Anda di halaman 1dari 6

Rizq Aly Afif

1181002057

Tugas 1
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

Jawab 8 pertanyaan di bawah ini berdasarkan artikel profil usaha PT Bank Rakyat Indonesia
yang dapat diakses melalui situs: bri.co.id
1. Jasa perbankan utama apa yang ditawarkan oleh Perusahaan?

2. Pihak-pihak mana saja yang berkepentingan dengan bisnis Bank BRI?

3. Kepentingan apa yang menjadi concern pihak-pihak tersebut pada soal nomor 2?

4. Identifikasikan faktor internal apa saja yang merupakan kekuatan perusahaan.

5. Identifikasikan faktor internal apa saja yang merupakan kelemahan perusahaan.

6. Identifikasikan faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi usaha bank secara positif.

7. Identifikasikan faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi usaha bank secara negative.

8. Bagaimana prospek bisnis Bank BRI?


Jawab:
1. jenis jasa yang bisa ditawarkan oleh Bank BRI Indonesia ini yaitu:
 Jasa bisnis:
Ada dua jenis jasa bisnis yang ditawarkan oleh Bank BRI ini yaitu jasa bank
garansi dan juga jasa bank kliring. Jasa bank garansi merupakan jenis yang
ditawarkan untuk pemilik proyek agar dapat mendapatkan melaksanakan kontrak
yang telah disepakatinya. Lalu bank kliring yang merupakan jasa untuk dapat
menyelesaikan masalah surat berharga dengan transaksi kliring.
 Jasa keuangan:
Jenis jasa Bank BRI Indonesia yang bisa dinikmati oleh nasabah adalah jasa
keuangan dengan beberapa jenisnya seperti: Bill payment, Transfer, Jasa setoran,
dan jasa transaksi online
 Jasa Kelembagaan:
Jenis jasa selanjutnya yang bisa dipilih adalah jasa kelembagaan yang bisa untuk
memilih beberapa jenis jasa. Dari SPP online dan cash management system BRI
 Jasa E-Banking:
Adalah jasa yang bisa dipilih bagi Anda yang ingin mengakses rekening dan
melakukan berbagai transaksi dengan lebih mudah
 Jasa Treasury:
Jenis jasa yang ditawarkan oleh Bank BRI Indonesia ini adalah treasury dengan
beberapa jasa seperti foreign exchange, produk derivatid, money market, fixed
income

2. Pihak-pihak berkepentingan bank BRI:


 Investor
 Pemerintah
 Nasabah
 Karyawan
 Masyarakat

3. Kepentingan apa yang menjadi concern pihak-pihak


Berdasarkan tabel di atas maka didapat bobot yang tertinggi yaitu pada stakeholder
nasabah dengan nilai 0,344. Dari hasil pembobotan tersebut, diperoleh nilai inconsistency
ratio sebesar 0,073, dimana nilai tersebut ˂ 0.1 yang berarti bahwa pada perbandingan
berpasangan yang telah dilakukan tidak terjadi ketidak – konsistenan. Stakeholder nasabah
memiliki bobot tertinggi yang mengindikasikan pihak PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk.
4. Faktor internal yang menjadi kekuatan Bank BRI:
 Sebagai bank milik pemerintah yang berperan mewujudkan visi pemerintahdalam
membangun ekonomi kerakyatan.
 Status badan hokum berupa persero(PT ) berdasarkan UU perbankan danfocus
bisnis pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) BRI telahmenginsiprasi
berbagai pihak untuk lebih mendayagunakan sektor UKMsebagai tulang punggung
perekonomian Indonesia.
 Ada komitemen yang kuat dari komisarios dan direksi untuk menerapkanGood
Corporate Government (GCG) pada setiap kegiatan usaha BRI
denganmembangun pemahaman , keperdulian dan
komitmen semua organperusahaan dan seluruh jajarannya.
 BRI Go public dan pemerintah melepas 30 % kepemilikan sahannya
kepadapublic.dengan komposisi saham public mencapai 43 %. Saham bri
aktifdiperdagangkan dipasar modal. Kini, BRI semakin kokoh berdir I
ditengahperekonomian Indonesia dar I desa sampai kota.
 Nama BRI yang sudah sangat dikenal.
 Hubungan baik dengan lembaga keuangan internasional dan otoritasmoneter.
 Total investasi tehnologi informasi BRI sebesar 100 juta US Dollar pertahun.
 Divisi R&D yang selalu inovatif.

5. Faktor internal yang menjadi kelemahan Bank BRI:


 Koordinasi yang belum berjalan dengan baik dari kantor pusat hingga unitterkecil.
 Dukungan yang belum memadai dikarenakan alur birokrasi yang panjang.
 Tingkat keterampilan karyawan yang rata rata rendah.
 Jumlah karyawan yang terlalu besar.
 Minimnya biaya promosi.
 Kurangnya pemetaan potensi pensusuk uang dijadikan sarasan pemasarankredit.
 Kwalitas pelayanan kepada nasabah masih rendah.
 Lemahnya fungsi control mengenai pengadaan barang IT di tubuh BRI.
 Kurangnya kesadaran peremajaan peralatan IT

6. Faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi usaha bank secara positif.
 Keluarnya kebijaksanaan pemerintah untuk menyalurkan kredit kecil mikro.
 Masyarakat mulai “bank minded”
 Tingkat pertumbuhan ekonomi yang mulai meningkat.
 Jaminanan keamanan dalam hal perbankan oleh pemerintah.
 BRI memiliki lebih dari 5000 kantor yang berada diseluruh Indonesia ,baik dikota
kota besar maupun dikota kota kjecil mahkan didaerahpedesaan.

7. Faktor eksternal yang mempengaruhi usaha bank secara negative


 Serangan pasif terhadap jaringan komunikasi dan data.
 Adanya deregulasi pernbankan sehingga memudahkan persyaratanpendirikan
bank yang dapat menjadikan competitor BRI.
 Bank non pemerintah yang terus mengembangkan pengelolaan produkdan
aktivitas baru, yang di tunjang dengan penerapan IT yang memadaiyang
berorientasi pada kepentingan nasabah.
 Bank Pembangunan Daerah yang terus berkembang sejalan dengananatomi
daerah yang memmebrikan kemudahan kemudahan bagi usahamikro
dengan suku bunga yang relative rendah.
 Ancaman likuiditas yang masih cukup tinggi.
 Krisis ekonomi global.
 Tingkat kepuasan pelayanann kepada nasabah yang masih rendah.
 Peluncuran produk yang sama dari competitor.
 Iklan dan promosi besar-besaran dari para pesaing. 
 Berkembangnya Pasar Modal.

8. Prospek bisnis bank BRI


Trend harga saham yang bagus didukung oleh kinerja Bank BRI yang solid selama 10
tahun terakhir (2009 – 2019), yaitu:

 Aset BRI meningkat 300%+ menjadi 1,414 T dari 317 T


 Ekuitas BRI melonjak 670% menjadi 208 T dari 27 T
 Profit melompat 380% menjadi 34 T dari 7 T.

Namun dalam laporan kuartal I 2020, Bank BRI mencatatkan laba Rp 8 T periode Jan –
Mar 2020, jumlah laba yang sama dengan periode kuartal I 2019. Meskipun mencetak
laba, tetapi sejumlah indikator keuangan mulai menunjukkan efek negatif Covid-19. Lalu
berikut ada pembahasan tentang bank BRI:

1. Pertumbuhan Kredit
Kredit adalah jantung bisnis perbankan. Jika tidak memberikan kredit, bank tidak
bisa mencetak keuntungan karena bunga harus dihasilkan dari kredit yang diberikan.
Oleh karena itu, salah satu indikator paling utama pertumbuhan bisnis bank adalah
pertumbuhan kredit.

Bank BRI mencatat kenaikan penyaluran kredit 10% (884 T vs 808 T) akhir
kuartal I 2020 dibandingkan periode yang sama 2019. Pertumbuhan kredit 10% cukup
bagus mengingat pertumbuhan ini lebih tinggi dari industri perbankan nasional dan
karena aset BRI yang sangat besar tidak mudah memicu pertumbuhan kredit diatas
industri.

Kredit ke segmen usaha mikro menjadi penopang utama pertumbuhan BRI


dengan kontribusi yang mkeningkat menjadi 36% dari 35% dalam total kredit. Hal ini
sejalan dengan yang disampaikan Dirut BRI bahwa target kontribusi usaha mikro adalah
40% dari total penyaluran kredit.

Namun, meskipun pertumbuhan kredit meningkat dari tahun ke tahun (year on


year), muncul indikasi perlambatan. Penyaluran kredit BRI di akhir 2019 adalah 859 T,
hanya naik 3% menjadi 884 T di akhir Maret 2020. Meskipun masih meningkat, tapi laju
kenaikannya menunjukkan perlambatan.

Kita masih harus melihat pertumbuhan kredit di kuartal II 2020. Tapi, dugaan
saya, akibat Corona-19, laju kredit akan negatif di kuartal II 2020, yang berarti total
penyaluran kredit akan menurun dan implikasi pendapatan bunga akan ikut turun.

2) Pendanaan LDR
Kredit, yang merupakan jantung perbankan, akan bisa tumbuh dengan baik jika
didukung pendanaan yang mencukupi. Tanpa adanya simpanan masyarakat, dana pihak
ketiga, bank tidak punya uang untuk menyalurkan pinjaman.

Untuk mengukur ketersediaan pendanaan, indikatornya adalah Loan Deposit Ratio


(LDR) – perbandingkan kredit dengan simpanan. LDR BRI di Maret 2020 adalah 90%
tidak banyak berubah dibandingkan tahun 2019. Itu artinya, BRI punya sumber
pendanaan yang memadai untuk bisa memenuhi kebutuhan kredit, bahkan masih ada
ruang untuk kredit BRI tumbuh lebih tinggi lagi karena masih ada simpanan yang belum
diberikan pinjaman.

3) Net Interest Margin (NIM)


Apakah BRI mendapatkan margin yang menguntungkan dari setiap pinjaman
yang diberikan ? Untuk mengukur margin bunga, kita perlu melihat NIM (Net Interest
Margin) – selisih antara bunga kredit dan bunga simpanan (cost of fund). NIM BRI
terakhir adalah 6.66% sedikit menurun dari 6.88% di kuartal I 2019.
Meskipun masih termasuk NIM tertinggi di antara bank sekelasnya, namun trend
NIM di BRI menunjukkan penurunan sejak 4 atau 5 tahun belakangan yang sebelumnya
NIM masih di angka 7% – 8%. Jika melihat lebih dalam, kita bisa menghitung bahwa
cost of fund BRI sebenarnya cukup stabil dan bahkan menurun di akhir Maret 2020
dibandingkan tahun lalu. Tampaknya bunga kredit BRI yang menurun lebih dalam
membuat margin bunga bersih menjadi turun meskipun biaya dari bunga simpanan turun.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan Jokowi memang sedang gencar-


gencarnya meminta perbankan, khususnya bank BUMN, untuk menurunkan bunga kredit
pinjaman. Mungkin hal ini menjadi salah satu alasan kenapa bunga kredit menurun.

4) Non Performing Loan (NPL)


Bank harus bisa memastikan bahwa pinjaman yang disalurkan dibayar oleh
peminjam. Jika pinjaman gagal bayar, hal itu menjadi kerugian buat bank.Di tengah
pandemi Covid-19, pertanyaan soal tingkat gagal bayar menjadi hal yang semua orang
ingin tahu.Karena akibat covid-19, aktivitas perekonomian praktis berhenti dan
kemampuan debitur untuk mengembalikan pinjaman pasti terpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai