kurang dari 7 mm dianggap lemah. Penghambatan pertumbuhan Eschericia Coli (gram negatif)
dan Staphylococcus aureus sangat terpengaruh oleh konsentarasi zat aktif yang terlarut dalam
larutan kacang gude. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa larutan kacang gude mempunyai
daya hambat terhadap bakteri uji sehingga dapat dikembangkan untuk fungsi bioaktivitas yang
lainnya.
Aktivitas antibakteri larutan kacang gude dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.Aureus
E.Coli. Aktivitas antibakteri larutan kacang gude pada konsentrasi terluas yaitu 100% dapat
menghasilkan zona hambat terluas dibandingkan konsentrasi 75%, 50%, 25% dan kontrol. Data
zona hambat yang dihasilkan oleh aktivitas antibakteri larutan kacang gude (Cajanus cajan)
terluas yaitu pada perlakuan dengan konsentrasi larutan kacang gude (Cajanus cajan) sebesar
100% yaitu 13.1 mm (S. Aureus). 8.3 mm (E.Coli). sedangkan zona hambat terkecil pada
perlakuan konsentrasi larutan kacang gude (Cajanus cajan) sebesar 25% yaitu 3.1 mm (S.
Aureus). 3.8 mm (E.Coli) dan pada kontrol tidak terdapat zona hambat. Hal ini menunjukan
bahwa aktivitas antibakteri larutan kacang gude (Cajanus cajan) terbaik pada perlakuan
konsentrasi 100%.
Aktivitas antibakteri larutan kacang gude (Cajanus cajan) dapat lebih baik dalam menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus dibandingkan dengan bakteri Escherichia coli. hal ini
ditunjukan pada Gambar 1.

662
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

Gambar 1. Grafik rata rata zona hambatpada pertumbuhan bakteri E.coli dan
Staphylococcus aureus

Aktivitas antibakteri tepung ikan gabus pada pertumbuhan bakteri E.coli dan Staphylococcus
aureus tertinggi sama sama pada konsentrasi 1% namun. rata rata zona hambat yang
dihasilkan berbeda.
Berdasarkan hasil tersebut konsentrasi 100% larutan kacang gude (Cajanus cajan) adalah
konsentrasi larutan kacang gude (Cajanus cajan) yang efektif sebagai antibakteri E.coli. Hal ini
dikarenakan konsentrasi 100% tepung ikan memiliki kandungan senyawa flavonoid yang lebih
tinggi sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen lebih optimal dibandingkan
dengan konsentrasi larutan kacang gude (Cajanus cajan) 75%, 50%, 25% dan perlakuan kontrol.
Senyawa flavonoid disintesis oleh tanaman sebagai sistem pertahanan dan dalam responsnya
terhadap infeksi oleh mikroorganisme, sehingga tidak mengherankan apabila senyawa ini efektif
sebagai senyawa antimikroba terhadap sejumlah mikroorganisma. Flavonoid merupakan salah
satu senyawa polifenol yang memiliki bermacam-macam efek antara lain efek antioksidan, anti
tumor, anti radang, antibakteri dan anti virus (Parubak, 2013).Berdasarkan Hasil dari GC
diketahui bahwa larutan kacang gude ini memiliki kandungan senyawa isoflavon (Genistein dan
daidzein). Struktur kimia isoflavon (genistein dan daidzein) mirip dengan 17 estradiol (Tabel 2,
Gambar 1)
Tabel 2. Hasil GC kromatografi uji 17 estradiol pada larutan biji kacang gude P2 dan P3
Sampel Berat RT Luas kurva Hasil (g/kg) Komponen
sampel (menit) sampel
(g)
Larutan biji kacang 5 12,469 5,08273 0,55963 17 estradiol
gude 100%
Larutan biji kacang 5 12,469 3,83283 0,20395 17 estradiol
gude 25%

663
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

A B

Gambar 2. Analisis GC-MS 17 Estradiol Biji Kacang Gude Penggunaan GCMS dengan spesifikasi:
Shimadzu GC-8AIF, FID Detector, colum 30 m x 0,25 mm), inlet temperature
25 (A).Detector temperature 300 , Oven temperature 25 Carier gas nitrogen, Flow
rate 2 ml/min, Injection volume 2 l, Run time 25 min

Kacang gude ini di duga memiliki senyawa flavonoid. Senyawa ini merupakan turunan senyawa
fenol yang mana dapat menyebabkan kerusakan pada membrane sel, mengendapkan protein
dan menonaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam proses metabolism seluler (Konate et
al.,2012). Adapun proses yang terjadi adalah gugus OH berikatan dengan H pada ikatan
hydrogen yang terdapat pada protein dinding sel bakteri. Dinding sel ini kemudian mengalami
kerusakan dan membrane sel mengalami penurunan semipermeabilitas. Nutrisi dan enzim-enzim
akan keluar dari sel sehingga mengakibatkan hambatan dalam metabolism dan produksi ATP
menurun. Selanjutnya pertumbuhan sel bakteri akan terhambat dan sel nya akan mati.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa larutan biji kacang gude dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penghambatan
terbesar adalah pada bakteri uji Staphylococcus aureus pada konsentrasi larutan 100% dengan
zona hambat tertinggi sebesar 13,1mm dan zona hambat terendah pada konsentrasi 25%
sebesar 3,1 mm. Berdasarkan uji GC MSdiketahui bahwa larutan biji kacang gude ini memiliki
kandungan isoflavon (genistein dan diadzein) yang diketahui memiliki fungsi sebagai antibakteri.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kemenristek Dikti yang telah memberikan dana dalam
mendukung penelitian ini melalui hibah penelitian fundamental tahun 2016 dan semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya penelitian ini.

664
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

DAFTAR PUSTAKA

Barlow. J.. Johnson. J.A.. dan Scofield. L. 2007. Fact Sheet on The Phytoestrogen Genistein.
NIEHS/NCI Environment Research Centers. (Online).
(http://cerhr.niehs.nih.gov/chemicals/genistein). diakses 8 Agustus 2016.

Cavaliere. C.. Cucci. F.. Foglia. P.. Guarino. C.. Samperi. R.. Lagana. A.2007. Flavonoid Profile
in Soybeans by High Performance Liquid Chromatography/Tandem Mass Spectrometry. Rapid
Commun. Mass Spectrom. 21:2177-2187.

Delmonte. P.. & Rader. J. 2006. Analysis of Isoflavones in Foods and Dietary Supplements.
Journal of AOAC International. 89(4):1138-1146.

Fatisa. Y. (2013). Daya Antibakteri Estrak Kulit Dan Biji Buah Pulasan (Nephelium Mutabile)
Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli Secara In Vitro. Jurnal Peternakan Vol
10 No 1 Februari 2013 (31 - 38). Program Studi Pendidikan Kimia. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri sultan Syarif Kasim Riau. Riau. Diunduh melalui
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/peternakan/article/view/156 pada tanggal 12 April 2016.

Gruber. C.J.. Tschugguel. W.. Schneeberger. C.. Huber. J.C. 2002. Production and Actions of
Estrogens. The New England Journal of Medicine. 346(5):340-352.

Kang. J.. Hick. L.A.. Price. W.E. 2007. A Fragmentation Study of Isoflavones in Negative
Electrospray Ionization by MSn Ion Trap Mass Spectrometry and Triple Quadrupole Mass
Spectrometry. Rapid Commun. Mass Spectrum. 21:857-868.

Konate. K., Hilou, A., Mavoungou, J.F., Lepengue, A.N., Souza A., Barro N., Datte, J.Y.,
MBatchi, B., Nacoulma O.G. 2012. Antimicrrobial activity of Polyphenol-Rich Fractions From Sida
Alba L. (Malvaceae) Against Co-Trimoxazol-Resistant Bacteria Strains. Journal Annals of Clinical
Microbiology and Antimicrobials. BioMed Central Ltd. 11:5.

Novi. P dan Pujiati. 2016. Characteristics Of Pigeon Pea (Cajanus Cajan) Isoflavones Daidzein In
Blood On Ovarian And Mammary Tissue Structure Rat Female. Prosiding. Seminar Nasional
Biologi XIII. Pendidikan Biologi. FKIP UNS.

Parubak. A. S.. 2013. Senyawa flavonoid yang bersifat antibakteri dari akway (Drimys beccariana
Gibbs). Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Papua.

Urasopon. N.. Hamada. Y.. Asaoka. K.. Poungmali. U.. Malavijitnond. S. 2008. Isoflavone
Content of Rodent Diets and Its Estrogenic Effect on Vaginal Cornification in Pueraria mirifica
Treated Rats. Science Asia. 34:371-376.

USPA. 2006. Phytoestrogen Selected from Genistein. Daidzein for Promoting Health in Cases of
Cancer. Pre-Menstrual Syndrome. Menopause or Hypercholestrolemia. U$. 7045155B2.

665
Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

POTENTIAL ESTROGENIC PIGEON PEA (Cajanus cajan)


ON UTERUS AND BONE TISSUE STRUCTURE OF RAT FEMALE

Cicilia Novi Primiani 1*, Pujiati 2


Biology Education, Mathematics and Science Faculty, IKIP PGRI Madiun
Jl. Setiabudi 85 Madiun
*
Corresponding author: Telp. 081556541989, Email: primianibiomipa@yahoo.co.id

________________________________________________________________

ABSTRACT

Biodiversity of local plants that grow in Indonesia has not been optimally utilized in the health
field. Pigeon pea (Cajanus cajan) is Leguminoceae that has not been used optimally, especially
as estrogenic plants. The purpose of this study was to identify the potential of potential of pigeon
pea (Cajanus cajan) on the structure of the uterus and bone tissue in preclinical. The research
method is experimental approach. Testing levels of compound of isoflavones (genistein and
daidzein) using HPLC method. Animals female Sprague-Dawley rats aged 6-7 months some 24,
grouped three treatment groups, control group, the treatment group pigeon pea solution of 1:1,
and the treatment group pigeon pea solution of 1:3. Giving solution to rats 1 ml for 36 days.
Surgery and organ harvesting bone and uterus, followed by hematoxylin eosin staining (HE).
Analysis of descriptive data. The results showed levels of genistein and daidzein respectively
pigeon pea 247.898 pg/ml and 188.61309 pg/ml. Pigeon pea solution of 1:3, the uterustissue
structure of endometrial cell proliferation, myometrium and uterine glands. The structure of the
bone tissue osteoblast proliferation.Conclusion of the study is the pigeon pea (Cajanus cajan) in
preclinical trials can be used as a natural estrogen.

Key words: bone, phytoestrogens, pigeon pea (Cajanus cajan), uterus

PENDAHULUAN

Keragaman tumbuhan Leguminoceae lokal yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara


merupakan kekayaan sumber daya alam hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam
bidang kehidupan yaitu bidang industri, pangan, dan kesehatan. Pemanfaatan Leguminoceae
sebagai potensi kearifan lokal saat ini semakin menurun karena perkembangan dunia industri
semakin meningkat, hal ini menyebabkan semakin punahnya tumbuhan lokal.

Bahan kimia sintetis lebih banyak digunakan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhannya
khususnya di bidang kesehatan. Masyarakat kurang memahami bahwa bahan sintetis
memberikan efek toksik terhadap struktur jaringan. Hati dan ginjal tikus putih mengalami nekrosis
setelah pemberian bahan sintetis daidzein dan niasin selama 28 hari, tetapi struktur jaringan hati
dan ginjal tikus putih tetap baik dengan pemberian umbi bengkuang dan buah alpukat (Primiani,
2015).

743
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

Berdasarkan hasil penelitian Yoo et al., (2005) Leguminoceae merupakan tumbuhan yang
dikelompokkan sebagai fitoestrogen, karena mempunyai komponen isoflavon dengan kadar
tinggi. Isoflavon sebagai salah satu senyawa dengan struktur kimia mirip 17 estradiol dapat
berikatan dengan reseptor estrogen. Komponen terbesar isoflavon adalah senyawa daidzein,
genistein, glycitein, dan coumestrol diduga dapat ditemukan pada Leguminoceae yang
terdistribusi dalam tanaman serta produknya (Cavaliere et al., 2007).Fitoestrogen sebagai
estrogen alami mempunyai afinitas terhadap reseptor dan reseptor (Kurzer dan Xu, 1997;
Mazur dan Adlercreutz, 2000; An et al., 2001; Anupongsanugool, et al., 2005).

Pemanfaatan Leguminoceae sebagai salah satu tanaman berkasiat estrogenik belum optimal,
salah satunya adalah kacang gude (Cajanus cajan). Masyarakat memanfaatkan kacang gude
sebagai sayuran dan makanan olahan, yang sampai saat ini kurang populer dibandingakan
kacang kedelai. Kekurangpopuleran kacang gude dibandingkan kacang kedelai menyebabkan
budidaya dan produktivitas kacang gude sangat kurang dikembangkan oleh masyarakat. Kacang
gude dapat tumbuh di dataran rendah pada ketinggian sekitar 1.800 2.000 mdpl, saat ini
banyak dijumpai di Jawa timur bagian barat (Magetan, Madiun), Ponorogo, Sunda, Bali, Medan,
Makasar, Halmahera, Sulawesi Tenggara, dan Ternate. Hasil penelitian potensi kacang gude
sebagai fitoestrogen yang potensial belum dilakukan. Tumbuhan kacang gude tidak sepopuler
kacang kedelai, bahkan masyarakat masih belum mengenal tumbuhan kacang gude.

Kacang gude sebagai salah satu Leguminoceae yang diduga mengandung senyawa isoflavon
perlu dilakukan sebuah analisis yang mendalam, sehingga kacang gude sebagai kacang lokal di
Indonesia dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan alam estrogenik. Penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk menguji potensi estrogenik kacang gude (Cajanus cajan) secara
preklinis, sehingga kacang gude dapat dikembangkan sebagai salah satu bahan alam yang
mampu menggantikan estrogen sintetis.

METODE PENELITIAN

Biji kacang gude jenis hitam diperoleh dari perkebunan kacang gude di wilayah Kabupaten
Ponorogo dan Kabupaten Madiun Jawa Timur yang telah dikeringkan. Biji kacang gude dikoleksi
dan dihaluskan dengan cara diblender di Laboratorium Biologi IKIP PGRI Madiun.

Analisis HPLC Genistein dan Daidzein:

Biji kacang gude dihaluskan dengan blender, kemudian dianalisis Analisis Isoflavon genistein dan
daidzein dilakukan dengan metode HPLC dengan spesifikasi: Shimadzu, system controller: SCL
10 AVP, solvent delivering unit LC 20 AT, Column oven CTO 10 ASVP, Detector SPD 20-A UV

744
Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

injection Column temperature 25 C, column C 185 m, Shimadzu 120 x 4,6 mm, Mobile phase
acetonitrile 20% in acetic acid 3%, Mobile phase method: Isocratic method, Flow rate: 0,8
ml/menit, volume 20 , running time 60 menit, wavelenght detector 261 nm. Metode penentuan
isoflavon genistein dan daidzein diadopsi dan dikembangkan dari Murphy (1980) dan Idridge
(1982).

Perlakuan Hewan Coba

Tikus putih betina Sprague Dawley umur 6-7 bulan diperoleh dari Animal Breeding Unit Blitar 24
ekor, bobot badan awal perlakuan 150-180 gram, dipelihara dalam laboratorium Biosains
o
Universitas Brawijaya. Pemeliharaan pada kandang kelompok dalam suhu ruang ( 27 C) dan
kelembaban relatif antara 50-60%, siklus pencahayaan 12 jam, perawatan rutin dengan
penggantian sekam dan pemberian pakan pelled susu A dengan komposisi terdiri dari air 12%,
protein kasar 16%, lemak kasar 3-7%, serat kasar 8%, abu 10%, kalsium 0,9%-1,2%, fosfor
0,6%-1% dengan bahan baku jagung kuning, wheat bran, SBM, tetes, palm olein, asam amino
esensial, mineral esensial, premix, dan vitamin. Hewan coba dikelompokkan dalam 3 kelompok
perlakuan. Kelompok I kontrol sejumlah 8 ekor; Kelompok II pemberian larutan biji kacang gude
1:1 sejumlah 8 ekor; Kelompok III pemberian larutan biji kacang gude 1:3 sejumlah 8 ekor.
Perlakuan hewan coba secara induksi langsung ke dalam lambung dengan menggunakan sonde
(gavage tube) larutan kacang gude satu kali sehari selama 36 hari. Pada hari ke-37 hewan coba
didislokasi, dibedah, selanjutnya diambil organ uterus dan tulang.

Pembuatan Preparat Histologis Pewarnaan HE

Meliputi tahap fiksasi, dehidrasi, cleaning, infiltrasi, embedding, pengirisan dan pewarnaan
berdasarkan prosedur pembuatan preparat histology (Spitalnik, 2015-2016) diamati dengan
mikroskop cahaya yang dihubungkan dengan dyno-eye dan komputer.

Analisis Data

Data yang diperoleh, yaitu data kadar genistein dan daidzein hasil uji HPLC dianalisis
berdasarkan hasil kromatogram, luas kurva sampel, dan waktu retensi. Data preparat jaringan
uterus dan tulang dianalisis terjadinya perubahan struktur jaringan berdasarkan hasil
pengamatan menggunakan mikroskop cahaya dan lensa optilab..

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biji kacang gude (Cajanus cajan) merupakan bahan alam dengan kandungan senyawa sangat
kompleks. Penelitian dilakukan untuk menganalisis (mengarakterisasi) senyawa estrogenik biji
745
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

kacang gude pada hewan coba tikus putih dengan memberikan perlakuan larutan biji kacang
gude.

Data Senyawa Genistein dan Daidzein Kacang Gude

Kandungan senyawa isoflavon (genistein dan daidzein) kacang gude yang telah dianalisis high
performance liquid chromatography (HPLC) menunjukkan kadar genistein dan daidzein masing-
masing sebesar 247,89828 dan 188,61309 . Hasil analisis HPLC terdapat pada Gambar
1.

Gambar 1. Analisis HPLC kacang gude dihasilkan kadar genistein 247,898 dan daidzein
188,613 . Penggunaan HPLC dengan spesifikasi: Shimadzu, injection volume
20 , running time 60 menit, wavelenght detector 261 nm, column temperature
25 C, column C 185 mobile phase acetonitrile 20% in
acetic acid 3%, Flow rate: 0,8 ml/menit

Hasil HPLC kromatografi dari Gambar 1 dapat dijelaskan seperti pada Tabel 1, berdasarkan
berat sampel, waktu retensi, dan luas kurva sampel.

Tabel 1. Hasil HPLC Kromatografi


Nama Berat sampel (g) RT (min) Luas kurva Hasil (g/g) Komponen
sampel sampel
Kacang gude 5,0003 37,875 83,28266 188,61309 Daidzein
5,0003 52,394 74,22387 247,89828 Genistein

Analisis HPLC menunjukkan bahwa kacang gude mengandung genistein 247,89828 g/g dan
daidzein 188,61309 g/g (Gambar 1). Genistein dan daidzein merupakan senyawa kelompok
isoflavon terdapat dalam kacang gude. Isoflavon, lignan, stilbens, koumestans sering disebut
sebagai fitoestrogen (Umland et al., 2000; Pilsakova et al., 2010) karena adanya struktur cincin
aromatik mirip hormon estrogen.Fitoestrogen mempunyai struktur kimia mirip 17 -estradiol
746
Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

sering disebut sebagai estrogen like molecules. Beberapa senyawa mirip estrogen adalah: 1)
isoflavonoid (genistein, daidzein, biochanin A, formononetin), 2) flavonoid (chrysin, apigenin,
naringenin, kaempferol, quercetin), 3) coumestans (coumestrol, 4-methoxycoumestrol), dan 4)
lignan (enterolactone, enterodiol, matairesinol, secoisolariciresinol-diglucoside), (Nilsson et al.,
2001; Pilsakova et al., 2010).

Senyawa isoflavon genistein dan daidzein diduga mampu berpotensi estrogenik, karena
mempunyai struktur kimia yang mirip dengan hormon estrogen serta dapat berikatan dengan
reseptor estrogen pada ER dan ER dalam sistem tubuh (Setchell dan Cassidy, 1999; Mense
et al., 2008). Senyawa fitoestrogen genistein dan daidzein mempunyai mekanisme menyerupai
estradiol sehingga mampu memberikan potensi pada sistem organ. Banyak penelitian telah
membuktikan bahwa senyawa-senyawa kelompok fitoestrogen mempunyai aktivitas estrogenik
(Bayer et al., 2001; Kalita dan Milligan, 2010; Pilsakova et al., 2010; Orhan et al., 2011; Kim dan
Park, 2012; Gaete et al., 2012).

Adanya kandungan senyawa isoflavon genistein dan daidzein biji kacang gude yang diberikan
kepada tikus putih dalam waktu 36 hari, maka kedua senyawa tersebut mampu memberikan
potensi pada organ uterus dan tulang mirip dengan potensi hormon estrogen. Uterus dan tulang
tikus putih mengalami perubahan struktur jaringan setelah diberi perlakuan larutan kacang gude
selama 36 hari (Gambar 2 dan 3).

A B C

Gambar 2. Struktur jaringan uterus tikus putih, pewarnaan HE, 100x

(A) Kontrol; (B) Perlakuan larutan biji kacang gude 1:1; (C) Perlakuan larutan biji kacang
gude 1:3 (A) Lapisan endometrium dengan kelenjar uterina, miometrium; (B) Lumen uterus
menyempit karenaproliferasi sel epitel, kelenjar uterina mengalami perkembangan,lapisan
endometrium dan miometrium terjadi proliferasi dan kornifikasi sel epitel sehingga tampak
memadat; (C) Lumen uterus lebar karena tidak terjadinya proliferasi sel epitel, kelenjar
uterina tidak banyak mengalami proliferasi, lapisan endometrium serta miometrium tidak
ekstensif

747
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

A B C

Gambar 3. Struktur jaringan tulang tikus putih, pewarnaan HE, 100x


(A) Kontrol; (B) Perlakuan larutan biji kacang gude 1:1; (C) Perlakuan larutan biji kacang
gude 1:3 (A) Jaringan tulang, tidak ada proliferasi osteoblast; (B) Osteoblast mengalami
proliferasi, dan pertambahan jaringan fibroblast; (C) Osteoblast mengalami proliferasi
meskipun tidak semuanya berproliferasi, ada beberapa osteoklast.

748
Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

Larutan biji kacang gude yang diberikan pada masing-masing tikus putih memberikan perubahan
terhadap struktur jaringan uterus dan tulang. Uterus tikus putih mengalami proliferasi kelenjar
uterina, proliferasi lapisan endometrium, dan proliferasi lapisan miometrium. Terjadinya proliferasi
pada masing-masing lapisan menyebabkan menyempitnya lumen uteri. Struktur jaringan tulang
tikus putih yang diberi larutan biji kacang gude menyebabkan proliferasi osteoblast. Osteoblast
merupakan bagian sel mesenkimal yang bertanggung jawab untuk pembentukan dan
perkembangan tulang. Adanya isoflavon larutan biji kacang gude dapat meningkatkan pengikatan
reseptor estrogen sehingga mampu meningkatkan densitas mineral (bone mineral density/BMD).
Pemberian equol 0,5 mg/hr secara sub kutan dapat menghambat kerapuhan tulang mencit
ovariektomi (Ishimi, 2010).

Isoflavon larutan biji kacang gude (genistein dan daidzein) yang diberikan pada tikus putih akan
mengalami absorbsi dan distribusi, tetapi ada juga yang mengalami retensi dalam jaringan.
Isoflavon yang terdapat dalam jaringan akan berikatan dengan reseptor estrogen (uterus dan
tulang), sehingga memberikan pengaruh mirip hormon estrogen. Hipotalamus akan
menyekresikan GnRH, yang akan merangsang pelepasan FSH dan LH. Adanya sekresi kedua
hormon estrogenik ini akan mempengaruhi proliferasi sel-sel epitel uterus. Fitoestrogen dalam
dosis tertentu menyebabkan peningkatan berat basah uterus (Owens et al., 2003). Isoflavon
dapat menghambat aktivitas enzim 5 reduktase dengan mengkatalisis pengubahan testosteron
menjadi 5 dihidrotestosteron dan aromatase P450yang memediasi pengubahan testosteron
menjadi estradiol (Adlercreutz et al., 1993; Brooks dan Thompson, 2005).

KESIMPULAN

Kandungan senyawa isoflavon (genistein dan daidzein) kacang gude masing-masing sebesar
247,89828 dan 188,61309 , yang dapat menimbulkan perubahan terhadap sruktur
jaringan uterus dan tulang dalam uji preklinis. Kacang gude berpotensi untuk dapat
dikembangkan sebagai estrogen alami.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kemenristek Dikti yang telah memberikan dana dalam
mendukung penelitian ini melalui hibah penelitian fundamental tahun 2016. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada bapak Mohammad Ariesandi dan bapak Johar Wahyudi yang telah
membantu pelaksanaan penelitian.

749
Proceeding Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

DAFTAR PUSTAKA

Adlercreutz, H., Bannwart C., Wahala, K., Makela, T., Brunow G., Hase, T., Arosemena, P.J.,
Kellis, J.T., Vickery, L.E. 1993. Inhibition of Human Aromatase by Mammalian Lignans and
Isoflavonoid Phytoestrogens. J. Steroid Biochem Mol Biol. 44:147-153.

An, J., Foster, T.C., Scharschmidt, T.C., Lomri, N., and Leitman, D.C. 2001. Estrogen Receptor
Beta Selective Transcriptional Activity and Recruitment of Regulators by Phytoestrogens. J
Biol Chem. 276:17808-17814.
Anupongsanugool, E., Teekachunhatean, S., Rojanasthien, N., Pongsatha, S., and Sangdee, C.
2005. Pharmacokinetics of Isoflavones, Daidzein and Genistein, After Ingestion of Soy
Beverage Compared with Soy Extract Capsules in Postmenopausal Thai women. BMC Clin
Pharmacol.5(2):1-10.

Bayer, T., Colnot, T., and Dekant, W. 2001. Deposition and Biotransformation of the Estrogenic
Isoflavone Daidzein in Rats. Toxicological Sciences. 62:205-211.

Brooks, J.D., and Thompson, L.U. 2005. Mammalian Lignans and Genistein Decrease the
Activities of Aromatase and 17 Betahydroxysteroid dehydrogenase in MCF-7 Cells. J.
Steroid Biochem Mol Biol. 94:461-467

Cavaliere, C., Cucci, F., Foglia, P., Guarino, C., Samperi, R., Lagana, A. 2007. Flavonoid Profile
in Soybeans by High Performance Liquid Chromatography/Tandem Mass Spectrometry.
Rapid Commun. Mass Spectrom, 21:2177-2187.

Gaete, L., Tchernitchin, A.N., Bustamante, R., Villena, J., Lemus, I., Gidekel, M., Cabrera, G.,
and Astorga, P. 2012. Daidzein-Estrogen Interaction in the Rat Uterus and Its Effect on
Human Breast Cancer Cell Growth. J. Med. Food. 15 (12):1081-1090.

Idridge, A.C. 1982. High Performance Liquid Chromatography Separation of Soybean Isoflavones
and Their Glucosides. J Chromatogr. 234:494-496.

Ishimi, Y. 2010. Dietary Equol and Bone Metabolism in Postmenopausal Japanese Women and
Osteoporotic Mice. J Nutr. 140:1373S-1376S.

Kalita, J. C., and Milligan, S.R. 2010. In Vitro Estrogenic Potency of Phytoestrogen Glycosides
and Some Plant Flavanoids. Indian J Sci Technol. 3(12):1142-1147.

Kim, S. H., and Park, M. J. 2012. Effects Phytoestrogen on Sexual Development. Korean J
Pediatr. 55(8):265-271.

Kurzer, M.S., and Xu, X. 1997. Dietary Phytoestrogen. Annu Rev Nutr. 17:353-381.

Mazur, W., and Adlercreutz, H. 2000. Overview of Naturaly Occuring Endocrineactive Substances
in the Human Diet in Ralation to Human Health. Nutrition. 16:654-658.

Mense, S.M., Hei, T.K., Ganju, R.K., and Bhat, H.K. 2008. Phytoestrogens and Breast Cancer
Prevention: Possible Mechanism of Action. J. Environ. Health. Perspect. 116:426-433.

Murphy, P.A. 1980. Separation of Genistin, Daidzin, and Their Aglycones and Coumestrol by
Gradient High Performance Liquid Chromatography. J Chromatogr. 211:166-169

Nilsson, S., Makela, S., Treuter, E., Tujague, M., Thomsen, J., Andersson, G., Enmark, E.,
Pettersson, K., Warner, M., and Gustafsson, J. 2001. Mechanism of Estrogen Action.

750
Seminar Nasional Biodiversitas VI, Surabaya 3 September 2016

Physiological Reviews. (Online), 81(4):1535-1565, (www.prv.org), diakses 24 Oktober


2012.

Setchell, K.D.R., and Cassidy, A. 1999. Dietary Isoflavones: Biological Effects and Relevance to
Human Health. J Nutr. 129.758S-767S.

Spitalnik, P.F. 2015-2016. Histology Laboratory Manual 2015-2016. College of Physicians and
Surgeons Columbia University.

Orhan, I, E.,Tosun, F., Tamer, U., Duran, A., Alan, B., and Kok, A.F. 2011. Quantification of
Genistein and Daidzein in Two Endemic Genista species and Their Antioxidant Activity. J
Serb Chem Soc. 76(1):35-42.

Owens, William, Ashby, J., Odum, J., and Onyon, L. 2003. The OECD Program to Validate the
Rat Uterotrophic Bioassay. Phase 2: Dietary Phytoestrogen Analyses. Enviromental
Health Perspectives. 111(12):1559-1567.

Pilsakova, L., Riecansky, I., and Jagla, F. 2010. The Physiological Actions of Isoflavone
Phytoestrogens. Physiol.Res. (Online), 59:651-664, www.biomed,cas.cz, diakses 16 Juli
2013.

Primiani, C.N. 2015. Pemanfaatan Bahan Alam Lokal Bengkuang (Pachyrhizus erosus) dan
Alpukat (Persea Americana mill) Terhadap Struktur Jaringan Hati dan Ginjal Tikus Putih.
Prosiding Seminar Nasional Biologi Magister Biologi, Fakultas Sains dan Matematika,
Universitas Diponegoro, 6 Agustus 2015. ISBN 9786021480816

Umland, E.M., Cauffield, J., Kirk, J., and Thomason, T.E. 2000. Phytoestrogens as Therapeutic
Alternatives to Traditional Hormone Replacement in Postmenopausal Women.
Pharmacotherapy.20(8):981-990.

Yoo, H.H., Kim, T., Ahn, S., Kim, Y.J., Kim, H.Y., Piao, X.L., and Park, J.H. 2005. Evaluation of
the Estrogenic Activity of Leguminosae Plants. Biol. Pharm. Bull. 28(3):538-540.

751

Anda mungkin juga menyukai