Disusun oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
2020
A. PENGERTIAN PDA (Patent Duktus Arteriosus)
Patent Duktus Arteriosus (PDA) merupakan suatu keadaan menetapnya pembuluh darah
yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonalis. Secara fisiologi, konstriksi awal dari
duktus arteriosus terjadi pada 10-15 jam pertama kehidupan, lalu terjadi penutupan duktus
arteriosus secara fungsional setelah 72 jam postnatal. Kegagalan penutupan duktus
arteriosus ini disebut sebagai duktus arteriosus paten (DAP) (Ontoseno, 2018). Pada bayi
dengan DAP, terjadi pirau kiri ke kanan (left to right shunt), dimana aliran darah mengalir
dari aorta ke arteri pulmonalis, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 (Philips, 2013).
Tekanan darah di aorta lebih tinggi dibandingkan di arteri pulmonalis, sehingga terjadi
aliran darah secara kontinyu, baik fase sistolik maupun diastolik. Kondisi ini
mengakibatkan aliran darah yang berlebih ke paru-paru, dilatasi atrium kiri, dan hipertrofi
ventrikel kiri. Fenomena ini dikenal sebagai ductal steal phenomenon
(Hamrick,Hansmann, 2010).
Klasifikasi PDA ditentukan berdasarkan perubahan anatomi jantung bagian kiri, tahanan
arteri pulmonal, saturasi oksigen, dan perbandingan perbandingan sirkulasi pulmonal dan
sistemik.
a. Tingkat I
Umumnya pasien PDA tingkat I tidak bergejala. Pertumbuhan dan perkembangan
fisik berlangsung dengan baik. Pada pemeriksaan EKG dan foto polos dada tidak
ditemukan pembesaran jantung.
b. Tingkat II
Pasien sering menderita infeksi saluran napas, tetapi pertumbuhan fisik masih sesuai
dengan umur. Peningkatan aliran darah ke sirkulasi pulmonal dapat terjadi sehingga
timbul hipertensi pulmonal ringan. Umumnya pada pasien yang tidak tertangani
dengan baik pada tingkat ini PDA akan berkembang menjadi tahap III atau IV.
c. Tingkat III
Infeksi saluran napas makin sering terjadi. Pertumbuhan anak biasanya terlambat;
pada pemeriksaan, anak tampak kecil tidak sesuai umur dengan gejala-gejala gagal
jantung. Nadi memiliki amplitudo yang lebar. Jika melakukan aktivitas, pasien akan
mengalami sesak napas yang disertai dengan sianosis ringan. Pada pasien dengan
duktus berukuran besar, gagal jantung dapat terjadi pada minggu pertama kehidupan.
Pada foto polos dada dan EKG ditemukan hipertrofi ventrikel kiri dan atrium kiri
serta hipertrofi ventrikel kanan ringan. Suara bising jantung dapat didengar di antara
sela iga 3 dan 4.
d. Tingkat IV
Keluhan sesak napas dan sianosis semakin nyata. Tahanan sirkulasi paru lebih tinggi
daripada tahanan sistemik sehingga aliran darah di duktus berbalik dari kanan ke kiri.
Foto polos dada dan EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri, atrium kiri, dan
ventrikel kanan. Kondisi pasin ini disebut sindrom Eisenmenger.
a) Faktor prenatal
Prematuritas
Problem klinis lebih sering terjadi pada bayi premature dibandingkan dengan bayi
normal. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi
sistem,membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah
penyakit. Pada bayi lahir premature ,duktus tidak menutup atau hanya menurup
sebagian. Hal ini terjadi karena tidak adanya sensor oksigen yang normal pada
otot duktus atau karena kelemahan pada otot duktus.
Manifestasi klinis PDA pada bayi premature sering disamarkan oleh masalah-masalah
lain yang berhubungan dengan premature (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-
tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4-6 jam sesudah lahir. Bayi
dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukam tanda-tanda gagal jantung kongeisf (CHF)
Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.
Marchinery murmur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata
terdengar ditepi sternum kiri atas).
Tekanan nadi besar (water hammer pulses) atau nadi menonjol, tekanan nadi
meningkatan (lebih dari 25 mmHg).
Takikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.
Resiko endocarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
Infeksi saluran nafas berulang, mudah Lelah.
Apnea
Takipnea
Nasal faring
Hipoksemia
Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
Color Doopler adalah modalitas yang sangat sensitif untuk mendeteksi adanya
PDA dengan ditemukannya pirau melalui duktus. Dengan ekokardiografi 2
dimensi,pemeriksaan Color Doppler pada duktus yang kecil menunjukkan aliran
turbulen sebagai jet mosaic yang secara retrograde masuk ke arteri pulmonalis dari
arah posterolateral. Bahkan pda yang sangat kecil pun bisa dideteksi dengan sinyal
color flow dopler.
Color Doppler dapat digunakan untuk menilai ukuran DPA dan bermanfaat
untuk mengelompokkan PDA sebagai kecil ,sedang,atau besar.
Fitur Pirau kecil kiri ke Pirau sedang kiri Pirau besar kiri ke
ekokardiografi kanan ke kanan kanan
Ukuran duktus <1,5 mm 1,5-2,0 m >2 mm
berdasarkan color
LA :Ao ratio >1,4:1 1,4:1-1,6:1 >1,6:1
Aliran diastolic Kebanyakn Zero/modest Reversal
pada aorta anterograde reversal sepanjang fase
desenden diastolik
Antegrade peak <30 cm/s 30-50 cm/s >50 cm/s
diastolic flow
velocity in LPA
Tabel 1. Klasifikasi ukuran PDA berdasarkan parameter pengukuran
ekokardiografi
Keterbatasan metode ini adalah lebar dari color jet dapat berubah karena
pengaturan warna pada mesin ekokardiografi. Studi Doppler dengan meletakkan
sample volume duktus bagian pulmonal dapat membantu untuk menilai pola pirau :
dominan pirau kanan ke kiri ,pirau dua arah dan dominasi arah pirau kiri ke kanan
tanpa adanya pirau dari kanan ke kiri.
Pada pasien yang lebih tus seringkali PDA sulit divisualisasikan dengan TTE.
Trans Esofageal Echicardiografi (TEE),terutama multiplane TEE lebih sensitif dan
memiliki nilai diagnostic superior dan mendeteksi duktus,menilai rasio aliran
paru/sistemik dan rasio resistensi vaskular paru dan juga vegetasi jika terjadi IE.
Selain itu,TEE dapat mengevaluasi hasil penutupan bedah atau perkutan secara lebih
baik.
Terdapat beberapa jenis terapi untuk menangani kasus-kasus pada penyakit PDA,yaitu
terapi medikamentosa ,terapi bedah dan penutupan secara transkateter.
3. Penutupan PDA secara transkateter merupakan standar bagi penanganan bagi banyak
kasus dan penutupan PDA diindikasian terhadap semua pasien dengan tanda volume
ventrikel kiri yang terlalu penuh. Pada kasus PDA pirau kiri ke kanan dengan
hipertensi pulmonal berat, penutupan dapat dilakukan dengan kondisi khusus. Coil
dan ADO merupakan alat penutupan PDA secara transkateter yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia
Patent Ductus Arteriosus yang kecil mungkin tidak akan menyebabkan komplikasi.
Namun, bila PDA yang terjadi cukup besar dan tidak diobati, maka dapat mengakibatkan
komplikasi seperti:
Terlalu banyak darah yang bersikulasi melalui arteri utama jantung melewati patent
ductus arteriosus dapat menyebabkan hipertensi paru, yang dapat mengakibatkan
kerusakan paru-paru permanen. PDA yang berukuran besar dapat menyebabkan
sindrom Eisenmenger, yaitu jenis hipertensi paru yang tidak dapat disembuhkan.
Gagal Jantung.
Patent ductus arteriosus pada akhirnya dapat menyebabkan jantung membesar dan
melemah, sehingga mengakibatkan gagal jantung, yaitu suatu kondisi kronis di mana
jantung tidak dapat memompa secara efektif.
Orang yang memiliki masalah jantung struktural, seperti patent ductus arteriosus yang
berisiko lebih tinggi mengalami peradangan selaput jantung (endokarditis menular)
daripada orang yang memiliki organ hati yang sehat.
C. Intervensi Keperawatan
Betz Lynn, dkk. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri ed 5 .Jakarta EGC
Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih bahasa : Agus Sutarna, Neti.
Juniarti, H.Y. Kuncoro. Editor edisi bahasa Indonesia : Egi Komara Yudha [et al.].
Edisi 6. Jakarta : EGC