BAB 2
DAN
TUMBUHAN DICOTYLEDONEAE
1. Nama Percobaan :
Mengamati struktur anatomi tumbuhan monocotyledoneae dan
tumbuhan dicotiledoneae
2. Tujuan :
Mengidentifikasi jaringan penyusun daun,akar,batang
Monocotyledoneae.
Mengidentifikasi jaringan penyusun daun Dicotyledoneae.
Membedakan struktur anatomi tumbuhan Monocotyledoneae dan
Dicotyledoneae.
3. Alat / Bahan yang digunakan :
Alat :
Mikroskop
Gelas Benda
Gelas Penutup
Silet
Pipet tetes
Bahan :
Daun beringin ( Ficus benjamina )
Tumbuhan jagung ( Zea mays )
Tumbuhan kacang tanah ( Arachis hypogaea )
Air
4. Langkah – langkah :
Mengamati struktur anatomi tumbuhan jagung :
Membuat sayatan tipis dari daun atas dan bawah jagung
menggunakan silet dengan arah melintang.
Membuat irisan melingkar pada batang tumbuhan jagung
menggunakan silet.
Membuat irisan melingkar pada akar tumbuhan jagung
menggunakan silet.
Meneteskan air pada gelas benda dan meletakkan sayatan
daun, irisan batang, dan irisan akar tumbuhan jagung .
Menutup preparat menggunakan gelas penutup.
Mengamati preparat menggunakan mikroskop.
Menggambar / memfoto hasil pengamatan.
Mengamati struktur anatomi daun beringin :
Membuat sayatan tipis dari daun beringin bagian atas dan
bagian bawah menggunakan silet dengan arah melintang.
Meneteskan air pada gelas benda dan meletakkan sayatan
daun beringin diatasnya.
Menutup preparat menggunakan gelas penutup.
Mengamati preparat menggunakan mikroskop.
Menggambar / memfoto hasil pengamatan.
Bagian batang :
Kacang tanah
Bagian akar:
Bagian batang:
Perbesaran 4x Perbesaran 10x Perbesaran 40x
Bagian daun :
Daun bagian atas
Daun beringin
Bagian daun atas :
Daun beringin :
Jaringan penyusun daun
Bentuk daun umumnya tipis, datar, diperkuat oleh tulang daun, dan
memiliki permukaan luas untuk menerima cahaya. Daun berfungsi
untuk transpirasi dan menangkap cahaya untuk fotosintesis. Pasa
tumbuhan dicotyledoneae daun terdiri atas tangkai (petiola) dan
helai daun (lamina). Sedangkan monocotyledoneae tingkat
bertangkai, langsung melekat pada batang. Jaringan penyusun daun
meliputi, epidermis, mesofil(parenkim), dan berkas pengangkut.
Epidermis daun terdapat dipermukaan atas dan dipermukaan bawah
dan umunya terdiri atas selapis sel.
Tumbuhan ficus dan piper mempunyai beberapa lapis sel epidermis.
Sel-selnya berdinding tebal dan pada bagian yang menghadap keluar
dilapisi kutikula. Kadang-kadang pada permukaan daun dapat
dijumpai lapisan lilin atau trikoma untuk membatasi penguapan air
yang terlalu besar.
Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yaitu celah yang
dibatasi oleh sel penutup. Stomata berfungsi sebagai tempat keluar
masuknya udara dan menghubungkan ruang-ruang antar sel didalam
jaringan parenkim dengan atmosfer. Pada tumbuhan darat, stomata
terdapat dipermukaan bawah daun. Adapun pada tumbuhan air yang
terapung, stomata terdapat pada permukaan atas daun. Mesofil
tersusun atas jaringan palisade dan jaringan spons atau bunga
karang.
Jaringan palisade terdiri atas sel-sel panjang yang tersusun rapat
secara vertikal. Sel-sel tersebut kaya akan kloropas yang didalamnya
terdapat klorofil. Jaringan ini terdapat dibagian bawah lapisan
epidermis atas.Jaringan spons (bunga karang) terdiri atas sel-sel yang
bentuk dan susunannya tidak teratur,mengandung klorofil relatif
sedikit dan banyak terdapat ruang-ruang udara sel-sel palisade dan
spons disebut sel fotosentrik karena berperan dalam fotosintesis.
Berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem,terdapat pada tulang
daun.Fungsi tulang daun tidak hanya sebagai penguat dan pemberi
bentuk helai daun,tetapi merupakan sistem transpor yang
berhubungan dengan sistem pembuluh pada bagian lain
tumbuhan.Sel-sel xilem mengalirkan air dan mineral,sedangkan sel-
sel floem mengedarkan zat-zat organik hasil fotosintesis.Pada
tumbuhan Dicotyledoneae cabang-cabang halus tulang daun
menyebar hampir diseluruh bagian daun.Tulang daun yang paling
besar terletak dipusat helai daun,berlanjut ke tangkai daun dan
bergabung dengan sistem pembuluh batang.Pada kebanyakan
tumbuhan Monocotyledoneae tulang daun meluas secara pararel
pada helai daun.