Anda di halaman 1dari 2

Contoh Replikasi

Fenomena di atas membuktikan bahwa masih banyak perusahaan di Indonesia yang masih
melakukan praktik voluntary auditor switching. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian terkait
faktor-faktor yang memengaruhi adanya voluntary auditor switching di antaranya oleh Aprillia
(2013), Astrini dan Muid (2013), Wea dan Murdiawati (2015), Mahindrayogi dan Suputra (2016),
Manto dan Manda (2018). Penelitian yang dilakukan sebelumnya membuktikan beberapa
Universitas Bakrie 6 faktor penyebab terjadinya voluntary auditor switching memiliki hasil akhir
penelitian yang berbeda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain.

Penelitian pertama dilakukan oleh Aprillia (2013). Penelitian tersebut menggunakan faktor
pergantian manajemen, kepemilikan publik, financial distress dan ukuran KAP. Penelitian tersebut
menggunakan populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hasil
penelitian membuktikan bahwa hanya variabel ukuran KAP yang memiliki pengaruh terhadap
auditor switching, sedangkan variabel pergantian manajemen, kepemilikan publik, dan financial
distress tidak memiliki pengaruh terhadap auditor switching.

Pada tahun yang sama penelitian dilakukan oleh Astrini dan Muid (2013). Penelitian tersebut
menggunakan faktor reputasi auditor, pergantian manajemen, financial distress, opini akuntan dan
audit tenure. Penelitian tersebut menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2009-2012. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa audit tenure memiliki pengaruh
terhadap auditor switching secara voluntary, sedangkan variabel reputasi KAP, pergantian
manajemen, financial distress dan opini akuntan tidak berpengaruh terhadap auditor switching
secara voluntary.

Pada tahun selanjutnya, penelitian mengenai voluntary auditor switching dilakukan oleh
Wea dan Murdiawati (2015). Penelitian tersebut menggunakan faktor pergantian manajemen,
financial distress, ukuran KAP, presentase perubahan ROA, ukuran klien, dan opini audit. Penelitian
tersebut menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014.
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pergantian manajemen, financial distress, ukuran
klien dan ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary, sedangkan ukuran
KAP, presentase perubahan ROA dan opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching
secara voluntary

Pada tahun berikutnya, penelitian dilakukan oleh Mahindrayogi dan Suputra (2016).
Penelitian tersebut menggunakan faktor kepemilikan publik, pertumbuhan perusahaan, opini going
concern dan kesulitan keuangan. Penelitian tersebut menggunakan populasi perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013. Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa Universitas Bakrie 7 kepemilikan publik, pertumbuhan perusahaan, opini going
concern dan kesulitan keuangan berpengaruh terhadap voluntary auditor switching

Pada tahun selanjutnya, penelitian mengenai voluntary auditor switching dilakukan oleh
Manto dan Manda (2018). Penelitian tersebut menggunakan faktor financial distress, pergantian
manajemen dan ukuran KAP. Penelitian tersebut menggunakan populasi dari sub sektor real estate
and property yang terdaftar di BEI tahun 2011-2016. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa
financial distress, pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching.
Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian Aprillia (2013) yang berjudul Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching dengan menggunakan variabel pergantian
manajemen, kepemilikan publik, financial distress dan ukuran KAP. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya dengan menambahkan variabel independen berupa audit tenure.
Penambahan variabel audit tenure dipilih berdasarkan aturan yang ditetapkan pemerintah dalam
pasal Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (PJOK) Nomor 13 tahun 2017 terkait masa perikatan auditor.
Pembatasan masa perikatan tersebut dilakukan agar auditor tidak memiliki keterikatan yang terlalu
lama dan berdampak pada menurunnya independensi yang dimiliki auditor. Astrini dan Muid (2013)
menyebut hal tersebut sebagai “hubungan kenyamanan” antara perusahaan klien dengan auditor.
Selain itu, Shockley (1981) dalam Astrini dan Muid (2013) menyatakan bahwa lamanya masa
perikatan antara auditor dan perusahaan klien lebih dari lima tahun telah dianggap terlalu lama
sehingga kemungkinan mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap independensi auditor
dalam memberikan opini terhadap laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, diduga audit
tenure berpengaruh terhadap auditor switching. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis
bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pergantian Manajemen, Kepemilikan
Publik, Financial Distress, Ukuran KAP, dan Audit Tenure terhadap Voluntary Auditor Switching”.

Anda mungkin juga menyukai